BAB IV
data sekunder yang diperoleh dari website resmi BEI www.idx.co.id. Pada
1985 bergerak dibidang industri air minum dalam kemasan, industri roti
Simatupang Kav. 88, Jakarta. Perusahaan ini pada tanggal 2 Mei 1994,
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni
1994.
52
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food) ( AISA) didirikan pada
beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada
di Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung,
Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa
dan jasa.
dan mulai melakukan kegiatan komersialnya pada bulan Juni 2001. BTEK
(HPH), Hutan Tanam Industri (HTI) dan perdagangan. Saat ini, kegiatan
usaha utama BTEK adalah industri pengolahan biji kakao (lemak kakao,
padatan kakao dan bubuk kakao). Kantor pusat BTEK beralamat di Rukan
Komplek Permata Senayan, Blok E No. 38, Jl. Tentara Pelajar – Jakarta
Selatan 12210, sedangkan lokasi pabrik pengolahan biji kakao di Jl. Raya
Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor
pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan
53
minuman.
pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”,
“San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan
Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 –
78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha
juga kopi. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal
4 Juli 1990.
pusat PSDN terletak di Gedung Plaza Sentral, Lt. 20, Jln. Jend. Sudirman
No. 47, Jakarta 12930 dan pabriknya berlokasi di Jl. Ki Kemas Rindho,
berlokasi di Plaza Asia, Lantai 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. Selain itu,
lahir pada tahun 1958 Susu segar, the segar dan kunyit asam. Dimulai dari
Trading Company.
56
Jakarta, Indonesia.
Nugra Santana, Lt. 7, Suite 707, Jln. Jend. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta
10220 dan Kantor cabang berlokasi di Jalan Raya Darmo No. 23-25,
Indosari Corporation.
57
yaitu Debt to Equity Ratio (DER) untuk variabel struktur modal serta data
Return On Asset (ROA), Total Aset perusahaan dan dat Risk perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek
suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Std.
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
Struktur Modal 45 26,421 32,201 28,60893 1,388463
Ukuran Perusahaan 45 0,001 0,437 0,11071 0,107008
Profitabilitas 45 0,008 1,290 0,62044 0,488406
Risiko Bisnis 45 0,000 0,986 0,41013 0,289377
Valid N (listwise) 45
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
4. Nilai minimum risiko bisnis adalah 0,000 dan nilai maksimum risiko
Pengujian pada uji ini dilakukan dengan pengujian one sample kolmogrov-
berdistribusi normal jika nilai asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Berikut tabel 4.2
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Mean 0,0000000
Parametersa
Std. Deviation 0,01503264
Most Extreme Absolute 0,087
Differences Positive 0,087
Negative -0,065
Kolmogorov-Smirnov Z 0,583
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,886
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed)
pada uji tersebut lebih besar dari 0,05 yaitu 0,886 sehingga dapat
dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF).
bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Model
regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF <10 dan
nilai tolerance > 0,1. Tabel berikut menyajikan hasil uji multikolinearitas.
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran Perusahaan 0,955 1,047
Profitabilitas 0,978 1,022
Risiko Bisnis 0,975 1,026
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai VIF setiap variabel
dibawah 10 dan nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1 sehingga
tidak terdapat hubungan atau korelasi antara satu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa data
regresi yang baik yaitu yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi
Tabel 4.3
Uji Autokolerasi
Kesimpulan
Durbin Watson 0,893 Tidak terjadi Autokorelasi
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID
pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X (Ghozali, 2013). Dasar analisis
adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
Grafik 4.1
Scatterplot Variabel Struktur Modal
yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
Tabel 4.5
Uji Linearitas
F Sig.
Y * X3 (Combined) 7,646 0,122
Linearity 17,113 0,054
Deviation from Linearity 7,415 0,126
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
linearity pada Sig. adalah 0,126. Hal ini menandakan nilai Sig. lebih besar
dari pada 0,05 dan itu berarti variabel independen dan variabel dependen
dan risiko bisnis terhadap struktur modal dengan model dasar sebagai
berikut :
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Risiko Bisnis
a = Konstanta
Tabel 4.6
Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,414 0,007 190,282 0,000
Ukuran Perusahaan 0,051 0,022 0,274 2,353 0,023
Profitabilitas 0,041 0,009 0,549 4,776 0,000
Risiko Perusahaan 0,015 0,007 0,262 2,277 0,028
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
Maka dari tabel 4.5 di atas model regresi yang didapatkan adalah :
Keterangan :
regresi sebesar 0,051. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel
sebesar 0,015. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel risiko
65
berganda dengan bantuan SPSS versi 16.0 untuk menguji pengaruh antara
Berikut tabel 4.7 di bawah ini memaparkan hasil uji koefisien determinan
Tabel 4.7
Uji Statistik R2
sebesar 47%. Sedangkan sisanya sebesar 53% dipengaruhi oleh variabel lain
adalah :
a. Jika F hitung > F tabel (n-k-1) dan Jika signifikansi< 0,05 maka secara
b. Jika F hitung < F tabel (n-k-1) dan Jika signifikansi > 0,05 maka
Tabel 4.8
Uji F
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 0,009 3 0,003 12,143 0,000a
Residual 0,010 41 0,000
Total 0,019 44
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai tingkat signifikansi sebesar 0,014.
Hal ini menjelaskan bahwa nilai Sig. lebih besar dari tingkat signifikan
0,05 yakni 0,014 < 0,05. Maka artinya ukuran perusahaan, profitabilitas
struktur modal.
(struktur modal). Berikut tabel 4.7 di bawah ini merupakan hasil pengujian
Tabel 4.9
4.5 Pembahasan
tingkat signifikan sebesar 0,023. Oleh karena itu hipotesis pertama yaitu
tingkat signifikansi variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05 yakni
Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai yang dialami
oleh ukuran perusahaan akan berdampak naik juga terhadap nilai struktur
memberikan pinjaman.
dilakukan oleh Nur Wahyu Shofiatin Chasanah pada tahun 2017 dan
penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni Apriani Pakpahan pada tahun
hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
Nita Septiani (2018) dan penelitian yang dilakukan Stenyverens J.D Lasut
modal.
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Rusmala Dewi S (2016) dan penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni
3 yaitu variabel risiko bisnis memperoleh nilai t sebesar 2,277 dan tingkat
signifikan sebesar 0,028. Oleh karena itu hipotesis ketiga yaitu risiko
signifikansi variabel risiko bisnis lebih kecil dari 0,05 yakni 0,028 < 0,05
antara keuntungan saat ini dan keuntungan masa depan yang diharapkan.
Rusmala Dewi S (2016) dan penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni