Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Perbedaan Perlakuan Akuntansi Pada UMKM dan


Koperasi Menurut Standar ETAP

Disusun oleh:

Stevania Anita Senda

1910020028

Universitas Nusa Cendana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penyertaan-Nya kepada , sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah individu
dengan judul “Perbedaan Perlakuan Akuntansi pada UMKM dan Koperasi Menurut
Standar ETAP”.

Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi UMKM
dan Koperasi dengan semaksimal mungkin. Terima kasih juga penyusun ucapkan
kepada dosen mata kuliah Akuntansi UMKM dan Koperasi yang telah memberikan
tugas makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itulah
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata penyusun berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Kupang, 03 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................

Bab I: Pendahuluan

1.1Latar Belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................

Bab II : Pembahasan

2.1 Akuntansi UMKM dan Koperasi..............................................................

2.2 Prinsip Dasar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP...................................

2.3 Penerapan SAK ETAP untuk Koperasi.....................................................

2.4 Penerapan SAK ETAP untuk UMKM......................................................

Bab III : Penutup

3.1 Kesimpulan .....................................................................................

3.2 Saran .................................................................................................

Daftar Pustaka .......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan entitas tanpa
akuntanbilitas publik adalah suatu entitas yang tidak memiliki akuntanbilitas
publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Penggunaan
SAK-ETAP akan membantu perusahaan dengan skala kecil dan menengah
dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan andal.
SAK-ETAP akan khusus digunakan untuk perusahaan tanpa akuntabilitas
publik yang signifikan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)
pada tanggal 17 Juli 2009 dan berlaku efektif per 1 Januari 2011. SAK-ETAP
ini lebih mudah dipahami dibanding Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Umum karena entitas tanpa akuntabilitas publik didominasi oleh UMKM
dimana sebagian besar pengusahanya dengan latar belakang pendidikan yang
rendah. Apa itu SAK-ETAP dan perbedaan perlakuan akuntansi terhadap
koperasi dan UMKM akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
Perkembangan pembangunan dalam segala bidang di Indonesia dewasa
ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Perkembangan tersebut
juga terjadi pada bidang ekonomi dan industri. Peningkatan perkembangan
dalam dunia ekonomi dan industri tersebut tidak lepas dari peranan perusahaan-
perusahaan di Indonesia. Baik perusahaan besar maupun perusahaan dalam
skala mikro kecil dan menengah yang disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) serta koperasi.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa yang dimaksudkan dengan akuntansi UMKM dan koperasi?
1.2.2 Bagaimanakah prinsip dasar akuntansi berdasarkan SAK-ETAP?
1.2.3 Bagaimana penerapan SAK ETAP untuk koperasi ?
1.2.4 Bagaimana penerapan SAK ETAP untuk UMKM?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Menjelaskan tentang akuntansi UMKM dan Koperasi
1.3.2 Menjelaskan tentang prinsip dasar akuntansi bedasarkan SAK-ETAP
1.3.3 Menjelaskan penerapan SAK ETAP untuk koperasi
1.3.4 Menjelaskan tentang penerapan SAK ETAP untuk UMKM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi UMKM dan Koperasi


2.1.1 Akuntansi UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh peroangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Usaha menengah sendiri
adalah usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan yang sudah diatur dalam UU no 20 tahun 2008.
Menurut UU No.20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah diantaranya, untuk usaha
mikro yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan
paling tinggi Rp300 juta, untuk usaha kecil memiliki hasil penjualan lebih
dari Rp 300 juta, sedangkan untuk usaha menengah memiliki hasil penjualan
tahun lebih dari Rp2.500 juta rupiah.

2.1.2 Koperasi
International Cooperative Alliance (ICA) yang dikutip oleh Hendar, (2010:18)
mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum, yang
bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi anggotanya dan memenuhi
kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu antar anggota, membatasi
keuntungan, serta usaha tersebut harus didasarkan pada prinsip koperasi
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 menyatakan bahwa koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya
sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Salah satu peran Koperasi yang paling
krusial dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus dinamisasi ekonomi.
Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat Koperasi dapat direkayasa untuk
mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan besar,
karena Koperasi dan UKM dianggap mampu beradaptasi dengan pasang surut dan
arah permintaan pasar.

Koperasi merupakan salah satu usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat.


Koperasi dalam menjalankan usahanya sangat berpegang pada nilai-nilai luhur
pancasila dan UUD 1945 dimana koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan
anggotanya bukan badannya sendiri. Koperasi tidak hanya sebagai bentuk
perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan
perekonomian yang hendak dibangun dinegeri ini, tetapi dinyatakan sebagai
sokoguru perekonomian nasional.

2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik


Laporan keuangan adalah tolak ukur dalam menilai kesehatan perusahaan.
IAI (2009:2) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Laporan keuangan merupakan suatu
bentuk pertanggungjawaban kepada pihak internal maupun eksternal. Pihak internal
yang dimaksud terbagi menjadi 3, yaitu manajemen, pemegang saham atau investor,
dan karyawan. Sedangkan pihak eksternal merupakan kreditor dan pemerintah. SAK
ETAP sendiri dibuat untuk mengatasi segala keluhan penerapan PSAK umum pada
entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP bertujuan untuk mengakomodir
segala kebutuhan entitas tanpa akuntabilitas publik dalam pelaporan keuangan.
2.2.1 Pengertian Umum
Akuntansi adalah proses dan seni dalam mengklasifikasikan,
menggolong-golongkan, dan mencatat data-data moneter/keuangan untuk
menghasilkan Informasi Keuangan dalam suatu format Laporan Keuangan yang
akan digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan bisnis dimasa yang
akan datang. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntasi Keuangan
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yaitu entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umumbagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal tersebut antara lain:
penmilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri
dan tidak mengacu pada SAK umum, sebagian besar menggunakan biaya
konsep historis, mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP, bentuk
pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak
berubah selama beberapa tahun.

2.2.2 Proses Pencatatan Akuntansi Dengan SAK-ETAP


Siklus akuntansi terdiri dari tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran.
Pada tahap pencatatan meliputi : a) pembuatan atau penerimaan bukti transaksi;
b) pencatatan dalam jurnal; c) pemindah-bukuan (posting) ke buku besar.
Sedangkan pada tahap pengikhtisaran meliputi : a) pembuatan neraca saldo; b)
pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian; c) penyusunan laporan
keuangan; d) pembuatan jurnal penutup; e) pembuatan neraca saldo penutup;
f) pembuatan jurnal balik (Soemarso, 2004).

Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran


bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan yang dikenakan
pajak yang bersifat final. Sedangkan pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap
tahun pajak berakhir (Waluyo, 2010).

Dengan pencatatan akuntansi yang dihasilkan adalah membentuk sebuah


laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi bagi siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dengan adanya laporan
keuangan untuk membantu hal-hal yang akan dilakukan oleh
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepada entitas (Kieso,2002).
Dalam menyusun suatu laporan keuangan, terdapat karakteritik kualitatif
pada informasi laporan keuangan yaitu: dapat dipahami, relevan, materilitas,
keandalan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan,
dapat dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat.
Laporan keuangan tersusun dari posisi keuangan atau neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan yang sesuai SAK ETAP meliputi :

a) Neraca atau laporan posisi keuangan yang menyajikan asset, kewajiban dan
ekuitas suatu entitas pada tanggal tertentu – akhir periode pelaporan. Informasi
yang tersajikan pada neraca minimal memuat sebagai berikut :
1. Kas dan setara kas
2. Piutang usaha dan piutang lainnya
3. Persediaan
4. Property investasi
5. Asset tetap
6. Asset tidak berwujud
7. Utang usaha dan utang lainnya
8. Asset dan kewajiban pajak
9. Kewajiban diestimasi
10. Ekuitas
b) Laporan laba-rugi

Entitas menyajikan laporan laba-rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja
keuangan selama periode tersebut. Informasi yang disajikan pada laporan laba
rugi minimal mencakup sebagai berikut :

1. Pendapatan
2. Beban keuangan
3. Bagian laba atau rugi dari investasiyang menggunakan ekuitas
4. Beban pajak
5. Laba atau rugi neto

c) Laporan perubahan ekuitas

Menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas dan perubahan ekuitas selain


perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos
pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode
tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui
daam periode tersebut, dan jumlah investasi oleh dan deviden dan distribusi lain ke
pemilik ekuitas selama periode tersebut.

Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas yaitu :

1. Laba atau rugi untuk periode


2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
3. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai kebijakan
akuntansi, estimasi, dan kesalahan
4. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan
yang berasal dari : a) laba atau rugi; b) pendapatan dan beban yang diakui
langsung dalam ekuitas; c) jumlah investasi, deviden dan distribusi
lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal
saham, transaksi saham treasuri, dan diveden serta distribusi lainnya ke
pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendaian.

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan
perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Untuk menyajikan laporan
laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi,
pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi.

Infromasi yang disajikan dalam laba rugi dan saldo laba, untuk
laporan laba rugi sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan untuk saldo laba
mencakup :

1. Saldo laba pada awal periode pelaporan


2. Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode
3. Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu
4. Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan akuntansi
5. Saldo laba pada akhir periode pelaporan

d) Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas terdiri dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.

1. Aktivitas operasi misalnya : a) penerimaan kas dari penjualan atas barang


dan jasa; b) penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain; c)
pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d) pembayaran kas kepada
dan atas nama karyawan; e) pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi; f) penerimaan dan pembayaran kas dari investasi,
pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan yang
sejenis dengan persediaan yang dimaksud untuk dijual kembali.
2. Aktivitas investasi misalnya : a) pembayaran kas untuk memperoleh asset
teatap, asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lainnya; b) penerimaan
kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang
lainnya; c) pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang
entitas lain dan bunga dalam joint venture; d) penerimaan kas dari penjualan
efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture; e)
uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain; f) penerimaan kas
dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak lain.
3. Aktivitas pendanaan misalnya : a) penerimaan kas dari penerbitan saham
atau efek ekuitas lain; b) pembayaran kas kepada para pemegang saham
untuk menarik atau menembus saham entitas; c) penerimaan kas dari
penerbitan pinjaman wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang
lainnya; d) pelunasan pinjaman; e) pembayaran kas oleh lesse untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

e) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus :
1. menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu;
2. mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP
tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan;m
3. memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
2.2.3 Keuntungan Menerapkan SAK ETAP

SAK ETAP memberikan banyak kemudahan bagi perusahaan dibandingkan dengan


PSAK yang memiliki ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Selain itu, ada
beberapa keuntungan yang dapat didapatkan oleh anggota UKM ketika menerapkan
SAK ini, antara lain:

a. Kemudahan penyusunan laporan keuangan

Penyederhanaan PSAK yang dilakukan oleh SAK ETAP sangatlah memudahkan


bisnis UKM untuk membangun penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan ini
dapat digunakan oleh UKM untuk menentukan sikap sebelum mengajukan pinjaman.

b. Kemungkinan mendapat pinjaman yang lebih besar

UKM akan dengan mudah menyusun laporan keuangan sendiri yang dapat diaudit
sekaligus mendapat opini audit. Hal ini akan memudahkan pengusaha UKM untuk
mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal seperti bank atau perusahaan finansial
lainnya.

c. Dapat digunakan dalam beberapa tahun ke depan

SAK ETAP didesain secara dinamis dengan mengikuti perkembangan zaman saat
ini. Hal ini membuat standar keuangan bisa digunakan hingga beberapa tahun kemudian
sehingga bisnis UKM tak perlu lagi bingung mencari standar pelaporan keuangan yang
mudah dan efisien.

2.2.4 Hambatan Penerapan SAK ETAP


Kenyataannya, banyak bisnis UKM yang tidak dapat menerapkan SAK-ETAP
dengan baik. Ada beberapa alasan mengapa mereka tidak dapat menerapkannya dalam
model bisnis mereka, antara lain:

a. Kurangnya sosialisasi SAK-ETAP


Tidak adanya sosialisasi tentang penerapan SAK ETAP membuat pelaku bisnis kecil
menengah masih takut untuk menggunakan SAK-ETAP. Ketakutan ini juga didasari
dengan keengganan pebisnis dalam mengambil risiko untuk mengubah tatanan
keuangan yang sudah ada sedari awal. Hal ini membuat bisnis UKM di Indonesia
seakan “jalan di tempat”.

b. Anggapan bahwa SAK-ETAP tidak efektif

Inilah salah satu masalah utama yang menghambat penerapan SAK-ETAP. Banyak
pengusaha yang menganggap bahwa penerapan SAK-ETAP pada perusahaannya tidak
akan berdampak pada kondisi keuangan mereka. Hal ini tentu salah besar. SAK-ETAP
akan membantu bisnis UKM untuk mendapatkan pinjaman dari bank sehingga bisnis
UKM jadi lebih berkembang berkat suntikan modal tersebut.

c. Butuh dana untuk mendapatkan karyawan yang terlatih

Memang pada dasarnya dibutuhkan karyawan terlatih untuk menerapkan SAK-


ETAP dan menggaji karyawan untuk keperluan tersebut saja cukup mahal. Namun,
setidaknya, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan software atau tools yang
berfungsi untuk mengatur hal tersebut. Anda tidak perlu mahal-mahal menggaji
karyawan karena sudah diatasi oleh software tersebut.

2.3 Penerapan SAK ETAP untuk Koperasi


Pengertian Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagaian dari sistem
pelaporan keuangan koperasi,juga merupakan bagain dari laporan pertanggungjawaban
pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dengan demikian, dilihat dari fungsi
manajemen, laporan keuangan koperasi sekaligus dapat dijadikan saebagai slah satu
alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan koperasi lengkap sesuai dengan SAK ETAP
antara lain :

1. Neraca
2. Perhitungan sisa hasil usaha
3. Laporan Perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan.

2.4 Penerapan SAK ETAP untuk UMKM


Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
merupakan standar yang ditetapkan oleh ikatan akuntansi Indonesia untuk
perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP dibuat agar semua unit usaha
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Sehingga dengan adanya SAK ETAP diharapkan laporan yang dimiliki oleh
setiap unit usaha memiliki laporan keuangan yang sama dan berguna untuk
pihak eksternal perusahaan.

Manfaat penerapan SAK ETAP pada usaha kecil dan menengah adalah
untuk mengembangkan usaha dalam upaya meyakinkan publik bahwa usaha
yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu cara dalam
mempertanggungjawabkan perusahaan yaitu melakukan penyajian laporan
keuangan sesuai standar yang telah ditentukan. Karena dalam penyajian laporan
keuangan yang sesuai standar akan membantu manajemen perusahaan untuk
memperoleh berbagai kemudahan, misalnya untuk menentukan kebijakan
perusahaan di masa yang akan datang. Untuk memperoleh pinjaman dana dari
pihak ketiga.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penyajian materi diatas dapat disimpulkan bahwa SAK ETAP


merupakan standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri dan tidak mengacu
pada SAK Umum. SAK ETAP relatif tidak berubah selama beberapa tahun serta
memiliki bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan (DSAK IAI 2013).
Perbedaan pencatatan akuntansi yang sesuai SAK ETAP dengan
pencatatan UMKM dan Koperasi terletak pada komponen laporan keuangan, tujuan
dari pembuatan laporan keuangan, dan jenis badan hukum yang dimiliki oleh
Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi.

3.2 Saran
Melihat banyaknya keuntungan yang didapatkan melalui penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, penulis sangat menyarankan
kepada UMKM dan koperasi agar mulai menerapkan sistem ini dalam pencatatan
laporan keuangannya agar dapat dengan pasti mengetahui dan merencanakan
pengelolaan keuangan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas

Rudianto.2010.akuntansi koperasi edisi kedua.Jakarta:erlangga

Warsono, Sony. 2010. Akuntansi UMKM.Jakarta:Erlangga

Mulyani.2014.Analisi Peneraoan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Koperasi Mandiri
JayaTanjungpinang dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel tanjungpinang.
http://jurnal.umrah.ac.id/.26 april

2016

Anda mungkin juga menyukai