Financial Accounting
Melinda Alfiani R. D.
0108911920025
Dosen Pengampu :
Universitas Ciputra
Struktur Organisasi
Dewan Komisaris dan Direksi
BAB II
PEMBAHASAN
Rp3.570
Rp2.540
Rp2.120
Rp1.740
Rp1.577 Rp1.470
Rp1.163 Rp1.205 Rp1.295
Rp870
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Berdasarkan rasio ROA dan ROE BBTN cukup stabil dalam posisi
ROE namun tidak menunjukkan perkembangan yang baik karena ROE
BBTN mendekati angka 0 dan semakin memburuk di tahun 2019 dimana
angkanya mencapai 0,0088. Hal ini menunjukkan bahwasannya BBTN
tidak efektif dalam pengelolaan ekuitas. Meskipun harga saham cenderung
fluktuatif, akan tetapi dalam memanfaatkan kinerja perusahaan BBTN tidak
terlalu baik atau efektif.
b. DPS
IDR49,96 IDR49,96
IDR44,70
IDR39,03
IDR35,31
IDR26,21 IDR26,21
IDR21,28
IDR4,11 IDR1,20
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang
beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai
seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada
pemegang saham untuk tiap lembar saham. Perusahaan yang dividend
per share nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan
memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa
dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu
menetapkan kebijakan dividen yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan ( earning ) antara penggunaan untuk dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai dividen dan untuk digunakan dalam
perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan. BBTN
memiliki nilai DPS yang rendah selama 10 tahun terahir yaitu rata-rata
sebesar Rp 3 setiap lembar sahamnya. Jika dibandingkan dengan harga
sahamnya yang mencapai Rp 2.000 maka investor akan berpikir 3x lipa
jika ingin menginvestasikan uangnya di BBTN.
c. PER
106,21
18,05 12,36
10,90 11,30 5,84 11,32 7,34 6,97 9,48
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
NOPAT
Rp18.000.000.000.000
Rp16.000.000.000.000
Rp14.000.000.000.000
Rp12.000.000.000.000
Rp10.000.000.000.000
Rp8.000.000.000.000
Rp6.000.000.000.000
Rp4.000.000.000.000
Rp2.000.000.000.000
Rp0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
IC
Rp0
-Rp20.000.000.000.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-Rp40.000.000.000.000
-Rp60.000.000.000.000
-Rp80.000.000.000.000
-Rp100.000.000.000.000
-Rp120.000.000.000.000
-Rp140.000.000.000.000
-Rp160.000.000.000.000
EVA
Rp35.000.000.000.000
Rp30.000.000.000.000
Rp25.000.000.000.000
Rp20.000.000.000.000
Rp15.000.000.000.000
Rp10.000.000.000.000
Rp5.000.000.000.000
Rp0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kesimpulan EVA:
Analisis kinerja keuangan menggunakan metode Economic Value Added
(EVA) menunjukkan perkembangan yang positif selama 10 tahun terakhir
yakni EVA > dari 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis dan kinerja
keuangan perusahaan dapat dikatakan baik. Walaupun laba BBTN
mengalami fluktuatif dan penurunan drastic di tahun 2019, akan tetapi hasil
analisis EVA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan bernilai positif
maka harapan para pemilik modal dapat terpenuhi dengan baik, harapan
para pemilik modal adalah mendapatkan investasi yang sama atau lebih.
2.1.3. Efisiensi Perusahaan (IC)
Deskripsi mengenai modal intelektual (IC) yang biasa digunakan
dalam literatur akuntansi adalah pengetahuan yang dimiliki, pengalaman
yang diterapkan, teknologi organisasi, hubungan dengan pelanggan, dan
keterampilan yang professional (Edvinsson dan Malone, 1997). Deskripsi
ini kemudian dikategorikan ke dalam tiga komponen yaitu: human capital,
internal structural capital, dan relational capital. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Marr et al. (2003) disebutkan bahwa terdapat lima alasan
mengapa organisasi perlu untuk melakukan pengukuran terhadap modal
intelektual, yaitu sebagai berikut:
• Untuk membantu organisasi memformulasikan strategi
• Menilai pelaksanaan strategi
• Membantu dalam pembuatan keputusan untuk melakukan diversifikasi
dan ekspansi
• Menggunakannya sebagai dasar dalam memberikan kompensasi
• Untuk mengkomunikasikan pengukuran tersebut kepada stakeholders
VAIC dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1998 (Pulic, 1998).
Model VAIC dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak perusahaan
memperoleh nilai tambah dengan adanya efisiensi modal intelektual atau
sumber daya intelektual yang telah dimiliki. Indeks VAIC terdiri dari hasil
penjumlahan dari tiga komponen rasio yaitu: human capital efficiency
(HCE), structural capital efficiency (SCE) yang mencakup baik internal dan
relational capital efficiency), dan capital employed efficiency (CEE) yang
terdiri dari efisiensi modal fisik dan finansial (Nazari dan Herremans, 2007).
Tahun HC CE SC VAIC
2010 1.136.484.000.000 6.447.278.000.000 56.421.000.000 1,28197
2011 1.321.601.000.000 7.321.643.000.000 581.000.000 1,18146
2012 1.486.938.000.000 10.278.871.000.000 - 3.834.182.000.000 - 0,17345
2013 1.613.152.000.000 11.556.753.000.000 533.943.000.000 1,76546
2014 1.595.409.000.000 12.206.406.000.000 754.585.000.000 1,98659
2015 1.929.346.000.000 13.860.107.000.000 1.584.482.000.000 2,52570
2016 2.121.653.000.000 19.130.536.000.000 3.025.881.000.000 3,28310
2017 2.554.429.000.000 21.663.434.000.000 3.522.622.000.000 3,23921
2018 2.876.562.000.000 23.840.448.000.000 4.633.318.000.000 3,54268
2019 2.863.955.000.000 23.836.195.000.000 2.619.888.000.000 2,62259
HC (Human Capital)
VA & HC
10.000.000.000.000
8.000.000.000.000
6.000.000.000.000
HC =
4.000.000.000.000
Axis Title
2.000.000.000.000
VA =
-
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
-2.000.000.000.000
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
-4.000.000.000.000
HC didefinisikan sebagai gaji dan upah pada saat itu (Pulic, 1998). HCE
menunjukkan seberapa banyak VA diciptakan dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan
untuk tenaga kerjanya. Jika gaji yang dikeluarkan rendah sedangkan VA tinggi, maka bisa
disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan human capital secara efisien. Jika VA
memiliki hubungan yang rendah terhadap gaji, maka perusahaan tersebut disimpulkan
tidak efisien dalam penggunaan human capital, dan HCE akan menjadi rendah (Clarke et
al., 2011). Berdasarkan grafik di atas maka dapat disimpulkan bahwa BBTN mampu
menggunakan human capital secara efisien karena memiliki nilai VA > HC. Akan tetapi
hal tersebut tidak berlaku pada tahun 2010-2012 dimana BBTN memiliki nilai VA<HC
yang mana artinya pada tahun 2012
VAIC
4,00000
3,50000
3,00000
2,50000
2,00000
1,50000
1,00000
0,50000
-
-0,50000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019