Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jalan Brigjend. H. Hasan Basri Banjarmasin Telp. (0511) 3305116, 3306654 Fax (0511) 3305116

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
DOSEN : 1. DR. MEINA WULANSARI YUSNIAR,SE.,M.Si
2. ABDUL HADI, SE.M.Si
WAKTU : 120 MENIT
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK

SOAL :

1. Jelaskan Alasan Anda mengapa kita perlu mempelajari Metodologi Penelitian !

2. Jelaskan cara membuat latar belakang dan rumusan masalah yang baik !

3. Apa yang dimaksud dengan Hipotesis ? Jelaskan cara mengembangkan hipotesis yang baik
dan benar !

4. Jelaskan secara singkat teori yang menjadi tugas kelompok anda !

5. Berikut ini adalah latar belakang dari sebuah penelitian :

Latar Belakang

Kegiatan Investasi di Indonesia pada era globalisasi ini semakin bertumbuh seiring
berkembangnya teknologi di indonesia yang membantu masyarakat meningkatkan
pengetahuan tentang bagaimana berinvestasi di pasar modal. Menurut Abdul Halim dalam
(Fahmi, 2012, p. 3), investasi adalah penempatan dana yang dimiliki pihak yang kelebihan dana
dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa depan.
Aktivitas investasi dapat dilakukan di pasar modal yang juga dikenal masyarakat dengan
nama Bursa Efek Indonesia yang merupakan perantara antara pihak yang memiliki kelebihan
dana sering juga disebut investor dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010, p. 1). Terdapat banyak instrumen yang
diperdagangkan oleh pasar modal yaitu saham, reksadana, obligasi dan derivative. Bursa Efek
Indonesia menyatakan saham adalah instrumen pasar modal yang paling populer. Hal yang
sama dapat dilihat dari pertumbuhan investor saham di indonesia 2017-2020
Pertumbuhan Investor Saham di Indonesia 2017-2020
1.695,26
2000 8
1500 1104.610
1000 852.24
629.491
500
0
2017 2018 2019 2020
Series 1

Sumber: cnbcindonesia, diolah penulis 2021


Gambar 1.1
Pertumbuhan Investor Saham di Indonesia 2017-2020

Gambar 1.1 menunjukan pertumbuhan investor saham dilansir dari berita CNN
Indonesia, Bursa Efek Indonesia mengumumkan pertumbuhan investor saham berdasarkan
jumlah SID (Single Investor Identification), merupakan indentitas investor tunggal yang
digunakan untuk melakukan aktivitas transaksi di pasar modal. Identitas investor tunggal
dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pada tahun pada tahun 2017
sebanyak 629.491 SID (Single Investor Identification). Pada tahun 2018 jumlah investor saham
852.240 SID (Single Investor Identification). Pada tahun 2019 jumlah investor saham meningkat
sebanyak 1.104.610 SID (Single Investor Identification). Sepanjang tahun 2020 jumlah investor
saham telah tumbuh sangat pesat dari tahun sebelumnya sebanyak 1.695.268 SID (Single
Investor Identification) (www.cnbcindonesia.com, 2021)
Pasar modal membagi 9 sektor industri, yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri
dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, konstruksi properti dan real estate,
infrastruktur utilitas dan transportasi, keuangan, perdagangan dan jasa (Tandelilin, 2010, p.
350). Setiap sektor memiliki sub sektor, salah satunya adalah sektor industri barang konsumsi
yang memiliki beberapa sub sektor yaitu sub sektor makanan dan minuman, sub sektor rokok,
sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga.
Sub sektor makanan dan minuman dilansir dari Kemenperin menjadi salah satu andalan
sektor manufaktur dalam memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional capaian kinerjanya selama ini tercatat konsisten terus positif setiap tahunnya
(Kemenperin, 2019). Badan Pusat Statistik juga mencatat pertumbuhan positif dari PDB
(Produk domestik bruto) sub sektor makanan dan minuman, merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dari tahun 2017-2020.
Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Sub Sektor
Makanan dan Minuman 2017-2020
Sub sektor makanan dan minuman
10.00% 9.23%
7.91% 7.78%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00% 1.58%
0.00%

Sumber: bps.go.id, diolah penulis 2021


Gambar 1.2
Pertumbuhan PDB Sub Sektor Makanan dan Minuman

Pada gambar 1.2 menunjukan pertumbuhan PDB (Produk domestik bruto) sub sektor
makanan dan minuman dari tahun 2017-2020. Pada tahun 2017 sebesar 9,23%, pada tahun
2018 turun sebesar 7,91%, pada tahun 2019 turun sebesar 7,78%, dan pada tahun 2020 turun
sangat jauh sebesar 1,58. Penurunan pada tahun 2020 diakibatkan oleh COVID-19 yang
berimbas pada perekonomian indonesia khususnya sub sektor makanan dan minuman, namun
sub sektor makanan minuman tetap bertumbuh positif. Hal yang sama dikatakan oleh ekonom
senior institute for development of economics and finance (indef) Faisal Basri yang menyatakan
sub sektor makanan dan minuman termasuk sektor yang tetap tumbuh positif di tengah
pandemi COVID-19 karena produk dari industri tersebut merupakan barang konsumsi yang
tetap dibutuhkan masyarakat (idxchannel.com, 2020). Hal yang sama dapat dilihat dari tabel
harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di pasar modal periode 2017-
2020.
Tabel 1.1
Harga Saham Sub Sektor Makanan dan Minuman 2017-2020
N Tahun
Nama Perusahaan Kode
o 2017 2018 2019 2020
1 Budi Starch & BUDI 94 96 103 99
Sweetener Tbk
2 Wilmar Cahaya CEKA 1.290 1.375 1.670 1.785
Indonesia Tbk
3 Delta Djakarta Tbk DLTA 4.590 5.500 6.800 4.400
4 Indofood CBP Sukses ICBP 8.900 10.450 11.150 9.575
Makmur Tbk
5 Indofood Sukses INDF 7.625 7.450 7.925 6.850
Makmur Tbk
6 Multi Bintang MLBI 13.67 16.000 15.500 9.700
Indonesia 5
7 Mayora Indah Tbk MYOR 2.020 2.620 2.050 2.710
8 Nippon Indosari ROTI 1.275 1.200 1.300 1.350
Corpinda Tbk
9 Sekar Laut Tbk SKLT 1.100 1.500 1.610 1.565
10 Siantar Top Tbk STTP 4.360 3.750 4.500 9.500
11 Ultrajaya Milk Industry ULTJ 1.295 1.350 1.680 1.600
& Trading Co. Tbk
12 Sekar Bumi Tbk SKBM 715 695 410 324
Sumber: idx.co.id, diolah penulis 2021

Tabel 1.1 menunjukan harga saham sub sektor makanan dan minuman tahun 2017-
2020 dimana pada tahun 2017-2019 mengalami pertumbuhan harga saham, namun di tahun
2020 hampir semua saham menurun akibat pandemi. Sejumlah saham makanan dan minuman
beberapa diantaranya masih mencatatkan kenaikan harga saham, hal tersebut dikarenakan
produk yang dihasilkan merupakan barang konsumsi pokok yang dibutuhkan, yaitu saham
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA), Mayora Indah Tbk (MYOR), Nippon Indosari Corpinda
(ROTI), dan Siantar Top Tbk (STTP).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya faktor
fundamental dan risiko sistematik, investor dapat menggunakan analisis fundamental untuk
memprediksi harga saham di masa depan (Budiman, 2020, p. 8). Faktor fundamental
merupakan informasi yang berkaitan dengan kondisi perusahaan secara umum melibatkan
laporan keuangan yang menunjukan kinerja suatu perusahaan, untuk menganalisis laporan
keuangan menggunakan rasio keuangan, ada banyak rasio-rasio keuangan secara umum yaitu
rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio pasar. Pada
penelitian ini peneliti memilih 3 rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan
rasio pasar.
Rasio pertama adalah rasio probabilitas, alasan peneliti menggunakan rasio ini kerena
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas
normal bisnisnya (Hery, 2015, p. 192). Pada penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan
menggunakan Return on Assets (ROA). Alasan peneliti menggunakan Return on Assets (ROA)
karena rasio ini menggambarkan sebuah perusahaan medapatkan keuntungan dari aktiva yang
digunakan (Hanafi, 2016, p. 81). Semakin tinggi Return on Assets dari suatu perusahaan
menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk memanfaatkan aset-aset mereka untuk
mendapatkan keuntungan. Sehingga secara langsung hal tersebut akan memberikan pengaruh
yang positif bagi investor untuk membeli saham dan tentu saja akan membuat harga saham
akan naik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Herawati & Putra (2018), Dyatmiko (2019)
menyatakan Return on Asssets terbukti berpengaruh berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan Ramdhani & Aisyah (2018) menyatakan
Return on Assets terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Rasio kedua adalah rasio solvabilitas, alasan peneliti menggunakan rasio ini karena
dapat menggambarkan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rasio ini
dianggap penting bagi investor karena mencakup total utang yang termasuk kewajiban jangka
pendek atau rasio likuiditas (Kariyoto, 2017, p. 41). Pada penelitian ini rasio solvabilitas diukur
dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Alasan peneliti menggunakan Debt to Equity
Ratio (DER) karena rasio ini merupakan gambaran yang memaparkan struktur modal sebuah
perusahaan yang memperlihatkan tingkat risiko hutang yang tidak tertagih. (Prastowo, 2015, p.
79). Semakin rendah rasio Debt to Equity Ratio maka akan menunjukkan keuangan
perusahaan yang kuat dan sehat, sehingga akan semakin banyak investor yang membeli
saham tersebut dan tentu saja membuat harga saham meningkat. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Ramdhani & Aisyah (2018), Purwanti & Nurastuti (2020) menyatakan Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian
yang dilakukan Duhita & Laila (2019), Herawati & Putra (2018) menyatakan Debt to Equity
Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Rasio ketiga adalah rasio pasar, alasan peneliti menggunakan rasio ini
meemperlihatkan keadaan dan tempat perusahaan di dalam pasar dengan sudut pandang
pemegang saham dan calon pemegang saham (Anwar 2019, p. 178). Pada penelitian ini rasio
pasar diukur dengan Earning per Share (EPS). Alasan peneliti menggunakan Earning per
Share (EPS) karena rasio ini mengukur laba yang merupakan penilaian pembayaran dividen
serta kenaikan harga saham di masa yang akan datang yang didapat pemegang saham.
Semakin tinggi Earning per Share maka akan membuat investor tertarik untuk membeli saham
tersebut dan tentu saja membuat harga saham akan semakin tinggi juga. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Duhita & Laila (2019), Ramdhani & Aisyah (2018) menyatakan
Earning per Share berpengaruh posisif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian
yang dilakukan Jamal (2020) menyatakan Earning per Share berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap harga saham.
Selain analisis fundamental, investor harus memperhatikan risiko pada saat
berinvestasi, risiko merupakan kemungkinan perbedaan return aktual yag diterima dengan
return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaan maka akan semakin besar risiko
investasi tersebut (Tandelilin, 2010, p. 102). Terdapat dua risiko, yaitu risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis.
Risiko sistematik merupakan risiko yang secara menyeluruh pasti akan terjadi
sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko pada perusahaan yang terdampak saja dan
dapat diatasi. (Fahmi, 2012, p. 205). Pada penelitian ini peneliti memilih risiko sistematik,
karena dalam berinvestasi investor harus memperhatikan risiko dan return yang akan diterima,
semakin tinggi risiko maka akan semakin tinggi juga return yang diterima dan tentunya juga
akan mempengaruhi harga saham. Sedangkan risiko tidak sistematik bisa dihilangkan dan
diatasi, perusahaan dapat menerapkan berbagai cara untuk dapat mengatasi risiko tidak
sistematis dan investor dapat menghindari risiko tidak sistematik dengan cara mendiversifikasi
portofilio. Risiko sistematik diukur dengan beta sebagai pengukur volatilitas return sekuritas
terhadap return pasar. Berdasarkan dengan penelitian Duhita & Laila (2019), Jamal (2020)
menyatakan bahwa beta berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Dyatmiko (2019) menyatakan bahwa beta berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham.

Pertanyaan :
a. Buatlah Judul untuk latar belakang di atas !
b. Buatlah Rumusan Masalahnya !
c. Buatlah Hipotesisnya !
d. Buatlah Kerangka Pemikirannya !
e. Variabel Apa saja yang ada dalam Latar belakang tersebut ? Jelaskan !
==================

Anda mungkin juga menyukai