Anda di halaman 1dari 17

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik yang

menggunakan persamaan analisis linier berganda. Metode analisis data ini

dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel,

selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan

analisisis linier berganda. Pengujian asumsi klasik dan analisis linier

berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 16.

Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke

program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode

analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, diperoleh 9 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan

sampel dalam penelitian dan penelitian ini diamati selama 5 tahun yaitu

pada tahun 2012-2016 sehingga data yang didapatkan berjumlah 45

perusahaan.

4.2 Deskripsi Variabel

4.2.1 Deskripsi Variabel Bebas

4.2.1.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan tingkatan keuntungan bersih yang

dicapai perusahaan. Rasio Profitabilitas yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah ROA (return on asset), yang diteliti dengan rumus

sebagai berikut :
45

ROA =

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang menjadi sampel.

Tabel 4.1

Profitabilitas (X1)

2012 2013 2014 2015 2016


DVLA 0,139 0,106 0,065 0,078 0,099
KBLF 0,188 0,174 0,171 0,150 0,154
INAF 0,080 0,044 0,061 0,040 0,064
KAEF 0,099 0,087 0,080 0,077 0,059
MERK 0,079 0,252 0,253 0,222 0,207
PYFA 0,124 0,087 0,088 0,100 0,096
SIDO 0,114 0,060 0,083 0,090 0,339
SQBB 0,341 0,355 0,359 0,324 0,345
TSPC 0,137 0,118 0,104 0,084 0,083
Sumber : Data diolah oleh Peneliti (2020)

4.2.1.2 Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Ragio leverage

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to asset (DTA), yang

diteliti dengan rumus sebagai berikut :

Leverage =
46

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan leverage pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang menjadi sampel.

Tabel 4.2

Leverage (X2)

2012 2013 2014 2015 2016


DVLA 0,217 0,231 0,237 0,293 0,295
KBLF 0,217 0,249 0,210 0,201 0,181
INAF 0,325 0,309 0,532 0,370 0,465
KAEF 0,306 0,343 0,390 0,401 0,508
MERK 0,268 0,265 0,227 0,262 0,217
PYFA 0,447 0,568 0,552 0,561 0,506
SIDO 0,560 0,598 0,508 0,480 0,502
SQBB 0,181 0,176 0,197 0,237 0,260
TSPC 0,276 0,286 0,261 0,310 0,296
Sumber : Data diolah oleh Peneliti (2020)

4.2.2 Deskripsi Variabel Terikat

Variabel ini merupakan variabel yang tergantung pada faktornya

diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan

variabel independen. Perataan laba diukur menggunakan Indeks eckel

yang mana perusahaan dianggap melakukan perataan laba apabila Indeks

eckelnya lebih kecil dari 1 dan dianggap bukan perata laba apabila Indeks

eckelnya lebih dari 1 dan .

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan perataan laba pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang menjadi sampel.


47

Tabel 4.3

Perataan Laba (Y)

2012 2013 2014 2015 2016


DVLA 1,796 1,184 1,437 0,859 0,738
KBLF 1,424 1,697 1,131 0,496 0,030
INAF 1,765 1,549 0,643 1,350 0,681
KAEF 0,745 1,124 0,944 0,953 1,190
MERK 1,951 0,457 0,738 1,426 0,973
PYFA 1,044 1,229 1,058 0,752 1,134
SIDO 1,007 1,561 0,722 0,817 0,290
SQBB 0,547 0,995 1,067 1,131 1,001
TSPC 0,640 1,029 1,198 1,201 1,090
Sumber : Data diolah oleh Peneliti (2020)

4.3 Analinis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah pendeskripsian suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

Berikut tabel 4.4 di bawah ini menggambarkan hasil analisis statistik

deskriptif dari masing-masing variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 4.4
48

Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
PL 45 .030 1.951 1.03983 .400959
PROF 45 .040 .359 .14354 .094144
LEV 45 .176 .598 .33957 .129795
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan analisis statistik deskriptif masing-

masing variabel yaitu sebagai berikut :

1. Profitabilitas (X1) mempunyai nilai minimum 0.030 dan nilai

maksimumnya 1.951. Nilai rata-rata profitabilitas adalah 0.14354.

Standar deviasi profitabilitas yaitu sebesar 0.160565 memiliki arti bahwa

ukuran penyebaran data dari variabel profitabilitas adalah sebesar

0.160565 dari 9 sampel yang digunakan.

2. Leverage (X2) mempunyai nilai minimum 0.176 dan nilai maksimumnya

0.589. Nilai rata-rata leverage adalah 0.33957. Standar deviasi leverage

yaitu sebesar 0.129795 memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data dari

variabel kepemilikan institusional adalah sebesar 0.129795 dari 9 sampel

yang digunakan.

3. Perataan laba (Y) mempunyai nilai minimum 0.030 dan nilai

maksimumnya 1.951. Nilai rata-rata perataan laba adalah 1.03983.

Standar deviasi perataan laba yaitu sebesar 0.400959 memiliki arti

bahwa ukuran penyebaran data dari variabel perataan laba adalah sebesar

0.400959 dari 9 sampel yang digunakan.

4.4 Uji Asumsi Klasik


49

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

independen profitabilitas dan leveraga serta variabel dependen mengenai

perataan laba berdistribusi normal atau tidak. Pengujian pada uji ini

dilakukan dengan pengujian one sample kolmogrov-smirnov, dimana satu

nilai kolmogrov smirnov digunakan untuk seluruh variabel baik independen

dan variabel dependen. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai

asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Berikut tabel 4.5 di bawah ini menggambarkan

menunjukkan hasil dari pengujian normalitas :

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas I

PL PROF LEV
N 45 45 45
Normal Parametersa Mean 1.03983 .14354 .33957
Std. Deviation .400959 .094144 .129795
Most Extreme Absolute .099 .212 .190
Differences Positive .099 .212 .190
Negative -.073 -.140 -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .664 1.420 1.278
Asymp. Sig. (2-tailed) .769 .035 .076
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas

berdistribusi tidak normal dikarenakan tingkat signifikannya di bawah 0,05

sedangkan variabel perataan laba dan leverage berdistribusi normal karena

tingkat signifikannya di atas 0,05. Agar semua variabel penelitian tersebut


50

berdistribusi normal maka peneliti melakukan tranformasi data variabel

profitabilitas dengan metode LN. Berikut tabel 4.6 di bawah ini

menggambarkan hasil uji normalitas setelah dilakukan data residual.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas II

PL LN_PROF LEV
N 45 45 45
Normal Parametersa Mean 1.03983 -2.1215 0.33957
Std. Deviation 0.400959 .59019 0.129795
Most Extreme Absolute 0.099 0.140 0.190
Differences Positive 0.099 0.140 0.190
Negative -0.073 -0.087 -0.117
Kolmogorov-Smirnov Z 0.664 0.938 1.278
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.769 0.343 0.076
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed)

pada semua variabel lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini terdistribusi normal, dan

pengolahan data dapat dilakukan lebih lanjut.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dan

dapat dilihat dengan menggunakan Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Nilai cut off yang digunakan untuk menunjukan adanya

multikolineritas adalah apabila nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF
51

> 10. Berikut tabel 4.7 di bawah ini menggambarkan hasil pengolahan uji

multikolonieritas.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

Profitabilitas 0.743 1.345 Tidak terjadi Multikolinearitas

Leverage 0.743 1.345 Tidak terjadi Multikolinearitas


Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Berdasarkan table 4.7 diatas dapat dilihat bahwa variabel

kepemilikan institusional, komisaris independen, likuiditas dan financial

distress memiliki nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10 maka

dapat disimpulkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

terbebas dari masalah multikolonieritas.

4.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada peroide t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model

regresi yang baik yaitu yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada

atau tidak autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson. Berikut

tabel 4.8 di bawah ini memaparkan hasil pengolahan uji autokorelasi pada

penelitian ini.

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Autokorelasi


52

Kesimpulan
Durbin Watson 1.790 Tidak terjadi Autokorelasi
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar

2.418. Hasil tersebut membuktikan bahwa -2 ≤ 1.790 ≤ 2, maka dapat

disimpulkan model regresi pada penelitian ini terbebas dari masalah

autokorelasi dan tahapan pengolahan data dapat dilanjutkan.

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan melakukan pengujian apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitisitas adalah dengan melihat

grafik scatter plot antara nilai variabel terikat dengan residualnya. Dasar

analisis yang digunakan menurut Ghozali (2001) dalam Fauziyah (2007)

adalah :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

telah terjadi heteroskedasitisitas.\

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang ada menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedasitisitas.

Berikut grafik 4.1 di bawah ini memaparkan hasil pengolahan data uji

heteroskedastisitas :
53

Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Dari grafik 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression) dengan bantuan SPSS versi 16.0 untuk

menguji pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen

sebagai berikut :

4.5.1 Uji Koefisien Determinan (Uji Statistik R2)

Koefisien determinan (R2) menjelaskan dan mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut


54

tabel 4.9 di bawah ini memaparkan hasil uji koefisien determinan (uji

statistik R2).

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik R2

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .378 .143 .102 .379968
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Pada tabel 4.9 di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0,143. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas dan leverage mempengaruhi perataan laba sebesar 14.3%.

Sedangkan sisanya sebesar 85.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini.

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk memberikan gambaran apakah seluruh variabel

independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji F pada tabel 4.10 di

bawah ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik F


55

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 1.010 2 .505 3.498 .039a
Residual 6.064 42 .144
Total 7.074 44
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16 dari lampiran 7

Pada tabel 4.10 di atas ditunjukkan bahwa nilai F dihitung sebesar

3.498 dengan nilai signifikan sebesar 0.039 sedangkan tingkat

kepercayaannya adalah sebesar 0,05. Maka menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih besar dari tingkat kepercayaan yaitu 0.039 < 0,05 maka H1

diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas dan

leverage berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba.

4.5.3 Uji Statistik t

Uji statistik t menjelaskan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris

independen dan kualitas audit) secara individual atau parsial dalam

menerangkan variasi variabel dependen (luas pengungkapan sukarela).

Berikut tabel 4.11 di bawah ini merupakan hasil pengujian signifikan

parameter individual (uji t)

Tabel 4.11

Hasil Uji t
56

Standardi
Unstandardized zed
Coefficients Coefficie
Model t Sig. Kesimpulan
nts
Std.
Beta
B Error
1 (Constant) 0.706 0.220 3.207 0.003
LN_PROF -0.294 0.113 -0.433 -2.615 0.012 Diterima
LEV -0.854 0.512 -0.277 -1.669 0.103 Ditolak
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16

Keterangan : *Sig α = 5% atau 0,05

Pesamaannya adalah

Y = 0.706 – 0.294X1 – 0.854X2

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji t di atas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

4.5.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Perataan Laba

Berdasarkan pada tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian

hipotesis 1 yaitu variabel profitabilitas memperoleh nilai t sebesar -2.615

dan tingkat signifikan sebesar 0.012. Oleh karena itu hipotesis pertama

yaitu profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba karena tingkat

signifikansi variabel profitabilitas lebih kecil dari 0,05 yakni 0.012 < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak.

Hasil pengujian hipotesis pada panelitian ini menunjukkan bahwa

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap perataan

laba. Naikan dan turunnya ROA dipengaruhi oleh laba bersih dan aset

perusahaan. Apabila persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada


57

persentase kenaikan aset maka ROA akan naik. Sebaliknya, apabila

persentase kenaikan aset lebih besar daripada persentase kenaikan laba

bersih maka ROA akan turun (Tomi Setiawan, 2018). Berdasarkan data

pada penelitian ini, kecenderungan laba bersih dan aset mengalami

kenaikan, akan tetapi ROA cenderung turun yang berarti bahwa persentase

kenaikan aset lebih besar dari persentase kenaikan laba bersih. Walaupun

ROA cenderung turun, akan tetapi perusahaan yang melakukan perataan

laba mempunyai ROA yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang

tidak melakukan perataan laba.

Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Made

Yustiari dan Dewi I Ketut Sujana (2014), berpendapat profitabilitas

memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba, dan Gandi sukmajati

wicaksono (2012), juga berpendapat profitabilitas memiliki pengaruh

signifikan terhadap perataan laba.

4.5.3.2 Pengaruh Leverage terhadap Perataan Laba

Berdasarkan pada tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian hipotesis 2

yaitu variabel leverage memperoleh nilai t sebesar -1.669 dan tingkat

signifikan sebesar 0.103. Oleh karena itu hipotesis kedua leverage tidak

berpengaruh terhadap perataan laba karena tingkat signifikan variabel

leverage lebih besar dari 0,05 yakni 0.103 > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima dan Ha ditolak.

Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa

leverage yang diproksikan dengan DAR tidak berpengaruh terhadap


58

perataan laba. Naikan dan turunnya DAR dipengaruhi oleh liabilitas dan

aset perusahaan. Jika persentase kenaikan liabilitas lebih besar daripada

persentase kenaikan aset maka leverage (DAR) akan naik. Sebaliknya,

apabila persentase kenaikan aset lebih besar daripada persentase kenaikan

liabilitas maka leverage (DAR) akan turun. Dari data penelitian,

kecenderungan liabilitas dan aset mengalami kenaikan, namun DAR

cenderung turun yang artinya persentase kenaikan aset lebih besar dari

persentase kenaikan liabilitas.

Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Taufik, Muhammad, Haryetti, Ahmad Fauzan Fathoni (2014), berpendapat

bahwa leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba, dan

Gandi sukmajati wicaksono (2012), juga berpendapat leverage memiliki

pengaruh signifikan terhadap perataan laba. Namun penelitian ini selaras

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Tomi Setiawan, 2018). Ia

menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hal

ini juga didukung oleh penelitian dari Umi Murtini dan Aditya Denny O.S

(2012) menyatakan leverage tidak berpengah terhadap perataan laba.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

analisis pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap perataan laba. Sampel

pada penelitian ini sebanyak 9 perusahaan manufaktur sub sektor farmasi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasannya pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba karena hipotesis

pertama (H1) pada penelitian ini diterima.

2. Leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena hipotesis

kedua (H2) pada penelitian ini ditolak.

3. Profitabilitas dan leverage secara bersama-sama berpengaruh secara

simultan terhadap perataan laba karena hipotesis ketiga (H3) pada

penelitian ini diterima.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan yang melekat

dalam penyusunan penelitian ini. Berikut beberapa keterbatasan dalam

penelitian ini :

60
1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sub sektor

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-

2016 sebagai objek penelitian.

2. Nilai R-Square yang rendah sebesar 14,3% menjelaskan bahwa masih

banyak variabel-variabel lain yang berkontribusi besar dalam

mempengaruhi perataan laba pada laporan tahunan perusahaan.

5.3 Rekomendasi

Sesuai dengan beberapa keterbatasan yang telah dijelaskan peneliti,

maka peneliti memberikan beberapa saran agar bermanfaat untuk peneliti

dimasa yang akan datang :

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menggunakan sampel

perusahaan nonpemanufakturan, kemudian hasilnya dibandingkan

dengan kelompok sampel pemanukfakturan untuk dianalisis guna

mendukung generalisasi.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dalam meneliti judul yang sama

sebaiknya menambahkan variabel independen lain yang berpengaruh

terhadap perataan laba, seperti : kepemilikan manajerial, umur

perusahaan, ukuran perusahaan, bonus plan, dan lain-lain.

61

Anda mungkin juga menyukai