Anda di halaman 1dari 73

AKUNTANSI DAN

ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN

Sulistyandari
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis – UNSOED)
OUTLINE PEMBAHASAN

 AKUNTANSI

 JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN

 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN:


METODA DAN INTERPRETASI
AKUNTANSI
 “ Proses sistematis untuk mengolah
transaksi menjadi informasi keuangan
yang bermanfaat bagi para
penggunanya” (Warsono, Darmawan
dan Ridha, 2008)
Tiga Komponen Utama Akuntansi

1. Input (masukan) ; berupa peristiwa bisnis yang


bersifat keuangan (transaksi)
2. Proses (prosedur) ; terdiri dari berbagai kegiatan
untuk mengolah input akuntansi. Proses utamanya
adalah pencatatan yang terdiri dari dua fungsi yaitu
penjurnalan dan pemindah-bukuan
3. Output (keluaran) ; berupa informasi keuangan
yang dikenal dengan laporan keuangan
Skema Akuntansi
INPUT PROSES OUTPUT
Transaksi ke-1

Transaksi ke-2 Penyiapan Pencatatan Informasi


Transaksi Transaksi Keuangan

Transaksi ke-n
Tujuan dan Manfaat Akuntansi
• Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari
suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
• Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-
pihak di dalam organisasi itu sendiri maupun pihak-pihak di luar
organisasi.
• Pemakai informasi dari kalangan internal :
– Pihak Manajemen; Informasi akuntansi ini oleh manajemen
dimanfaatkan untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi
aktivitas usaha yang dilaksanakan.
• Pemakai informasi dari kalangan eksternal, terbagi menjadi dua :
– pemakai eksternal yang berkepentingan langsung terhadap
informasi akuntansi contoh : investor dan kreditor
– pemakai eksternal yang tidak berkepentingan langsung misalnya
Analis Ekonomi, Pegawai dan Lembaga-lembaga Pemerintah.
Selama Periode Berjalan Pada Akhir Periode

5. Penyusunan Laporan
Transaksi Transaksi
ke-1 ke-n

aPembuatan Daftar Saldo sebelum


1Pengidentifikasian Penyesuaian
Transaksi

b. Pencatatan Penyesuaian & Pencatatan


Koreksi
2. Pengukuran Transaksi

c. Pembuatan Daftar Saldo setelah


3. Pendokumentasian Transaksi ke Penyesuaian
Bukti

4. Penulisan Transaksi ke Buku d. Penyusunan Laporan Laba/Rugi


Harian

e. Pencatatan Penutup (Closing Entries)


5. Penjurnalan

f. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas,


Neraca&Laporan Arus Kas
6. Pencatatan Buku Besar

g. Pencatatan Pembalik (Reversing Entries)


LAPORAN KEUANGAN
 Setiap periode (misal setahun) perusahaan umumnya
menyusun laporan tahunan (annual report) yang berisi:
 Verbal section: perkembangan historis dan rencana ke depan
 Ikhtisar laporan keuangan

 Laporan keuangan menjawab kebutuhan informasi tentang


kondisi dan kinerja keuangan perusahaan selama suatu
periode tertentu.
 Melalui analisis laporan keuangan manajemen bisa
melakukan evaluasi dan menentukan langkah-langkah
untuk perbaikan kinerja perusahaan
Pengertian
 Hasil dari proses akt yg dpt digunakan
sbg alat utk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu
perush. dgn pihak-pihak yg
berkepentingan dg data atau aktivitas
perusahaan.
SIAPA SAJA PENGGUNA
LAPORAN KEUANGAN???
 Ada dua kelompok besar pengguna laporan keuangan:
1. Pengguna internal (internal users):
para manajer, CEO, CFO maupun auditor internal dalam
perusahaan

2. Penggguna eksternal (external users):


Kreditor (bank maupun bondholders), pemegang
saham (stockholders) - baik existing maupun potential
stockholders, analis merger dan akuisisi, dewan direksi,
pemerintah, wakil tenaga kerja, pemasok, konsumen
EMPAT JENIS
LAPORAN KEUANGAN
 Ada empat jenis laporan keuangan utama perusahaan:

1. Neraca (balance sheets)


2. Laporan laba rugi(income statement)
3. Laporan perubahan ekuitas (statement of equity):
4. Laporan arus kas (cash flow statement):
NERACA
 Neraca adalah jenis laporan keuangan yang memuat
informasi tentang posisi finansial sebuah perusahaan pada
waktu tertentu (misalnya satu tahun) – snap shot..
 Dalam neraca, terdapat dua komponen utama, yaitu: (1)
bagian aset di sisi kiri dan (2) bagian kewajiban & ekuitas di
sisi kanan neraca.
 Prinsip keseimbangan dalam neraca:
Aktivitas investasi = Aktivitas pendanaan
Total Asset = Kewajiban + Modal sendiri
Aset Lancar + Aset Tetap = Kewajiban lancar + hutang jangka
panjang + modal sendiri
NERACA: CONTOH
Neraca PT. Antah Berantah
per 31 Desember 2003 dan 2002 (Ribuan Rupiah)
2002 2003 Passiva 2002 2003
Aktiva
Kas 2.200 2.000 Hutang Dagang 1.200 2.400
Piutang Dagang 13.600 14.000 Hutang wesel 2.400 4.000
Persediaan 8.600 12.000 Hutang upah 400 400
Aktiva Lancar 24.400 28.000 Hutang Pajak 4.800 5.200
Aktiva Tetap (Bruto) 58.800 72.000 Hutang lancar 8.800 12.000
Akumulasi Penyusutan 16.000 20.000 Hutang jangka panjang 23.200 32.000
Aktiva tetap netto 42.800 52.000 Modal Saham 10.000 lbr 9.600 9.600
Total Aktiva 67.200 80.000 Laba Ditahan 25.600 26.400
Modal sendiri 35.200 36.000
Total Passiva 67.200 80.000
LAPORAN LABA RUGI
 Laporan laba rugi merupakan rangkuman kinerja
operasional perusahaan dalam satu periode waktu
(misalkan setahun).
 Dalam laporan laba rugi, bisa diperoleh informasi
mengenai semua pendapatan (revenues), biaya
(expenses), serta laba ataupun rugi perusahaan pada
suatu periode akuntansi.
 Dalam laporan laba rugi ini juga dicantumkan informasi
lain seperti laba per lembar saham (EPS).
LAPORAN LABA RUGI:CONTOH
Laporan Laba Rugi PT. Antah Berantah
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah)
Tahun 2002 Tahun 2003
Penjualan bersih Rp 114.000 Rp. 120.000
Harga Pokok Penjualan 76.300 82.600
Laba Kotor 37.700 37.400
Biaya Operasi tunai 23.540 22.760
Biaya Penyusutan 3.600 4.000
Laba Operasi (EBIT) 10.560 10.640
Biaya Bunga (I) 1.880 2.640
Laba sebelum Pajak 8.680 8.000
Pajak (T) 3.480 3.200
Laba Bersih (EAT) 5.200 4.800

Laba per Saham (EPS) Rp520/lbr Rp480/lbr


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
 Laporan perubahan ekuitas berisi informasi tentang
perubahan yang terjadi pada pos-pos akuntansi yang
membentuk ekuitas perusahaan.
 Jenis laporan ini sangat berguna bagi para pengguna
informasi laporan keuangan untuk mengetahui alasan
terjadinya perubahan pada ekuitas perusahaan.
LAPORAN LABA DITAHAN: CONTOH

Saldo laba ditahan, 31 Desember 2002 25.600


Tambahan: Laba bersih 4.800
Pengurangan: Dividen kepada pemegang 4.000
saham biasa
Saldo laba ditahan, 31 Desember 2003 26.400
LAPORAN ARUS KAS
 Laporan arus kas adalah suatu laporan yang
menunjukkan arus kas yang terjadi sebagai akibat dari
tiga aktivitas perusahaan pada suatu periode akuntansi
yaitu:
1. aktivitas operasi
2. aktivitas investasi
3. aktivitas pendanaan perusahaan
LAPORAN ARUS KAS: CONTOH
Laporan Arus Kas
PT. Antah Berantah
1 januari – 31 Desember 2003
Operasi:
Laba operasi 4.800
Penyusutan aktiva tetap 4.000
(Kenaikan) atau penurunan piutang dagang (400)
(Kenaikan) atau penurunan persediaan (3.400)
Kenaikan atau (penurunan)hutang dagang 1.200
Kenaikan atau (penurunan) hutang Pajak __400
Aliran kas operasi 6.600
Investasi:
Penjualan atau (pembelian) aktiva tetap (13.200)
Pendanaan:
Kenaikan atau (penurunan) hutang wesel 1.600
Kenaikan atau (penurunan) hutang jangka panjang 8.800
Pembayaran Deviden (4000)
Aliran kas Pendanaan 6.400
Perubahan bersih Kas (200)
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI
JENIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas
31 Desember 2003
Arus kas bersih dari
aktivitas operasi 6.600
Arus kas bersih dari
aktivitas investasi (13.200)
Arus kas bersih dari
aktivitas pendanaan 6.400
penurunan arus
kas bersih (200)
NERACA Kas, 31 Des 2002 2.200 NERACA,
31 Desember 2002 Kas, 31 Des 2003 2.000 31 Desember 2003
Aset: Aset:
Kas Rp 2.200 Kas Rp 2.000
Aset nonkas 65.000 Laporan Laba Rugi, Aset nonkas 78.000
Total aset 67.200 31 Desember 2003 Total aset 80.000

Kewajiban dan modal sendiri: Penjualan 120.000 Kewajiban dan modal sendiri:
Total kewajiban 32.000 Total biaya 115.200 Total kewajiban 44.000
Saham 9.600 Laba bersih 4.800 Saham 9.600
Laba ditahan 25.600 Laba ditahan 26.400
Total kewajiban & Laporan Laba Ditahan, Total kewajiban &
modal sendiri 67.200 31 Desember 2003 modal sendiri 80.000

Laba ditahan
31 Desember 2002 25.600
Ditambah:
Laba bersih 4.800
Dikurangi:
Dividen 4.000
Laba ditahan:
31 Desember 2003 26.400

Desember, 2002 Desember, 2003


KELEMAHAN DALAM LAPORAN
KEUANGAN
 Beberapa kelemahan laporan keuangan:
1. Kelemahan dalam eskpresi moneter
2. Faktor inflasi
3. Penyederhanaan dan peringkasan
4. Perbenturan kepentingan dalam pelaporan informasi
laporan keuangan
5. Perbedaan asumsi-asumsi dalam pelaporan akuntansi.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan?:


A. Analisis berdasarkan data akuntansi:
1. Analisis rasio keuangan (financial rasio analysis) -
trend & benchmark.
2. Analisis Du Pont Chart
3. Model prediksi kebangkrutan
4. Analisis indeks
5. Analisis common size
6. Analisis sumber dan penggunaan Dana
B. Analisis kinerja perusahaan:
1. MVA dan EVA
ANALISIS RASIO

 Analisis rasio merupakan analisis yang


menghubungkan unsur-unsur neraca dan laba rugi
satu dengan yang lainnya, yang dapat memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan dan
penilaian posisinya pada saat ini
 Analisis rasio keuangan dilakukan dengan
menggunakan berbagai rasio keuangan yang bisa
dikelompokkan dalam
1. Rasio likuiditas.
2. Rasio Hutang/leverage
3. Rasio aktivitas
4. Rasio profitabilitas.
5. Rasio nilai pasar.
RASIO LIKUIDITAS
 Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)
memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
 oleh sebab itu item yang digunakan hanya
kewajiban jangka pendek dan sebagai
penjaminnya digunakan aktiva lancar.
 Rasio likuiditas terdiri atas
 1. Current Ratio
 2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio
 3. Cash Ratio
Current Ratio

 Current ratio yang disebut juga dengan rasio lancar


memperlihatkan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus :
Aktiva Lancar
Current rasio (CR) =
Hutang lancar

Rp. 24.400
Current rasio (CR) 2002 = = 2,03
Rp. 8.800

Rp. 28.000
Current rasio (CR) 2003 = = 2,33
Rp. 12.000
Quick Ratio
 Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar selain persediaan yang
dimilikinya.
 Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap
aset yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak
likuid). Hal ini berkaitan dengan panjangnya siklus
yang diperlukan untuk merubah persediaan menjadi
kas, yaitu melalui penjualan kredit, dan ditambah
dengan ketidakpastian nilai persediaan. Dengan
alasan inilah persediaan tidak dimasukkan dalam
memperhitungkan quick rasio.
Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
 Quick Ratio (QR) =
Hutang lancar

Rp.24.400 - Rp.8.600
 QR 2002 = = 1,79
Rp.8.800

Rp.28.000 - Rp.12.000
 QR 2003 = = 1,33
Rp.12.000
Cash ratio
 Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek
yang bisa diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan
perhitungannya untuk PT. Antah Berantah ditahun 2002 dan 2003
Kas + Efek
 Cash Rasio =
Hutang lancar

Rp.2.200 + Rp. 0
 Cash Ratio 2002 = = 0,25
Rp.8.800

Rp.2.000 - Rp.0
Cash Ratio 2003 = = 0,17
Rp.12.000
Rasio hutang/Leverage
 Rasio Leverage menunjukkan proporsi
penggunaan hutang dalam perusahaan untuk
membiayai investasinya.
 Rasio ini terkadang disebut juga dengan rasio
solvabilitas, yaitu rasio yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan melunasi seluruh
kewajibannya pada saat perusahaan
dilikuidasi
 Beberapa rasio leverage: Debt ratio, Debt to
Equity Ratio (DER), Time Interest Earned
(TIE)
Debt Ratio
 Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasi pada keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahan.

Total Hutang
 Debt Ratio =
Total Aktiva

Rp. 32.000
 Debt Ratio 2002 = = 0,48
Rp.67.200

Rp. 44.000
 Debt Ratio 2003 = = 0,55
Rp.80.000
Debt Equity Ratio (DER)
 Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan
hutang dibandingkan modal sendiri untuk membiayai
investasinya
Total Hutang
Debt Equity Ratio 
Total Modal sendiri
Rp.32.000
DER 2002   0,91
Rp. 35.200
Rp.44.000
DER 2003   1,222
Rp. 36.000
Time Interest Earned (TIE)

 Time Interest Earned (TIE) ratio memperlihatkan kemampuan


laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
perusahaan dalam membayar bunga hutang perusahaan.

Laba operasi
 TIE ratio =
Beban Bunga

Rp. 10.560
 TIE Ratio 2002 = = 5,62
Rp.1.880

Rp. 10.640
 TIE Ratio 2003 = = 4,03
Rp.2.640
Rasio Aktivitas
 Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi dan efektifitas
investasi pada aktiva
 Beberapa rasio aktivitas:Total Asset
Turn Over, Receivable Turn Over,
Average Collection Period, Inventory
Turn Over, Average Day’s Inventory,
Fixed Asset Turn Over.
Total Asset Turn Over (TATO)
 TATO atau rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektifitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba

Penjualan bersih
 TATO ratio =
Total Aktiva

Rp.114.000
 TATO ratio 2002 = = 1,70 x
Rp.67.200

Rp.120.000
 TATO ratio 2003 = = 1,5 x
Rp.80.000
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
 Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan
untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam
piutang. Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan
dalam bentuk piutang berputar selama satu periode
yang lazimnya satu tahun.
 Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa
cepat piutang dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan
rasio Average collection period (ACP) atau Day’s sales
out standing.
 Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat
penerimaan piutang dari pelanggan. Kondisi ini
menunjukkan semakin efisien dan efektif dana yang
tertanam dalam bentuk piutang.
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Penjualan kredit
 RTO ratio =
Piutang

360 hari
 ACP ratio =
Perputaran piutang
Receivable Turn Over (RTO) dan
Average Collection Period (ACP)
Rp. 114.000
 RTO ratio 2002 = = 8,38 x
Rp. 13.600

360 hari
 ACP ratio 2002 = = 43 hari
8,38 x

Rp. 120.000
 RTO ratio 2003 = = 8,57 x
Rp. 14.000

360 hari
 ACP ratio 2003 = = 42 hari
8,57 x
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
 Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio
perputaran persediaan digunakan untuk
mengukur efektifitas dan efisensi dana yang
tertaman dalam persediaan. Yaitu
kemampuan dana yang diinvestasikan dalam
bentuk persediaan berputar selama satu
periode, yang lazimnya satu tahun.
 Perputaran ini nantinya akan terkait dengan
berapa lama rata-rata persediaan tersimpan
dalam gudang sebelum terjual (Average Day’s
Inventory/ ADI).
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
 Berikut cara penghitungan kedua rasio ini:

Harga pokok penjualan


 ITO ratio =
(Rata-rata) persediaan

360 hari
 ADI ratio =
ITO
Inventory Turn Over (RTO) dan
Average Day’s Inventory (ADI)
Rp.76.300
 ITO ratio 2002 = = 8,87 x
Rp. 8.600

360 hari
 ADI ratio 2002 = = 41 hari
8,87 x

Rp.82.600
 ITO ratio 2003 = = 8,79 x
Rp. 9.400

360 hari
 ADI ratio 2003 = = 41 hari
8,79 x
Fixed Asset Turn Over (FATO)

 Rasio Fixed asset turn over (FATO) atau rasio perputaran


aktiva tetap digunakan untuk mengukur efektifitas dan
efisiensi dana yang tertanam dalam aktiva tetap.

Penjualan
 FATO ratio =
Aktiva Tetap bersih

Rp.114.000
 FATO ratio 2002 = =2.66x
Rp.42.800

Rp.120.000
 FATO ratio 2002 = =2,31x
Rp.52.000
Rasio Profitabilitas
 Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Bisa
dihubungkan dengan penjualan, total aktiva,
maupun dengan modal sendiri
 Beberapa rasio profitabilitas: Gross profit
margin, Operating profit margin, net profit
margin, Return on Asset, Return on
Investmen, Return on equity/Nethworth
 Semakin besar rasio ini, berarti semakin baik
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.
Gross profit margin (GPM)
 Gross profit margin atau margin laba kotor
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba kotor dari penjualan perusahaan

Laba kotor
Gross Profit Margin 
Penjualan

Rp. 37.700
Gross Profit Margin 2002   33,07%
Rp. 114.000

Rp. 37.400
Gross Profit Margin 2003   31,17%
Rp. 120.000
Operating Profit Margin (OPM)
 Operating profit margin (OPM) atau margin laba
operasi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari penjualan perusahaan

Laba Operasi (EBIT)


Operating Profit Margin 
Penjualan
Rp. 10.560
Operating Profit Margin 2002   9,26%
Rp. 114.000

Rp. 10.640
Operating Profit Margin 2003   8,87%
Rp. 120.000
Net Profit Margin (NPM)
 Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih dari penjualan perusahaan

Laba Bersih (EAT)


Net Profit Margin 
Penjualan
Rp. 5.200
Net Profit Margin 2002   4,56%
Rp. 114.000

Rp. 4.800
Net Profit Margin 2003   4%
Rp. 120.000
Return On Asset (ROA)
 ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas
ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi dari aktiva yang
digunakan.
Laba Operasi (EBIT)
Return on Asset (ROA) 
Total Aktiva
Rp. 10.560
ROA 2002   15,71%
Rp. 67.200
Rp. 10.640
ROA 2003   13,3%
Rp. 80.000
Return On Investment (ROI)
 ROI menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan.

Laba Bersih (EAT)


Return on investment (ROI) 
Total Aktiva
Rp. 5.200
ROI 2002   7,74%
Rp. 67.200

Rp. 4.800
ROI 2003   6%
Rp. 80.000
Return On Equity (ROE)
 ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal
dari modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih

Laba Bersih (EAT)


Return on Equity (ROE) 
Modal Sendiri
Rp. 5.200
ROE 2002   14,78%
Rp. 35.200

Rp. 4.800
ROE 2003   13,33%
Rp. 36.000
Rasio Nilai Pasar
 Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata
investor.
 Beberapa rasio nilai pasar
- Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini
mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan
- Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan

Harga Pasar per lembar saham


Price Earning Ratio 
Laba Perlembar Saham

Harga Pasar perlembar Saham


Market to Book Value 
Nilai buku per lembar saham
TREND ANALYSIS

 Trend analysis adalah cara analisis rasio keuangan dengan


membandingkan rasio-rasio yang sama pada dua atau
lebih periode berurutan (trend analysis).
 Cara seperti ini berguna untuk melihat tren
perkembangan rasio perusahaan selama beberapa
periode berurutan, untuk melihat apakah terjadi
kecenderungan membaik ataukah menurun pada berbagai
rasio tersebut.
TREND ANALYSIS: CONTOH

ROE
40%

PT A
30%

20%

10%

98 99 00 01 02 03 TAHUN
BENCHMARK ANALYSIS

 Benchmark analysis adalah analisis rasio keuangan


dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dengan suatu ukuran rasio pembanding (rasio
industri ataupun rasio perusahaan yang sama dalam
industri dan atau perbandingan terhadap perusahaan
yang menjadi market leader dalam suatu industri).

 Metoda seperti ini berguna untuk melihat perbandingan


posisi perusahaan relatif terhadap industri ataupun
pesaingnya (atau market leader-nya) - apakah lebih baik,
rata-rata atau lebih buruk.
BENCHMARK ANALYSIS: CONTOH

ROE
40%

PT A
30%

20% PT B

10%

98 99 00 01 02 03 TAHUN
KELEMAHAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

 Pendefinisian industri kadang rancu.


 Terlalu berfokus pada rata-rata industri tidaklah bagus. Lebih
baik berfokus pada “market leader”.
 Pengaruh inflasi.
 Pengaruh faktor ‘seasonal’.
 Teknik ‘window dressing’ dalam laporan keuangan

 Perbedaan praktek akuntansi.

 Susah menentukan secara pasti ukuran rasio yang ‘baik’ dan


‘buruk’.
 Satu perusahaan bisa punya rasio yang baik di satu kategori,
tapi bisa buruk di bagian lainnya.
DU PONT CHART
Return on Equity (ROE)

Return on Investment (ROI) X Asset/Equity

Net Profit Margin X Total Asset turnover

Laba bersih : Penjualan Penjualan : Total aset

Penjualan - Total biaya Aset lancar + Aset tetap

Biaya Biaya Kas & surat


operasi Bunga berharga

Biaya Beban Piutang


Depresiasi pajak
Persediaan
Analisis Prediksi Kebangkrutan
 Suatu perusahaan dikatakan bangkrut apabila
perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban
finansialnya
 Kebangkrutan ditandai dengan penundaan pelunasan
kewajiban dan menurunnya dividen yang diterima
pemegang saham.
 Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
kebangkrutan dalam perusahaan dapat digunakan
analis kebangkrutan.
 Analisis ini menggunakan satu (univariat) atau
beberapa variabel (multivariat) yang dianggap dapat
mengindikasikan kabangkrutan dalam perusahaan.
Analisis Kebangkrutan
 Salah satu analisis multivariate adalah analisis Z Skor
yang dikemukakan oleh Altman pertengahan tahun
1960

 Z=6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4


Keterangan:

X1= Modal kerja/ Total Aktiva


X2= Laba Ditahan/ Total Aktiva
X3= EBIT/ Total AKtiva
X4= Nilai Pasar Modal Sendiri/ Total Hutang
ANALISIS INDEKS
 Analisis indeks merupakan analisis yang
menyatakan persentase elemen neraca
ataupun elemen laba rugi terhadap suatu
tahun tertentu sebagai tahun dasar.
 Dengan analisis indeks dapat diketahui
fluktuasi setiap elemen neraca maupun laba
rugi selama periode tertentu.
 Tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar
haruslah tahun dimana perusahaan
beroperasi secara normal.
ANALISIS INDEKS
Analisis Indeks
Neraca PT. Antah Berantah
per 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam %)
2002 2003 Passiva 2002 2003
Aktiva
Kas 100,00 90,91 Hutang Dagang 100,00 200,00
Piutang Dagang 100,00 102,94 Hutang wesel 100,00 166,67
Persediaan 100,00 139,53 Hutang upah 100,00 100,00
Aktiva Lancar 100,00 114,75 Hutang Pajak 100,00 108,33
Aktiva Tetap (Bruto) 100,00 122,45 Hutang lancar 100,00 136,36
Aktiva tetap netto 100,00 121,49 Hutang jangka panjang 100,00 137,93
Total Aktiva _____ _____ Modal sendiri 100,00 102,27
100,00 119,05 Total Passiva _____ _____
100,00 119,05
ANALISIS INDEKS
Analisis Indeks
Laporan Laba Rugi PT. Antah Berantah
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam %)

Penjualan bersih Tahun 2002 Tahun 2003


Harga Pokok Penjualan 100,00 105,26
Laba Kotor 100,00 108,26
Biaya Operasi 100,00 99,20
Laba Operasi 100,00 98,60
Biaya Bunga 100,00 100,76
Laba sebelum Pajak 100,00 140,42
Pajak 100,00 92,16
Laba Bersih 100,00 91,95
100,00 92,31
METODA COMMON SIZE

 Common size: metoda analisis laporan keuangan yang berbasis pada


perhitungan berbagai item (pos-pos) yang ada dalam suatu laporan
keuangan dalam satuan persentase
 Dalam metoda ini, semua item yang ada dalam laporan rugi laba
dibagi dengan penjualan sehingga diperoleh hasil dalam satuan
persentase terhadap penjualan.
 Semua item dalam neraca dibagi dengan jumlah total aset dan
dihitung dalam satuan persentase sehingga diperoleh hasil dalam
satuan persentase terhadap total aset
 Dengan memperbandingkannya dalam beberapa periode dapat dilihat
kecendrungan yang terjadi untuk menentukan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang.
METODA COMMON SIZE
Analisis common size
Neraca PT. Antah Berantah
per 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam %)

2002 2003 Passiva 2002 2003


Aktiva
Kas 3,27 2,50 Hutang Dagang 1,79 3,00
Piutang Dagang 20,24 17,50 Hutang wesel 3,57 5,00
Persediaan 12,80 15,00 Hutang upah 0,60 0,50
Aktiva Lancar 36,31 35,00 Hutang Pajak 7,14 6,50
Aktiva Tetap (Bruto) 87,50 90,00 Hutang lancar 13,14 15,00
Akumulasi Penyusutan 23,81 25,00 Hutang jangka panjang 34,52 40,00
Aktiva tetap netto 63,69 65,00 Modal sendiri 52,38 45,00
Total Aktiva 100,00 100,00 Total Passiva 100,00 100,00
METODA COMMON SIZE
Analisis Commonsize
Laporan Laba Rugi PT. Antah Berantah
1 jan sd 31 Des 2003 dan 2002 (dalam %)

Tahun 2002 Tahun 2003


Penjualan bersih 100,00 100,00
Harga Pokok Penjualan 66,93 68,83
Laba Kotor 33,07 31,17
Biaya Operasi 23,81 22,30
Laba Operasi 9,26 8,87
Biaya Bunga 1,65 2,20
Laba sebelum Pajak 7,61 6,67
Pajak 3,05 2,67
Laba Bersih 4,56 4,00
Analisis Sumber dan Penggunaan
Dana/ Analisis Aliran Dana
 Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penggunaan dana dalam perusahaan, dan dari mana
dana tersebut berasal.
 Pada dasarnya analisis ini melihat penerapan
matching principle didalam perusahaan. Prinsip ini
menyatakan bahwa penggunaan dana untuk jangka
panjang harus didanai dari sumber dana jangka
panjang, sedangkan penggunaan dana untuk jangka
pendek dapat didanai dengan sumber dana jangka
pendek atau jangka panjang.
 Dana dalam analisis ini dapat diartikan sebagai kas
atau modal kerja bersih. Dalam arti sempit dana
berupa kas, sedangkan dalam artian luas berupa
modal kerja bersih (Aktiva lancar - Hutang Lancar)
Analisis Sumber dan Penggunaan
Dana/ Analisis Aliran Dana
 Penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana
membutuhkan laporan keuangan berupa neraca
selama dua tanggal neraca, laporan laba rugi serta
laporan perubahan modal.
 Langkahnya:
 Mengelompokkan perubahan neraca pada perubahan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang
memperkecil kas/modal kerja (penggunaan)
 Mengelompokkan elemen laba rugi kedalam golongan yang
memperbesar kas/modal kerja (sumber) dan yang
memperkecil kas/modal kerja (penggunaan)
 Menggabungkan semua informasi diatas dalam laporan
sumber dan penggunaan dana
 Melakukan analisis
Dana Dalam Artian Kas
Sumber dana dalam artian kas
 Berkurangnya aktiva lancar selain kas. Piutang berkurang karena
diterima pembayarannya dari pelanggan, persediaan berkurang
karena sudah terjual, surat berharga berkurang karena dijual
untuk menambah kas, dan sebagainya
 Berkurangnya aktiva tetap. Berkurangnya aktiva tetap bruto
berarti terjadi penjualan aktiva tetap, sedangkan berkurangnya
aktiva tetap netto berarti terdapatnya depresiasi atau
penyusutan.
 Bertambahnya setiap jenis hutang
 Bertambahnya modal
Modal bertambah karena penjualan saham baru atau pemilik
menambah modal baru kedalam perusahaan.
 Adanya keuntungan dari operasi perusahaan.
Dana Dalam Artian Kas
Penggunaan Dana
 Bertambahnya aktiva lancar selain kas. Persediaan bertambah
karena pembelian, piutang bertambah karena penjualan dilakukan
secara kredit, surat berharga bertambah karena dibeli, dan
sebagainya.
 Bertambahnya aktiva tetap. Aktiva tetap bertambah karena ada
pembalian
 Berkurangnya hutang. Hutang berkurang karena dilunasi, berarti
dana perusahaan berkurang
 Berkurangnya modal. Modal berkurang karena penarikan saham
yang beredar atau pemilik mengambil kembali dana yang tertanam
dalam perusahaan.
 Pembayaran kas deviden
 Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana (kas)
PT. Antah Berantah
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1.Laba bersih Rp. 4.800
2.Penyusutan aktiva tetap 4.000
3.Kenaikan hutang dagang 1.200
4.Kenaikan hutang Pajak 400
5.Kenaikan hutang wesel 1.600
6.Kenaikan hutang jangka panjang 8.800
Jumlah Sumber dana Rp. 20.800
Penggunaan Dana
1.Pembayaran Deviden Rp. 4.000
2.Kenaikan piutang dagang 400
3.Kenaikan persediaan 3.400
4.Kenaikan aktiva tetap 13.200
Jumlah penggunaan Dana Rp. 21.000
Jumlah kenaikan (penurunan) kas (200)
Dana Dalam Artian Modal Kerja
Sumber Dana
 Berkurangnya aktiva tetap
 Bertambahnya hutang jangka panjang
 Bertambahnya modal
 Keuntungan dari operasi perusahaan.
Penggunaan Dana
 Bertambahnya aktiva tetap
 Berkurangnya hutang jangka panjang
 Berkurangnya modal
 Pembayaran kas deviden
 Kerugian dari operasi perusahaan
Laporan Sumber dan penggunaan dana (kas)
PT. Antah Berantah
1 januari – 31 Desember 2003
Sumber Dana
1. Laba bersih Rp. 4.800
2. Penyusutan aktiva tetap 4.000
3. Kenaikan hutang jangka panjang 8.800
Jumlah Sumber dana Rp. 17.600

Penggunaan Dana
1. Pembayaran Deviden Rp. 4.000
2. Kenaikan aktiva tetap 13.200
Jumlah penggunaan Dana Rp. 17.200
Jumlah kenaikan (penurunan) modal kerja 400
MARKET VALUE ADDED (MVA)

 MVA merupakan ukuran kinerja perusahaan berdasar


nilai tambah (value added) yang ditunjukkan dari selisih
antara market value of stock terhadap book value of
equity (equivalen dengan jumlah modal sendiri yang
disetorkan pemegang saham)
MVA = Market Value of Stock – Equity Capital
= (Jumlah saham beredar x harga pasar saham)
- Total modal sendiri
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

 EVA mengukur efektifitas kinerja manajerial pada suatu


periode tertentu (satu tahun).
 EVA merupakan indikator ada atau tidaknya
pertambahan nilai dari investasi yang dilakukan

EVA = EBIT- Pajak – Biaya Modal yang digunakan


untuk operasi dalam satuan mata uang
= NOPAT – After tax dollar cost of capital used
to support operations

EVA = [EBIT (1-T)] – [(operating capital) (WACC)]


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai