Anda di halaman 1dari 47

LEMBAGA TERKAIT PASAR MODAL

DAN PERANANNYA

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Azalia Andina S

F1313012

Evriliana Pusvita

F1313031

Muchammad Ridwan Z

F1313062

Rhomandani Mustika B

F1313084

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modal seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya
merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu
Negara. Jika pasar modal nya bergairah maka kemungkinan pertumbuhan
ekonomi Negara tersebut baik. Karena dengan adanya pasar modal maka
perusahaan-perusahaan yang baru berkembang akan mendapatkan suntikan
modal yang memadai dengan jangka waktu yang relative lama sehingga dapat
berkembang dan beroperasi dengan baik.
Banyaknya perusahaan baru yang bermunculan merupakan hal yang baik
karena dengan adanya perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi maka
lapangan pekerjaan semakin banyak terbuka, tentu saja hal ini akan menyerap
pengangguran. Pengangguran yang semula tidak memiliki penghasilan maka
dengan adanya lapangan kerja baru ini akan memperbaiki taraf hidup mereka.
Perbaikan taraf hidup masyarakat akan menimbulkan efek yang baik pula
untuk industri, misalnya permintaan atas produk baru.
Perusahaan baru atau emiten yang go publik tersebut berlomba-lomba
untuk memenuhi permintaan konsumen. Contohnya pada sekitar tahun 2004
masih jarang masyarakat memiliki handphone karena harganya yang mahal
dan perawatannya juga mahal, hanya kalangan tertentu saja khususnya
menengah ke atas yang memiliki handphone. Handphone dahulu merupakan
kebutuhan tersier atau mewah namun kini semua kalangan memiliki
handphone karena adanya perbaikan taraf hidup masyarakat dan juga
permintaan produk baru yang semakin beragam sehingga emiten-emiten
tersebut menyediakan berbagai macam jenis handphone dengan pangsa pasar
yang beragam pula.
Gairah pasar modal yang sangat ini sedang bergejolak sangat penting
dijaga agar perputaran dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya

semakin baik. Pasar modal merupakan lembaga yang tidak dapat berdiri
sendiri. Pasar modal membutuhkan lembaga-lembaga lain yang dapat
menunjang operasi pasar modal agar tetap mendapatkan kepercayaan dari
calon investor untuk menanambakan dana nya padaemiten di pasar modal.
Bab ini akan menjelaskan lembaga-lembaga serta bagian-bagian yang
menunjang operasi pasar modal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
permasalahannya adalah sebagai berikut :
1. Lembaga apa saja yang terkait dengan pasar modal ?
2. Apa peranannya dalam pasar modal ?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui yang lembaga yang terkait dengan pasar modal.
2. Untuk mengetahui peran masing-masing lembaga.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 OTORITAS PASAR MODAL
Di Indonesia, Badan yang mengawasi otoritas Pasar Modal yaitu
BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) atas nama Departemen
Keuangan. Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal
dilakukan oleh Bapepam yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar
modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal
dan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Bapepam mempunyai
kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada
para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di
bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Namun

sejak

dikeluarkannya

UU

nomor

21

tahun

2011

fungsi

penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi


terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK.
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
a) menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
b) menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c) menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d) menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e) menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

f) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis


terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter
pada Lembaga Jasa Keuangan;
h) menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i) menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
c. melakukan

pengawasan,

pemeriksaan,

penyidikan,

perlindungan

Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku,


dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau
pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
h. memberikan dan/atau mencabut:

izin usaha;

izin orang perseorangan;

efektifnya pernyataan pendaftaran;

surat tanda terdaftar;

persetujuan melakukan kegiatan usaha;

pengesahan;

persetujuan atau penetapan pembubaran; dan

penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan

2.2 Self Regulatory Organizations (SRO)


Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri untuk kegiatan
usahanya, antara lain sebagai berikut :
2.2.1 Bursa Efek
Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara
mereka.
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang
berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang
sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan
pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi
perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat,
setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit
dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini
adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi
kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang bertransaksi
tidak perlu saling tahu lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa
hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham.
Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktorfaktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi
harga saham.
Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari
sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham

melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti
diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off
exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus
dilapor ke bursa yang bersangkutan.
Tugas Bursa Efek antara lain:

menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota


Bursa Efek

menyususn rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba Bura


efek, dan melaporkannya pada BAPEPAM-LK

Bursa Efek Indonesia fokus pada perdagangan saham dan obligasi.

2.2.2 Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) Dijalankan oleh PT.


Kliring dan Penjamin Efek Indonesia (KPEI)
Lembaga

Kliring

dan

Penjaminan

adalah

pihak

yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi


bursa. Lembaga Kliring dan Penyelesaian didirikan dengan tujuan
menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi yang
teratur, wajar, dan efisien. Lembaga Kliring dan Penyelesaian dapat
memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bapepam.
PT Kliring

Penjaminan

Efek

Indonesia

(KPEI)

didirikan

berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Indonesia tahun 1995 untuk


menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa
yang teratur, wajar dan efisien. KPEI didirikan sebagai perseroan
terbatas berdasarkan akte pendirian No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 di
Jakarta oleh PT Bursa Efek Indonesia dengan kepemilikan 100% dari
total saham pendiri senilai Rp. 15 miliar. KPEI memperoleh status
sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan

pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dua tahun


kemudian, tepatnya tanggal 1 Juni 1998, Perseroan mendapat izin usaha
sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat Keputusan
Bapepam No. Kep-26/PM/1998. KPEI merupakan Self Regulatory
Organization

(SRO)

yang

turut

berperan

menentukan

arah

perkembangan pasar modal Indonesia.


Jasa yang disediakan oleh KPEI antara lain:
a. Jasa Kliring Transaksi Bursa
Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban
Anggota Kliring (AK) yang timbul dari transaksi efek yang
dilakukannya di Bursa Efek. KPEI menyediakan kliring dan
penyelesaian transaksi ekuiti, derivatif, dan obligasi.
b. Jasa Penjaminan
Jasa penjaminan adalah jasa untuk memberikan kepastian
dipenuhinya hak dan kewajiban AK yang timbul dari Transaksi
Bursa. Ketentuan tentang penjaminan diatur lebih lanjut dalam
peraturan Bapepam, BEI dan KPEI. Dengan adanya penjaminan
pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
bertransaksi di pasar modal Indonesia.
c. Jasa Pinjam Meminjam Efek (PME)
KPEI menyediakan jasa Pinjam Meminjam Efek (PME) dengan
tujuan utama untuk membantu AK memenuhi kebutuhan Efek agar
terhindar dari kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa. Jasa PME
juga berguna untuk mendukung strategi perdagangan AK, antara
lain: short selling, margin trading dan pendapatan tambahan untuk
investasi jangka panjang.
d. Jasa Lain yang Terkait Pasar Modal
Mencakup layanan m-Clears (layanan pesan singkat mengenai
berbagai informasi kliring dan penjaminan), jasa pengelolaan
agunan, dan jasa situs pusat pelaporan.

2.2.3 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Dijalankan oleh


PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan pihak lain. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di
pasar modal Indonesia, yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 23
Desember 1997 dan memperoleh izin operasional pada tanggal 11
November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia, KSEI
merupakan salah satu dari Self Regulatory Organization (SRO), selain
Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Lembaga Kliring dan Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI). Berdasarkan ketentuan Undang Undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan fungsinya
sebagai LPP di pasar modal Indonesia dengan menyediakan jasa
kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar,
dan efisien.
KSEI mulai menjalankan kegiatan operasional pada tanggal 9
Januari 1998, yaitu kegiatan penyelesaian transaksi Efek dengan warkat
dengan mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kliring Deposit Efek
Indonesia (KDEI) yang sebelumnya merupakan Lembaga Kliring
Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP). Selanjutnya sejak 17 Juli
2000,

KSEI

bersama

BEI

dan

KPEI

mengimplementasikan

perdagangan tanpa warkat (scripless trading) dan operasional Kustodian


sentral di pasar modal Indonesia. Saham KSEI dimiliki oleh para
pemakai jasanya, yaitu: SRO (BEI dan KPEI), Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Biro Administrasi Efek (BAE).
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para investor dalam
melakukan transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI
dioperasikan melalui sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi
efek secara pemindahbukuan, yang dinamakan The Central Depository
and Book Entry Settlement System (C-BEST). Sistem ini merupakan

platform elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi


efek secara pemindahbukuan di pasar modal Indonesia. Sejak bulan
Juni 2002, KSEI menuntaskan program konversi seluruh saham yang
tercatat di Bursa Efek dari warkat menjadi scripless.
Berikut ini merupakan berbagai layanan jasa yang disediakan
KSEI:
1) Jasa Pengelolaan Aset
a. Pendaftaran Pembukaan Rekening Efek
Sebelum Partisipan dapat menggunakan jasa KSEI, Partisipan
harus mendaftar sebagai pemakai jasa dan menandatangani
Perjanjian Pendaftaran Rekening Efek. Sesuai dengan UUPM,
Partisipan yang dapat membuka Rekening Efek di KSEI adalah
Perusahaan Efek (Anggota Kliring dan Non Anggota Kliring),
Bank

Kustodian,

Emiten/BAE

dan

KPEI.

KSEI

akan

membukakan Rekening Efek yang terdiri dari rekening Efek dan


dana bagi Partisipan apabila Partisipan telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh KSEI yang selanjutnya disebut
Pemegang Rekening.
Berdasarkan Peraturan Bapepam No. III. C. 7 tentang Sub
Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Pemegang Rekening yang mengelola Efek dan/atau dan nasabah
wajib membukakan Sub Rekening Efek bagi masing-masing
nasabahnya. Tujuan dari pembukaan Sub Rekening Efek ini
adalah untuk memisahkan aset Pemegang Rekening dengan
nasabahnya sehingga terhindar dari penyalahgunaan aset nasabah.
Disamping itu juga untuk perlindungan terhadap investor dan
efisiensi dalam hal pendistribusian corporate action.
b. Perubahan Data Pemegang Rekening
Pemegang Rekening yang sudah terdaftar di KSEI karena
beberapa alasan dapat melakukan perubahan data seperti
perubahan nama, alamat, nomor telepon, dan lain-lain. Perubahan

ini dapat dilakukan dengan mengirimkan surat perubahan data


Pemegang Rekening ke KSEI. Khusus untuk perubahan Nama
Pemegang Rekening harus ditunjang dengan dokumen-dokumen
pendukung seperti akta perubahan, anggaran dasar dan akta Berita
Acara RUPS.
c. Penutupan Pemegang Rekening
Pemegang Rekening dapat menutup rekening yang telah
dibuka dengan mengajukan Permohonan Penutupan Rekening ke
KSEI. Sebelum permohonan penutupan ini disetujui, Pemegang
Rekening diharuskan untuk mengkosongkan Rekening Efek dan
menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada KSEI. Selain itu
juga, sistem KSEI akan melakukan pengecekan posisi untuk
meyakinkan tidak adanya posisi atau transaksi pending yang
harus diselesaikan.
d. Pemblokiran / Lepas Blokir Pemegang Rekening
KSEI dapat melakukan pemblokiran atau mencabut blokir atas
Rekening Efek milik Pemegang Rekening tertentu, atas
instruksi/perintah atau permintaan tertulis dari KPEI, Bursa Efek
dan pemerintah (Bapepam, Kepala Kepolisian Daerah, Kepala
Kejaksaan

Tinggi

atau

Ketua

Pengadilan

Tinggi

untuk

kepentingan peradilan dalam perkara perdata dan pidana).


Rekening Efek yang berada dalam status blokir, maka baik Efek
maupun dana yang terdapat dalam Rekening Efek tersebut tidak
dapat ditarik dan ditransfer sampai status blokir atas Rekening
Efek tersebut dicabut.
2) Jasa Kustodian Sentral
a. Penyetoran (Deposit) Efek/Dana
i.

Deposit Efek
Deposit Efek merupakan aktivitas pendepositan Efek ke
dalam

C-BEST

yang

dilakukan

baik

dengan

cara

melaksanakan konversi fisik Efek maupun yang dilakukan


secara langsung dari perolehan Initial Public Offering (IPO).
Investor yang ingin mengkonversikan sertifikat Efek dapat
mengajukan permohonan deposit ke KSEI melalui Pemegang
Rekening (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) dengan
menyerahkan sertifikat Efek asli yang sudah teregistrasi atas
nama investor tersebut. Berdasarkan permohonan deposit yang
disampaikan

melalui

sistem

KSEI,

Emiten/BAE

akan

melakukan validasi atas sertifikat Efek tersebut. Setelah


sertifikat

Efek

tersebut

divalidasi,

Emiten/BAE

akan

mengubah data kepemilikan Efek dalam Daftar Pemegang


Saham dari atas nama investor menjadi atas nama KSEI.
Setelah

proses

validasi

selesai

Emiten/BAE

akan

mengirimkan konfirmasi deposit kepada KSEI dan selanjut


KSEI akan mengkreditkannya ke dalam Rekening Efek milik
Pemegang Rekening.
ii.

Deposit Dana
Untuk mencatatkan posisi dana pada Rekening Efek,
Pemegang Rekening harus membuka rekening di salah satu
Bank Pembayar yang ditunjuk oleh KSEI yaitu Bank Mandiri,
Bank Lippo, Bank Niaga dan Bank Central Asia.

b. Penarikan Efek
Pemegang

Rekening

atas

permintaan

investor

dapat

mengajukan Permohonan Penarikan Efek dari bentuk elektronik


menjadi bentuk sertifikat Efek atas nama investor yang
bersangkutan ke KSEI. KSEI akan mengirim Permohonan
Penarikan Efek tersebut ke Emiten/BAE. Pada saat yang
bersamaan Pemegang Rekening juga harus mengirimkan data dan
dokumen pendukung kepada Emiten/BAE untuk keperluan
penarikan Efek tersebut. Apabila data dan dokumen pendukung
sesuai dengan data yang diberikan KSEI pada Permohonan

Penarikan Efek, Emiten/BAE akan memberikan konfirmasi dan


mencetak sertifikat fisiknya menjadi atas nama investor yang
akan tercetak di sertifikat.
Efek yang sudah ditarik keluar dari C-BEST menjadi bentuk
sertifikat, tidak dapat ditransaksikan (diperjualbelikan) di Bursa
Efek. Apabila investor ingin mentransaksikannya kembali,
investor harus kembali mendepositkan sertifikat Efek tersebut ke
dalam bentuk elektronik.
c. Rekonsiliasi Efek/Dana
Untuk menjamin bahwa saldo Efek dan dana yang tercatat di
Rekening Efek dalam C-BEST selalu cocok dengan catatan saldo
pada institusi lain yang terkait, maka KSEI perlu melakukan
aktivitas rekonsiliasi. Untuk rekonsiliasi saldo Efek, KSEI akan
melakukan rekonsiliasi Efek dengan Emiten/BAE, sedangkan
untuk rekonsiliasi dana akan dilakukan antara KSEI dengan Bank
Pembayaran.
3) Jasa Penyelesaian Transaksi
Proses pedagangan Efek tanpa warkat dan penyelesaian transaksi
secara pemindahbukuan memungkinkan KSEI untuk memproses
penyelesaian transaksi yang dilakukan di bursa maupun di luar bursa
dengan menggunakan C-BEST.
4) Jasa Aksi Korporasi
a. Tindakan Korporasi Wajib
Tindakan Korporasi Wajib adalah Tindakan korporasi atau
Corporate Action (CA) yang tidak memerlukan Tindakan atau
instruksi dari Pemegang Rekening yang akan mendapatkan hak
CA melalui C-BEST. Pemegang Rekening hanya menerima hak
CA dari Emiten yang melakukan kegiatan tersebut.
Jenis CA yang terjadi dalam Tindakan korporasi jenis ini
adalah:
i.

Pembayaran Bunga Obligasi

Bunga obligasi akan diberikan kepada Pemegang Rekening


yang memiliki obligasi hingga tanggal yang telah ditentukan
oleh Emiten (record date). Pada tanggal pembayaran, C-BEST
secara otomatis akan mendistribusikan bunga dari obligasi
tersebut ke masing-masing rekening yang berhak berdasarkan
Daftar Pemegang Rekening pada tanggal record date.
ii.

Pembayaran Pokok Obligasi


Pembayaran nilai pokok obligasi akan diberikan pada
tanggal jatuh tempo, KSEI akan memberikan daftar pemegang
obligasi yaitu daftar pihak yang memiliki obligasi hingga
tanggal jatuh tempo kepada Emiten/BAE. Emiten/BAE akan
memberikan dana pembayaran nilai pokok obligasi ke KSEI.
Pendistribusian pembayaran pokok obligasi akan diberikan ke
Pemegang Rekening yang berhak setelah KSEI menerima dana
dari Emiten/BAE.

iii.

Dividen Tunai
Dividen Tunai akan diberikan kepada Pemegang Rekening
atau Sub Rekening yang memiliki saham pada saat recording
date. Sistem akan memperhitungkan besaran pajak dan dividen
tunai bersih yang berhak diterima oleh Pemegang Rekening
berdasarkan tingkat pajak yang dikenakan terhadap setiap
Pemegang Rekening. Emiten akan memberikan total dividen
tunai bersih (nett) setelah menerima konfirmasi pembayaran
dari KSEI. Pada tanggal distribusi, sistem KSEI akan
mendistribusikan dividen tunai ke rekening Pemegang
Rekening yang berhak.

iv.

Dividen Saham
KSEI akan mendistribusikan Dividen Saham kepada
Pemegang Rekening atau Sub Rekening yang memiliki saham
pada saat recording date. Sistem akan memperhitungkan

besaran dividen saham yang akan diterima dan pajak yang


dikenakan kepada setiap Pemegang Rekening.
b. Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Rights
akan diberikan kepada Pemegang Rekening yang memiliki saham
pada saat recording date. Sistem akan memperhitungkan besaran
HMETD yang akan diterima setiap Pemegang Rekening sesuai
dengan rasio yang diberitahukan oleh Emiten kepada KSEI dan
KSEI akan mendistribusikan HMETD tersebut ke rekening yang
berhak.
i.

Saham Bonus
Penanganan saham bonus hampir sama dengan dividen
saham, namun tidak memperhitungkan pajak.

ii.

Distribusi Waran
Distribusi Waran ini tidak sama dengan pemberian Waran
kepada pemegang saham yang melakukan exercise Waran atau
yang diberikan kepada pemegang saham yang mendapatkan
saham hasil IPO. Distribusi Waran ini akan diberikan kepada
Pemegang Rekening yang memiliki saham pada saat recording
date. Sistem akan memperhitungkan besaran Waran yang akan
diterima setiap Pemegang Rekening sesuai dengan rasio yang
diberitahukan oleh Emiten kepada KSEI.
Emiten/BAE akan memberikan total Waran yang akan
didistribusikan kepada KSEI pada tanggal distribusi, dimana
KSEI akan mendistribusikan Waran itu ke rekening yang
berhak. Waran ini selanjutnya akan diperdagangkan atau diexercise oleh Pemegang Rekening.

iii.

Mandatory Conversion
Aktivitas CA ini adalah untuk kegiatan mengubah jumlah
Efek yang dimiliki oleh Pemegang Rekening dikarenakan
aktivitas yang dilakukan oleh Emiten. Kegiatan ini terdiri dari:

Merger dan Akuisisi


Kegiatan merger/akuisisi akan mengubah komposisi jumlah

kepemilikan saham yang dimiliki Pemegang Rekening. Sistem


akan mengubah komposisi jumlah Efek secara otomatis
berdasarkan rasio (perhitungan) yang diberikan Emiten/BAE.
Perubahan ini dilakukan pada tanggal yang sudah ditentukan
oleh Emiten/BAE.

Stock Split/Reverse Split


Stock Split dan Reverse Split akan mengubah komposisi

jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh Pemegang


Rekening. Sistem akan mengubah komposisi itu secara
otomatis berdasarkan data yang diberikan Emiten terkait.
Perubahan ini dilakukan pada tanggal yang sudah ditentukan
oleh Emiten/BAE.
c. Tindakan Korporasi Sukarela
Tindakan Korporasi Sukarela memerlukan instruksi/respon
dari Pemegang Rekening/Investor untuk melakukan Tindakan
korporasi (Pemenuhan Hak Pemodal). Kegiatan Voluntary
Corporate Action antara lain:
i.

Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)


dan Waran
Pelaksanaan (exercise) HMETD dan Waran dilakukan oleh
Pemegang Rekening melalui C-BEST. KSEI akan memberikan
Daftar Pemegang Rekening yang telah melakukan exercise.
Selanjutnya, KSEI akan mendistribusikan saham hasil exercise
tersebut ke dalam rekening setelah menerima total saham atas
exercise dari Emiten/BAE. Setelah tanggal jatuh tempo, sisa
HMETD yang tidak di-exercise akan dihilangkan/didebet
secara otomatis dari rekening.

ii.

Proxy Voting

Proxy Voting adalah perhitungan jumlah suara yang tercatat


untuk kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada
tanggal pencatatan atas RUPS, sistem akan mencatat seluruh
rekening yang memiliki saldo Efek atas emiten yang
melakukan kegiatan RUPS. Sistem akan mengeluarkan laporan
konfirmasi tertulis kepada Pemegang Rekening yang berhak.
Dalam laporan ini dikonfirmasikan pula jumlah suara/Efek
yang dimiliki untuk keperluan RUPS tersebut.
5) Jasa Lainnya
a. Initial Public Offering (IPO)
Pada saat IPO, sistem KSEI akan memberikan kepada Pemegang
Rekening untuk melakukan pembelian saham baru atas IPO tersebut.
Pemegang Rekening kemudian akan memberikan instruksi atas jumlah
saham yang akan dibelinya. Pemberian instruksi dilakukan selama masa
penawaran. KSEI akan memberikan daftar Pemegang Rekening yang
memasukkan instruksi pembelian kepada Emiten. Daftar ini akan
dilakukan penjatahan (allotment). Pada tanggal pendistribusian, KSEI
akan mendistribusikan saham yang telah dialokasikan ke Pemegang
Rekening sesuai dengan data hasil penjatahan yang diterima
Emiten/BAE.
b. Penawaran Tender
Penawaran Tender adalah penawaran pembelian atau penjualan atas
sejumlah Efek oleh pihak tertentu kepada pihak lain. Pemegang
Rekening yang ingin mengikuti Penawaran Tender dapat memasukkan
permohonan keikutsertaannya dengan memasukkan instrusi tersebut ke
dalam sistem. Efek yang akan ditawarkan oleh Pemegang Rekening
akan diblokir hingga tanggal penjatahan.
2.3 PERUSAHAAN EFEK
Definisi perusahaan efek dalam pasal 1 angka 21 Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah:

Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai


Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
Adapun peranan masing-masing lembaga adalah sebagai berikut
2.3.1

Penjamin Emisi Efek


Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan

penawaran
umum bagi kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual.
Tugas penjamin emisi antara lain:
Memberikan nasihat mengenai Jenis efek yang sebailcnya dikeluarkan harga yang wajar untuk efek tersebut jangka waktu efek (obligasi dan
sekuritas kredit) dan dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek,
penjamin emisi membantu menyelesaikan tugas administrasi yang berhubungan
dengan:
a. pengisian dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek penyusunan
prospektus
b. merancang spesimen efek
c. mendampingi emiten selama proses evaluasi
d. Mengorganisasikan

penyelenggaraan

emisi

antara

lain

meliputi

pendistribusian efek dan menyiapkan sarana-sarana penunjang.


Penjaminan emisi efek selalu dihadapkan pada kemungkinan risiko.
Oleh karena itu, penjamin emisi benar-benar harus mempelajari dan meneliti
seakurat mungkin mengenai keadaan atau kinerja emiten dan memproyeksi
kemampuan dan minat calon investor terhadap saham atau efek lain yang
akan dijamin emisinya. Risiko maksimum yang akan dihadapi oleh
underwriter adalah kemungkinan tidak lakunya efek yang diemisi. Apabila
hal tersebut terjadi, maka underwriter yang bertanggung jawab dan
mengambil alih seluruh efek yang tidak tei jual tersebut. Dalam praktiknya
harga perdana efek akan sangat berpengaruh pada minat investor untuk membeli
suatu saham. Dilihat dari kepentingan emiten, makin tinggi harga suatu saham
di pasar perdana makin memperbesar kemampuan permodalan dan makin

menguntungkan bagi emiten yang bersangkutan. Sebaliknya, dari sisi underwriter makin tinggi harga perdana suatu saham, maka besar pula risiko
kerugian yang mungkin timbul. Dalam mekanisme penjaminan emisi ini
mempertemukan kepentingan masing-masing pihak, underwriter dan emiten,
biasanya dengan melalui negosiasi yang cukup panjang.
Dalam kegiatan underwriting, dikenal beberapa jenis dan cara
penjaminan emisi sebagai berikut:
Kesanggupan penuh (full commitment underwriting)
Full commitment atau sering juga disebutfrrnz commitment underwriting
adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek di mana penjamin emisi
mengikatkan diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan
membeli sisa efek yang tidak laku terjual. Dari pengertian tersebut
berlaku ketentuan bahwa underwriter berusaha menjual di pasar perdana
kemudian membeli efek yang ternyata tidak laku terjual dengan harga
yang sama dengan harga penawaran pada pasar perdana. Ketentuan ini
berlaku pada penjaminan emisi di pasar modal Indonesia. Sedangkan fu1l
commitment di Amerika Serikat memiliki persepsi yang berbeda yaitu
underwriter membeli seluruh saham emisi kemudian menjual kembali
kepada investor dengan harga yang tentunya lebih tinggi.
Kesanggupan terbaik (best efforts commitments)
Dalam komitmen ini, underwriter akan berusaha semaksimal mungkin
menjual efek-efek emiten, Apabila ada efek yang belum habis terjual
underwriter tidak wajib membelinya dan oleh karena itu mereka hanya
membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan
sisanya kepada emiten.
Kesanggupan siaga (stand by commitment)
Penjamin emisi menUuut komitmen ini adalah underwriter berusaha
menawarkan efek semaksimalnya kepada investor. Kemudian apabila
ada sisa yang belum teijual sampai batas waktu penawaran yang telah
ditetapkan, underwriter menyanggupi membeli sisa efek tersebut dengan

harga tertentu sesuai dengan perjanjian yang besarnya di bawah harga


penawaran pada pasar perdana.
Kesanggupan semua atau tidak sama sekali (all or none commitment)
Komitmen ini menyatakan bahwa apabila efek yang ditawarkan tersebut
ternyata sebagian tidak terjual, maka penjualan efek tersebut dibatalkan
sama sekali. Artinya bagian efek yang telah laku dipesan oleh investor akan
dibatalkan penjualannya dan semua sisa efek dikembalikan kepada emiten.
Selanjutnya, dalam konteks ini dikenal istilah komitmen minimum atau
malcsimum. Komitmen ini mengatur apabila penjualan efek telah rnencapai
batas minimum penjualan yang ditentukan misalnya, maka underwriter
dapat meneruskan penawaran sampai batas maksimum penjualan. Akan
tetapi apabila sampai batas waktu tertentu, efek yang teijual belum
memenuhi ketentuan jumlah minimum niaka penjualan efek dibatalkan.
2.3.2

Perantara Pedagang Efek


Perantara perdagangan efek adalah seseorang yang dapat dipercaya

untuk menyampaikan harga jual dan beli saham/ obligasi yang disediakan oleh
bursa efek.
Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Pasar Modal memberikan deenisi
sebgai berikut: Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan
kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau kepentingan pihak
lain. Perantara Efek berperan penting dan dominan agar pasra modal
berfungsi. Oleh karenanya PPE, sebagai salah satu pihak yang terkait dalam
melaksanakan tugasnya.
Tugas dari Pedagang Perantara Efek antara lain:

2.3.3

Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para pemodal

Menyelesaikan amanat jual beli efek dari pemberi amanat

Membantu mebgelola dana bagikepentingan para pemodal

Memberikan saran kepada para pemodal


Manajer Investasi

Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola


Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melakukan kegiatannya,
Manajer Investasi wajib sekurang-kurangnya mempunyai dan melaksanakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Investasi
Pelaksanaan fungsi investasi sebagaimana dimaksud wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

Pelaksanaan fungsi investasi dilakukan oleh karyawan yang memiliki


izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi dari Bapepam
dan LK;

Pelaksanaan fungsi investasi dikoordinir oleh direksi atau karyawan


yang memiliki izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi
dari Bapepam dan LK dan mempunyai pengalaman kerja dalam bidang
investasi dan pengelolaan dana paling kurang 3 (tiga) tahun.

b. Manajemen risiko
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko sebagaimana dimaksud wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Pelaksanaan fungsi manajemen risiko dilakukan berdasarkan suatu


strategi

manajemen

risiko

yang

sekurang-kurangnya

memuat

identifikasi semua risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan


perusahaan; penjelasan mengenai penyebab dari timbulnya risiko-risiko
tersebut; identifikasi kemungkinan terjadinya risiko-risiko tersebut;
penjelasan tentang implikasi atas terjadinya risiko-risiko tersebut; dan
langkah-langkah yang akan diambil apabila risiko-risiko tersebut
terjadi.

Pelaksanaan fungsi manajemen risiko dikoordinir oleh direksi atau


karyawan yang mempunyai izin orang perseorangan sebagai Wakil

Manajer Investasi dari Bapepam dan LK dan pengalaman kerja dalam


bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 3 (tiga) tahun.
c. Kepatuhan
Pelaksanaan fungsi kepatuhan sebagaimana dimaksud wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

Karyawan yang melakukan fungsi kepatuhan mempunyai akses atas


semua dokumen perusahaan dalam menjalankan tugasnya; dan

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dikoordinir oleh direksi atau karyawan


yang mempunyai izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer
Investasi dari Bapepam dan LK dan pengalaman kerja dalam bidang
Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 3 (tiga) tahun.

d. Pemasaran
Pelaksanaan fungsi pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Nomor V.D.11 wajib dikoordinir oleh

direksi atau

karyawan

yang

memiliki izin orang perseorangan sebagai Wakil Perusahaan Efek dari


Bapepam dan LK serta mempunyai pengalaman kerja dalam bidang Pasar
Modal dan atau/keuangan paling kurang 2 (dua) tahun.
e. Perdagangan (dealing)
Pelaksanaan fungsi perdagangan (dealing) sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Nomor V.D.11 wajib dikoordinir oleh direksi atau karyawan
yang memiliki izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi
dari Bapepam dan LK dan mempunyai pengalaman kerja dalam bidang
Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 3 (tiga) tahun.
f. Penyelesaian transaksi Efek
Pelaksanaan fungsi penyelesaian transaksi Efek sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Nomor V.D.11 wajib dikoordinir oleh direksi atau
karyawan yang memiliki
Perantara Pedagang Efek

izin

orang perseorangan

sebagai Wakil

dari Bapepam dan LK dan mempunyai

pengalaman kerja dalam bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling


kurang 3 (tiga) tahun.
g. Penanganan keluhan investor

Pelaksanaan fungsi penanganan keluhan investor sebagaimana dimaksud


dalam Peraturan Nomor V.D.11 wajib dikoordinir oleh

direksi atau

karyawan yang memiliki izin orang perseorangan sebagai


Perusahaan Efek atau Wakil

Wakil

Agen Penjual Efek Reksa Dana dari

Bapepam dan LK dan mempunyai pengalaman kerja dalam bidang Pasar


Modal dan/atau keuangan paling kurang 2 (dua) tahun.
h. Riset dan teknologi informasi
Pelaksanaan fungsi riset dan teknologi informasi sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Nomor V.D.11 wajib dikoordinir oleh direksi atau
karyawan yang mempunyai pengalaman kerja dalam bidang riset dan/atau
teknologi informasi paling kurang 2 (dua) tahun.
i. Pengembangan sumber daya manusia
Pelaksanaan fungsi pengembangan sumber daya manusia, wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Pelaksanaan fungsi pengembangan sumber daya manusia mencakup


perekrutan, pelatihan, penempatan, peningkatan kemampuan teknis, dan
peningkatan

kepatuhan terhadap

kode etik dan standar perilaku

karyawan; dan

Pelaksanaan fungsi pengembangan sumber daya manusia dikoordinir


oleh direksi atau karyawan yang mempunyai pengalaman kerja dalam
bidang pengembangan sumber daya manusia paling kurang 2 (dua)
tahun.

j. Akuntansi dan keuangan


Pelaksanaan fungsi akuntansi dan keuangan wajib dikoordinir oleh direksi
atau karyawan yang mempunyai pengalaman kerja dalam bidang akuntansi
dan keuangan paling kurang 2 (dua) tahun.
2.4 LEMBAGA PENUNJANG
2.4.1

Biro Administrasi
Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan

Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang


berkaitan dengan Efek.Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai

Biro Administrasi Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha
dari Bapepam.
Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten
dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro
Administrasi Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten dengan Biro
Administrasi Efek dimaksud.Kontrak tersebut wajib secara jelas memuat hak
dan kewajiban Biro Administrasi Efek dan Emiten, termasuk kewajiban
kepada pemegang Efek.
2.4.2

Bank Kustodian
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta

lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.Yang dapat menyelenggarakan
kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapat
persetujuan Bapepam.
Kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung
jawab untuk menyimpan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang
rekening dimaksud.Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara
tersendiri. Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek Kustodian
bukan merupakan bagian dari harta Kustodian tersebut.
Kustodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada
rekening Efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau Pihak yang
diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.Kustodian wajib memberikan
ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul akibat
kesalahannya.
Kustodian atau Pihak terafiliasinya dilarang memberikan keterangan
mengenai rekening Efek nasabah kepada Pihak mana pun,kecuali kepada:

1.

Pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli waris
pemegang rekening;

2.

Polisi, Jaksa, atau Hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana;

3.

Pengadilan untuk kepentingan peradilan perkara perdata atas permintaan


Pihak-Pihak yang berperkara;

4.

Pejabat Pajak untuk kepentingan perpajakan;

5.

Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro


Administrasi Efek, atau Kustodian lain dalam rangka melaksanakan
fungsinya masing-masing; atau

6.

Pihak yang memberikan jasa kepada Kustodian, termasuk konsultan,


Konsultan Hukum, dan Akuntan
Pihak-pihak yang dikecualikan tersebut dilarang memberikan keterangan

mengenai rekening Efek nasabah dari Kustodian atau afiliasinya kepada Pihak
mana pun, kecuali diperlukan dalampelaksanaan fungsinya masing-masing.
2.4.3

Wali Amanat
Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek

yang bersifat utang.Kegiatan usaha sebagai Wali Amanat dapat dilakukan


olehBank Umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali
Amanat, wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam.
Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten,
kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan
modal Pemerintah.Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang Efek
bersifat utang baik di dalam maupun di luar pengadilan.Wali Amanat dilarang
mempunyai hubungan kredit dengan Emiten dalam jumlah sesuai dengan
ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan antara
Wali Amanat sebagai kreditur dan wakil pemegang Efek bersifat utang.Emiten

dan Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan sesuai dengan


ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam.
Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek
bersifat utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya
sebagaimana

diatur

dalam

Undang-undang

ini

dan

atau

peraturan

pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.Wali Amanat dilarang


merangkap sebagai penanggung dalam emisi Efek bersifat utang yang sama.
2.4.4

Pemeringkat Efek
Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk

Perseroan Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan


peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek
wajib terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan LK.
Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan
secara independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa
Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan
dalam pemberian Peringkat. Perusahaan Pemeringkat Efek dapat melakukan
pemeringkatan atas obyek pemeringkatan sebagai berikut:
a. Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat
diperingkat;
b. Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana
Investasi Real Estate Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib
berdomisili dan melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu,
Perusahaan Pemeringkat Efek juga wajib memiliki prosedur dan metodologi
pemeringkatan yang dapat dipertanggungjawabkan, sistematis, dan telah
melalui tahapan pengujian serta dilaksanaan secara konsisten dan bersifat
transparan. Selanjutnya, Perusahaan Pemeringkat Efek yang melakukan
pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib membuat perjanjian
pemeringkatan dengan Pihak dimaksud.
Kewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek
antara lain sebagai berikut:

a) Bersikap obyektif dan independen dalam melaksanakan kegiatan


pemeringkatan.
b) Memiliki prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip
dasar dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka
waktu penyelesaiannya.
c) Melakukan kaji ulang secara berkala paling kurang 3 (tiga) tahun sekali
terhadap prosedur dan metodologi pemeringkatan serta penerapannya,
untuk memastikan

kualitas, konsistensi, dan

obyektivitas

proses

pemeringkatan. Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang


dikeluarkan.
d) Mengambil langkah-langkah

yang

diperlukan

untuk

mencegah

dikeluarkannya hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan


sebenarnya Pihak yang diperingkat dan/atau Pihak yang Efeknya
diperingkat.
e) Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi pemeringkatan dengan
pihak yang diperingkat, investor, partisipan pasar lainnya dan masyarakat.
f) Memantau entitas (company rating) dan/atau Efek yang diterbitkan oleh
Pihak yang diperingkat (instrument rating) secara terus menerus sesuai
dengan prosedur standar operasi pemeringkatan.
g) Mengkaji ulang secara berkala hasil Peringkat yang telah dikeluarkan.
h) Mengungkapkan hasil pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang
dikeluarkannya sesuai dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material
yang menyebabkan perubahan hasil Peringkat.
i) Mempunyai Komite Pemeringkat dan pejabat kepatuhan.
2.5 Profesi Penunjang
2.5.1

Akuntan Publik
Adalah seseorang yang memiliki profesi dalam hal kewenangan

melakukan pemeriksaan atas keuangan badan usaha yang mengeluarkan


surat berharga untuk diperdagangkan (selanjutnya disebut dengan Emiten)
guna dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan yang Emiten guna
memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
Emiten.

Seorang Akuntan Publik dapat membantu Emiten dalam melakukan


transaksi Pasar Modal, misalnya melakukan Initial Public Offering (IPO)
atau penawaran perdana, kemudian membantu Emiten dalam menyiapkan
atau menyajikan laporan keuangannya, dimana laporan keuangan tersebut
merupakan instrument yang paling penting untuk menentukan apakah
Emiten layak melakukan investasi atau menjual saham suatu produk
investasi.
Akuntan Publik harus mendaftarkan dirinya di BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal) sebagai profesi penunjang dalam kegiatan Pasar
Modal. Diharapkan menjadi Gate Keeper dalam melindungi kepentingan
publik dengan menghasilkan opini yang berkualitas atas laporan
keuangan. Akuntan publik memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Pemeriksa Laporan Keuangan. Pemeriksaannya harus sesuai dengan
standar auditing dan mematuhi serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
b. Memberikan gambaran yang transparan mengenai posisi keuangan suatu
perusahaan dalam menginformasikannya ke publik.
c. Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Indonesia dan ketentuan BAPEPAM.
d. Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan yang baik (apabila
diperlukan)
2.5.2

Notaris
Jika kita berbicara tentang peran Notaris dalam kegiatan Pasar Modal,

tentunya ruang gerak seorang Notaris sangatlah besar dan penting karena
mengemban tugas yang menyangkut urusan publik dalam konteks
keperdataan dan diberi kewenangan oleh Undang-Undang untuk membuat
akta otentik. Sebelum seorang Notaris Publik melaksanakan tugasnya, ia
harus mendaftarkan dirinya sebagai profesi penunjang dalam kegiatan Pasar
Modal di BAPEPAM. Notaris publik memiliki tugas dan fungsi sebagai
berikut :
a. Menyiapkan Berita Acara RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
b. Membuat konsep akta perubahan Anggaran Dasar.

c. Menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka Emisi efek.


d. Meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS,
seperti kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara
pemanggilan untuk RUPS dan keabsahan dari pemegang saham atau
kuasanya untuk menghadiri RUPS.
e. Meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar tidak terdapat materi
pasal-pasal dalam AD, yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
f. Melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal- pasal dalam AD, agar sejalan
dan memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang Pasar Modal dalam
rangka melindungi investor dan masyarakat.
Notaris Publik memiliki tanggung jawab dan peranan dalam pasar
modal, yaitu:
a) Peran Notaris Publik sangat diperlukan, terutama dalam hubungannya
dengan penyusunan Anggaran Dasar para pelaku pasar modal, seperti
Emiten, perusahaan publik, perusahaan efek, dan reksadana, serta
pembuatan kontrak-kontrak penting, seperti kontrak reksadana, kontrak
penjaminan emisi, dan perwali amanatan. Untuk menjamin keaslian dan
kepercayaan para pihak, pengesahan dari notaris menjadi sesuatu yang
sangat penting.
b) Dalam hal perjanjian pengelolaan Administrasi Saham ingin di rubah,
maka harus dilakukan bersama dengan perubahan yang dilakukan
terhadap Perjanjian Emisi efeknya karena keduanya sangat erat kaitannya
dan dilakukan oleh seorang Notaris. Perubahan yang dilakukan dalam
akta tersebut adalah mengenai jumlah saham yang akan di jual kepada
calon investor.
2.5.3

Penilai
Adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani Laporan Penilai,

yaitu pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan
menurut keahlian dan penilai. Penilai memiliki tugas dan fungsi sebagai
berikut :

Melakukan kegiatan penilaian terhadap kekayaan yang dimiliki oleh


perusahaan yang akan Go Public.
Melakukan penilaian kembali atau penilaian ulang atas aktiva perusahaan.
Penilai memiliki tanggung jawab dan peranan dalam pasar modal, yaitu:
Penilai memberikan penilaian mengenai berapa nilai yang wajar barang
yang dimiliki tersebut, yang tentu saja pada nilainya akan di hitung dengan
uang.
Melakukan penilaian terhadap harta Emiten, dan bersikap objektif dan
terbuka. Karena, harta kekayaan harta Emiten tersebut akan dijadikan
jaminan sebagai agunan terhadap pinjaman dari investor, oleh karena itu
peran Penilai adalah menentukan berapa harga dari saham atau obligasi
yang diterbitkan oleh Emiten.
2.5.4

Konsultan Hukum
Adalah pihak yang memberikan dan menandatangani mengenai emisi

efek ataupun perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh Emiten. Untuk menjadi


seorang Konsultan Hukum Publik dalam kegiatan Pasar Modal maka pihakpihak yang menyandang profesi tersebut haruslah mendaftarkan diri di
BAPEPAM. Sebab, menjadi seorang yang bergelut di bidang Konsultan
khususnya Konsultan Hukum Publik dalam kegiatan Pasar Modal harus
memiliki integritas yang tinggi, bersikap hati-hati dan teliti (Duty Skill Of
Care) dan memegang prinsip Know Your Customer, mengetahui latar
belakang klien atau nasabahnya yang ingin berinvestasi.
Konsultan Hukum Publik harus memverifikasikan keakuratan dari
prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan sekuritas perusahaan dan
merupakan standar untuk penyelidikan dan penelitian yang merupakan
bagian dari proses Go Publik. Konsultan hukum publik memiliki tugas dan
fungsi sebagai berikut :

Melakukan penelitian terhadap aspek-aspek hukum Emiten dan


memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan
usaha Emiten.

Memberikan pendapat dan penilaian yang independen, supaya pendapat


dan penilaian yang diberikan oleh Konsultan Hukum Publik dilakukan
secara professional dan bebas dari pengaruh pihak yang memberikan
tugas, sehingga pendapat atau penilaian yang diberikan objektif dan
wajar.

Memastikan bahwa perusahaan itu telah lulus dan telah memenuhi


persyaratan untuk dapat menawarkan efeknya.

Meneliti keabsahan dokumen-dokumen penting perusahaan, seperti: izinizin dari lembaga pemerintah, sertifikat tanah dan bangunan, Akta
Pendirian beserta perubahan-perubahannya, Anggaran Dasar perusahaan
berserta

perubahan-perubahan,

catatan-catatan/risalah

rapat

(RUPS/Direksi, Perjanjian hutang untuk memastikan adanya tidak adanya


perjanjian yang berakibat tidak baik terhadap hukum dimasa yang akan
datang, kontrak-kontrak dengan pemasok, dan meneliti proses hukum
yang sedang berjalan dan mungkin akan terjadi, yang dapat mengancam
kelancaran bisnis perusahaan.
Konsultan Hukum Publik memiliki tanggung jawab dan peranan dalam
pasar modal, yaitu:

Peranan konsultan hukum dapat mempengaruhi proses perusahaan Go


Public dalam arti mampu mengatasi masalah yang di hadapi selama
berlangsungnya proses tersebut.

Membantu menyelesaikan segala aspek hukum suatu perusahaan yang


akan Go Public, dengan jalan memberikan nasehat dan pendapat yang
diperlukan oleh Emiten, juga pendapatnya tentang Emiten sendiri yang
dimuat dalam prospektus yang diterbitkan dalam rangka Emisi. Hal
tersebut diwujudkan dengan pembuatanLegal Audit (pemeriksaan hukum)
dan Legal Opinion (pendapat hukum). Legal audit dipakai oleh seorang
Konsultan hukum pasar modal sebgai landasan untuk membuat legal
opinion. Serta legal opinion ini wajib dimuat dalam prospektus yang
dibuat oleh Emiten.

Ikut mendampingi dan memberikan advise hukum pada kliennya, yang


diduga melakukan pelanggaran hukum.

2.5.5

Profesi Lain yang Ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah


Ketentuan

ini

dimaksudkan

untuk

menampung

kemungkinan

diperlukannya jasa profesi lain untuk memberikan pendapat atau penilaian


sesuai dengan perkembangan Pasar Modal di masa mendatang dan terdaftar
di Bapepam.
2.6 Pemodal
Investor (pemodal) adalah badan atau perorangan yang membeli pemilikan
suatu perusahaan go public. Dalam suatu perusahaan go publik, investor pertama
adalah pemegang saham pendiri. Sedangkan pemegang saham kedua adalah
pemegang saham melalui pembelian saham pada penawaran umum di pasar
modal. Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya
melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas
perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

Memperoleh

deviden.

Ditujukan

kepada

keuntungan

yang

akan

diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka


semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya


adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari
jual beli sahamnya.
Terdapat dua pengelompokan investor di pasar modal berdasarkan statusnya, yaitu:
Investor asing dan investor domestik. Investor asing merupakan penanam saham yang

status kewarganegaraannya bukan dari Indonesia atau dalam negeri. Sedangkan investor
domestic merupakan pemodal yang status kewarganegaraannya dari dalam negeri atau
local.
Pengelompokkan berikutnya dilihat dari sisi jumlah individu. Dikelompokkan
menjadi dua pula yaitu investor institusi dan investor individu atau tunggal. Yang

termasuk investor institusi ada perusahaan asuransi, dana pensiun, reksa dana, dan
sebagainya. Investor institusi ini biasanya berupa perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha di luar bidang usaha utama. Misalnya perusahaan dana pensiun yang melakukan
investasi di bursa saham karena untuk memutar dana yang di himpun dari premi pensiun
sehingga perusahaan dana pensiun tersebut memiliki penghasilan dan keuntungan lebih.
Kemudian investor individu merupakan pemodal perorangan. Investor individu yang
belum memiliki pemahaman yang cukup untuk bermain pada bursa saham dapat
menggunakan jasa reksa dana atau menggunakan jasa perusahaan asuransi agar mendapat
perlindungan.

2.7 Emiten
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan
emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang
dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
1. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan
untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
2. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri
dengan modal asing.
3. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang
saham lama kepada pemegang saham baru.
2.8 Perusahaan Publik
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurangkurangnya oleh 300 ( tiga ratus ) pemegang saham dan memiliki modal disetor
sekurang kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah
pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
2.9 Reksadana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki

modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki


waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga diharapkan
dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal
Indonesia.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1
ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan
dalam
portofolio
efek
oleh
manajer
investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek,
dan
Ketiga,
dana
tersebut
dikelola
oleh
manajer
investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama
para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk
mengelola dana tersebut.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana,
antara lain:
Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko.
Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio
obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar.
Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar
sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal
maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen
seperti deposito, saham, obligasi.
Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di
pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah
pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri,
dimana
tidak
semua
pemodal
memiliki
pengetahuan
tersebut.
Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana
dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah
dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai
peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko,
antara lain:

Risko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.


Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan
surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.

Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption)
atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam
menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak
segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang,
bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat
menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:


1. Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa Dana jenis ini
hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo
kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif
lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat
Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih
tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran. Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam
Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
2.10 Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)

Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia didirikan atas keinginan pelaku pasar
modal Indonesia untuk mempunyai sebuah lembaga penyelesaian sengketa di luar
pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang-orang yang
memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang
final, mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Di bawah dukungan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam), selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), PT
Bursa Efek Surabaya (BES), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta 17 asosiasi di lingkungan pasar
modal Indonesia membuat kesepakatan bersama untuk mendirikan sebuah
lembaga Arbitrase.
BAPMI memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihakpihak yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan (outof-court dispute settlement).Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan
melalui BAPMI. Adapun persengketaan yang bisa diselesaikan oleh BAPMI harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1.

Hanyalah persengketaan perdata yang timbul di antara para pihak


sehubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal;

2.

Terdapat kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa


persengketaan akan diselesaikan melalui BAPMI;

3.

Terdapat permohonan tertulis dari pihak-pihak yang bersengketa kepada


BAPMI;

4.

Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,


seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan/pencabutan izin usaha.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga alternatif penyelesaian
sengketa, BAPMI menjamin netralitas dan independensinya.Hal ini dapat dilihat
bahwa tidak seorangpun diperkenankan oleh BAPMI untuk bertindak sebagai
Arbiter/Mediator atas suatu persengketaan apabila yang bersangkutan mempunyai
hubungan afiliasi atau benturan kepentingan dengan kasus yang ditangani atau

dengan salah satu pihak yang bersengketa. Jika hubungan afiliasi atau benturan
kepentingan baru diketahui kemudian, maka Arbiter/Mediator itu akan diganti
dengan orang lain yang lebih netral dan independen. BAPMI adalah organisasi
yang bersifat swasta murni dan nirlaba. Dalam menjalankan kegiatannya BAPMI
independen, bebas dari pengaruh dan kontrol pihak lain. Laporan tahunan terdiri
dari laporan mengenai jalannya organisasi beserta laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik.
BAPMI menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang
dapat dipilih oleh para pihak yang bersengketa, yaitu: Pendapat Mengikat,
Mediasi, dan Arbitrase.
1) Arbitrase
Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara
menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen
yang disebut Arbiter, untuk memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat
pertama dan terakhir. Arbiter BAPMI terikat dengan Etika Perilaku (Code of
Conduct) selama menyandang status sebagai Arbiter BAPMI dan
menjalankan tugas selaku Arbiter yang ditunjuk dalam suatu kasus tertentu.
Peraturan BAPMI mengenai Pedoman Benturan Kepentingan dan Hubungan
Afiliasi Arbiter/Mediator BAPMI menyatakan bahwa yang mempengaruhi
independensi seorang Arbiter/Mediator adalah adanya hubungan afiliasi
dengan salah satu pihak yang bersengketa atau benturan kepentingan dengan
masalah yang menjadi persengketaan, seperti: hubungan keluarga, hubungan
pekerjaan, hubungan pengendalian usaha, memiliki kepentingan ekonomis
terhadap permasalahan yang sedang menjadi sengketa. Keputusan yang
dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak,
tidak dapat diajukan banding. Ada beberapa alasan mengapa para pihak yang
bersengketa memilih Arbitrase BAPMI untuk menyelesaikan sengketanya:
1.

Para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan


perundingan;

2.

Para pihak yang bersengketa menghendaki cara penyelesaian yang lebih


mempertimbangkan

benar-salah

menurut

hukum

(right

based

procedure/approach);
3.

Para pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan


mengikat, namun tidak ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan
waktu yang lama dan biaya yang besar;

4.

Para pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih
cepat dan lebih efisien;

5.

Para pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang


yang akan memberikan putusan atas sengketa (Arbiter) benar-benar memahami
pasar modal dan mempunyai keahlian berarbitrase;

6.

Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum


yang tertutup untuk umum.
Untuk berproses di arbitrase, ditempuh proses pendaftaran dengan mengisi
permohonan, verifikasi permohonan oleh Pengurus BAPMI, dan Penunjukan
Arbiter. Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan
sidang kepada Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut:

a.

Apabila Pemohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah,
maka tuntutan Pemohon dinyatakan gugur;

b.

Apabila Termohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah,
Arbiter akan menyampaikan kembali panggilan; jika Termohon tetap tidak hadir
tanpa alasan yang sah, maka sidang tetap dilanjutkan walaupun tanpa kehadiran
Termohon;

c.

Pada sidang pertama yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, Arbiter
akan menawarkan perdamaian; jika perdamaian tidak tercapai, persidangan
Arbitrase dilanjutkan kembali.

Proses Arbitrase BAPMI mirip dengan proses Pengadilan, dan dalam


keadaan tertentu para pihak dapat meminta putusan sela kepada Arbiter dan
pihak Termohon mengajukan tuntutan balik kepada Pemohon. Persidangan
Arbitrase BAPMI berlangsung di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau
tempat lain yang telah ditentukan oleh Pemohon dan Termohon. Dalam
persidangan para pihak mempunyai hak yang sama dalam mengemukakan
dan mempertahankan pendapat serta kepentingannya. Pemeriksaan dalam
proses Arbitrase BAPMI akan berlangsung paling lama 180 hari kerja
terhitung sejak Arbiter Tunggal/Majelis Arbitrase terbentuk. Apabila
pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan segera ditutup dan Arbiter
menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan Arbitrase. Putusan
Arbitrase akan diucapkan dalam sidang yang tertutup untuk umum dalam
waktu paling lama 30 hari kerja setelah pemeriksaan ditutup, dengan atau
tanpa dihadiri oleh para pihak yang bersengketa.
Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan
mengikat para pihak.Dengan demikian terhadap Putusan Arbitrase tidak
dapat diajukan banding, kasasi atau peninjauan kembali. Dalam waktu paling
lama 30 hari kalender sejak tanggal diucapkan, lembar asli/salinan otentik
Putusan Arbitrase diserahkan dan didaftarkan oleh BAPMI kepada Panitera
Pengadilan Negeri.
2) Mediasi
Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di
antara para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral
dan independen

yang disebut Mediator. Mediator tidak memberikan

keputusan atas masalah, ia hanya fasilitator pertemuan guna membantu


masing-masing pihak memahami perspektif, posisi dan kepentingan pihak
lain sehubungan dengan permasalahan yang tengah dihadapi dan bersamasama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari Mediasi adalah dicapainya
perdamaian di antara para pihak yang bermasalah. Permasalahan yang dapat
diajukan kepada Mediasi BAPMI harus memenuhi 4 unsur :

1.

Hanyalah permasalahan perdata yang timbul di antara para pihak


sehubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal

2.

Terdapat kesepakatan di antara para pihak bahwa permasalahan akan


diselesaikan melalui mediasi bapmi

3.

Terdapat permohonan tertulis dari para pihak kepada bapmi

4.

Permasalahan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,


seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan/pencabutan izin usaha.
Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut:

a)

Penunjukan Mediator

b)

Pertemuan pendahuluan untuk menyepakati aturan main/prosedur Mediasi


dan jadwal pertemuan serta target dari masing-masing pertemuan

c)

Pertemuan (hearing) dalam rangka mengumpulkan informasi dan


mengidentifkasi masalah

d)

Pertemuan (hearing) dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan


kepentingan para pihak

e)

Pertemuan (hearing) dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan


opsi-opsi penyelesaian

f)

Pertemuan (hearing) dalam rangka mengevaluasi opsi-opsi penyelesaian

g)

Pertemuan (hearing) dalam rangka membuat kesimpulan

h)

Pertemuan terakhir (final hearing) dalam rangka membuat kesepakatan


perdamaian.
Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI
akan dituangkan ke dalam akta perdamaian yang berbentuk Berita Acara

Penyelesaian Sengketa dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan


yang dicapai oleh para pihak dalam proses Mediasi bersifat final dan
mengikat. Akta perdamaian harus didaftarkan kepada Pengadilan Negeri
setempat paling lambat 30 hari setelah ditandatangani, dan harus segera
dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari sejak didaftarkan. Apabila
kesepakatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut di atas, maka:
1.

Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian

2.

Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada


pengurus dari asosiasi/organisasi dimana ia menjadi anggota

3.

Asosiasi/organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota


dapat menyampaikan pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan
asosiasi/organisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta
perdamaian menjadi anggota.
3) Pendapat Mengikat
Pendapat Mengikat BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI
atas permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang
jelas di dalam perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan
penafsiran yang bisa membuka perselisihan lebih jauh.Sesuai dengan
namanya, pendapat ini bersifat final dan mengikat kepada para pihak.Ada
kalanya para pihak dalam suatu perjanjian berbeda pendapat mengenai suatu
persoalan berkenaan dengan perjanjian, misalnya mengenai penafsiran
ketentuan yang kurang jelas atau perubahan pada pelaksanaan perjanjian
sehubungan dengan timbulnya keadaan baru. Secara material pada fase ini
belum timbul sengketa, namun untuk menghindari permasalahan menjadi
semakin membesar, para pihak meminta kepada pihak ketiga yang dianggap
netral dan ahli untuk memberikan pendapatnya atas persoalan itu agar tidak
ada lagi penafsiran lain.
Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat dianggap
sebagai pelanggaran perjanjian. Berbeda dengan Mediasi dan Arbitrase yang

dilakukan oleh Mediator/Arbiter BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat


dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang dalam hal ini diwakili
oleh Pengurus BAPMI secara kolektif sehingga tidak dilaukan penunjukan
pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli, melainkan dengan sendirinya
dilakukan Pengurus BAPMI.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat
BAPMI untuk menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya:
1.

Para pihak tidak ingin beda pendapat berkembang menjadi persengketaan


yang lebih serius lagi

2.

Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian

3.

Para pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan


yang kurang jelas dan penafsiran tersebut mengikat serta final

4.

Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk
memberikan Pendapat Mengikat benar-benar memahami bidang pasar modal

5.

Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan lebih mudah, lebih
cepat dan efisien

6.

Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang


tertutup untuk umum.
Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Pengurus
BAPMI mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian
yang telah disampaikan oleh para pihak.Pendapat Mengikat yang diberikan
oleh BAPMI bersifat final dan mengikat para pihak yang memintanya, tidak
dapat diajukan perlawanan atau bantahan.Pendapat Mengikat itu harus segera
dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan.Apabila Pendapat
Mengikat tidak dilaksanakan, maka: tindakan tersebut dianggap sebagai
pelanggaran perjanjian, pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan
pengaduan kepada pengurus dari asosiasi/organisasi dimana ia menjadi

anggota, asosiasi/organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi


anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar
Modal

dan

asosiasi/organisasi

dimana

pihak

yang

tidak

bersedia

melaksanakan akta perdamaian menjadi anggota.


2.11 Asosiasi-Asosiasi Terkait Pasar Modal
2.11.1 Panitia Standar Profesi Pasar Modal
Panitia Standar Profesi Pasar Modal bertujuan untuk turut berperan serta
secara aktif dalam menciptakan suatu masyarakat Pasar Modal yang
profesional, yang didukung oleh para pelaku Pasar Modal yang profesional,
berkwalitas, kompeten dan berintegritas tinggi, memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang luas, serta mampu bersaing, sejajar dengan para pelaku
Pasar Modal di negara lain.
Disamping itu, Panitia Standar Profesi Pasar Modal bertujuan pula untuk
menjadi salah satu sarana pendukung dan penyaring yang handal dalam
menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan potensi para pelaku
Pasar Modal Indonesia, khususnya sumber daya manusia di PerusahaanPerusahaan Efek, melalui penyelenggaraan sistem Ujian Kecakapan Profesi
Pasar Modal secara teratur dan berkesinambungan. Sasaran kegiatan Panitia
Standar Profesi Pasar Modal adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Ujian Kecakapan Profesi Pasar Modal secara teratur dan
berkesinambungan.
2. Menciptakan/menyeleksi sumber daya manusia yang profesional di
bidang Pasar Modal.
3. Mempunyai materi ujian profesi yang memadai di bidang Pasar Modal,
baik dari segi kwalitas maupun kwantitas.
4. Memiliki standar perilaku dan kode etik profesi di bidang Pasar Modal.
5. Menyebarluaskan standar perilaku serta kode etik profesi di bidang Pasar
Modal.

Untuk dapat mencapai Sasaran Kegiatan di atas, Panitia Standar Profesi


Pasar Modal mempunyai rencana kerja sebagai berikut :
a. Rencana Kerja Jangka Pendek
1.

Melaksanakan Ujian Kecakapan Profesi Pasar Modal secara


teratur/tertib dan berkesinambungan.

2.

Mengembangkan penyelenggaraan Ujian Kecakapan Profesi Pasar


Modal di daerah-daerah luar Jakarta yang memiliki potensi
pengembangan Pasar Modal.

3.

Meningkatkan secara berkesinambungan baik dari segi kwalitas


maupun kwantitas materi soal ujian ketiga Profesi di bidang Pasar
Modal.

4.

Mengusahakan sarana pendukung bagi calon peserta ujian seperti


mendirikan perpustakaan guna tempat belajar dengan fasilitas
memadai.

5.

Membina kerjasama dengan pihak ketiga (dalam maupun luar


negeri) dalam rangka pengembangan Bank Soal maupun tata cara
ujian dan pengembangan profesi.

6.

Membantu/mengkoordinasikan penyusunan standarisasi kurikulum


pendidikan ketiga profesi Pasar Modal pada Lembaga-lembaga
pendidikan.

b. Rencana Kerja Jangka Panjang


a. Menyeleksi sumber daya manusia yang profesional dibidang Pasar
Modal.
b. Meningkatkan standar perilaku dan kode etik profesi di bidang Pasar
Modal dan membantu menyebarluaskan standar perilaku serta kode
etik profesi di bidang Pasar Modal.

c. Memanfaatkan teknologi informasi seluas mungkin, untuk membantu,


meningkatkan perkembangan S.D.M dalam beberapa hal, antara lain
penyelenggaraan ujian, administrasi pendaftaran dan kelulusan,
sehingga tarafnya sejajar dengan negara-negara lain.
d. Mengembangkan hubungan dengan beberapa lembaga Pendidikan
dan Perguruan Tinggi serta Bursa-Bursa Efek di negara Asean dan
negara lainnya.
2.11.2 Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) bertujuan :
a) Menggalang persatuan para anggota serta menjaga integritas anggota dalam
menjalankan profesinya.
b) Meningkatkan penguasaan anggota secara professional mengenai pelbagai
aspek hukum Pasar Modal di Indonesia.
c) Mendukung Pasar Modal dengan memberikan pelayanan secara cepat dan
tepat kepada Pihak-pihak yang terkait dengan Pasar Modal.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mempersatukan semua Konsultan Hukum yang
menjalankan salah satu bagian kegiatan usahanya selaku Profesi Penunjang
Pasar Modal ke dalam Himpunan sebagai Anggota.

b. Membina dan membimbing setiap anggota supaya menjunjung tinggi


martabat kehormatan Himpunan sesuai dengan Kode Etik Himpunan, untuk
menjadi Konsultan Hukum yang bermartabat dan berwibawa.

c. Meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan keahlian profesional Anggota.


d. Melakukan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan lain yang perlu dan
bermanfaat bagi Himpunan pada umumnya dan Anggota dalam menjalankan
profesinya

pada

khususnya,

termasuk

tetapi

tidak

terbatas

pada

penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan untuk menyebarluaskan


pengetahuan dan pengertian tentang Pasar Modal.
e. Melakukan kegiatan dalam arti seluas-luasnya dalam memajukan Pasar
Modal.

2.11.3 Perhimpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN)


Visi Perhimpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN) adalah
menjadikan Surat Utang Negara ( SUN ) Republik Indonesia lebih likuid
dan efisien di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan misi HIMDASUN yaitu
sebagai berikut :

Membantu Pemerintah dalam menumbuh kembangkan pasar SUN


yang teratur, wajar dan efisien.

Menjadi Perhimpunan yang responsible, accountable, fair dan


transparant.

Sasaran
Meningkatkan likuiditas dan transparansi pasar SUN yang berdampak
pada pemulihan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SUN.
Menciptakan Indonesian Yield Curve yang kredibel sehingga dapat
menjadi tolok ukur bagi industri finansial di Indonesia.
Membangun track record yang baik yang dapat membantu Pemerintah
dalan menerbitkan SUN dimasa datang termasuk Primary Dealer.
Memberikan manfaat yang optimal bagi HIMDASUN dan para
stakeholder.

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ketahui bahwa lembaga yang terkait
dengan pasar modal terdiri dari :
1.

Otoritas pasar modal yang dijalankan oleh Otoritas Jasa Keuangan;


Self Regulation Organization yang terdiri dari bursa efek, Lembaga

2.

Kliring dan Penjaminan (PT. Kliring dan Penjamin Efek Indonesia (KPEI),
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI);
3.

Perusahaan efek yang terdiri dari Penjamin Emisi, Perantara Pedagang


Efek, dan Manajer Investasi;

4.

Lembaga penunjang yang terdiri dari Biro Administrasi Efek,

5.

Bank Kustodian, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek;


Profesi penunjang yang terdiri dari Akuntan Publik, Notaris,

Penilai, dan Konsultan Hukum


6.
Pemodal yang terdiri dari pemodal domestic dan asing;
7.
Serta Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksadana
8.
Selain itu terdapat pula lembaga yang berperan

untuk

menyelesaikan sengketa atas pasar modal yaitu Badan Arbitrase Pasar


9.

Modal Indonesia (BAPMI).


Serta terdapat asosiasi-asosiasi yang terkait dengan pasar modal
seperti Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI), dan Panitia Standar Profesi Pasar Modal

Anda mungkin juga menyukai