OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.6 SistematikaPembahasan
Sistematika penulisan ini digunakan untuk mempermudah penulis
melakukan penelitian, dengan membuat kerangka penelitian yang sistematis.
Penelitian ini akan disusun sebanyak 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian, dan
batasan-batasan masalah serta sistematika penulisan
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN TEORITIS
Bab ini akan membahas mengenai teori, konsep dasar teori yang
digunakan, telaah literatur-literatur yang relevan sehubungan dengan
variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, serta pengembangan
hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai, populasi dan sampel dalam
pengumpulan data, model empiris penelitian, definisi variabel
operasional, metode analisis data dan uji sensitivitas serta uji tambahan
penelitian.
BAB IV HASIL DAN DISKUSI
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang didapatkan dan
terdiri dari deskrip sistatistik, hasil uji model dan lain sebagainya, serta
pembahasan dari penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini menjelaskan mengenai simpulan, implikasi dari hasil penelitian
keterbatasan, serta saran untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Manajemen laba akrual ( long term accrual model dan short term accrual
model)
Short term dan long term accruals memiliki karakteristik yang berbeda.
Short term accruals terkait dengan cara melakukan manajemen laba yang
berkaitan dengan aktiva dan hutang lancar, biasanya waktu yang dilakukan adalah
pada kuartal pertama atau satu tahun buku Sedangkan, long - term accruals terkait
dengan akun aktiva tetap dan hutang jangka panjang (Kusuma, 2006). Manajer
dapat mengambil keuntungan dari perbedaan karakteristik tersebut. Manajer akan
lebih mudah untuk memanipulasi data akuntansi melalui long - term discretionary
accruals, karena tindakan manajer tersebut tidak dapat dideteksi untuk beberapa
periode akuntansi berikutnya (Whelan dan McNamara 2004).
Menurut Dechow (1995), jika total akrual ditujukan untuk mengurangi
masalah timing dan matching dalam arus kas. Penggunaan short term accruals
ditujukan untuk lebih mengurangi masalah timing dan matching. Sementara itu,
tidak terdapat kejelasan alasan penggunaan long term accruals untuk
mengakomodasi tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan penggunaan long term
accruals dipengaruhi oleh proses politis (Watts dan Zimmerman, 1989).
Sementara itu, pasar mungkin akan menganggap penggunaan long term
discretionary accruals adalah usaha manajer untuk membodohi pelaku pasar,
karena sifat dari akrual tersebut yang memberikan kesempatan bagi manajer untuk
melakukan manipulasi (Whelan dan McNamara, 2004). Dengan demikian,
dampak yang ditimbulkan penggunaan long term discretionary accruals akan
lebih besar dibanding dengan short term discretionary accruals.
3.1.2. Sampel
Melalui total populasi yang tersedia, akan diambil beberapa sampel
dengan teknik tertentu dan menjadi bagian dari penelitian. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, alasan
pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling adalah hal ini
dikarenakan tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang
peneliti tentukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih sengaja ditentukan
berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti berguna untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Maka, sampel harus memenuhi beberapa
kriteria berikut:
1. Perusahaan pada sektor consumer goods, garmen dan retail yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018
2. Perusahaan melampirkan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2015-
2018
3. Perusahaan melampirkan data tata kelola perusahaan secara lengkap dari tahun
2015-2018
4. Perusahaan tetap terdaftar di BEI / tidak dikeluarkan selama periode penelitian
5. Laporan keuangan disajikan dalam satuan mata uang Rupiah
Data-data tersebut merupakan data yang tercatat lengkap dari tahun 2015
sampai dengan 2018. Semua data laporan keuangan dan tahunan yang digunakan
dalam penelitian ini didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) ,yaitu
www.idx.co.id.
Keterangan :
ACFO = Abnormal Cash Flow Operation
AProd = Abnormal Production Cost
ADE = Abnormal Discretionary Expenses
ROA = Return on Asset
Growth = Pertumbuhan Perusahaan
Age = Umur Perusahaan
Size = Ukuran Perusahaan
Konstanta Variabel
1. Komisaris Independen
Komisaris Independen akan dinilai menggunakan empat komponen dalam
perusahaan, yaitu komposisi dari dewan komisioner (COM_SIZE) dan
komisioner independen (COM_IND), persentase kepemilikan saham oleh
dewan komisioner (COM_OWN), dan penggunaan jasa auditor BIG FOUR
sebagai auditor eksternal (AUD). COM_SIZE mengukur jumlah anggota
dewan komisaris dalam perusahan. COM_IND adalah perbandingan antara
jumlah dewan komisaris independen dalam perusahaan dengan jumlah seluruh
anggota dewan komisaris. COM_OWN melihat seberapa besar persentase
saham yang dimiliki oleh setiap anggota dewan komisaris. AUD melihat
auditor eksternal yang digunakan oleh perusahaan termasuk BIG FOUR atau
tidak. BIG FOUR sendiri mencakup EY, PwC, KPMG, dan Deloitte.
2. Komite Audit
Komite Audit akan dinilai menggunakan tiga komponen, yaitu komposisi
komite audit (AUD_SIZE), komite audit independen (AUD_IND), dan
kompetensi komite audit (FINEXPERT). AUD_SIZE mengukur jumlah
anggota komite audit dalam perusahaan. AUD_IND adalah perbandingan
antara jumlah komite audit independen dalam perusahaan dengan jumlah
seluruh anggota komite audit. FINEXPERT melihat kompetensi yang dimiliki
oleh setiap individu dalam komite audit dengan melihat latar belakang
pendidikan anggota komite audit.
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial akan dinilai menggunakan tiga komponen, yaitu
komposisi dewan direksi (DIR_SIZE), persentase kepemilikan saham oleh
dewan direksi (M_OWN), dan hubungan keluarga antar anggota dewan
direksi (FAM) . DIR_SIZE mengukur jumlah anggota dewan direksi dalam
perusahaan. M_OWN melihat seberapa besar persentase saham yang dimiliki
oleh setiap anggota dewan direksi. FAM melihat hubungan keluarga antar
anggota dewan direksi.
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional akan dinilai menggunakan satu komponen, yaitu
melalui jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusi (INST_OWN).
INST_OWN mengukur besar saham yang dimiliki oleh investor institusional.
Kepemilikan institusional berwenang untuk mengontrol manajemen
perusahaan sehingga dapat mengurangi terjadinya praktek manajemen laba.
Keterangan:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.