satunya planet yang sangat istimewa karena memiliki ciri khas yang
berbeda dengan planet-planet lain. Bumi memiliki bentuk yang sangat
mirip dengan bulat pepat atau sebuah bulatan yang tertekan ceper pada
orientasi
kutub-kutub
yang
menyababkan
buncitan
pada
bagian
a.
Struktur
Interior
Bumi
masa bumi.
2.883 km.
Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat dengan inti dan 3.3 gr/cc
didekat kerak bumi. Pada wilayah selubung bagian atas akan mulai
terbentuk intrusi magma yang diakibatkan oleh batuan yang menyusup
dan meleleh.
c. Inti Bumi
Inti bumi atau core yang terdiri dari material cair, dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang
terdapat pada kedalaman 2900 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas
Astenosfer sendiri tersusun dari batuan yang meleleh akibat panas dan
c.
kepadatannya rendah.
Mesospher
Mesospher merupakan mantel bagian bawah dan paling tebal
dengan ketebalan sekitar 2550 km. Mesosfer ini bersifat padat, tekanan
tinggi, rigid, dan britlel.
d. Outer core
Outer core atau inti bumi bagian luar bersifat liquid dan memiliki
ketebalan sekitar 2200 km. Karena bumi berotasi pada porosnya, inti
bumi bagian luar juga berputar dan menghasilkan medan magnetik
bumi. Bayangkan air yang ikut terputar di dalam gelas yang berputar
pada sumbunya. Outer core bersifat liquid dan mengandung besi cair
yang suhunya mencapai 2.200o C.
e. Inner Core
Inner core atau inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2 700 km. Inti dalam terdiri atas nikel dan besi
yang suhu nya mencapai 4.500o C. Inti Dalam (Inner Core), walaupun
bersuhu ekstrim tetapi berupa fase padat yang disebabkan oleh tekanan
yang sangat tinggi. Berada di kedalaman 5150-6360 km dan juga kaya
akan unsur besi dan nikel.
Teori Tektonik Lempeng pertama kali dicetuskan oleh dua orang ahli
Geofisika dari Inggris, McKenzie dan Robert L. Parker. Mereka mengemukakan
teori ini pada tahun 1967 setelah menyempurnakan teori-teori yang ditemuknan
ahli-ahli sebelumnya. Salah satunya adalah Teori Uniformitas dari Charless Lyell
yang dikemukakannya pada 1830. Teori ini menerangkan bahwa permukaan bumi
tidak mengalami perubahan secara lempeng, tetapi hanya mengalami perubahan
pada permukaannya karena proses-proses klimatologis seperti hujan, angin, atau
perubahan suhu. Kemunculan teori ini berawal dari Teori Apung Benua
(Continental Drift ) yang dikemukakan oleh Meteorologis Alfred Wegener pada
tahun 1912 dalam bukunya, The Origins of Continents and Oceans , yang
menyatakan bahwa dahulu seluruh benua yang ada sekarang saling menempel dan
membentuk suatu benua besar yang oleh Wegener disebut Pangea. Pangea
kemudian pecah dan pecahannya merambat ke posisi seperti yang ada sekarang.
Rambatan tersebut membentuk palung-palung besar yang membentuk samudrasamudra yang ada sekarang. Teori yang mendukung Teori Tektonik Lempeng
yang selanjutnya adalah Teori Arus Konveksi (Convection Current Theory ) yang
dikemukakan oleh Vening Meinesz-Hery Hess. Teori ini menerangkan bahwa
perpecahan benua dan pergerakan lempeng litosfer bumi diakibatkan oleh
pergerakan yang dipicu oleh adanya arus konveksi yang berasal dari dalam
astenosfer bumi. Arus tersebut muncul karena adanya peluruhan unsur radioakif
Uranium menjadi Timbal yang menghasilkan energi,
gradien geotermis,
serangan benda asing, dan simpanan panas pada saat bumi terbentuk. Teori ketiga
yang mendukung kemunculan Teori Tektonik Lempeng adalah teori Sea Floor
Growth (1963). Teori ini adalah teori yang menerangkan terbentuknya
punggungan memanjang di sekitar dasar samudra.
Menurut teori taktonik lempeng, aliran panas dari astenosfer menyebabkan
kerak bumi terpecah-pecah. Pecahan-pecahan itulah yang disebut lempeng
tektonik. Aliran panas itu selanjutnya menjadi sumber tenaga bagi pergerakan
lempeng.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a -1
Berbagai mekanisme yang ada dapat menyebabkan lempeng-lempeng yang ada
saling berpisah, bergabung, dan bergeser. Pergerakan lempeng tektonik dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
1. Pergerakan Lempeng Saling Mendekat ( Konvergen )
2. Pergerakan Lempeng Saling Menjauh ( Divergen)
3. Pergerakan Lempeng Saling Melewati ( Transform)
5
Melting
Produces
MoreFelsic
Gambar 3.
Subduction
Gambar 4. colission
c.
Obduct
ion
Obduction yaitu gerakan lempeng samudera yang saling
mendekat. Karena densitas kedua lempeng sama-sama besar, salah
satu lempeng akan menunjam jauh ke bawah dan salah satunya
Gambar 5.
Obduction
2. Pergerakan
Lempeng
Saling
Menjauh (Divergen)
Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan
penipisan dan peregangan kerak bumi hingga terjadi aktivitas keluarnya
material baru yang membentuk jalur vulkanisme. Meskipun saling
menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masingmasing lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini
berlangsung secara kontinue.
Gambar 6. Tectonic
Divergent
hasil dari
Gambar 7. Tectonic
Transform
Contoh
C. MAGMATISME
arus
konveksi,
yang
menyebabkan
terjadinya
pergerakan
hubungan yang khas antara type batuan beku dengan jenis bahan galian
logam.
Batas-batas
lempeng
tektonik
tersebut
di
atas,
membentuk
Island arcs
10
Mid-oceanic ridge
Transform Fault
3. Oceanic intra-plate
4. Continental intra-plate
Continental Intraplate
yang saling mendekat atau saling bertumbukan satu dengan yang lain. Baik
itu lempeng samudra maupun lempeng benua yang akan mengakibatkan
salah satu lempeng menunjam ke lempeng yang lain. Akibat dari terjadiya
proses ini maka akan terjadi magmatisme. Proses magmatisme yang terjadi
pada zona ini pun menghasilkan magma yang sumbernya dibagi atas 3
(tiga) kemungkinan, yaitu:
a. Berasal dari pelelehan sebagian mantel atas ( Paling dominan
terjadi).
b. Berasal dari pelelehan sebagian kerak samudra yang menunjam ke
bawah.
c. Berasal dari pelelehan sebagian kerak benua bagian bawah
(anateksis).
Magma yang dihasilkan dari 3 kemungkinan di atas, ini komposisinya
sangat bervariasi. Secara umum, magma yang berasal dari pelelehan kerak
samudra yang menunjam dan dari pelelehan mantel atas akan bersifat
basa, namun apabila magma naik menuju permukaan, akan terjadi proses
diferensiasi sehingga magma yang dihasilkan berubah sifat menjadi
intermediet hingga asam.
Sedangkan untuk magma yang berasal dari pelelehan kerak benua bagian
11
12
Pada
daerah
ini,
Gambar 8. Pembentukan
magma berasal dari pelelehan sebagian mantel dan pelelehan sebagian
Island Arc
permukaan
akan
mengalami
proses
diferensiasi
dan
Melting
Produces
MoreFelsic
13
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada active continental margin ini :
1. Terjadinya pelelehan sebagian kerak samudra atau mantel atas.
Hasil dari proses pelelehan sebagian ini adalah magma yang bersifat
basaltik dan ketika naik ke permukaan akan mengalami diferensiasi.
Sifat magma yang dihasilkan nantinya akan bersifat asam ataupun
intermediet (kalk-alkali).
2. Terjadinya pelelehan sebagian kerak benua bagian bawah (anateksis).
Pada kondisi ini, magma induk yang pertama dihasilkan langsung
bersifat asam dan ketika naik ke permukaan, tidak mengalami
diferensiasi dan menghasilkan magma yang sifatnya asam.
Mid Oceanic Ridge atau disingkat mor merupakan salah satu busur
magmatisme dari pola divergen yaitu pola pergerakan lempeng yang
saling menjauh. Dalam hal ini lempeng yang saling menjauh adalah
dua lempeng samudra di mana
14
Jenis
magma yang di hasilkan di busur magmatisme ini adalah magma
basaltis.
b. Back Arc Basin
15
16
17
5.
Continental Intraplate
Sama seperti pada proses pembentukan busur magmatisme pada
oceanic island pada busur continental drift juga terbentuk akibat erupsi
langsung oleh magma yang naik ke atas akibat arus konveksi dari
selubung. Bedanya pada busur ini terjadi di lempeng benua. Gejala yang
ditimbulkan juga sama yaitu berupa struktur vulkanik dan gunung api.
Sedangkan magma yang dihasilkan adalah magma asam.
DAFTAR PUSTAKA
Soesilo,J., Sutarto, Supraptodan Fitri, Dwi. 2015, Materi Kuliah Struktur Internal
Bumi dan Tektonik. Teknik Geologi. UPN Veteran Yogyakarta.
Wilson, Marjorie. 1981. Igneous Petrogenesis. London : HarperColinsAcademic
Putra, bayu.2011. Hubungan Busur Magmatik dan Asosiasi.
http://explorasi08.blogspot.com/2011/03/hubungan-busur-magmatik-danasosiasi.html, diakses 15 September 2015
David H. 2012. Magma dan Pembentukan Batuan Beku.
http://tigabatu.wordpress.com/2012/05/15/magma-dan-pembentukan-batuanbeku/, diakses 15 September 2015
18