Anda di halaman 1dari 2

Remaja, Waspadalah!

Dilansir dari DokterSehat.Com, Rokok adalah benda berbentuk silinder dengan diameter kira-
kira 10 mm. Cara mengkonsumsi rokok adalah dengan membakar bagian ujungnya lalu
menghisap asap rokok dan dikeluarkan kembali lewat mulut atau hidung. Rokok mengandung
kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan bahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar adalah
hirokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif
yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen,dan mampu
memicu terjadinya kanker paru-paru. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Menurut Leventhal (Smet, 1994) merokok tahap awal itu dilakukan dengan teman-
teman (64%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%), tetapi secara mengejutkan
sebagian besar juga dengan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil penelitian Komalasari
dan Helmi (2000) yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada
remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja
dan pengaruh teman sebaya. Sedangkan hasil penelitian Wulandari (2007) mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada dewasa awal yaitu afeksi negatif,
lingkungan (teori belajar sosial), persepsi kontrol perilaku, sikap dan norma-norma subyektif.

Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia menghadapi ancaman serius akibat


peningkatan jumlah perokok, terutama kelompok anak-anak dan remaja. Peningkatan
perokok pada remaja usia 15-19 tahun meningkat dua kali lipat dari 12,7% pada 2001
menjadi 23,1% pada 2016. Hasil Survei indikator kesehatan nasional (Sirkesnas) 2016
bahkan memperlihatkan angka remaja perokok laki-laki telah mencapai 54,8%.

Masa remaja, masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa menjadi masa yang sangat
rawan untuk merokok. Remaja yang masih ‘labil’ melampiaskan masalahnya dengan
merokok. Padahal, selain merokok banyak kegiatan positif seperti; olahraga, rekreasi,
kegiatan bermusik, dan lain-lain yang lebih menyenangkan dan tentunya bermanfaat.
‘MEROKOK MEMBUNUHMU’ sepertinya hanya sebuah wacana untuk memenuhi kriteria
dari pembuatan rokok agar dapat beredar di pasaran. Perokok aktif menjadikan rokok sebagai
salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap hari tanpa sedikit pun berpikir tentang
dampak yang akan timbul dikemudian hari.

Merokok di usia muda lebih beresiko karena masih dalam proses pertumbuhan. Performa
belajar akan terganggu, sistem pernapasan dan peredaran darah, dan akan terlihat lebih tua
dari usianya. Pada remaja tingkat kecanduan terhadap nikotin lebih tinggi dan membuatnya
susah untuk berhenti merokok. Saat ia memutuskan untuk berhenti, akan berpengaruh pada
mentalnya, seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak
negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.

Stres tidak dapat dihilangkan dengan cara merokok. Bukti medis menunjukkan bahwa
merokok tidak menenangkan. Ini hanya efek sementara nikotin yang memberikan rasa tenang
sesaat. Setelah itu jika sudah selesai merokok stres akan kembali lagi.

Kasih sayang, perhatian serta dukungan yang diberikan oleh orang tua dan guru dapat
membantu seorang remaja untuk tidak atau berhenti dari rokok. Menyibukkan diri dengan
kegiatan ekstrakulikuler di sekolah juga merupakan cara yang paling efektif. Selain itu,
pendidikan karakter dan keagamaan harus di tekankan, karena salah satu penyebab terjadinya
perilaku menyimpang pada remaja adalah kurangnya pendidikan karakter dan agama yang
mereka terima.

Oleh karena itu, sebagai pelajar, pengajar dan orang tua harus memaksimalkan tugas dan
kewajibannya masing-masing dalam mencegah kerugian yang akan didapat dari merokok.
Sebagai pelajar, kita harus benar-benar melaksanakan tugas dan kewajiban kita untuk
menuntut ilmu yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan. Sebagai pengajar dan orang tua
harus sigap dan waspada, karena bukan tidak mungkin hanya dengan sebatang rokok dapat
menimbulkan permasalahan yang lebih besar seperti pencurian dan narkoba.

Oleh:

 Stevania Anita Senda

 Konilita Isabela Nau

Anda mungkin juga menyukai