Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR ETIKA BISNIS DAN PROFESI GRUP B

PENGARUH PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN


TERHADAP PERILAKU ETIS PADA MAHASISWA AKUNTANSI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA

disusun oleh:
Augita Talensia Rosa A. (12180287)
Merri Tarigas (12180291)
Ervina Eka Frigia (12180311)
Lidya Mareyke S. Barangan (12180363)

TAHUN AJARAN 2021/2022


UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi akuntan adalah profesi yang rawan akan terjadinya penyimpangan kode etik.
Untuk menciptakan akuntan yang memiliki perilaku etis serta mendukung
profesionalisme, disusunlah kode etik profesi akuntan yang merupakan dasar seorang
akuntan dalam menjalankan profesinya. Masalah etika dalam profesi dibidang
akuntansi menjadi perhatian masyarakat luas. Isu mengenai etika pada bidang
akuntansi di Indonesia berkembang seiring dengan terjadinya berbagai macam kasus
pelanggaran etika yang mempengaruhi profesi akuntan. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan banyak kasus di dunia akuntan yang tidak lagi mempertimbangkan etika
demi memperoleh keuntungan yang besar. Penyimpangan keuangan di suatu negara
merupakan salah satu masalah terkait perilaku tidak etis yang sering terjadi. Selain di
ruang lingkup yang besar, perilaku penyimpangan juga banyak terjadi di bangku
perkuliahan. Bibit-bibit perilaku tidak etis sudah tumbuh dikalangan profesional
bahkan sejak mereka menjadi mahasiswa dan perilaku tersebut dipupuk hingga
menjadi kebiasaan di dalam perkuliahan. Sagoro (2013) menyatakan bahwa
kecurangan akademik adalah salah satu perilaku tidak etis yang terjadi di perguruan
tinggi, diantaranya seperti mencontek saat ujian, menyalin (copy paste) jawaban teman,
menyalin di internet tanpa menyebutkan sumbernya, plagiarisme, titip tanda tangan
kehadiran, mempersiapkan contekan untuk ujian, menyalin tugas teman, bertanya
kepada teman saat ujian atau kuis, serta melirik atau melihat jawaban teman.

Seorang mahasiswa memiliki peran dalam kemajuan perekonomian negara


yang tidak kalah penting dengan komponen lain seperti relasi perekonomian negara,
perputaran serta jumlah uang yang beredar pada masyarakat. Mahasiswa memiliki
peran dalam menjunjung tinggi nama negara dengan melakukan hal yang terbaik,
khususnya mahasiswa akuntansi dalam pengungkapan pertanggungjawaban pelaporan
keuangan (Musyadad & Sagoro, 2019). Oleh karena itu, pertanyaan yang relevan
adalah “apakah pemahaman kode etik akuntan memiliki pengaruh terhadap perilaku
etis mahasiswa akuntansi?”. Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan penelitian ini
adalah untuk menguji pengaruh pemahaman kode etik profesi akuntan terhadap
perilaku etis pada mahasiwa akuntansi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan konseptual dan literatur khususnya dibidang akuntansi.
Pendidikan kode etik wajib diberikan bagi mahasiswa akuntansi, dengan pendidikan
kode etik akuntan diharapkan calon akuntan akan memahami tentang prinsip dan aturan
tentang etika profesi akuntan. Calon akuntan yang telah memiliki pemahaman tentang
kode etik profesi akuntan maka akan berusaha untuk mematuhi peraturan yang terdapat
dalam kode etik tersebut. Ketika memahami kode etik profesi akuntan, maka calon
akuntan akan memiliki jiwa integritas yang tinggi, objektivitas, kompetensi,
kerahasiaan, kecermatan, serta berperilaku adil dan jujur. Mahasiswa akutansi
merupakan input yang dapat menghasilkan output sebagai akuntan yang profesional,
oleh karena itu pemahaman kode etik profesi akuntan sangat penting untuk mencetak
lulusan akuntan yang mempunyai perilaku yang baik. Perilaku mahasiswa perlu untuk
diteliti untuk mengetahui sejauh mana mereka akan berperilaku etis atau tidak etis di
masa yang akan datang, dengan tujuan dapat membantu manajemen perusahaan dalam
memecahkan masalah saat mahasiswa tersebut bekerja (Oktawulandari dalam Yovita,
dkk, 2016). Perilaku etis penting bagi mahasiswa akutansi, karena sebagai calon
akuntan harus berperilaku sesuai dengan norma dan nilai sosial, perilaku pemimpin di
masa yang akan datang dapat dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang. Oleh karena
itu, mahasiswa harus berperilaku etis dalam melakukan pekerjannya sebagai seorang
akuntan dengan memahami kode etik profesi akuntan agar dapat menyajikan laporan
keuangan secara wajar sesuai dengan standar laporan keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa S1 Akuntansi di


Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Sampel penelitian diperoleh
menggunakan metode purposive sampling, kriteria yang diambil adalah mahasiswa
akuntansi yang telah menempuh mata kuliah Pengauditan dan Etika Profesi. Teknik
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah melalui kuesioner, dan
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Kuesioner
yang dikembangkan berhubungan dengan pemahaman kode etik profesi akuntan
terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana. Untuk
mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert,
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
BAB II

2.1 LANDASAN TEORI

Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima
secara umum. Perilaku dinilai baik, adil, benar, dan terhormat, akan didasarkan prinsip
atau panduan dari teori etika tertentu. Menurut Thoha 2008: Perilaku etis adalah suatu
fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Sedangkan teori
etika dapat bervariasi dari orang ke orang, dari satu negara ke negara lain, atau dari
perusahaan ke perusahaan.

Etika ethics secara luas dapat diartikan sebagai serangkaian prinsip nilai atau
moral. Menurut Daft 2002: “Etika merupakan prinsip-prinsip dan nilai- nilai moral
yang mengatur perilaku seseorang atau sebuah kelompok dalam hubungannya dengan
apa yang benar atau yang salah. Menurut Griffin dan Ebert 2006: pengertian “etika”
merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan
yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya.

Etika menurut Satyanugraha dalam Ermawati, dkk (2016) diartikan sebagai


nilai-nilai dan norma-norma moral dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain etika
adalah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Etika juga berarti sebuah ilmu yang
di dalamnya mempelajari tentang hal yang baik maupun hal yang salah (buruk).
Sedangkan kode etik adalah aturan yang dibuat oleh profesional yang dibuat secara
tertulis dan secara tegas menyatakan bahwa suatu tindakan itu bisa dikatakan sesuatu
benar atau apakah sesuatu itu tidak benar bagi profesional (Mulyadi, 2002). Fungsi dari
kode etik adalah membantu para profesional dalam menjalankan kegiatan profesinya
sehingga memberikan jasa yang berkualitas untuk para pemakai jasa.

Menurut Yatimin (2006:40), faktor-faktor yang memengaruhi etika diantaranya


adalah sifat manusia, norma-norma etika, aturan-aturan agama, dan fenomena
kesadaran etika. Secara sistematis, etika dapat dikelompokkan sebagai berikut. Dari
sudut umum dan khusus, etika dapat dibagi dalam beberapa kelompok:
1. Etika umum adalah etika yang berlaku umum, tidak hanya pada pihak tertentu.
2. Etika khusus adalah etika yang berlaku pada kelompok tertentu. Etika ini
dikelompokkan menjadi:
a) Etika individual
b) Etika sosial
c) Etika keluarga
d) Etika politik
e) Etika lingkungan
f) Etika profesi, dan lain-lain.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam kongresnya, untuk pertama kalinya
menyusun kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode Etik Akuntan Indonesia
senantiasa mengalami penyempurnaan pada saat berlangsungnya Kongres IAI pada
tahun 1986, 1990, dan 1994. Penyempurnaan terakhir dilakukan ketika berlangsungnya
Kongres IAI pada tanggal 23 – 25 September 1998 di Jakarta. Berdasarkan hasil
Kongres IAI pada tahun 1998 tersebut, Kode Etik Ikatan Indonesia terdiri atas tiga
bagian prinsip etika, aturan etika, serta interpretasi aturan etika (Simamora dalam
Nurlan, 2011). Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat 8 (delapan)
prinsip-prinsip etika, yaitu Tanggung jawab profesi, Kepentingan publik, Integritas,
Objektivitas, Kompetensi dan kehati-hatian professional, Kerahasiaan, Perilaku
Profesional, serta Standar teknis (Standar Profesional Akuntan Publik dalam Nurlan,
2011). Kode Etik Ikatan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung jawab profesionalnya. Etika profesional bagi praktik akuntan di
Indonesia disebut kode etik. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi
landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan
masyarakat karena dengan mematuhi kode etik profesi akuntan, akuntan diharapkan
dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat.

Penelitian ini, menggunakan Teori Deontologi yang dikembangkan oleh Imanuel


Kant. Rahardjo (2018:31) Deontologi berasal dari kata Yunani”deon” yang berarti
tugas atau kewajiban. Tugas merupakan satu-satunya standar moral bagi seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Tugas harus dilakukan karena
kewajiban. Teori Deontologi mengukur baik-buruk berdasarkan ada tidaknya prinsip –
prinsip universal yang mengharuskan adanya tugas dan kewajiban tersebut. Dalam
kerangka Deontologi, suatu perbuatan adalah baik atau etis jika dilakukan karena
kewajiban. Dengan demikian, seorang mahasiswa atau calon akuntan yang bertindak
baik atau etis dalam melaksanakan tugasnya adalah mahasiswa yang memenuhi
kewajibannya yaitu patuh terhadap kode etik profesi akuntan. Kepatuhan dan
pemahaman terhadap kode etik akuntan akan meningkatkan kemampuan menilai ada
tidaknya permasalahan etika pada lingkungannya, serta membuat pertimbangan-
pertimbangan di dalam mengambil tindakan yang dapat dibenarkan secara etika.
Dengan pemahaman yang kuat serta patuh terhadap kode etik profesi akuntan
diharapkan seorang mahasiswa akuntansi atau calon akuntan nantinya akan dapat
bertindak secara profesional. Salah satu tindakan yang profesional adalah tindakan
yang dapat dibenarkan secara etika.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Terdapat beberapa penelitian mengenai perilaku etis mahasiswa akuntansi, penelitian


yang berbeda-beda diantaranya penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Wara
(2021), hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman kode etik profesi akuntan
berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi, yang
dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,147 dengan nilai thitung> ttabel (2,128 >
1,989) dan tingkat signifikan 0,036 < 0,05.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Saiman (2019), penelitian yang
dilakukan terhadap mahasiswa PPAK di Kota Bandung, hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemahaman kode etik profesi akuntan berpengarih positif dan signifikan
terhadap perilaku etis. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ermawti dan
Susanti (2016) berjudul “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap
Perilaku Etis Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman kode etik
profesi akuntan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas Muria Kudus
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 di bawah dari taraf signifikansi yang ditentukan
yaitu sebesar 0,05.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Yovita dan Rahmawaty (2016), hasil
penelitian menemukan bukti bahwa secara simultan gender, sensitivitas etika, locus of
control dan pemahaman kode etik profesi akuntan berpengaruh terhadap perilaku etis
mahasiswa akuntansi Syi'ah Universitas Kuala. Secara parsial penelitian menunjukkan
bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap perilaku etis mahasiswa
akuntansi Universitas Syiah Kuala.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Adams, dkk (2001) hasil penelitian
menunjukkan bahwa kehadiran kode etik tampaknya memiliki dampak positif pada
persepsi perilaku etis dalam organisasi, bahkan ketika responden tidak dapat mengingat
konten spesifik dari kode tersebut.
Sedangkan Gautschi Jones (1998) menemukan bukti mahasiswa yang telah
mengikuti mata kuliah etika bisnis dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengenali masalah etika. Pamela (2014) menemukan bukti bahwa pemahaman kode
etik profesi akuntan berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekayani dan Putra (2003) pemahaman
mahasiswa akuntansi yang mengikuti mata kuliah etika bisnis tidak berpengaruh
terhadap perilaku etis mahasiswa.
2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sebagai mahasiswa akuntansi yang menjadi calon akuntan, maka harus mengetahui
kode etik profesi akuntan. Dengan adanya kode etik profesi akuntan, maka akuntan
akan berkerja sesuai dengan kode etik tersebut sehingga tidak akan terjadi perilaku
tidak etis, dengan kata lain dengan adanya kode etik maka calon akuntan atau
mahasiswa akuntansi dapat berperilaku etis. Tugiman (1997) menyatakan bahwa kode
etik profesi adalah suatu upaya dalam menjaga integritas supaya mampu menghadapi
adanya tekanan atas dirinya sendiri atau dari luar. Kode etik dikeluarkan oleh IAI,
karena merupakan kebutuhan akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang
diberikan oleh profesi akuntan.

Etika profesi akuntan menjadi acuan bagi akuntan untuk bertindak etis dan
terhindar dari pelanggaran atau kecurangan yang dapat dilakukan oleh akuntan. Kode
etik akuntan dapat mendorong seorang akuntan untuk selalu membuat keputusan yang
etis demi menjaga profesionalismenya. Pengambilan keputusan dan perilaku etis harus
mampu dilakukan, dimulai ketika seorang akuntan menempuh pendidikan, sehingga
nantinya perguran tinggi akan mencetak lulusan yang berintegritas dan profesional.
Melalui pendidikan kode etik yang diberikan kepada calon akuntan atau mahasiwa
akuntansi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiwa akuntansi terhadap
kode etik profesi akuntan sehingga mampu berperilaku secara etis. Mahasiswa yang
telah memahami kode etik profesi akuntan nantinya akan menjalankan tugas dan
tanggung jawab sesuai kode etik. Oleh karena itu, mahasiswa akuntansi yang memiliki
pemahaman kode etik yang tinggi atas profesi akuntan maka mahasiswa tersebut akan
menunjukkan perilaku yang etis. Dan sebaliknya, apabila mahasiswa akuntansi
memiliki pemahaman kode etik profesi akuntan yang rendah maka akan semakin
menunjukkan perilaku yang tidak etis. Mahasiswa yang memahami kode etik akan
berperilaku etis dengan baik dengan mengenali perilaku sesuai kode etik, melakukan
tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:

H1: Pemahaman kode etik profesi akuntan berpengaruh positif terhadap perilaku etis
pada mahasiswa akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Janet. S, Armen Taschian, & Pantai Ted H. 200. “Codes of Ethics as Signals
for Ethical”. Jurnal Etika Bisnis. Vol.29: Hal 199 – 211.

Ebert, Ronald J. & Ricky W. Griffin, 2006, “Bisnis”, Alih Bahasa Rd. Soemarnagara,
Jakarta:Erlangga

Ermawati, Nanik & Dyah Ayu Susanti. 2016. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik
Profesi Akuntan Terhadap Perilaku Etis Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas
Muria Kudus”. Buletin Ekonomi. Vol. 14 (2) : Hal. 101 -208.

Ekayani, dan Putra. (2003). Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika
Bisnis Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI.
Gautschi III, Frederick H., and Thomas M. Jones. (1998). Enhancing the Ability of
Business Students to Recognize Ethical Issues: An Empirical Assessment of The
Effectiveness of A Course in Business Ethics. Journal of Business Ethics 17 (2):
205 216.
Griffin, Ricky w dan Ebert, Ronald J. (2006). Bisnis. Jakarta: Erlangga
Mulyadi. (2002). Auditing, Edisi Kelima, Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Musyadad, Nur Anwar & Endra Murti Sagoro. 2019. “Pengaruh Pemahaman Kode
Etik Profesi Akuntan dan Kecerdasan Mahasiswa Terhadap Perilaku Etis
Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri di Yogyakarta”. Jurnal Nominal. Vol.
VIII (1) : 71-86.

Nurlan, Andi Besse. “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Hasanuddin, Makassar, 2011.

Pamela Astriana. (2014). Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap
Perilaku Etis Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta.
Skripsi. Universitas Negeri Jakarta.

Rahardjo, Soemarso Slamet. 2018. Etika dalam Bisnis & Profesi Akuntan dan Tata
Kelola Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Sagoro, Endra Murti. 2013. “Pensinergian Mahasiswa, Dosen, dna Lembaga dalam
Pencegahan Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. Vol XI (2): 54 – 67.
Saiman, Nadhila Septia. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap
Perilaku Etis Pada Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntan (PPKA) di Kota
Bandung”, Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2019.

Tugiman, Hiro. 1997. Pandangan Baru Internal Auditing Edisi Indonesia. Yogyakarta
: Kanisius

Wara, Martina Mau. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan dan
Kecerdasan Mahasiswa terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akutansi”, Skripsi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Flores, 2021.

Website 123dok. “Pengertian Perilaku Etis Dimensi perilaku Etis”. https://text-


id.123dok.com/document/7qvm1d3lq-pengertian-perilaku-etis-dimensi-
perilaku-etis.html. 14 Novermber 2021.15.52.

Yovita, Cut Safira Dara, dan Rahmawaty. 2016. “Pengaruh Gender, Ethical Sensitivity,
Locus of Control dan Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap Perilaku
Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas Syiah Kuala”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol. 1 (2) : 252 – 263.

Anda mungkin juga menyukai