Pada periode ini terdapat 193 perusahaan, namun setelah dilakukan teknik
Perusahaan.
1985 bergerak dibidang industri air minum dalam kemasan, industri roti
Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pada tanggal 2 Mei 1994 perusahaan ini
secara produktif tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Plaza
Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung, Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl.
kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Kegiatan TPS
dan mulai melakukan kegiatan komersialnya pada bulan Juni 2001. BTEK
(HPH), Hutan Tanam Industri (HTI) dan perdagangan. Saat ini, kegiatan
usaha utama BTEK adalah industri pengolahan biji kakao (lemak kakao,
padatan kakao dan bubuk kakao). Kantor pusat perusahaan ini beralamat
Senayan, Blok E No. 38 (12210), dan lokasi pabrik asifikasi biji kakao di
Cikande, Serang Banten – Indonesia Jl. Raya Serang Km. 68 Desa Julang.
Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor
bergerak pada bidang minuman non alcohol dan alcohol. Kegiatan utama
perusahaan ini adalah memproduksi serta menjual bir hitam dan bir
dan “San Mig Light”. Perusahaan ini juga memproduksi serta menjual
karung terigu dan penggilingan biji gandum. Berkantor pusat di Jl. Jend.
Saham-saham ini dicatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 14 Juli
1994.
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) merupakan salah
seperti biskuit, permen, wafer, cokelat, makanan kesehatan dan juga kopi.
Perusahaan ini tercatat pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 4 Juli 1990.
Berkantor pusat di Jln. Jend. Sudirman No. 47 Gedung Plaza Sentral, Lt.
nilai nominal Rp1.000,- per saham pada harga penawaran Rp3.000,- per
Oktober 1994.
Jend. Sudirman Kav Plaza Asia, Lantai 2. Dan melalui anak usahanya
perusahaan ini memproduksi pakan udang, pakan ikan, produk kacang dan
mete lainnya.
PT Siantar Top Tbk (STTP) ada pada 12 Mei 1987 berkegiatan
(candy) dan mie (snack noodle). Berkantor pusat di Waru Sidoarjo Jl.
lahir pada tahun 1958. Perusahaan ini memproduksi kunyit asam, susu
segar dan the segar. Diawali dari susu rumahan tahun 1958 di Bandung -
di Jakarta, Indonesia.
per saham serta harga penawaran Rp4.300,- per saham. Saham-saham ini
707 Jakarta (10220) dan Kantor cabang di Surabaya Jalan Raya Darmo
No. 23-25.
Ratio (DER) , Return On Asset (ROA), Total Aset perusahaan dan data
Risk perusahaan. Data dalam penelitian ini didapat dari Bursa Efek
tahunya.
sebuah data yang dapat dilihat pada nilai maksimum, nilai minimum, nilai
(Y).
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Std.
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
Struktur Modal 45 26,421 32,201 28,60893 1,388463
Ukuran Perusahaan 45 0,001 0,437 0,11071 0,107008
Profitabilitas 45 0,008 1,290 0,62044 0,488406
Risiko Bisnis 45 0,000 0,986 0,41013 0,289377
Valid N (listwise) 45
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
4. Nilai minimum risiko bisnis adalah 0,000 dan nilai maksimum risiko
mengenai struktur modal berdistribusi normal atau tidak. Pengujian pada uji
nilai asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Berikut tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Mean 0,0000000
Parametersa
Std. Deviation 0,01503264
Most Extreme Absolute 0,087
Differences Positive 0,087
Negative -0,065
Kolmogorov-Smirnov Z 0,583
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,886
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
uji tersebut lebih besar dari 0,05 yaitu 0,886 sehingga disimpulkan bahwa
merupakan korelasi antara satu variabel bebas dan variabel bebas lainnya.
melihat pada nilai tolerance serta nilai Variance Inflasing Factor (VIF).
bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Model
regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF <10 dan
nilai tolerance > 0,1. Tabel berikut menyajikan hasil uji multikolinearitas.
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran Perusahaan 0,955 1,047
Profitabilitas 0,978 1,022
Risiko Bisnis 0,975 1,026
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai VIF setiap variabel
dibawah 10 dan nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1 sehingga
tidak terdapat hubungan atau korelasi antara satu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa data
Model regresi yang baik yaitu yang bebas dari autokorelasi. Untuk
Watson. Berikut tabel 4.4 di bawah ini memaparkan hasil pengolahan uji
Tabel 4.3
Uji Autokolerasi
Kesimpulan
Durbin Watson 0,893 Tidak terjadi Autokorelasi
Sumber : Hasil pengolahan data dari mengolah SPSS v.16
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
dengan menganalisa ada tidaknya pola tertentu digrafik scatter plot antara
SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X (Ghozali, 2016). Jika
ada pola tertentu pada grafik seperti titik-titik ada membentuk pola tertentu
menjelaskan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas
serta di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Grafik 4.1
Scatterplot Variabel Struktur Modal
yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
Tabel 4.5
Uji Linearitas
F Sig.
Y * X3 (Combined) 7,646 0,122
Linearity 17,113 0,054
Deviation from Linearity 7,415 0,126
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
linearity pada Sig. adalah 0,126. Hal ini menandakan nilai Sig. lebih besar
dari pada 0,05 dan itu berarti variabel independen dan variabel dependen
dan risiko bisnis terhadap struktur modal dengan model dasar sebagai
berikut :
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Risiko Bisnis
a = Konstanta
Tabel 4.6
Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,414 0,007 190,282 0,000
Ukuran Perusahaan 0,051 0,022 0,274 2,353 0,023
Profitabilitas 0,041 0,009 0,549 4,776 0,000
Risiko Perusahaan 0,015 0,007 0,262 2,277 0,028
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
Maka dari tabel 4.5 di atas model regresi yang didapatkan adalah :
Keterangan :
regresi sebesar 0,051. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel
sebesar 0,015. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel risiko
regresi berganda oleh bantuan SPSS versi 16.0 untuk menguji pengaruh
Berikut tabel 4.7 di bawah ini memaparkan hasil uji koefisien determinan
Tabel 4.7
Uji Statistik R2
sebesar 47%. Sedangkan sisanya sebesar 53% dipengaruhi oleh variabel lain
adalah :
a. Jika F hitung > F tabel (n-k-1) dan Jika signifikansi< 0,05 maka secara
b. Jika F hitung < F tabel (n-k-1) dan Jika signifikansi > 0,05 maka
Tabel 4.8
Uji F
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 0,009 3 0,003 12,143 0,000a
Residual 0,010 41 0,000
Total 0,019 44
Sumber : Data diolah dengan SPSS Versi 16, 2020
Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai tingkat signifikansi sebesar 0,014.
Hal ini menjelaskan bahwa nilai Sig. lebih besar dari tingkat signifikan
0,05 yakni 0,014 < 0,05. Maka artinya ukuran perusahaan, profitabilitas
struktur modal.
(struktur modal). Berikut tabel 4.7 di bawah ini merupakan hasil pengujian
Tabel 4.9
Pengujian Parsial (Uji T)
4.5 Pembahasan
tingkat signifikan sebesar 0,023. Oleh karena itu hipotesis pertama yaitu
tingkat signifikansi variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05 yakni
Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai yang dialami
oleh ukuran perusahaan akan berdampak naik juga terhadap nilai struktur
dilakukan oleh Nur Wahyu Shofiatin Chasanah pada tahun 2017 dan
penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni Apriani Pakpahan pada tahun
hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
Nita Septiani (2018) dan penelitian yang dilakukan Stenyverens J.D Lasut
modal.
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
return on assets yang tinggi berarti laba bersih yang dimiliki perusahaan
Rusmala Dewi S (2016) dan penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni
3 yaitu variabel risiko bisnis memperoleh nilai t sebesar 2,277 dan tingkat
signifikan sebesar 0,028. Oleh karena itu hipotesis ketiga yaitu risiko
signifikansi variabel risiko bisnis lebih kecil dari 0,05 yakni 0,028 < 0,05
struktur modal yang rendah. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan
tingkat risiko bisnis yang tinggi akan menggunakan hutang lebih kecil
menggunakan utang.
Rusmala Dewi S (2016) dan penelitian yang dilakukan oleh Nancy Enni