Anda di halaman 1dari 10

“ PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA


PERUSAHAAN TERBUKA ”

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Bisnis

Disusun oleh :
Rada Septiyani (200500030)

Dosen Pembimbing
Ibu Meifida Ilyas Dr. SE, M.Si, Ak,CA,CSRS,CSRA

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI KELAUTAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang berjudul,
“PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN TERBUKA.”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Metodologi
Penelitian Bisnis. Dalam Penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan, baik
dalam materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan
demi menyempurnakan isi makalah ini.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber-sumber materi sebagai bahan
referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jakarta, 19 September 2022


Penyusun

Rada Septiyani
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen laba adalah salah satu strategi dalam akuntansi yang bermanfaat
untuk mengetahui kondisi perusahaan dan kinerja perusahaan.Selain itu, pada
umumnya strategi manajemen ini digunakan oleh manajer perusahaan dalam
melakukan intervensi informasi dari laporan keuangan perusahaan. Penggunaan
istilah intervensi ini digunakan sebagai dasar untuk menilai manajemen laba sebagai
bentuk kecurangan, namun pihak lain tidak menganggap intervensi sebagai bentuk
kecurangan. Hal ini karena kegiatan intervensi ini masih dilakukan dengan
menggunakan prosedur dan metode akuntansi yang diterima secara umum.

Manajemen akuntansi satu ini merupakan salah satu strategi akuntansi yang
mengelola arus kas masuk/pendapatan perusahaan serta mengelola pengeluaran
perusahaan dengan tujuan manajemen laba agar memastikan jika usaha yang dikelola
menghasilkan laba operasi yang bersih. Biasanya, strategi akuntansi yang satu ini
berhubungan erat dengan laporan laba rugi atau disebut juga dengan sebutan laporan
profit & loss (P&L). Maka kita bisa melakukan perbandingan dari laporan tersebut
terkait aspek keuangan apa saja yang bisa dilakukan menggunakan manajemen yang
satu ini.

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (PT), perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksananya. Untuk mendirikan PT,
minimal harus ada 2 orang atau lebih, di mana masing-masing memiliki bagian
saham. Adapun modal pendirin PT atau perseroan terbatas berdasarkan UU No 40
tahun 2007, paling seidikit Rp50 juta, namun bisa lebih berdasarkan UU yang
mengatur kegiatan usaha tertentu. Dari modal minimal tersebut, sekitar 25 persen
dari seluruh dari modal awal harus ditempatkan dan disetor penuh. Namun dalam UU
Cipta Kerja, ketetapan modal minimal diberikan kelonggaran. Sementara itu, PT
memiliki beberapa ciri, di antaranya:
- Didirikan untuk mencari keuntungan
- Memiliki fungsi komersial dan ekonomi
- Manajemen perusahaan dipimpin oleh direksi yang dipilih melalui
- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Pemegang saham mendapat dividen dari keuntungan yang didapat perusahaan
- Pemilik saham mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaan sebesar modal
yang ditanamkan
- Menggelar RUPS untuk mementukan kebijakan atau keputusan besar Modal
diperoleh dari saham atau obligasi.

Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu
entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha atau
industri, struktur kepemilikan, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran
perusahaan (Safitri, 2008). Benardi dkk. (2009) mengatakan bahwa karakteristik
suatu perusahaan dapat dilihat dari beberapa faktor, misalnya bidang usaha, pasar,
dan sumber daya. Oleh karena itu dalam konteks laporan keuangan Benardi dkk.
(2009) mengklasifikasikan karakteristik perusahaan menjadi tiga kategori, yaitu
struktur perusahaan, kinerja perusahaan dan pasar perusahaan.
Karakteristik perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu
1. Struktur perusahaan yang terdiri dari variabel ukuran perusahaan dan leverage;
2. Kinerja perusahaan yang tercermin dalam profitabilitas dan likuiditas;
3. Pasar perusahaan yang menggunakan KAP dan umur listing.

Sedangkan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) adalah rangkaian


proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola
perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama
dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan
direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan,
bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

1.2 Alasan pemilihan judul

Alasan saya memilih judul tersebut adalah dikarenakan saya ingin mengetahui
akankah dengan dilakukannya pendekatan tata kelola perusahaan seperti good
corporate governance dan dengan mempertimbangkan dari segi karakteristik suatu
perusahaan akan mendapatkan hasil akhir yang cukup bagus untuk manajemen
labanya di suatu perusahaan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang terjadi jika dilakukan
pendekatan tata kelola perusahaan good corporate governance dan pertimbangan
dari segi karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen laba perusahaan terbuka.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendekatan tata kelola perusahaan good governance
governance dan pertimbangan dari segi karakteristik suatu perusahaan
terhadap manajemen laba pada perusahaan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengaruh pendekatan pendekatan tata kelola
perusahaan good governance governance terhadap manajemen laba
pada perusahaan.
2. Mengidentifikasi pengaruh pertimbangan dari segi karakteristik suatu
perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan.
3. Menganalisis pengaruh pendekatan pendekatan tata kelola perusahaan
good governance governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan.
4. Menganalisis pengaruh pertimbangan dari segi karakteristik suatu
perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberi kemudahan dan efisiensi waktu dan tenaga dalam proses pengajuan
proposal tugas akhir.
2. Dapat meminimalisir revisi karena sebelum dilakukannya ujian proposal, materi
penelitian sudah diuji dan dinilai oleh penguji dan panitia dengan fitur Peer
Review.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Teori Keagenan
Teori yang digunakan dalam manajemen laba adalah teori
keagenan (Agency Theory). Teori keagenan merupakan teori yang
mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (principal) dan
manajemen (agent). Teori keagenan digunakan sebagai pemisah antara
pengelola perusahaan (pihak manajemen) dengan pemilik perusahaan
(pemegang saham) (Husnan dan Eny, 2015). Antara pemegang saham dan
manajemen memiliki tujuan yang berbeda sehingga memunculkan konflik
kepentingan. Seorang pemegang saham menginginkan agar pengembalian
yang diberikan atas hasil investasi dilakukan secara cepat dengan
keuntungan yang tinggi, sedangkan seorang manajer menginginkan
insentif/kompensasi sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam mengelola
perusahaan.

2.1.2 Teori Sinyal


Teori sinyal menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan
dimanfaatkan perusahaan untuk memberikan sinyal positif atau negatif
kepada para pemakainya (Sulistyanto dalam Adhi, 2012). Sinyal-sinyal
tersebut dapat berupa laba/rugi yang dialami perusahaan, beban atau biaya
yang dikeluarkan perusahaan, dan/atau data-data keuangan lainnya (Adhi,
2012).
Sinyal-sinyal juga dapat dilakukan perusahaan pada laporan
tahunannya dengan memberikan informasi yang lengkap dan transparan.
Hal ini dapat memberikan sinyal-sinyal positif dari perusahaan kepada
stakeholders yang dapat berpengaruh terhadap keputusan bisnis yang akan
diambil. Dalam hal pengungkapan informasi yang lengkap dan transparan
ini dapat dilakukan dengan cara pengungkapan infomasi yang bersifat
sukarela. Transparansi tersebut dapat menyebabkan para stakeholder
mendapatkan informasi yang lebih baik dan akan mengurangi potensi
terjadi asimetri informasi.

2.1.3 Corporate Governance


Ada beberapa pandangan menurut para ahli yang mendefinisikan
corporate governance, yaitu:
Menurut Turnbull Report di Inggris, corporate governance
didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi
tujuan bisnisnya melalui pengamanan asset perusahaan dan meningkatkan
nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. (Effendi, 2009)
Lembaga corporate governance di Malaysia, yaitu Finance
Committee on Corporate Governance (FCGG) mendefinisikan corporate
governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan ke arah
peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. (Effendi,
2009)
Menurut Adrian Sutedi (2011), corporate governance dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ
perusahaan (Pemegang Saham/pemilik modal, komisaris/dewan pengawas
dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. (Sutedi,
2011).

2.1.4 Manajemen Laba


Manajemen laba merupakan plihan kebijakan akuntansi oleh manajer
untuk berbagai tujuan spesifik menurut (Scoot, 2003). Scott (2009)
mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan manajer terhadap
kebijakan akuntansi, atau tindakan yang mempengaruhi laba sehingga
dapat mencapai tujuan tertentu dari laba yang dilaporkan tersebut.
Sehingga manajemen harus dapat menyajikan laporan yang mempunyai
kualitas tinggi (persistensi). Persistensi laba mempunyai makna bahwa
laba dapat digunakan sebagai indikator laba periode berikutnya.
2.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh mekanisme good
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba pada
perusahaan terbuka.” Dapat dilihat sebagai berikut :

“Operasional Variabel Penelitian (Independen dan Dependen)”

Variabel Independen Variabel Dependen

Good Corporate Governance

Manajemen Laba
Karakteristik Perusahaan

 Jenis usaha atau industri


 Struktur Kepemilikan
 Tingkat Likuiditas
 Tingkat Profitabilitas
 Ukuran Perusahaan

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.3 Hipotesis

1. Ho : Tidak ada hubungan antara tata kelola perusahaan good corporate governance
dengan manajemen laba.
Ha : Ada hubungan antara tata kelola perusahaan good corporate governance
dengan manajemen laba.
2. Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen
laba.
Ha : Ada hubungan antara karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen laba.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini berupa

3.2 Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya

3.3 Hubungan antar variabel

3.3.1 Tata kelola perusahaan good corporate governance terhadap manajemen laba

Tata Kelola Perusahaan merupakan suatu mekanisme yang digunakan oleh


Investor untuk melindungi diri mereka dari kepentingan Manajemen Perusahaan.
Arti penting dari mekanisme Tata Kelola Perusahaan adalah untuk memastikan
tercapainya kualitas Pelaporan Keuangan yang tinggi. Tata Kelola Perusahaan
yang diatur dan diterapkan dengan benar, mampu memberikan pengaruh
signifikan terhadap penurunan praktik manajemen laba.Penelitian ini membahas
tentang pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba pada
periode sebelum dan sesudah Adopsi IFRS.
Dalam penelitian ini, pengaruh tata kelola perusahaan terhadap
manajemen laba diukur dengan menggunakan komponen tata kelola perusahaan
yang meliputi dewan komisaris independen, proporsi anggota komite audit
dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit,
keberadaan komite pemantau manajemen risiko dan kualitas akuntan eksternal
terhadap discretionary accruals manajemen laba. Disamping itu dalam penelitian
ini juga menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ROA dan
Leverage sebagai variabel control serta Adopsi IFRS sebagai variabel moderasi.
Hasil dari penelitian ini adalah dewan komisaris independen, proporsi
anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota
komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko berpengaruh tidak
signifikan terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan kualitas akuntan
eksternal berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara keseluruhan
Adopsi IFRS tidak memperkuat pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap
manajemen laba.

3.3.2 Jenis usaha atau industri terhadap manajemen laba

3.3.3 Struktur kepemilikan terhadap


3.3.4 Tingkat likuiditas terhadap manajemen laba
3.3.5 Tingkat profitabilitas terhadap manajemen laba
3.3.6 Ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel

BAB IV
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Manajemen laba ini berhubungan erat dengan laporan laba rugi, maka kita bisa
melakukan perbandingan dari laporan tersebut terkait aspek keuangan apa saja yang
bisa dilakukan manajemen yang satu ini. Dengan demikian, maka ini bisa membantu
dalam menentukan besaran keuntungan yang dihasilkan oleh suatu bisnis yang
dijalankan.

Di sisi lain, strategi akuntansi yang satu ini juga penting karena dapat menyusun
strategi bisnis serta dapat membantu bisnis untuk terus bertahan dan berkembang.
Sehingga akan menentukan anda akan menjadi pengusaha sukses atau tidak. Jadi,
manajer perusahaan bisa melakukan identifikasi tentang aspek-aspek apa saja yang
perlu ditingkatkan untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai