Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH ORIENTASI IDEALISME, RELATIVISME, TINGKAT

PENGETAHUAN AKUNTANSI, DAN GENDER TERHADAP


PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG
KRISIS ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di Kota Padang)

ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

OLEH :
MELLA FITRIA
17787/2010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
Pengaruh Orientasi Idealisme, Relativisme, Tingkat Pengetahuan Akuntansi, dan Gender
terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Krisis Etika Akuntan Profesional
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di Kota Padang)

Mella Fitria
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
E-mail:mellafitria92@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang sejauhmana
pengaruh orientasi idealisme, relativisme, tingkat pengetahuan akuntansi dan gender terhadap
persepsi mahasiswa akuntansi tentang krisis etika akuntan profesional. Populasi penelitian
adalah seluruh mahasiswa akuntansi perguruan tinggi di kota Padang. Sampel ditentukan
berdasarkan metode purposive sampling sebanyak 4 perguruan tinggi di kota Padang dengan
responden sebanyak 128 orang mahasiswa akuntansi. Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) orientasi idealisme berpengaruh signifikan
negatif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi tentang krisis etika akuntan profesional (2)
relativisme berpengaruh signifikan positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi tentang
krisis etika akuntan profesional (3) tingkat pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh
signifikan terhadap persepsi mahasiswa akuntansi tentang krisis etika akuntan profesional (4)
mahasiswa akuntansi perempuan cenderung lebih tegas terhadap krisis etika akuntan
profesional.
Kata kunci: idealisme, relativisme, tingkat pengetahuan akuntansi, gender, persepsi,
dan krisis etika akuntan

ABSTRACT

The purpose of this study is to get empirical evidence about the effect of orientation of
idealism, relativism, the level of accounting knowledge and gender to the perception of
accounting students about ethical crisis of professional accountants. Population of this
research are accounting students in Padang city. Samples are selected based on purposive
sampling method. There are 128 accounting students from 4 colleges in Padang city
participated in this research. Methods of data collection used questionnaire. Statistical
analysis used multiple regression.
The results of this study indicated (1) orientation of idealism has negative significant
effect on the perception of accounting students about ethical crisis of professional
accountants (2) relativism has positive significant effect on the perception of accounting
students about ethical crisis of professional accountants (3) the level of accounting
knowledge has no significant effect on the perception of accounting students about ethical
crisis of professional accountants (4) female accounting students tend to be assertive about
ethical crisis of professional accountants
Keywords: idealism, relativism, the level of accounting knowledge, gender, perception, and
ethical crisis accountant
1. Latar Belakang (http://www.gudangkuliah.com, diakses
pada tanggal 26 Desember 2013). Skandal
Perilaku etis adalah perilaku ketika Enron tersebut seharusnya tidak terjadi
seseorang dapat bertindak sesuai dengan jika setiap akuntan memiliki pengetahuan,
hukum, peraturan, dan moral yang telah pemahaman dan menetapkan etika secara
ditetapkan. Perilaku etis sangat penting memadai dalam pelaksanaan pekerjaan
untuk diterapkan di segala bidang profesi, profesionalnya. Meningkatnya perhatian
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat pada isu-isu etika dalam dunia
terjadi penyelewengan etika yang pada bisnis dan profesi setelah terjadinya
akhirnya dapat menyebabkan skandal di skandal-skandal perusahaan besar
dalam profesi tersebut. Banyak pihak yang membuat kepercayaan masyarakat
akan terkena dampak dari skandal yang terhadap profesi akuntan menurun.
terjadi dalam bidang profesi tersebut, baik Di Indonesia sendiri telah banyak
mereka yang sudah berkecimpung di bermunculan skandal etis profesi akuntan
dalamnya maupun mereka yang sedang yang merugikan banyak pihak, baik yang
mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam dilakukan oleh auditor, manajer
profesi tersebut. Dengan semakin perusahaan, bahkan akuntan pemerintahan.
maraknya skandal yang terjadi di dalam Sebagai contoh, keterlibatan 10 KAP yang
suatu bidang profesi, maka akan timbul terbukti telah melakukan praktik
suatu krisis yang terjadi. Krisis ini pada kecurangan akuntansi dengan
akhirnya disebut dengan krisis etika mengeluarkan laporan audit palsu yang
profesional. mengungkapkan bahwa laporan keuangan
Perilaku etis merupakan perilaku 37 bank dalam keadaan sehat.
yang menurut seseorang sesuai dengan Selain itu, skandal etis juga
norma-norma. Etika profesi merupakan melibatkan beberapa perusahaan di
etika khusus yang menyangkut dimensi Indonesia, seperti manipulasi laporan
sosial. Etika profesi khusus berlaku dalam keuangan PT. Kimia Farma Tbk yang
kelompok profesi yang bersangkutan, yang melibatkan akuntan publik Hans
mana dalam penelitian ini adalah akuntan. Tuanakotta dan Mustofa (HTM) dan
Maraknya kecurangan pada laporan terungkapnya kasus seperti PT. Bank
keuangan secara langsung mengarah pada Lippo serta ditambah lagi dengan adanya
profesi akuntan. Profesi akuntan saat ini kasus penolakan laporan keuangan PT.
tengah mendapat sorotan tajam terlebih Telkom dengan KAP Eddy Pianto, PT
setelah adanya sejumlah skandal akuntansi KAI, KAP Johan Malonda & Rekan
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dengan PT Great River International Tbk
dunia. tahun 2003, KAP Biasa Sitepu dengan
Etika akuntan telah menjadi issue perusahaan Raden Motor tahun 2009, serta
yang sangat menarik sejak merebaknya kasus mafia pajak yang dilakukan oleh
kasus Enron suatu perusahaan di Amerika Gayus Tambunan sebagai akuntan internal
Serikat yang pernah menjadi satu dari pemerintahan pada tahun 2010
tujuh perusahaan terbesar menurut Fortune (http://www.gudangkuliah.com, diakses
500, yang melibatkan salah satu kantor pada tanggal 28 Desember 2013), semakin
akuntan publik The Big Five Arthur menambah daftar panjang
Andersen. Skandal yang menyebabkan ketidakpercayaan terhadap profesi
kejatuhan Enron dimulai dari dibukanya akuntan.
partnership-partnership yang bertujuan Pada tahun 2012, BPK melaporkan
untuk menambah keuntungan pada Enron. pada laporan semester I bahwa telah terjadi
Partnership-partnership yang diberi nama berbagai penyimpangan mulai dari
“special purpose partnership” yang kelemahan sistem pengendalian internal,
memiliki karakter yang sama penyimpangan efisiensi, administrasi dan

1
lain sebagainya pada BUMN dan BUMD benar akan membawa konsekuensi yang
entitas daerah dan pusat serta entitas diharapkan. Ketika individu memiliki
lembaga keuangan lainnya yang mengelola idealisme yang tinggi cenderung
negara dan menyebabkan kerugian sebesar menghindari segala tindakan yang dapat
Rp 12,48 triliun (www.bpk.ri.co.id) merugikan orang lain, dan menolak
semakin menambah daftar panjang tindakan yang dapat membawa dampak
ketidakpercayaan terhadap profesi negatif. Individu yang memliki idealisme
akuntan. Hal ini membuktikan bahwa rendah menganggap prinsip moral
sangat pentingnya etika profesi khususnya sebaiknya dihindari dan tidak menutup
bagi profesional di bidang akuntansi yang kemungkinan perilaku negatif dibutuhkan
semakin menjadi perhatian. Issue ini dalam situasi tertentu.
memberikan pelajaran berharga mengenai Faktor selanjutnya yaitu
dampak dari unethical decision untuk relativisme, relativisme etis berbicara
keberlanjutan suatu organisasi. tentang pengabaian prinsip dan tidak
Mahasiswa adalah calon pemimpin adanya rasa tangggung jawab dalam
di masa depan, untuk mempelajari perilaku pengalaman hidup seseorang. Relativisme
dari para pemimpin dimasa depan, dapat akan menolak tegas prinsip dan aturan
dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang moral universal, dan menganggap bahwa
ini. Seperti halnya fenomena di atas, maka situasi yang berbeda akan mempengaruhi
perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk moralitas yang berbeda pula (Forsyth
mengetahui sejauhmana mereka akan dalam Comunale et al., 2006). Seorang
berperilaku etis atau tidaknya dimasa yang individu relativisme tidak akan
akan datang. Penelitian terhadap perilaku mengindahkan prinsip-prinsip yang ada
etis dan tidak etis dari mahasiswa dapat dan lebih melihat keadaan sekitar sebelum
membantu manajemen perusahaan untuk akhirnya bertindak merespon suatu
mengembangkan cara agar dapat kejadian yang melanggar etika.
mengurangi masalah-masalah yang akan Faktor selanjutnya yaitu tingkat
timbul di masa yang akan datang ketika pengetahuan akuntansi. Hasil penelitian
mereka telah bekerja nanti. Comunaleet al. (2006) mengenai variabel
Terjadinya krisis etika akuntan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa
disebabkan oleh beberapa faktor tingkat pengetahuan mahasiswa akuntansi
diantaranya yaitu idealisme. Idealisme terhadap skandal dan profesi akuntansi
mengacu pada luasnya seorang individu akan berpengaruh signifikan terhadap
percaya bahwa keinginan dari konsekuensi pertimbangan etika mahasiswa akuntansi.
dapat dihasilkan tanpa melanggar petunjuk Hasil penelitian Muhammad (2013)
moral. Seorang individu yang idealis akan menyatakan bahwa tingkat pengetahuan
menghindari berbagai tindakan yang dapat berpengaruh negatif terhadap isu-isu
menyakiti maupun merugikan orang skandal akuntansi. Dalam penelitian ini
disekitarnya, seorang idealis akan pengetahuan difokuskan pada tingkat
mengambil tindakan tegas terhadap suatu pengetahuan mahasiswa akuntansi
kejadian yang tidak etis ataupun yang akan mengenai informasi tentang skandal
merugikan orang lain. Menurut (Forsyth akuntansi yang melibatkan Enron dan
dalam Comunale et al., 2006) menyatakan KAP Arthur Andersen, serta skandal-
bahwa suatu hal yang menentukan dari skandal akuntansi yang selama ini terjadi
suatu perilaku seseorang sebagai jawaban di Indonesia. Ketika mahasiswa akuntansi
dari masalah etika adalah filosofi moral memiliki pengetahuan dan informasi luas
pribadinya. (Forsyth dalam Comunale et berkenaan dengan profesi akuntansi dan
al., 2006) menjelaskan bahwa individu skandal akuntansi yang telah terjadi, maka
yang memiliki idealisme merupakan hal tersebut akan membentuk reaksi
individu yang menganggap segala tindakan

2
mahasiswa akuntansi mengenai krisis etis (2006)dengan menggunakan variabel
yang melibatkan akuntan profesional. orientasi etis, gender, tingkat pengetahuan
Selain orientasi etis dan tingkat dan umur mengenai skandal keuangan dan
pengetahuan akuntansi, gender juga profesi akuntansi untuk mengetahui reaksi
menjadi salah satu hal yang dapat mahasiswa akuntansi terkait dengan opini
mempengaruhi persepsi mahasiswa setelah mereka terhadap auditor dan corporate
mereka mengetahui adanya skandal manager. Penelitian ini juga merupakan
keuangan. Di Indonesia, isu-isu yang replika dari penelitian Muhammad (2013)
berkaitan dengan akuntan publik dengan menggunakan variabel yang sama.
perempuan tidak terlepas dari masalah Di dalam penelitian sebelumnya
gender (Hasibuan dalam Retiana, 2010). (Comunale et al) terdapat beberapa
Dalam penelitian ini dikatakan bahwa kekurangan, yaitu sampel dari penelitian
meskipun partisipasi wanita dalam pasar sebelumnya hanya diambil dari dua
kerja di Indonesia meningkat secara universitas saja di Amerika Serikat,
signifikan, adanya diskriminasi terhadap sehingga dianggap kurang mewakili opini
wanita yang bekerja tetap menjadi suatu atau pendapat mahasiswa akuntansi secara
masalah besar. Salah satu bidang yang keseluruhan. Peneliti juga tidak
terkena dampak dari ketidakadilan struktur menggunakan variabel umur karena umur
ini adalah bidang akuntansi yang tidak tidak memiliki pengaruh mengenai skandal
terlepas dari diskriminasi gender keuangan dan profesi akuntansi untuk
(Hasibuan dalam Retiana, 2010). mengetahui reaksi mahasiswa akuntansi
Dengan adanya pendekatan terkait dengan opini mereka terhadap
sosialisasi gender yang menyatakan bahwa auditor dan corporate manager. Perbedaan
pria dan wanita membawa seperangkat dari penelitian Muhammad (2013) yaitu
nilai yang berbeda ke dalam suatu sama halnya dengan penelitian Comunale
lingkungan kerja maupun ke dalam suatu et al. yaitu terletak pada sampel yang
lingkungan belajar. Perbedaan nilai dan digunakan hanya 2 perguruan tinggi saja.
sifat berdasarkan gender ini akan Perbedaan lainnya yaitu terletak
mempengaruhi pria dan wanita dalam pada lokasi penelitian dan tahun penelitian,
membuat keputusan dan praktik. Pria akan penelitian sebelumnya Muhammad (2013)
bersaing untuk mencapai kesuksesan dan melakukan penelitian pada mahasiswa
lebih cenderung melanggar peraturan yang akuntansi perguruan tinggi di kota Malang
ada karena mereka memandang sedangkan peneliti melakukan penelitian
pencapaian prestasi sebagai suatu pada perguruan tinggi di kota Padang,
persaingan. Berkebalikan dengan pria yang sehingga memungkinkan hasil penelitian
mementingkan kesuksesan akhir atau yang diperoleh nantinya akan berbeda.
relative performance, para wanita lebih Peneliti menggunakan sampel mahasiswa
mementingkan self-performance. Wanita akuntansi pada 4 perguruan tinggi di
akan lebih menitikberatkan pada Padang. Perbedaan lain yaitu ketidak
pelaksanaan tugas dengan baik dan konsistenan pada hasil penelitian
hubungan kerja yang harmonis, sehingga sebelumnya, maka peneliti mencoba untuk
wanita akan lebih patuh terhadap peraturan melakukan penelitian lebih lanjut. Untuk
yang ada dan mereka akan lebih kritis mengantisipasi bentuk penyimpangan yang
terhadap orang-orang yang melanggar dilakukan oleh akuntan lebih lanjut, seperti
peraturan tersebut. Gender adalah suatu kasus-kasus yang telah terjadi sebelumnya
sifat yang melekat pada kaum laki-laki maka penelitian ini perlu dilakukan pada
maupun perempuan yang dikonstruksikan mahasiswa terutama mahasiswa akuntansi.
secara sosial maupun kultural (Siti, 2006). Berdasarkan fakta dan penelitian
Penelitian ini merupakan replika terdahulu di atas, masih terdapat ketidak
dari penelitian Communaleet al., konsistenan hasil penelitian mengenai

3
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi rewards dan punishment yang diberikan,
mahasiswa tentang krisis etika akuntan. sedangkan pertumbuhan internal mengarah
Oleh karena itu penulis melakukan pada principle dan universal fairness.
penelitian dengan judul“Pengaruh
Orientasi Idealisme, Relativisme, 1) Persepsi
Tingkat Pengetahuan Akuntansi, dan Persepsi merupakan proses untuk
Gender terhadap Persepsi Mahasiswa memahami lingkungan yang meliputi
Akuntansi tentang Krisis Etika objek, orang, dan simbol atau tanda yang
Akuntan Profesional” melibatkan proses kognitif (pengenalan).
Proses kognitif adalah proses dimana
2. Kajian Teori dan Pengembangan individu memberikan arti melalui
Hipotesis penafsirannya terhadap rangsangan
(stimulus) yang muncul dari objek, orang,
A. Kajian Teori
dan simbol tertentu. Dengan kata lain,
a) Teori Perkembangan Moral persepsi mencakup penerimaan,
Kognitif pengorganisasian, dan penafsiran stimulus
Riset yang dilakukan oleh Kohlberg yang telah diorganisasi dengan carayang
pada tahun 1963 dan 1964 merupakan dapat mempengaruhi perilaku dan
awal dikenalkannya teori perkembangan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena
moral kognitif (Cognitive Moral persepsi melibatkan penafsiran individu
Development) ke masyarakat. Menurut pada objek tertentu, maka masing-masing
prospektif pengembangan moral kognitif, objek akan memiliki persepsi yang
kapasitas moral individu menjadi lebih berbeda walaupun melihat objek yang
kompleks jika individu tersebut sama (Gibson dalam Herwinda, 2010).
mendapatkan tambahan struktur moral Menurut (Aryanti dalam Herwinda,
kognitif pada setiap level pertumbuhan 2010) mengemukakan bahwa persepsi
perkembangan moral. Terdapat tiga aspek dipengaruhi oleh faktor pengalaman,
yang membedakan pertimbangan etis proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan
dengan semua proses mental lainnya. terhadap objek psikologis. Menurut
Aspek-aspek tersebut adalah : (1) kognisi Sasanti (2003), definisi persepsi adalah
(cognition) berdasarkan pada nilai dan suatu proses pengenalan atau identifikasi
bukan pada fakta yang tidak nyata, (2) sesuatu dengan menggunakan panca
penilaian didasarkan atas beberapa isu indera. Kesan yang diterima individu
yang melibatkan diri sendiri dan orang sangat tergantung pada seluruh
lain, dan (3) penilaian disusun sekitar isu pengalaman yang telah diperoleh melalui
“seharusnya” daripada berdasarkan proses berpikir dan belajar, serta
kesukaan biasa atau urutan pilihan (Colby dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
dan Kohlberg, 1987 dalam Muhammad, dalam diri individu.
2013). Menurut (Sabri dalam Herwinda,
Kohlberg menekankan bahwa 2010) juga mendefinisikan persepsi
perkembangan moral terutama didasarkan sebagai aktivitas yang memungkinkan
pada penalaran moral dan berkembang manusia mengendalikan rangsangan-
secara bertahap. Menurut prospektif rangsangan yang sampai kepadanya
pengembangan moral kognitif, kapasitas melalui alat inderanya. Proses terjadinya
moral individu menjadi lebih sophisticated persepsi menggambarkan bagaimana
dan komplek jika individu tersebut stimulus yang berupa objek, kejadian
mendapatkan tambahan struktur moral maupun orang yang diterima oleh alat
kognitif pada setiap peningkatan level indera serta bagaimana masukan persepsi
pertumbuhan perkembangan moral. itu diseleksi, diorganisasi dan selanjutnya
Pertumbuhan eksternal berasal dari diinterpretasikan sehingga dapat

4
memberikan arti tentang sesuatu hal bagi buruknya suatu tindakan. Etika umum
pemersepsi. Proses terjadinya persepsi dapat dianalogkan dengan ilmu
berkaitan erat dengan bagaimana persepsi pengetahuan, yang membahas mengenai
terbentuk dan mempengaruhi sikap serta pengertian umum dan teori-teori.
perilaku orang. (2) Etika khusus
Etika khusus adalah penerapan
2) Etika prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
Etika dalam bahasa latin adalah kehidupan yang khusus. Etika khusus
"ethica" yang berarti falsafah moral. Etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
merupakan suatu prinsip moral dan a. Etika individual, menyangkut
perbuatan yang menjadi landasan kewajiban dan sikap manusia
bertindak seseorang sehingga apa yang terhadap dirinya sendiri.
dilakukannya dipandang oleh masyarakat b. Etika sosial, berkaitan dengan
sebagai perbuatan terpuji dan kewajiban sikap dan pola
meningkatkan martabat dan kehormatan perilaku manusia dengan
seseorang (Munawir dalam Marwanto, lainnya salah satu bagian dari
2007). Etika merupakan pedoman cara etika sosial adalah etika
bertingkah laku yang baik dari sudut profesi, termasuk etika
pandang budaya, susila serta agama. Etika akuntan.
sangat erat kaitannya dengan hubungan Etika seseorang dapat
yang mendasar antar manusia dan berpengaruh terhadap persepsi yang
berfungsi untuk mengarahkan kepada dimiliki setiap individu. Mahasiswa yang
perilaku moral. Makna kata etika dan memiliki etika yang tinggi dianggap
moral memang bersinonim, namun memiliki persepsi etis yang juga tinggi,
menurut (Siagian dalam Marwanto, 2007) sehingga diharapkan mahasiswa tersebut
antara keduanya mempunyai nuansa tidak akan melakukan kecurangan dalam
konsep yang berbeda. menjalankan tugas profesinya di masa
Moral atau moralitas biasanya depan.
dikaitkan dengan tindakan seseorang yang
benar atau salah, sedangkan etika adalah 3) Krisis Etika Akuntan
studi tentang tindakan moral atau sistem Hampir seluruh aktivitas terkait
atau kode berperilaku yang mengikutinya. dengan uang akan berhubungan dengan
Dari beberapa definisi di atas dapat akuntansi, hal ini menggambarkan betapa
disimpulkan bahwa etika merupakan luasnya cakupan dunia akuntansi ini.
seperangkat aturan atau norma atau Maka tidak heran jika banyak terjadi
pedoman yang mengatur perilaku kasus atau skandal yang terjadi dalam
manusia, baik yang harus dilakukan dunia akuntansi. Dalam penelitian yang
maupun yang harus ditinggalkan yang dilakukan oleh Tito (2002), dijelaskan
dianut oleh sekelompok atau segolongan bahwa ketika kasus ini mulai terkuak,
manusia atau masyarakat atau profesi. Enron adalah perusahaan energi
Pembagian etika dalam terkemuka di dunia.
(id.wikipedia.com), dibagi menjadi etika Kebesaran Enron jatuh ketika pada
umum dan etika khusus. bulan Oktober 2001 muncul laporan yang
(1) Etika umum pertama tentang ketidakberesan akuntansi
Etika umum berkaitan dengan yang terjadi pada laporan keuangannya
bagaimana manusia mengambil Comunale et al. (2006). Selanjutnya
keputusan etis, teori-teori etika dan dalam Tito (2002) dipaparkan bahwa
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi ketidakberesan laporan keuangan tersebut
pegangan bagi manusia dalam bertindak, terdapat penipuan akuntansi yang
serta tolok ukur dalam menilai baik atau sistematis, terlembaga, dan direncanakan

5
secara jenius. Akibat terungkapnya kasus atau benar akan menimbulkan
ini, harga saham Enron menurun sangat konsekuensi atau hasil yang diinginkan
tajam dari hampir $ 34 per saham pada 16 (Forsyth dalam Syaikhful, 2007). Seorang
Oktober menjadi hanya beberapa sen individu yang idealis mempunyai prinsip
dolar per share pada 28 November, ketika bahwa merugikan individu lain adalah hal
pemilik dana menurunkan status utang yang selalu dapat dihindari dan mereka
obligasi Enron (Smith dan Emshwiller tidak akan melakukan tindakan yang
dalam Bayu, 2008). Enron akhirnya mengarah pada tindakan yang
mengalami kebangkrutan terbesar pada berkonsekuensi negatif.
saat itu, yang hanya di ungguli oleh Jika terdapat dua pilihan yang
Worldcom’s di tahun 2002. keduanya akan berakibat negatif terhadap
Dampak yang ditimbulkan dari individu lain, maka seorang yang idealis
skandal ini tidak hanya menyebabkan akan mengambil pilihan yang paling
kebangkrutan dari Enron, tapi juga sedikit mengakibatkan akibat buruk pada
menyeret KAP yang menjadi kliennya, individu lain. Selain itu, seorang idealis
yaitu KAP Arthur Andersen. KAP ini akan sangat memegang teguh perilaku
dituduh telah melakukan kecurangan etis di dalam profesi yang mereka
dalam skandal akuntansi. KAP Andersen jalankan, sehingga individu dengan
diduga telah melakukan penghancuran tingkat idealisme yang tinggi cenderung
dokumen dan e-mail terkait dengan menjadi whistle blower (pengungkap
proses audit untuk menghilangkan barang dugaan pelanggaran) dalam menghadapi
bukti Muhammad (2013). Ternyata selain situasi yang di dalamnya terdapat perilaku
Enron, KAP Andersen juga diduga turut tidak etis. Namun seorang individu
terlibat dalam skandal akuntansi yang dengan idealisme yang lebih rendah,
menyebabkan bangkrutnya perusahaan- menganggap bahwa dengan mengikuti
perusahaan besar seperti Baptist semua prinsip moral yang ada dapat
Foundation of Arizona, WorldCom, Tyco berakibat negatif. Mereka berpendapat
3, International, American International bahwa terkadang dibutuhkan sedikit
Group (AIG), Satyam Computer Services, tindakan negatif untuk mendapatkan hasil
Bank of Credit and Commerce yang terbaik.
International, Kanebo Limited, Parmalat,
Qwest Communication, Sunbeam, dan 5) Relativisme
lain sebagainya. Akibatnya, KAP Arthur Menurut Syaikhful (2007),
Andersen dinyatakan bersalah dan relativisme adalah suatu sikap penolakan
dilarang beroperasi kembali. Skandal ini terhadap nilai-nilai moral yang absolut
tentunya akan memberikan dampak dalam mengarahkan perilaku etis.
jangka panjang pada profesi di bidang Individu yang memiliki tingkat
akuntansi, khususnya profesi akuntan relativisme yang tinggi menganggap
publik. Seperti halnya dalam penelitian bahwa tindakan moral tergantung pada
yang dilakukan oleh Comunale et al., situasi dan sifat individu yang terlibat.
(2006) dan Muhammad (2013) penelitian Oleh karena itu, individu dengan tingkat
ini menganggap bahwa mahasiswa relativisme yang tinggi cenderung
akuntansi sekarang akan menjadi menolak gagasan mengenai kode moral,
barometer untuk menilai efek jangka dan individu dengan relativisme yang
panjang dari skandal ini. rendah hanya akan mendukung tindakan-
tindakan moral yang berdasar kepada
prinsip, norma, ataupun hukum universal.
4) Orientasi Idealisme Relativisme etis sendiri merupakan
Idealisme adalah suatu sikap yang teori bahwa, suatu tindakan dapat
menganggap bahwa tindakan yang tepat dikatakan etis atau tidak, benar atau salah,

6
tergantung kepada pandangan masyarakat bersikap sesuai dengan standar dan aturan
itu sendiri (Forsyth dalam Comunale et yang berlaku. Pada akhirnya tingkat
al, 2006). Hal ini disebabkan karena teori pengetahuan dan informasi yang dimiliki
ini meyakini bahwa tiap individu maupun oleh mahasiswa akan mempengaruhi
kelompok memiliki keyakinan etis yang persepsi atau tanggapan mereka mengenai
berbeda. Dengan kata lain, relativisme krisis etika akuntan yang terjadi pada saat
etis maupun relativisme moral adalah sekarang.
pandangan bahwa tidak ada standar etis .
yang secara absolut benar. Dalam 7) Gender
penalaran moral seorang individu, ia Menurut (Umar dalam Siti, 2006),
harus selalu mengikuti standar moral gender adalah suatu konsep analisis yang
yang berlaku dalam masyarakat digunakan untuk mengidentifikasi
dimanapun ia berada. perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat
dari sudut pandang non-biologis, yaitu
6) Tingkat Pengetahuan Akuntansi dari aspek sosial, budaya maupun
Pengetahuan adalah informasi atau psikologis. Gender adalah suatu sifat
maklumat yang diketahui atau disadari yang melekat pada kaum laki-laki
oleh seseorang. Dalam pengertian lain, maupun perempuan yang dikontruksikan
pengetahuan adalah berbagai gejala yang secara sosial maupun kultural
ditemui dan diperoleh manusia melalui (Nugrahaningsih, 2005).
pengamatan akal (id.wikipedia.org). Menurut (Coate dan Frey dalam
Menurut Muhammad (2013), Siti, 2006) terdapat dua pendekatan yang
pengetahuan merupakan segala sesuatu biasa digunakan untuk memberikan
yang diketahui yang diperoleh pendapat mengenai pengaruh gender
daripersentuhan panca indera terhadap terhadap perilaku etis maupun persepsi
objek tertentu. Pengetahuan yang individu terhadap perilaku tidak etis, yaitu
dimaksud disini adalah pengetahuan pendekatan sosialisasi dan pendekatan
mengenai bidang profesi akuntansi dan struktural. Pertama, pendekatan
informasi mengenai kasus akuntansi yang sosialisasi, dimana laki-laki dan
menimpa perusahaan-perusahaan besar perempuan membawa nilai dan norma-
seperti Enron yang dan kasus-kasus yang norma yang berbeda ke dalam pekerjaan.
terjadi pada perusahaan besar di Kedua, pendekatan struktural menyatakan
Indonesia seperti kasus PT. Kimia Farma. bahwa perbedaan antara laki-laki dan
Pengetahuan dan informasi yang perempuan disebabkan oleh sosialisasi
dimiliki mahasiswa akan mempengaruhi awal terhadap pekerjaan dan kebutuhan-
persepsi mahasiswa terhadap skandal kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal
tersebut tergantung pada tingkat informasi dipengaruhi oleh imbalan (reward) dan
yang mereka dapatkan. Semakin banyak biaya yang berhubungan dengan peran-
informasi yang mereka ketahui, maka peran dalam pekerjaan.
akan membantu mereka untuk bisa
memberikan persepsi maupun tanggapan B. Pengembangan Hipotesis
terhadap krisis etis yang melibatkan
profesi akuntan tersebut. Semakin banyak 1) Hubungan orientasi idealisme
pengetahuan mereka tentang skandal terhadap persepsi mahasiswa
keuangan dan profesi akuntansi yang akuntansi tentang krisis etika
dimiliki oleh mahasiswa, maka mereka akuntan profesional
akan bersikap lebih tegas terhadap krisis Idealisme adalah suatu sikap yang
etika akuntan yang marak terjadi. menganggap bahwa tindakan yang tepat
Sehingga, sebagai seorang calon akuntan atau benar akan menimbulkan
dimasa yang akan datang mereka akan konsekuensi atau hasil yang diinginkan

7
(Forsyth dalam Comunale et al, 2006). pengalaman hidup seseorang. Penelitian
Seorang individu yang idealis mempunyai yang dilakukan oleh Comunale et al.
prinsip bahwa merugikan individu lain (2006) menunjukkan bahwa mahasiswa
adalah hal yang dapat dihindari dan yang memiliki relativisme yang tinggi
mereka tidak akan melakukan tindakan cenderung memberikan persepsi positif
yang mengarah pada tindakan yang terhadap krisis etika akuntan professional
berkonsekuensi negatif. Jika terdapat dua saat ini. Relativisme menolak prinsip dan
pilihan yang keduanya akan berakibat aturan moral secara universal dan
negatif terhadap individu lain, maka merasakan bahwa tindakan
seorang individu yang idealis akan moral/kesusilaan tersebut tergantung pada
mengambil pilihan yang paling sedikit individu dan situasi yang dilibatkan
merugikan individu lain. (Forsyth dalam Saiful, 2007). High
Hasil penelitian Comunale et al. relativist seharusnya memberikan opini
(2006) yang menemukan bahwa tingkat yang lebih toleran atas krisis etika akuntan
idealisme mahasiswa berpengaruh pada profesional dalam skandal keuangan.
opini mahasiswa terhadap krisis etika Berdasarkan penjelasan di atas
akuntan. Mahasiswa dengan idealisme dapat disimpulkan bahwa relativisme
tinggi akan menilai perilaku tidak etis menolak prinsip dan aturan moral secara
akuntan secara lebih tegas. Hal tersebut universal dan merasakan bahwa tindakan
dapat terjadi akibat pemahaman moral /kesusilaan tersebut tergantung pada
mahasiswa mengenai etika dan proses individu dan situasi yang dilibatkan. Hal
pembelajaran etika yang efektif, sehingga ini berarti semakin tinggi relativisme
ketika dihadapkan kepada sebuah kasus seorang individu, maka akan semakin
pelanggaran etika, mahasiswa cenderung besar kemungkinan individu tersebut
memberikan persepsi atau penilaian yang untuk melakukan hal-hal yang melanggar
tegas. Dari penjelasan tersebut dapat etika terutama yang berhubungan dengan
disimpulkan bahwa semakin idealis krisis etika akuntan
seseorang maka akan semakin kecil Berdasarkan hasil penelitian
kemungkinan untuk bertindak merugikan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini:
orang lain. H2 : Relativisme berpengaruh signifikan
Berdasarkan penelitian sebelumnya
positif terhadap persepsi mahasiswa
maka hipotesis penelitian ini adalah:
akuntansi tentang krisis etika akuntan
H1 : Orientasi idealisme berpengaruh
profesional
signifikan negatif terhadap persepsi
3) Hubungan tingkat pengetahuan
mahasiswa akuntansi tentang krisis etika akuntansi terhadap persepsi
akuntan profesional. mahasiswa akuntansi tentang
krisis etika akuntan profesional
2) Hubungan relativisme terhadap Pengetahuan adalah informasi atau
persepsi mahasiswa akuntansi maklumat yang diketahui atau disadarioleh
tentang krisis etika akuntan seseorang. Dalam pengertian lain,
profesional pengetahuan adalah berbagai gejala yang
Individu yang menganut paham ditemui dan diperoleh manusia melalui
relativisme tidak terlalu mengindahkan pengamatan akal (id.wikipedia.org).
prinsip-prinsip yang ada dan lebih melihat Pengetahuan yang dimaksud disini adalah
keadaan sekitar sebelum akhirnya pengetahuan mengenai bidang profesi
bertindak atau merespon suatu kejadian akuntansi dan informasi mengenai kasus
yang melanggar etika. Relativisme etis akuntansi yang menimpa perusahaan-
berbicara tentang pengabaian prinsip dan perusahaan besar seperti Enron dan KAP
tidak adanya rasa tangggung jawab dalam

8
Arthur Andersen yang diketahui oleh pendekataan sosiaisasi tersebut perempuan
mahasiswa. memang sudah sejak dini di sosialisasikan
Mahasiswa akuntansi yang memiliki untuk lebih peduli pada orang lain
pengetahuan yang lebih mengenai skandal sehingga dengan demikian perempuan
akuntansi melalui pemberitaan media yang akan sulit melakukan sesuatu yang berada
luas tentang skandal keuangan yang diluar norma dan merugikan orang lain
melibatkan akuntan dan corporate karena hal itu bertentangan dengan
manager bisa jadi mempengaruhi persepsi nalurinya sebagai perempuan.
mereka terhadap krisis etika akuntan Penelitian yang dilakukan oleh
profesional. Hasil penelitian ini (Lawrence dan Shaub dalam Muhammad,
menunjukan hasil yang konsisten dengan 2013) menunjukkan bahwa wanita akan
penelitian Comunale et al. (2006), bahwa lebih etis dibandingkan pria. Dengan kata
pengetahuan mempengaruhi opini lain dibandingkan dengan pria, wanita
mahasiswa terhadap tindakan auditor. biasanya akan lebih tegas dalam
Penelitian ini membuktikan bahwa berperilaku etis maupun menanggapi
semakin banyak pengetahuan yang individu lain yang berperilaku tidak etis.
dimiliki oleh mahasiswa maka mahasiswa Hal ini disebabkan karena perempuan
tersebut akan lebih tegas dalam menilai lebih berhati-hati dalam mengambil suatu
perilaku tidak etis akuntan. Berdasarkan tindakan dan berusaha untuk menghindari
penjelasan di atas dapat disimpulkan risiko yang dapat merugikan dirinya dalam
bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan jangka panjang. Berbeda dengan laki-laki
akuntansi seorang mahasiswa, maka yang tidak terlalu memikirkan akibat
mahasiswa tersebut cenderung akan jangka panjang dalam suatu pengambilan
menilai perilaku tidak etis akuntan secara keputusan.
lebih tegas. Berdasarkan penelitian sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis penelitian ini adalah:
sebelumnya maka hipotesis penelitian ini H4 : Mahasiswa akuntansi perempuan
adalah : cenderung lebih tegas terhadap krisis etika
H3 : Tingkat pengetahuan akuntansi akuntan profesional.
berpengaruh signifikan negatif terhadap
persepsi mahasiswa akuntansi tentang 3. Metodologi Penelitian
krisis etika akuntan profesional A. Populasi dan Sampel
4) Hubungan gender terhadap Populasi dalam penelitian ini
persepsi mahasiswa akuntansi adalah seluruh mahasiswa akuntansi
tentang krisis etika akuntan perguruan tinggi di Padang. Dengan
profesional sampel mahasiswa akuntansi yang
Pada pendekatan sosialisasi terdaftar pada 4 perguruan tinggi
dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan (universitas) dan yang bersedia menjadi
membawa nilai yang berbeda kedalam responden sebanyak 128 mahasiswa.
pekerjaan, sehingga dalam pendekatan ini
perempuan lebih cenderung berperilaku B. Jenis dan Sumber Data
etis karena perempuan lebih
Jenis data yang digunakan dalam
menitikberatkan pada pelaksanaan tugas
penelitian ini adalah data subjek.
dengan baik, sedangkan laki-laki
Sedangkan sumber data dalam penelitian
cenderung bersaing dalam mencapai
ini adalah data primer.
kesuksesan dan untuk mencapai
kesuksesan tersebut laki-laki cenderung
untuk melanggar aturan. Dengan

9
C. Teknik Pengumpulan Data 3) Uji Multikolinearitas
Pengumpulan data dari penelitian Uji Multikolinearitas digunakan
ini dilakukan dengan menyabar kuesioner untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
(angket). Kuesioner diantar dan dijemput yang kuat di antara variabel-variabel
langsung kepada responden. independen yang diikutsertakan dalam
pembentukan model. Untuk mendeteksi
D. Variabel Penelitian dan apakah model regresi linier mengalami
Pengukuran Variabel multikolinearitas dapat diperiksa
Variabel persepsi mahasiswa menggunakan Variance Inflation Factor
akuntansi tentang krisis etika akuntan (VIF).
professional diproksikan dalam 5
pertanyaan mengenai kasus-kasus F. Teknik Analisis Data
pelanggaran etika yang terjadi di Teknik analisis data menggunakan
Indonesia. Instrumen penelitian diadopsi analisis deskriptif dan metode analisis
dari penelitian Muhammad (2013) yang menggunakan analisis regresi berganda,
sudah dimodifikasi dari penelitian koefisien determinasi (adjusted R2), uji F,
sebelumnya yaitu penelitian dari dan uji t.
Communale et al. yang melakukan
penelitian di Amerika.
G. Definisi Operasional
Variabel orientasi idealismedan
relativisme diadopsi dari Ethics Position 1. Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Questionnaire yang dikembangkan oleh tentang Krisis Etika Akuntan
Forsyth (1992) dan diukur dengan skala Profesional
Likert. yang digunakan dalam penelitian Etika merupakan suatu prinsip moral
Lia (2011). Variabel gender menggunakan dan perbuatan yang menjadi landasan
variabel Dummy, dimana 0 untuk laki-laki bertindak seseorang sehingga apa yang
dan 1 untuk perempuan. dilakukannya dipandang oleh masyarakat
Variabel tingkat pengetahuan sebagai perbuatan terpuji dan
akuntansi diukur dengan Skala Likert meningkatkan martabat dan kehormatan
diadopsi dari penelitian Herwinda (2010). seseorang.
Etika seseorang dapat berpengaruh
E. Uji Asumsi Klasik terhadap persepsi yang dimiliki setiap
1) Uji Normalitas Residual individu. Skandal keuangan yang
melibatkan akuntan akan memberikan
Uji normalitas digunakan untuk dampak jangka panjang pada profesi di
mengetahui model statistik yang akan bidang akuntansi, khususnya profesi
digunakan. Uji normalitas digunakan akuntan publik. Mahasiswa akuntansi
untuk mengetahui apakah data dianggap akan menjadi barometer untuk
berdistribusi normal atau tidak. menilai efek jangka panjang dari skandal
yang terjadi ini.
2) Uji Heterokedastisitas 2. Orientasi Idealisme
Idealisme dalam penelitian ini adalah
Uji heteroskedastisitas bertujuan suatu hal yang dipercaya oleh individu
untuk menguji apakah dalam suatu model tentang konsekuensi yang dimiliki dan
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari diinginkan tidak melanggar nilai-nilai
residual pengamatan ke pengamatan etika.
lainnya. 3. Relativisme
Relativisme yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sikap penolakan

10
terhadap nilai-nilai etika dalam A. Hasil Penelitian
mengarahkan perilaku etis. Relativisme Dari pengolahan data statistik,
etis maupun relativisme moral adalah diperoleh persamaan regresi linear
suatu pandangan bahwa tidak ada standar berganda sebagai berikut :
etis yang secara absolut benar. Y = 11,391- 0,145X1+0,198X2+ 0,144 X3-
4. Tingkat Pengetahuan Akuntansi 1,468 X4
Pengetahuan yang dimaksud disini Berdasarkan tabel 4 (lampiran)
adalah pengetahuan mengenai bidang besarnya Adjusted R Square adalah 0,251.
profesi akuntansi dan informasi mengenai Hal ini mengindikasi bahwa kontribusi
kasus akuntansi yang terjadi pada variabel orientasi idealisme, relativisme,
perusahaan-perusahaan besar di Indonesia tingkat pengetahuan akuntansi dan gender
yang diketahui oleh mahasiswa seperti terhadap persepsi mahasiswa akuntansi
Kimia Farma dan lainnya. tentang krisis etika akuntan profesional
5. Gender sebesar 25,1% sedangkan 74,9% lagi
Gender adalah suatu sifat yang ditentukan oleh variabel lain diluar model
melekat pada kaum laki-laki maupun yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
perempuan yang di kontruksikan secara Uji F dilakukan untuk menguji
sosial, kultural maupun psikologis. apakah secara bersama-sama variabel
independen mampu menjelaskan variabel
4. HASIL PENELITIAN DAN dependen secara baik atau untuk menguji
PEMBAHASAN apakah model yang digunakan telah fix
Jumlah kuesioner yang bisa diolah atau tidak. Hasil pengolahan data uji F
dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 menunjukkan nilai F = 10,958 dan
kuesioner dari 128 buah kuesioner yang signifikan pada level 0,000. Hal ini
disebar. Responden terdiri dari 38 orang menunjukkan bahwa persamaan regresi
mahasiswa akuntansi laki-laki dan 82 yang diperoleh dapat diandalkan atau
orang mahasiswa akuntansi perempuan. model yang digunakan sudah fix. (tabel 5)
Responden pada umumnya adalah (lampiran)
mahasiswa yang tengah berada pada Uji t dilakukan untuk mengetahui
semester >VI sebanyak 93,33%. seberapa besar pengaruh variabel
Hasil Uji Asumsi Klasik yaitu hasil uji independen terhadap variabel dependen
normalitas menyatakan nilai Kolmogorov- secara parsial. Patokan yang digunakan
Smirnov Smirnov sebesar 0,942dengan adalah dengan membandingkan nilai
signifikan 0,338. Berarti data dapat singnifikan yang dihasilkan dengan alpha
dinyatakan berdistribusi normal dan bisa 0,05 atau dengan membandingkan thitung
dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut. Hasil dengan ttabel. Berdasarkan tabel 6
pengujian ini dapat dilihat pada tabel 1 (lampiran).
(lampiran). Dapat dilihat nilai signifikansi
Uji Heterokedastisitas model regresi untuk variabel orientasi idealisme adalah
yang digunakan dalam penelitian ini 0,004 < 0,05. Nilai ttabel yaitu 1,658, Nilai t
terbebas dari heteroskedastisitas dan hasil hitung untuk variabel orientasi idealisme
ini dapat dilihat pada tabel 2 (lampiran). adalah 2,979. Nilai thitung > ttabel yaitu 2,979
Berdasarkan tabel 3 (lampiran) diperoleh > 1,658 (sig 0,004 < 0,05) dengan nilai
nilai VIF untuk masing-masing variabel β0,145. Hal ini menujukkan bahwa
bebas kurang dari 10 dan tolerance value orientasi idealisme berpengaruh secara
berada diatas 0,10. signifikan negatif terhadap persepsi
mahasiswa akuntansi tentang krisis etika
akuntan profesional, dengan demikian
hipotesis pertama diterima.

11
Untuk variabel relativisme, nilai semakin tinggi idealisme mahasiswa
ttabel adalah 1,658 Nilai thitung untuk akuntansi tersebut maka mahasiswa
variabel relativisme (X2) adalah 2,572. tersebut akan menilai perilaku tidak etis
Dengan demikian dapat diketahui bahwa t akuntan secara lebih tegas.
hitung > t tabel yaitu 2,572 > 1,658 (sig 0,011 2. Relativisme berpengaruh signifikan
< 0,05) dengan nilai β 0,198. Hal ini positif terhadap persepsi mahasiswa
menujukkan bahwa relativisme akuntansi tentang krisis etika akuntan
berpengaruh signifikan positif terhadap profesional. Dimana, semakin tinggi
persepsi mahasiswa akuntansi tentang relativisme mahasiswa akuntansi maka
krisis etika akuntan profesional, dengan akan semakin besar kemungkinan
demikian hipotesis kedua diterima. mahasiswa tersebut untuk melakukan
Variabel tingkat pengetahuan hal-hal yang melanggar etika terutama
akuntansi, nilai ttabel adalah 1,658 Nilai yang berhubungan dengan krisis etika
thitung untuk variabel tingkat pengetahuan akuntan professional.
akuntansi (X3) adalah 1,791. Dengan 3. Tingkat pengetahuan akuntansi tidak
demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t berpengaruh signifikan negatif terhadap
tabel yaitu 1,791 > 1,658 (sig 0,076 > 0,05) persepsi mahasiswa akuntansi tentang
dengan nilai β 0,144. Hal ini menujukkan krisis etika akuntan profesional.
bahwa tingkat pengetahuan akuntansi tidak 4. Mahasiswa akuntansi perempuan
berpengaruh signifikan negatif terhadap cenderung lebih tegas terhadap krisis
persepsi mahasiswa akuntansi tentang etika akuntan profesional.
krisis etika akuntan profesional, dengan
demikian hipotesis ketiga ditolak. B. Keterbatasan
Dan untuk variabel terakhir yaitu 1. Dimana dari model penelitian yang
gender, nilai ttabel adalah 1,658 Nilai thitung digunakan diketahui bahwa variabel
untuk variabel gender (X4) adalah 3,999. penelitian yang digunakan hanya dapat
Dengan demikian dapat diketahui bahwa t menjelaskan sebesar 25,1% sedangkan
hitung > t tabel yaitu 3,999 > 1,658 (sig 0,000 sisanya 74,9% ditentukan oleh faktor
< 0,05) dengan nilai β 1,468. Dan karena lain yang tidak dimasukkan dalam
nilai β negatif maka dapat diartikan bahwa model.
mahasiswa akuntansi wanita lebih etis 2. Responden penelitian ini umumnya
sebesar 1,468 dibanding mahasiswa mahasiswa akuntansi yang berada pada
akuntansi laki-laki, dengan demikian semester >VI atau umumnya mahasiswa
hipotesis keempat diterima. akuntansi dengan tahun masuk 2010-
2011 sedangkan mahasiswa dengan
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN tahun masuk 2012 dan <2009 berjumlah
DAN SARAN sedikit sehingga belum menggambarkan
keseluruhan dari persepsi mahasiswa
A. Kesimpulan akuntansi tentang krisis etika akuntan
Kesimpulan yang dapat diambil dari profesional di kota Padang.
penelitian mengenai Pengaruh Orientasi 3. Penelitian ini hanya dilakukan di 4
Idealisme, Relativisme, Tingkat Universitas di kota Padang yaitu:
Pengetahuan Akuntansi, dan Gender mahasiswa akuntansi yang terdaftar pada
Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Padang, Universitas
tentang Krisis Etika Akuntan Profesional Putra Indonesia “YPTK”, Universitas
adalah sebagai berikut: Andalas, dan Universitas Bung Hatta di
1. Orientasi Idealisme berpengaruh kota Padang. Oleh karena itu, kesimpulan
signifikan negatif terhadap persepsi pada penelitian ini belum tentu dapat
mahasiswa akuntansi tentang krisis digeneralisasi ke populasi mahasiswa yang
etika akuntan profesional. Dimana lain.

12
penelitian yang dipakai. Untuk
C. Saran penelitian selanjutnya dapat dilakukan
Berdasarkan pada pembahasan dan dengan metode wawancara.
kesimpulan di atas, maka peneliti
menyarankan bahwa: DAFTAR PUSTAKA
1. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat Arens A., Randal J. Elder, Mark S.
bahwa orientasi idealisme berkategori Beasley dan Amir A. J, 2012. Jasa
baik, tapi masih ada beberapa Audit dan Assurance: Pendekatan
mahasiswa akuntansi yang belum Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jilid
mampu mengontrol perilakunya dengan I, Penerbit Salemba Empat: Jakarta
baik, seperti skor item pernyataan no. 8
pada orientasi idealisme masih Arens A., Randal J. Elder, Mark S.
berkategori cukup baik artinya sebagian Beasley dan Amir A. J, 2012. Jasa
besar mahasiswa akuntansi masih ragu Audit dan Assurance: Pendekatan
dalam menyeimbangkan antara dampak Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jilid
positif dan negatifnya suatu tindakan I, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
yang dilakukan sehingga berpengaruh Bayu, Nugroho. 2008. Faktor-Faktor yang
pada persepsi mahasiswa tersebut.
Mempengaruhi Penilaian
2. Dari hasil penelitian ini masih ada Mahasiswa Akuntansi atas
persepsi mahasiwa yang menilai bahwa
Tindakan Auditor dan Coorporate
pelanggaran etika akuntan tersebut tidak Manager dalam Skandal Keuangan
memberikan persepsi yang tegas
serta Tingkat Ketertarikan Belajar
terhadap krisis etika akuntan yang dan Berkarier di Bidang Akuntansi.
terjadi dapat dilihat dari variabel Y item
Tesis. Fakultas Ekonomi
pernyataan no. 1 yang tergolong cukup Universitas Diponegoro.
baik. Padahal sebenarnya seorang
mahasiswa akuntansi harus bersikap
Comunale, C., Thomas, S. and Stephen, C.
lebih tegas terhadap krisis etika yang 2006. Professional Ethical Crises:
dilakukan oleh para akuntan tersebut,
A Case Study of Accounting
karena mahasiswa inilah yang nantinya Majors. Managerial Auditing
akan menjadi calon akuntan dimasa
Journal, Vol. 21, No. 6, pp 636-
yang akan datang. Jadi, apabila 656.
mahasiswa tersebut tidak bertindak
tegas dalam memberikan persepsi Darsinah. 2005. Perbedaan Sensitivitas
mereka tentang krisis etika akuntan
Etis Ditinjau dari Disiplin Ilmu
maka dimasa yang akan datang dan Gender.Tesis, Fakultas
mungkin saja mereka akan berbuat hal Ekonomi Universitas Diponegoro.
yang sama yaitu melakukan
pelanggaran etika. Griffin, Ricky. Ronald J Ebert. 2007.
3. Penelitian terbatas pada empat faktor
Bisnis, alih Bahasa Sita Wardhani.
individual yang mempengaruhi persepsi Jakarta: Erlangga.
mahasiswa akuntansi tentang krisis
etika akuntan profesional. Untuk Hastuti. S (2007). Perilaku Etis Mahasiswa
penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dan Dosen Ditinjau dari Faktor
pada variabel faktor individual lain Individual Gender dan Locus of
yang dapat mempengaruhi persepsi
Control. Jurnal Riset Ekonomi dan
mahasiswa akuntansi tentang krisis
Bisnis, Vol 7, No 1, 1Maret 2007:
etika akuntan profesional. 58-73
4. Penelitian ini masih memilki
keterbatasan, yaitu pada metode

13
Herwinda. 2010. Persepsi Mahasiswa Atas Retiana, Margawati. 2010. Persepsi
Perilaku Tidak Etis Akuntan. Mahasiswa Akuntansi Terhadap
Skripsi. Fakultas Ekonomi Etika Bisnis dan Etika Profesi
Universitas Diponegoro. Akuntan Dipandang dari Segi
Gender. Skripsi. Universitas
Hunt, S. C., Robert, C. I., A. Anthony, F. Muhammadiyah Surakarta.
and Marie T. P. C. 2009. The
Effect of Gender and Knowledge Sankaran, S and Bui, T. 2003. Ethical
on Student’s impressions of Attitudes Among Accounting
Accountants in the Post-enron Majors: An Empirical Study.
Era. Journal of Business & Journal of the American Academy
Economics Research. Vol. 7, of Business. Vol 3 No 1, pp 71-77.
No.5.
Sasanti, Dreverdalam. 2003. Pengertian
Imam, Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Persepsi. http//www.google.com
Multivariate dengan Program (27 Januari
SPSS BPS. Universitas 2014).
Diponegoro.
Siti, Muthaimah. 2006. Studi tentang
Lia, Nurfarida. 2011. Pengaruh Budaya Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi
Etis Organisasi dan Orientasi Etis dan Orientasi Etis dilihat dari
Etika terhadap Komitmen Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi
Organisasi dan Sensitivitas Etika Rekruitmen Staf Profesional pada
Auditor (Studi pada Aparatur Kantor Akuntan Publik. Simposium
Inspektorat Kabupaten Bogor. Nasional Akuntansi 9 Padang
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Marwanto. 2007. Pengaruh Pemikiran CV. Alfabeta, Bandung.
Moral, Tingkat Idealisme, Tingkat
Relativisme dan Locus of Control Syaikhful, Falah. 2007, Pengaruh Budaya
terhadap Sensitivitas, Etis Organisasi dan Orientasi Etis
Pertimbangan, Motivasi dan terhadap Sensitivitas Etika (Studi
Karakter Mahasiswa Akuntansi. Empiris tentang Pemeriksaan
Skripsi. Universitas Diponegoro. Internal Bawasda). Simposium
Nasional Akuntansi X Makasar
Muhammad, Khairul Dzakirin. 2013. 2007.
Orientasi Idealisme, Relativisme,
Tito, Hutabarat. 2008. Sarbanes-Oxely Act
Tingkat Pengetahuan, dan Gender:
2002. Bisnis Ekonomi.com
Pengaruhnya pada Persepsi
Mahasiswa tentang Krisis Etika
Uma, Sekaran.2006. Metodologi
Akuntan Profesional. Skripsi.
Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Bpfe
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya. V. Wiratna Sujarweni dan Poly
Endrayanto, Statistik Untuk
Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Penelitian, pustaka baru, pres, Graha
Perbedaan Perilaku Etis Auditor di Ilmu, Yogyakarta, 2014.
KAP Dalam Etika Profesi.
Simposium Nasional Akuntan VIII, Winarna, Jaka dan Ninuk Retnowati, 2004.
Solo. “Persepsi Akuntan Pendidik,

14
Akuntan Publik, dan Mahasiswa
Akuntansi terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia. “Jurnal
Perspektif FE UNS, Vol. 9, No. 2,
Desember: 129-139.

http://www.gudang.kuliah.com,
diakses pada tanggal 26 Desember
2013.

http://www.id.wikipedia.org,
diakses pada tanggal 28 Desember
2013

15
LAMPIRAN

1. Tabel 1, Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 120
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 1.79505497

Most Extreme Differences Absolute .086

Positive .053

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .942

Asymp. Sig. (2-tailed) .338

a. Test distribution is Normal.

2. Tabel 2, Uji Heterokedastisitas


Koefisien Uji Glejser

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.934 1.323 1.462 .146

Orientasi Idealisme -.041 .029 -.157 -1.432 .155

Relativisme .015 .046 .043 .336 .737

Tingkat Pengetahuan
.028 .048 .072 .581 .562
Akuntansi

Gender -.288 .218 -.124 -1.321 .189

a. Dependent Variable: RES2

16
3. Tabel 3, Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized
Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 11.391 2.230

Orientasi Idealisme -.145 .049 .697 1.435

Relativisme .198 .077 .506 1.975

Tingkat Pengetahuan
.144 .081 .543 1.843
Akuntansi

Gender -1.468 .367 .953 1.049

a. Dependent Variable: Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Krisis Etika Akuntan

4. Tabel 4, Adjusted Square (R2)

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .525 .276 .251 1.826

a. Predictors: (Constant), Gender, Tingkat Pengetahuan Akuntansi,


Orientasi Idealisme, Relativisme

b. Dependent Variable: Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Krisis


Etika Akuntan

17
5. Tabel 5, Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 146.147 4 36.537 10.958 .000

Residual 383.444 115 3.334

Total 529.592 119

a. Predictors: (Constant), Gender, Tingkat Pengetahuan Akuntansi, Orientasi Idealisme,


Relativisme

b. Dependent Variable: Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Krisis Etika Akuntan

6. Tabel 6, Uji t

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 11.391 2.230 5.107 .000

Orientasi Idealisme -.145 .049 -.283 -2.979 .004

Relativisme .198 .077 .287 2.572 .011

Tingkat Pengetahuan
.144 .081 .193 1.791 .076
Akuntansi

Gender -1.468 .367 -.325 -3.999 .000

a. Dependent Variable: Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Krisis Etika


Akuntan

18

Anda mungkin juga menyukai