Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD

PADA PT. ANEKA TAMBANG, TBK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Etika Bisnis & Profesi Akuntan yang diampu oleh:

Dr.Endang Etty Merawati,SE., MM., Ak

Oleh:

Kurnia Windarti

N.P.M : 1221218006

JURUSAN REGULER KHUSUS S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa

saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan materi dan sarannya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih

jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

i
DAFTAR ISI
H
alaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LANDASAN TEORI 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 7
B. Kebijakan dan Struktur Corporate Governance
PT. Aneka Tambang, Tbk 8
C. Hasil Perhitungan ASEAN Corporate Governance
(CG) Scorecard 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Ketika melakukan pengambilan keputusan investasi, investor tidak lagi

semata-mata memperhatikan perolehan profit yang dapat dihasilkan

perusahaan. Lebih penting dari itu, investor saat ini menaruh perhatian besar

terhadap corporate governance perusahaan dimana mereka akan berinvestasi.

Nasrum (2013) mengungkapkan bahwa penerapan good corporate governance

berpengaruh positif terhadap keputusan investasi di perusahaan yang listing di

Bursa Efek Indonesia. Perkembangan corporate governance berangkat dari

teori keagenan (agency theory) yang dikembangkan oleh Jensen dan Merckling

pada tahun 1976. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang

saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan

pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan

pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manajemen harus

mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.

Dalam menjalankan perannya sebagai agen, seringkali manajemen yang

memiliki informasi yang lebih banyak dibanding prinsipal. Hal ini

mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan informasi (asymmetric

information). Ketidakseimbangan informasi sering menimbulkan konflik

kepentingan antara prinsipal dan agen. Corporate governance dikembangkan

untuk dapat mengatasi konflik kepentingan ini dengan upaya memberikan

perlindungan yang memadai kepada pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya.

1
Menurut Organization for Economic Corporation and Development

(EOCD, 2004), corporate governance merupakan sebuah elemen kunci dalam

meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan investor. Corporate governance terdiri atas seperangkat tata

hubungan diantara manajemen perseroan (direksi), dewan komisaris,

pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan menurut

Keputusan Mentri BUMN Nomor kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan

Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka panjang lainnya berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan

dan nilai-nilai etika. Corporate governance menjadi isu penting di Indonesia

sejak terjadinya krisis keuangan yang melanda Asia di sekitar tahun 1997-

1998. Krisis ini diperburuk lagi dengan krisis politik dengan kejatuhan

pemerintahan Soeharto di tahun 1998 hingga akhirnya merusak perekonomian

Indonesia secara keseluruhan (Maksum, 2005). Pada masa itu tingkat

kepercayaan pemilik modal menurun. Investor berbondong-bondong

melakukan penarikan atas investasi yang ditanamkan, yang berakibat pada

perlambat perputaran roda perekonomian. Sebagai upaya pembenahan dan

mengembalikan kepercayaan investor, pada tahun 1999 pemerintah Indonesia

membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)

yang kemudian berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2004. Menurut

KNKG (2006) terdapat lima prinsip dalam Good Corporate Governance yang

terdiri atas, Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability),

Responsibilitas (Responsibility), Independensi (Independency), dan Kewajaran

2
dan kesetaraan (Fairness). Good Corporate Governance diperlukan untuk

mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan

peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu penerapan Good Corporate

Governance perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu

negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar,

dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha (KNKG, 2006).

BAPEPAM sebagai lembaga yang memiliki otoritas di pasar modal

mewajibkan kepada perusahaan yang listing di bursa efek Indonesia untuk

menerapkan Corporate governance sesuai dengan poin-poin yang ditetapkan.

Demikian juga halnya dengan perbankan. Artikel ini akan melakukan

pengujian “Apakah penerapan good corporate governance di PT Aneka

Tambang Tbk telah memuaskan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh

ASEAN corporate governance (CG) Scorecard?”.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengendalian internal

perusahaan yang memiliki tujuan untuk mengelola risiko yang signifikan guna

memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan

meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. Dengan

kata lain Corporate Governance mengacu pada metode dimana suatu organisasi

diatur, dikelola, diarahkan, atau dikendalikan dan tujuan-tujuannya tercapai.

Manfaat langsung yang dirasakan perusahaan dengan mewujudkan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance adalah meningkatnya produktivitas dan

efisiensi usaha. Manfaat lain adalah meningkatnya kemampuan operasional

perusahaan dan pertanggungjawaban kepada publik. Selain itu juga

memperkecil praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta konflik kepentingan.

Corporate Governance yang baik dapat mendorong pengelolaan organisasi

yang lebih demokratis (partisipasi banyak kepentingan), lebih accountable

(adanya pertanggungjawaban dari setiap tindakan), dan lebih transparan serta

akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat memberikan manfaat

jangkapanjang.

Asean Corporate Governance Scorecard Pada tahun 2011 melalui ASEAN

Capital Markets Forum (ACMF) dilakukan inisiasi untuk mempromosikan

pengembangan pasar modal yang terintegrasi. Inisiatif ini dilakukan sejalan

dengan upaya untuk mencapai konvergensi di negara-negara ASEAN pada

2015 sebagai komunitas ekonomi yang memiliki daya jual. Salah satu bentuk

hasil dari pelaksanaan ASEAN Capital Markets Forum adalah pembuatan tata

4
kelola perusahaan ASEAN yang bernama Asean Corporate Governance

Scorecard dan peringkat tata kelola perusahaan perusahaan terbuka se-

Kawasan ASEAN. Prinsip Tata Kelola Perusahaan OECD (Prinsip OECD)

digunakan sebagai tolok ukur utama dalam mengembangkan Scorecard,

mengingat penggunaan nya secara global dan menjadi bahan pertimbangan

utama oleh pembuat kebijakan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.

Sebagai pedoman awal penyertaan item dalam Scorecard. Scorecard mencakup

lima bidang Prinsip OECD berikut:

1. Hak pemegang saham (right of shareholder)

2. Kesetaraan pelayanan terhadap pemegang saham (Equitable treatment of

shareholder)

3. Peran pemangku kepentingan (Role of stakeholder)

4. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparancy)

5. Tanggung jawab dewan (Responsibilities of the Board)

Bobot dari masing-masing seksi sebagai berikut:

1) Hak pemegang saham 10%

2) Kesetaraan pelayanan terhadap pemegang saham 15%

3) Peran pemangku kepentingan 10%

4) Pengungkapan dan transparansi 25%

5) Tanggungjawab dewan 40%

Ada dua level dalam ASEAN CG Scorecard, level 1 terdiri atas lima seksi

yang mewakili prinsip-prinsip OECD. Masing-masing prinsip terdiri atas

beberapa pertanyaan, dengan bobot berbeda-beda, seperti gambar dibawah ini.

5
Perhitungan Asean Corporate Governance (CG) Scorecard

Untuk menggunakan instrumen ASEAN CG Scorecard, ada beberapa tahapan

yang harus dilakukan. Level 1 yang terdiri atas 185 yang memiliki bobot yang

berbeda pada masing-masing prinsip OECD. Masing-masing pertanyaan di

level 1 membawa 1 poin. Poin 1 diperoleh jika pertanyaan memberikan

jawaban “Ya”, yaitu jika elemen pertanyaan terdapat dalam laporan tahunan

atau website perusahaan. Jika jawaban “Tidak” maka poinnya 0. Jawaban dapat

juga berupa N/A jika data tidak tersedia. Kemudian total poin poin dari

masing-masing prinsip dikalikan dengan bobot dari prinsip tersebut. Untuk

Level 2 yang terdiri atas 34 pertanyaan berupa bonus dan pinalti, masing-

masing memiliki jumlah poin yang berbeda. Bonus diberikan untuk

mengapresiasi perusahaan yang memberikan lebih dari level 1, sedangkan

pinalti didesain untuk menurunkan nilai perusahaan yang memiliki governance

buruk yang tidak tergambar pada level 1, seperti sanksi dari regulator. Bonus

dan pinalti dirancang untuk menambah kekuatan dari scorecard dalam

mengukur sejauh mana semangat corporate governance implementasikan oleh

perusahaan. Total bonus ditambahkan setelah total akhir dari level 1, dan total

pinalti merupakan pengurang dari total skor.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kegiatan usaha Perseroan ini telah dimulai sejak tahun 1968 ketika

Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari

beberapa Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu

Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara,

Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang

Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek

Intan dan Proyek-proyek Bapetamb. Perseroan didirikan dengan nama

"Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada

tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968.

Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan No. 36, BNRI No. 56, tanggal

5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan

Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas ("Perusahaan

Perseroan") dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero)

Aneka Tambang". Bidang usaha PT Aneka Tambang Tbk adalah berusaha

dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan

usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang berkaitan

dengan pertambangan berbagai jenis galian tersebut. Kegiatan usaha utama PT

Aneka Tambang Tbk adalah bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,

pemurnian serta pemasaran feronikel, emas, perak, bauksit, batubara, alumina

7
dan jasa pemurnian logam mulia. Visi dan Misi PT Aneka Tambang Tbk

adalah sebagai berikut:

1. Visi : Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan

integrasi usaha berbasis sumber daya alam

2. Misi

1) Menghasilkan produkproduk berkualitas dengan memaksimalkan nilai

tambah melalui praktik-praktik industri terbaik dan operasional yang

unggul.

2) Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan,

keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.

3) Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan

pemangku kepentingan.

4) Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta

kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi.

B. Kebijakan dan Struktur Corporate Governance PT Aneka Tambang

Tbk

PT Aneka Tambang Tbk memiliki kebijakan corporate governance yang

disebut dengan Corporate Governance Policy/CGP.CGP merupakan induk

kebijakan Perusahaan yang berisi himpunan pedoman-pedoman pokok

pengelolaan perusahaan yang bersifat holistik dan terintegrasi sesuai prinsip-

prinsip Good Corporate Governance. Semua kebijakan perusahaan diselaraskan

dengan CGP. Code of Conduct (CoC), Charter Dewan Komisaris (BoC

Charter) dan Charter Direksi (BoD Charter), Charter-charter Komite Penunjang

Dewan Komisaris, Charter Internal Audit, Pedoman Kebijakan Manajemen

Risiko, serta kebijakan-kebijakan lainnya diatur untuk dapat mendukung

8
penerapan corporate governance perusahaan secara berkesinambungan dan

konsisten. Bagan berikut menggambarkan hirarki kebijakan perusahaan.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UU PT), corporate governance Perusahaan secara

garis besar tergambarkan pada organ utama Perusahaan yaitu Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Masing-masing

organ mempunyai peran penting dalam penerapan good corporate governance

dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya untuk kepentingan

Perusahaan. RUPS merupakan wadah para pemegang saham yang memiliki

wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi

dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang Perseroan Terbatas atau

Anggaran Dasar Perseroan. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan

Perusahaan sesuai amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris

melakukan pengawasan yang memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan

oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja Perusahaan lebih baik.

Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Fungsi

9
Direktur Independen pada sistem 1 (satu) Dewan sebagaimana berlaku di ASX

terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem 2 (dua) Dewan di Indonesia.

Bagan berikut menggambarkan struktur Tata Kelola PT Aneka Tambang Tbk.

Implementasi corporate governance PT Aneka Tambang Tbk sering

memperoleh pengakuan dari pihak eksternal diantaranya penghargaan dengan

nilai A dalam Indonesia Good Corporate Governance Award 2015,

penghargaan Most Trusted Company 2015 serta Best Overall Award 2015 dari

Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD). Implementasi corporate

governance di PT Aneka Tambang Tbk merujuk pada Australia Securities

Exchange (ASX) Corporate Governance Principle and Recommendation,

ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard, Pedoman Umum GCG

Indonesia-KNKG, Kriteria dan Metodologi yang ditetapkan oleh Kantor

Kementerian Negara BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 serta Pedoman Tata

Kelola Perusahaan Terbuka yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) tahun 2015.

Banyaknya penghargaan yang diperoleh PT Aneka Tambang Tbk atas

konsistensinya dalam implementasi good corporate governance, maka artikel

10
ini bermaksud melakukan pengujian terhadap penerapan good corporate

governance di PT Aneka Tambang Tbk dengan menggunakan instrumen

ASEAN corporat governance (CG) Scorecard.

C. Hasil perhitungan ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard

Hasil perhitungan skor ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard PT.

Aneka Tambang, Tbk dapat dilihat dari tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 1 . Skor ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard PT Aneka

Tambang Tbk

Dari tabel diatas terlihat peningkatan skor akhir ASEAN Corporate

Governance (CG) Scorecard PT. Aneka Tambang, Tbk dari tahun 2013-2015,

dimana pada tahun 2013 skor akhir sebesar 87,3 meningkat pada tahun 2014

pada level 89,2 dan pada 2015 keposisi 94,2. Hasil tersebut menandakan bahwa

penerapan tata kelola pada PT. Aneka Tambang, Tbk dari tahun ke tahun selalu

menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan hasil laporan ACMF di

dalam ASEAN Country Report and Assestment of Corporate Governance

Scorecard, dimana PT Aneka Tambang Tbk masuk kedalam 50 besar

11
perusahaan listing Indonesia yang menerapkan corporate governance dengan

baik, terakhir di 2014 bahkan menduduki urutan ke 4 terbaik.

Tabel 2. Bobot Nilai ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard PT

Aneka Tambang Tbk

Diantara lima bagian pada level 1, terlihat bahwa di Part E terkait

pertanggungjawaban dewan (responsibilities of the board) yang belum

terpenuhi sebesar 8 pertanyaan, sedangkan untuk ntuk Level 2, bonus dapat

lebih ditingkatkan, dan penalti tetap diupayakan nol (0).

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan terhadap PT. Aneka Tambang, Tbk, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan, didapatkan skor akhir ASEAN CG Scorecard PT.

Aneka Tambang, Tbk tahun 2013 sebesar 87,3, 2014 sebesar 89,2, dan

2015 sebesar 94,2. Skor tersebut selalu mengalami kenaikkan setiap tahun,

ini berarti menandakan bahwa tata kelola PT. Aneka Tambang, Tbk

semakin mengalami kemajuan kearah yang lebih baik.

2. Dari Hasil analisis terhadap laporan tahunan dan informasi pendukung

lainnya dari PT Aneka Tambang Tbk, terlihat bahwa skor akhir ASEAN

Corporate Governance (CG) Scorecard menunjukkan nilai yang sangat

baik, dan terus meningkat dari tahun 2013 hingga 2015. Hal ini sesuai

dengan hasil laporan ACMF di dalam ASEAN Country Report and

Assestment of Corporate Governance Scorecard, dimana PT Aneka

Tambang Tbk masuk kedalam 50 besar perusahaan listing Indonesia yang

menerapkan corporate governance dengan baik, terakhir di 2014 bahkan

menduduki urutan ke 4 terbaik.

B. SARAN

Terdapat beberapa saran dari peneliti, antara lain:

1. PT. Aneka Tambang, Tbk masih harus melakukan peningkatan terhadap

pertanggungjawaban dewan (responsibilities of the board) yang masih ada

yang belum terpenuhi, guna untuk menambah jumlah skor. Sementara itu,

bonus dapat lebih ditingkatkan, dan penalti harus selalu dihindari oleh PT.

Aneka Tambang, Tbk agar perusahaan terhindar dari pengurangan skor.

13
2. Untuk pengembangan selanjutnya, diharapkan dapat menambah

perusahaan yang dianalisis agar dapat diperbandingkan.

3. Peneliti selanjutnya juga bisa menilai tata kelola perusahaan bukan melalui

ASEAN CG Scorecard, tetapi menggunakan indikator penilaian tata kelola

perusahaan yang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

ACMF, ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard, 2015

EOCD, Principles of Corporate Governance, 2004

Ikatan Akuntan Indonesia, Modul Chartered Accountant, Etika Profesi dan

Tata Kelola Korporat, 2015

KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia, 2006

Maksum , Azhar, Tinjauan Atas Corporate Governance di Indonesia, pidato

pengukuhan Jabatan

Guru Besar Tetap, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan,

2005

Nasrum, Andi (2013), “The Influence of Ownership Structure and Corporate

Governance to Investment decision Companies Listed in Indonesian Stock

Exchange,” International

Journal of Science and Research

PT Aneka Tambang Tbk, Annual Report 2013

PT Aneka Tambang Tbk, Annual Report 2014

PT Aneka Tambang Tbk, Annual Report 2015

PT Aneka Tambang Tbk, Charter Dewan Komisaris (BoC Charter), 2015

PT Aneka Tambang Tbk, Charter Direksi (BoD Charter), 2015

PT Aneka Tambang Tbk, Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham,

2014

PT Aneka Tambang Tbk, Ringkasan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham,

2015

15

Anda mungkin juga menyukai