Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu bursa saham yang dapat
memberikan kesempatan bagi investor untuk berinvestasi dan sumber
pembiayaan dalam upaya mendukung kemajuan Perekonomian Nasional.
BEI juga berperan dalam upaya untuk membina pendukung keuangan
internal.

Bursa Efek Indonesia berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 52-53,


Senayan, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bursa Efek Indonesia
berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tangal 14 Desember 1912. Sekuritas yang
diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda
yang bekerja di Indonesia, obligasi yang diberikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda dan sekuritas yang berbeda.

Bursa Efek Indonesia berkembang dengan cepat sehingga aktivitasnya


semakin padat dan berbelit-belit. Pada tanggal 22 Mei 1995 BEI
menggunakan sistem perdagangan yang disebut Jakarta Automatic Trading
System (JATS). Sistem ini memfasilitasi pertukaran saham dengan
pengembalian yang lebih signifikan dan memastikan aktivitas pasar yang
wajar dan transparan dibandingkan dengan sistem kerja perdagangan manual.
Otoritas publik memilih menggabungkan BEJ menjadi bursa keuangan
dengan BES rekan sekuritas untuk lebih mengembangkan kelangsungan
hidup dan bekerja pada kondisi moneter di Indonesia yang berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada aktif pada 1 Desember 2007.
Penggabungan ini bertujuan untuk dapat menciptakan kondisi perekonomian
Indonesia lebih baik. Untuk memberikan data mengenai perkembangan
perdagangan saham kepada masyarakat luas, Bursa Efek Indonesia
menyebarkan informasi perkembangan nilai saham melalui media cetak dan
elektronik. BEI memiliki tujuh rekor saham, diantaranya IHSG, Indeks
Sektoral, Indeks LQ45, Indeks Perorangan, Indeks Syariah Jakarta, Indeks
Papan Utama dan Dewan Pengembangan, dan Indeks Kompas100.

Sementara dalam tinjauan ini, objek eksplorasi ini adalah organisasi


fabrikasi sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang meliputi :

1. PT. Akasha Wira International Tbk


PT. Akasha Wira International Tbk pertama kali didirikan dengan nama
PT. Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama perusahaan telah
mengalami perubahan berkali-kali, dan perubahan terakhir pada akhir
tahun 2010, ketika nama perusahaan tersebut diubah menjadi Akasha
Wira International. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13
Juni 1994.
2. PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
PT. Budi Strach and Sweetener Tbk, sebelumnya dikenal sebagai Budi
Acid Jaya Tbk, yang didirikan pada tanggal 15 Januari 1979 kemudian
mulai aktif beroperasi pada bulan Januari 1981. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 08 Mei 1995.
3. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, sebelumnya bernama Cahaya
Kalbar Tbk didirikan pada tanggal 3 Februari 1968 dengan nama CV
Tjahja Kalbar dan memulai kegiatan usahanya pada tahun 1971.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 1996.
4. PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk, didirikan pada tanggal 15 Juni 1970 dan mulai
aktif melakukan kegiatan usahanya pada tahun 1933. Sebelumnya
namanya dikenal dengan Pabrik "Anker Bir" yang didirikan pada tahun
1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam berlangsungnya kegiatan
bisnis, tanggung jawab atas kepemilikan pabrik mengalami beberapa
perubahan hingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Februari 1984.
5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), didirikan pada tanggal
02 September 2009 dan mulai mengoperasikan bisnisnya pada 01
Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan aktivitas usaha Divisi
Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),
pemegang saham pengendali. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 07
Oktober 2010.
6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, didirikan pada tanggal 14 Agustus
1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan
usahanya pada tahun 1990. Tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 14 Juli 1994.
7. PT. Multi Bintang Tbk
PT. Multi bintang Tbk (MLBI) mulai didirikan pada tanggal 3 Juni 1929
dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan
memulai kegiatan usahanya pada tahun 1929. Tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 15 Desember 1981.
8. PT. Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan pada tanggal 17 Februari
1977 dan memulai tugas usahanya pada Mei 1978. Tercatat di Bursa
Efek Indonesia pada 4 Juli 1990.
9. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti), didirikan pada
tanggal 8 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan
memulai kegiatan bisnisnya pada tahun 1996. Tercatat pada Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 28 Juni 2010.
10. PT. Sekar Bumi Tbk
PT. Sekar Bumi Tbk didirikan pada 12 April 1973 dan memulai kegiatan
usahanya pada tahun 1974. Tercatat sebelumnya di Bursa Efek
Indonesia pada 5 Januari 1993. Sejak 15 September 1999, Sekar Bumi
dikeluarkan dari BEI. Kemudian pada tanggal 24 September 2012,
SKBM mendapat pengesahan untuk penempatan kembali proteksi oleh
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 September 2012.
11. PT. Sekar Laut Tbk
PT. Sekar Laut Tbk, didirikan pada tanggal 19 Juli 1976 dan memulai
kegiatan bisnisnya pada tahun 1976. Tercatat di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 08 September 1993.
12. PT. Siantar Top Tbk
PT. Siantar Top Tbk, didirikan pada 12 Mei 1987 dan mulai aktif pada
September 1989. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 16 Desember
1996.
13. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
PT. Tunas Baru Lampung Tbk, didirikan pada tanggal 22 Desember
1973. Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Februari 2000.
14. PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk
PT. Ultrajaya Milk Industry & Tranding Company Tbk, mulai didirikan
pada tanggal 2 November 1971 dan aktif dalam kegiatan usahanya pada
pertengahan tahun 1974. Tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 2 Juli 1990.
4.2 Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan upaya menampilkan data agar data tersebut
dapat diuraikan secara benar dan dapat dimengerti dengan mudah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dengan mengambil
data dari laporan keuangan tahunan pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2020 yang diperoleh dari website resminya www.idx.co.id.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan
dan Capital Intensity, terhadap variabel dependen yaiutu Agretivitas Pajak,
dengan variabel moderasi yaitu Profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel yang akan
diamati, yaitu Ukuran Perusahaan, Capital Intensity, Agretivitas pajak dan
Profitabilitas.
4.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu ukuran yang dapat
menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Untuk mengukur
perusahaan, peneliti menggunakan perhitungan dengan LN
dikalikan dengan total aset.
Tabel 4.1
Ukuran Perusahaan

PT. ADES (AKASHA WIRA


INTERNATIONAL Tbk)
Tahun Total Aset LN
Rp
2016 767.479.000.000 27,37
Rp
2017 840.236.000.000 27,46
Rp
2018 881.275.000.000 27,5
Rp
2019 822.375.000.000 27,44
Rp
2020 958.791.000.000 27,59
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES
Tbk)
Rp
2016 2.931.807.000.000 28,71
Rp
2017 2.939.456.000.000 28,71
Rp
2018 3.392.980.000.000 28,85
Rp
2019 2.999.767.000.000 28,73
Rp
2020 2.963.007.000.000 28,72
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA
INDONESIA Tbk)
Rp
2016 1.425.964.152.418 27,99
Rp
2017 1.392.636.444.501 27,96
Rp
2018 1.168.956.042.706 27,79
Rp
2019 1.393.079.542.074 27,96
Rp
2020 1.566.673.828.068 28,08
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
Rp
2016 1.197.796.650.000 27,81
Rp
2017 1.340.842.765.000 27,92
Rp
2018 1.523.517.170.000 28,05
Rp
2019 1.425.983.722.000 27,99
Rp
2020 1.225.580.913.000 27,83
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk)
Rp
2016 28.901.948.000.000 30,99
Rp
2017 31.619.514.000.000 31,08
Rp
2018 34.367.153.000.000 31,17
Rp
2019 38.709.314.000.000 31,29
Rp
2020 103.588.325.000.000 32,27
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES
MAKMUR Tbk)
Rp
2016 82.174.515.000.000 32,04
Rp
2017 87.939.488.000.000 32,11
Rp
2018 96.537.796.000.000 32,20
Rp
2019 96.198.559.000.000 32,20
Rp
2020 163.136.516.000.000 32,73
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA
Tbk)
Rp
2016 2.275.038.000.000 28,45
Rp
2017 2.510.078.000.000 28,55
Rp
2018 2.889.501.000.000 28,69
Rp
2019 2.896.950.000.000 28,69
Rp
2020 2.907.425.000.000 28,70
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
Rp
2016 12.922.421.859.142 30,19
Rp
2017 14.915.849.800.251 30,33
Rp
2018 17.591.706.426.634 30,50
Rp
2019 19.037.918.806.473 30,58
Rp
2020 19.777.500.514.550 30,62
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI
CORPINDO Tbk)
Rp
2016 2.919.640.858.718 28,70
Rp
2017 4.559.573.709.411 29,15
Rp
2018 4.393.810.380.883 29,11
Rp
2019 4.682.083.844.951 29,17
Rp
2020 4.452.166.671.985 29,12
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
Rp
2016 1.001.657.012.004 27,63
Rp
2017 1.623.027.475.045 28,12
Rp
2018 1.771.365.972.009 28,20
Rp
2019 1.820.383.352.811 28,23
Rp
2020 1.768.660.546.754 28,20
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
Rp
2016 568.239.939.951 27,07
Rp
2017 636.284.210.210 27,18
Rp
2018 747.293.725.435 27,34
Rp
2019 790.845.543.826 27,40
Rp
2020 773.863.042.440 27,37
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
Rp
2016 2.337.207.195.055 28,48
Rp
2017 2.342.432.443.196 28,48
Rp
2018 2.631.189.810.030 28,60
Rp
2019 2.881.563.083.954 28,69
Rp
2020 3.448.995.059.882 28,87
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG
Tbk)
Rp
2016 12.596.824.000.000 30,16
Rp
2017 14.024.486.000.000 30,27
Rp
2018 16.339.916.000.000 30,42
Rp
2019 17.363.003.000.000 30,49
Rp
2020 19.431.293.000.000 30,60
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY & COMPANY Tbk)
Rp
2016 4.239.200.000.000 29,08
Rp
2017 5.186.940.000.000 29,28
Rp
2018 5.555.871.000.000 29,35
Rp
2019 6.608.422.000.000 29,52
Rp
2020 8.754.116.000.000 29,80

4.2.2 Capital Intensity


Capital intensity merupakan gambaran seberapa efektif dan
efisien suatu perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan
pendapatan, dengan cara aset tetap bersih dibagi dengan total aset.
Tabel 4.2
Capital Intensity

PT. ADES (AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk)


Tahun Total Aset Tetap Bersih Total Aset CAPIN
Rp Rp
2016 374.177.000.000 767.479.000.000 0,49
Rp Rp
2017 478.184.000.000 840.236.000.000 0,57
Rp Rp
2018 447.249.000.000 881.275.000.000 0,51
Rp Rp
2019 405.448.000.000 822.375.000.000 0,49
Rp Rp
2020 351.626.000.000 958.791.000.000 0,37
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
Rp Rp
2016 1.771.780.000.000 2.931.807.000.000 0,60
Rp Rp
2017 1.863.833.000.000 2.939.456.000.000 0,63
Rp Rp
2018 1.871.467.000.000 3.392.980.000.000 0,55
Rp Rp
2019 1.808.968.000.000 2.999.767.000.000 0,60
Rp Rp
2020 1.699.087.000.000 2.963.007.000.000 0,57
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 215.976.492.549 1.425.964.152.418 0,15
Rp Rp
2017 212.312.805.803 1.392.636.444.501 0,15
Rp Rp
2018 200.024.117.988 1.168.956.042.706 0,17
Rp Rp
2019 195.283.411.192 1.393.079.542.074 0,14
Rp Rp
2020 204.186.009.945 1.566.673.828.068 0,13
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
Rp Rp
2016 96.275.498.000 1.197.796.650.000 0,08
Rp Rp
2017 89.978.944.000 1.340.842.765.000 0,07
Rp Rp
2018 90.191.394.000 1.523.517.170.000 0,06
Rp Rp
2019 85.234.517.000 1.425.983.722.000 0,06
Rp Rp
2020 79.117.279.000 1.225.580.913.000 0,06
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp Rp
2016 7.114.288.000.000 28.901.948.000.000 0,25
Rp Rp
2017 8.120.254.000.000 31.619.514.000.000 0,26
Rp Rp
2018 10.741.622.000.000 34.367.153.000.000 0,31
Rp Rp
2019 11.342.412.000.000 38.709.314.000.000 0,29
Rp Rp
2020 13.351.296.000.000 103.588.325.000.000 0,13
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp Rp
2016 25.701.913.000.000 82.174.515.000.000 0,31
Rp Rp
2017 29.787.303.000.000 87.939.488.000.000 0,34
Rp Rp
2018 42.388.236.000.000 96.537.796.000.000 0,44
Rp Rp
2019 43.072.504.000.000 96.198.559.000.000 0,45
Rp Rp
2020 45.862.919.000.000 163.136.516.000.000 0,28
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 1.278.015.000.000 2.275.038.000.000 0,56
Rp Rp
2017 1.364.086.000.000 2.510.078.000.000 0,54
Rp Rp
2018 1.524.061.000.000 2.889.501.000.000 0,53
Rp Rp
2019 1.559.289.000.000 2.896.950.000.000 0,54
Rp Rp
2020 1.479.447.000.000 2.907.425.000.000 0,51
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
Rp Rp
2016 3.859.420.029.792 12.922.421.859.142 0,30
Rp Rp
2017 3.988.757.428.380 14.915.849.800.251 0,27
Rp Rp
2018 4.258.300.525.120 17.591.706.426.634 0,24
Rp Rp
2019 4.674.963.819.225 19.037.918.806.473 0,25
Rp Rp
2020 6.043.201.970.326 19.777.500.514.550 0,31
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
Rp Rp
2016 1.842.722.492.525 2.919.640.858.718 0,63
Rp Rp
2017 1.993.663.314.016 4.559.573.709.411 0,44
Rp Rp
2018 2.222.133.112.899 4.393.810.380.883 0,51
Rp Rp
2019 2.540.413.874.692 4.682.083.844.951 0,54
Rp Rp
2020 2.434.486.072.405 4.452.166.671.985 0,55
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
Rp Rp
2016 436.018.707.335 1.001.657.012.004 0,44
Rp Rp
2017 485.558.490.029 1.623.027.475.045 0,30
Rp Rp
2018 582.660.258.194 1.771.365.972.009 0,33
Rp Rp
2019 602.802.562.379 1.820.383.352.811 0,33
Rp Rp
2020 440.748.401.586 1.768.660.546.754 0,25
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
Rp Rp
2016 299.674.475.232 568.239.939.951 0,53
Rp Rp
2017 311.810.228.981 636.284.210.210 0,49
Rp Rp
2018 323.244.348.971 747.293.725.435 0,43
Rp Rp
2019 360.346.292.384 790.845.543.826 0,45
Rp Rp
2020 354.930.905.744 773.863.042.440 0,46
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
Rp Rp
2016 1.107.152.196.056 2.337.207.195.055 0,47
Rp Rp
2017 1.125.768.977.479 2.342.432.443.196 0,48
Rp Rp
2018 1.096.143.561.950 2.631.189.810.030 0,42
Rp Rp
2019 1.124.520.287.704 2.881.563.083.954 0,39
Rp Rp
2020 1.538.988.540.784 3.448.995.059.882 0,45
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
Rp Rp
2016 5.472.981.000.000 12.596.824.000.000 0,43
Rp Rp
2017 6.192.524.000.000 14.024.486.000.000 0,44
Rp Rp
2018 6.428.456.000.000 16.339.916.000.000 0,39
Rp Rp
2019 6.491.794.000.000 17.363.003.000.000 0,37
Rp Rp
2020 6.515.193.000.000 19.431.293.000.000 0,34
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
Rp Rp
2016 1.042.072.000.000 4.239.200.000.000 0,25
Rp Rp
2017 1.336.398.000.000 5.186.940.000.000 0,26
Rp Rp
2018 1.453.135.000.000 5.555.871.000.000 0,26
Rp Rp
2019 1.556.666.000.000 6.608.422.000.000 0,24
Rp Rp
2020 1.715.401.000.000 8.754.116.000.000 0,20

4.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya, untuk mengukur
profitabilitas peneliti menggunakan laba setelah pajak dibagi dengan
total aset.
Tabel 4.3
Profitabilitas

PT. ADES (AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk)


Tahun Earning After Tax Total Aktiva ROA
Rp Rp
2016 55.951.000.000 767.479.000.000 0,07
Rp Rp
2017 38.242.000.000 840.236.000.000 0,05
Rp Rp
2018 52.958.000.000 881.275.000.000 0,06
Rp Rp
2019 83.885.000.000 822.375.000.000 0,10
Rp Rp
2020 135.789.000.000 958.791.000.000 0,14
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
Rp Rp
2016 38.624.000.000 2.931.807.000.000 0,01
Rp Rp
2017 45.691.000.000 2.939.456.000.000 0,02
Rp Rp
2018 50.467.000.000 3.392.980.000.000 0,01
Rp Rp
2019 64.021.000.000 2.999.767.000.000 0,02
Rp Rp
2020 67.093.000.000 2.963.007.000.000 0,02
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 249.697.013.626 1.425.964.152.418 0,18
Rp Rp
2017 107.420.886.839 1.392.636.444.501 0,08
Rp Rp
2018 92.649.656.775 1.168.956.042.706 0,08
Rp Rp
2019 215.459.200.242 1.393.079.542.074 0,15
Rp Rp
2020 181.812.593.992 1.566.673.828.068 0,12
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
Rp Rp
2016 254.509.268.000 1.197.796.650.000 0,21
Rp Rp
2017 279.772.635.000 1.340.842.765.000 0,21
Rp Rp
2018 338.129.985.000 1.523.517.170.000 0,22
Rp Rp
2019 317.815.177.000 1.425.983.722.000 0,22
Rp Rp
2020 123.465.762.000 1.225.580.913.000 0,10
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp
2016 Rp 3.631.301.000.000 28.901.948.000.000 0,13
Rp
2017 Rp 3.543.173.000.000 31.619.514.000.000 0,11
Rp
2018 Rp 4.658.781.000.000 34.367.153.000.000 0,14
Rp
2019 Rp 5.360.029.000.000 38.709.314.000.000 0,14
Rp
2020 Rp 7.418.574.000.000 103.588.325.000.000 0,07
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp
2016 Rp 5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,06
Rp
2017 Rp 5.145.063.000.000 87.939.488.000.000 0,06
Rp
2018 Rp 4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,05
Rp
2019 Rp 5.902.729.000.000 96.198.559.000.000 0,06
Rp
2020 Rp 8.752.066.000.000 163.136.516.000.000 0,05
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,43
Rp
2017 Rp 1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,53
Rp
2018 Rp 1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,42
Rp
2019 Rp 1.206.059.000.000 2.896.950.000.000 0,42
Rp Rp
2020 285.617.000.000 2.907.425.000.000 0,10
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
Rp
2016 Rp 1.388.676.127.665 12.922.421.859.142 0,11
Rp
2017 Rp 1.630.953.830.893 14.915.849.800.251 0,11
Rp
2018 Rp 1.760.434.280.304 17.591.706.426.634 0,10
Rp
2019 Rp 2.039.404.206.764 19.037.918.806.473 0,11
Rp
2020 Rp 2.098.168.514.645 19.777.500.514.550 0,11
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
Rp Rp
2016 279.777.368.831 2.919.640.858.718 0,10
Rp Rp
2017 135.364.021.139 4.559.573.709.411 0,03
Rp Rp
2018 127.171.436.363 4.393.810.380.883 0,03
Rp Rp
2019 236.518.557.420 4.682.083.844.951 0,05
Rp Rp
2020 168.610.282.478 4.452.166.671.985 0,04
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
Rp Rp
2016 22.545.456.050 1.001.657.012.004 0,02
Rp Rp
2017 25.880.464.791 1.623.027.475.045 0,02
Rp Rp
2018 15.954.632.472 1.771.365.972.009 0,01
Rp Rp
2019 957.169.058 1.820.383.352.811 0,00
Rp Rp
2020 5.415.741.808 1.768.660.546.754 0,00
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
Rp Rp
2016 20.646.121.074 568.239.939.951 0,04
Rp Rp
2017 22.970.715.348 636.284.210.210 0,04
Rp Rp
2018 31.954.131.252 747.293.725.435 0,04
Rp Rp
2019 44.943.627.900 790.845.543.826 0,06
Rp Rp
2020 42.520.246.722 773.863.042.440 0,05
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
Rp Rp
2016 174.176.717.866 2.337.207.195.055 0,07
Rp Rp
2017 216.024.079.834 2.342.432.443.196 0,09
Rp Rp
2018 255.088.886.019 2.631.189.810.030 0,10
Rp Rp
2019 482.590.522.840 2.881.563.083.954 0,17
Rp Rp
2020 628.628.879.549 3.448.995.059.882 0,18
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
Rp Rp
2016 621.011.000.000 12.596.824.000.000 0,05
Rp Rp
2017 954.357.000.000 14.024.486.000.000 0,07
Rp Rp
2018 764.380.000.000 16.339.916.000.000 0,05
Rp Rp
2019 661.034.000.000 17.363.003.000.000 0,04
Rp Rp
2020 680.730.000.000 19.431.293.000.000 0,04
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
Rp Rp
2016 709.826.000.000 4.239.200.000.000 0,17
Rp Rp
2017 711.681.000.000 5.186.940.000.000 0,14
Rp Rp
2018 701.607.000.000 5.555.871.000.000 0,13
Rp
2019 Rp 1.035.865.000.000 6.608.422.000.000 0,16
Rp
2020 Rp 1.109.666.000.000 8.754.116.000.000 0,13

4.2.4 Agresivitas Pajak


Agresivitas pajak merupakan suatu tindakan yang bertujuan
untuk mengurangi beban pajak dengan cara merekayasa laba, untuk
mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan cara beban pajak
penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak.
Tabel 4.4
Agresivitas Pajak

PT. ADES (AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk)


Tahun Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR
Rp Rp
2016 5.685.000.000 61.636.000.000 0,09
Rp Rp
2017 12.853.000.000 51.095.000.000 0,25
Rp Rp
2018 17.102.000.000 70.060.000.000 0,24
Rp Rp
2019 26.294.000.000 110.179.000.000 0,24
Rp Rp
2020 32.130.000.000 167.919.000.000 0,19
PT. BUDI (BUDI STRACH & SWEETNES Tbk)
Rp Rp
2016 14.028.000.000 52.832.000.000 0,27
Rp Rp
2017 15.325.000.000 61.016.000.000 0,25
Rp Rp
2018 21.314.000.000 71.781.000.000 0,30
Rp Rp
2019 19.884.000.000 83.905.000.000 0,24
Rp Rp
2020 2.219.000.000 69.312.000.000 0,03
PT. CEKA (WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 36.130.823.829 285.827.837.455 0,13
Rp Rp
2017 35.775.052.527 143.195.939.366 0,25
Rp Rp
2018 30.745.155.584 123.394.812.359 0,25
Rp Rp
2019 69.673.049.453 285.132.249.695 0,24
Rp Rp
2020 51.052.197.134 232.864.791.126 0,22
PT. DLTA (DELTA DJAKARTA Tbk)
Rp Rp
2016 72.538.386.000 327.047.654.000 0,22
Rp Rp
2017 89.240.218.000 369.012.853.000 0,24
Rp Rp
2018 103.118.133.000 441.248.118.000 0,23
Rp Rp
2019 94.622.038.000 412.437.215.000 0,23
Rp Rp
2020 41.238.718.000 164.704.480.000 0,25
PT. ICBP (INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp Rp
2016 1.357.953.000.000 4.989.254.000.000 0,27
Rp Rp
2017 1.663.388.000.000 5.206.561.000.000 0,32
Rp Rp
2018 1.788.004.000.000 6.446.785.000.000 0,28
Rp Rp
2019 2.076.943.000.000 7.436.972.000.000 0,28
Rp Rp
2020 2.540.073.000.000 9.958.647.000.000 0,26
PT. INDF (INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk)
Rp Rp
2016 2.532.747.000.000 7.385.228.000.000 0,34
Rp Rp
2017 2.513.491.000.000 7.658.554.000.000 0,33
Rp Rp
2018 2.485.115.000.000 7.446.966.000.000 0,33
Rp Rp
2019 2.846.668.000.000 8.749.397.000.000 0,33
Rp Rp
2020 3.674.268.000.000 12.426.334.000.000 0,30
PT. MLBI (MULTI BINTANG INDONESIA Tbk)
Rp Rp
2016 338.057.000.000 1.320.186.000.000 0,26
Rp Rp
2017 457.953.000.000 1.780.020.000.000 0,26
Rp Rp
2018 447.105.000.000 1.671.912.000.000 0,27
Rp Rp
2019 420.553.000.000 1.626.612.000.000 0,26
Rp Rp
2020 110.853.000.000 396.470.000.000 0,28
PT. MYOR (MAYORA INDAH Tbk)
Rp Rp
2016 457.007.141.573 1.845.683.269.238 0,25
Rp Rp
2017 555.930.772.581 2.186.884.603.474 0,25
Rp Rp
2018 621.507.918.551 2.381.942.198.855 0,26
Rp Rp
2019 665.062.374.247 2.704.466.581.011 0,25
Rp Rp
2020 585.721.765.291 2.683.890.279.936 0,22
PT. ROTI (NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk)
Rp Rp
2016 89.639.472.867 369.416.841.698 0,24
Rp Rp
2017 50.783.313.391 186.147.334.530 0,27
Rp Rp
2018 59.764.888.552 186.936.324.915 0,32
Rp Rp
2019 110.580.263.193 347.098.820.613 0,32
Rp Rp
2020 8.252.744.699 160.357.537.779 0,05
PT. SKBM (SEKAR BUMI Tbk)
Rp Rp
2016 8.264.494.258 30.809.950.308 0,27
Rp Rp
2017 5.880.557.363 31.761.022.154 0,19
Rp Rp
2018 4.932.821.175 20.887.453.647 0,24
Rp Rp
2019 4.206.032.677 5.163.201.735 0,81
Rp Rp
2020 8.153.020.233 13.568.762.041 0,60
PT. SKLT (SEKAR LAUT Tbk)
Rp Rp
2016 4.520.085.462 25.166.206.536 0,18
Rp Rp
2017 4.399.850.008 27.370.565.356 0,16
Rp Rp
2018 7.613.548.091 39.567.679.343 0,19
Rp Rp
2019 11.838.578.678 56.782.206.578 0,21
Rp Rp
2020 13.153.736.835 55.673.983.557 0,24
PT. STTP (SIANTAR TOP Tbk)
Rp Rp
2016 43.569.590.674 217.746.308.540 0,20
Rp Rp
2017 72.521.739.769 288.545.819.603 0,25
Rp Rp
2018 69.605.764.156 324.694.650.175 0,21
Rp Rp
2019 124.452.770.582 607.043.293.422 0,21
Rp Rp
2020 144.978.315.572 773.607.195.121 0,19
PT. TBLA (TUNAS BARU LAMPUNG Tbk)
Rp Rp
2016 181.701.000.000 802.712.000.000 0,23
Rp Rp
2017 290.239.000.000 1.244.596.000.000 0,23
Rp Rp
2018 278.665.000.000 1.043.045.000.000 0,27
Rp Rp
2019 244.124.000.000 905.158.000.000 0,27
Rp Rp
2020 220.604.000.000 901.334.000.000 0,24
PT. ULTJ (ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING
COMPANY Tbk)
Rp Rp
2016 222.657.000.000 932.483.000.000 0,24
Rp Rp
2017 314.550.000.000 1.026.231.000.000 0,31
Rp Rp
2018 247.411.000.000 949.018.000.000 0,26
Rp Rp
2019 339.494.000.000 1.375.359.000.000 0,25
Rp Rp
2020 311.851.000.000 1.421.517.000.000 0,22

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian


4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2019:206) statistik deskriptif merupakan
asumsi yang digunakan untuk memisahkan dengan menggambarkan
data yang telah dikumpulkan tanpa tahu apa nilainya dan tanpa
berharap untuk mencapai tujuan yang berlaku bagi individu secara
keseluruhan atau teori. Pemeriksaan yang wajar digunakan untuk
memberikan informasi tentang faktor-faktor eksplorasi. Untuk
pengukuran yang jelas dalam informasi yang disajikan bisa melalui
tabel, diagram, tengah, rata-rata, standar deviasi, dan estimasi laju.
Nilai dasar digunakan untuk menentukan informasi terkecil yang
dirujuk. Nilai terbesar digunakan untuk menentukan nilai terbesar.
Nilai normal (mean) digunakan untuk menentukan normal dari
informasi yang bersangkutan, sedangkan standar deviasi digunakan
untuk memutuskan seberapa jauh informasi yang bersangkutan
berbeda dari normal.

Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS V.26


a. Variabel Ukuran Perusahaan diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Size yaitu logaritma natural dari total aset. Diketahui
dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar 27,06581 terjadi pada
PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum
sebesar 32,72561 terjadi pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
pada tahun 2020. Kemudian nilai rata-rata sebesar 29,1130890
dengan standar deviasi 1,46187693. Dengan ini menunjukan bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020 memiliki
ukuran perusahaan rata-rata 29,1130890.
b. Variabel Capital Intensity diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung capital intensity yaitu aset tetap bersih dibagi dengan
total aset. Diketahui dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar
0,05920 terjadi pada PT. Delta Djakarta Tbk pada tahun 2018,
sedangkan nilai maksimum sebesar 0,63407 terjadi pada PT. Budi
Strach & Sweetnes Tbk pada tahun 2017. Kemudian nilai rata-rata
sebesar 0,3659549 dengan standar deviasi 0,15805888. Dengan ini
menunjukan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2020 memiliki capital intensity rata-rata 0,3659549.
c. Variabel Agresivitas Pajak diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Effective Tax Rate yaitu beban pajak penghasilan dibagi
dengan laba sebelum pajak. Diketahui dari 70 sampel data, nilai
minimum sebesar 0,03201 terjadi pada PT. Budi Strach & Sweetnes
Tbk pada tahun 2020, sedangkan nilai maksimum sebesar 0,81462
terjadi pada PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019. Kemudian nilai
rata-rata sebesar 0,2543007 dengan standar deviasi 0,09810475.
Dengan ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020 memiliki agresivitas pajak rata-rata 0,2543007.
d. Variabel Profitabilitas diukur secara kuantitatif dengan cara
menghitung Return On Asset yaitu earning after tax dibagi dengan
total aktiva. Diketahui dari 70 sampel data, nilai minimum sebesar
0,00053 terjadi pada PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019,
sedangkan nilai maksimum sebesar 0,52670 terjadi pada PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2017. Kemudian nilai rata-rata
sebesar 0,1066267 dengan standar deviasi 0,10231511. Dengan ini
menunjukan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2020 memiliki profitabilitas rata-rata 0,1066267.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk menguji


apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dasar
pengambilan keputusan adalah melihat nilai signifikan Monte Carlo
dengan kriteria sebagai berikut :

1. Nilai signifikan >0,05 artinya model regresi terdistribusi secara


normal.
2. Nilai signifikan <0,05 artinya model regresi tidak terdistribusi
normal.

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 62
Normal Mean ,0000000
a,b
Parameters Std. Deviation ,03634321
Most Extreme Absolute ,106
Differences Positive ,055
Negative -,106
Test Statistic ,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,082c
Monte Carlo Sig. ,465d
Sig. (2-tailed) 99% Lower ,452
Confidence Bound
Interval Upper ,478
Bound
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed
2000000.
Sumber : Output SPSS V.26

Berdasarkan uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel 4.6, maka


residual data diuji dengan menggunakan uji monte carlo. dapat
dilihat nilai monte carlo yaitu 0,465 dan sig 0,082. Menurut Imam
Ghazali (2016, hal 154) mengatakan nilai signifikasi > 0,05 artinya
model regresi terdistribusi secara normal, dan jika signifikasi < 0,05
artinya model regresi tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa signifikasi 0,082 > 0,05, menunjukan bahwa
model regresi penelitian terdistribusi normal.
Gambar 4.1
P-Plot

Gambar 4.2
Histogram

Hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik yaitu


dengan menggunakan grafik histogram dan Normal P-Plot. Dapat
disimpulkan bahwa grafik memberikan pola distribusi normal karena
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.
3. Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2018:107) Uji multikolinearitas bertujuan
untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari uji
VIF dan Tolerance. Jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai
VIF < 10 dapat dikatakan dalam data tersebut terdapat persamaan
regresi bebas multikolinearitas dan sebaliknya.

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Output SPSS V.26


Berdasarkan Tabel 4.7 dapat lihat pada nilai VIF variabel
Ukuran Perusahaan adalah 1,030 <10 dengan tolerance 0,970 >0,1,
Capital Intensity adalah 1,032 <10 dengan tolerance 0,969 >0,1 dan
Profitabilitas adalah 1,021 <10 dengan tolerance 0,979 >0. Maka
dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini bebas
multikolinearitas.
4. Hasil Uji Hesteroskedatisitas
Berdasarkan Ghozali (2018:137) uji heteroskedatisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varians dari residual sauatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Metode yang dilakukan dengan menggunakan uji scatterplot
yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara ZPRED dan SRESID.
Gambar 4.3
Hasil Uji Hesteroskedatisitas

Sumber : Output SPSS V.26

Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat terlihat bahwa titik-

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola

tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y. Berarti terjadi heteroskedestisitas pada model regresi ini, dengan

demikian model regresi ini layak dipakai untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (ukuran perushaan, capital intesity,

dan profitabilitas) terhadap variabel dependen (agresivitas pajak).

5. Hasil Uji Autokorelasi


Menurut Ghozali (2018:112) uji autokorelasi digunakan
untuk menguji apakah ada korelasi antara pengganggu pada observasi
satu dengan observasi lainnya. Autokorelasi terjadi karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (DW)
dan uji runs test.
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output SPSS V.26


Berdasarkan hasil Durbin-Watson yang terdapat pada Tabel
4.8 bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah
1,316. Untuk mengetahui nilai Durbin-Watson dapat dibuat tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
D < DL Keterangan
1,316 < 1,52452 Tidak terdapat Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder- Olahan data SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 maka disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
4.3.3 Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2018:95) Uji regresi linear berganda
merupakan uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(independen) yang jumlahnya lebih dari satu terhadap satu variabel
terikat (dependen). Model uji regresi linear berganda digunakan untuk
menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel satu
dengan variabel lainnya.
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 - ,006
2,863
Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000
Perusahaan
Capital Intensity ,004 ,042 ,014 ,104 ,917
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 - ,319
1,006
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien

regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai

berikut:

Y= -,290+ ,019 X1 + ,004 X2

Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta

sebesar -,290. hal ini menyatakan bahwa jika variabel Ukuran

Perusahaan (X1), Capital Intensity (X2) dan Profitabilitas (Z)

dianggap konstan, maka kinerja akan konstan sebesar -,290 satuan.

Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar

,019. Hal ini berarti jika variabel ukuran perusahaan (X1) bertambah

satu satuan maka variabel agresifitas pajak (Y) bertambah sebesar


,019 satuan. Koefisien regresi pada capital intensity (X2) sebesar

,004. Hal ini berarti jika variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)

bertambah satu satuan maka variabel Kepuasan Kerja (Y)

bertambah sebesar ,004 satuan.

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)


Menurut Ghozali (2018:07) Tujuan koefisien determinasi
(Rsquare) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan atau pengaruh
model menerapkan variasi setiap variabel.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
a
1 ,636 ,404 ,373 ,03727128 1,462
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity
b. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Sumber : Output SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,404 yang berarti 40,4 %

variabel dependen agresifitas pajak (Y) dapat dijelaskan oleh

variabel independen ukuran perusahaan (X1), capital intensity (X2)

dan profitabilitas (Z). Sedangkan sisanya 59,6 % dijelaskan oleh

variabel lain diluar penelitian ini, misalnya variabel manajemen

laba, likuiditas, leverage, komite audit dan lain lain.


c. Hasil Uji T
Menurut Ghozali (2018:98) menjelaskan bahwa uji statistik t
merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh independen secara individual terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12
Hasil Uji T atau Parsial

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,290 ,101 - ,006
2,863
Ukuran ,019 ,003 ,610 5,848 ,000
Perusahaan
Capital Intensity ,004 ,042 ,014 ,104 ,917
Profitabilitas -,116 ,115 -,138 - ,319
1,006
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

Tabel 4.13
Hasil Uji Moderated Regresion Analysis (MRA)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,411 ,210 - ,056
1,953
Ukuran ,022 ,007 ,705 2,991 ,004
Perusahaan
Capital Intensity ,106 ,067 ,353 1,577 ,120
Profitabilitas ,498 2,440 ,595 ,204 ,839
Uk. Perushaan* -,010 ,087 -,354 -,119 ,905
Profit
Cap. Intensity* -1,062 ,581 -,349 - ,073
Profit 1,826
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak

H1 : Ukuran Perusahaan (X1) berpengaruh terhadap Agresifitas

Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

ukuran perusahaan (X1) dengan signifikansi sebesar 0,006. Dengan

menggunakan signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian

signifikansi sebesar 0,006 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih

kecil dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel

Pengembangan ukuran perusahaan (X1) berpengaruh signifikan

terhadap agresifitas pajak (Y). Hal ini berarti H1 diterima.

H2 : Capital Intensity (X2) berpengaruh terhadap Agresifitas

Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel capital

intensiy (X2) dengan signifikansi sebesar 0,917. Dengan

menggunakan signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian signifikansi

sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari

0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel capital intensiy (X2)

tidak berpengaruh signifikan terhadap agresifitas pajak (Y). Hal ini

berarti H2 ditolak.
H3 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh ukuran

perusahaan (X1) terhadap Agresifitas Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

profitabilitas (Z) memoderasi variabel ukuran perusahaan (X1)

dengan signifikansi sebesar 0,905. Dengan menggunakan

signifikansi dan α = 0,05. Hasil pengujian signifikansi sebesar 0,905

menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini

menggambarkan bahwa variabel profitabilitas (Z) tidak dapat

memoderasi pengaruh ukuran perusahaan (X1) terhadap agresifitas

pajak (Y). Hal ini berarti H3 ditolak.

H4 : Profitabilitas (Z) memperkuat pengaruh Capital Intensity

(X2) terhadap Agresifitas Pajak (Y).

Hasil penghitungan statistik diperoleh untuk variabel

profitabilitas (Z) memoderasi variabel Capital Intensity (X2) dengan

signifikansi sebesar 0,073. Dengan menggunakan signifikansi dan α

= 0,05. Hasil pengujian signifikansi sebesar 0,073 menunjukkan

bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan

bahwa variabel profitabilitas (Z) tidak dapat memoderasi pengaruh

Capital Intensity (X2) terhadap agresifitas pajak (Y). Hal ini berarti

H4 ditolak.

d. Hasil Uji F
Menurut Ghozali (2018:179) uji statistik F merupakan uji
yang digunakan untuk menunjukan adakah pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen secara simultan.
Tabel 4.14
Hasil Uji F atau Simultan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,055 3 ,018 13,104 ,000b
Residual ,081 58 ,001
Total ,135 61
a. Dependent Variable: Agresivitas Pajak
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity

Sumber : Output SPSS V.26

Bedasarkan hasil uji statistik pada table 4.13 diatas menunjukkan

bahwa nilai F-hitung adalah sebesar 13,104 dengan tingkat

signifikansi,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari alpha

(0,035 < α = 0,05) Hal ini berarti bahwa antara variabel independen

ukuran perusahaan (X1), capital intensity (X2) dan profitabilitas (Z)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable agresivitas pajak

(Y).
4.4 Interpretasi Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak


Pengujian pada hipotesis satu menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Agresivitas Pajak. Hasil
pengujian signifikansi sebesar 0,006 menunjukkan bahwa nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa ukuran suatu
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kegiatan agresifitas pajak suatu
perusahaan.
4.4.2 Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis dua menyatakan bahwa Capital Intensity
tidak berpengaruh signifikan terhadap Agresivitas Pajak. Hasil pengujian
signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar
dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa capital intensity perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan agresifitas pajak suatu
perusahaan.
4.4.3 Pengaruh Profitabilitas dengan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis tiga menyatakan bahwa Profitabilitas tidak
dapat memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak.
Hasil pengujian signifikansi sebesar 0,905 menunjukkan bahwa nilai
tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa profitabilitas
tidak dapat memoderasi pengaruh ukuran suatu perusahaan terhadap
kegiatan agresifitas pajak.
4.4.4 Pengaruh Profitabilitas dengan Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak
Pengujian pada hipotesis empat menyatakan bahwa Profitabilitas
tidak dapat memoderasi pengaruh Capital Intensity terhadap Agresivitas
Pajak. Hasil pengujian signifikansi sebesar 0,073 menunjukkan bahwa nilai
tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini menggambarkan bahwa profitabilitas
tidak dapat memoderasi pengaruh Capital Intensity perusahaan terhadap
kegiatan agresifitas pajak.

Anda mungkin juga menyukai