Oleh
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang ditandai oleh perubahan dinamis dalam dunia bisnis,
keuangan, dan ekonomi, profesi akuntansi memegang peran penting sebagai
penjaga integritas informasi keuangan. Kepatuhan etis dalam praktik akuntansi
adalah fondasi utama yang memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan
oleh perusahaan adalah akurat, dapat diandalkan, dan adil. Praktik akuntansi yang
etis bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga esensi dari keberlanjutan dan
kredibilitas perusahaan, yang pada akhirnya memengaruhi kepercayaan pemegang
saham, investor, pihak berkepentingan, dan masyarakat umum.
Sayangnya, seiring dengan semakin kompleksnya lingkungan bisnis dan
perkembangan teknologi, muncul berbagai dilema etis yang dapat menguji
integritas para profesional akuntansi. Kasus penipuan keuangan dan pelanggaran
etika yang merusak reputasi perusahaan serta kepercayaan publik menjadi sorotan
utama. Oleh karena itu, program pelatihan etika akuntansi telah menjadi bagian
penting dari strategi perusahaan untuk mengatasi tantangan etis ini.
Program pelatihan etika akuntansi bertujuan untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang prinsip-prinsip etika yang harus diikuti oleh para profesional
akuntansi. Selain itu, program ini juga berupaya mengembangkan keterampilan
dalam menghadapi situasi etis yang kompleks dan memberikan panduan tentang
bagaimana mengambil keputusan yang etis dalam praktik akuntansi sehari-hari.
Meskipun banyak perusahaan dan lembaga telah mengimplementasikan program
pelatihan etika akuntansi, masih ada pertanyaan yang mengemuka seputar
efektivitas sebenarnya dari program-program ini. Apakah program pelatihan etika
akuntansi mampu mengubah perilaku dan meningkatkan kesadaran etis para
profesional akuntansi? Bagaimana dampak dari program tersebut dapat diukur dan
dinilai secara komprehensif?
Evaluasi menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Evaluasi
program pelatihan etika akuntansi adalah suatu proses yang kritis untuk
mengevaluasi efektivitas program tersebut dalam mencapai tujuannya. Melalui
evaluasi, perusahaan dan lembaga dapat menilai sejauh mana program pelatihan
ini memengaruhi perilaku dan kesadaran etis peserta, dan dengan demikian, dapat
menentukan apakah investasi dalam program tersebut sebanding dengan hasil
yang dicapai.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kualitatif mendalam terhadap
Program Pelatihan Etika Akuntansi dengan fokus pada bagaimana program ini
dapat meningkatkan kesadaran etis dan kepatuhan etis di kalangan para
profesional akuntansi. Evaluasi ini akan memberikan wawasan yang lebih
mendalam tentang pengalaman peserta dalam program pelatihan, dampaknya pada
praktik akuntansi sehari-hari, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitasnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas program pelatihan etika
akuntansi, perusahaan dan lembaga dapat melakukan perbaikan berkelanjutan
pada program mereka atau mengembangkan inisiatif baru yang lebih sesuai
dengan tantangan etis yang dihadapi oleh para profesional akuntansi dalam dunia
bisnis yang terus berubah. Dengan demikian, penelitian ini memiliki dampak yang
potensial untuk memperkuat integritas dan etika dalam praktik akuntansi, yang
pada gilirannya akan berdampak positif pada kepercayaan publik terhadap laporan
keuangan perusahaan dan stabilitas pasar finansial secara keseluruhan.
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku
anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat (Mulyadi,
2002). Kepatuhan terhadap kode etik, sama seperti semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman atau persepsi
terhadap kode etik. Oleh karena itu pemahaman setiap akuntan tentang kode etik
profesi akuntansi yang berlaku di Indonesia dapat pula berbeda antara satu dengan
yang lain.
Prinsip etika profesi antara lain menyebutkan bahwa dengan menjadi anggota,
seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri diatas dan
melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan. Prinsip Etika Profesi dalam
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan
merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Selain itu,
prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan
pengorbanan keuntungan pribadi (IAI, 1998 dalam Ludigdo, 2007: 58). Dalam
Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi adalah
memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
Ikatan Akuntansi Indonesia telah berupaya untuk melakukan penegakan etika
profesi bagi akuntan. Etika profesi berperan penting 3 dalam membentuk tenaga–
tenaga yang profesional dengan mempertahankan kode etik.
Berbagai kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi apabila setiap akuntan
mempunyai pengetahuan, pemahaman dan kemampuan untuk menerapkan nilai
nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan
profesionalnya. Oleh karena itu terjadinya berbagai kasus seharusnya memberi
kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan
profesi akuntan (Ludigdo dalam Tikollah, Triyuwono dan Ludigdo 2006). Semua
profesi apapun harus berperilaku etis yaitu bertindak sesuai dengan moral dan
nilai-nilai yang berlaku. Untuk mendukung profesionalisme auditor, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan suatu standar profesi yang memuat
seperangkat prinsip-prinsip moral tentang perilaku profesional yaitu kode etik
Akuntan Indonesia yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para klien,
antara akuntan dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Dalam
Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi adalah
memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,mencapai
tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik.Ikatan
Akuntansi Indonesia telah berupaya untuk melakukan penegakan etika profesi
bagi auditor.
Menurut Griffin dan Ebert (dalam Maryani dan Ludigdo, 2001) sikap dan perilaku
etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma 4 sosial yang
diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat
dan yang membahayakan. Perilaku etis akuntan sangat menentukan posisinya di
masyarakat sebagai pemakai jasa profesi akuntan. Untuk mempelajari perilaku
dari para pemimpin di masa depan dapat dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang
(Reiss & Mitra, 1998). Perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk mengetahui sejauh
mana mereka akan berperilaku etis atau tidak di masa yang akan datang.
Masalah etika menjadi suatu isu yang penting dalam bidang akuntansi di
perguruan tinggi, karena lingkungan pendidikan memiliki andil dalam membentuk
perilaku mahasiswa untuk menjadi seorang yang profesional. Perguruan tinggi
merupakan penghasil sumber daya manusia yang profesional, yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan pasar yang ada, oleh karena itu dituntut dapat
menghasilkan tenaga profesional yang memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidang
ilmunya, dan juga memiliki perilaku etis yang tinggi (Rahmi dan Hastuti, 2007).
Hasil penelitian terdahulu Winarna dan Retnowati (2003) menunjukkan untuk
prinsip etika secara keseluruhan disimpulkan bahwa antara akuntan publik,
akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi mempunyai perbedaan persepsi yang
signifikan terhadap kode etik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ekayani
dan Putra (2003) bahwa ada perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa
dengan akuntan yaitu mahasiswa mempunyai persepsi yang lebih baik
dibandingkan dengan akuntan terhadap etika bisnis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang efektivitas Program Pelatihan Etika Akuntansi dalam
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan etis di kalangan profesional akuntansi.
Tujuan-tujuan penelitian yang lebih rinci dan komprehensif adalah sebagai
berikut:
1. Mengevaluasi Efektivitas Program Pelatihan Etika Akuntansi:
Mengukur sejauh mana program pelatihan etika akuntansi berhasil
meningkatkan tingkat kesadaran etis peserta.
Mengidentifikasi dampak program pelatihan dalam mengubah
perilaku peserta dalam praktik akuntansi sehari-hari.
Menilai apakah program ini efektif dalam membantu peserta
memahami implikasi etis dari keputusan-keputusan yang mereka
buat dalam praktik akuntansi.
2. Mengevaluasi Dampak Program Pelatihan Etika Akuntansi Terhadap
Kepatuhan Etis:
Menilai apakah program pelatihan etika akuntansi berkontribusi
pada peningkatan kepatuhan etis dalam praktik akuntansi peserta.
Mengukur perubahan sikap peserta terhadap masalah etika dalam
akuntansi setelah mengikuti program.
Mengidentifikasi cara di mana program ini dapat memengaruhi
peserta untuk mengambil keputusan yang etis dalam situasi dunia
nyata.
3. Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Program:
Meneliti faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
efektivitas program pelatihan etika akuntansi.
Mengidentifikasi peran pengajar, materi pelatihan, dan metode
pengajaran dalam mempengaruhi hasil program.
Mengeksplorasi bagaimana pengalaman dan latar belakang peserta
memengaruhi efektivitas program ini.
4. Mengembangkan Metode Pengukuran dan Evaluasi Dampak Program:
Menyusun metode yang efektif untuk mengukur dampak program
pelatihan etika akuntansi, termasuk metrik-metrik yang relevan
untuk mengukur kepatuhan etis di tempat kerja.
Menilai bagaimana program ini dapat memengaruhi praktik
akuntansi peserta dalam jangka panjang dan apakah efek positif
berlanjut seiring berjalannya waktu.
5. Membandingkan Efektivitas Program Pelatihan Etika Akuntansi di
Berbagai Konteks:
Mengidentifikasi perbedaan efektivitas program pelatihan etika
akuntansi antara sektor industri yang berbeda.
Menilai apakah faktor budaya atau geografis memengaruhi respons
peserta terhadap program ini.
Menganalisis apakah program-program pelatihan perlu disesuaikan
dengan konteks dan budaya tempat peserta bekerja.
6. Mengidentifikasi Peran Pemimpin Organisasi dalam Meningkatkan
Kepatuhan Etis:
Menginvestigasi peran pemimpin organisasi, termasuk manajemen
tingkat atas, dalam mendukung dan mempromosikan kepatuhan
etis di dalam perusahaan.
Menilai apakah pemimpin organisasi memiliki pengaruh yang
signifikan dalam mendorong peserta program pelatihan etika
akuntansi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip etika dalam
praktik sehari-hari.
A. Landasan Teori
Etika dalam Profesi
Pengertian Etika Profesi Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk dapat atau bisa memberikan suatu pelayanan professional
terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni
sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban
terhadap masyarakat. Secara umum, pengertian etika profesi
ni merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional yakni
sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan juga
menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi)
didalam kehidupan manusia.Berikutini merupakan fungsi etika profesi
diantaranya sebagai berikut :
Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi
tertentu.
Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di
luar organisasi, terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.
Berikutini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :
Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profess
Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.
Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.
Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
juga terjalin dengan erat
Prinsip Etika Profesi Ikatan
Akuntan Indonesia Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia yang
diputuskan dalam kongres VIII tahun 1998, yaitu (lAI 2006:20000.7):
Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesionai, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan profesionai dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Paham manfaat dan utilitarianisme Teori utilitarian mengakui bahwa
pengambilan keputusan mencakup pilihan antara manfaat dan beban dari
tindakan-tindakan altematif, dan memfokuskan pada konsekuensi tindakan
pada individu yangterpengaruh.
Pendekatan berbasis-hak Teori hak mengasumsikan baha individu memiliki
hak tertentu dan individu lainnya memiliki kewajiban untuk menghormati hak
tersebut. Oleh karena itu, seorang pengambilan keputusan yang menglkuti
teori hak harus melakukan tindakan hanya jika tidak melanggar hak seorang
individu.
Pendekatan bcrbasis-keadilan Teori keadilan berhubungan dengan isu
seperti ekuitas, kewajaran dan keadilan. Teori keadilan mencakup dua
prinsip dasar. Prinsip pertama menganggap bahwa setiap orang memiliki
hak untuk memiliki kebebasan pribadi tingkat maksimumyang masih
sesuai dengan kebebasan orang lain. Prinsip kedua menyatakan bahwa
tindakan sosial dan ekonomi harus dilakukan untuk memberikan manfaat
bagi setiap orang dan tersedia bagj semuanya.
B. Program Pelatihan Etika Akuntansi
Program Pelatihan Etika Akuntansi adalah serangkaian kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dirancang khusus untuk mengembangkan pemahaman dan
kesadaran etis dalam profesi akuntansi. Program ini bertujuan untuk
mempersiapkan para profesional akuntansi dengan keterampilan, pengetahuan,
dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi dilema etis yang kompleks dalam
praktik akuntansi mereka. Program pelatihan etika akuntansi melibatkan
penyampaian materi pelatihan, diskusi, studi kasus, dan aktivitas pembelajaran
lainnya yang dirancang untuk membantu peserta dalam mengembangkan
kemampuan mereka untuk mengambil keputusan etis dan menjalankan tugas
mereka dengan integritas.
Komponen Utama Program Pelatihan Etika Akuntansi:
1. Materi Pelatihan Etika: Ini mencakup pengajaran prinsip-prinsip etika, kode
etik profesi akuntansi, dan kasus-kasus etika yang relevan. Materi pelatihan ini
membantu peserta memahami dasar-dasar etika dalam konteks profesi
akuntansi.
2. Studi Kasus Etika: Program sering kali mencakup studi kasus etika yang
memungkinkan peserta untuk menghadapi situasi dunia nyata di mana mereka
harus membuat keputusan etis. Studi kasus ini membantu peserta dalam
mengembangkan keterampilan analisis etis.
3. Diskusi Kelompok: Diskusi kelompok memungkinkan peserta untuk berbagi
pandangan mereka tentang isu-isu etika dan untuk belajar dari pengalaman
dan perspektif sesama peserta.
4. Pengembangan Keterampilan Pengambilan Keputusan Etis: Program ini juga
dapat melibatkan latihan dalam pengambilan keputusan etis. Peserta diajarkan
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika dalam praktik akuntansi mereka.
5. Evaluasi Diri dan Refleksi: Program pelatihan etika akuntansi mendorong
peserta untuk mengevaluasi nilai-nilai pribadi mereka, sikap terhadap etika,
dan bagaimana mereka dapat menjadi agen perubahan positif dalam praktik
akuntansi.
6. Pengujian Pengetahuan Etika: Beberapa program pelatihan mengikutsertakan
pengujian atau ujian untuk mengukur pemahaman peserta tentang materi etika
yang diajarkan selama pelatihan.
7. Pendampingan dan Konseling: Dalam beberapa kasus, program pelatihan
dapat menyediakan pendampingan atau konseling kepada peserta yang
menghadapi dilema etis tertentu dalam praktik akuntansi mereka.
Program pelatihan etika akuntansi bertujuan untuk menghasilkan profesional
akuntansi yang memiliki kesadaran etis yang kuat, kemampuan untuk mengenali
dilema etis, dan keterampilan dalam mengambil keputusan yang etis. Program ini
juga mendukung budaya etis di perusahaan dan organisasi dengan memastikan
bahwa anggota tim akuntansi memiliki landasan moral yang kuat dalam
menjalankan tugas mereka. Dengan demikian, Program Pelatihan Etika Akuntansi
memiliki peran penting dalam memastikan integritas dan kepatuhan etis dalam
praktik akuntansi di berbagai sektor industri dan organisasi
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Program Pelatihan Etika
Banyak faktor yang dapat memengaruhi efektivitas program pelatihan etika
akuntansi. Beberapa faktor tersebut termasuk metode pengajaran, kualifikasi
pengajar, dukungan manajemen, dan budaya organisasi (Sikka, 2010). Faktor-
faktor ini dapat berinteraksi dan memiliki dampak yang signifikan pada hasil dari
program pelatihan etika akuntansi.
Efektivitas Program Pelatihan Etika Akuntansi dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi
program tersebut. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi
efektivitas program pelatihan etika akuntansi:
1. Desain Program:
Materi Pelatihan: Kualitas materi pelatihan, termasuk pemahaman
konsep etika akuntansi dan relevansi materi dengan praktik akuntansi
sehari-hari, sangat penting.
Metode Pengajaran: Metode pengajaran yang digunakan, seperti studi
kasus, diskusi, atau simulasi, dapat memengaruhi keterlibatan peserta dan
pemahaman mereka.
2. Kualifikasi Pengajar:
Pengajar yang memiliki pemahaman mendalam tentang etika akuntansi
dan pengalaman dalam praktik akuntansi dapat meningkatkan kredibilitas
program.
3. Dukungan Manajemen:
Dukungan dan komitmen dari manajemen tingkat atas dalam organisasi
sangat penting. Manajemen yang mendukung secara aktif program
pelatihan etika akan memotivasi partisipasi peserta.
4. Budaya Organisasi:
Budaya organisasi yang mendorong integritas dan praktik etis dapat
memfasilitasi implementasi pelajaran dari program ke dalam pekerjaan
sehari-hari.
5. Pengukuran Efektivitas:
Program pelatihan perlu memiliki metrik yang jelas untuk mengukur
efektivitasnya. Pengukuran ini dapat berupa perubahan dalam pemahaman
etis, tingkat partisipasi, atau perubahan perilaku.
Pentingnya hubungan antara kesadaran etis dan kepatuhan etis adalah bahwa pemahaman
dan kesadaran etis yang kuat dapat membantu mendorong perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai etis, yang pada gilirannya dapat memperkuat integritas individu atau organisasi
dan menciptakan lingkungan yang lebih etis dalam berbagai konteks, termasuk di dunia
bisnis, profesi, dan kehidupan sehari-hari. Kesadaran etis yang tinggi dapat membantu
mencegah tindakan-tindakan yang melanggar etika dan mendukung praktik-praktik yang
lebih baik dalam hal moralitas dan kepatuhan terhadap norma-norma etis
Dampak Program Pelatihan Etika pada Perilaku Peserta
Penelitian empiris telah mengidentifikasi perubahan perilaku yang mungkin
terjadi setelah peserta mengikuti program pelatihan etika. Misalnya, penelitian
oleh Shaub (1994) menunjukkan bahwa program pelatihan etika akuntansi dapat
memengaruhi keputusan etis yang diambil oleh peserta dalam situasi dunia nyata.
Pengukuran Dampak Program Pelatihan Etika
Mengukur dampak program pelatihan etika akuntansi adalah tantangan tersendiri.
Terdapat berbagai metode pengukuran, seperti kuesioner, studi kasus, dan
pengamatan lapangan (Rest, 1986). Namun, pengukuran dampak jangka panjang
dari program tersebut juga penting untuk menilai efektivitasnya secara
menyeluruh.
Faktor Budaya dalam Etika Akuntansi
Etika akuntansi dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Beberapa penelitian (Leung
et al., 2005) telah mengidentifikasi perbedaan etika akuntansi di berbagai budaya
dan menyoroti pentingnya memahami budaya lokal dalam konteks praktik
akuntansi internasional.
Peran Pemimpin Organisasi dalam Mendorong Etika Akuntansi
Pemimpin organisasi memainkan peran kunci dalam mempromosikan integritas
dan etika dalam perusahaan. Penelitian (Trevino et al., 2003) menunjukkan bahwa
komitmen pemimpin organisasi terhadap etika dapat memengaruhi sikap dan
perilaku etis karyawan.
Manfaat Program Pelatihan Etika Akuntansi pada Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan dapat dipengaruhi oleh praktik etis yang diterapkan oleh
karyawannya. Penelitian sebelumnya (Weaver et al., 1999) telah menunjukkan
bahwa perusahaan yang mendorong partisipasi dalam program pelatihan etika
dapat memperkuat reputasinya di mata publik.
Peran Program Pelatihan Etika dalam Membentuk Budaya Organisasi
Program pelatihan etika akuntansi juga dapat berkontribusi pada pembentukan
budaya organisasi yang lebih etis. Penelitian (Brown et al., 2006) telah
menunjukkan bahwa program ini dapat membantu membangun budaya di mana
integritas dan etika menjadi nilai inti.
BAB III
Metodologi Penelitian
Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yang mendalam untuk
menginvestigasi efektivitas Program Pelatihan Etika Akuntansi dalam meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan etis di kalangan profesional akuntansi. Pendekatan ini akan
memungkinkan penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
pengalaman peserta, faktor-faktor yang memengaruhi hasil program, dan dampak jangka
panjang dari program pelatihan.
Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian studi kasus. Studi kasus adalah
pendekatan yang cocok karena dapat menggali isu-isu yang kompleks dan kontekstual
dengan mendalam, serta memungkinkan penelitian untuk memeriksa efektivitas program
pelatihan etika akuntansi dalam situasi dunia nyata. Setiap studi kasus akan fokus pada
satu program pelatihan etika akuntansi yang telah diimplementasikan dalam sebuah
perusahaan atau organisasi.
Analisis Data
Analisis data akan melibatkan proses berikut:
1. Transkripsi Wawancara: Wawancara akan direkam dan kemudian
ditranskripsi secara lengkap dan akurat.
2. Analisis Tema Kualitatif: Data wawancara dan dokumen akan dianalisis
menggunakan metode analisis tematik. Tema-tema utama akan
diidentifikasi, dan data akan dikelompokkan sesuai dengan tema-tema ini.
3. Penyelarasan Data: Data dari berbagai sumber akan diselaraskan untuk
memahami konvergensi dan perbedaan dalam temuan.
4. Interpretasi Hasil: Hasil analisis akan diinterpretasikan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas program
pelatihan etika akuntansi dan dampaknya pada peserta.
Etika Penelitian
Penelitian ini akan mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian, termasuk privasi dan
anonimitas peserta. Selain itu, izin dan persetujuan akan diperoleh dari perusahaan
atau organisasi yang bersangkutan sebelum memulai penelitian.
Kerangka Waktu
Penelitian ini diharapkan akan berlangsung selama periode waktu yang cukup
untuk melakukan wawancara, menganalisis data, dan menghasilkan temuan.
Rencana kerangka waktu akan disesuaikan dengan kompleksitas dan skala
penelitian yang direncanakan.
Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, termasuk:
1. Pengumpulan data melalui wawancara dengan peserta program pelatihan
etika akuntansi.
2. Analisis data untuk mengidentifikasi pola-pola dan temuan-temuan utama.
3. Penyusunan laporan evaluasi yang mencakup temuan-temuan dan
rekomendasi.
Waktu Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memakan waktu sekitar enam bulan untuk
diselesaikan, dimulai dari bulan Oktober 2023 hingga Maret 2024.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tuntutan etika yang semakin meningkat dalam profesi
akuntansi, Program Pelatihan Etika Akuntansi memiliki potensi besar untuk
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan etis di kalangan profesional akuntansi.
Melalui evaluasi yang komprehensif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas program tersebut, sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terhadap praktik akuntansi yang lebih etis di masa
depan.
Daftar pustaka
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/1187
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/aktadmin,
+ARTIKEL+SKRIPSI+Syukriyah%20(1).pdf
https://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/704
https://www.publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK/article/view/143/131
https://journal-mbs.com/index.php/mbs/article/view/8
https://lpm.uma.ac.id/prinsip-prinsip-penting-dalam-etika-profesi-dan-4-
manfaatnya/#:~:text=Prinsip%2DPrinsip%20dalam%20Etika%20Profesi,%2C
%20otonomi%2C%20dan%20integritas%20moral.