Anda di halaman 1dari 14

“ PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA


PERUSAHAAN TERBUKA ”

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Bisnis

Disusun oleh :
Rada Septiyani (200500030)

Dosen Pembimbing
Ibu Meifida Ilyas Dr. SE, M.Si, Ak,CA,CSRS,CSRA

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI KELAUTAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang berjudul,
“PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN TERBUKA.”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Metodologi
Penelitian Bisnis. Dalam Penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan, baik
dalam materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan
demi menyempurnakan isi makalah ini.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber-sumber materi sebagai bahan
referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jakarta, 19 September 2022


Penyusun

Rada Septiyani
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen laba adalah salah satu strategi dalam akuntansi yang bermanfaat
untuk mengetahui kondisi perusahaan dan kinerja perusahaan.Selain itu, pada
umumnya strategi manajemen ini digunakan oleh manajer perusahaan dalam
melakukan intervensi informasi dari laporan keuangan perusahaan. Penggunaan
istilah intervensi ini digunakan sebagai dasar untuk menilai manajemen laba sebagai
bentuk kecurangan, namun pihak lain tidak menganggap intervensi sebagai bentuk
kecurangan. Hal ini karena kegiatan intervensi ini masih dilakukan dengan
menggunakan prosedur dan metode akuntansi yang diterima secara umum.

Manajemen akuntansi satu ini merupakan salah satu strategi akuntansi yang
mengelola arus kas masuk/pendapatan perusahaan serta mengelola pengeluaran
perusahaan dengan tujuan manajemen laba agar memastikan jika usaha yang dikelola
menghasilkan laba operasi yang bersih. Biasanya, strategi akuntansi yang satu ini
berhubungan erat dengan laporan laba rugi atau disebut juga dengan sebutan laporan
profit & loss (P&L). Maka kita bisa melakukan perbandingan dari laporan tersebut
terkait aspek keuangan apa saja yang bisa dilakukan menggunakan manajemen yang
satu ini.

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (PT), perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksananya. Untuk mendirikan PT,
minimal harus ada 2 orang atau lebih, di mana masing-masing memiliki bagian
saham. Adapun modal pendirin PT atau perseroan terbatas berdasarkan UU No 40
tahun 2007, paling seidikit Rp50 juta, namun bisa lebih berdasarkan UU yang
mengatur kegiatan usaha tertentu. Dari modal minimal tersebut, sekitar 25 persen
dari seluruh dari modal awal harus ditempatkan dan disetor penuh. Namun dalam UU
Cipta Kerja, ketetapan modal minimal diberikan kelonggaran. Sementara itu, PT
memiliki beberapa ciri, di antaranya:
- Didirikan untuk mencari keuntungan
- Memiliki fungsi komersial dan ekonomi
- Manajemen perusahaan dipimpin oleh direksi yang dipilih melalui
- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Pemegang saham mendapat dividen dari keuntungan yang didapat perusahaan
- Pemilik saham mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaan sebesar modal
yang ditanamkan
- Menggelar RUPS untuk mementukan kebijakan atau keputusan besar Modal
diperoleh dari saham atau obligasi.
Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu
entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha atau
industri, struktur kepemilikan, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran
perusahaan (Safitri, 2008). Benardi dkk. (2009) mengatakan bahwa karakteristik
suatu perusahaan dapat dilihat dari beberapa faktor, misalnya bidang usaha, pasar,
dan sumber daya. Oleh karena itu dalam konteks laporan keuangan Benardi dkk.
(2009) mengklasifikasikan karakteristik perusahaan menjadi tiga kategori, yaitu
struktur perusahaan, kinerja perusahaan dan pasar perusahaan.
Karakteristik perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu
1. Struktur perusahaan yang terdiri dari variabel ukuran perusahaan dan leverage;
2. Kinerja perusahaan yang tercermin dalam profitabilitas dan likuiditas;
3. Pasar perusahaan yang menggunakan KAP dan umur listing.

Sedangkan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) adalah rangkaian


proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola
perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama
dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan
direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan,
bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

1.2 Alasan pemilihan judul

Alasan saya memilih judul tersebut adalah dikarenakan saya ingin mengetahui
akankah dengan dilakukannya pendekatan tata kelola perusahaan seperti good
corporate governance dan dengan mempertimbangkan dari segi karakteristik suatu
perusahaan akan mendapatkan hasil akhir yang cukup bagus untuk manajemen
labanya di suatu perusahaan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang terjadi jika dilakukan
pendekatan tata kelola perusahaan good corporate governance dan pertimbangan
dari segi karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen laba perusahaan terbuka.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendekatan tata kelola perusahaan good governance
governance dan pertimbangan dari segi karakteristik suatu perusahaan
terhadap manajemen laba pada perusahaan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengaruh pendekatan pendekatan tata kelola
perusahaan good governance governance terhadap manajemen laba
pada perusahaan.
2. Mengidentifikasi pengaruh pertimbangan dari segi karakteristik suatu
perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan.
3. Menganalisis pengaruh pendekatan pendekatan tata kelola perusahaan
good governance governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan.
4. Menganalisis pengaruh pertimbangan dari segi karakteristik suatu
perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberi kemudahan dan efisiensi waktu dan tenaga dalam proses pengajuan
proposal tugas akhir.
2. Dapat meminimalisir revisi karena sebelum dilakukannya ujian proposal, materi
penelitian sudah diuji dan dinilai oleh penguji dan panitia dengan fitur Peer
Review.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Teori Keagenan
Teori yang digunakan dalam manajemen laba adalah teori
keagenan (Agency Theory). Teori keagenan merupakan teori yang
mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (principal) dan
manajemen (agent). Teori keagenan digunakan sebagai pemisah antara
pengelola perusahaan (pihak manajemen) dengan pemilik perusahaan
(pemegang saham) (Husnan dan Eny, 2015). Antara pemegang saham dan
manajemen memiliki tujuan yang berbeda sehingga memunculkan konflik
kepentingan. Seorang pemegang saham menginginkan agar pengembalian
yang diberikan atas hasil investasi dilakukan secara cepat dengan
keuntungan yang tinggi, sedangkan seorang manajer menginginkan
insentif/kompensasi sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam mengelola
perusahaan.

2.1.2 Teori Sinyal


Teori sinyal menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan
dimanfaatkan perusahaan untuk memberikan sinyal positif atau negatif
kepada para pemakainya (Sulistyanto dalam Adhi, 2012). Sinyal-sinyal
tersebut dapat berupa laba/rugi yang dialami perusahaan, beban atau biaya
yang dikeluarkan perusahaan, dan/atau data-data keuangan lainnya (Adhi,
2012).
Sinyal-sinyal juga dapat dilakukan perusahaan pada laporan
tahunannya dengan memberikan informasi yang lengkap dan transparan.
Hal ini dapat memberikan sinyal-sinyal positif dari perusahaan kepada
stakeholders yang dapat berpengaruh terhadap keputusan bisnis yang akan
diambil. Dalam hal pengungkapan informasi yang lengkap dan transparan
ini dapat dilakukan dengan cara pengungkapan infomasi yang bersifat
sukarela. Transparansi tersebut dapat menyebabkan para stakeholder
mendapatkan informasi yang lebih baik dan akan mengurangi potensi
terjadi asimetri informasi.

2.1.3 Corporate Governance


Ada beberapa pandangan menurut para ahli yang mendefinisikan
corporate governance, yaitu:
Menurut Turnbull Report di Inggris, corporate governance
didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi
tujuan bisnisnya melalui pengamanan asset perusahaan dan meningkatkan
nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. (Effendi, 2009)
Lembaga corporate governance di Malaysia, yaitu Finance
Committee on Corporate Governance (FCGG) mendefinisikan corporate
governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan ke arah
peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. (Effendi,
2009)
Menurut Adrian Sutedi (2011), corporate governance dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ
perusahaan (Pemegang Saham/pemilik modal, komisaris/dewan pengawas
dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. (Sutedi,
2011).

2.1.4 Manajemen Laba


Manajemen laba merupakan plihan kebijakan akuntansi oleh manajer
untuk berbagai tujuan spesifik menurut (Scoot, 2003). Scott (2009)
mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan manajer terhadap
kebijakan akuntansi, atau tindakan yang mempengaruhi laba sehingga
dapat mencapai tujuan tertentu dari laba yang dilaporkan tersebut.
Sehingga manajemen harus dapat menyajikan laporan yang mempunyai
kualitas tinggi (persistensi). Persistensi laba mempunyai makna bahwa
laba dapat digunakan sebagai indikator laba periode berikutnya.

2.2 Kerangka Konsep


Kerangka konsep dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh mekanisme good
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba pada
perusahaan terbuka.” Dapat dilihat sebagai berikut :
“Operasional Variabel Penelitian (Independen dan Dependen)”

Variabel Independen Variabel Dependen

Good Corporate Governance

Manajemen Laba
Karakteristik Perusahaan

 Jenis usaha atau industri


 Struktur Kepemilikan
 Tingkat Likuiditas
 Tingkat Profitabilitas
 Ukuran Perusahaan

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.3 Hipotesis

1. Ho : Tidak ada hubungan antara tata kelola perusahaan good corporate governance
dengan manajemen laba.
Ha : Ada hubungan antara tata kelola perusahaan good corporate governance
dengan manajemen laba.
2. Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen
laba.
Ha : Ada hubungan antara karakteristik suatu perusahaan dengan manajemen laba.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini berupa rencana dan susunan yang dapat membantu peneliti
untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian secara benar,
objektif, tepat, dan seekonomis mungkin. (Chandrarin, 2018:97) Menurut Abdel-
khalik dan Ajinkya (1979) tujuan penyusunan desain penelitian yang baik adalah
sebagai penentu untuk variabel independen memberi dampak variasi dalam variabel
independen dan untuk mengecilkan variasi variabel tersebut akibat variabel-variabel
lainnya yang bukan termasuk dalam desain, serta mengecilkan random error.
Penggunaan metode kuantitatif dalam penelitian ini yang juga sering disebut
sebagai metode tradisional, positivistic, scientific, dan metode discovery. (Sugiyono,
2012) Metode kuantitatif adalah suatu metode dalam penelitian didasari filsafat
positivisme, umumnya dipakai dalam analisis terhadap populasi dan sampel tertentu,
dengan pengumpulan data penelitian melalui instrumen penelitian, penganalisaan
data bersifat kuantitatif atau statistik, mempunyai tujuan menerima atau menolak
hipotesis penelitian yang dibuat peneliti. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksplanatori (explanatory research). Penelitian eksplanatori adalah
pengujian yang dilakukan terhadap suatu teori atau hipotesis, untuk memperkokoh
atau bahkan menyangkal teori atau hipotesis penelitian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Penelitian berawal dari masalah dan dalam penelitian kuantitatif
masalah haruslah sudah jelas.
Sebelum merumuskan masalah, masalah diidentifikasi dan dibatasi. Untuk
menjawab rumusan masalah digunakan teori-teori dan jawaban berdasarkan teori
tersebut disebut dengan hipotesis yang berarti jawaban sementara untuk rumusan
masalah yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan terhadap populasi tertentu
yaitu perusahaan manufaktur yang sudah dicatat di Bursa Efek Indonesia, khususnya
sektor industri barang konsumsi. Dari data tersebut akan dilakukan analisis untuk
membuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

3.2 Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya


Pembahasan mengenai manajemen laba berkaitan dengan teori agensi, dimana
dalam teori agensi menyatakan adanya praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik
kepentingan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajer (agent) dimana mereka
saling mengedepankan kepentingan masing-masing demi memaksimalkan utilitasnya.
Dechow et al. (1995) menyatakan bahwa manajemen laba dilakukan dengan
memanipulasi komponen biaya, komponen pendapatan, dan memanipulasi margin.
Dengan model modified Jones. Philips, et al., (2003) melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mendeteksi manajemen laba menggunakan beban pajak tangguhan dan
akrual, hasil penelitian menunjukan beban pajak tangguhan dan akrual secara signifikan
dapat mendeteksi manajemen laba yang dilakukan dengan tujuan menghindari kerugian
dan penurunan laba. Sedangkan Yulianti (2004) yang meneliti perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan dan
akrual secara signifikan dapat mendeteksi manajemen laba yang dilakukan perusahaan
dengan tujuan menghindari kerugian. Anggraeni (2014) melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Beban Pajak Tangguhan, Beban Pajak Kini, Akrual, dan Manipulasi
Aktivitas Riil dalam mendeteksi Manajemen Laba”. Hasil dari penelitian secara akrual
adalah :
(1) Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi
manajemen laba.
(2) Beban pajak kini tidak berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi manajemen
laba.
(3) Akrual berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi manajemen laba.
(4) Manipulasi aktivitas riil dalam kegiatan operasi tidak berpengaruh secara signifikan
dalam mendeteksi manajemen laba. Hasil penelitian secara simultan untuk beban pajak
tangguhan, beban pajak kini, akrual dan manipulasi aktivitas riil berpengaruh secara
signifikan dalam mendeteksi manajemen laba.

Dengan mencoba menggunakan tata kelola perusahaan seperti good corporate


governance dan dengan mempertimbangkan dari segi karakteristik pada suatu perusahaan
akan mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
nilai perusahaan. Hal ini disebabkan monitoring serta pengelolaan perusahaan sehingga
akan mempengaruhi kinerja manajer perusahaan (Kholis, 2014). Sembiring (2015)
melakukan penelitian tentang pengaruh mekanisme good corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan terbuka
menggunakan 3 variabel penelitian yaitu : good corporate governance, karakteristik
perusahaan, dan manajemen laba. Guna memfokuskan pada titik masalah dan hasil yang
akan dicapai pada penelitian ini.

3.3 Hubungan antar variabel


Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, organisasi atau
kegiatan yang memiliki varsi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel dalam penelitian ini terdiri
dari variabel dependen dan variabel independen. Berikut adalah pengukuran dari masing-
masing variabel yang diajukan dalam penelitian ini :

3.3.1 Tata kelola perusahaan good corporate governance terhadap manajemen


laba

Tata Kelola Perusahaan merupakan suatu mekanisme yang digunakan oleh


Investor untuk melindungi diri mereka dari kepentingan Manajemen Perusahaan. Arti
penting dari mekanisme Tata Kelola Perusahaan adalah untuk memastikan tercapainya
kualitas Pelaporan Keuangan yang tinggi. Tata Kelola Perusahaan yang diatur dan
diterapkan dengan benar, mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan
praktik manajemen laba.Penelitian ini membahas tentang pengaruh Tata Kelola
Perusahaan terhadap manajemen laba pada periode sebelum dan sesudah Adopsi IFRS.
Dalam penelitian ini, pengaruh tata kelola perusahaan terhadap manajemen laba
diukur dengan menggunakan komponen tata kelola perusahaan yang meliputi dewan
komisaris independen, proporsi anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau
akuntansi, jumlah anggota komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko
dan kualitas akuntan eksternal terhadap discretionary accruals manajemen laba.
Disamping itu dalam penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, ROA dan Leverage sebagai variabel control serta Adopsi IFRS sebagai
variabel moderasi.
Hasil dari penelitian ini adalah dewan komisaris independen, proporsi anggota
komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit,
keberadaan komite pemantau manajemen risiko berpengaruh tidak signifikan terhadap
praktik manajemen laba. Sedangkan kualitas akuntan eksternal berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Secara keseluruhan Adopsi IFRS tidak memperkuat pengaruh
Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba.

3.3.2 Jenis usaha atau industri terhadap manajemen laba


Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat
dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu: perusahaan manufaktur, perusahaan non
manufaktur selain usaha bank dan lembaga keuangan lainnya, kelompok usaha bank. dan
lembaga keuangan (Suwito dan Arleen, 2005). Menurut Agus (2004)
perusahaanperusahaan perbankan lebih banyak melakukan perataan laba dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan non perbankan.

3.3.3 Struktur kepemilikan terhadap manajemen laba


Teori agensi menunjukkan bahwa pemantauan oleh kepemilikan
institusional dapat menjadi mekanisme tata kelola yang penting (hipotesis pemantauan
yang efisien). Kenyataannya, investor institusi dapat memberikan pemantauan aktif yang
sulit bagi investor yang lebih kecil, lebih pasif atau kurang informasi (Almazan, et al.,
2005 dalam Alves, 2012). Selain itu, investor institusi memiliki kesempatan, sumber
daya, dan kemampuan untuk memantau manajer. Oleh karena itu, pemantauan yang
efisien menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dikaitkan dengan pemantauan
aktivitas manajemen yang lebih baik, mengurangi kemampuan manajer untuk
memanipulasi penghasilan secara oportunis (Alves, 2012).

3.3.4 Tingkat likuiditas terhadap manajemen laba


Teori sinyal dalam rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban tinggi artinya tingkat rasionya pun tinggi. Rasio likuiditas
yang besar juga bisa mengetahui adanya ketersediaan dana perusahan yang dipakai untuk
melakukan kegiatan operasional perusahaan dan membayar deviden. Sinyal positif oleh
investor ada saat likuiditas perusahaan tinggi, karena investor memilki kepercayaan
bahwa kinerja perusahaan bagus sehingga bisa meningkatkan harga saham. Perusahaan
investee mempunyai rasio likuiditas baik akan membayarkan deviden yang lebih kepada
investor. Namun, jika suatu perusahaan memiliki likuiditas yg buruk maka akan
memanipulasi laporan keuangan supaya investor memberi penilaian bagus perusahaan
tersebut masih bisa memberikan keuntungan berupa deviden terhadap mereka (investor).
Variabel ini mempunyai pengaruh negatif pada manajemen laba karena saat rasio
likuiditas rendah maka manajemen akan terpacu untuk melakukan earning managemant,
hal ini sesuai dengan penelitian Lestari et al. (2016).
3.3.5 Tingkat profitabilitas terhadap manajemen laba
Terdapat banyak faktor yang menjadi motivasi manajer dalam melakukan
manajemen laba, diantaranya adalah profitabilitas. Profitabiltas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset untuk menghasilkan laba. Menurut
(Kasmir, 2014) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan,
rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada
umumnya nilai profitabilitas suatu perusahaan dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengukur kinerja suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka
kinerja dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga tinggi. Keterkaitan
antara profitabilitas dengan manajemen laba adalah ketika profitabilitas yang diperoleh
perusahaan kecil pada periode waktu tertentu akan memicu perusahaan untuk melakukan
manajemen laba dengan cara meningkatkan pendapatan yang diperoleh sehingga akan
memperlihatkan saham dan mempertahankan investor yang ada.
Penelitian yang dilakukan oleh (Wibisana et al., 2014) menyatakan bahwa tingkat
profitabilitas berpengaruh terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan,
dimana tindakan perataan laba merupakan salah satu metode yang dilakukan perusahaan
dalam manajemen laba. Sedangkan penelitian Bestivano (2013) menyatakan bahwa
profitabilitas tidak memberikan pengaruh terhadap manajemen laba, karena investor
mengabaikan informasi ROA sehingga manajemen mengabaikan profitabilitas. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas yang diukur mengunakan Return
of Assets (ROA), Return Of Equity (ROE), dan Net Profit Margin terhadap Manajemen
Laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Penelitian ini
diharapkan dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan mengenai penerapan
manajemen laba karena akan berpengaruh pada krisisnya kepercayaan masyarakat
terhadap laporan keuangan perbankan dan diharapkan investor benar-benar melakukan
analisis yang mendalam mengenai keadaan perusahaan, karena dikhawatirkan tindakan
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan menyimpang dari hal yang wajar
sehingga dikemudian hari dapat membahayakan investasi yang ditanam investor.
Penelitian ini juga diharapkan bisa memperkuat hasil penelitian terdahulu dan hasil
analisis bisa menunjukkan keberpihakan peneliti terhadap penelitian terdahulu karena
pada penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

3.3.6 Ukuran perusahaan terhadap manajemen laba


Ukuran perusahaan merupakan skala yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Perhitungan ukuran perusahaan pada penelitian ini menggunakan
proksi total asset, karena nilai dari total asset lebih stabil dibanding proksi lain yang
digunakan dalam mengukur ukuran perusahaan (Prasetya & Gayatri, 2016). Asset
perusahaan menggambarkan suatu tingkat kemapanan dalam berbisnis (Rahdal et al.,
2017). Ln digunakan untuk memperhalus asset karena nilai dari asset tersebut yang
sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya (Deviyanti & Sudana, 2018). Jadi
ukuran perusahaan pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
SIZEit = Ln Total Aset
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah objek atau subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 sampai dengan 2018. Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil dengan menggunakan metode-metode tertentu. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sampai dengan
2018.
2. Perusahaan BUMN yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang
dipublikasikan di website perusahaan dan/atau Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sampai
dengan 2018.
3. Perusahaan BUMN yang menggunakan mata uang Indonesia atau Rupiah (Rp).
BAB IV
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Manajemen laba ini berhubungan erat dengan laporan laba rugi, maka kita bisa
melakukan perbandingan dari laporan tersebut terkait aspek keuangan apa saja yang
bisa dilakukan manajemen yang satu ini. Dengan demikian, maka ini bisa membantu
dalam menentukan besaran keuntungan yang dihasilkan oleh suatu bisnis yang
dijalankan.

Di sisi lain, strategi akuntansi yang satu ini juga penting karena dapat menyusun
strategi bisnis serta dapat membantu bisnis untuk terus bertahan dan berkembang.
Sehingga akan menentukan anda akan menjadi pengusaha sukses atau tidak. Jadi,
manajer perusahaan bisa melakukan identifikasi tentang aspek-aspek apa saja yang
perlu ditingkatkan untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai