PENDAHULUAN
di Indonesia, sejak Indonesia merdeka sampai saat ini pasar dan retribusi daerah
telah menjadi sumber penerimaan yang paling besar bagi daerah.Kebutuhan ini
Indonesia.
pusat, yang selama ini masih menjadi sumber utama penerimaan daerah.
sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah yang berpotensi dan dapat
dilakukan pemungutan secara efisien, efektif, dan ekonomis sehingga dapat lebih
1
2
daerah yang berasal dari dalam daerah yang bersangkutan harus ditingkatkan
lokal.Mandiri diartikan sebagai semangat dan tekat yang kuat untuk membangun
daerah otonom terhadap pemerintah pusat masih sangat tinggi (kuat), namun
agar peningkatan target setiap tahunnya dapat diikuti dengan pencapaian realisasi
roda pemerintahan diKota Padang Sidimpuan, berikut ini penulis menyajikan data
Tabel 1.1 : Data Target dan Realisasi PAD Kota Padang Sidimpuan
2011-2020 (Rupiah)
peningkatan setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari tabel realisasi Pendapatan Asli
Daerah tahun 2011 sebesar Rp. 40.291.003.229, pada tahun 2012 naik sebesar
2014 terjadi penurunan sebesar Rp. 49.392.093.500, pada tahun 2015 naik sebesar
Rp. 58.725.449.619, pada tahun 2016 naik sebesar Rp. 67.730.738.637, pada
tahun 2017 sebesar Rp. 78.147.994.283, pada tahun 2018 sebesar Rp.
dan pada tahun 2020 naik sebesar Rp. 87.432.283.185 , dari data yang terlihat
bahwa PAD di kota Padang Sidempuan tidak ada satu pun yang memenuhi target.
dengan meningkatkan (i) pajak daerah, (ii) retribusi daerah, (iii) hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan (iv) lain-lain pendapatan asli daerah yang
daerah terbesar adalah retribusi pasar, rumah sakit dan klinik, izin bangunan, dan
masukan pada kas daerah Kota Padang Sidimpuan adalah retribusi daerah.
Retribusi daerah pada dasarnya dikelola sendiri oleh setiap daerah, maksudnya
untuk pengelolaan retribusi daerah ini antara daerah yang satu dan daerah yang
realisasi retribusi daerah Kota Padang Sidimpuan dari tahun 2011 sampai 2020.
Tabel 1.2 : Data Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Padang Sidimpuan
2011-2020 (Rupiah)
daerah dari tahun 2010-2020, pada tahun 2011 sebesar Rp. 220,162.576, pada
tahun 2012 sebesar Rp. 329,573,423, pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar
Rp. 161,844,175, pada tahun 2014 naik sebesar Rp. 167,218,550, pada tahun 2015
sebesar Rp. 320,162,497, pada tahun 2016 sebesar Rp. 429,573,944, pada tahun
penurunan sebesar Rp. 189,028,550, pada tahun 2019 sebesar Rp. 174,218,675,
pada tahun 2020 naik sebesar Rp. 198,209,750 Dari data realisasi retribusi
daerah yang ada selama sempuluh tahun terakhir, tak satu pun yang memenuhi
target yang di tetapkan, yang menjelaskan bahwa dalam pos-pos atau sumber-
sumber pemasukan retribusi daerah Kota Padang Sidimpunan masih perlu untuk
pasar.Retribusi pasar ini termasuk dalam retribusi jasa umum yang memberikan
meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah utamanya dari sektor pajak dan
retribusi daerah sebagai sumber yang potensial dalam rangka mencapai dan
tercermin dari adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan
adanya pembayaran retribusi tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa Kota
daerahnya sendiri. Salah satu potensi yang dimiliki adalah pendapatan retribusi
pasar.
Pasar merupakan suatu unit usaha yang memiliki peran strategis atas
dihasilkan akan dapat menambah pendapatan asli daerah. Keberadaan pasar yang
penanganan yang bijak dalam pengelolaannya, untuk itu pasar yang disatu pihak
Sidimpuan”.
permasalahannya adalah
Padang Sidimpuan
pasar
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan menguraikan secara singkat isi
BAB I : PENDAHULUAN
hipotesis
pengumpulan data
Dalam bab ini diuraikan antara lain yaitu analisis dari setiap
Dalam bab ini akan diambil satu kesimpulan dan saran dari
ekonomi sampai tercapai posisi stationer (stationary state). Pemerintah tidak perlu
pemerintah), kebijakan moneter (tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar),
b. Peranan dari bantuan dan sumbangan yang semakin besar dalam belanja
daerah.
9
10
a. Mobilisasi dana yang digali dari potensi daerah sendiri secara wajar dan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
sebagai “Semua hak dan kewajiban yang dapat dimulai dengan uang, juga segala
satuan, baikberupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah
sepanjang belum dimiliki atau dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi
Menurut Peratran Menteri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 pasal1 ayat
6 Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Provinsi maupun daerah kota maka kebijakan dimuka perlu diluangkan kedalam
pembangunan dibidang dana dan keuangan daerah ini pada umumnya merupakan
program terpadu dengan program sector lain, sehingga dlaksanakansatu sama lain
a. Daerah dapat mengumpulkan dana dari pajak daerah yang sudah disetuhui
pusat.
Salah satu langkah yang penting dan segera dilakukan adalah dengan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang pada dasarnya terdiri dari unsur-
unsur hasil penerimaan pajak daerah, Retribusi Daerah, bagian laba perusahaan
13
(Kamaluddin 1992.47)
akibat terjadinya suatu peristiwa pada suatu periode tertentu. menurut Niswoger,
bahwa pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang
atau klien, Penyewaan harta, pinjaman uangan semua kegiatan usaha serta profesi
merupakan arus masuk bruto manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas
penambahan ekuitas dan yang bukan berasal dari pinjaman yang harus
dikembalikan.
melalui sector ini dapat diliht sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan
adalah semua pendapatan yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Berikut
1) Pajak Daerah
a. Pajak Provinsi
b. Pajak Kabupaten/Kota
yang dipisahkan.
giropendapatan unga, tuntutan ganti rugi, keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing dan komisi potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat
suatu pembayaran dari rakyat kepada negara dimana dapat terlihat adanya
hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya pembayaran
pajak daerah merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan
15
satu Pendapatan Asli Daerah yng diharapkan menjadi salah satu sumber
retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah
Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan system komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sector swasta Objek retribusi jasa usaha adalah retribusi jasa
komersial. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang
d. Retribusi Terminal
daerah dalam rangka pemberian izin kepada pribadi atau badan yang dimaksudkan
pemamfatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, dan
Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu
pribadi atau badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian
dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/ kegiatan yng telah ditentukan oleh
Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk
jenis-jenis pasar diatas, maka retribusi pasar termasuk dalam retribusi jasa umum.
Pendapatan daerah yang berasal dari semua penerimaan kas daerah dalam
periode anggaran menjadi hak daerah.Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa
pendapatan daerah diakui dan dicatat berdasarkan asas kas yaitu diakui dan dicatat
merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang
ada di daerah.
Retribusi Pasar atau Retribusi Pelayanan Pasar merupakan salah satu jenis
retribusi daerah, yang dimaksud retribusi pelayanan pasar adalah fasilitas pasar
tradisional atau sederhana berupa pelataran, los yang dikelola pemerintah daerah
yang khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan
Usaha Milik Daerah dan pihak swasta. Fasilitas-fasilitas lain yang dikelola oleh
pelayanan pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah. Objek retribusi pasar
2.2 Hipotesis
METODE PENELITIAN
kontribusi retribusi pasar terhadap PAD Kota Padang Sidimpuan adalah jenis
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
pertimbangan bahwa Kota Padang Sidimpuan adalah salah satu daerah yang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder atau
data pendukung yang diperoleh dengan cara memanfaatkan data atau arsip-
Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Padang Sidimpuan, dan PD. Pasar Padang
20
21
sempuluh tahun terakhir. Perlu ditegaskan bahwa data yang dimaksud merupakan
data yang bersifat nasional yang diambil dari dinas yang terkait,
Teknik Analisi Data adalah suatu metode atau cara untuk memproses suatu
data menjadi informasi sehingga data tersebut menjadi mudah dipahami dan
Dalam hal ini peneliti akan membahas dua analisis yang digunakan untuk
trend linier yaitu dengan menggunakan metode least square dengan rumusan
sebagai berikut:
Y1 = α + bX
Dimana:
X : periode waktu
b : koefisien regresi
sebagai berikut:
Timur.
batas:
23
24
a. Padangsidimpuan Tenggara
b. Padangsidimpuan Selatan
c. Padangsidimpuan Batunadua
d. Padangsidimpuan Utara
e. Padangsidimpuan Hutaimbaru
beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Berdasarkan
dengan 41,81 km2 atau sekitar 26,25 persen dari luas total Padangsidimpuan,
diikuti oleh Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dengan luas 37,70 km2 atau
terkecil yaitu 14,97 km2 atau sekitar 9,04 persen. Kota Padangsidimpuan terletak
dekat garis khatulistiwa sehingga daerah ini beriklim tropis. Pada Tahun 2020,
curah hujan Kota Padangsidimpuan masuk kriteria menengah dengan hari hujan
paling banyak ada di Bulan Oktober sebanyak 23 hari hujan. Berikut ini akan
25
dijabarkan luas daerah dan jumlah pulau menurut Kecamatan di Kota Padang
Tabel 4.1 Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan di Kota Padang
laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan, yaitu sebesar 99,03 persen. Hal
penduduk laki-laki sekitar 0,49 persen. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Dinas
Tenaga Kerja Kota Padangsidimpuan pada Tahun 2020 sebesar 252 pekerja.
Laju
Pertumbuhan Persentase
Penduduk
No Kecamatan Penduduk per Penduduk
(ribu)
Tahun 2010- (%)
2020 (%)
1 Padangsidempuan 34.043 1,29 15,12
Tenggara
2 Padangsidempuan 69.105 1,20 30,70
Selatan
3 Padangsidempuan 27.886 4,11 12,39
Batunadua
4 Padangsidempuan Utara 65.885 1,03 29,27
5 Padangsidempuan 18.835 1,92 8,37
Hutaimbaru
6 Padangsidempuan 9.351 2,15 4,15
Angkola Julu
Jumlah 225.105 1,58 100
dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Di tingkat pendidikan dasar, jumlah sekolah pada tahun ajaran 2020/2021 ada
sebanyak 95 buah dengan jumlah guru 1.524 orang dan murid sebanyak 23.661
sekolah dengan jumlah guru 750 orang dan jumlah murid ada sebanyak 9.831
orang. Jumlah sekolah tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada
sebanyak 19 sekolah dengan jumlah guru dan murid masing-masing 610 orang
Kejuruan (SMK) masing- masing sebanyak 17 sekolah, 527 orang dan 7.145
orang. Pada tahun yang sama jumlah sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang
27
sekolah dengan jumlah murid 2.967 dan jumlah guru sebanyak 153 guru.
Tsanawiyah (MTs) ada sebanyak 18 sekolah dengan jumlah guru 471 orang dan
jumlah murid sebanyak 5.362 orang. Pada tingkat Madrasah Aliyah (MA) jumlah
sekolah ada sebanyak 12 sekolah dengan jumlah guru 274 orang dan jumlah
utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah rumah sakit yang ada
19 toko obat. Jumlah tenaga medis di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2020
adalah sebagai berikut, jumlah dokter umum ada sebanyak 88 orang, dokter gigi
Impor
28
2010, pada periode 2016- 2020 meningkat sebesar 16,3%, yakni dari 3.636,87
miliar Rupiah menjadi 4.230,41 miliar Rupiah. Jika dinilai atas dasar harga
berlaku, maka peningkatan ini jauh lebih besar, yakni 32,13%, yakni dari 4.903,28
miliar Rupiah menjadi 6.478,66 miliar Rupiah. Peningkatan ini dipengaruhi baik
produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB
Padangsidimpuan pada periode 2015-2019 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Padang
Sidempuan 2016-2020
29
Tabel 4.4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota
Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga Konstan di
3.830,32 Miliar Rupiah (2017); 4.038,93 Miliar Rupiah (2018); 4.261,32 Miliar
Rupiah (2019) dan 4.230,41 Miliar Rupiah (2020);. Sedangkan dari grafik 2,
perlambatan pada periode 2016 - 2020, yakni dari 5,29 persen pada tahun 2016
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di
nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan. Dari series data PDRB pengeluaran
dapat diturunkan beberapa ukuran yang berkaitan dengan PDRB maupun variabel
pendukung lain (seperti rumah tangga, dan tenaga kerja). Untuk melihat
perkapita.
Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kota Padang
Sidempuan 2016-2020
31
terbalik yang terus menggerus sejak tahun 2016 (9,20 persen) sampai tahun 2020
(0,18 persen). Secara nilai icor (6,78 tahun 2019), untuk berinvestasi di daerah
Ini dikarenakan pada komponen PMTB lebih besar pada subkomponen Bangunan.
Dimana dari angka ini menunjukkan bahwa setiap berinvestasi dalam kategori
bangunan akan menjadi profit setelah tujuh tahun. Namun untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas tentang berapa lama dibutuhkan untuk mendapatakan profit.
Perlu dilakukan analisis lebih mendalam dengan sumber data yang lebih beragam.
tahun 2020 mencapai 6,48 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan (ADHK) sebesar 4,23 triliun rupiah. Selama lima tahun terakhir nilai
Kontraksi pada tahun 2020. Dimana tahun 2019 masih mencapai 5,51 persen
tergerus menjadi -0,73 pada tahun 2020. Searah dengan PDRB ADHB Kota
Padangsidimpuan yang juga mengalami penurunan dari 8,78 persen Tahun 2019
0,79
persen terhadap total PDRB Provinsi Sumatera Utara. Untuk peringkat pertama
adalah Kota Medan mencapai 28,79 persen dan untuk peringkat terakhir
merupakan
Kabupaten Pakpak Bharat yang hanya berperan sebesar 0,16 persen terhadap
PDRB
perekonomian yang didasari pada PDRB atas dasar harga berlaku. Pada tahun
2020 lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor
33
masih tetap menjadi lapangan usaha yang paling dominan dan terus meningkat
peranannya dari tahun ke tahun yaitu dari 21,74 persen pada tahun 2016 menjadi
sebesar 22,86 persen pada tahun 2020 yang secara rinci disumbangkan oleh sub
lapangan usaha Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 1,86 persen,
dan sub lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor merupakan
dan Perikanan masih tetap menduduki posisi kedua dan ketiga pada distribusi
pertumbuhan yang terjadi pada lapangan usaha ini belum mampu memberikan
merupakan sektor yang padat modal dan menyerap lapangan kerja yang banyak.
dan inovasi agar pengembangan konstruksi dapat memanfaatkan lahan yang ada.
menghasilkan output, maka proses ini pada akhirnya akan menghasilkan balas jasa
percepatan pertumbuhan pada tahun 2016 sampai pada tahun 2019 dan terjadi
tahun 2016 Provinsi Sumatera Utara hanya mencapai 5,18 persen sedangkan Kota
Padangsidimpuan mampu tumbuh pada 5,29 persen. Walupun pada tahun 2020
Tetapi Provinsi Sumatera Utara juga mengalami penurunan menjadi -1,07 persen.
lapangan
persen dan sekaligus lapangan usaha yang mengalami percepatan pada tahun
2020.
pengadaan listrik dan gas 7,27 persen; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah
dan daur ulang 2,40 persen; jasa pendidikan 1,81 persen; real estate 1,68 persen;
jasa keuangan dan asuransi 1,74 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan 1,15
dan jaminan sosial wajib -0,07 persen; perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor -0,12 persen; pertambangan dan penggalian -0,80 persen;
jasa lainnya -1,36 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial -2,72 persen; jasa
36
perusahaan -3,76 persen; penyediaan akomodasi dan makan minum -4,36 persen;
PDRB per kapita Padangsidimpuan atas dasar harga berlaku pada tahun
2016 sebesar 23,03 juta rupiah dan meningkat menjadi 28,79 juta rupiah pada
tahun 2020. Apabila dilihat menurut harga berlaku, angka tersebut dari tahun ke
atas dasar
(inflasi), maka pada periode 2016-2019 terjadi peningkatan yang relatif stabil.
Namun pada tahun 2020, PDRB per kapita Padangsidimpuan atas dasar harga
konstan mengalami penurunan dari 19,21 juta rupiah pada tahun 2019 menjadi
0,73 persen yang mana -0,03 persen diciptakan oleh lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor, diikuti oleh lapangan
usaha
konstruksi sebesar -0,77 persen, lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 0,20
0,01 persen, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar -
0,29 persen, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,13
persen, dan lapangan usaha lainnya sebesar 0,43 persen yaitu gabungan dari
Sidempuan
Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut
dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu jasa umum, jasa usaha, perizinan
time series dari dinas pendapatan asli daerah yang dimulai pada tahun 2011-2020
Tabel 4.6
Persentase
No Tahun Retribusi Pasar (Rp) Pertumbuhan (Rp)
(%)
1 2011 220,162,576
2 2012 329,573,423 109,410,847 49.69
3 2013 161,844,175 -167,729,248 -50.89
4 2014 167,218,550 5,374,375 3.32
5 2015 320,162,497 152,943,947 91.46
6 2016 429,573,944 109,411,447 34.17
7 2017 261,844,175 -167,729,769 -39.04
8 2018 189,028,550 -72,815,625 -27.80
9 2019 174,218,675 -14,809,875 -7.83
10 2020 198,209,750 23,991,075 13.77
Sumber: BPKD Kota Padang Sidempuan
Kota Padang Sidempuan tahun 2011 sampai 2020, dimana pertumbuhan retribusi
pasar yang terbesar yaitu pada tahun 2015 dengan pertumbuhan sebesar Rp
pasar di Kota Padang Sidempuan yang terkecil yaitu pada tahun 2019 dengan
penurunan sebesar Rp 14.809.875 atau minus sebesar 7,83%. Tetapi pada tahun
38
undangan. Adapun realisasi pendapatan asli daerah dari tahun 2014 – 2019, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tahun 2011-2020
Persentase
No Tahun PAD (Rp) Pertumbuhan (Rp)
(%)
1 2011 40.291.003.229
2 2012 50.211.235.389 9,920,232,160 24.62
3 2013 69.272.483.593 19,061,248,204 37.96
4 2014 49.392.093.500 -19,880,390,093 -28.69
5 2015 58.725.449.619 9,333,356,119 18.89
6 2016 67.730.738.637 9,005,289,018 15.33
7 2017 78.147.944.283 10,417,205,646 15.38
8 2018 109.640.419.280 31,492,474,997 40.29
9 2019 75.063.575.092 -34,576,844,188 -31.53
10 2020 87.432.283.185 12,368,708,093 16.47
Sumber: BPKD Kota Padang Sidempuan
daerah di Kota Padang Sidempuan tahun 2011 sampai 2020, dimana pertumbuhan
pendapatan asli daerah yang terbesar yaitu pada tahun 2018 dengan pertumbuhan
yaitu pada tahun 2019 dengan penurunan sebesar Rp 34.576.844.188 atau minus
sebesar 31.53%. Tetapi pada tahun 2020 terjadi peningkatan pendapatan asli
39
sebesar 16.47%.
analisis kontribusi untuk menjawab tujuan penelitian ini. Analisis kontribusi ini
220.162.576
= x 100%
40.291 .003.229
= 5,46%
329.573 .423
= x 100%
50.211.235 .389
= 6,56%
161.844 .175
= x 100%
69.272.483 .593
= 2,33%
167.218.550
= x 100%
49.392 .093.500
= 3,38%
320.162 .497
= x 100%
58.725.449 .619
= 5,45%
429.573.944
= x 100%
67.730.738 .637
= 6,34%
261.844 .175
= x 100%
78.147.944 .283
= 3,35%
189.028 .550
= x 100%
109.640.419 .280
= 1,72%
174.218 .675
= x 100%
75.063.575 .092
= 2,32%
198.209 .750
= x 100%
87.432.283 .185
= 2,26%
Tabel 4.8
pasar terhadap pendapatan asli daeah Kota Padang Sidempuan tahun 2011-2020
dengan rentang rata-rata 3,92%. Pada tahun 2015 diketahui retribusi pasar
terhitung pada tahun 2017 hingga 2020 jumlah kontribusi retribusi pasar menurun
dari dua tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena penurunan target retribusi
trend (metode kuadrat terkecil). Bentuk persamaan garis trend atau garis regresi
Y’ = α+ bX
∑y
α =
n
∑ xy
b =
∑ x2
dengan catatan:
Tabel 4.9
Y
Kontribusi
Tahun X X2 XY
Retribusi Pasar (X
%)
2011 5.46 -9 81 -49.14
2012 6.56 -7 49 -45.92
2013 2.33 -5 25 -11.65
2014 3.38 -3 9 -10.14
2015 5.45 -1 1 -5.45
2016 6.34 1 1 6.34
2017 3.35 3 9 10.05
2018 1.72 5 25 8.6
2019 2.32 7 49 16.24
2020 2.26 9 81 20.34
Total 39.17 0 330 -60.73
∑y
α =
n
39,17
=
10
= 3,91
∑ xy
b = 2
∑x
−60,73
=
330
46
= -0,18
Y’ = 3,91 + (-0,18) X
pada tahun 2011 sampai 2020 menurun, yang dimana kontribusi retribusi pasar
setiap jenis tempat dagang, ada juga pedagang yang membayar tariff
retribusi hanya pada satu tempat dagang saja padahal memiliki lebih dari
pemungutan dari pihak Dinas yang turun langsung ke los atau toko
4. Di era modern seperti saat ini pasar tradisional sudah mulai tersingkirkan
dan juga sesuai dengan penelitian yang dimana realisasi retribusi pasar di kota
padang sidempuan selama tahun 2011-2020 lebih kecil dari target. Dari faktor
yang diuraikan diatas maka realisasi retribusi pasar di kota Padang Sidempuan
selama tahun 2011-2020 lebih rendah dari pada target, Sehingga Trend
5.1 Kesimpulan
pendapatan asli daerah Kota Padang Sidempuan periode tahun 2011-2020, dapat
Padang Sidempuan selama tahun 2011-2020) menurun, Hal ini disebabkan karena
sehingga para pedagang beranggapan bahwa tarif retribusi sama untuk setiap jenis
tempat dagang, ada juga pedagang yang membayar tariff retribusi hanya pada
satu tempat dagang saja padahal memiliki lebih dari satu tempat dagang.
pihak Dinas yang turun langsung ke los atau toko maupun kios untuk memungut
retribusi pasar. Di era modern seperti saat ini pasar tradisional sudah mulai
48
49
maka dari itu para pedagang susah untuk membayar retribusi karena pendapatan
mereka berkurang. Dari faktor diatas maka realisasi retribusi pasar di Kota
Padang Sidempuan selama tahun 2011-2020 lebih rendah dari target yang ada.
5.2 Saran
potensi, target dan penerimaan secara dinamis dari waktu ke waktu, mengingat
2. Bagi akademisi
retribusi pelayanan parkir di tepi jalan dan lain sebagainya, sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pasar Kota Padang Sidimpuan, Data danTarget Realisasi Retribusi Pasar
(studi kasus pada pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2001 sampai 2007
Daerah.CV.Intermedia, Jakarta,1991,170-171
Sidoarjo.,2007
Retribusi Pasar
Universitas Makassar,2007
N
53
140,000,000,000
120,000,000,000
100,000,000,000
80,000,000,000
60,000,000,000
40,000,000,000
20,000,000,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Target Realisasi
54
700,000,000
600,000,000
500,000,000
400,000,000
300,000,000
200,000,000
100,000,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Target Realisasi
55
Kontribusi
7
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
56
Y
Tahun Kontribusi Retribusi Pasar (X X X2 XY
%)
2011 5.46 -9 81 -49.14
2012 6.56 -7 49 -45.92
2013 2.33 -5 25 -11.65
2014 3.38 -3 9 -10.14
2015 5.45 -1 1 -5.45
2016 6.34 1 1 6.34
2017 3.35 3 9 10.05
2018 1.72 5 25 8.6
2019 2.32 7 49 16.24
2020 2.26 9 81 20.34
Total 39.17 0 330 -60.73