KOPERASI KONSUMEN
NAMA-NAMA KELOMPOK
1 FERDERIKA LASFETO
2 MERI IMELDA PLAIKOL
3 OVIRODISNA BAITANU
4 YUSRON ISAMIL
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang mempunyai kepentingan
yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi merupakan gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini telah
berkembang dengan pesat karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum
telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut, yang dapat membantu perekonomian
dan mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota. Upaya dari pendirian koperasi ini
sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih memahami koperasi. Ciri utama dari
koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi
anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa, anggota
koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
Koperasi dapat dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya, keanggotaannya dan
tingkatannya. Salah satu Koperasi berdasarkan dari jenis usaha adalah koperasi konsumen.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen dengan menjalankan
kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi. Kegiatan utama koperasi ini adalah membeli
barang atau jasa. Koperasi Konsumen Menjembatani produsen dengan konsumen yang
membutuhkan barang-barang atau jasa, atau bisa dibilang koperasi ini bisa disebut Perantara
antara produsen dan konsumen.
Tujuannya adalah untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi anggotanya
dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Sewaktu
era orde baru ada pembedaan nama untuk koperasi yang usahanya lebih dari satu jenis.
Kebijakan ini dimaksudkan agar mempermudah dalam hal pembinaan, Yaitu antara koperasi
yang dikhususkan tumbuh di desa-desa dan perkotaan. Untuk perkotaan, namanya KSU alias
Koperasi Serba Usaha dan KUD untuk di pedesaan.
Pada saat ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami mengenai jenis-jenis dari
koperasi, terkhusus koperasi konsumen, banyak dari masyarakat yang sudah menjadi anggota
dari sebuah koperasi, tetapi banyak dari beberapa anggotanya juga belum memahami jenis dari
koperasi itu sendiri. maka dari itu makalah ini akan membahas mengenai Koperasi Konsumen
secara luas dan menyeluruh, supaya masyarakat lebih mengerti dan memahami apa itu Koperasi
Konsumen serta aktivitas-aktivitas apa saja yang ada dalam Koperasi Konsumen
KOPERASI KONSUMEN
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhiratau pemakai
barang dan jasa.kegiatan utama koperasi konsumen adalah melakukan pembelian bersama.Jenis
barang atau jasayang dilayani oleh suatu koperasi yang dipenuhi kebutuhannya.Misalnya
koperasi yang mengelola took serba ada,mini market dan sebagainya.
Fungsi utama keberadaan koperasi konsumen adalah menjembatani antara produsen yang
menghasilkan suatu produk tertentu dengan konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
Koperasi konsumen berfungi mempertemukan atau menjadi tempat pertemuan antara produsen
dan konsumen,baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena koperasi tidak
memproduksi sendiri produknya maka koperasi konsumen harus melakukan pembelian barang-
barang yang akan dijualnya. Barang yang akan dijual tersebut dapat dibeli kepada produsen
barang tersebut secara langsung ataupun melalui agen tunggal/distributor yang ditunjuk
produsen. Untuk membeli barang-barang tersebut koperasi harus mengeluarkan uang sebagai
bukti pembayaran, baik pada saat terjadinya transaksi maupun di kemudian hari. Dengan adanya
barang dagangan mengharuskan koperasi melakukan aktivitas penjualan kepada konsumen
langsung yang menjadi anggota koperasi maupun yang bukan merupakan anggota koperasi. Dari
aktivitas penjualan barang ini koperasi akan memperoleh penerimaan uang dari pelanggan.
Melihat fungsi koperasi konsumen tersebut diatas maka aktivitas koperasi konsumen dapat
di kelompokan ke dalam 4 kelompok utama yaitu :
1 Pembelian
2 Pengeluaran kas
3 Penjualan
4 Penerimaan kas
Dengan empat aktivitas utama seperti itu, maka sebagian besar aktivitas didalam koperasi
konsumen akan didominasikan oleh empat kegiatan tersebut. Karena itu,pencatatan transaksi
didalam koperasi konsumen akan sangat banyak berkaitan dengan keempat jenis transaksi
tersebut.
C. Metode Pencatatan
Metode yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi koperasi konsumen yaitu:
1. Metode Perpetual, adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan di dalam koperasi konsumen, dimana persediaan dicatat dan
dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih cocok digunakan
di dalam koperasi yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi nilai
transaksinya besar.
2. Metode Periodik (Fisik) adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang
berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam koperasi konsumen, dimana persediaan
dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga
pokok penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai oleh koperasi yang frekuensi
transaksinya tinggi.
Kedua metode pencatatan tersebut memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya untuk
transaksi pembelian penjualan. Karena untuk kedua macam transaksi tersebut memiliki metode
pencatatan yang berbeda, maka dalam penyusunan laporan laba rugi pun akan menghasilkan
susunan yang sedikit berbeda.
transaksi periodik perpetual
Pembelian barang dagangan Pembelian xxx Persediaan xxx
Kas xxx Kas xxx
Penjualan barang dagangan Kas xxx Kas xxx
Penjualan xxx Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
D. HARGA POKOK PENJUALAN DAN BEBAN POKOK
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga beli dari barang-barang yang dijual di dalam
suatu periode akuntansi.Sedangkan Beban Pokok adalah harga beli (HPP) dari barang-barang
yang dijual kepada anggota koperasi. Untuk menghitung HPP adalah dengan menjumlahkan
persediaan awal barang dagangan dengan pembelian bersih dalam satu periode dan dikurangi
dengan jumlah persediaan barang dagangan padak akhir periode akuntansi, sedangkan untuk
menghitung pembelian bersih adalah dengan mengurangkan jumlah retur pembelian dan
potongan pembelian dari total pembelian barang dagangan pada periode tertentu.
Setelah selama satu bulan koperasi maju terus melakukan transaksi dan dicatat di dalam buku
harian dengan mengunakan metode perpetual, jika kemudian semua catatan tersebut di atas
diposting ke buku besar
Nama rekening : kas
Nomor rekening : 110
tanggal keterangan ref debet kredit saldo
2003 debet kredit
maret 1 Saldo awal 221.000.000
5 Pembelian barang dagangan
tuani 85.000.000 136.000.000
10 penjualan tunai barang
dagangan 41.000.000 177.000.000
12 Pembelian barang dagangan
tunai 32.000.000 145.000.000
15 Pembayaran utang usaha 15.000.000 130.000.000
20 Penjualan tunai kepda non
anggota 72.000.000 202.000.000
29 Beban listrik,air dan telepon 1.300.000 200.700.000
30 Gaji pegawai dan pengurus 4.400.000 196.300.000
31 Pembagian SHU 10.000.000 186.000.000
Nama rekening : piutang anggota
Nomor rekening : 120
tanggal keterangan ref debet kredit saldo
2003 debet krdit
mare 10 Penjualan secara kredit
t ke anggota 55.000.000 55.000.00
0
Jika kemidia berdasarkan neraca saldo tersebut di atas, staf akuntansi koperasi menyusun
perhitungan hasil usaha maka akan terlihat laporan perhitungan usaha sebagai berikut :
Koperasi maju terus
Perhitungan hasil usaha
Per 31 maret 2003
PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi bruto anggota 96.000.000
Beban pokok (81.600.000)
Partisipasi neto anggota 14.400.000
PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA
Penjualan 72,000,000
Harga pokok penjualan (61.200.000)
SHU kotor dari non anggota 10.800.000
SISA HASIL USAHA KOTOR 25,200,000
BEBAN OPERASI
Gaji pengurus kopersi 2.000.000
Gaji pegawai koperasi 2.400.00
Beban listrik,air dan telepon 1.300.000
5.700.000 (5.700.000)
SISA HASIL USAHA 19 500.000
G.PENCATATAN METODE PERIODIK
Periodik Metode periodik tidak mengharuskan adanya kartu stok/kartu persediaan, tetapi cukup
dilakukan perhitungan fisik barang dagangan yang ada di gudang pada akhir periode akuntansi
ketika akan menyusun laporan.
Setelah selama satu bulan koperasi maju terus melakukan transaksi dan dicatat di dalam buku
harian dengan mengunakan metode perpetual, jika kemudian semua catatan tersebut di atas
diposting ke buku besar
Nama rekening : kas
Nomor rekening : 110
tanggal keterangan ref debet kredit saldo
2003 debet kredit
maret 1 Saldo awal 221.000.000
5 Pembelian barang dagangan
tuani 85.000.000 136.000.000
10 penjualan tunai barang
dagangan 41.000.000 177.000.000
12 Pembelian barang dagangan
tunai 32.000.000 145.000.000
15 Pembayaran utang usaha 15.000.000 130.000.000
20 Penjualan tunai kepda non
anggota 72.000.000 202.000.000
29 Beban listrik,air dan telepon 1.300.000 200.700.000
30 Gaji pegawai dan pengurus 4.400.000 196.300.000
31 Pembagian SHU 10.000.000 186.000.000
Nama rekening : piutang anggota
Nomor rekening : 120
tanggal keterangan ref debet kredit saldo
2003 debet krdit
mare 10 Penjualan secara kredit
t ke anggota 55.000.000 55.000.00
0
Dari hasil perhitungan fisik (stock opname) barang dagangan yang ada di toko Koperasi Maju
Terus pada akhir bulan Maret 2010, diketahui nilai persediaan pada saat itu adalah Rp
29.200.000,-. Berdasarkan Neraca Saldo tersebut dan hasil perhitungan fisik barang dagangan,
maka dapat disusun Laporan Perhitungan Hasil Usaha sebagai berikut:
Penjualan yang dilakukan koperasi selama bulan Maret 2010 mencapai Rp 168.000.000, yang
terdiri dari penjualan kepada anggota sebesar Rp 96.000.000 dan penjualan kepada nonanggota
sebesar Rp 72.000.000.
Ini berarti proporsi penjualan kepada anggota sebesar 57% ({96.000.000 : 168.000.000} x 100%)
dan kepada non anggota sebesar 43% ( {72.000.000 : 168.000.000} x 100%).
Perhitungan SHU Kotor sebesar Rp 25.200.000, maka dari jumlah tersebut sebesar 57% atau
sebesar Rp 14.364.000 merupakan partisipasi neto anggota, dan sebanyak 43% atau sebesar Rp
10.836.000 merupakan laba kotor dari nonanggota. Perhitungan SHU, baik dengan metode
perpetual ataupun periodik, akan memperoleh nilai yang sama.
H. NERACA LAJUR
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun laporan
keuangan. Media ini sama sekali bukan menjadi suatu kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh
akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya alat bantu untuk mempermudah akuntan
dalam menyusun laporan keuangan.
dari contoh kasus Koperasi Maju Terus, kita ambil yang menggunakan metode
Perpetual.Ternyata ada beberapa hal yang belum dicatat yang memerlukan penyesuaian, yaitu:
a. Setelah dihitung, perlengkapan kantor yang tersisa pada akhir bulan Maret 2010 tinggal Rp
2.400.000.
b. Beban Peralatan kantor untuk bulan Maret 2010 sebesar Rp 100.000,-.
c. Onkos angkut pengiriman penjualan barang sebesar Rp 450.000 belum dibayar dan belum
dicatat.
berdasarkan neraca lajur tersebut di atas, staf akuntansi koperasi menyusun perhitungan hasil
usaha maka akan terlihat laporan perhitungan usaha sebagai berikut :
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi, serta
informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi dapat disusun dengan
memasukan semua rekening utang dan ekuitas ke sisi pasiva neraca. Jumlah ekuitas koperasi
yang dicatata dalam neraca adalah saldo ekuitas akhir seperti yang tertulis dilaporan perubahan
ekuitas . maka neraca koperasi maju terus dapat disusun sebagai berikut.
Koperasi maju terus
Neraca
I. JURNAL PENUTUP
c. Menutup akun ikhtisar Laba Rugi, dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit akun SHU sebesar selisih pendapatan dan beban.
d. Menutup Akun-akun SHU, dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akun SHU
dibagikan.
Dengan dibuatnya jurnal penutup maka aktivitas pencatatan akuntansi untuk periode yang
bersangkutan dianggap selesai dan ditutup.
Jika dari kasus koperasi maju terus diatas dibuat jurnal penutupnya maka catatan yang terlihat
adalah sebagai berikut :
Penjualan 72.000.000
HPP 61.200.000