Anda di halaman 1dari 33

APLIKASI MEMBRAN KONTAKTOR UNTUK PEMISAHAN CO2

by Prayudi Noverri http://yusmanov.blogspot.com/2010/03/aplikasi-membrankontaktor-untuk.html


Pemanasan global (global warming) merupakan permasalahan lingkungan yang
telah banyak mendapat perhatian serius saat ini. Konsekuensi yang timbul akibat
pemanasan global antara lain meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan
tinggi permukaan air laut, kemarau yang berkepanjangan, meluasnya gurun,
adanya gelombang panas, terpecah belahnya ekosistem, dan berkurangnya
aktivitas agrikultural. Gas CO2 memiliki kontribusi yang paling besar dalam efek
rumah kaca, Berdasarkan observasi yang dilakukan laboratorium Mauna Loa,
Hawaii, jumlah karbon dioksida di udara meningkat dengan cepat, dari 310 ppmv
pada tahun 1958 sampai 370 ppmv di tahun 2001. Peningkatan jumlah karbon
dioksida ini terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang
memproduksi sekitar 24 milyar ton CO2 per tahun dan hanya setengahnya yang
dapat diabsorb oleh proses alam.
CO2 dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk siklus karbon di alam, seperti yang
kita ketahui tumbuhan membutuhkan CO2 untuk proses fotosintesis. Tapi, CO2
dalam jumlah besar juga dimanfaatkan di dalam industri kimia. Beberapa aplikasi
gas CO2 antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Minuman berkarbonasi
Proses pembuatan urea
Produksi etanol
Fire extinguisher
Dry ice
Supercritical carbon dioxide

Gas CO2 dalam jumlah besar dapat ditemukan pada gas buang yang dihasilkan
dari peralatan industri seperti steam generator, furnace, blast furnace pada
industri besi dan baja, rotary kiln pada industri semen, dan lain sebagainya.
Secara prinsip, berbagai cara dapat digunakan untuk pemisahan CO2. Pemilihan
metoda yang cocok tergantung pada beberapa parameter, seperti konsentrasi
CO2 di aliran umpan, sifat alami komponen umpan, tekanan dan temperatur.
Pemilihan proses pemisahan CO2 dapat dilihat pada gambar-1 dibawah.

Berdasarkan diagram tersebut, proses yang paling banyak digunakan untuk


pemisahan CO2 adalah absorpsi cairan. Absorben yang digunakan harus
mempunyai kapasitas yang besar terhadap CO2 dan harus bisa diregenerasi.
Membran Kontaktor untuk Pemisahan CO2
Membran Kontaktor versus Kontaktor Gas/Cair
Secara umum proses absorpsi dilakukan menggunakan kontaktor gas-cair.
Perpindahan massa kontaktor gas-cair diperoleh dengan kontak langsung dan
dispersi satu fasa ke fasa yang lainnya. Kontaktor industri diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori tergantung pada fasa terdispersinya.
1. Kontaktor dimana cairan mengalir sebagai film tipis (contoh: packed column,
disc contactors, dll).
2. Kontaktor dimana gas didispersikan ke dalam fasa cairan (contoh: plate
column, bubble column, mechanically agitated contactors, dll).
3. Kontaktor dimana cairan didispersikan ke dalam fasa gas (contoh: spray
column, venturi scrubbers, dll).
Sayangnya kontaktor konvensional ini memiliki beberapa kekurangan, antara
lain: konsumsi energi yang besar, susah dioperasikan karena seringnya muncul
masalah seperti flooding, foaming, channeling, dan entrainment. Keterbatasan
teknologi ini menyebabkan proses menjadi kurang efisien dan biaya yang mahal.

Gambar-2: Membran Hollow


Fiber
Teknologi alternatif yang tepat untuk menggantikan proses kontaktor
konvensional adalah membran kontaktor hollow fiber. Sekarang pertanyaannya
ialah, mengapa demikian? Untuk menjawab hal tersebut, marilah kita meninjau
beberapa keuntungan membran kontaktor dibandingkan dengan kontaktor
konvensional, antara lain:
1. Kontak bersifat non-dispersif sehingga tidak mungkin terjadi flooding dan
entrainment
2. Laju alir gas dan cairan lebih rendah dari kontaktor konvensional dan dapat
bervariasi secara bebas
3. Luas permukaan kontak yang sangat besar, yaitu 500-1500 m2/m3. Luas ini
jauh lebih besar dari pada luas permukaan kontaktor konvensional yaitu 100-250
m2/m3
4. Hold up pelarutnya rendah, sangat atraktif untuk pelarut yang mahal
5. Scale-up dapat dilakukan dengan mudah
Keuntungan yang diberikan oleh membran kontaktor menyebabkan ukuran
kontaktor menjadi jauh lebih kecil daripada kontaktor konvesional.

Gambar-3: Kontak Non-Dispersif pada Membran Kontaktor


Membran Kontaktor Hollow fiber
Aplikasi membran ini menggunakan modul hollow fiber. Apakah hollow fiber itu
sebenarnya? Hollow fiber dapat diartikan sebagai membran kapiler yang terdiri
dari bagian tube dan shell, persis seperti heat exchanger. Pada membran
kontaktor, absorben mengalir didalam tube sedangkan aliran gas akan mengalir
di bagian shell atau bisa juga sebaliknya. Jenis membran yang digunakan bisa
berupa membran porous maupun membran non-porous. Pada membran nonporous, membran berfungsi sebagai batas antara fasa gas dan fasa liquid.
Sedangkan pada membran porous, terjadi proses selektif dan perpindahan
partikel yang terkontrol dari fasa gas ke fasa cairan. Akan tetapi, membran
porous menyebabkan transfer perpindahan massa dari gas ke cairan menjadi
kecil akibat tahanan dari membran. Sehingga,membran porous lebih disukai
pada aplikasi membran kontaktor.
Seperti yang dijelakan di atas, pada membran kontaktor terjadi kontak nondispersif, yang artinya tidak terjadi kontak secara langsung antara absorben dan
gas. Permukaan (interface) fluida/fluida terbentuk pada mulut pori membran, dan
perpindahan massa akan terjadi melalui difusi pada permukaan fluida di dalam
pori membran. Berbeda dengan jenis membran reverse osmosis ataupun
nanofiltrasi yang menggunakan tekanan sebagai gaya dorong karena pada
membran kontaktor gaya dorong yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi.
CO2 akan berpindah dari gas yang memiliki konsentrasi CO2 tinggi menuju
cairan absorben yang memiliki konsentrasi CO2 rendah.
Perpindahan Massa dan Modelling pada Membran Kontaktor Gas/Cair
Perpindahan massa suatu komponen dari fasa gas ke dalam cairan yang
mengalir di dalam membran hollow fiber terdiri dari tiga tahap, yaitu difusi solute
dari fasa bulk gas ke permukaan membran, difusi melalui pori membran ke

permukaan cairan, dan difusi dari permukaan cairan ke fasa bulk cairan.
Koefisien perpindahan massa overall tergantung pada resisten perpindahan
massa individual, untuk fasa gas (1/kg), membran (1/km), fasa cairan (1/mkLE)
dengan persamaan sebagai berikut [Kreulen et al]:

E adalah enhancement factor yang menunjukkan peningkatan laju absorpsi


karena reaksi kimia dan m adalah kelarutan fisik komponen gas di dalam cairan
absorben. Sedangkan g ialah koefisien perpindahan massa berhubungan dengan
hidrodinamik.
Target dalam proses membran kontaktor adalah terjadinya perpindahan massa
yang besar dari aliran gas menuju cairan absorben. Permasalahan utama yang
muncul pada membran absorber adalah wetting.

Gambar-4: (a) Membran kontaktor gas/cair non-wetted ; (b) Membran kontaktor


gas/cair wetted
Peristiwa wetting disebabkan karena masuknya cairan absorben ke dalam pori
membran yang menyebabkan terjadi peningkatan hambatan pada peristiwa
perpindahan CO2 menuju cairan absorben sehingga terjadi penurunan koefisien
perpindahan massa secara siginifikan. Untuk membran berpori, tekanan
minimum dibutuhkan oleh cairan untuk melakukan penetrasi ke dalam pori.
Tekanan ini disebut tekanan breakthrough dan untuk menghidari wetting,
tekanan cairan harus berada di bawah tekanan breakthrough. Selain itu, ada
faktor lain yang harus diperhatikan seperti ukuran pori membran, dan sifat
material dari membran

Gambar-5: SEM. Hollow Fiber in Detail. OD=0.6 mm


Aplikasi Komersial Membran Kontaktor
Beberapa perusahaan yang telah menggunakan membran kontaktor gas/cair
untuk pemisahan CO2 secara komersial:
Kvaerner Oil & Gas and W.L. Gore & Associates GmbH mengembangkan
membran gas absorpsi untuk pemisahan gas asam dari gas alam dan gas buang
dari turbin gas offshore. Pada proses ini, membran hollow fiber PTFE digunakan
dengan pelarut fisik (Morphysorb) dan kimia (alkanolamine)
TNO Environment Energy and Process Innovation (Belanda) telah
mengembangkan proses MGA untuk pemisahan CO2 dari gas buang
menggunakan membran PP hollow fiber. Pelarut yang digunakan disebut CORAL
yang merupakan campuran garam dan asam amino.
Saat ini, teknologi membran kontaktor bergerak ke arah pemakaian dual hollow
fiber membrane untuk proses absorsi dan desorpsi secara simultan. Saat ini,
pemakaian membran kontaktor hanya digunakan pada proses absorpsi,
sedangkan proses regenerasi dilakukan dengan menggunakan temperatur tinggi
untuk melepaskan gas CO2 dari cairan absorben. Dari sisi energi, hal ini sangat
tidak efisien. Oleh karena itu,dikembangkan proses desorpsi yang juga dilakukan
melalui membran.

Gambar-6: Dual Hollow Fiber Membrane for CO2 Separation


Demikian ialah salah satu dari sekian banyak fungsi membran yang berguna
untuk melengkapi dan meningkatkan perfomansi teknologi pemisahan CO2 yang
sudah ada. Anda tertarik?? **** Prayudi Noverri - Majari Magazine

Referensi: The membrane contactors: environmental applications and


possibilities, State of the art and recent progress in membrane contactors

PENCEMARAN LINGKUNGAN TANAH Oleh : Agus Hendriyanto


PENCEMARAN TANAH

Tanah subur merupakan tanah yang cukup mengandung nutrisi bagi tanaman
maupun mikroorganisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk
pertumbuhan. Namun tanah subur dapat rusak karena adanya erosi dan
pencemaran tanah.
Sebagaimana udara dan air tanah merupakan komponen penting dalam hidup
kita.Tanah berperan penting dalam pertumbuhan makluk hidup, Memelihara
ekosistem, dan memelihara siklus air. Kasus pencemaran tanah terutama
disebabkan pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat (ilegal dumping),
Kebocoran limbah cair dari industri atau fasilitas komrsial , atau kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, Zat kimia, atau limbah, yang kemudiaan tumpah
ke permukaan tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap , Tersapu air hujan dan atau masuk
ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air,tanah dan udara diatasnya
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: Tanahadalah
salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari
bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan

mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup


lainnya.
Tetapi akhir-akhir ini, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah
terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk, daerah industri dan
kawasan peternakan serta pertanian. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di
sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah.

Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana bahan kimia buatan manusia


masuk dan merubah lingkungan tanah alami.Pencemaran tanah biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industry atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar dalam lapisan
subpermukaan, zat kimia, atau air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat.Pencemaran yang masuk kedalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhaan atau dapat mencemariarus air tanah dan udara di
atasnya.
Pencemaran Tanah mempunyai hubungan yang erat baik dengan pencemaran
udara maupun dengan pencemaran air. Bahan Pencemar yang terdapat di udara
larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga menimbulkan
pencemaran tanah.
Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai, air
selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat
menyebabkan Pencemaran Tanah. Dengan demikian maka Lingkungan Hidup
yang paling banyak dan mudah tercemar adalah Tanah.
Tanah yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak
makhluk hidup terutama manusia, tumbuh-tumbuhan bermacam-macam hewan
dan mikroorganisme. Selain itu di dalam tanah ini juga terdapat air dan udara.

BAB II
Sumber dan komponen bahan Pencemar Tanah

1) Sumber Bahan Pencemar Tanah


Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara
dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air
pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.

Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang
menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya
pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinyapencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air
permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah
dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a.

Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.

b.

Gunung merapi yang meletus dan asap kendaraan bermotor

c.

Bahan polimer dan bahan yang sukar terurai

d. Limbah pertanian
e.

Limbah reactor atom/PLTN

f.

Limbah industri

2) Komponen Bahan Pencemar Tanah


Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber
bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan
yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen
(NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2),
menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan
merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri
seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.

e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain
yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

Penyebab Pencemaran Tanah


Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di
muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. sebagian besar makanan kita berasal dari
permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di
laut. Sudah sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa
mendukung kehidupan di muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan
udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia.
Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah
pertanian .

Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan
lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik,
bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah
akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.
Limbah industri
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah:
pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat
dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari
proses industri pelapisan logam
Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisasisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea,
pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.

Bahan polimer dan bahan yang sukar terurai


Bahan polimer banyak digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, atau
kantong plastic. Selain praktis, harga bahan-bahan polimer ini sangat murah
sehingga digunakan secara luas. Namun, umumnya bahan polimer ini sukar
diuraikan oleh mikroorganisme. Selain itu pembakarannya juga menghasilkan
asap dan gas yang berbahaya.
Bahan polimer ada yang dapat didaur ulang dan ada juga yang tidak. Di Negara
maju, bahan polimer yang boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari harus
berupa bahan yang dapat didaur ulang. Bahan- bahan polimer yang masuk ke
dalam tanah dan sukar diuraikan dapat menggangu kehidupan tumbuhan. Bahan
polimer yang sulit diuraikan antar lain plastic, gelas(kaca), kaleng, seng, dan besi
bekas.

Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :

1. Pencemaran tanah secara langsung


Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol,
dan lain-lainnya.

2. Pencemaran tanah melalui air


Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia
tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan
tanah.

3. Pencemaran tanah melalui udara


Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan
pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

BAB III
Dampak Pencemaran Tanah

Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/


mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga
menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan
sampah bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury,
chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa timbulkan pencemaran tanah /
gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan
tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut maupun
tidak menjadi racun di permukaan tanah.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air adalah Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit
tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan untuk
berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga; peresapannya
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah,
inilah salah satunya yang disebutkan sebagai pencemaran tanah.
Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah
padat hasil buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas
tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain
menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau di sekitarnya karena
limbah padat yang telah membusuk ini menguap dan baunya dibawa oleh angin
sehingga lingkungan disekitarnya menjadi bau.
Tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan
tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi
bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau
oleh karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan
dapat mengundang bahaya kebakaran.
Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga,
timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan

kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap


kesuburan tanah dan dalam hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk
yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami
jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini
tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah.
Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah
tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain pencemaran tanah
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.

Dampak Pada Kesehatan


Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak , serta kerusakan ginjal.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
dan mungkin tidak bias di Obati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada
beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit. Zat kimia diatas bila dosis yang bayak, menimbulkan
pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

BAB IV
Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar Tanah

Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat


dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling
menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka
dilakukan langkah tindakan.
Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan
pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran
terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat
aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan
tindakan penanggulangan.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak
menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama
tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh ialah :
1. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama
3. Menggunakan musuh alami untuk hama
4. Menggunakan horlmon serangga
5. Pemandulan (sterilisasi)
6. Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Disamping itu juga kita perlu :
1. Memahami kegiatan pestisida yang bersangkutan
2. Mengikuti petunjuk pemakaian
3. Hati -hati dalam penyimpanan

4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian.


Pada dasarnya cara-cara yang ditempuh itu berlaku untuk bahan kimia,pupuk,
atau deterjen. Kehati-hatian pada pemakaian bahan-bahan ini perlu diperhatikan
jangan sampai bahan-bahan itu tececer, mengenai badan manusia, atau
mencemarkan lingkungan.
Sedangkan penanganan sampah ialah dengan mencegah timbulnya
pencemaran, misalnya dengan cara :

1. Penimbunan (dumping), dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang,


lekukan tanah di tempat terbuka dan di laut
2. Pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill), dengan mengisi tanah berlegok
dan kemudian menutupnya dengan tanah.
3. Pencacahan ( grinding), dimana limbah organik dimasukkan kedalam alat
penggiling sehingga menjadi kecil-kecil , dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat
pengolahan lebih lanjut.
4. Penkomposan atau composting yakni pengolahan limbah untuk memperoleh
kompos untuk menyuburkan tanah.
5. Pembakaran (incineration), yang menghasilkan gas dan residue
6. Pirolisis, yakni mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia
pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna yang pada akhirnya
menghasilkan zat kimia baru yang berguna.
Penanganan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah :
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu remediasi in-situ (on-site) dan
remediasi ex-situ (off-site). Pembersihan in-situ adalah pembersihan dilokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi. Sedangkan pembersihan ex-situ meliputi penggalian
tanah yang tercemar dan kemudian dibawa kedaerah yang aman. Seteleh
dibawa kedaerah yang aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit
dibandingkan dengan pembersihan in-situ. Sebelum melakukan remediasi, hal
yang perlu diketahui :

Jenis pencemar (organik/anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak.

Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.

Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), fosfat (P).

Jenis tanah

Kondisi tanah

Telah berapa lama zat pencemar terendapkan dilokasi tersebut

Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa


ditunda)

2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur,bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikrooganisme asli (di lokasi yang tercemar) dengan
penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH. Dan sebagainya.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman untuk menghilngkan atau mengubah pencemar

.:: PENCEMARAN TANAH | Kerusakan Lapisan Tipis Bumi ::.


http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/pencemarantanah.html

Definisi dan Pengertian dari Pencemaran tanah adalah kerusakan lapisan tipis
bumi yang bermanfaat yaitu tanah produktif untuk menumbuhkan tanaman

sebagai sumber bahan makanan. Tanpa tanah yang subur, petani tidak bisa
bercocok tanam dan menghasilkan makanan untuk orang di seluruh dunia
Tanah yang subur dipengaruhi juga oleh organisme seperti bakteri, jamur, dan
organisme lain yang menguraikan limbah dalam tanah dan menyediakan unsur
hara. Unsur hara memberikan pertumbuhan bagi tanaman. Pupuk dan pestisida
dapat membatasi kemampuan organisme tanah untuk menguraikan limbah.
Akibat penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dapat merusak produktivitas
tanah.
Pencemaran tanah disebabkan oleh hasil pembuangan limbah yang mengandung
bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan
kaleng. Bahan-bahan ini sukar diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan
produktivitas tanah akan berkurang.
Jika limbah atau sampah yang dibuang mudah terurai oleh mikroorganisme,
bahan-bahan itu akan mengalami proses pembusukan kemudian terurai dan
menyatu dengan tanah sehingga tidak menimbulkan pencemaran.
Dampak langsung akibat limbah yang dirasakan manusia adalah timbulnya bau
yang tidak sedap dan kotor. Dampak yang tidak langsung diantaranya tempat
pembuangan limbah dapat menjadi tempat berkembangnya organisme
penyebab penyakit. Organisme ini dapat menyebabkan pernyakit ataupun hanya
sebagai vektor (pembawa) penyakit yang merugikan manusia. Adapun penyakit
yang dapat berkembang pada daerah berlimbah yang tidak terjada
sanitasinya seperti pes, kaki gajah, malaria, demam berdarah ataupun
penyakit yang lain.

Penyebab pencemaran tanah diantaranya sampah-sampah anorganik yang tidak


dapat diuraikan oleh bakteri. Upaya untuk mengurangi penumpukan sampah
adalah dengan melakukan daur ulang sampah anorganik.
Bahan-bahan yang tidak bisa terurai seharusnya dapat dipisahkan kemudian
dimasukan dalam proses daur ulang. Proses daur ulang yang dilakukan membuat
limbah diolah kembali menjadi barang yang dapat dipergunakan. Barang hasil
daur ulang dapat berupa barang yang sama dengan asalnya ataupun dapat
memproduksikan barang yang berbeda.
Limbah padat mungkin merupakan bentuk yang paling terlihat dari
Pencemaran. Setiap tahun, orang membuang miliaran ton sampah padat. Limbah
padat dari rumah, kantor, dan toko disebut limbah padat perkotaan. Limbahlimbah termasuk kertas, plastik, kaca, kaleng logam, sisa makanan, dan sisa
pangkasan taman di halaman. Limbah lainnya dibuang terdiri dari mobil, besi
tua, bahan sisa dari proses pertanian, dan limbah pertambangan yang diketahui
sangat membahayakan dan merusak.
Penanganan limbah padat menjadi masalah karena metode pembuangannya
merusak mencemari lingkungan. Pembuangan terbuka merusak keindahan tanah
alam dan menyediakan persembunyian untuk tikus dan hewan pembawa
penyakit. Kedua pembuangan terbuka dan landfill (daerah penanaman limbah)
dapat mengandung racun yang meresap ke dalam air tanah atau mengalir ke
sungai dan danau. Kegiatan Pembakaran limbah padat menciptakan asap dan
Pencemaran udara lainnya. Bahkan pembakaran limbah dapat melepaskan
bahan kimia beracun, abu, dan logam berat berbahaya ke udara.
Limbah berbahaya terdiri dari zat dibuang yang dapat mengancam kesehatan
manusia dan lingkungan. Sumber limbah berbahaya meliputi industri, rumah
sakit, dan laboratorium. Limbah tersebut dapat menyebabkan cedera langsung
ketika orang bernapas, menelan, atau menyentuhnya. Ketika dikuburkankan di
tanah atau ditinggalkan di tempat pembuangan terbuka, beberapa limbah
berbahaya dapat mencemari udara, air tanah, dan tanaman pertanian.
Sejumlah kegiatan manusia lainnya juga dapat merusak tanah. Irigasi tanah di
daerah kering dengan drainase yang buruk bisa menyebabkan genangan air di
ladang. Ketika air yang ada menguap, ia meninggalkan endapan garam,
membuat tanah terlalu asin untuk tanaman bertumbuh.
Kegiatan pertambangan dan peleburan mencemari tanah dengan logam berat
beracun. Banyak ilmuwan percaya bahwa hujan asam juga dapat mengurangi
kesuburan tanah.
Beberapa limbah berbahaya serius dapat membahayakan kesehatan manusia,

satwa liar, dan tanaman. Polutan ini termasuk radiasi, pestisida, dan logam
berat.
Radiasi adalah polutan tak terlihat yang dapat mencemari setiap bagian dari
lingkungan. Kebanyakan radiasi berasal dari sumber-sumber alam, seperti
mineral dan sinar matahari. Para ilmuwan juga dapat menghasilkan unsur-unsur
radioaktif dari laboratoriumnya. Radiasi radio aktif dalam jumlah besar dapat
merusak sel dan menyebabkan kanker.
Limbah radioaktif yang dihasilkan oleh reaktor nuklir dan pabrik-pabrik senjata
menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Beberapa limbah ini akan tetap
bersifat radioaktif selama ribuan tahun. Penyimpanan limbah radioaktif yang
aman sangat sulit dan mahal.

Pestisida disemprotkan pada tanaman atau di kebun, pestisida dapat ditiup


oleh angin ke daerah lain. Mereka juga dapat mengalir dengan air hujan ke
sungai terdekat atau dapat merembes melalui tanah ke dalam air tanah.
Beberapa pestisida dapat tetap berada di lingkungan selama bertahun-tahun dan
lolos dari satu organisme ke organisme lain. Sebagai contoh, ketika pestisida
yang hadir terdapat dalam sungai, ikan kecil dan organisme lain dapat
menyerapnya. Ikan yang lebih besar memakan ikan terkontaminasi, dalam
organisme ini tertimbun sejumlah pestisida yang lebih besar dalam dagingnya.
Proses ini disebut bioakumulasi.
Logam berat termasuk merkuri dan timah menyebabkan
pencemaran.Aktivitas pertambangan, penghasil limbah padat, proses industri,
dankendaraan bermotor semua dapat melepaskan logam berat ke lingkungan
sekitar. Seperti pestisida, dapat bertahan lama dan menyebar melalui
lingkungan.Pestisida dapat terakumulasi dalam tulang dan jaringan dalam
tubuh hewan. Pada manusia, logam berat dapat merusak tulang, berbagai organ,
dan sistem saraf. Banyak juga dapat menyebabkan kanker

Pencemaran Timbal di Bogor Ditangani KLH


Pencemaran pada lapisan tanah di Cinangka tersebut mencapai 10.000
ppm, jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO.

Arief Prabowo/Fotokita.net
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan melakukan penelitian lebih lanjut
bersama instansi terkait untuk pembersihan logam berat yang mengontaminasi
tanah di Desa Cinangka, Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya KLH
Wiryono menyatakan, bahwa akan melakukan penelitian lebih lanjut bersama
instansi terkait untuk pembersihan logam berat yang mengontaminasi tanah di
Desa Cinangka, Ciampea, Bogor.
Pencemaran timbal (timah hitam) pada lapisan tanah di Cinangka tersebut
mencapai 10.000 ppm, jauh melebihi standar batas yang ditetapkan WHO, yakni
400 ppm. Konsentrasi ini dapat bertahan dalam jangka panjang karena timbal
tidak mengalami degradasi.

Pencemaran terjadi akibat aktivitas peleburan aki dari baterai kendaraan yang
beroperasi di sana selama puluhan tahun. Menurut Kepala Desa Cinangka Sholeh
Mansur, aktivitas peleburan aki ditutup sejak beberapa tahun lalu. Namun,
limbahnya dibuang dan ditimbun di lapangan seberang kantor desa yang sering
menjadi tempat bermain anak-anak sekolah.
"Saat ini kami masih mendiskusikan apakah sudah darurat sehingga harus
dilakukan. Kami juga tengah mempersiapkan survei dengan pakar," kata
Wiryono.

Gambar Pencemaran Udara di Indonesia


http://alamendah.org/2014/09/22/gambar-pencemaran-udara-diindonesia/
Posted on 22 September 2014by alamendah
Gambar-gambar pencemaran udara ini mampu menunjukkan bahwa
penurunan kualitas udara telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius
di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tingkat pencemaran udara di
Indonesia cukup tinggi, bahkan nomor tiga di dunia, akan kita maklumi dengan
melihat gambar pencemaran udara yang terjadi di sekitar kita ini.
Sebagaimana telah pernah dibahas dalam artikel sebelumnya, pencemaran
udara, disebabkan oleh dua faktor. Penyebab atau sumber pencemaran yang
pertama adalah faktor alam seperti terjadinya gunung meletus dan kebakaran
hutan.
Kondisi pencemaran udara yang diakibatkan oleh faktor alam tersebut bisa
dilihat dari dua gambar tentang pencemaran udara sebagai mana berikut.

Gambar Pencemaran Udara akibat kebakaran hutan

Gambar Pencemaran Udara akibat meletusnya gunung berapi


Meskipun keduanya tampak menimbulkan dampak yang memiriskan, namun
ternyata masih kalah jauh dibanding dengan pencemaran udara yang
diakibatkan oleh faktor kedua, yaitu manusia. Manusia dengan berbagai
aktifitasnya banyak menghasilkan polutan-polutan di udara. Sebagai contoh,
pada tahun 2010, sebanyak 35 miliar ton karbon dioksida mencemari udara
hanya dalam waktu setahun saja. Pabrik dan kendaraan bermotor menjadi
penyumbang terbesar aktifitas manusia dalam mencemari udara. (Baca : Emisi
Karbon Manusia Vs Gunung Berapi)
Inilah beberapa gambar cerobong pabrik dan kendaraan bermotor. Dari gambar
tersebut jelasnya kontribusi keduanya bagi pencemaran udara di Indonesia.

Gambar Pencemaran Udara akibat kegiatan industri

Gambar Pencemaran Udara dari kendaraan bermotor


Bahkan kebakaran hutan pun lebih sering diakibatkan oleh kesengajaan
manusia. Aktifitas pembukaan lahan untuk perkebunan dilakukan dengan
membakar hutan. Dan akibatnya, kabut asap menjadi bencana rutin di
Indonesia. Bahkan Indonesia sukses menjadi eksportir asap bagi negara
tetangga semisal Malaysia dan Singapura.

Gambar Pencemaran Udara dari kebakaran hutan


Gambar-gambar lain terkait pencemaran udara.

Gambar Pencemaran Udara kendaraan bermotor

Gambar Pencemaran Udara dari emisi kendaraan bermotor

Gambar Pencemaran Udara dari proses pembakaran sampah

Dari kedelapan gambar pencemaran udara tersebut, jelas lah mengapa kualitas
udara kita semakin buruk.

Categorized | Contoh Artikel Lingkungan, Lingkungan Hidup, Pencemaran


Lingkungan
Efek Pencemaran Udara
http://www.artikellingkunganhidup.com/efek-pencemaran-udara.html
Posted on .
Salah satu banyaknya polusi yang terjadi diakibatkan oleh udara yang tercemar
yang berasal dari baik itu pembuagan akhir asap kendaraan bermotor yang
kurang sehat atau pun pembuangan asap dari kegiatan indurstri.
Hal ini tentunya menimbulkan efek efek pencemaran udara pada kehidupan
manusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek
terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap
cuaca dan iklim, dan efek terhadap sosial-ekonomi.
Efek Umum
Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain:
1. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan
fauna.
2. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
3.

Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar


CO2 di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di
lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house
effect).

4. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap
benda yang terbuat dari logam.
5. Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan
lainnya.
6. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus
kecelakaan lalulintas di darat, sungai, maupun udara.
7. Menyebabkan wama kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.
Efek terhadap Ekosistem
Industri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya akan melepaskan zat oksida sul fat ke dalam udara sebagai sisa pembakaran batubara.

Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga
air hujan menjadi asam (acid rain). Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama,
akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau
akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung
pendapatan rakyat setempat pun menurun.
Efek terhadap Kesehatan
Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik secara
cepat maupun lambat, seperti berikut.
a. Efek cepat
Hasil studi epidemiologi mcnunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus
pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian
akibat penyakit saluran pemapasan. Pada situasi tertentu, gas CO
Gas Sulfur Dloksida
Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang konsentrasinya paling
tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari
sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak. Di dalam setiap survei
pencemaran udara, gas ini selalu diperiksa.
Indeks Asap
Berikut cara penggunaan indeks asap (smoke atau selling index): Sampel udara
disaring dengan sejenis kertas (paper tape) dan diukur densitasnya dengan alat
fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units per
1000 linear feet dari sampel udara. Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke
hari dan bergantung pada perubahan iklim.
Partikel Debu
Partikel-partikel berupa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan
industri merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur
derajat pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan miligram
atau mikrogram partikel per meter kubik udara.
Parameter Lain untuk Indikator Pencemaran Udara
Berikut beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan
derajat pencemaran udara yang terjadi.
1. Karbon monoksida
Karbon monoksida dapat juga dipakai sebagai parameter untuk indikator
pencemaran udara, terutama yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar
minyak oleh kendaraan bermotor.
2. Oksidan (03)

Oksidan, misalnya saja ozon (03), dihasilkan akibat kerja sinar matahari terhadap
asap pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar.
3. Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan manusia
maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini dapat
dipakai sebagai indikator pencemaran udara.
4. Timah hitam atau timbal
Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil
dan biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin.
Pustaka
Pengantar Kesehatan Lingkungan Dr. Budiman Chandra , Penerbit Buku
Kedokteran EGC

ategorized | Lingkungan Hidup, Pencemaran Lingkungan


Penyebab Polusi Udara
http://www.artikellingkunganhidup.com/penyebab-polusi-udara.html
Posted on .

Udara pada lingkungan tercemar oleh zatzat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk
hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi
udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daera daerah
industri.
Penyebab polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;
1. Kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensi dan solar akan mengeluarkan
gas CO, Nitrogen Oksida, blerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa
pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuantum tertentu dapat

merupakan racun bagi manusia atau hewan. Sebagai contoh gas CO merupakan
racun bagi fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem
pernapasan.
2. Pabrik Pabrik industri
Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat
kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selai
menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia
juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa
racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa
merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian
lingkugan bila tanpa pengendalian.
Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau
pada pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Misal
dengan timbulnyaapa yang disebut penyakit Pneumokoniosis, yaitu segolongan
penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru.
Untuk menentukan apakah orang tersebut terserang penyakit paru-paru akibat
penimbunan debu dalam paru-paru, tidak mudah kalau hanya berdasarkan
kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh. Harus ada riwayat pekerjaan atau
lingkungan tempat tinggal ang selalu mereka gunakan atau sering berurusan
dengan debu-debu yang membahayakan misalnya pernah bekerja atau pernah
tinggal di sekitar petambangan, di pabrik keramik dan lain-lain.
Kelainan yang terjadi pad atubuh bergantung pada banyaknya debu yang timbul
dalam paru-paru, makin luas bagian paru yang terkena makin hebatlah gejalagejalanya, walaupun hal itu tidak selalu benar. Gejala yang timbul, antara lain
batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan yang turun,
banyak berdahak dan lain-lain.
Untuk pengobatan secara khusus terhadap penyakit ini boleh dikatakan tidak
ada. Pemberian obat-obatan umumnya hanya ditujukan untuk mengurangi
penderitaan dan gejala-gejala yang timbul. Satu-satunya tindakan adalah yang
bersangkutan tidak lagi mengisap debu berbahaya tadi.
Dengan demikian pencegahan merupakan hal yang perlu diutamakan. Biaya
pencegahan relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengna akibat penyakit ini.

Efek Limbah Berbahaya Terhadap Manusia


Posted on .

Berbagai pabrik industri dianatara bahan


bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai
menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbahlimbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung
dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit
pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah
berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umu rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu:
(1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso dinamik.
Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada face tokso-kinetik
ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
2. perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang
diserap.

namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan
dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat kerja spesifik, yaitu
reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus (rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan
biofisika dan akhirnya menyebabkan efek bagi kesehatan manusia.
Efek efek akut dari limbah berbahaya
Di bawah ini penulis menyajikan beberapa efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh limbah
berbahaya yang bersifa akut.

No. Tipe Limbah

Limbah = limbah pestisida


(Obat = obat pembunuh
hama)
1. Pestisida organic (astasin,
chlorin)

2. Metyl Bromida

3. Herbisida (Obat-obat
pembasmi rumput)
4. Pestisida fosfat organic

+
+

5. Organo nitrogen herbisida


6. Insektisida (-embunuh
serangga)

+
+

+
+

7. Pembasmi jamur

8. Almunium fosfat

9. Rotenone

10. Cyanide waste

+
+

Logam = logam yang Toksik


(racun)
11. Timah, lembaga, selenium,
nikel, chromium

12. Komposisi timah hitam


organic

13. Air raksa, dan lain-lain

Sumber: Hazardous Waste Management, Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A Goldmant.
Keterangan: + = efek-efeknya pada manusia menurut pembuktian secara statistik.
A = Kerusakan susunan saraf
B = Kerusakan system pencernaan
C = Kerusakan system neorologis
D = Kerusakan system pernafasan
E = Kerusakan pada kulit
F = Kematian
Efek efek kronis dari limbah berbahaya
Limbah berbahaya di samping dapat menimbulkan efek akut bagi kesehatan manusia ternyata pencemaran
dalam waktu lama dapat pula menimbulkan efek kronis bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
untuk lebih jelasnaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Efek efek kronis dari Limbah Berbahaya Tertentu

No. Tipe Limbah


1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pestisida organik
*

Halogenated organic phenoxy herbicides

Pestisida fosfat organic

Herbisida organo nitrogen

Timah, tembaga, selenium, chromium


fan nikel

Air Raksa
+

7.

Cadmium
+

8.

Halogenated organic

+
+

Sumber: Hazardous Waste Management Reducing the Risk Island Press, 1996. By B.A Goldmant.
Keterangan

= Efek-efek pada manusia yang dapat dibuktikan secaa statisitik.

+ = Efek-efek pada binatang dalam labolatorium yang dapat dibuktikan secara statistik

A = Efek karsinogenik (,menimbulkan kanker)

B = Efek mutagenic (mutasi gen/kromosom)

C = Efek teratogenik

D = Kerusakan system reporduksi


Sumber artikel: Buku Lingkungan Hidup & Kelestariannya oleh Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr Sp.Mk

Anda mungkin juga menyukai