Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

ANALISIS TRANSAKSI DALAM USAHA MIKRO, KECIL, DAN


MENENGAH (UMKM)

A. AKUNTANSI DAN SIKLUS AKUNTANSI


 Akuntansi
Akuntansi adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi
informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya (Warsono, 2010).
Sepanjang perusahaan menggunakan uang sebagai alat untuk menukar barang/jasa,
akuntansi diperlukan dalam perusahaan tersebut. Akuntansi digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan informasi keuangan dalam wujud laporan
keuangan.
 Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan
secara sistematis, dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan
pembukuan. Siklus akuntansi merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh
pemilik usaha, segala jenis usaha memerlukan ilmu akuntansi. Siklus akuntansi
bukan hanya dilakukan pada perusahaan besar, tetapi siklus akuntansi pada UMKM
pun berlaku dan wajib diterapkan. Secara rinci, proses siklus akuntansi dapat
diuraikan sebagai berikut yaitu :
1. Timbulnya Bukti Transaksi
Tahap pertama adalah munculnya transaksi baik itu secara kredit ataupun
tunai, yang mana dari transaksi tersebut akan ada bukti transaksinya. Bukti
transaksi adalah bukti tertulis yang menunjukkan bahwa telah terjadinya
transaksi pada waktu itu.
2. Menjurnal Setiap Transaksi yang Terjadi
Setelah ada bukti transaksi, maka tahap selanjutnya adalah menjurnal
setiap kali ada bukti tersebut keadaaln jurnal umum. Jurnal umum adalah
sebuah jurnal yang dipergunakan untuk mencatat setiap adanya bukti
transaksi kedalam kolom debet dan kredit secara sistematis dan
kronologis. Jadi pencatatan ini harus dicatat secara berurutan sesuai
dengan tanggal terjadinya bukti agar tidak terjadi kekeliruan apabila ada
pemeriksaan keuangan.
3. Memposting Data Jurnal Umum ke Buku Besar
Tahap yang ketiga adalah memindahkan setiap akun sejenis kedalam buku
besar, istilah pemindahan data dari jurnal umum ke buku besar dinamakan
posting. Buku besar adalah buku yang digunkana untuk menggolongkan
akun sejenis kedalam sebuah table yang akan dicari saldo akhir dari
masing-masing akun. Dengan adanya buku besar, dimaksudkan untuk

1
mempermudahkan dalam pembuatan neraca lajur yaitu untuk mengetahui
besar saldo masing-masing akun.
4. Memasukkan Saldo Tiap AKun ke Neraca Saldo Sementara
Setela diketahui saldo akhir tiap akun, maka langkah berikutnya dengan
memasukkan/memindahkan akun berserta saldonya ke neraca saldo
sementara. Tujuan dari membuat neraca saldo semenatara adalah untuk
memastikan balance atau tidak debet dan kreditnya sebelum dimasukkan
ke naraca lajur.
5. Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP)
Ayat jurnal penyesuaian atau AJP adalah jurnal yang dilakukan pada akhir
periode untuk melakukan penyesuaian terhadap saldo perkiraan (akun)
yang menunjukkan kedaan sebenarnya. Adapun tujuan dari pembuatan
AJP ini adalah agar pada akhir periode akun nominal (harta, hutang,
modal) dan akun rill (pendapatan dan beban) menunjukkan keadaan
sebenarnya.
6. Membuat Neraca Lajur atau Kertas Kerja
Tahap keenam ini adalah memasukkan data yang ada pada neraca saldo
sementara dan AJP kedalam kolom table neraca lajur yang tersedia. Neraca
lajur atau kertas kerja adalah selembar kertas berkolom yang digunakan
untuk memasukkan data dan menghitung saldo data pada tiap kolom.
Terdapat 10 kolom yang terbagi menjadi 5 bagian yaitu neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, laba/rugi, dan neraca.
7. Pembuatan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan yang berisiskan informasi mengenai
keadaan keuangan perusahaan unuk menggambarkan kinerja
perusahaannya. Ada 5 jenis laporan keuanga yaitu :
a. laporan laba/rugi, untuk mengetahui untung/rug yang terjadi dari selisih
debet dengan kredit.
b. Laporan perubahan modal, untuk mengetahui berapa besar perubahan
besarnya modal yang terjadi dalam periode itu.
c. Laporan neraca, berisi posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada periode
tersebut
d. Laporan arus kas, untuk mengetahui alur keluar masuk kas yang terjadi
selama periode tersebut.
e. Catatan akhir laporan keuangan (CALK)

Namun yang biasa dan sering dibuat hanya ada 3 yaitu laporan laba/rugi,
laporan perubahan modal dan laporan neraca.

8. Menutup Akun dengan Jurnal Penutup


Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menutup akun-akun
nominal sementara yang dilakukan diakhir periode. Salah satu tujuan dari
dibuatnya jurnal penutup ini adalah untuk menyajikan neraca awal periode

2
berikutnya setelah dilakukan penutupan. Akun yang ditutup antara lain
akun nominal (pendapatan dan beban), modal, dan juga prive.
9. Membuat Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalik akun tertantu yang ada pada
ayat jurnal penyesuaian, yang memiliki pengaruh transaksi rutin pada
periode berikutnya. Akun-akun AJP yang akan dibalik antara lain :
a. Beban yang masih harus dibayar
b. Pendapatan yang masih harus diterima
c. Beban dibayar dimuka (pendekatan beban)
d. Pendapatan diterima dimuka (pendekatan pendapatan)
Tujuan dari dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk menghindar resiko
terjadinya pencatatan dua kali pada periode berikutnya.

B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan akan digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan berbagai macam kebijakan. Informasi yang didapatkan dari laporan
keuangan antara lain :
1. Informasi kinerja keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba atau rugi
sebuah perusahaan selama satu periode dapat dilihat melalui laporan laba
rugi.
2. Informasi perubahan jumlah modal pemilik dalam sautu perusahaan.
Informasi mengenai perubahan modal pemilik dapat dilihat melalui laporan
perubahan modal.
3. Informasi posisi keuangan perusahaan terkait dengan sumber dana dan jenis
penggunaan dana. Informasi ini dapat dilihat dalam neraca.
4. Informasi pemasukan uang (kas) dan pengeluaran uang (kas). Informasi ini
dapat dilihat dalam laporan aliran (arus) kas.
 ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Agar dapat memahami laporan keuangan, kita harus tahu elemen-elemen
pembentuk laporan keuangan. Perhatikan contoh-contoh laporan keuangan sebagai
berikut :

Contoh Laporan Laba/Rugi

3
SAGARA
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode Januari 2012 (dalam rupiah)
Pendapatan usaha 14.000.000
Dikurangi
Biaya gaji 3.000.000
Biaya penyusutan peralatan 1.500.000
Biaya listrik, air, dan telepon 500.000
Total biaya operasional (5.000.000)
Laba (rugi) Operasional 9.000.000

Ditambah
Pendapatan lain-lain 2.000.000
Laba (Rugi) bersih 11.000.000

Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

SAGARA
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk periode Januari 2012 (dalam rupiah)
Ekuitas awal 1 Jaunari 2012 20.000.000
Ditambah
Penyetoran modal saham selama periode
berjalan
5 Januari disetor kas sebagai modal 7.000.000
11 Januari disetor computer sebagai modal 3.500.000
Total setoran periode berjalan 10.500.000
Ditambah : Laba bersih 11.000.000
Dikurangi : Prive (pengembalian ekuitas) (1.000.000)
Ekuitas akhir (31 Januari 2012) 40.500.000

Contoh Neraca
SAGARA
Neraca
Per 31 Januari 2012 (dalam rupiah)
Asset Utang
Kas 11.000.000 Utang usaha 3.000.000
Piutang usaha 2.000.000 Utang gaji 4.000.000
Perlengkapan 1.500.000 Utang bank 9.500.000
Biaya sewa dibayar di 2.500.000
muka
Kendaraan 12.000.000 Ekuitas

4
Peralatan 8.000.000 Modal Segara 20.500.000
Total Aset 37.000.000 Total Utang + Ekuitas 37.000.000

Contoh Laporan Aliran Kas


SAGARA
Laporan Aliran Kas
Untuk periode Januari 2012 (dalam rupiah)
Aliran Kas dari aktivitas operasi
Kas diterima dari pendapatan 14.000.000
Kas diterima dari pelunasan piutang 1.000.000
Kas dibayarkan untuk membayar gaji (3.000.000)
Kas dibayarkan untuk membayar air dan listrik (500.000)
Aliran kas dari aktivitas operasi 11.500.000
Aliran kas dari aktivitas investasi
Kas diterima dari penjualan asset tetap 3.000.000
Kas dibayarkan untuk membeli surat berharga (10.000.000)
Aliran kas dari aktivitas investasi (7.000.000)
Aliran kas dari aktivitas pendanaan
Kas diterima dari pinjaman bank 12.500.000
Kas dibayarkan untuk angsuran pinjaman (6.000.000)
Aliran kas dari aktivitas pendanaan 6.500.000
Saldo Kas Akhir Periode, 31 Januari 2012 11.000.000

C. PERSAMAAN AKUNTANSI
Pencatatan transaksi keuangan pada akuntansi berdasarkan persamaan
matematika dasar yang dituangkan dalam bentuk persamaan pengguanaan dana =
pemerolehan dana. Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu
yang dapat diukur secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu
berarti uang tunai. Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dan sebagainya
(Warsono, 2010).
Dalam usaha, kegiatan utamanya adalah memperoleh dana dari beberapa
sumber dan menggunakan dana untuk kepentingan perusahaan terutama dalam
kegiatan operasional perusahaan. Sumber-sumber pemerolehan dana berasa dari
utang (pinjaman dari kreditor), ekuitas (pendanaan yang berasal dari setoran modal
pemilik, laba yang dihasilkan perusahaan, maupun pendanaan dari sumber lain-lain
selain utang, seperti hibah) dan pendapatan yang dihasilkan perusahaan.
Sedangkan jenis-jenis penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk asset
(lazim dikenal sebagai aktiva/harta), biaya yang diakui, dan pengembalian ekuitas
dari perusahaan kepada pemilik. Penggunaan dana dan sumber pemerolehan dana
harus selalu seimbang sebagai implikasi dari sebuah persamaan.
Ketidakseimbangan diantaranya berarti bahwa terdapat sesuatu ketidakberesan

5
dalam pengelolaan dana, baik sumber maupun penggunaannya. Secara lebih
sederhana, persamaan dasar akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jenis-jenis penggunaan dana = Sumber-sumber pemerolehan dana
Asset + Biaya + Pengembalian Ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan

D. ANALISIS TRANSAKSI
Pada dasarnya, transaksi yang terjadi di perusahaan hanya ada dua, yaitu
transaksi pemerolehan dana dan transaksi penggunaan dana. Berarti dalam
perusahaan, yang perlu diperhatikan adalah dana kita berasal dari mana ? Dan dana
kita digunakan untuk apa saja ?. Berdasarkan dua jenis transaksi tersebut, pehatikan
contoh transaksi yang sering terjadi di perusahaan sebagai berikut :
1. Transaksi dengan Pemilik
Transaksi dengan pemilik adalah transaksi yang terjadi antara
perusahaan dan pemilik. Transaksi ini terdiri atas transaksi penyetoran
modal dan transaksi penarikan kembali modal tersebut. Transaksi
penyetoran modal oleh pemilik, misalnya berupa kas, mengakibatkan
aktiva (kas) perusahaan bertambah dan modal perusahaan juga
bertambah, dan begitu juga sebaliknya.
2. Transaksi dengan Kreditor
Transaksi denga kreditor adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan
dan kreditor. Transaksi ini terdiri atas transaksi penarikan pinjaman dan
pelunasan pinjaman tersebut. Transaksi penarikan pinjaman, dari bank
misalnya mengakibatkan aktiva (kas) perusahaan bertambah dan utang
perusahaan juga bertambah dan begitu juga sebaliknya.
3. Transaksi dengan Pelanggan
Transaksi dengan pelanggan adalah transaksi yang terjadi antara
perusahaan dan pelanggan. Transaksi ini terdiri atas transaksi penjualan
barang/jasa perusahaan kepada pelanggan dan transaksi pengembalian
barang oleh pelanggan karena barang tidak sesuai dengan pesanan, dan
dalam hal jasa, pelanggan menuntut pengurangan harga karena
konsumen menganggap kualitas jasa yang ia terima tidak sesuai dengan
yang ia harapkan. Transaksi ini mengakibatkan (kas atau piutang)
perusahaan bertambah dan pendapatan perusahaan juga bertambah,
begitu pula sebaliknya.
4. Transaksi dengan Pemasok
Transaksi dengan pemasok adalah transaksi yang terjadi antara
perusahaan dan pemasok. Transaksi ini terdiri atas transaksi pembelian
bahan baku, barang dagangan, atau pun barang lainnya seperti alat-alat
kantor, kendaraan, dan mesin produksi. Jika transaksi ini dilakukan
dengan tunai, maka pengaruhnya adalah menambah aktiva perusahaan

6
dan disisi lain mengurangi aktiva perusahaan berupa kas. Jika transaksi
ini dilakukan secara kredit, maka perlakuannya sama dengan transaksi
dengan kreditor, yakni menambah aktiva disamping juga menambah
utang.
5. Transaksi dengan Penyedia Nilai Tambah
Transaksi dengan penyedia nilai tambah adalah transaksi antara
perusahaan dan siapa pun yang menyediakan nilai tambah kepada
produk/jasa perusahaan. Karyawan, misalnya menyediakan tenaganya
kepada perusahaan di dalam rangka melayani pelanggan atau
membuatkan barang yang akan dijual kepada consume, PLN, sebagai
salah satu contoh lain yang menyediakan tenaga listrik bagi perusahaan.
Transaksi dengan karyawan dan PLN seperti dijelaskan di atas
mengakibatkan aktiva perusahaan berkurang (untuk membayar gaji dan
tenaga listrik) atau utang perusahaan bertambah. Di sisi lain, biaya
perusahaan juga bertambah.

Anda mungkin juga menyukai