Anda di halaman 1dari 21

Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Pada Perusahaan Manufaktur di BEI

Diajukan Oleh:

Yeremia Gunawan

NIM: 312020022

JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan adalah sumber informasi eksternal tentang situasi dan hasil

bisnis. Informasi ini berkaitan dengan posisi keuangan, hasil dan kinerja posisi

keuangan perusahaan dan bermanfaat bagi banyak pengguna untuk membuat

keputusan keuangan. Komponen penting dari laporan keuangan yang digunakan

untuk mengukur kinerja manajemen adalah profitabilitas.

Perseroan selalu berusaha untuk memaksimalkan pencapaiannya guna

mempertahankan usahanya. Menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan

merupakan hal yang sangat perlu dilakukan oleh perusahaan. Setelah perusahaan

mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingannya, perusahaan

memiliki peluang untuk berhasil dan bertahan dalam persaingan bisnis. Oleh

karena itu, jika ingin meraih kepercayaan stakeholders maka harus menunjukkan

kinerja perusahaan yang baik (Syakur: 2009) Kinerja perusahaan dapat

ditunjukkan dalam bentuk laporan keuangan, dimana laporan keuangan

merupakan produk utama perusahaan, yang dapat digunakan sebagai sumber

informasi penting bagi pemangku kepentingan. pemangku kepentingan (Samryn,

2012: 11).

Baru-baru ini, fenomena "merit management" telah menjadi fenomena umum

di perusahaan. Beberapa “kasus seperti PT. Indosat, PT. Kimia Farma dan Bank
Lippo Tbk melaporkan bahwa “dalam operasional perusahaan, pihak manajemen

melakukan” manajemen kinerja (Jantu, 2010). Pihak manajemen termotivasi

untuk melakukan manajemen kinerja karena percaya bahwa mereka dapat

"bekerja atau menghargai usaha.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa manajemen laba

berasal dari motif yang berbeda. Adel (2004) menunjukkan “adanya manajemen

laba di perusahaan setelah pinjaman korporasi didiskontokan atau diklasifikasikan

sebagai non-investment grade”. Adiasih dan Kusuma (2011) menunjukkan bahwa

CEO yang baru diangkat mengelola laba dengan biaya sukarela untuk mengurangi

laba di tahun berikutnya. Selain kedua peneliti tersebut, Suprianto (2008) juga

memberikan bukti bahwa 4.444 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dari tahun 2001 hingga 2005 melaporkan manajemen laba dalam

prospektus laporan keuangannya sebelum penerapan laporan tersebut.

Term income management merupakan hasil dari upaya pengelola atau

penyusun laporan keuangan untuk mengelola data akuntansi, khususnya

pendapatan (income), untuk kepentingan pribadi dan perusahaan (Suprianto,

2008). Manajemen kinerja dapat dilakukan hanya melalui manajemen kinerja

berbasis kinerja dan manajemen pendapatan aktual.

Manajemen pendapatan akrual murni (pure accrual management), yaitu

penerimaan akrual insidental yang tidak memiliki efek langsung pada arus kas,

disebut manajemen pendapatan akrual. Manajemen kinerja berbasis hasil

diterapkan pada akhir periode ketika manajer mengetahui hasil sebelum


perencanaan sehingga ia dapat menentukan berapa banyak perencanaan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan kinerja. Namun, manajemen pendapatan aktual

(manipulasi operasi aktual) dapat terjadi selama periode keuangan.

Financial leverage merupakan salah satu upaya yang ditujukan untuk

meningkatkan laba operasi, dapat dijadikan tolak ukur dalam mempelajari

perilaku supervisor dalam manajemen kinerja (Wahyu, 2011). Kesalahan dalam

pengambilan keputusan atau strategi bisnis dapat menyebabkan perusahaan gagal

memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang berisiko gagal bayar memungkinkan

manajemen melakukan praktik manajemen laba untuk menjaga agar perusahaan

tetap baik di mata investor dan publik. Leverage adalah rasio semua hutang

terhadap aset perusahaan. Semakin tinggi debt ratio maka semakin besar peluang

perusahaan melakukan praktik manajemen laba untuk menjaga citra baik

perusahaan di mata investor dan masyarakat.Berdasarkan uraian di atas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah tata kelola perusahaan

yang baik memiliki dampak negatif terhadap manajemen laba? (2) Apakah arus

kas bebas berpengaruh positif terhadap manajemen laba? (3) Apakah manajemen

persediaan berdampak positif terhadap manajemen laba? (4) Apakah financial

leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba Tujuan penelitian dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata kelola yang baik, arus kas

bebas, manajemen persediaan dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Indonesia.


Profitabilitas merupakan indikator efisiensi manajemen dalam pengelolaan

aset. Semakin tinggi laba perusahaan, semakin besar keinginan manajemen untuk

menerapkan manajemen laba. Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara

meratakan laba agar stabil. Laba yang stabil dapat meyakinkan investor bahwa

suatu perusahaan memiliki laba yang baik. Salah satu penelitian terdahulu yang

sependapat dengan pernyataan tersebut adalah penelitian Irsyad (2008) yang

menemukan bahwa praktik perataan laba (earnings management) tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Berdasarkan teori dan

penelitian sebelumnya, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2:

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Menurut Kasmir

(2014), profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba, rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan perusahaan. Laba merupakan hasil

dana yang ditanamkan oleh pemegang saham sehingga dapat dianggap penting

bagi pemilik (pemegang saham).

1.2 Masalah Penelitian

Masalah penelitian yang akan diteliti berdasarkan latar belakang yang telah

dijelaskan sebelumnya yakni:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?


4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya

oleh peneliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris:

1. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap

manajemen laba.

2. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh corporate governance terhadap

manajemen laba.

3. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

4. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap manajemen

laba.

1.3.2 Manfaat penilitian

Dari rumusan masalah dan tujuan masalah yang dikemukakan, dengan

adanya penelitian ini, penulis berharap dapat berguna dan memberikan manfaat

positif bagi semua kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi:

1. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini bermanfaat dan menambah pengetahuan melalui

pemahaman peneliti. Menyelidiki penghindaran pajak sebagai peluang untuk

menerapkan dan menerapkan teori-teori yang dipelajari di perguruan tinggi ke realitas

bisnis.

2. Bagi perusahaan

Untuk memberikan informasi yang relevan kepada manajer bisnis, proyek

prospektif ini mengharuskan mereka mengumpulkan informasi tentang tanggung

jawab yang harus mereka pertimbangkan saat menjalankan bisnis mereka.

Pengembalian pajak yang konsisten juga diperlukan sesuai dengan jumlah wajib

pajak.

3. Bagi akademis

Penelitian ini menambah literatur penipuan pajak dan mendukung penelitian

sebelumnya. Selain itu, juga memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya

di masa yang akan datang.

4. Bagi investor

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu para investor

mengevaluasi dan menilai perusahaan pada saat mereka berinvestasi sehingga

dapat mengambil keputusan investasi yang terbaik.

5. Bagi Pemerintah

Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk membantu

pemerintah dalam memantau penghindaran pajak perusahaan.


BAB 2

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Manajemen laba

Manajemen Laba adalah ukuran yang direncanakan, tetapi masih terbatas

Prinsip akuntansi dan tercantum dalam Prinsip Akuntansi Umum (GAAP). "Peluang

untuk menambah atau mengurangi laba bersih yang dilaporkan jika diinginkan"

Intinya adalah manajemen kinerja adalah cara bagi manajer untuk menghasilkan uang

Memaksimalkan dapat meminimalkan keuntungan, seperti halnya perataan

keuntungan seperti yang dipersyaratkan oleh manajemen Copeland, Weston dan

Shastri (2005).

2.1.2 Ukuran perusahaan

Laporan keuangan merupakan alat untuk menyampaikan informasi Pengambil

alihan keuangan untuk pihak yang berkepentingan Keputusan. Diharapkan informasi

yang terkandung dalam laporan keuangan membantu kreditur dan investor membuat
keputusan tentang investasi mereka. Ada keuntungan dalam laporan keuangan salah

satu indikator untuk menilai efisiensi pengelolaan. Menurut Statement of Financial

Accounting Concept (SFAC) No. 1, dalam menaksir pertanggung jawaban dan

kinerja manajemen yang menjadi perhatian utama adalah informasi laba. Manajemen

yang kinerjanya dilihat berdasarkan informasi laba, menyadari adanya kecenderungan

untuk lebih memperhatikan laba. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku

menyimpang manajemen, salah satunya adalah manajemen laba.

2.1.3 corporate governance

Winanda (2009) corporate governance adalah sebuah konsep yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi pada sebuah

perusahaan. Secara universal OECD (Organisation for Economic Cooperation and

Development) memperkenalkan prinsip-prinsip corporate governance antar lain

adalah prinsip accountability, responsibility, transparency, fairness, dan

independency. Widowati (2009) menyatakan corporate governance akan berdampak

positif bagi pemegang saham dan masyarakat yang berupa pertumbuhan ekonomi

nasional.

2.1.4 Leverage

Watts dan Zimmerman (Lupitasari, 2012) menemukan bahwa manajer

perusahaan yang terlilit laporan Ia mengatakan kemungkinan akan meningkatkan

laba.  Shanti dan Yudhanti (2007), Shanti dan Yudhanti (2007), Tarjo (2008) dan

Chin et al. (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan pendanaan leverage


keuangan yang tinggi karena hutang yang besar dibandingkan dengan aset yang

dimiliki oleh perusahaan, Diduga manajemen laba karena perusahaan terancam

bangkrut sehingga tidak dilakukan untuk dapat membayar kewajiban dan hutang kita

tepat waktu.

2.1.5 profitabilitas

Menurut Kasmir (2014), Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan laba, rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan perusahaan. Laba

merupakan hasil dana yang ditanamkan oleh pemegang saham sehingga dapat

dianggap penting bagi pemilik (pemegang saham) perusahaan.

2.2 Penelitian terdahulu

Berikut merupakan tabel mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian ini disajikan pada tabel 2.1

Table 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Sumber Hasil

1 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN Pria Juni Prasetya 1. bahwa terdapat pengaruh

TERHADAP MANAJEMEN LABA Gayatri (1 Januari negatif diantara ukuran

DENGAN PENGUNGKAPAN 2016) perusahaan dengan

CORPORATE SOCIAL pengungkapan CSR.

RESPONSIBILITY SEBAGAI 2. terdapat pengaruh negatif


VARIABEL INTERVENING diantara ukuran perusahaan

dengan manajemen laba.

3. bahwa terdapat pengaruh

positif signifikan diantara

ukuran perusahaan dengan

pengungkapan CSR

2 PENGARUH CORPORATE YULIANI 1. Penerapan good corporate

GOVERNANCE DAN FAKTOR ALMALITA (2, governance, kepemilikan

LAINNYA TERHADAP MANAJEMEN December 2017,) manajerial, dan kepemilikan

LABA institusional berhubungan

positif terhadap kinerja

perusahaan.

3 PENGARUH GOOD CORPORATE Selvy Yulita Hasil penelitian ini

GOVERNANCE PADA MANAJEMEN Abdillah,R. Anastasia menunjukkan bahwa komite

LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Endang Susilawati audit berpengaruh negatif ,

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Nanang Purwanto komisaris independen, dan

Indonesia Tahun 2013-2014) kepemilikan institusional

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap manajemen

laba. Sedangkan kepemilikan

manajerial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

manajemen laba.
4 PENGARUH PERENCANAAN PAJAK hasil penelitian dapat disimpulkan
Dea Savitri Ayu
DAN UKURAN PERUSAHAAN bahwa secara simultan dan ukuran
Lestari, Ia Kurnia,
TERHADAP MANAJEMEN LABA perusahaan mempunyai pengaruh
Yuniati (3 September
(Studi Empiris Pada Perusahaan signifikan terhadap manajemen
– Desember 2018)
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa laba pada perusahaan manufaktur

Efek Indonesia Periode 2015-2017) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2017

5 PENGARUH DIVERSIFIKASI Ni Luh Floriani Ria Berdasarkan hasil penelitian

OPERASI, LEVERAGE DAN Dimarcia, Komang dengan 65 sampel perusahaan

KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA Ayu Krisnadewi (3. amatan, diketahui bahwa

MANAJEMEN LABA Juni 2016) diversifikasi operasi tidak

berpengaruh pada manajemen laba,

leverage tidak berpengaruh pada

manajemen laba, dan kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif

pada manajemen laba

6 PENGARUH PROFITABILITAS Dinda Alfianti A. dan 2.1 Hasil penelitian ini

TERHADAP HARGA SAHAM PADA Sonja Andarini Prodi menunjukkan bahwa: 1) Secara

PERUSAHAAN MAKANAN DAN Administrasi (1 April simultan (uji F) variabel Gross

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI 2017) Profit Margin (GPM),

BURSA EFEK INDONESIA Operating Profit Margin

(OPM), Return On Assets

(ROA), Return On Equity


(ROE), Earning Per Share

(EPS) berpengaruh signifikan

terhadap harga saham, 2) Secara

parsial (uji t) variabel Gross

Profit Margin (GPM), Return

On Assets (ROA), Return On

Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS) berpengaruh

signifikan terhadap harga

saham, sedangkan variabel

Operating Profit Margin (OPM)

tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.


2.3 Model penelitian

Berdasarkan variabel dependen yang sudah disebutkan, maka dapat dibuat

sebuah model penelitian yang menghubungkan antara variabel independen

terhadap variabel dependen sebagai berikut:

Ukuran perusahaan

Coprporate governence
Manajemen laba

Leverage

Profitabilitas

2.4 Pengembangan hipotesis


2.4.1 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Ukuran perusahaan menurut Agus Sartono (2010: 249) Lebih mudah

bagi perusahaan besar yang sudah mapan untuk mengumpulkan modal di

pasar modal daripada perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki

lebih banyak fleksibilitas karena akses yang mudah. Ukuran perusahaan pada

dasarnya berarti pembagian perusahaan menjadi beberapa kelompok, antara

lain perusahaan besar, menengah dan kecil. Ukuran perusahaan merupakan

ukuran yang digunakan untuk menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan berdasarkan total aset perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005).

Oleh karena itu, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

konsep ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana besar kecilnya

suatu perusahaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara (nilai aset,

ukuran pohon, jumlah saham, nilai pasar , dll. ). (Jurnal Ayu Sri Mahatma

Dewi dkk. (2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Butar dan Sudarsi (2012),

Kieso (2011: 192), Bambang Riyanto (2008: 313), Machfoedz (1994) dalam

Widaryant (2009), Agus Sartono (2010: 249), Suwito dan Herawaty (2005))

  Muliati (2011) serta Nariastiti dan Dwi Ratnadi (2014) menemukan

bahwa ukuran perusahaan dengan manajemen laba berpengaruh negatif.

Perusahaan besar kurang memiliki motivasi dalam melakukan praktik


manajemen laba. Hal ini dikarenakan pemegang saham dan pihak-pihak yang

berkepentingan di perusahaan besar dianggap lebih kritis dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Basis investor yang lebih besar terdapat pada

perusahaan besar, sehingga perusahaan besar mendapat pressure yang lebih

kuat untuk bisa menampilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya

(Marihot dan Setyawan, 2007). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh pada manajemen laba

2.4.2 Pengaruh Gorporate governance terhadap manajemen laba

Corporate Governance Forum of Indonesia (FCGI) mendefinisikan

GCG sebagai suatu kelompok Peraturan tentang hak-hak pemegang saham,

manajemen perusahaan (direktur eksekutif), kreditur, Direksi, karyawan, dan

pemangku kepentingan internal dan eksternal terkait lainnya tentang hak dan

kewajibannya, yaitu tentang sistem kendali Perusahaan. Mekanisme

manajemen yang baik dalam penelitian ini adalah dewan audit dan komisaris

independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen.

Komite Audit mencapai tata kelola yang baik membutuhkan komite

audit yang efektif. Dia Membentuk komite audit di perusahaan memiliki

beberapa keuntungan. Pertama, panitia ujian melakukan pemeriksaan

Memeriksa laporan keuangan dan melakukan audit eksternal. Kedua, panitia

ujian melakukan pemeriksaan kontrol manajemen independen. Ketiga, komite


audit melakukan implementasi pemantauan independen terhadap proses

implementasi yang baik yang mempengaruhi kualitas pelaporan akhirnya

mempengaruhi manajemen kinerja (Herianto, 2013). Kajian Suaryana (2005)

menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit berimplikasi positif dalam

kaitannya dengan manajemen pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa

keberadaan komite audit dimungkinkan meningkatkan efisiensi kegiatan

bisnis. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut Konsekuensi.

Komisaris Independen Pengaruh dewan dalam perusahaan lebih

ditekankan pada fungsi pengendalian tentang pelaksanaan pedoman pengurus.

Peran komisaris diharapkan dapat meminimalisir permasalahan lembaga yang

dibentuk antara dewan dan pemegang saham. Oleh karena itu sarannya Itu

harus dapat mengontrol tindakan direksi, yang dilakukan sesuai dengan

kepentingan pemilik. Es. Beasley (1996) menyatakan dalam Herianto (2013)

komposisi komisi adalah komisaris. Orang luar dapat mengurangi kecurangan

pelaporan keuangan lebih dari kehadiran komite audit. Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa ukuran dewan dan karakteristik komisaris berasal dari

luar perusahaan Dampak terhadap Pelaporan Keuangan Kecurangan.

Komisaris Independen, Pengaruh dewan dalam perusahaan lebih ditekankan

pada fungsi pengendalian tentang pelaksanaan pedoman pengurus. Peran

komisaris diharapkan dapat meminimalisir permasalahan lembaga yang

dibentuk antara dewan dan pemegang saham. Oleh karena itu sarannya Itu
harus dapat mengontrol tindakan direksi, yang dilakukan sesuai dengan

kepentingan pemilik. Es. Beasley (1996) menyatakan dalam Herianto (2013)

komposisi komisi adalah komisaris. Orang luar dapat mengurangi kecurangan

pelaporan keuangan lebih dari kehadiran komite audit. Pelajaran ini juga

menunjukkan bahwa ukuran dewan dan karakteristik komisaris berasal dari

luar perusahaan Dampak terhadap Pelaporan Keuangan Kecurangan.

Kepemilikan Institusional Konsentrasi kepemilikan institusional terdiri dari

saham-saham yang dimiliki perusahaan Institusi atau lembaga seperti

perusahaan asuransi, perusahaan investasi dan properti institusional lainnya.

Lembaga tersebut merupakan lembaga yang sangat berkepentingan dengan

investasi Termasuk partisipasi, sehingga lembaga biasanya mengalihkan

tanggung jawab departemen khusus untuk mengelola investasi perusahaan.

Karena lembaga-lembaga itu mengawasi dengan ketat pengembangan

profesional investasi, tingkat pengawasan tindakan administratif sangat tinggi

untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan (Lastanti, 2004). tentang

keberadaan lembaga ini Ini bisa menjadi alat pemantauan yang efektif bagi

perusahaan.

Kepemilikan Manajerial, Jensen & Meckling (1976) mengklaim bahwa

kepemilikan manajerial berhasil mekanisme untuk mengurangi kebijaksanaan

administratif dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan kepentingan

pemegang saham. Masalah kantor dapat diminimalkan dengan cara berikut:

Meningkatkan kepemilikan manajemen sehingga manajemen cenderung


berusaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham. Itu

akan berdampak Manajemen akumulasi keuntungan dan nilai perusahaan.

Namun, kepemilikan juga menyebabkan manajer memanipulasi harga saham

oportunistik. Kemampuan seorang pemimpin untuk menampilkan perilaku

oportunistik dibatasi oleh pengendalian intern. Ujiyantho dan Pramuka (2007)

melaporkan struktur kepemilikan tersebut Kepemimpinan berpengaruh positif

signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini membuktikannya Kepentingan

kepemilikan direktur dapat dikurangi Konflik antara kepentingan manajemen

dan pemilik atau pemegang saham.

H2: Gorporate governance berpengaruh pada manajemen laba.

2.4.3 Pengaruh leverage kepada manajemen laba

Leverage dapat digunakan sebagai benchmark untuk performance

management perusahaan Perusahaan dengan leverage tinggi berarti

kepemilikan kewajiban yang lebih besar dibandingkan dengan aset yang

dimiliki, itu menimbulkan risiko dan tekanan yang besar bagi perusahaan.

Watt dan Zimmerman (Lupitasarissa, 2012) menyatakan bahwa manajer

perusahaan debitur kemungkinan akan meningkatkan laba yang dilaporkan

untuk tumbuh daya tawar perusahaan dalam negosiasi utang, mengurangi

kekhawatiran kreditur dan mendapatkan keringanan limit kredit. Shanti dan

Yudhanti (2007), Penawaran (2008) dan Chin dkk. (2009) menemukan bahwa

perusahaan dengan pendanaan leverage keuangan yang tinggi karena hutang

yang besar dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan,


Manajemen kinerja dicurigai karena perusahaan terancam bangkrut, yang

berarti tidak dilakukan untuk dapat membayar kewajiban dan hutang kita tepat

waktu.

Leverage keuangan mencerminkan sumber dana operasi yang

digunakan oleh perusahaan. Leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi

perusahaan. Semakin besar risiko bagi perusahaan, semakin besar pula

ketidakpastian penerimaan return di masa depan (Agustia, 2013).

H3: Leverage berpengaruh pada manajemen laba

2.4.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap manejemen laba

Profitabilitas merupakan indikator efisiensi manajemen dalam

pengelolaan aset. Semakin tinggi keuntungan perusahaan, semakin tinggi

keinginan manajemen melakukan manajemen kinerja. Manajemen pendapatan

dapat dilakukan dengan beberapa cara mendistribusikan keuntungan ke

kandang. Tingkat profitabilitas yang stabil dapat meyakinkan investor bahwa

perusahaan memiliki keuntungan yang baik. Banyak Studi sebelumnya yang

setuju dengan pernyataan ini adalah studi dilakukan Irsyad (2008)

menyimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap praktik pemerataan pendapatan (income management).

Profitabilitas adalah keuntungan yang dihasilkan oleh manajemen keuangan

perusahaan perusahaan oleh manajemen. Keuntungan berasal dari penjualan dan

investasi perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). 


H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.

Daftar isi
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/view/1299

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/download/20324/13969

https://journal.untar.ac.id/index.php/jpa/article/view/9376/5988

https://www.journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/70/35

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_riwayat_penelitian_1_dir/

48851f09d97e46e6e45d0b0f1989b033.pdf

http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/3806

Anda mungkin juga menyukai