PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia usaha atau bisnis yang sangat ketat menjadi
semua pihak yang berkepentingan baik pihak intern atau ekstern perusahaan
luar perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang
perusahaan.
sumber daya ekonomis yang mungkin bisa dikendalikan dimasa yang akan
datang, untuk menghasilkan arus kas dari sumber daya yang tersedia, dan untuk
Informasi laba sering kali menjadi pusat perhatian untuk melihat kinerja
menghasilkan laba dimasa yang akan datang juga dilihat melalui informasi laba.
Informasi laba memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengambilan
(income smoothing) untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi antara pihak
perataan laba dipandang sebagai upaya untuk menstabilkan laba yang bertujuan
ikut meningkat secara signifikan, namun disisi lain perusahaan juga menginginkan
laba yang dihasilkan tetap stabil dan tidak berfluktuatif secara berlebihan sesuai
target yang diharapkan. Perataan laba (income smoothing) tidak akan dilakukan
pihak manajemen perusahaan jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan tidak jauh
berbeda dengan laba yang diharapkan, keputusan akan investasi dari pemegang
saham sangat dipengaruhi dari laba perusahaan sehingga pihak manajemen selalu
yang logis dan rasional oleh manager untuk meratakan laba dengan menggunakan
cara atau metode akuntansi tertentu, alasannya adalah karena rekayasa untuk
mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan dapat menguranngi
keinginan, tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan
karyawan, karena dinilai mampu menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji
menyebabkan pengungkapan
3 informasi mengenai laba yang dihasilakan menjadi
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
sebagai berikut :
perataan laba.
a) Bagi Akademisi
b) Bagi Praktisi
dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
pengambilan keputusan.
permasalahan hanya pada dua faktor yang diduga berpengaruh terhadap perataan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sampel tahun 2012-2016.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
konsep manajemen laba yang terkait dengan perataan laba. Teori agensi
hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlihat dalam
hubungan suatu agensi seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang
6
menarik dan jam kerja yang fleksibel, sendangkan principal diasumsikan hanya
akan tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka
diperusahaan tersebut.
muncul ketika terdapat perbedaan tujuan (goals) antara agent dan principal serta
terdapat kesulitan sehingga membutuhkan biaya yang mahal bagi principal untuk
pihak eksternal perusahaan seperti kreditor dan investor, asimetri informasi terjadi
ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relative lebih banyak dan
perusahaan. Saat terjadi kondisi seperti itu, manajer bias saja menggunakan
terjadi jika antara agent dan principal mempunyai sikap atau pandangan yang
pemilik), dan buruh atau tenaga kerja, pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh manajer tidak didasarkan atas kepentingan manajemen (agent) namun harus
Dalam suatu organisasi cara yang paling efektif untuk bisa mengubah
perilaku anggota organisasi agar sesuai dengan yang diingikan yaitu dengan
reward berupa penghargaan atau intensif bisa memberikan dampak yang baik
lagi.
munculnya rasa tertekan, tidak tenang dan sebagainya. Adanya asimetri informasi
Pramuka, 2007).
akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada informasi lainnya,
informasi akuntansi juga digunakan oleh para principal untuk menilai kinerja para
manajer, yang selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar dalam pemberian reward
Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu : (1)
manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia
asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia kemungkinan besar
Selain teori agensi teori lain yang digunakan sebagai pendekatan untuk
melihat tindakan perataan laba yang dilakukan adalah Teori Akuntansi Positif,
akuntansi oleh manajer dan motivasi atau tujuan manajer itu sendiri dalam
pengelolaan laba.
mungkin. Salah satu pendekatan untuk melakukan ini adalah dengan memilih
10
3). Hipotesis biaya politik (Political cost hypothesis)
Hipotesis ini menyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang dihadapi
perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat
perhatian yang luas dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga
pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang
manajemen bekerja sesuai dengan keinginan pemilik atau dengan kata lain
11
principal tidak memiliki ninformasi yang cukup mengenai kinerja agen.
Intervensi manajemen yang mengandung kejahatan moral (moral hazard)
Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam
batas prinsip akuntansi untuk menghasilkan tingkat laba yang diinginkan, baik
yang digunakan dalam manajemen laba. Perataan laba merupakan perilaku yang
yang berlaku saat ini dan kebijakan manajemen dalam memilih prosedur
Menurut Scott (2000) manajemen laba dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu :
meminimalisasi pajak.
dengan melaporkan laba bersih yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih
12
3). Taking Bath
Pola ini biasanya dilakuakan pada saat perusahaan mengalami tekanan atau
laporan keuangan tidak dapat diandalkan. Dalam hal ini perataan laba
abnormal laba dalam batas-batas yang diizinkan dalam praktek akuntansi dan
didefinisikan sebagai usaha untuk memperkecil jumlah laba yang dilaporkan jika
laba actual lebih besar dari laba normal dan usaha untuk memperbesar jumlah laba
yang dilaporkan jika laba actual lebih kecil dari laba normal. Selain itu, perataan
memiliki informasi yang akurat tentang laba, sehingga investor gagal dalam
adanya laba yang rata dari tahun ke tahun merupakan salah satu hal yang sangat
disukai oleh manajemen dan para investor, karena laba yang rata mengindikasikan
1). Perataan laba melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi
Konsep akrual yang tercermin dalam perhitungan laba terdiri dari discretionary
laba akrual atau beban yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan
suatu standar atau prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan jika standar itu
dilanggar akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan (Hidayati dan Zulaikha,
2003).
pernyataan akuntansi yang berlaku umum untuk melakukan perataan laba secara
mendapatkan kepercayaan diri pemilik modal. Perataan laba merupakan salah satu
1.) Aliran laba yang merata dapat meningkatan keyakinan para investor karena
laba yang stabil akan mendukung kebijaksanaan deviden yang stabil pula
2.) Penyusunan pos pendapatan dan biaya secara bijaksana yang melalui periode
3.) Perataan laba dapat meningkatkan hubungan antara manajer dan pekerja
karena kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat menimbulkan
4.) Aliran laba ynag merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada ekonomi
1.) Profitabilitas
(Sawir, 2009:18).
perusahaan.
c. Rentabilitas ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
2.) Leverage
mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, semakin besar laverage maka
2004).
modal sendiri.
Times interest earned merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan
besar kecilnya perusahaan dilihat dari berbagai cara yaitu total aktiva, nilai
18
5.) Reputasi Auditor
pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi denga the big four
atau tidak.
Saham ini dimiliki oleh internal dari perusahaan atau perusahaan induk
19
2.8 Penelitian Terdahulu
Untuk mendapatkan acuan dan gambaran dari arah penelitian ini serta
20
2.9 Kerangka Pikir
mengurangi fluktuasi laba yang akan dilaporkan perusahaan. Perataan laba dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa mendorong manajer untuk melakukan
perusahaan untuk mendapatkan laba pada masa yang akan datang dan semakin
jika rasio Leverage semakin besar maka nilai hutang perusahaan semakin besar
faktor yang diduga mempengaruhi tindakan praktik perataan laba. Oleh karena itu
H1
Profitabilitas (ROA) X 1
Perataan Laba y
H2
Leverage (DTA) X 2
H3
21
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
2.10 Perumusan Hipotesis
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus
diuji secara empiris,, Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
terdahulu, serta kerangka pemikiran teoritis dan perumusan hipotesis, maka dapat
1. Hipotesis 1
2. Hipotesis 2
3. Hipotesis 3
22
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel lainnya.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016. Penelitian ini
Efek Indonesia.
periode penelitian yaitu dari tahun 2012-2016, populasi dalam penelitian ini
sebanyak sepuluh perusahaan. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah
23
pada periode 2012-2016 serta mempunyai laporan keuangan lengkap
lagi beroperasi.
3.4.1Variabel Dependen
laba (income smoothing) (y). Perataan laba yaitu tindakan manajemen yang
sebagai berikut :
di mana:
CV = Coefficient of variation (Koefisien variasi) dari variabel yaitu standar
deviasi dibagi nilai yang diharapkan, nilai yang diharapkan dalam hal ini
kecil dari 1 dan dianggap bukan perata laba apabila Indeks eckelnya lebih dari 1
25
Sedangkan CV =
Dimana :
= Perubahan laba (I) atau perubahan penjualan (S) antara tahun ke n-1 ke
tahun n.
1) Profitabilitas (X1)
adalah ROA (return on asset), yang diteliti dengan rumus sebagai berikut :
ROA =
2) Leverage (X2)
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Ragio leverage yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to asset (DTA), yang diteliti
=
Leverage
sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah diolah, dan yang
murni maupun yang telah diolah, Penelitian ini mengambil data-data laporan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
1.
Dokumentasi
2.
Literatur
deskripsi variabel-variabel.
pertimbangan tidak ada pelanggaran terhadap asumsi klasik. Asumsi klasik yang
dan non-autokorelasi.
Uji normalitas data digunakan untuk menghindari terjadinya bias. Oleh karena
b. angka signifikan (SIG) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal
2. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier antar variabel bebas, salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan melihat dari Variance Inflation
Jika VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka terjadi
28
multikolinieritas. Sebaliknya, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel
bebas apabila VIF berada pada kisaran 0,10 sampai 10, Ghozali (2001)
3. Uji Autokorelasi
suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi, maka
diperoleh kurang aktual. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala
nilai dianggap tidak berbahaya jika terletak di daerah dU < DW < 4-dU.
4. Uji Heteroskedasitisitas
lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai variabel terikat dengan
b. jika tidak ada ppola yang jelas, serta titik-titik yang ada menyebar diatas
heteroskedasitisitas.
3.7.4 Uji T
secara individu (parsial) terhadap variabel terikat. Apabila t hitung lebih kecil dari
t tabel (t hitung < t tabel ), maka H0 diterima. Sedangkan apabila t hitung lebih
dimana :
30
Pengukuran hipotesis :
a.
H0 : β1 : β2 : β3 = 0, maka tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel
b.
H0 : β1 : β2 : β3 ≠ 0, maka ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas
c.
Level of significant (α) sebesar 5 %
d.
Ketentuan yang digunakan adalah (berdasarkan probabilitas) Jika p < 0,05,
3.7.5 Uji F
Uji simultan atau disebut juga unji F dalam analisis regresi berganda
31
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara bersama-sama atau
serempak (simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Uji F dapat
dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan tabel F, Jika F hitung > F tabel
Nagelkerke untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini
32
33
34