ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
Sulistyandari
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis – UNSOED)
OUTLINE PEMBAHASAN
AKUNTANSI
Transaksi ke-n
Tujuan dan Manfaat Akuntansi
• Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari
suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
• Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-
pihak di dalam organisasi itu sendiri maupun pihak-pihak di luar
organisasi.
• Pemakai informasi dari kalangan internal :
– Pihak Manajemen; Informasi akuntansi ini oleh manajemen
dimanfaatkan untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi
aktivitas usaha yang dilaksanakan.
• Pemakai informasi dari kalangan eksternal, terbagi menjadi dua :
– pemakai eksternal yang berkepentingan langsung terhadap
informasi akuntansi contoh : investor dan kreditor
– pemakai eksternal yang tidak berkepentingan langsung misalnya
Analis Ekonomi, Pegawai dan Lembaga-lembaga Pemerintah.
Selama Periode Berjalan Pada Akhir Periode
5. Penyusunan Laporan
Transaksi Transaksi
ke-1 ke-n
Kewajiban dan modal sendiri: Penjualan 120.000 Kewajiban dan modal sendiri:
Total kewajiban 32.000 Total biaya 115.200 Total kewajiban 44.000
Saham 9.600 Laba bersih 4.800 Saham 9.600
Laba ditahan 25.600 Laba ditahan 26.400
Total kewajiban & Laporan Laba Ditahan, Total kewajiban &
modal sendiri 67.200 31 Desember 2003 modal sendiri 80.000
Laba ditahan
31 Desember 2002 25.600
Ditambah:
Laba bersih 4.800
Dikurangi:
Dividen 4.000
Laba ditahan:
31 Desember 2003 26.400
Rp. 24.400
Current rasio (CR) 2002 = = 2,03
Rp. 8.800
Rp. 28.000
Current rasio (CR) 2003 = = 2,33
Rp. 12.000
Quick Ratio
Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar selain persediaan yang
dimilikinya.
Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap
aset yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak
likuid). Hal ini berkaitan dengan panjangnya siklus
yang diperlukan untuk merubah persediaan menjadi
kas, yaitu melalui penjualan kredit, dan ditambah
dengan ketidakpastian nilai persediaan. Dengan
alasan inilah persediaan tidak dimasukkan dalam
memperhitungkan quick rasio.
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio (QR) =
Hutang lancar
Rp.24.400 - Rp.8.600
QR 2002 = = 1,79
Rp.8.800
Rp.28.000 - Rp.12.000
QR 2003 = = 1,33
Rp.12.000
Cash ratio
Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek
yang bisa diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan
perhitungannya untuk PT. Antah Berantah ditahun 2002 dan 2003
Kas + Efek
Cash Rasio =
Hutang lancar
Rp.2.200 + Rp. 0
Cash Ratio 2002 = = 0,25
Rp.8.800
Rp.2.000 - Rp.0
Cash Ratio 2003 = = 0,17
Rp.12.000
Rasio hutang/Leverage
Rasio Leverage menunjukkan proporsi
penggunaan hutang dalam perusahaan untuk
membiayai investasinya.
Rasio ini terkadang disebut juga dengan rasio
solvabilitas, yaitu rasio yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan melunasi seluruh
kewajibannya pada saat perusahaan
dilikuidasi
Beberapa rasio leverage: Debt ratio, Debt to
Equity Ratio (DER), Time Interest Earned
(TIE)
Debt Ratio
Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasi pada keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahan.
Total Hutang
Debt Ratio =
Total Aktiva
Rp. 32.000
Debt Ratio 2002 = = 0,48
Rp.67.200
Rp. 44.000
Debt Ratio 2003 = = 0,55
Rp.80.000
Debt Equity Ratio (DER)
Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan
hutang dibandingkan modal sendiri untuk membiayai
investasinya
Total Hutang
Debt Equity Ratio
Total Modal sendiri
Rp.32.000
DER 2002 0,91
Rp. 35.200
Rp.44.000
DER 2003 1,222
Rp. 36.000
Time Interest Earned (TIE)
Laba operasi
TIE ratio =
Beban Bunga
Rp. 10.560
TIE Ratio 2002 = = 5,62
Rp.1.880
Rp. 10.640
TIE Ratio 2003 = = 4,03
Rp.2.640
Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi dan efektifitas
investasi pada aktiva
Beberapa rasio aktivitas:Total Asset
Turn Over, Receivable Turn Over,
Average Collection Period, Inventory
Turn Over, Average Day’s Inventory,
Fixed Asset Turn Over.
Total Asset Turn Over (TATO)
TATO atau rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektifitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba
Penjualan bersih
TATO ratio =
Total Aktiva
Rp.114.000
TATO ratio 2002 = = 1,70 x
Rp.67.200
Rp.120.000
TATO ratio 2003 = = 1,5 x
Rp.80.000
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan
untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam
piutang. Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan
dalam bentuk piutang berputar selama satu periode
yang lazimnya satu tahun.
Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa
cepat piutang dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan
rasio Average collection period (ACP) atau Day’s sales
out standing.
Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat
penerimaan piutang dari pelanggan. Kondisi ini
menunjukkan semakin efisien dan efektif dana yang
tertanam dalam bentuk piutang.
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Penjualan kredit
RTO ratio =
Piutang
360 hari
ACP ratio =
Perputaran piutang
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rp. 114.000
RTO ratio 2002 = = 8,38 x
Rp. 13.600
360 hari
ACP ratio 2002 = = 43 hari
8,38 x
Rp. 120.000
RTO ratio 2003 = = 8,57 x
Rp. 14.000
360 hari
ACP ratio 2003 = = 42 hari
8,57 x
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio
perputaran persediaan digunakan untuk
mengukur efektifitas dan efisensi dana yang
tertaman dalam persediaan. Yaitu
kemampuan dana yang diinvestasikan dalam
bentuk persediaan berputar selama satu
periode, yang lazimnya satu tahun.
Perputaran ini nantinya akan terkait dengan
berapa lama rata-rata persediaan tersimpan
dalam gudang sebelum terjual (Average Day’s
Inventory/ ADI).
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Berikut cara penghitungan kedua rasio ini:
360 hari
ADI ratio =
ITO
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rp.76.300
ITO ratio 2002 = = 8,87 x
Rp. 8.600
360 hari
ADI ratio 2002 = = 41 hari
8,87 x
Rp.82.600
ITO ratio 2003 = = 8,79 x
Rp. 9.400
360 hari
ADI ratio 2003 = = 41 hari
8,79 x
Fixed Asset Turn Over (FATO)
Penjualan
FATO ratio =
Aktiva Tetap bersih
Rp.114.000
FATO ratio 2002 = =2.66x
Rp.42.800
Rp.120.000
FATO ratio 2002 = =2,31x
Rp.52.000
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Bisa
dihubungkan dengan penjualan, total aktiva,
maupun dengan modal sendiri
Beberapa rasio profitabilitas: Gross profit
margin, Operating profit margin, net profit
margin, Return on Asset, Return on
Investmen, Return on equity/Nethworth
Semakin besar rasio ini, berarti semakin baik
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.
Gross profit margin (GPM)
Gross profit margin atau margin laba kotor
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba kotor dari penjualan perusahaan
Laba kotor
Gross Profit Margin
Penjualan
Rp. 37.700
Gross Profit Margin 2002 33,07%
Rp. 114.000
Rp. 37.400
Gross Profit Margin 2003 31,17%
Rp. 120.000
Operating Profit Margin (OPM)
Operating profit margin (OPM) atau margin laba
operasi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari penjualan perusahaan
Rp. 10.640
Operating Profit Margin 2003 8,87%
Rp. 120.000
Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih dari penjualan perusahaan
Rp. 4.800
Net Profit Margin 2003 4%
Rp. 120.000
Return On Asset (ROA)
ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas
ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari aktiva yang
digunakan.
Laba Operasi (EBIT)
Return on Asset (ROA)
Total Aktiva
Rp. 10.560
ROA 2002 15,71%
Rp. 67.200
Rp. 10.640
ROA 2003 13,3%
Rp. 80.000
Return On Investment (ROI)
ROI menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.
Rp. 4.800
ROI 2003 6%
Rp. 80.000
Return On Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal
dari modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih
Rp. 4.800
ROE 2003 13,33%
Rp. 36.000
Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata
investor.
Beberapa rasio nilai pasar
- Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini
mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
- Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan
ROE
40%
PT A
30%
20%
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
BENCHMARK ANALYSIS
ROE
40%
PT A
30%
20% PT B
10%
98 99 00 01 02 03 TAHUN
KELEMAHAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
Penggunaan Dana
1. Pembayaran Deviden Rp. 4.000
2. Kenaikan aktiva tetap 13.200
Jumlah penggunaan Dana Rp. 17.200
Jumlah kenaikan (penurunan) modal kerja 400
MARKET VALUE ADDED (MVA)