Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20 Jakarta 11440, Indonesia
Felbenexicta@gmail.com
Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence the influence of leverage, tax
planning, firm size, audit committee, independent commissioner, sales growth, and auditor independence
on earning management.The population of this research are manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange from 2018 to 2020. The sample in this research obtained by using the purposive sampling
method that were 62 companies that met the sampling criteria. The hyphotesis test used of this is multiple
regression method. The measurement of earning management of this research uses Modified Jones
model to estimate the value of discretionary accruals as the proxy of earnings management. The result
show that leverage,tax planning, and sales growth have influence to earnings management, while firm
size,audit committee, independent commissioner, and auditor independence have no influence to
earnings management.
Keywords: earnings management, discretionary accruals, leverage, tax planning, firm size, audit
committee, independent commissioners, sales growth, auditor independence
Abstrak: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh
variabel leverage, tax planning, ukuran perusahaan, komite audit, dewan komisaris independen,
pertumbuhan penjualan, dan independensi auditor terhadap manajemen laba. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018
hingga tahun 2020. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive
sampling yaitu sebanyak 62 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian ini. Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda. Pengukuran manajemen laba dalam
penelitian ini menggunakan Modified Jones Model untuk mengukur nilai discretionary accruals sebagai
proksi untuk manajemen laba. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa leverage, tax planning dan
pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan,
komite audit, dewan komisaris independen, dan independensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba.
Kata kunci: manajemen laba, discretionary accruals, leverage,tax planning, ukuran perusahaan, komite
audit, dewan komisaris independen, pertumbuhan penjualan, independensi auditor
687
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 4 December 2022
688
E-ISSN: 2775 - 8907 Felicia Benedicta
Ricky A. Mulyana
yang memiliki peranan dan pengaruh kuat perhitungan dan kebijakan akuntansi yang
terhadap kegiatan manajemen di perusahaan. nantinya digunakan dalam penyusunan laporan
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa keuangan. Adanya kesempatan untuk memilih
hubungan agensi merupakan kontrak antara si kebijakan akuntansi, dapat membuka peluang
prinsipal (satu orang atau lebih) yang kepada manajemen untuk berperilaku
mengikutsertakan si agen (orang lain) untuk oportunistik, yang memiliki arti bahwa manajer
melakukan beberapa tanggung jawab atas memiliki keleluasaan untuk kepentingan mereka
nama prinsipal dengan melibatkan sendiri dan memaksimumkan utilitas mereka
pendelegasian kekuasaan pada agen. (Scott 2015,318).
Namun dalam praktiknya, konflik
dalam hubungan prinsipal dan agen kerap kali Leverage dan Manajemen Laba
ditemukan dalam perusahaan. Terkadang agen Leverage merupakan salah satu rasio
memiliki perbedaan kepentingan dengan si keuangan yang menunjukan hubungan antara
prinsipal. Dengan adanya konflik kepentingan hutang jangka panjang suatu perusahaan
yang terjadi , menimbulkan biaya agensi sebagai terhadap modal maupun aset (Arifin dan
pengeluaran yang terklasifikasi menjadi 3 jenis Dectriana 2016). Perusahaan yang memiliki
biaya, yakni: monitoring cost, bonding cost, dan leverage tinggi akan cenderung melakukan
residual loss. manajemen laba karena perusahaan terancam
Hubungan teori ini dengan praktik bangkrut sehingga tidak mampu memenuhi
manajemen laba adalah ketika si agen pembayaran hutang tepat waktu (Nalarreason, T,
memberikan laporan keuangannya kepada si and Mardiati 2019). Oleh sebab itu perusahaan
prinsipal dan prinsipal merasa puas dengan melaporkan labanya lebih tinggi karena
hasil kerja agen maka si agen akan perusahaan sedang berusaha bertahan dari
mendapatkan bonus atau bahkan promosi pelanggaran perjanjian utang dalam menjaga
jabatan. Sehingga pihak manajemen akan kredibilitasnya di mata kreditor (Astalia dan
melakukan manajemen laba untuk memenuhi Trisnawati 2017).
kepentingannya sendiri daripada kepentingan H1: Terdapat pengaruh leverage terhadap
pemilik. manajemen laba.
689
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 4 December 2022
fiskal lebih kecil hal ini memungkinkan terhadap intergritas dan objektifitas pada
perusahaan melakukan manajemen laba. Hal ini laporan keuangan (Yohendra dan Susanty
bertujuan untuk memperoleh penghematan 2019). Dengan demikian, keberadaan komite
pajak yang pada nantinya perusahaan dapat audit sebagai pengawas atas proses pelaporan
membayar beban pajak seminimal mungkin. keuangan perusahaan dapat menurunkan
H2: Terdapat pengaruh tax planning terhadap praktik manajemen laba.
manajemen laba. H4: Terdapat pengaruh komite audit terhadap
manajemen laba.
Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba
Ukuran perusahaan merupakan suatu Dewan Komisaris Independen dan
pengkategorian sebuah perusahaan Manajemen Laba
berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan Dewan komisaris independen
(Honggo dan Marlinah 2019). Menurut Yosvid et merupakan anggota dewan komisaris yang
al. (2020) bahwa perusahaan besar dalam berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik
memenuhi harapan banyak pihak memiliki dan memenuhi persyaratan sebagaimana
motivasi lebih besar dalam manajemen dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa
laba.Manajemen perusahaan besar bertujuan Keuangan (Peraturan OJK No 55/PJOK.04/2015
untuk memenuhi harapan banyak investor atau Pasal 1). Dewan komisaris sendiri terdiri atas
pemegang saham. Hal ini dapat disebabkan komisaris independen, komisaris afiliasi, dan
manajemen ingin menjaga reputasi perusahaan komisaris internal.Dewan komisaris independen
sehingga ukuran perusahaan yang besar bertugas untuk memberi nasihat kepada dewan
cenderung ingin menghasilkan kinerja keuangan direksi serta memastikan bahwa perusahaan
yang baik kepada publik (Lubis dan Suryani telah melaksanakan tanggung jawabnya kepada
2018). para pemangku kepentingan (Saniamisha dan
H3: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan Tjhai 2019). Dengan demikian, semakin besar
terhadap manajemen laba. proporsi dewan komisaris independen dapat
mendorong pengungkapan informasi dan peran
Komite Audit dan Manajemen Laba pengawasannya menjadikan manajer lebih
Komite audit merupakan salah satu transparan dan berhati-hati dalam menjalankan
sistem tata kelola perusahaan yang dapat perusahaan yang akan mendorong terwujudnya
digunakan untuk menyelaraskan kepentingan good corporate governance (GCG) yang
manajemen dan kepentingan baik mayoritas diharapkan dapat menurunkan praktik
maupun minoritas pemegang saham (Lai dan manajemen laba.
Liu 2018). Sebagai pihak pemantau tata kelola H5: Terdapat pengaruh dewan komisaris
suatu perusahaan diharapkan komite audit independen terhadap manajemen laba.
memberikan informasi yang akurat, benar,
lengkap, dan dapat diandalkan melalui rapat Pertumbuhan Penjualan dan Manajemen
tahunan yang di gelar.Berdasarkan Peraturan Laba
OJK No 55/PJOK.04/2015 Pasal 4 dikatakan Pertumbuhan penjualan merupakan
komite audit paling sedikit tiga orang anggota peningkatan penjualan dari tahun ke tahun
yang berasal dari komisaris independen dan (Harahap 2021). Suatu perusahaan yang
pihak luar emiten. Komite audit dapat dipercaya pertumbuhan penjualan yang terus melaju dapat
dapat menjaga kredibilitas atas laporan mempengaruhi kemampuan mempertahankan
keuangan dengan memberikan kontribusi keuntungan dalam menandai kesempatan-
690
E-ISSN: 2775 - 8907 Felicia Benedicta
Ricky A. Mulyana
691
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 4 December 2022
692
E-ISSN: 2775 - 8907 Felicia Benedicta
Ricky A. Mulyana
sesuai dengan penelitian (Nurlis et al. 2020). tahun sebelumnya lalu dibagi dengan penjualan
Variabel ini dapat dirumuskan sebagai berikut: akhir periode tahun sebelumnya. Adapun rumus
SIZE = 𝐿n Total Aset untuk mengukur pertumbuhan penjualan
dengan skala rasio sesuai dengan penelitian
Komite audit dapat diartikan sebagai Firnanti et al. (2019) sebagai berikut:
keberadaan komite audit yang dimiliki oleh suatu
perusahaan (Almalita 2017). Dalam penelitian ini 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠1 − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠0
SALES = 𝑥 100%
pengukuran komite audit menggunakan skala 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠0
rasio Agustia (2013) dalam penelitian Firnanti et
al. (2019) dan dirumuskan sebagai berikut: Independensi auditor (AuInd) adalah
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
AC = Jumlah Anggota Komite Audit umum secara independen sehingga
memberikan hasil pemeriksaan laporan
Dewan komisaris independen keuangan perusahaan yang dapat dipercaya
merupakan pihak yang sama sekali tidak terlibat publik. Dalam penelitian ini independensi auditor
hubungan apapun terhadap manajemen. Oleh diukur dengan jika perusahaan di audit dengan
karena itu, dapat membantu mengawasi agar auditor berbeda dalam waktu tiga tahun sesuai
mengurangi tindak kecurangan dalam dengan penelitian (Alexander dan Hengky 2017).
perusahaan (Sukmadijaya dan Cahyadi 2017). Mengukurnya dengan menggunakan variabel
Dalam penelitian ini pengukuran dewan dummy dengan skala nominal sebagai berikut:
komisaris independen menggunakan skala rasio
(Nurlis et al. 2020). Variabel ini dapat 1. Jika diaudit oleh auditor yang berbeda
dirumuskan sebagai berikut: dalam tiga tahun
0. Jika diaudit oleh auditor yang sama
∑𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 dalam tiga tahun
IC =
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
HASIL PENELITIAN
Pertumbuhan penjualan merupakan
peningkatan penjualan dari tahun ke tahun Berikut merupakan hasil perhitungan
(Harahap 2021). Pertumbuhan penjualan diukur statistik deskriptif dan pengujian hipotesis yang
melalui dari penjualan akhir periode pada tahun dilakukan dalam penelitian ini:
i dikurangi dengan penjualan akhir periode pada
693
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 4 December 2022
Tabel 3 menunjukkan nilai signifikansi besar dari nilai alpha 0,05, sehingga dapat
pada leverage (DAR) adalah sebesar 0,002 disimpulkan bahwa H3 tidak diterima. Hal ini
lebih kecil daripada nilai alpha 0,05, sehingga berarti variabel ukuran perusahaan tidak
dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima. Hal ini berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini
berarti variabel leverage berpengaruh terhadap dikarenakan menurut penelitian yang dilakukan
manajemen laba. Nilai koefisien 0,084 oleh Arifin dan Dectriana (2016) besar kecilnya
mengartikan bahwa leverage berpengaruh ukuran suatu perusahaan bukan menjadi
positif terhadap manajemen laba. Hal ini indikator suatu perusahaan melakukan
dikarenakan menurut penelitian yang dilakukan manajemen laba yang dapat diartikan
Priharta et al. (2018) tingkat utang yang tinggi perusahaan yang berukuran kecil atau besar
akan mendorong perusahaan untuk melakukan memiliki peluang dalam melakukan manajemen
manajemen laba agar mempertahankan rasio laba.
debt to equity serta untuk meningkatkan equity Nilai signifikansi pada komite audit (AC)
dalam bentuk mempercepat perolehan laba, adalah sebesar 0,808 lebih besar dari nilai alpha
sehingga manajemen melakukan praktik 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha4
manajemen laba untuk memmenuhi debt to tidak diterima. Hal ini berarti variabel komite
equity ratio tertentu. audit tidak berpengaruh terhadap manajemen
Nilai signifikansi pada tax planning (TP) laba. Hal ini dikarenakan menurut penelitian
adalah sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai yang dilakukan Rahmawati et al. (2017) adanya
alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembentukkan komite audit hanya sebagai
H2 diterima. Hal ini berarti variabel tax planning pemenuhan terhadap regulasi hukum di
berpengaruh terhadap manajemen laba. Nilai Indonesia sebagai hukum dasar bagi
koefisien 0,052 mengartikan bahwa tax planning perusahaan yang telah publik mewajibkan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba. adanya komite audit, sehingga dalam
Hal ini dikarenakan menurut penelitian yang pelaksanaannya komite audit kurang efektif
dilakukan Nurlis et al. (2020) semakin tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
keuntungan yang di peroleh perusahaan, maka Nilai signifikansi pada dewan komisaris
semakin besar kemungkinan jumlah pajak yang independen (IC) adalah sebesar 0,820 lebih
ditanggung perusahaan. Salah satu tindakan besar dari nilai alpha 0,05, sehingga dapat
yang dilakukan oleh manajemen untuk disimpulkan bahwa H5 tidak diterima. Hal ini
menghindari hal tersebut dengan melakukan berarti variabel dewan komisaris independen
manajemen laba. tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Nilai signifikansi pada ukuran Hal ini dikarenakan menurut penelitian yang
perusahaan (SIZE) adalah sebesar 0,085 lebih dilakukan oleh Wahyono et al. (2019) dewan
694
E-ISSN: 2775 - 8907 Felicia Benedicta
Ricky A. Mulyana
REFERENCES:
Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, Dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 15 (1): 27–42.
Alexander, Nico, and Hengky. 2017. “Factors Affecting Earnings Management in the Indonesian Stock Exchange.”
Journal of Finance and Banking Review 2 (2): 8–14.
ALMALITA, YULIANI. 2017. “Pengaruh Corporate Governance Dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba.”
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19 (2): 183–94.
Arifin, Lavenia, and Nicken Dectriana. 2016. “Pengaruh Firm Size , Corporate Governance , Dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 18 (1): 1–93.
Astalia, Floren, and Ita Trisnawati. 2017. “Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap
695
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 4 December 2022
696