Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

SEMINAR AKUNTANSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk Ujian Akhir Semester (UAS)
pada mata kuliah Seminar Akuntasi Semester V
Program Studi Akuntansi
Jenjang Pendidikan Strata I

ILMA YUNIDA
NPM: 1542053

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
BATAM
2018
Effect of cash flow Statement on Company’s Performance of
Food and Beverage in Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Untuk

mengetahui apakah perusahaan memiliki kinerja yang baik maka dapat dilihat dari segi

laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan setiap tahunnya. Di dalam laporan

keuangan terdapat beberapa komponen penting contohnya, neraca yang mempunyai unsur

yaitu, asset, liabilitas, dan equity, kemudian laporan laba rugi yang mempunyai komponen

utama seperti pendapatan usaha, beban pokok penjualan, laba/rugi kotor, beban usaha,

laba/rugi usaha, dan yang terakhir adalah laporan arus kas yang komponennya terdiri dari

aktifitas operasi, aktifitas investasi, dan aktifitas pendanaan. Laporan keuangan tersebut dapat

memberikan informasi bagi perusahaan, informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk

mengambil suatu keputusan demi kemajuan perusahaan.

Menurut Moerdiyanti (2010), mengungkapkan bahwa kinerja perusahaan adalah hasil

dari serangkaian proses bisnis yang mana dengan pengorbanan berbagai macam sumber daya

yaitu bisa sumber daya manusia dan juga keuangan perusahaan. Apabila kinerja perusahaan

meningkat, bisa dilihat dari gencarnya kegiatan perusahaan dalam rangka untuk

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan atau laba yang dihasilkan

tentu akan berbeda tergantung dengan ukuran perusahaan yang bergerak. Berdasarkan dari

proses meningkatkan penghasilan laba atau keuntungan ini. Salah satu laporan keuangan

yang dapat digunakan guna mengetahui kinerja perusahaan adalah laporan arus kas atau (cash

flow). (Cash flow) merupakan sebuah siklus keuangan, apabila (cash flow) di dalam suatu

perusahaan mengalami masalah maka kemungkinan besar berbagai masalah di dalam laporan

keuangan dan pengelolaan lainnya juga akan terjadi.


Menurut PSAK No. 2 paragraf 04 (IAI:2009) Laporan Arus Kas disusun dengan

tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi

perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan

solvailitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka

adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang.

1.2 Perumusan Masalah

Di dalam penelitian ini akan dibahas mengenai beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah (operating cash flow) akan mempengaruhi kinerja perusahaan? Bagaimana

pengaruhya terhadap kinerja perusahaan, apakah mempunyai pengaruh yang

signifikan positif atau berpengaruh signifikan negatif?

2. Apakah (investing cash flow) akan mempengaruhi kinerja perusahaan? Bagaimana

pengaruhya terhadap kinerja perusahaan, apakah mempunyai pengaruh yang

signifikan positif atau berpengaruh signifikan negatif?

3. Apakah (financing cash flow) akan mempengaruhi kinerja perusahaan? Bagaimana

pengaruhya terhadap kinerja perusahaan, apakah mempunyai pengaruh yang

signifikan positif atau berpengaruh signifikan negative?

4. Dari ketiga klasifikasi tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap

kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai kinerja yang baik melalui

penelitian yang bersumber dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh (operating cash flow) terhadap kinerja perusahaan.


3. Untuk mengetahui pengaruh (investing cash flow) terhadap kinerja perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh (financing cash flow) terhadap kinerja perusahaan.

5. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan dalam memperbaiki serta

meningkatkan kinerjanya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh

dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi para investor dalam

mengambil keputusan untuk melakukan investasi di dalam perusahaan.

2. Bagi pihak manajemen hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam

mengelola perusahaan agar menjadi lebih baik dan dapat mengatasi berbagai masalah

dengan cara yang tepat.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi

dunia pendidikan.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca sebagai bahan

perbandingan untuk melakukan penelitian yang sejenis.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Model Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan untuk menilai apakah data arus kas operasi dan tindakan

terkait lainnya mampu memprediksi kebangkrutan perusahaan secara akurat. Namun uji

analisis diskriminan model prediksi arus kas dinilai lebih akurat untuk menilai kebangkrutan

perusahaan dibandingkan dengan rasio arus kas operasi tunggal (Casey & Bartczak, 1985).

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan tinjauan menyeluruh tentang bagaimana

cash flow memprediksi kegagalan perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

kegunaan informasi yang signifikan dalam arus kas data untuk menilai solvabilitas

perusahaan. (Sharma, 2001).

Cash flow dapat dikonversi menjadi accounting earnings, model ini dapat

menjelaskan bagaimana akrual mengimbangi korelasi negatif pada perubahan arus kas untuk

menghasilkan perubahan laba yang mampu mengurangi hubungan negatif secara berturut-

turut (Dechow, Kothari, & Watts, 1998).

Penelitian ini digunakan untuk menguji secara empiris hubungan antara arus kas

bebas dan biaya agensi, dan untuk menguji hipotesis arus kas bebas dan teori agensi,

berdasarkan data perusahaan public di Taiwan Stock Exchange, ada tiga poin utama yang

dapat ditarik dalam penelitian, yaitu: adanya hubungan negatif antara arus kas bebas dan

biaya agensi. Kedua arus kas bebas memiliki dampak positif terhadap kinerja perusahaan.

Ketiga, variable proxy biaya agensi, terbukti memiliki pengaruh yang tidak konsisten

terhadap kinerja perusahaan (Wang, 2010).

Penelitian ini menilai dampak FCF dan biaya agensi satu sama lain. Kemudian

menilai dampak FCF terhadap kinerja perusahaan diukur dengan kinerja operasi, nilai
perusahaan, dan pengembalian saham. Dan yang terakhir menilai hubungan antara biaya

agensi dan kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh positif

dari FCF pada biaya agensi, meskipun hubungan antara FCF dan TATO harus negatif, namun

dalam penelitian ini ditemukan posiif tetapi tidak signifikan. Kemudian FCF dinilai

cenderung negatif mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam analisi ini hanya TATO yang

memiliki hubungan positif sementara 3 proksi lainnya berhubungan negatif dengan kinerja

perusahaan (Khidmat & Rehman, 2014).

Menilai kinerja perusahaan (liquidity/asset management) dengan menggunakan reksa

dana berbasis laporan arus kas karena hal ini akan memberi informasi yang lebih baik

mengenai kinerja perusahaan dalam kaitannya dengan likuiditas organisasi dan viabilitas,

tidak seperti basis akrual yang tidak memberikan wawasan yang baik tentang kinerja

perusahaan daripada menerapkan biaya masa lalu yang sering kali tidak mempertimbangkan

inflasi saat menilai kinerja perusahaan (Eyisi & Okpe, 2014).

Penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas meningkatkan pertumbuhan penjualan,

dan pertumbuhan penjualan mampu meningkatkan kinerja untuk 3 jenis perusahaan : 1).

Perusahaan tanpa FCF, 2). Perusahaan dengan tingkat FCF yang rendah dan tanpa tata kelola

yang kuat, 3). Perusahaan yang memiliki usaha kecil dengan tingkat FCF rendah (Brush,

Bromiley, & Hendrickx, 2000).

Penelitian ini ingin mencari tahu apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Dan menentukan rasio yang memiliki pengaruh terbesar dalam mempengaruhi

nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari ROA,

CR, ATR terhadap nilai perusahaan (Marsha & Murtaqi, 2017).


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh kegiatan operasional,

untuk memastikan efek kegiatan pembiayaan pada profitabilitas bank-bank di Nigeria, untuk

mengetahui pengaruh kegiatan investasi pada profitabilitas bank di Nigeria. Penelitian ini

menunjukkan bahwa arus kas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan di sektor perbankan di Nigeria. Studi ini mendukung kedua bukti teoritis dan

empiris dari studi sebelumnya bahwa arus kas operasi dan pendanaan berdampak positif

terhadap profitabilitas perusahaan di sektor perbankan Nigeria (Ikechukwu, Nwakaego, &

Celestine, 2015).

CFS diuji dalam konteks tiga variabel tertentu yaitu, evaluasi kinerja dan konteks

keputusan likuiditas dan solvabilitas CFS, pengguna CFS yang berbeda, kegunaan relatif CFS

versus laporan dana, metode langsung untuk melaporkan arus kas, dan manfaat relatif dari

arus kas operasi versus laba operasi sebagai ukuran kinerja. CFS memiliki relevansi di

sejumlah keputusan internal dan eksternal. (Jones & Ratnatunga, 1997).

Penelitian ini memberikan bukti perubahan time-series properties of earnings, cash

flow, and accruals yang menunjukkan hubungan antara accounting laba dan kinerja ekonomi

suatu perusahaan yang tidak stabil. Secara khusus, hasil serangkaian tes adalah konsisten

dengan tren meningkatnya laporan konservatisme (Givoly & Hayn, 2000).

Ryu dan Jang (2004) meneliti tentang kinerja perusahaan komersial dan Casino Hotel

dengan menggunakan cash flow dan traditional financial cash flow selama 5 tahun sebagai

variabel dependen, kemudian kinerja perusahaannya merupakan variabel independennya.

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa casino hotel memiliki kondisi liquidity, solvency, and

profitability yang lebih baik dibandingkan dengan komersial hotel selama 5 tahun, walaupun

hanya 2 traditional liquidity ratios (current ratio and quick ratio) menunjukkan perbedaan

yang signifikan secara statistik.


Penelitian ini mengkaji dampak bebas kinerja perusahaan manufaktur, perdagangan,

dan sector real estate. Secara umum arus kas memiliki dampak positif pada kinerja bisnis

perusahaan. Hasil ini menunjukkan relevansi teori arus kas bebas Jensen (1986): ketika

perusahaan menghasilkan arus kas bebas yang besar (free cash flows / FCF) namun tidak

memiliki peluang investasi yang menguntungkan, para manajer dari perusahaan ini

cenderung mengurangi cash on hand mereka untuk berinvestasi dalam hasil yang rendah ,

bahkan proyek keuntungan negatif, daripada membayar kembali kepada pemegang saham

mereka. Hebatnya, di antara ketiga sektor yang diteliti, buktinya paling kuat untuk sektor

manufaktur dan paling lemah untuk sector real estate (Hau, 2017).

Penelitian ini menyelidiki peran yang dimainkan dengan menginvestasikan arus kas

dan investasi non tunai dalam menilai arus kas perusahaan yang diharapkan. Hasil penelitian

ini cenderung memiliki impilkasi pembuatan kebijakan, karena adanya draft staf mengenai

penyajian laporan keuangn yang mewajibkan penyajian transaksi non tunai sebagai

pelengkap laporan arus kas (Rodríguez, Muno, & Lamas, 2001).

Nyuwanyanwu (2015) meneliti  hubungan antara arus kas dan kinerja organisasi dari

perspektif sektor industri perhotelan dan media cetak ekonomi. Hasil dari penelitian ini

adalah organisasi perhotelan dan media cetak merupakan subsektor ekonomi yang sangat

intensif. Kualitas layanan, tingkat inovasi dan modernisasi mengharuskan mereka

mengeksposnya namun  di masa depan penelitian harus mempertimbangkan pengaruh faktor

lain seperti kemajuan teknologi dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap

kinerja organisasi tersebut.


Penelitian ini meneliti arus kas dan kinerja perusahaan dengan menggunakan sektor

manufaktur. Menurut prediksi berbasis paradigma bisnis, stabilitas, dan industry efisien harus

mengarah pada permintaan arus kas dan stabilitas, dan efisien yang lebih tinggi, dan

kemudian menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa laporan arus

kas tidak memiliki hubungan ROE yang signifikan, sebagai indikator kinerja, namun aktivitas

arus kas investasi dan pendanaan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kinerja

sebagai ROA. Akhirnya, virtual absensi efek likuiditas dan tingginya tingkat stabilitas yang

ditemukan dalam penelitian ini namun tidak signifikan secara statistik (Wijewaradana &

Munasinghe, 2015).

Sayari dan Mugan (2013) meneiliti hubungan antara cash flow dan kinerja perusahaan

yang berisi informasi tentang kemerosotan kinerja keuangan, dan meneliti apakah cash flow

memberika pengaruh yang signifikan. Dan hasil dari penelitian ini adalah cash flow

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap financial distress score of companies.

Namun untuk masa depan disarankan untuk memperluas penelitian dengan memberikan data

sesuai dengan siklus hidup perusahaan yang termasuk ke dalam financial distress score yang

bisa didefinisikan sebagai fungsi dari pola arus kas dan tahap siklus hidup. Pencantuman

tahap siklus hidup akan memberikan informasi tentang perbedaan pola arus kas antara tahap

awal, tumbuh dan perusahaan maju dan lebih lanjut untuk menyelidiki apakah perbedaan ini

memiliki efek pada risiko kebangkrutan pada perusahaan terkait.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Figlewicz dan Zeller

(1991), yang menunjukkan bahwa rasio arus kas dapat digunakan untuk membantu prediksi

kebangkrutan. Ini menjadi bukti bahwa rasio arus kas menunjukkan informasi yang

kontradiktif dan rasio tradisional tidak selalu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut gagal.

Kemudian disimpulkan bahwa rasio berbasis arus kas memberikan manajemen dengan

informasi yang berbeda terutama dibidang kinerja dan likuiditas (Herrick, 1993).
2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Definisi Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2012:5) laporan keuangan adalah struktur

yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum

dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai

posisi keuangan (financial Position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas

(cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para

penggunanya.

Laporan keuangan yaitu, laporan akuntansi yang menjadi metode utama untuk

mengkomunikasikan informasi keuangan tentang entitas bisnis atau individu kepada pihak

luar seperti bank dan investor. Selanjutnya, laporan keuangan digunakan untuk melaporkan

posisi keuangan atau status keuangan bisnis atau individu serta perubahan keuangan pada

waktu tertentu atau selama periode waktu tertentu.

Tujuan dasar dari laporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan suatu

informasi mengenai keputusan keuangan yang telah dibuat yang dapat digunakan oleh pihak

eksternal dan pihak internal. Laporan keuangan dihasilkan dari penyederhanaan, peringkasan,

dan kumpulan data yang diperoleh terutama dari sistem keuangan.

Sebuah perusahaan membuat laporan keuangan setidaknya setahun sekali. Laporan

keuangan tersebut dibuat pada tanggal 1 januari dan berakhir pada tanggal 31 desember.

Selain itu bisnis juga sering menyiapkan laporan keuangan setiap 3 bulan yang disebut juga

laporan sementara.
2.2.2 Dasar Utama Laporan Keuangan

Dasar utama laporan keuangan meliputi :

1. Neraca (Balance Sheet)

Dalam akuntansi, neraca adalah laporan keuangan yang menyediakan sinopsis dari

posisi keuangan suatu entitas bisnis pada waktu tertentu, yang termasuk juga sumber

ekonomi suatu perusahaan seperti aset, kewajiban, dan ekuitas.

2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi menyajikan ringkasan pendapatan, keuntungan, biaya, krugian, dan

laba bersih atau rugi bersih suatu entitas untuk periode tertentu. Laporan laba rugi

dilakukan secara akrual

3. Laporan Arus kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas merangkum penerimaan kas dan pembayaran tunai bisnis yang

berkaitan dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu.

Laporan arus kas dilakukan secara tunai.

4. Laporan Laba Ditahan (Retained Earning Statement)

(Retained earning) melaporkan keseluruhan pendapatan perusahaan. Laporan laba

ditahan menyajikan perubahan dalam saldo laba untuk periode akuntansi yang

ditentukan.

5. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Owner’s Equity)

Laporan keuangan ini melaporkan pertumbuhan atau kerugian perusahaan dalam

ekuitas selama periode yang ditentukan.


2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan laporan keuangan dapat disimpulkan

seperti berikut ini:

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perubahan

sangat dibutuhkanoleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi

dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan

ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan

apakah perusahaan dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang sehingga akan

menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3. Infomasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai

aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu.

2.2.4 Elemen Laporan Keuangan

The Financial Accounting Standards Board (FASB) telah menetapkan unsur-unsur

laporan keuangan sebagai berikut : aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan,

kerugian, investasi oleh pemilik, pendistribusian kepada pemilik, dan pendapatan

komprehensif. Dalam “Elements of Financial Statements of Business Enterprises” FASB

menetapkan unsur-unsur yang saling terkait yang berkaitan langsung dengan pengukuran

kinerja dan posisi keuangan suatu bisnis, yaitu:


 Assets, mencakup nilai moneter suatu perusahaan dengan keuntungan saat ini ataupun

keuntungan dimasa depan.

 Comprehensive Income, adalah perubahan ekuitas suatu entitas, dari transaksi,

kejadian, dan keadaan lainnya dari sumber nonowner, selama periode tertentu. Ini

mencakup semua perubahan ekuitas selama periode tertentu kecuali yang dihasilkan

dari investai oleh pemilik dan distribusi ke pemilik.

 Distribusi kepada pemilik menurunkan kepemilikan atau ekuitas perusahaan.

 Ekuitas mengacu pada nilai perusahaan setelah dikurangi kewajiban perusahaan dari

asetnya.

 Gains adalah peningkatan ekuitas (aset bersih) dari transaksi peripheral atau

incidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya yang mempengaruhi entitas

selama satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan arau investasi oleh pemilik.

 Investasi oleh pemilik adalah peningkatan aset bersih suatu perusahaan tertentu yang

dihasilkan dari transfer ke pihak lain dari sesuatu yang bernilai untuk memperoleh

atau meningkatkan kepemilikan (atau ekuitas) di dalamnya.

 Kewajiban adalah hutang masa kini atau kemungkinan masa depan yang timbul dari

kewajiban perusahaan saat ini untuk mengalihkan aset atau memberikan layanan

kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau kejadian di masa

lalu.

 Kerugian adalah penurunan ekuitas (aset bersih) dari transaksi perifer atau insidental

entitas dan dari semua transaksi lainnya dan kejadian lain yang mempengaruhi entitas

selama suatu periode, kecuali yang terjadi akibat biaya atau distribusi kepada pemilik.

 Pendapatan adalah penjualan atau peningkatan lain dari aset perusahaan atau

penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama periode pengiriman


atau pembuatan barang, jasa rendering, atau kegiatan lain yang merupakan operasi

utama atau pusat entitas yang sedang berlangsung.

2.3 Cash Flow

2.3.1 Definisi Cash Flow

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memberikan informasi kepada

investor, kreditor, dan yang lainnya yang berguna dalam mengambil suatu keputusan yang

rasional. Keberhasilan atau kerugian suatu perusahaan bergantung pada jumlah uang yang

dihasilkan. Arus kas juga merupakan elemen penting dalam proses manajemen keuangan

yang penting bagi keberhasilan kinerja organisasi suatu bisnis. Menurut Titman, Keown, dan

Martin (2011), arus kas menciptakan suatu nilai.

Penerimaan kas dan pengeluaran kas disajikan pada laporan arus kas, yang bertujuan

untuk menentukan kekuatan perusahaan dalam mencapai tujuan financial (Boyd dan Cortese-

Danile, 2000; Jabbari, Sadeghi dan Askari, 2013). Dengan kata lain, yang lebih spesifik lagi,

(Taillard, 2012) berpendapat bahwa laporan arus kas dianggap membantu dalam menentukan

likuiditas dan profitabilitas, penilaian aset operasional dan manajemen keuangan. Karena

Bhandari dan Iyder (2013) meramalkan kegagalan bisnis dengan bantuan indikator terkait

arus kas dan menyoroti signifikansinya melalui analisis diskriminan.

Selain itu, Faurescu dan Duta (2011) menilai kinerja manajerial perusahaan dengan

menggunakan laporan arus kas dan laporan laba rugi di Rumania. Hal ini penting untuk

memperjelas bahwa laporan arus kas menunjukkan informasi historis tentang kinerja

perusahaan, yang merupakan salah satu karakteristik umum dari laporan keuangan utama

(Tan, Robinson dan Schilit, 2014).


2.3.2 Kegunaan Cash Flow dalam Perencanaan

Laporan arus kas bertujuan membantu manajemen dalam proses perencanaan

keuangan jangka pendek. Laporan arus kas bermanfaat bagi manajemen dalam menilai

kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti kreditur dagang,

pinjaman bank, bunga debenture, dan dividen kepada pemegang saham dan sebagainya. Fund

Flow Statetment sangat membantu dalam perencanaan menengah dan jangka panjang, karena

walaupun sulit dalam merencanakan cash sumber daya untuk dua, tiga tahun ke depan atau

lebih namun seseorang dapat merencanakan modal kerja yang memadai untuk masa depan.

2.3.4 Kegunaan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas sangat penting bagi manajer keuangan. Laporan arus kas dapat membantu

manajemen dalam membuat suatu perencanaan keuangan jangka pendek dan pengendalian

kas. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan arus kas, yaitu:

1. Laporan arus kas yang telah diperhitungkan dapat memberitahukan kelebihan maupun

kekurangan kas dengan baik. Ini dapat membantu dalam mengatur kelebihan kas

sebagai setoran bank dan investasi dalam surat-surat berharga dalam jangka waktu

yang pendek. Dan pada saat kekurangan kas dapat dilakukan pinjaman kepada pihak

bank atau menjual surat-surat berharga.

2. Laporan arus kas juga sangat membantu dalam merencanakan likuidasi penggantian

hutang dari plant and fixed asset dan keputusan serupa lainnya yang memerlukan arus

kas keluar dari suatu bisnis sebagai penyaji informasi tentang kemampuan dalam

menghasilkan cash generating dari bisnis tersebut,


3. Laporan keuangan tentang tahun tertentu yang dibandingkan dengan anggaran selama

tahun tersebut dapat menunjukkan sejauh mana sumber aktual dan penerapan kas

tersebut sesuai dengan anggaran. Hal ini dapat membantu dalam proses perencanaan

dimasa depan.

2.3.5 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan arus kas menunjukkan berbagai dampak dari berbagai transaksi yang terjadi

tehadap posisi keuangan dalam suatu perusahaan. Dibuat dengan menggunakan laporan

keuangan yaitu, balance sheet, profit or loss account, dan beberapa informasi tambahan

lainnya. Laporan arus kas dimulai dengan saldo awal kas, saldo kas yang ada di tangan dan

saldo kas yang ada di bank. Semua arus kas masuk ditambahkan ke dalam saldo awal dan

arus kas keluar dikurangi dari total yang dihasilkan. Saldo yaitu, saldo awal kas dan saldo

awal bank ditambah dengan arus kas masuk dan dikurangi dengan arus kas keluar

direkonsiliasi dengan saldo kas akhir. Penyusunan laporan arus kas melibatkan :

1. Inflows of Cash

2. Outflows of Cash

A. Sumber Arus Kas

Sumber utama arus kas masuk adalah:

1. Arus kas dari operasi

2. Peningkatan kewajiban atau membuat kewajiban yang baru

3. Pengurangan atau penjualan aset

4. Non-Trading Receipts

B. Penerapan Arus Kas

1. Kas hilang dalam operasi


2. Penurunan atau pelepasan kewajiban

3. Peningkatan atau pembelian aset

4. Pembayaran Non-Trading. Umumnya, laporan arus kas disusun dalam dua bentuk:

a) Report Form

b) T Form or an Account Form or Self-Balancing Type


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuannya, penelitian yang saat ini akan dilakukan akan menjadikan penelitian

terdahulu sebagai referensi. Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan adanya arah yang jelas

dan target yang hendak dicapai dalam penelitian. Penelitian yang memiliki tujuan yang jelas dan

dirumuskan dengan baik, akan lebih mudah dalam memecahkan masalah. Penelitian ini akan

melakukan pengujian hipotesis guna mengetahui apakah variable yang akan diuji akan mempengaruhi

secara signifikan. Variable dependen yang akan diteliti adalah kinerja perusahaan (ROTA), dan

variable independen yang akan diteliti adalah cash flow. Berikut ini merupakan kerangka penelitian:

Variabel Independen Variabel Dependen

Operating Activities

Company’s Performance
Investing Activities

Financing Activities

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki objek penelitian yaitu perusahaan yang laporan keuangannya telah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan yang akan diteliti adalah laporan

keuangan selama 5 periode yaitu, dari tahun 2012-2016 dan merupakan laporan keuangan tahunan

yang telah di audit. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan

minuman. Metode yang digunakan untuk memilih perusahaan yang diteliti adalah metode purposive

sampling method, karena metode ini didasarkan pada kriteria tertentu. Metode ini dipilih karena lebih

mudah dalam menentukan sumber data penelitian, dibandingkan dengan pengambilan data perusahaan

secara acak.
Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling method merupakan teknik untuk menentukan

sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh

nantinya dapat lebih representative. Sample penelitian yang akan dipilih harus memenuhi kriteria

dibawah ini, yaitu:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangan tahunannya

telat diaudit selama 5 periode yaitu dari tahun 2012-2016.

2. Perusahaan tersebut bergerak di sektor makanan dan minuman.

3. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2012-2016

4. Perusahaan tidak mengalami perubahan sector (berpindah sector) selama periode 2012-

2016.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka dalam penelitian ini ada 10

perusahaan yang akan diuji pengaruh arus kasnya terhadap kinerja perusahaan tersebut yang

mana perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang terdaftar di dalam BEI, dan

merupakan perusahaan yang tergabung di dalam sub food and beverage. Berikut ini

merupakan perusahaan yang akan diteliti, yaitu:

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira International, Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
3 FAST Fast Food Indonesia Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk.
6 MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk
7 MYOR Mayora Indah, Tbk
8 SKLT Sekar Laut, Tbk
9 STTP Siantar Top, Tbk
10 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
3.3 Definisi dan Operasional Variable

3.3.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2012) variable penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari obyek,

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemuan

ditarik kesimpulannya. Pada umumnya ada 3 variable yaitu, variable dependen, variable independen,

dan varable control. Sedangkan menurut Sugiyono (2011) hanya ada 2 variabel yaitu, variabel bebas

dan variable terikat.

Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi variable terikat, atau yang menjadi alasan

atau sebab terjadinya perubahannya atau timbulnya variable terikat.variabel bebas disebut juga

dengan variable perlakuan, kausa, risiko, variable stimulus, variable pengaruh. Sedangkan variable

terikat merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable bebas, sehingga variable terikat dapat

berubah. Variable terikat disebut juga variable output, konsekuen, tergantung, kriteria, terpengaruh,

dan variable efek.

3.3.2 Variable Dependen

Menurut Sugiyono (2015) variable dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya pengaruh dari variable independen/bebas. Variable dependen yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah company’s performance yang akan diukur dengan

menggunakan ROA dan ROE. Return on total assets atau yang sering disebut dengan tingkat

pengembalian aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan persentase keuntungan

(laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan rata-rata jumlah

aset.
Dengan mengukur ROTA maka kita dapat melihat seberapa baik perusahaan dalam

mengelola asetnya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba) dalam suatu periode.

ROTA dinyatakan dalam persentase (%). Tingkat pengembalian aset ini dapat dianggap

sebagai imbal hasil investasi bagi suatu perusahaan karena aset modal sering kali merupakan

investasi terbesar bagi perusahaan.

Setiap industri memiliki tingkat pengembalian aset yang berbeda-beda. Seperti

industri yang padat modal akan mendapatkan tingkat pengembalian aset yang rendah

dikarenakan industri tersebut memerlukan aset-aset berharga mahal untuk menjalankan

bisnisnya. Sedangkan untuk industri yang tidak padat modal maka industri tersebut akan

mendapatkan tingkat pengembalian aset yang tinggi karena industri ini tidak memerlukan

aset yang berharga mahal. Rumus ROTA adalah sebagai berikut:

EBIT
ROTA=
Total Net Assets

3.3.3 Variable Independen

Variable independent adalah variable bebas yang dapat mempengaruhi variable terikat atau

variable dependent. Variable independent yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Operating Cash Flow

Operating Cash Flow merupakan kas yang timbul dikarenakan adanya kegiatan

operasi di suatu perusahaan seperti:

 Arus kas masuk

 Dividend
 Penjualan barang dagang

 Pendapatan bunga

 Arus kas keluar

 Pembayaran pembelian barang dagang

 Pembayaran pembelian perlengkapan

 Pembayaran pajak

Pada laporan arus kas dapat dilihat seberapa baik perusahaan mengelola usahanya

sehingga dapat menghasilkan uang dan mengelola penghasilan guna menutupi semua biaya

operasional. Arus kas operasi yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang

baik. Ini menandakan bahwa penghasilan perusahaan tidak dapat menutupi biayanya,

menandakan bahwa perushaan ini merupakan perusahaan yang sedang berkembang,

kemudian dalam hal penarikan hutang juga masih buruk sehingga arus kas perusahaan

tersebut negative.

Sedangkan jika arus kas operasi perusahaan tersebut positif ini menunjukkan bahwa

perusahaan mempunyai kinerja yang bagus, tandanya perusahaan mampu menghasilkan kas

dari kegiatan operasinya setelah dikurangi dengan biaya-biaya lainnya.

Berikut ini merupakan rumus arus kas operasi:

Jumlah arus kas operasi


Arus kas operasi=
kewajibanlancar

Rasio arus kas operasi yang berada dibawah 1 menandakan bahwa perusahaan tidak mampu

membayar kewajiban lancarnya.


2. Investing Cash Flow

Investing Cash Flow adalah kas yang muncul karena adanya kegiatan jual beli aset.

Laporan keuangan ini sangat penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan

perusahaan. Di dalam laporan keuangan ini mencakup hal-hal berikut:

a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar dari investasi merupakan arus kas

masuk atau arus kas keluar bersih dari kegiatan investasi.

b. Adanya perbedaan antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode

manfaat yang di antisipasi

Berikut ini merupakan aktivitas kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi, yaitu:

 Arus kas masuk

 Penjualan aktiva tetap

 Pengembalian pokok pinjaman

 Penjualan ekuitas perusahaan lain

 Arus kas keluar

 Pembelian aktiva tetap

 Pinjaman kepada pihak ketiga

 Pembelian obligasi dan ekuitas perusahaan lain

Jika arus kas investasi tersebut negative ini menunjukkan kinerja perusahaan tersebut
bagus daripada positive. Karena jika arus kas investasi tersebut positive ini berarti modal
yang diterima untuk membiayai perusahaan tersebut berasal dari para pemegang saham.
Sedangkan jika arus kas investasi ini negative berarti perusahaan dapat menghasilkan uang
bagi para pemegang saham.
Kemudian, bagi sebagian besar perusahaan akan menunjukkan nilai arus kas yang

negative karena ini menandakan adanya biaya yang besar yang digunakan untuk pembelian

aset tetap. Jika perusahaan tersebut bernilai positive hal ini akan terasa aneh karena bisa saja

perusahaan tersebut sedang menjual aset tetapnya, yang kemudian uangnya akan digunakan

untuk membayar utang-utang perusahaan tersebut.

Berikut ini merupakan rumus dari arus kas investasi, yaitu:

3. Financing Cash Flow

Financing Cash Flow adalah kas yang timbul karena adanya hutang dari pihak lain.

Kas dari laporan keuangan ini juga bisa timbul karena adanya kegiatan yang dikaitkan

dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan adanya pengembalian dari investasi

mereka. Berikut ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas pendanaan,

yaitu:

 Arus kas masuk

 Hasil dari pinjaman

 Penerbitan saham ekuitas sendiri

 Arus kas keluar

 Pembayaran dividen

 Pembelian kembali saham perusahaan sendiri

 Pelunasan pokok pinjaman

Arus kas dari pendanaan ini akan baik jika memiliki nilai yang positive karena uang

yang di dapat dari hutang dapat menimbulkan peningkatan pendapatan. Dan ini menunjukkan
bahwa perusahaan mampu dalam membayar hutangnya. Tapi juga bisa menjadi buruk jika

seumber dana tersebut adalah penambahan hutang jangka panjang.

Sedangkan jika perusahaan ini memiliki nilai negative ini dapat dianggap kurang baik

karena menunjukkan bahwa uang yang masuk tidak menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan, sehingga perusahaan mengalami masalah dalam melunasi hutang-hutangnya

tersebut. Secara umum nilai negative ini juga dapat diartikan bahwa perusahaan sedang

membayar hutang-hutang jangka panjangnya.

Perusahaan yang baru saja dirintis dapat menampilkan arus kas investasi positive

pembiayaan yang biasanya berasal dari penjualan aset yang digunakan untuk menutupi biaya

operasi dan pembayaran hutang.

Berikut ini merupakan rumus arus kas investasi, yaitu:

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sunyoto (2016) data sekunder merupakan data yang bersumber dari catatan

yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi

kepustakaan. Dalam penelitian ini dumber data yang akan diteliti merupakan sumber data

sekunder. Data prusahaan yang akan diteliti tersebut akan diperoleh melalui website

(www.idx.co.id) yang merupakan situs Bursa Efek Indonesia. Data tersebut diambil selama 5

tahun untuk periode 2012-2016. Dan sumber-sumber lain diperoleh melalui jurnal, makalah,

dan hasil penelitian yang masih bersangkutan dengan penelitian ini.


3.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan untuk diteliti akan diukur dan diproses dengan

menggunakan aplikasi SPSS. Statistical Package for the Social Science adalah sbuah

program aplikasi yang memiliki kemmpuan analisis statistik yang cukup tinggi serta system

manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menumenu deskriptif dan

kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami bagaimana cara

pengoperasiannya. Kemudian metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi.

3.5.1 Kinerja Perusahaan

Dalam penelitian ini data-data perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi

linier berganda merupakan analisis yang mempunyai hubungan secara linier antara dua atau

lebih variable independen (X1, X2, Xn…..) dengan variable dependen (Y). Jika variable

dependen dihubungkan hanya dengan satu variable independen saja, maka persamaan linier

yang akan dihasilkan adalah regresi linier sederhana. Data yang dibutuhkan untuk melakukan

uji ini Y’ =a+


adalah b1Xrasio.
data 1 + b2X2 + ….. + bnXn
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Y’ : Variable dependen (nilai yang diprediksi)

X1 dan X2 : Variable independen


a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1,X2,…..Xn = 0)

b : Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Berikut ini merupakan metode regresi untuk mengetahui hubungan antara cash flow dan

company’s performance :

ROTA = F (OPCF, INVCF, FINCF)

Dan diubah ke dalam multiple linear regression :

ROTA = b0 + b1 + OPCF + b2 INVCF + FINCF

Keterangan :

B : Parameter yang akan diestimasi

U : Error Term

ROTA : Indeks untuk kinerja perusahaan

OPCF : Operating Cash Flow

INVCF : Investing Cash Flow

FINCF : Financing Cash Flow

3.5.2 Uji Hipotesis

Rumusan hipotesis mempunyai dua jenis yaitu, H0 (Hipotesis Nol) dan Ha (Hipotesis

Alternatif).  Ho digunakan untuk menyatatakan hipotesis yang tidak memihak (cirinya

menggunakan kata “tidak”), sedangkan Ha merupakan pernyataan yang menjadi dasar

peneliti terhadap permasalahan yang dikaji, berlawanan dengan Ho (Cirinya menggunakan

kata “Ada/Terdapat”), perumusah hipotesis dapat dilakukan dua cara, ada secara matematis

dan bahasa.

 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi merupakan perbandingan antara variable dependen yang

dijelaskan dengan variable independen secara bersamaan dibanding dengan variasi total

dependen. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari

beberapa variable, atau dapat diartikan sebagai kemampuan variable bebas untuk

berkontribusi dengan variable tetapnya dalam satuan persentase.

Sebenarnya tidak ada ukuran untuk mengetahui apakah koefisien determinasi tersebut

sudah tepat, akan tetapi jika R2 semakin besar atau mendekati 1 itu menunjukkan bahwa

model tersebut sudah tepat. Sebaliknya apabila hasil lebih mendekati angka 0 maka

kemampuan variable independen dalam menjelaskan variasi variable sangat terbatas.

Semakin besar n (ukuran sample) menunjukkan bahwa nila R2 cenderung makin kecil.

 Uji F

Dalam melakukan uji hipotesis maka ada yang dinamakan dengan uji F.uji F

digunkanan guna mengetahui apakah variable-variable independen mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variable dependen. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F

hitung dengan Tabel F: F Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha

diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova

(Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model). Model

signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang

menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%).

Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai

nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari alpha.

 Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara

parsial mempengaruhi variabel dependen.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Penelitian ini mempunyai variable dependen yaitu, company’s performance yang akan

diukur dengan menggunakan ROTA, sedangkan variable independennya adalah cash flow.

Dalam penelitian ini digunakan 10 data perusahaan yang masing-masing perusahaannya akan

diteliti selama 5 tahun berturut-turut. Data perusahaan tersebut diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia (BEI). Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang bergerak disektor makanan

dan minuman (food and bevergage). Penelitian ini dilakukan dari tahun 2012-2016.

Perusahaan yang akan diteliti merupakan perusahaan yang memberikan informasi yang

lengkap guna mempermudah penelitian. berikut ini merupakan sample perusahaan yang akan

diteliti:

Table 4.1

Daftar perusahaan yang menjadi sample penelitian yang bergerak di sektor food and beverage

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira International, Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
3 FAST Fast Food Indonesia Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk.
6 MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk
7 MYOR Mayora Indah, Tbk
8 SKLT Sekar Laut, Tbk
9 STTP Siantar Top, Tbk
10 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

Daftar perusahaan diatas diambil berdasarkan hasil purposive sampling method

dikarenakan kriteria sample yang dipilih dapat sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan,

daripada harus memperoleh sample dengan cara acak (random). Kemudian purposive

sampling method juga relative mudah dalam pelaksanaannya, dipilih sedemikian rupa

sehingga relevan dengan desain penelitian. Walaupun purposive sampling method juga

memiliki beberapa kekurangan yang salah satunya adalah tidak dapat dipakai penggolongan

statistik yang akan digunakan untuk memperoleh atau mengambil kesimpulan.

4.2 Sample Perusahaan

Akasha Wira International, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
ADES 2016 119.156 ( 142.554) 34.646
ADES 2015 26.040 ( 140.209) 109.121
ADES 2014 101.377 ( 61.190) ( 34.139)
ADES 2013 40.102 ( 49.929) ( 6.455)
ADES 2012 87.274 (28.035) (34.676)

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
AISA 2016 463,580 (1,158,118) 402,137
AISA 2015 399,185 (1,083,146) 55,433
AISA 2014 353,530 (573,564) 1,101,943
AISA 2013 78,729 (117,530) 252,975
AISA 2012 109,316 (486,582) (155,329)

Fast Food Indonesia Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
FAST 2016 440.122.090 (231.117.083) (70.109.309)
FAST 2015 336.238.072 (241.021.491) (89.807.109)
FAST 2014 327.151.195 (236.858.591) (85.691.957)
FAST 2013 424.256.237 (283.975.538) (69.753.865)
FAST 2012 445.809.150 (369.789.868) (68.657.072)

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
ICBP 2016 4.584.964 (1.560.132) (2.159.227)
ICBP 2015 3.485.533 (2.047.434) (1.264.853)
ICBP 2014 3.860.843 (1.749.908) (286.458)
ICBP 2013 1.993.496 (2.378.918) 207.792
ICBP 2012 3.041.616 (1.492.041) (592.602)

Indofood Sukses Makmur, Tbk.

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
INDF 2016 4.584.964 (1.560.132) (2.159.227)
INDF 2015 3.485.533 (2.047.434) (1.264.853)
INDF 2014 9.269.318 (10.162.607) 1.402.739
INDF 2013 6.928.790 (14.401.832) 6.790.594
INDF 2012 7.407.134 (5.077.920) (2.308.723)

Multi Bintang Indonesia, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
MLBI 2016 1,248,469 (167,102) (1,022,813)
MLBI 2015 919,232 (180,547) (539,971)
MLBI 2014 913,005 (442,670) (469,895)
MLBI 2013 1,181,049 (479,139) (655,528)
MLBI 2012 539.860 (187.829) (501.311)

Mayora Indah, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
MYOR 2016 659.314.197.175 (746.551.666.042) (11.027.805.520)
MYOR 2015 2.336.785.497.955 (540.613.367.669) (944.661.855.805)
MYOR 2014 (862.339.383.145) (815.592.277.343) 521.712.904.799
MYOR 2013 967.023.231.523 (609.978.840.945) (63.660.670.000)
MYOR 2012 830.244.056.569 (699.360.306.502) 879.470.158.427

Sekar Laut, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
SKLT 2016 1.641.040.298 (12.087.320.549) 612.243.771
SKLT 2015 29.666.923.35 (15.501.688.728
(19.319.546.259)
9 )
SKLT 2014 23.398.218.90 (15.847.886.557
(21.818.138.714)
2 )
SKLT 2013 26.893.558.45
(31.821.277.181) (3.847.898.504)
7
SKLT 2012 15.260.831.78
(20.744.042.190) (6.517.247.920)
6

Siantar Top, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
STTP 2016 (339.686.560.362
66.186.126.054 189.124.769.166
)
STTP 2015 (244.350.415.675
194.843.122.728 50.164.482.090
)
STTP 2014 (230.464.942.295
198.516.135.904 30.764.501.441
)
STTP 2013 (151.623.548.332
58.655.739.190 94.984.424.983
)
STTP 2012 (186.333.476.390
24.460.960.446 163.812.211.037
)

Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

Independent Dependent
Code Year
OPCF INVCF FCF ROTA
ULTJ 2016 779.108.645.836 (77.338.111.138) (29.521.421.384)
ULTJ 2015 669.463.282.890 (283.394.639.131) (26.230.857.125)
ULTJ 2014 128.022.639.236 (151.360.410.751) (99.002.304.236)
ULTJ 2013 195.989.263.645 (68.894.854.034) (51.359.064.683)
ULTJ 2012 (147,109,164,794
491,603,153,597 (51,380,570,993)
)

Anda mungkin juga menyukai