ABSTRAKSI
This research purpose to find out the influence of idealism, relativism, level of
knowledge, and locus of control on accountants unethical behavior.
The respondent of this study are 80 Accounting Program Department students
Economic and Business Faculty Lambung Mangkurat University for calculate the data.
The methods used for to analyze is by using multiple linier regression and to examine
the hypothesis using t-test by software SPSS statistics 23.0.
Result of the research showed idealism, relativism, and locus of control
significantly positively affected the accountants unethical behaviors, whereas the level
of knowledge significantly negatively affected the accountants unethical behaviors.
PENDAHULUAN
Manusia pada perkembangan zaman saat ini dipacu agar supaya lebih kreatif dan
juga cerdas di berbagai bidang. Hal tersebut menimbulkan dampak positif dan juga
dampak negatif. Profesi seorang akuntan mencakup etika dan aturan yang harus dipatuhi
dan dijalankan oleh profesi tersebut.Namun tidak menutup kemungkinan masih terjadi
pelanggaran etika yang menyebabkan skandal pada profesi seorang akuntan. Bertens, K
(2013) menyebutkan etika adalah nilai atau norma yang dapat digunakan sebagai
pegangan baik individu ataupun masyarakat untuk mengatur pola dan tingkah laku.
Etika profesi hanya berlaku dalam kelompok profesi yang berkaitan, pada penelitian ini
yang dimaksud adalah seorang akuntan. Akuntan harus dipersiapkan sejak di masa
perkuliahan untuk menghadapi skandal yang terjadi yang berkaitan dengan
penyimpangan akuntansi ataupun yang berhubungan dengan perilaku masing-masing
akuntan. Pembekalan pengetahuan diperlukan agar seorang akuntan siap menghadapi
bahkan menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan atau kode etik seorang
akuntan yang harus ditaati dan diterapkan.
Tujuan profesi seorang akuntan adalah terpenuhinya standar profesionalisme dengan
tanggung jawab untuk mencapai tingkat kinerja yang diharapkan dan berorientasi pada
kepentingan yang menyangkut kehidupan masyarakat pada umumnya. Tujuan tersebut
memrlukan empat pilar pokok yang harus diterapkan yang meliputi profesionalisme,
kualitas jasa, kredibilitas dan kepercayaan yang mendasar (Sukrisno, 2009:159).
Skandal yang menyangkut bidang akuntansi yang pernah terjadi dapat menyebabkan
dampak yang tidak baik bagi profesi seorang akuntan, persepsi maupun reaksi dari
mahasiswa (calon seorang akuntan) penting diketahui karena mereka adalah calon cikal
bakal seorang akuntan. Kasus - kasus yang terjadi di perusahaan swasta maupun
lembaga pemerintah yang terkait dengan skandal manipulasi keuangan tidak terlepas
dari profesi seorang akuntan. Sebagai contoh kasus yang memanipulasi laporan
keuangan yang menjadi sorotan dunia adalah jatuhnya perusahaan Enron, Corp.
Kerugian yang menimpa Enron melibatkan kerjasama antara orang dalam perusahaan
dengan KAP Arthur Anderson. CEO KAP Arthur Anderson menjelaskan bahwa
penilaian yang dilakukan adalah tidak benar dan menyalahi aturan yang ada dan
menyebutkan Enron mengalami kebangkrutan.
Indonesia pun mengalami kasus yang menyerupai kasus Enron. Diantaranya adalah
PT.KAI yang ternyata melakukan kecurangan terhadap pelaporan keuangan yang
disajikan. Kasus PT.KAI ini menyangkut kode etik profesi yang dilanggar, dengan
memanipulasi kerugian sebesar Rp 63 milyar menjadi keuntungan sebesar Rp 6,9
milyar. Hal tersebut menyebabkan ketidakpercayaan stakeholder dan investor terhadap
perusahaan.
Cikal bakal perilaku yang tidak etis sebenarnya sudah ada sebelum menjadi seorang
mahasiswa. Perilaku tersebut di keseharian secara sadar kasat mata atau tidak menjadi
suatu kebiasaan. Sebagai contoh di dalam aktivitas mahasiswa yang mencerminkan
perilaku tidak etis adalah mencontek di saat ujian, membuat salinan tugas dari
mahasiswa lain. Perilaku mencontek adalah bibit terjadinya perilaku yang tidak etis
pada jenjang profesi selanjutnya.
Skandal yang berkaitan dengan profesi seorang akuntan membuat mahasiswa untuk
mempertimbangkan dalam pemilihan profesi di masa depan, karena skandal tersebut
menimbulkan citra buruk seorang akuntan. Responden yang dituju dalam penelitian
mencakup mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis di Universitas
Lambung Mangkurat.
Perilaku yang tidak etis merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan tindakan
yang dianggap tepat untuk dilakukan. Arens et al. (2006:99) menyatakan bahwa
terdapat penyebab yang membuat seseorang berperilaku tidak etis yaitu ketika
seseorang beranggapan standar etika yang dimiliki berbeda dengan yang berlaku di
masyarakat, atau seseorang lebih memilih tindakan yang menguntungkan diri sendiri.
Biasanya kedua penyebab tersebut bisa timbul secara bersama-sama. Dilema etika
adalah keadaan yang dihadapi oleh seseorang yang mengharuskan untuk mengambil
keputusan tentang perilaku maupun tindakan yang tepat.
Penelitian yang akan dilakukan peneliti akan diketahui pengaruh dari masing-
masing faktor yaitu faktor idealisme, relativisme, tingkat pengetahuan, maupun locus of
control terhadap perilaku tidak beretika seorang akuntan. Pengaruh tersebut akan
menunjukkan seberapa besar prosentase masing-masing faktor di dalam perilaku
menyimpang yang terjadi. Selain tujuan yang akan dicapai di dalam penelitian ini,
manfaat yang diharapkan peneliti juga dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat tersebut antara lain manfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoritis
yang dimaksud adalah hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat sebagai referensi
ataupun bacaan untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, ataupun menjadi
wawasan baru dari penelitian yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini. Untuk
manfaat praktis yang diharapkan adalah penelitian ini bisa dijadikan bahan untuk
penambahan materi etika di mata kuliah mahasiswa, selain itu juga dapat menjadi
tambahan wawasan mahasiswa di dalam menghadapi skandal di bidang akuntansi yang
melibatkan profesi seorang akuntan, sehingga mahasiswa bisa menyiapkan diri atau
individu dalam menghadapi penyimpangan yang terjadi.
Idealisme merupakan sikap yang beranggapan untuk tindakan yang tepat dapat
menghasilkan atau hasil yang diharapkan (Falah,2006 dalam Ni Kadek Sumiyantini).
Individu dengan idealis tinggi berprinsip bahwa hal yang membuat rugi masyarakat
merupakan hal negatif yang bisa tidak dilakukan. Perilaku etis akan dijadikan acuan
oleh seorang yang memiliki idealism yang tinggi dan menjadi seseorang yang
mengungkapkan kejanggalan perilaku yang tidak etis. Hubungan idealisme dengan
perilaku yang tidak etis seorang akuntan mengacu pada penelitian yang telah diteliti
oleh Ni Kadek Sumiyantini (2017) menunjukkan bahwa idealisme berpengaruh
terhadap perilaku yang tidak beretika seorang akuntan. Berdasar penjabaran ini, peneliti
menyusun hipotesis pertama yaitu:
H1 = Idealisme berpengaruh pada perilaku tidak etis akuntan
Relativisme adalah tindakan dapat dikategorikan tindakan yang etis atau tidak
etis maupun benar ataupun tidak , menurut pemikiran masyarakat tersebut (Falah,
2006). Seseorang dengan relativisme tinggi cenderung menolak tindakan yang terkait
dengan moral, sedangkan seseorang dengan relativisme yang tidak tinggi akan membuat
tindakan yang sesuai prinsip maupun norma. Hubungan relativisme dengan perilaku
yang tidak etis seorang akuntan mengacu pada penelitian oleh Ni Kadek Sumiyantini
(2017) menunjukkan bahwa relativisme berpengaruh pada perilaku yang tidak beretika
seorang akuntan. Berdasar penjabaran ini, disusun hipotesis yang kedua sebagai berikut
:
H2 = Relativisme berpengaruh pada perilaku tidak etis akuntan
Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh oleh seseorang secara sadar dan
untuk diketahui. Namun menurut ( Notoatmodjo, 2010) pengetahuan merupakan output
alat indera manusia dari suatu objek yang diamati melalui mata, hidung, telinga, dan
sebagainya. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku tidak etis akuntan mengacu
pada penelitian dari M.Khairul Dzakirin (2016) yang menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan berpengaruh pada perilaku tidak beretika seorang akuntan Berdasarkan
uraian yang tertera, peneliti menyusun hipotesis ketiga yaitu:
H3 = Tingkat Pengetahuan berpengaruh pada perilaku tidak etis akuntan
Locus of Control adalah apakah seorang individu mampu atau tidak mampu
mengontrol kejadian pada diri sendiri (Rotter, 1966). Locus of Control terdiri dari
Locus of Control internal dan Locus of Control eksternal. Locus of Control internal
beranggapan hasil yang diperoleh berasal dari usaha pribadi sendiri, sedangkan Locus of
Control eksternal beranggapan hal yang didapat tergantung faktor yang berasal dari sisi
luar individu, sebagai contoh keberuntungan, kesempatan, nasib dan faktor lainnya.
Penelitian dari Jurica Lucyanda (2012) menyebutkan Locus of Control tidak
memengaruhi perilaku yang tidak beretika seorang akuntan. Berdasarkan hal ini,
disusun hipotesis keempat sebagai berikut :
H4 = Locus of Control tidak berpengaruh pada perilaku tidak etis akuntan
METODE PENELITIAN
Analisis Data
Uji normalitas penelitian ini memakai One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Uji
normalitas sebaran data dilakukan pada data Idealisme, Relativisme, Tingkat
Pengetahuan, Locus of Control, dan Perilaku Tidak Etis Akuntan dijabarkan tabel 1 :
Tabel 1 Uji Normalitas
Keterangan Hasil Kesimpulan
Kolmogorov-Smirnov Z 0.960 Terdistribusi Normal
Asymp.Sig (2-tailed) 0.315
Sumber : Data diolah kembali (2018)
Nilai Asymp.Sig (2-tailed) pada tabel 1 yaitu 0,315, lebih besar dari batas 0,05
untuk statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan distribusi yang
normal apabila angka Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05, sehingga dapat dikatakan
terdistribusi normal.
Uji multikolinieritas penelitian ini menerapkan Variance Inflation Factor (VIF).
Ringkasan uji multikolinieritas disajikan pada Tabel 2 :
Tabel 2 Uji Multikolinearitas
Pembahasan
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan diatas, maka dapat diberikan beberapa
saran :
1. Penambahan variabel yang dapat berpengaruh pada perilaku tidak etis akuntan
seperti : gender, lingkungan kerja, equity sensitivity.
2. Menggunakan sampel penelitian yang lebih luas dengan menggunakan lebih dari
satu universitas untuk selanjutnya , karena pada penelitian ini lingkup sampel
hanya di dalam satu universitas, yaitu Universitas Lambung Mangkurat.
DAFTAR PUSTAKA
Andita, Apriyani. (2014). Kasus-kasus dalam Etika Profesi. Diambil dari
www.academia.edu/8112014/Kasus-kasus dalam etika profesi pada
tanggal 21 Januari 2015.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. dan Beasley, Mark S. (2008). Auditing dan Jasa
Assurance. Jakarta : Erlangga
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23
Edisi 8. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gorda, I Gusti Ngurah. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Denpasar : Widya
Kriya Gematama
Sukrisno, Agoes. (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta : Salemba Empat.
Shantanu, Made Pasek Dwi. (2014). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika
Penyusunan Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Yogyakarta Vol.13.1.April (2014) : 1-16.