Anda di halaman 1dari 10

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN


PUBLIK TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN
(STUDI PADA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DAN KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI BALI)

1GedeJuliarta
1Nyoman Trisna Herawati, 2 Ni Luh Gede Erni Sulindawati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: :{juellharta91@gmail.com, Aris_herawati@yahoo.co.id,


Ernisulindawatiayu@yahoo.co.id} @undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa
jurusan akuntansi dan akuntan publik terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Program S1 semester delapan dan seluruh
auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Metode pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling. Jumlah kuesioner disebar adalah 67 kuesioner dan
keseluruhan kuesioner dapat digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis untuk uji
hipotesis menggunakan Independent Sampel T-test. Alat analisis data menggunakan
program SPSS versi 19.0.
Berdasarkan hasil analisis Independent Sampel T-test menunjukkan bahwa (1)
Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa jurusan akuntansi dan akuntan publik
terhadap etika bisnis. (2) Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa jurusan
akuntansi dan akuntan publik terhadap etika profesi akuntan.

Kata kunci : Mahasiswa, Akuntan Publik, etika Binsis dan Etika Profesi Akuntan

Abstract
This study was aimed at finding out the difference of perception between the
students of accounting and public accounting toward business ethics and accountant
profession ethics. This was a study using quantitative method. The population consisted of
the eighth semester students of accountant Department of S1 Program and all public
accountant office auditors in Bali province. The method of sampling used was purposive
sampling method. The number of questionnaires distributed was 67 and all of them could
be used in this study. The method of analysis for hypothesis testing was Independent
Sample T-test. The tool of data analysis used was SPSS version 19.0 program.
Based on the result of independent sample t-test analysis it was found that (1)
there is a difference of perception among the accounting department students and public
accounts toward business ethics. (2) there is a difference of perception between
accountant department students and public accountants toward accountant profession
ethics.

Keywords: students, Public Accountant, Business Ethics and Accountant Profession Ethics.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

PENDAHULUAN seorang akuntan yaitu kasus Gayus


Setiap profesi dituntut untuk Tambunan dan Dana Widiatmika yang
bekerja secara profesional. Dalam terjadi pada kisaran tahun 2011 dan 2012,
menjalankan profesi, Kemampuan dan mereka melakukan penyelewengan pajak
keahlian yang khusus harus dimiliki oleh hingga menyebabkan kerugian Negara.
suatu profesial adalah suatu keharusan Selain itu ada juga kasus dari KPMG-
agar profesi tersebut mampu bersaing di Siddharta Siddharta & Harsono. Kantor
dunia usaha sekarang ini. Namun, selain akuntan publik ternama ini terbukti
kemampuan dan keahlian khusus, suatu menyogok aparat pajak di Indonesia
profesi harus memiliki etika yang sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat,
merupakan aturan-aturan khusus yang diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa
harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesional KPMG yang harus dibayar
profesi tersebut. Etika merupakan cabang kliennya PT Easman Christensen, anak
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas perusahaan Baker Hughes Inc. yang
mengenai standar dan penilaian moral. tercatat di bursa New York. Selain dua
Tiap-tiap pelaku profesi mempunyai contoh tersebut kasus ada juga kasus
tanggung jawab etika profesi masing- yang melibatkan akuntan publik seperti
masing yang harus mereka patuhi dalam kasus Arthur Anderson dengan Enron
menjalankan profesi atau pekerjaan yang Corporation. Dalam kasus ini KAP
digeluti. Akuntan memiliki tanggung jawab Anderson melakukan tugas ganda yaitu
etika profesi yang harus ia pegang ketika melakukan jasa audit dan sekaligus
ia harus menjalankan tugas konsultan keuangan (Agustini, 2012 dan
profesionalnya. Akuntan atau auditor di Bachtiar, 2012). Dari ketiga contoh kasus
dalam menjalankan tugasnya harus tersebut telah mendorong tuntutan
bertanggung jawab kepada pihak ketiga masyarakat terhadap independesi auditor.
atau pihak eksternal, dalam hal ini Etika dalam perkembangannya
pemerintah, pemegang saham, kreditor, sangat mempengaruhi kebutuhan
dan masyarakat. manusia. etika memberi manusia orientasi
Saat ini Profesi akuntan atau bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
auditor di Indonesia ini banyak rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti
menghadapi tantangan yang cukup berat. etika membantu manusia untuk mengambil
Dalam dunia bisnis Profesi akuntan sikap dan tindakan secara tepat dalam
seringkali dihadapkan pada konflik menjalankan hidup ini. Etika pada akhirnya
kepentingan ekonomi dan politik yang membantu kita untuk mengambil
dianggap sudah menyimpang jauh dari keputusan tentang tindakan apa yang perlu
nilai-nilai etika. Selain itu, terjadinya kita lakukan dan yang perlu kita pahami
pelanggaran etika profesi di Indonesia bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
menyadarkan masyarakat untuk dalam segala aspek atau sisi kehidupan
mengutamakan perilaku etis, dimana kita. Dapat disimpulkan bahwa etika dalam
selama ini perilaku etis sering diabaikan. suatu pekerjaan akan membentuk sikap
Etika menjadi kebutuhan penting bagi etis seorang profesional termasuk juga
semua profesi dituntut untuk berprilaku etis deangan seorang akuntan.
yaitu bertindak sesuai dengan moral dan Akuntan Publik adalah sebutan
nilai-nilai yang berlaku. untuk orang yang secara profesional dan
Etika dan perilaku etis akuntan memiliki ijin resmi untuk menyediakan jasa
dalam dunia bisnis menjadi hal yang asuransi dan jasa-jasa lain terkait
menarik untuk dibicarakan. Masyarakat Akuntansi Keuangan kepada masyarakat
pada masa sekarang ini banyak yang umum, baik perorangan maupun badan
mempertanyakan perilaku etis akuntan usaha di suatu wilayah tertentu. Profesi
atau auditor, bahkan penilaian dan akuntan publik saat ini di tuntut untuk
persepsi masyarakat tentang praktik mampu bertindak dan bekerja secara
profesi akuntan identik dengan profesional dan menjalankan profesinya
penyimpangan dari kode etik. Contoh sesuai etika yang sudah ada. Ini
kasus pelanggaran yang melibatkan disebabkan karena profesi akuntan publik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

mempunyai tanggungjawab terhadap apa (1) Untuk mengetahui apakah terdapat


yang diperbuat baik terhadap perbedaan persepsi antara mahasiswa
pekerjaannya, organisasinya, masyarakat jurusan akuntansi dan akuntan publik
dan dirinya sendiri. Jika seorang akuntan terhadap etika bisnis.. (2) Untuk
publik sudah bekerja sesuai dengan etika mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang berlaku maka secara otomatis persepsi antara mahasiswa jurusan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi dan akuntan publik terhadap
akuntan akan lebih meningkat. Dan etika profesi akuntan.
terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan Hipotesis merupakan jawaban
oleh perusahaan, khususnya perusahaan sementara terhadap rumusan masalah
yang akan masuk pasar modal. Hal ini penelitian (Sugiyono, 2009). Dikatakan
disebabkan setiap perusahaan yang sementara karena jawaban yang diberikan
hendak ikut serta dalam bursa efek wajib baru berdasarkan pada teori yang relevan,
diaudit oleh akuntan publik. belum didasarkan pada fakta-fakta yang
Dunia pendidikan akuntansi juga ada dilapangan yang diperoleh melalui
memegang peranan penting dalam pengumpulan data.
menciptakan akuntan yang profesional dan Menurut kamus besar bahasa
berperilaku etis. Mahasiswa (calon Indonesia (2007) mahasiswa didefinisikan
akuntan) akan belajar memahami sebagai orang yang belajar di perguruan
masalah-masalah etika, dalam hal ini etika tinggi. Sedangkan Akuntansi adalah Seni
bisnis dan etika profesi akuntan yang pencatatan dan pengiktisaran transaksi
nantinya akan mereka hadapi di dunia keuangan dan penafsiran akibat suatu
kerja. Dunia pendidikan yang baik akan transaksi terhadap suatu kesatuan
mencetak mahasiswa menjadi calon ekonomi. Program studi S1 Akuntansi
akuntan yang mempunyai sikap merupakan program studi yang
profesional yang berlandaskan pada menghasilkan sarjana akuntansi yang siap
standar moral dan etika. Penelitian ini menjadi akuntan profesional dan kompeten
dimaksudkan untuk mengetahui dan berlandaskan wawasan berpikir manajerial.
menganalisis sejauh mana persepsi Agar menjadi sarjana yang siap untuk
mahasiswa-mahasiswa akuntansi mampu menjadi akuntan yang profesional dan
memahami materi yang diberikan yang kompeten di era globalisasi sekarang ini
berhubungan dengan etika bisnis dan maka para mahasiswa dibekali dengan
profesi akuntan yang diterimanya dan keterampilan, pengetahuan, dan karakter.
mengetahui bagaimana persepsi akuntan Akuntan publik yang profesional
publik yang sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan tugasnya memiliki
kerja. Belakangan ini banyak terjadi pedoman-pedoman yang mengikat seperti
pelanggaran etika yang terjadi di kode etik dalam hal ini adalah kode etik
Indonesia, baik yang dilakukan oleh akuntan publik Indonesia. Sehingga dalam
akuntan publik, akuntan intern maupun melaksanakan aktivitasnya akuntan publik
akuntan pemerintahan. Hal ini dapat memiliki arah yang jelas dan dapat
dihindari apabila setiap akuntan dan calon memberikan keputusan yang tepat dan
akuntan mempunyai pengetahuan, dapat memberikan keputusan yang tepat
pengalaman, pemahaman, dan dapat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
menerapkan etika secara memadai dalam pihak-pihak yang menggunakan hasil
menjalankan profesinya sebagai akuntan keputusan auditor.
profesional. Profesionalisme dalam profesi Menurut Harahap (2011:17), etika
akuntan mensyaratkan empat hal utama adalah disiplin ilmu yang berasal dari
yang harus dipunyai oleh setiap anggota filsafat yang membahas tentang nilai dan
akuntan adalah keahlian, pengetahuan, norma moral yang mengarahkan manusia
independensi, dan yang paling penting pada perilaku hidupnya. Etika memberikan
adalah karakter. ruang untuk melakukan kajian dan analisis
Berdasarkan latar belakang dan kritis terhadap nilai dan norma moral tadi.
pokok permasalahan yang telah di uraikan, Etika adalah refleksi kritis dan rasional
maka tujuan penelitian ini adalah : terhadap nilai dan norma moral yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

mengatur perilaku hidup manusia baik berintikan prinsip moral sikap baik kepada
pribadi maupun kelompok. Jadi, etika orang lain. Dalam berhubungan dengan
adalah upaya merealisasika moralitas. orang lain, dalam bidang apa saja, kita
Bisnis dapat menjadi sebuah dituntut untuk besikap baik kapada
profesi etis apabila ditunjang oleh sistem mereka. Dua bentuk perwujudan prinsip ini
politik ekonomi yang kondusif (Keraf,1998) adalah : pertama, prinsip bersikap baik
yang berarti untuk menciptakan bisnis menuntut agar secara aktif dan maksimal
sebagai sebuah profesi yang etis maka kita semua berbuat hal yang baik bagi
dibutuhkan prinsip-prinsip etis untuk orang lain; kedua, wujudnya yang minimal
berbisnis yang merupakan suatu aturan dan pasif, sikap ini menuntut agar kita tidak
hukum yang mengatur kegiatan bisnis berbuat jahat kepada orang lain. Secara
semua pihak secara fair dan baik disertai maksimal orang bisnis dituntut melakukan
sistim pemerintahan yang adil dan efektif kegiatan yang menguntungkan bagi orang
dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. lain (atau lebih tepat, saling
Beberapa prinsip etika bisnis yang menguntungkan), tapi kalau situasinya
diterapkan dalam dunia bisnis yaitu tidak memungkinkan, maka titik batas yang
pertama prinsip otonomi, dimana prinsip masih ditoleransi adalah tindakan yang
otonom yang dimaksud adalah sikap dan tidak merugikan pihak lain. Kelima, prinsip
kemampuan manusia untuk bertindak integritas moral maksunya Kita pantas
berlandaskan kesadarannya sendiri diperlakukan dan memperlakukan diri kita
tentang apa yang dianggap baik untuk sendiri sebagai pribadi yang mempunyai
diakukan. Orang otonom adalah orang nilai yang sama dengan pribadi lainnya.
yang sadar sepenuhnya akan apa yang Sebagaimana kitasepantasnya tidak boleh
menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. memperlakukan orang lain secara tidak
Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, adil, tidak jujur ,dan sebagainya, kitapun
situasi yang dihadapinya, apa yang berhak memperlakukan diri kita dan
diharapkan, tuntutan atau aturan yang diperlakukan secara baik. Kita wajib
berlaku untuk bidang kegiatannya dan tahu membela dan mempertahankan
pula mengenai keputusan dan tindakan kehormatan diri kita, jika martabat kita
yang pantas diambilnya. Orang yang sebagai manusia dilanggar.
otonom adalah orang yang tahu aturan dan Setiap profesi pasti sudah memiliki
tuntutan sosial, tetapi bukan orang sekedar etika di setiap profesinya masing-masing,
mengikuti begitu saja aturan yang berlaku begitu juga dengan profesi akuntan.
dalam masyarakat atau mengikuti begitu Akuntan merupakan suatu profesi yang
saja apa yang dilakukan orang lain. Orang melaksanakan tugasnya secara
otonom adalah orang yang mampu profesional. Institut Akuntan Publik
mengambil keputusan sendiri dan Indonesia (IAPI) sebagai salah satu profesi
bertindak berlandaskan keputusan itu, sudah memiliki etika profesi dan
karena ia sadar bahwa itulah yang baik mewajibkan aturan etika itu diterapkan
(dalam situasi konkret yang dihadapi). oleh anggota IAPI. Etika ini menyebutkan
Kedua, prinsip kejujuran yang dimaksud bahwa akuntan harus mempertahankan
adalah aspek kejujuran dalam berbisnis sikap independen dan tidak boleh
meliputi (a) Kejujuran dalam pemenuhan dipengaruhi oleh kepentingan apapun,
syarat-syarat perjanjian dan kontrak.(b) kecuali etika profesi, menjaga integritas
Kejujuran dalam penawaran barang dan dan objektivitas, menerapkan semua
jasa dengan mutu yang baik. (c) Kejujuran prinsip dan standar akuntansi yang ada,
menyangkut hubungan kerja dalam serta memiliki tanggungjawab moral
perusahaan. Ketiga, prinsip keadilan dalam terhadap profesi, kolega, klien, dan
berbisnis meliputi (a) prinsip ini menuntut masyarakat (Harahap, 2011:27-28).
agar kita memperlakukan orang lain sesuai Adapun prinsip etika profesi akuntan yang
dengan haknya, (b) Menghargai hak orang ada meliputi pertama, prinsip
lain dan tidak perlu dilanggar. Keempat, tanggungjawab profesi maksudnya Dalam
prinsip saling menguntungkan dimana melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
maksud dari prinsip ini adalah Prinsip ini profesional, setiap anggota harus
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

senantiasa menggunakan pertimbangan tanggung jawabnya kepada penerima jasa,


moral dan profesional dalam semua pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
kegiatan yang dilakukannya.Kedua, prinsip pemberi kerja dan masyarakat umum.
kepentingan publik maksudnya Setiap Kedelapan prinsip standar teknis
anggota berkewajiban untuk senantiasa maksudnya Setiap anggota harus
bertindak dalam kerangka pelayanan melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
kepada publik, menghormati kepercayaan dengan standar teknis dan standar
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesional yang relevan. Sesuai dengan
profesionalisme.ketiga, prinsip integritas keahliannya dan dengan berhati-hati,
maksudnya Untuk memelihara dan anggota mempunyai kewajiban untuk
menningkatkan kepercayaan publik, setiap melaksanakan penugasan penugasan dari
anggota harus memenuhi tanggungjawab penerima jasa selama penugasan tersebut
profesionalnya dengan integritas setinggi sejalan dengan prinsip integritas dan
mungkin. Keempat, prinsip obyektivitas obyektivitas. Standar teknis dan standar
maksudnya Setiap anggota harus menjaga profesional yang harus ditaati anggota
obyektifitas dan bebas dari benturan adalah standar yang dikeluarkan oleh
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban Ikatan Akuntan Indonesia, International
profesionalnya. Obyektivitas adalah suatu Fedaration of Accountants, badan
kualitas yang memberikan nilai atas jasa pengatur, dan peraturan perundang-
yang diberikan anggota. Prinsip undangan yang relevan.
obyektivitas mengharuskan anggota Feronika (2005) dalam
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara penelitiannya yang berjudul persepsi
intelektual, tidak berprasangka atau bias, Akuntan publik, Akuntan Pendidik, dan
serta bebas dari benturan kepentingan Mahasiswa terhadap etika bisnis dan etika
atau berada dibawah pengaruh pihak lain. profesi akuntan, menemukan bahwa
Kelima, prinsip kompetensi dan kehati- Penelitian pada akuntan publik, akuntan
hatian maksudnya Setiap anggota harus pendidik, dan mahasiswa menunjukkan
melaksanakan jasa profesionalnya dengan bahwa persepsi mereka terhadap etika
kehati -hatian, kompetensi dan ketekunan, bisnis belum menampakkan perbedaan
serta mempunyai kewajiban untuk yang nyata pada ketiga kelompok tersebut.
mempertahankan pengetahuan dan Namun demikian jika dibandingkan
ketrampilan profesional pada tingkat yang terhadap masing-masing kelompok,
diperlukan untuk memastikan bahwa klien menunjukkan bahwa perbedaan hanya
atau pemberi kerja memperoleh manfaat terjadi pada persepsi etika bisnis pada
dari jasa profesional yang kompeten akuntan publik dan mahasiswa jususan
berdasarkan perkembangan praktik, akuntansi.
legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Nurlan (2011) pada penelitiannya
Keenam prinsip kerahasiaan maksudnya yang berjudul Persepsi Akuntan dan
Setiap anggota harus menghormati Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap
kerahasiaan informasi yang diperoleh Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia Di
selama melakukan jasa profesional dan Kota Makasar, menemukan pada
tidak boleh memakai atau mengungkapkan penelitiannya bahwa Terdapat perbedaan
informasi tersebut tanpa persetujuan, persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan
kecuali apabila ada hak atau kewajiban akuntansi terhadap kode etik akuntan,
profsional atau hukum yang dimana akuntan memilki persepsi yamg
mengungkapkannya. Ketujuh, prinsip lebih baik daripada mahasiswa jurusan
perilaku profesional maksudnya Setiap akuntansi mengenai kode etik profesi
anggota harus berperilaku yang konsisten akuntan
dengan reputasi profesi yang baik dan Agung Wirayuda (2013) pada
menjauhi tindakan yang dapat penelitiannya yang berjudul Persepsi
mendiskusikan profesi. Kewajiban untuk Akuntan Publik dan Mahasiswa Jurusan
menjauhi tingkah laku yang dapat Akuntansi terhadap Etika Profesi Akuntan,
mendikreditkan profesi yang harus menemukan pada penelitiannya bahwa
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan terdapat perbedaan persepsi antara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

akuntan publik dan mahasiswa jurusan etika profesi akuntan yang merujuk pada
akuntansi terhadap etika profesi akuntan. skala likert. Teknik ini menentukan scorring
Dimana akuntan memiliki persepsi yang untuk masing-masing item pernyataan
lebh baik dibandingkan dengan mahasiswa dengan lima alternatif jawaban yaitu setuju,
jurusan akuntansi. tidak setuju, netral , sangat setuju dan
Kartika Amanda (2013) pada sangat tidak setuju dengan rentang nilai
penelitiannya yang berjudul Persepsi diantara 1 sampai 5.
Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Dalam menguji kebenaran hipotesis
Akuntansi Terhadap Etika Profesi yang telah dirumuskan dan diajukan maka
Dipandang Dari Segi Gender dan Level teknik analisis yang digunakan adalah
Hierarki, menemukan pada penelitiannya analisis Independent Sampel T-test namun
bahwa (1) tidak terdapat perbedaan terlebih dahulu akan diuji validitas dan
persepsi antara akuntan pria dan akuntan reabilitas kemudian Uji asumsi klasik ada
wanita terhadap etika profesi akuntan. (2) beberapa asumsi yang harus di penuhi
terdapat perbedaan persepsi antara dalam penyusunan model regresi linier
akuntan senior dan akuntan junior berganda agar hasilnya tidak bias. Pada
terhadap etika profesi akuntan. (3) tidak penelitian ini uji asumsi klasik yang
terdapat perbedaan persepsi antara digunakan yaitu : Uji Normalitas, Uji
mahasiswa pria dan mahasiswa wanita homogenitas.
terhadap etika profesi akuntan. (4) terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa HASIL PEMBAHASAN
senior dan mahasiswa junior terhadap Responden dalam penelitian
etika profesi akuntan. adalah mahasiswa jurusan akuntansi
Berdasarkan pemaparan veriabel- Program S1 dan para auditor pada Kantor
variabel dan penelitian-penelitian diatas, Akuntan Publik di Provinsi Bali. Waktu
maka penelitian ini bermaksud untuk yang digunakan untuk menyebarkan
menguji lebih lanjut apakah ada atau tidak kuesioner sampai kuesioner terkumpul
perbedaan persepsi antara mahasiswa adalah kurang lebih 3 minggu.
akuntansi dengan akuntan publik terhadap Distribusi responden jika dilihat
etika bisnis dan etika profesi akuntansi menurut jenis kelamin pada mahasiswa
dengan menguji hipotesis berikut ini : jurusan akuntansi 50 berjenis kelamin laki-
H1 : Terdapat perbedaan persepsi laki 20 orang (40%) dan perempuan 30
antara mahasiswa jurusan akuntansi (60%). Pada Kantor Akuntan Publik di
dengan akuntan publik tentang etika bisnis Provinsi Bali bahwa dari 17 berjenis
H2 : Terdapat perbedaan persepsi kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (51%)
antara mahasiswa jurusan akuntansi dan perempuan 7 orang (49%).
dengan akuntan publik tentang etika Distribusi responden menurut
profesi akuntan. pengalaman kerja pada Kantor Akuntan
Publik di Provinsi Bali bahwa dari 17 orang
METODE responden 8 orang (47%) sudah bekerja
Rancangan penelitian dalam kurang dari dua tahun dan 9 (53%) orang
penelitian ini menggunakan penelitian sudah bekerja lebih dari dua tahun.
kuantitatif. Adapun variabel dalam Distribusi responden menurut
penelitian ini yaitu etika bisnis dan etika jenjang pendidikan pada mahasiswa
profesi akuntan. jurusan akuntansi dari 50 (100%)
Populasi dalam penelitian ini mahasiswa memilki tingkat pendidikan
adalah mahasiswa jurusan akuntansi SMA/SMK. Pada Kantor Akuntan Publik di
program S1 semester delapan dan seluruh Provinsi Bali dari 17 orang responden yaitu
auditor pada Kantor Akuntan Publik di SMA/SMK tidak ada, D3 sebanyak 2 orang
Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel (11%), S1 sebanyak 12 orang (71%), dan
yang digunakan adalah purpossive S2 sebanyak 3 orang (18%), dan S3 tidak
sampling. ada.
Penyusunan struktur pernyataan Syarat minimum suatu kuesioner
yang memuat tentang etika bisnis dan untuk memenuhi validitas adalah jika
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

korelasi antara butir dengan skor total diuji, dengan membandingkan dua mean
tersebut positif dan nilainya lebih besar sampelnya. Pengujian hipotesis uji beda t-
dari rtabel pada 67 responden yaitu test dengan sampel Independen
sebesar 0,240. Berdasarkan pada hasil (Independent Sampel T-test) digunakan
pengolahan uji validitas terhadap 67 untuk menentukan apakah dua sampel
responden menggunakan SPSS versi 19.0 yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-
setiap item pernyataan memiliki rhitung rata yang berbeda. Ada dua tahap analisis
lebih besar dari rtabel sehingga setiap item yang dilakukan dalam uji beda: Pertama,
pernyataan adalah valid. menguji apakah asumsi varian populasi
Uji asumsi homogenitas varians kedua sampel tersebut sama atau berbeda
antara kelompok ditujukan untuk dengan melihat nilai Levene test. Kedua,
mengetahui bahwa masing-masing dengan melihat nilai t-test untuk
kelompok sampel berasal dari populasi menentukan apakah terdapat perbedaan
yang sama dan varian dari masing-masing nilai rata-rata secara signifikan.
kelompok adalah homogeny (Ghozali 2012 Pengambilan keputusan berdasarkan : (a)
: 28). Uji homogenitas data dalam Jika p-value > 0,05 maka H1 ditolak,(b)
penelitian ini menggunakan metode Jika p-value < 0,05 maka H1 diterima.
Statistical Packages for Social Science Dari tabel 2 hasil pengujian
(SPSS) Test of Homogenity Of Variances. Independent Sampel T-test untuk variabel
Dalam uji homogenitas ini, peneliti akan etika bisnis dapat diketahui nilai t sebesar -
membandingkan nilai sig. Dari hasil uji 5,963 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
dengan 0,05. Jika hasil uji homogenitas 0,000. Ini berarti hipotesis diterima yang
menunjukkan nilai signifikansi lebih besar menyatakan bahwa terdapat perbedaan
dari nilai 0,05 maka data tersebut persepsi antara mahasiswa jurusan
homogen. Dan jika hasil dari pengujian akuntansi dan akuntan publik terhadap
homogenitas menunjukan bahwa nilai etika bisnis. Sementara untuk variabel
signifikansi lebih kecil dibandingkan Independen Sampel T-test untuk etika
dengan 0,05 maka data tersebut tidak profesi akuntan dapat diketahui nilai t
homogen. sebesar -6,148 dan nilai Sig. (2-tailed)
Dilihat pada tabel 1 hasil uji sebesar 0,000. Ini berarti hipotesis diterima
homogenitas nilai sig etika bisnis adalah yang menyatakan bahwa terdapat
sebesar 0,60 yang berarti lebih besar dari perbedaan persepsi antara mahasiswa
0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data jurusan akuntansi dan akuntan publik.
tersebut homogen. Dan nilai sig dari etika Dari tabel 3 hasil pengujian
profesi akuntan sebesar 0,222 berarti yang deskriptif statistik dari variabel etika bisnis
lebih besar dari 0,05 dan dapat nilai mean dari akuntan publik lebih besar
disimpulkan bahwa data tersebut homogen daripada mahasiswa jurusan akuntansi.
jadi dalam pengujian hipotesis yang Nilai mean dari akuntan publik sebesar
dilakukan membuktikan bahwa kedua 77,29, sementara hasil mean dari
sampel tersebut homogen atau bisa mahasiswa jurusan akuntansi sebesar
dikatakan sama. 74,42. Ini membuktikan bahwa persepsi
Untuk pengujian hipotesis dari akuntan publik lebih baik dibandingkan
digunakan alat analisis statistik dengan mahasiswa jurusan akuntansi
Independent Sampel T-test dengan terhadap etika bisnis.
menggunakan program SPSS karena Dari tabel 4 hasil pengujian
sampel yang diuji terdiri dari dua kelompok deskriptif statistik dari variabel etika profesi
yang saling independent dan bertujuan akuntan nilai mean dari akuntan publik
untuk mengetahui apakah terdapat atau sebesar 161,65, sementara hasil mean
tidak terdapat perbedaan persepsi antara dari mahasiswa jurusan akuntansi sebesar
kelompok sampel yang akan diuji nantinya. 138,70. Ini membuktikan bahwa persepsi
Independent Sampel T-test, prinsipnya dari akuntan publik lebih baik dibandingkan
ingin mengetahui apakah terdapat dengan mahasiswa jurusan akuntansi
perbedaan mean antara dua sampel yang terhadap etika profesi akuntan publik.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

Tabel. 1. Hasil Uji Homogenitas


Variabel F Sig. Keterangan
Etika Bisnis 0,284 0,596 Homogen
Etika Profesi Akuntan 1,523 0,222 Homogen
Sumber : Data diolah, 2015

Tabel. 2. Hasil Uji Independent Sampel T-test


Variabel T Sig.(2-tailed)
Etika Bisnis -5,963 0,000
Etika Profesi Akuntan -6,148 0,000
Sumber : Data diolah, 2015

Tabel. 3. Hasil Uji Deskriptif Statistik Etika Bisnis


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mahasiswa Akuntansi 50 65 79 74,42 4,066
Akuntan Publik 17 76 81 77,29 1,213
Responden 67
Sumber : Data diolah, 2015
Tabel. 4. Hasil Uji Deskriptif Statistik Etika Profesi Akuntan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mahasiswa Akuntansi 50 128 149 138,70 6,891
Akuntan Publik 17 155 169 161,65 4,471
Responden 67
Sumber : Data diolah, 2015

PEMBAHASAN memiliki persepsi yang lebih baik dengan


Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa jurusan akuntansi.
mahasiswa jurusan akuntansi dan Lebih baiknya persepsi akuntan
akuntan publik terhadap etika bisnis publik dikarenakan dalam dunis bisnis atau
Hasil pengujian hipotesis pertama lingkungan kerjanya, akuntan publik sudah
menunjukkan bahwa hasil Independent langsung terlbat di lapangan sementara
Sampel T-test dari nilai sig variabel etika mahasiswa belum. Dalam menjalankan
bisnis sebesar 0,000 yang artinya lebih pekerjaan atau bisnis, akuntan sudah
kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut hipotesis berpedoman pada prinsip etika bisnis yaitu
diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama prinsip otonomi dimana orang
untuk mengetahui apakah terdapat otonom adalah orang yang sadar, tau
perbedaan antara mahasiswa jurusan aturan dan mampu mengambil keputusan
akuntansi dan akuntan publik terhadap dalam dunis bisnis. Kedua prinsip
etika bisnis. Hasil penelitian ini sesuai dan kejujuran, dimana kejujuran yang
konsisten dengan teori, literatur maupun dimaksud adalah pemenuhan syarat dan
penelitian sebelumnya (Feronika: 2005) kontrak, penawaran barang dan jasa yang
bahwa terdapat perbedaan persepsi antara baik kemudian menyangkut hubungan
mahasiswa jurusan akunansi dan akuntan kerja dalam perusahaan. Ketiga Prinsip
publik terhadap etika bisnis. keadilan, dimana keadilan yang dimaksud
Dari hasil pengujian deskriptif adalah sesama rekan bisnis harus
statistik akuntan publik memilki nilai mean mendapatkan apa yang menjadi hak
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka. Keempat prinsip saling
mahasiswa jurusan akuntansi. Nilai mean menguntungkan, dimana prinsip ini
dari akuntan publik sebesar 79,22 dan nilai berintikan prinsip moral dan baik dengan
mean dari mahasiswa jurusan akuntansi orang lain dan orang bisnis dituntut untuk
sebesar 74,22 itu artinya akuntan publik melakukan kegiatan yang menguntungkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

bagi orang lain. Kelima prinsip integritas terlibat di lapangan. Akuntan publik sudah
moral, dimana dalam bisnis kita pantas memiliki pengalaman kerja dibandingkan
diperlakukan dan memperlakukan diri kita dengan mahasiswa jurusan akuntansi.
sendiri sebagai pribadi yang mempunyai Pemahaman tentang etika bisnis dan etika
nilai yang sama dengan pribadi lainnya. profesi akuntan diterapkan dalam
Sementara mahasiswa baru mempelajari pemberian jasa kepada klien. Selain itu,
mengenai prinsip-prinsip etika bisnis dan jika dilihat dari tingkat pendidikan dari
belum pernah menerapkan secara kedua responden, akuntan memiliki tingkat
langsung di lapangan. pendidikan yang lebih tinggi seperti S1, S2
Berdasarkan uraian diatas dapat hingga S3. Sementara mahasiswa jurusan
disimpulkan bahwa ada perbedaan akuntansi baru dipersiapkan sebagai calon
persepsi antara mahasiswa jurusan akuntan yang perlu lebih banyak lagi
akuntansi dan akuntan publik terhadap dibekali dengan materi-materi mengenai
etika bisnis dan etika profesi akuntan. Dan etika profesi akuntan dan nantinya dapat
jika dibandingkan, persepsi dari akuntan menjadi akuntan yang bisa mematuhi atau
publik lebih baik dibandingkan dengan mentaati prosedur dari etika profesi
mahasiswa jurusan akuntansi. akuntan dalam menjalankan pekerjaan.
Pemahaman tentang etika profesi
Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan serta tingkat pendidikan dari
mahasiswa jurusan akuntansi dan seorang akuntan sangat penting bagi
akuntan publik terhadap etika profesi bidang pekerjaan yang dijalani oleh
akuntan. seorang akuntan ini dikarenakan dengan
Hasil pengujian hipotesis kedua adanya etika profesi akuntan secara tidak
menunjukkan bahwa hasil Independent langsung akan melindungi masyarakat dan
Sampel T-test dari nilai sig variabel etika yang akan menjadi klien dari akuntan
profesi akuntan sebesar 0,000 yang nantinya. Kemudian dalam menjalankan
artinya lebih kecil dari 0,05. Dari hasil pekerjaan sebagai seorang akuntan, agar
tersebut hipotesis diterima. Tujuan dari tidak terjadi penyimpangan dan tidak
penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadi kasus-kasus yang melibatkan
apakah terdapat perbedaan antara akuntan. Selain itu agar tumbuh kembali
mahasiswa jurusan akuntansi dan akuntan kepercayaan masyarakat terhadap profesi
publik terhadap etika profesi akuntan. Hasil seorang akuntan setelah terjadinya banyak
penelitian ini sesuai dan konsisten dengan kasus pelanggaran yang dilakukan oleh
teori, literatur maupun penelitian akuntan publik beberapa tahun belakangan
sebelumnya (Agung Wirayudha: 2014) ini.
bahwa terdapat perbedaan persepsi antara Berdasarkan uraian diatas dapat
mahasiswa jurusan akunansi dan akuntan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
publik terhadap etika profesi akuntan. persepsi antara mahasiswa jurusan
Dari hasil pengujian deskriptif akuntansi dan akuntan publik terhadap
statistik akuntan publik memilki nilai mean etika profesi akuntan. Dan jika
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dibandingkan, akuntan publik memiliki
mahasiswa jurusan akuntansi. Nilai mean persepsi yang lebih baik dibandingkan
dari akuntan publik sebesar 161,65 dan dengan mahasiswa jurusan akuntansi
nilai mean dari mahasiswa jurusan terhadap etika profesi akuntan.
akuntansi sebesar 138,70 itu artinya
akuntan publik memiliki persepsi yang SIMPULAN DAN SARAN
lebih baik dibandingkan dengan Simpulan
mahasiswa jurusan akuntansi. Berdasarkan hasil pengolahan data
Lebih baiknya persepsi akuntan serta hasil uji hipotesis yang dilakukan
publik dibandingkan dengan mahasiswa pada bab sebelumnya dapat disusun
jurusan akuntansi disebabkan karena simpulan sebagai berikut :
pemahaman terhadap etika profesi 1. Terdapat perbedaan persepsi antara
dipengaruhi oleh pengalaman kerja mahasiswa jurusan akuntansi dan
seorang akuntan yang sudah langsung akuntan publik terhadap etika bisnis.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Volume 3, No. 1 Tahun 2015)

Dan akuntan publik memilki persepsi Nurlan, Andi Besse. 2011. Analisis
yang lebih baik dibandingkan dengan Persepsi Akuntan Publik dan
mahasiswa jurusan akuntansi terhadap Mahasiswa Jurusan Akuntansi
etika bisnis. Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan
2. Terdapat perbedaan persepsi antara Indonesia. Skripsi Sarjana
mahasiswa jurusan akuntansi dan Fakultas Ekonomi Jurusan
akuntan publik terhadap etika profesi Akuntansi. Universitas Hasanuddin :
akuntan. Dan dilihat dari nilai mean, Makasar.
akuntan publik memilki persepsi yang
lebih baik dibandingkan dengan Kurniasih, Feronika Dwi. 2005. Persepsi
mahasiswa jurusan akuntansi terhadap Akuntan Publik, Akuntan Pendidik,
etika profesi akuntan. Dan Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Etika Bisnis Dan Etika
Saran Profesi Akuntan. Skripsi Sarjana
Berdasarkan kesimpulan diatas, Akuntansi di Fakultas Ekonomi.
maka peneliti dapat mengajukan saran Universitas Katholik Soegijapranata
sebagai berikut: : Semarang.
1. Penelitian selanjutnya dapat
memperluas area survai atau Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
mengambil penelitian diluar kota Multivariate dengan Program SPSS.
Denpasar. Cetakan IV. Semarang: Badan
2. Penelitian selanjutnya dapat sebaiknya Penerbit Universitas Diponogoro.
dapat menambah kelompok akuntan
yang dijadikan sampel (akuntan pajak, Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dan
akuntan pemerintah dan akuntan Perspektif Islam. Jakarta : Selemba:
pendidik). Empat.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat
membedakan persepsi antara kelompok Kartika, Amanda. 2013. Persepsi Akuntan
profesi akuntan mengenai etika bisnis dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap
dan etika profesi akuntan, sehingga Etika Profesi Dipandang dari segi
dapat diketahui kelompok akuntan yang Gender dan Level Hierarki (Studi
memiliki persepsi yang paling baik. Kasus Pada Kantor Akuntan Publik
di Bali). Skripsi. Jurusan Akuntansi
Program S1. Fakultas Ekonomi dan
DAFTAR PUSTAKA Bisnis. Universitas Pendidikan
Agung, Wirayuda. 2013. Perbedaan Ganesha.
persepsi antara akuntan publik
terhadap etika profesi akuntan Keraf,A. Sony. 1998. Etika Bisnis
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Membangun Citra Bisnis Sebagai
Publik di Bali). Skripsi. Jurusan Profesi yang Luhur. Yogyakarta:
Akuntansi Program S1. Fakultas Kanisius.
Ekonomi dan bisnis. Universitas
Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatifdan Kualitatif dan R&D.
Agustini, Syukriah. 2012. Pengaruh Bandung: Alfabeta.
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, dan Kecerdasan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan
Spiritual terhadap Sikap Etis Pengembangan Bahasa. 2007.
Mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 Kamus Besar Bahasa
Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia. Ed. Departemen
Ganesha. Skripsi. Jurusan Pendidikan dan Kebudayaan.
Akuntansi. Fakultas Ilmu Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai