Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISU ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI

(Disusun untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang diampu
oleh Bapak Amir Lukum S.Pd,MSA)

Disusun oleh :

Nur Iman Nasaru (921415097)


Nur Ain Panigoro (921415021)
Kartika Fatmawati Pausther (921417027)

Nur’Ain Ismail (921417043)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kelompok pada mata kuliah “Etika Bisnis dan Profesi” dengan judul “Isu
Etika Dalam Praktik Akuntansi”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kai mengharapkan kritik serta salam dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak
Amir Lukum S.Pd,MSAselaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah
membimbing kami dengan baik. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Gorontalo, 05 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penerapan etika bisnis dalam suatu organisasi yang bertujuan memperoleh laba dengan
cara menghimpun dana dari masyarakat merupakan isu yang sering dikaji secara mendalam.
Secara teoretis penerapan etika merupakan suatu hal yang mudah dilakukan dan diterapkan.
Secara teoretis isu etika dapat dilihat dari berbagai macam aspek dan sudut pandang yang
mampu melihat suatu masalah secara komprehensif. Beberapa peneliti telah memberikan
pandangan dan pendapat mengenai konsep dasar etika dan keterkaitannya dengan penerapan di
lingkungan bisnis.

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang
merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap
kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi
sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan
demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam
sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalaui pengambilan
keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat.

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan


informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan
penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian, evaluasi serta pengambilan keputusan.
Akuntansi manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan
perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para
akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya dan etis.

Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan


aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan pihak
eksternal. Oleh karena tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi kepada pihak
yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh
semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dimaksud harus mampu
menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Banyaknya penyimpangan etika profesi dan bisnis yang terjadi pada perusahaan
terkemuka terkait bidang akuntansi keuangan dan manajemen maka penulis akan mengkaji
beberapa kasus dengan bermacam motif serta latar belakang. dengan demikian, pada akhirnya
kajian ini sekaligus berdampak positif bagi etika dan profesi Akuntansi.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Tanggung Jawab akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen?

2. Apa persamaan dan perbedaan akuntansi keuangan dan manajemen?

3. Apa kriteria standar perilaku akuntan manajemen?

4. Bagaimana Etika Profesi Akuntan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui Tanggung Jawab akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan akuntansi keuangan dan manajemen

3. Untuk mengetahui kriteria standar perilaku akuntan manajemen

4. Untuk mengetahui Etika Profesi Akuntan

1.4. Manfaat Pembuatan Makalah

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon
pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsip-prinsip, tujuan,
serta peran etika bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang riil di
masyarakat pada umumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tanggung Jawab Akuntansi Keuangan dan Manajemen

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang
merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap
kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat dipelajari, tetapi sejumlah
besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian
merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan
manajemen sumber daya yang tepat

Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan
keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah.
Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi dimana
aktiva adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam
upaya untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang
hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan
tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik
perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban
keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan di
dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan
demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui
laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai
diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun
1984.

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi
akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan
biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi
akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan
bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk
perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi
penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada
pekerja, pengamanan asset.

Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian dan
interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk merumuskan strategi, proses
perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan
pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan
perlindungan atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan
dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif kebijakan atau
tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk membantu pimpinan.

Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang diterima
baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prisnsip
pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi
operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya.

2.2. Persamaan Dan Perbedaan Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di
dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.

Berikut persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen :

1. Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar
juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen.

2. Menggunakan Sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan
informasi yang disajikan kepada pemakainya

Berikut perbedaan akuntansi keuangan dan manajemen :

UNSUR AKUNTANSI AKUNTANSI

PERBEDAAN KEUANGAN MANAJEMEN

Dasar pencatatan Prinsip Akuntansi yang lazim Tidak terikat dengan Prinsip
Akuntansi yang lazim

Fokus Informasi Informasi masa lalu Informasi masa lalu dan masa
yang akan datang.

Lingkup Informasi Secara keseluruhan Bagian perusahaan

Sifat laporan yang dihasilkan Berupa ringkasan Lebih rinci dan unsur taksiran
lebih dominan.

Keterlibatan dalam perilaku Lebih mementingkan Lebih bersangkutan dengan


manusia. pengukuran kejadian pengukuran kinerja
ekonomi manajemen.

Disiplin Sumber yang Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Ilmu


Melandasi Psikologi Sosial.

2.3. Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen

Ada beberapa standar etika untuk akuntansi manajemen yaitu :

 Competence (Kompetensi)

Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan
yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya,
diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional
yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan.

 Confidentiality (Kerahasiaan)

Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh
dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya
tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat)
dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi
rahasia yang diperoleh.

 Integrity (Kejujuran)

Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan
profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat,
menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan, menolak hadiah,
bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam
pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas,
mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam
keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.

 Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)

Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karena disebabkan


prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain, seperti memberitahukan
informasi dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
 Whistle Blowing

Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk


membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah
moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia
perusahaan.

 Creative Accounting

Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan


kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik)
dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd,
1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer dan
akuntan. Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian
laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan
metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transaksi dalam suatu
periode ke periode yang lain).

 Fraud Accounting

Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan
secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini
termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan
penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.

 Fraud Auditing ( Kecurangan Audit )

Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial.


Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial
memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal
investigator.

2.4. Etika Profesi Akuntan

Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
sebagai Akuntan.

Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu :
 Pra Revolusi Industri

 Masa Revolusi Industri tahun 1900

 Tahun 1900 – 1930

 Tahun 1930 – sekarang

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam
menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa
etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola
etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik
yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes,
1996). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia
informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode
etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan
masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini
yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh
kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik
bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu
yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).

Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor
dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode
etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di
lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).

Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan
karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:

 Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan
peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional
mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua
anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

 Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi
akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan
yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia
bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan
tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan
sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan
dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk
mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati
kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara
terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

 Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas
mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.

 Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja
dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam
berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang
bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan
manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih
orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota
harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan
pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan
dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi
menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota
atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak
lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi
masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

 Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat
dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi
kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

 Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi
kerja dan masyarakat umum.

 Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan
pengaturan perundang-undangan yang relevan.

STUDI KASUS

1. Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi: KPK Periksa Wawan atas Kasus Korupsi Alat
Kesehatan

TEMPO.CO, Jakarta - Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten nonaktif Atut
Chosiyah, untuk pertama kalinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta,
Jumat, 4 Juli 2014, sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan alat kesehatan Tangerang
Selatan. Menurut juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, sebelumnya periksaan Wawan
tidak masuk dalam agenda pemeriksaan hari Jumat. "Ada tambahan pemeriksaan atas nama
TCW, diperiksa sebagai tersangka kasus pengadaan alat kesehatan Tangerang Selatan," kata
Johan.

Wawan masuk ke gedung KPK sekitar pukul 14.00 dan keluar pukul 18.30 WIB. Suami
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ini saat ditanya wartawan setelah diperiksa
tak mengucap sepatah kata pun. Penasihat hukum Wawan, Maqdir Ismail, menuturkan kliennya
diperiksa atas kasus proyek pengadaan barang senilai sekitar Rp 20 miliar itu. "Dia juga diminta
konfirmasinya terkait dengan dokumen proyek itu," ujarnya.

Menurut dia, Wawan hanya tahu proses sesudah lelang. "Proses pengadaan barangnya, ia
tidak tahu," kata Maqdir. Dia menuturkan yang paling tahu soal pengadaan barangnya adalah
Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Dadang M. Epid. Pada pertengahan Juni lalu,
Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Wawan sudah divonis 5 tahun
penjara atas kasus suap penanganan sengketa pemilu kepala daerah Lebak dan Banten di
Mahkamah Konstitusi. Dia juga diduga terlibat kasus korupsi pengadaan alat kesehatan
Tangerang Selatan dan Banten. Juga kasus pencucian uang. Tiga kasus ini masih dalam proses
penyidikan.
2. Kasus Akuntansi Keuangan pada PT KAI Tahun 2006

Transparasi serta kejujuran dalam pengelolahan lembaga yang merupakan salah satu
derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja
keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun 2005, pihak KAI mengumumkan bahwa
keuntungan sebesar Rp 6,90 Milyar telah diraihnya. Padahal apabila dicermati, sebenarnya ia
harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 Milyar.

Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih
pajak pihak ketiga. Tetapi dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai
pendapatan. Padahal berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan
dalam bentuk pendapatan atau aset.

Komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan bahwa ada manipulasi


laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan mengalami kerugian tetapi
dilaporkan mendapatkan keuntungan. Komisaris PT KAI mengetahui bahwa ada sejumlah pos-
pos yang seharusnya dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan tetapi malah dinyatakan
sebagai aset perusahaan. Jadi disini ada permainan atau trik-trik akuntansi yang sedang
dijalankan.

Di lain pihak PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut
hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih,
terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tak tertagih itu bukan
pendapatan. Sehingga sebagai konsekuensinya, PT KAI seharusnya mengakui menderita
kerugian.

ANALISA STUDI KASUS

Dari pembahasan beberapa kasus tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya masing – masing
permasalahan telah memiliki peraturan yang jelas dalam pengaturannya. Seharusnya, perusahaan
- peraturan terkait menggunakan peraturan tersebut menjadi dasar bagi perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Di dalam kasus yang
terjadi, peran akuntan di dalam perusahaan sangat nyata bahwa mereka juga turut ambil bagian
pada operasi perusahaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ketika menemui suatu permasalahan terkait etika di dalam perusahaan, seharusnya akuntan baik
secara individu maupun bersama – sama dengan koleganya, baik secara formal maupun tidak
formal, wajib untuk mempertimbangkan banyak faktor dalam kaitan penyelesaian permasalahan
etika yang ada di perusahaan. Dan apabila dalam penyelesaiannya tetap tidak menemukan jalan
keluar, maka sebaiknya akuntan berkonsultasi dengan perusahaan atau bahkan meminta nasihat
profesional dari organisasi profesi yang relevan bahkan penasihat hukum tanpa mengabaikan
prinsip kerahasiaan sesuai dengan yang telah diatur pada IFAC bagian 100.17 hingga 100.22.
Meskipun demikian, akuntan perusahaan mungkin menghadapi ancaman intimidasi dimana ada
tekanan bahwa akuntan perusahaan bekerja untuk perusahaan sehingga obyektifitasnya
terpengaruhi. Hal ini yang menjadi tantangan bagi akuntan internal perusahaan, terutama akuntan
yang terlibat di dalam perusahaan yang memiliki kasus seperti Indofarma dan Asian Agri yang
diangkat oleh penulis.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen melibatkan


pihak akuntan profesional di dalam internal perusahaan. Kode Etik untuk akuntan yang
bergerak pada bidang ini terdapat di dalam IFAC bagian C. Akuntan yang berada di dalam
internal perusahaan tentunya sangat berperan di dalam budaya kerja perusahaan, bahkan
disebutkan pula bahwa seharusnya akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif untuk
mendorong pembangunan budaya kerja yang memegang etika di dalam perusahaan. Akan
tetapi akuntan profesional tidak terlepas dari ancaman yang ada dengan bekerja di dalam
perusahaan. Akuntan profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan juga
memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etika dan juga independensinya.
Apabila akuntan tidak dapat melakukannya, maka akuntan akan dapat dengan mudah terlibat di
dalam permasalahan yang ada pada perusahaan.

3.2. Saran

Akuntan yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan harus memberikan


informasi kepada pihak perusahaan mengenai peraturan – peraturan yang berlaku umum,
sehingga perusahaan dapat menerapkan peraturan yang berlaku pada operasi perusahaan secara
keseluruhan. Dengan demikian, akuntan telah berkontribusi dalam membangun budaya kerja
yang beretika di dalam perusahaan. Selain itu, akuntan juga perlu tegas di dalam menghadapi
permasalahan terkait etika yang ada di dalam perusahaan karena tingkah laku akuntan akan
mempengaruhi seluruh profesi akuntan.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Gunadi. 1994. Transfer Pricing Suatu Tinjauan Akuntansi Manajemen dan Pajak. Jakarta: Bina
Rena Pariwar.

Keraf, A. Sonny, dan Robert Haryono Imam. 1995. Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis
sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kanisius.

http://www.bapepam.go.id/old/old/news/NOP2004/indo_farma.pdf

http://www.rmol.co/read/2011/02/20/18755/PT-Indofarma-Servis-Bekas-Pejabat-2,6-Miliar-

http://www.merdeka.com/peristiwa/eks-direktur-pt-indofarma-tbk-dituntut-3-tahun.html

http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-etika-profesi- akuntansi.html (Diunduh


tanggal 10 November 2015)

http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dan-profesi-etika- dalam.html?
showComment=1447136461947#c7919505745594098603 (Diunduh Tanggal 10 November
2015)

https://www.academia.edu/8747154/Etika_dalam_Praktik_Akuntansi_Manajemen
_dan_Akuntansi_Keuangan (Diunduh Tanggal 10 November 2015)

http://karsantireno.blogspot.co.id/2015/10/kasus-pelanggaran-etika-profesi.html?m=1

http://nelo-neloli.blogspot.com/2011/10/etika-profesi-akuntansi.html

http://sefianoarni.blogspot.com/2011/11/tulisan-etika-profesi-akuntansi_9627.html

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset
Akuntansi . Kompak, STIE YO.

Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam Konvensi
Nasional Akuntansi III. IAI.

Anda mungkin juga menyukai