Anda di halaman 1dari 201

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


( LAKIP )
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2014

Pemerintah Kabupaten Bandung


Komplek Pemda Kabupaten Bandung Jl. Raya Soreang Km 17, Soreang,
Kabupaten Bandung, 40911.
Pemerintah Kabupaten Bandung

KATA PENGANTAR

Bismilahirohmannirrohim
Puji dan Syukur kami panjatkan ke-Khadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014, sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kewajiban dan pertanggungjawaban Pemerintah
Kabupaten Bandung atas pelaksanaan tugas, tanggungjawab, dan kewenangan yang
dimiliki, khususnya kewenangan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya dalam
proses perwujudan Visi dan Misi organisasi selama kurun waktu satu tahun anggaran.
Kewajiban penyusunan LAKIP bagi setiap instansi pemerintah ini, didasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
LAKIP menyajikan informasi tentang ukuran sejauh mana keberhasilan ataupun
kekurangan dalam pencapaian target kinerja pemerintah yang telah dilaksanakan
selama satu tahun anggaran dalam kerangka perwujudan tujuan RPJMD. LAKIP
merupakan potret nilai prestasi hasil kerja pemerintah, sehingga merupakan informasi
penting yang wajib disampaikan kepada seluruh stake holder dan masyarakat, serta
khususnya bagi segenap aparatur penyelenggara Pemerintah Kabupaten Bandung, yang
merupakan satu kesatuan penting dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal
yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada aspek penulisan, data-
data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai kendala-kendala baik internal
maupun eksternal, sehingga kami membuka diri untuk menerima informasi-infomasi
berupa saran dan masukan, koreksi bahkan kritik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan
terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 i
Pemerintah Kabupaten Bandung

Akhirul kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-
NYA, serta kekuatan kepada kita semua dalam mengemban amanah untuk
meningkatkan kualitas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam
mewujudkan Visi Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing melalui
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan,
berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan. Amiin.

Soreang, Maret 2015

BUPATI BANDUNG,

H. DADANG M. NASER, SH. MIP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 ii
Pemerintah Kabupaten Bandung

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pemerintah Kabupaten Bandung senantiasa memperbaiki diri dalam upaya


mewujudkan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan kesejahteraan
masyarakat. Diantaranya pada Tahun 2014 dilaksanakan pembahasan perubahan
RPJMD Kabupaten Bandung 2010-2015, dan telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015.
Berdasarkan isu-isu sentral dan strategis di Kabupaten Bandung, ditetapkan Visi
dan Misi Kabupaten Bandung sebagai cita-cita dan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bandung. Visi Kabupaten
Bandung Tahun 2010-2015 adalah “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju,
Mandiri, Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan
Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan
Lingkungan”. Dalam upaya perwujudan visi tersebut ditetapkan 7 (tujuh) misi yang
kemudian menjadi landasan penetapan 7 (tujuh) tujuan strategis Kabupaten Bandung
dan 37 (tiga puluh tujuh) sasaran prioritas pembangunan Kabupaten, dengan
menggunakan instrumen pengukuran 128 indikator kinerja sasaran.
Sebagai pembanding, kualitas capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Kabupaten secara umum dapat dilihat dari gambaran perkembangan kondisi makro
Kabupaten Bandung. Indikator makro Kabupaten Bandung mencerminkan angka-angka
atau nilai-nilai perkembangan atau perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan
pembangunan manusia. Gambaran kondisi sosial di lihat dari data kependudukan, laju
pertumbuhan penduduk, dan angka kemiskinan, gambaran kondisi ekonomi dilihat dari
laju pertumbuhan ekonomi, kondisi PDRB, laju pertumbuhan investasi, dan pendapatan
perkapita pertahun, dan gambaran keberhasilan pembangunan manusia/kualitas
sumber daya manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 iii
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Makro di Kabupaten Bandung 2010 – 2014

Dibanding
No Indikator 2011 2012 2013 2014
Tahun Lalu
Jumlah Penduduk
1. 3.299.988 3.351.048 3.415.700 3.470.393 54.693
(jiwa)
Laju
2. Pertumbuhan 2,63 % 1,55 % 1,93 % 1,60 % -0,330
Penduduk
Laju
3. Pertumbuhan 5,94 % 6,15 % 5,96 % 5,92 % -0,004
Ekonomi
4. Inflasi PDRB 5,04 % 4,82 % 6,92 % 6,50 % -0,420
PDRB atas Dasar
5. Harga Berlaku 51.291.762,65 57.071.406,68 64.660.447,43 72.945.347,59 8.284.900,16
(juta rupiah)
PDRB atas Dasar
6. Harga Konstan 22.996.750 24.253.226 25.901.171,60 27.435.715,37 1.534.543,77
(juta rupiah)
7. Angka Kemiskinan 8,32 8,30 8 7,94 -0,060
Laju
8. Pertumbuhan 7,43% 15,22 8,97 ** **
Investasi
Pendapatan per
Kapita /Tahun
9. (Rp) / PDRB per 15.852.245 17.255.692 18.930.364,91 21.019.359,36 2.088.994,45
Kapita Harga
Berlaku
10. IPM 75,01 75,24 75,40 75,69 0,290
11. Indeks Pendidikan 84,80 85,05 85,23 85,28 0,050
Rata-rata Lama
12. 8,62 8,67 8,70 8,72 0,020
Sekolah (thn)
Angka Melek
13. 98,48 98,69 98,84 98,86 0,020
Huruf
Angka Harapan
14. 70,06 70,28 70,34 70,54 0,200
Hidup (tahun)
15. Indeks Kesehatan 75,10 75,46 75,56 75,90 0,340
16. Indeks Daya Beli 65,13 65,21 65,42 65,89 0,470
Daya Beli (ribuan
17. 641.86 642.19 643.09 645.11 2,020
rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Tahun 2014, **) belum tersedia data

Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa penduduk Kabupaten
Bandung mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan
penduduk berhasil ditekan dari angka LPP Tahun 2013 sebesar 1,93% menjadi 1,60% atau
mengalami penurunan sebesar 0,33%. Dengan laju pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar
1,60% terdapat penambahan jumlah penduduk dari sebesar 3.476.420 orang menjadi
3.490.691 orang atau bertambag sebanyak 14.271 orang.
Kondisi perekonomian Kabupaten Bandung menunjukan adanya penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi perekonomian tahun yang lalu. Penurunan kondisi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 iv
Pemerintah Kabupaten Bandung

perekonomian terlihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar 0,004,
dan menurunnya laju pertumbuhan investasi dari total realisasi investasi PMA dan PMDN
berdasarkan LKPM Tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2.575.366.601.063,- nilai tersebut
mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar Rp. 2.716.672.903.833,- atau
Rp.141.306.302.770,- dari sisi lain angka inflasi di Kabupaten Bandung pada tahun 2014
berhasil ditekan dari angka tahun 2013 sebesar 6,92 menjadi 6,50 atau sebesar 0,420.
Namun kondisi makro perekonomian itu tidak berpengaruh terhadap kondisi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung yang bila dihitung berdasarkan atas
dasar harga berlaku, maupun dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan, masing-
masing menunjukan kenaikan sebesar 8.284.900,16 dan 1.534.543,77 dibandingkan dengan
kondisi tahun lalu. Kondisi daya beli masyarakat juga menunjukan perbaikan sebesar Rp.
2.020,- dari kondisi tahun yang lalu.
Kondisi perbaikan kualitas pembangunan di Kabupaten Bandung juga diperlihatkan
dengan terjadinya kenaikan kondisi kualitas pembangunan manusia, yang secara
keseluruhan menunjukan peningkatan. Dibandingkan kondisi tahun yang lalu, IPM
meningkat sebesar 0,290 point, Indeks pendidikan naik sebesar 0,050 point, Rata-rata lama
sekolah naik sebesar 0,020 point, Angka melek huruf naik sebesar 0,020 point, Angka
Harapan Hidup naik sebesar 0,200 point, dan Indeks Kesehatan naik sebesar 0,340 point,
Indeks daya beli naik sebesar 0,210 point.
Pengukuran dan analisis kinerja perwujudan Visi dan Misi Kabupaten Bandung pada
Tahun 2014, mengalami perubahan yaitu pada penggunaan pedoman indikator kinerja yang
telah mengacu pada indikator kinerja dalam RPJMD Perubahan. RPJMD Kabupaten Bandung
perubahan telah menetapkan 7 (tujuh) tujuan dan 37 (tiga puluh tujuh) sasaran dengan
128 (seratus dua puluh delapan) indikator kinerja sasaran.
Hasil pengukuran kinerja penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun
2014 diperoleh nilai rata-rata capaian kinerja sebesar 96,17%. Hasil tersebut secara tidak
langsung memberikan gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung selama Tahun
20143 telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, sehingga dapat
mendorong terjadinya perubahan pada kondisi masyarakat yang lebih baik. Dengan hasil ini,
maka penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung dapat diklasiifikasikan masuk pada
katagori “baik”.
Dengan hasil capaian kinerja tersebut diharapkan dapat menjadi informasi yang
berpengaruh positif pada peningkatan motivasi seluruh aparatur penyelenggara
Pemerintahan Kabupaten Bandung, untuk senantiasa memberikan kinerja terbaiknya
dengan melengkapi setiap kekurangan dan memperbaiki setiap kesalahan guna peningkatan
kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip Good
Governance dalam kerangka perwujudan Kabupaten Bandung Yang Maju Mandiri Berdaya
Saing.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 v
Pemerintah Kabupaten Bandung

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... I- 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ I- 1
B. Gambaran Umum Kabupaten Bandung.................................................. I- 2
1. Kondisi Geografis I- 2
2. Gambaran Umum Demografis I- 3
3. Kondisi Makro Kabupaten Bandung I- 6
C. Maksud dan Tujuan ............................................................................... I- 7
D. Organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung ......................................... I- 8
E. Dasar Hukum .......................................................................................... I- 15
F. Sistematika Penyajian ............................................................................ I- 17
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ............................ II- 1
A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Bandung ............................. II- 1
1. Isu Strategis .................................................................................... II- 1
2. Visi dan Misi ................................................................................... II- 5
3. Tujuan dan Sasaran ........................................................................ II- 8
B. Indikator dan Target Kinerja .................................................................. II- 10
1. Indikator dan Target Kinerja Tujuan ............................................... II- 10
2. Penetapan Kinerja Tahun 2014 ....................................................... II- 14
C. Perencanaan Anggaran .................................................................. II- 17
1. Pendapatan ..................................................................................... II- 18
2. Belanja ............................................................................................. II- 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... III- 1
A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja ........................................... III- 2
B. Pengukuran dan Evaluasi Capaian Kinerja ............................................. III- 3
1. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-1; III- 3
Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Prima ...................................
2. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-2 : III- 23
Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan)
Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa .................................................
3. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-3 : III- 45
Meningkatkan Pembangunan Desa Menuju Desa Yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 vi
Pemerintah Kabupaten Bandung

Mandiri .........................................................................................
4. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-4 : III- 49
Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ............
5. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-5 : III- 54
Terwujudnya Keserasian Pembangunan Infrastruktur Dan
Tata Ruang Wilayah .....................................................................
6. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-6 : III- 68
Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap
Perekonomian Daerah .................................................................
7. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-7 : III- 90
Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang
Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya
Tampung Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi
Bencana ........................................................................................
C. Akuntabilitas Keuangan ......................................................................... III- 106
1. Pengelolaan Pendapatan Daerah ................................................... III- 106
2. Pengelolaan Belanja Daerah ......................................................... III- 108

BAB IV PENUTUP ............................................................................................... IV- 1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 vii
Pemerintah Kabupaten Bandung

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bandung Tahun 20134 .................... I-3
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2014 ............................................................................................ I-4
Tabel 1.3 Indikator Makro di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 ................... I-6
Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran ................................................................................. II-9
Tabel 2.2. Indikator dan Target Kinerja Tujuan ...................................................... II-10
Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2014 .............................................................. II-14
Tabel 2.4. Rencana Pendapatan Kabupaten Bandung ........................................... II-19
Tabel 2.5. Rencana Anggaran Belanja Daerah Tahun 2014 .................................... II-20
Tabel 2.6. Rencana Anggaran Pembiayaan Tahun 2014 ........................................ II-21
Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas dan
Kuantitas Pelayanan ........................................................................ III-4
Tabel 3.2. Metode Pengukuran .............................................................................. III-4
Tabel 3.3. Program dan Anggaran Pendukung ........................................................ III-6
Tabel 3.4. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2 : Tersedianya regulasi
penyelenggaraan pemerintahan Daerah ............................................... III-7
Tabel 3.5. Program dan Anggaran Pendukung ....................................................... III-8
Tabel 3.6. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3 : Meningkatnya SDM Aparatur
Yang Profesional .................................................................................... III-9
Tabel 3.7. Metode pengukuran Indikator KInerja Sasaran ...................................... III-9
Tabel 3.8. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-10
Tabel 3.9. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas
Perencanaan Pembangunan Daerah ............................................ III-12
Tabel 3.10. Pengukuran Capaian KInerja Meningkatnya Kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah ........................................................................... III-13
Tabel 3.11. Rincian Ketepatan Waktu Penetapan Dokumen Perencanaan Daerah . III-14
Tabel 3.12. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-14
Tabel 3.13. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5 : Meningkatnya Pemanfaatan
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi ................................................... III-15
Tabel 3.14. Daftar Sistem Aplikasi yang telah dibangun dan dilaksanakan di
LIngkungan Pemeirntah Kabupaten Bandung ....................................... III-15
Tabel 3.15. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-16
Tabel 3.16. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6 : Meningkatnya Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah .............................................................. III-17
Tabel 3.17. Kondisi Hasil Pemeriksaan Berkala Inspektorat Kabupaten Bandung .... III-18
Tabel 3.18. Persentase PAD dibanding total pendapatan Tahun 2011 s.d.
Tahun 2014 .................................................................................... III-19

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 viii
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.19. Persentase serapan belanja daerah Tahun 2011 s.d. 2014 .................... III-20
Tabel 3.20. Pengukuran Kinerja Fasilitasi Pertemuan KDH/WKDH Dengan
Masyarakat Dan Stakeholder Lainnya .................................................... III-21
Tabel 3.21. Program Pendukung dan Pendanaan ............................................ III-22
Tabel 3.22. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Angka Melek
Huruf ....................................................................................................... III-23
Tabel 3.23. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Penduduk
Bersekolah .............................................................................................. III-25
Tabel 3.24. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Guru
Berpendidikan Minimal D.4/S.1 .............................................................. III-26
Tabel 3.25. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Meningkatnya Prestasi
Olahraga Dan Peran Pemuda Dalam Pembangunan .............................. III-28
Tabel 3.26. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Status
Kesehatan Dan Gizi Masyarakat ............................................................. III-29
Tabel 3.27. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Perilaku
Masyarakat Hidup Bersih Dan Sehat Serta Menggunakan Fasilitas
Kesehatan ............................................................................................... III-34
Tabel 3.28. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 7: Meningkatnya Keberfungsian
Sosial Bagi PMKS ..................................................................................... III-36
Tabel 3.29. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8: Pengendalian Jumlah
Penduduk ................................................................................................ III-39
Tabel 3.30. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9: Meningkatnya Kegiatan
Keagamaan ............................................................................................. III-41
Tabel 3.31. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian
Budaya Sunda ......................................................................................... III-43
Tabel 3.32. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca
Masyarakat ............................................................................................. III-44
Tabel 3.33. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Infrastruktur
Desa ........................................................................................................ III-46
Tabel 3.34. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Perkembangan
Kemandirian Desa ................................................................................... III-48
Tabel 3.35. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kuantitas, Dan
Kualitas Aparat Penegak Perda .............................................................. III-50
Tabel 3.36. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kesadaran
Wawasan Kebangsaan Bagi Masyarakat................................................. III-51
Tabel 3.37. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kewaspadaan
Dini/Deteksi Dini Masyarakat ................................................................. III-52
Tabel 3.38. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pemenuhan
Insfrastruktur Dasar Wilayah .................................................................. III-55
Tabel 3.39. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terwujudnya Kawasan
Perumahan Yang Sehat Dan Layak Huni ................................................. III-56
Tabel 3.40. Jumlah Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2013 Berdasarkan
Sumber Anggaran ................................................................................... III-59

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 ix
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.41. Proyeksi Peningkatan Pelayanan Air Bersih Tahun 2011 – 2015 ............ III-61
Tabel 3.42. Analisis Capaian Indikator Kinerja Akses Aman Terhadap Air Bersih
Per Tahun ................................................................................................ III-62
Tabel 3.43. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan
Struktur Ruang Yang Sesuai Dengan Tata Ruang Wilayah ...................... III-63
Tabel 3.44. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Terwujudnya System
Transportasi Yang Tertib Dan Lancar ...................................................... III-66
Tabel 3.45. Anggaran Pendukung .............................................................................. III-68
Tabel 3.46. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pelaku
KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar................................................ III-69
Tabel 3.47. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas
Tenaga Kerja ........................................................................................... III-71
Tabel 3.48. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Berkembangnya Usaha
Agrobisnis Berbasis Ekonomi Local Dan Mampu Berdaya Saing ............ III-73
Tabel 3.49. Realisasi Rekomendasi Izin Usaha Perikanan ................................ III-77
Tabel 3.50. Jumlah kelompok/ pelaku usaha perikanan yang mendapat
SIUP-Perikanan Tahun 2011-2014 ................................................. III-77
Tabel 3.51. Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung ............................... III-82
Tabel 3.52. Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung ....................... III-83
Tabel 3.53. Pengukuran KInerja Produktivitas Padi dan Palwija Tahun 2013 ........... III-83
Tabel 3.54. Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten
Bandung Tahun 2014 .............................................................................. III-85
Tabel 3.55. Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung Tahun
2011, 2012, dan 2013 ............................................................................. III-86
Tabel 3.56. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Mengembangkan
Kawasan Wisata Terpadu Dalam Tatanan Integrasi Ekonomi
Lokal ............................................................................................... III-89
Tabel 3.57. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya
Pengawasan Dan Pengendalian Terhadap Pencemaran Dan
Kerusakan Lingkungan ................................................................... III-91
Tabel 3.58. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terciptanya Lingkungan Yang
Bersih ...................................................................................................... III-94
Tabel 3.59. Analisis Capaian Kinerja Persentase RTH Perkotaan Per-Tahun ... III-95
Tabel 3.60. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terselenggaranya
konservasi sumber daya alam ....................................................... III-98
Tabel 3.61. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014 ...................................... III-101
Tabel 3.62. Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis ...................................... III-101
Tabel 3.63. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Berkurangnya Tingkat Resiko
Akibat Bencana/Kebakaran .................................................................... III-103
Tabel 3.64. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014 ...... III-107

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 x
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.65. Anggaran dan Realisasi Penerimaan PAD Menurut Jenis Pendapatan
Tahun Anggaran 2014 ............................................................................ III-108
Tabel 3.66. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 ............. III-110

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 xi
Pemerintah Kabupaten Bandung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, pada intinya mengamanatkan agar setiap instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan tugas, tanggung jawab, dan kewenangannya, wajib dilaksanakan
secara akuntabel dan salah satu bentuknya adalah kewajiban penyusunan laporan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan. Pelaporan dimaksud secara tidak langsung
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat
tentang kualitas kinerja yang dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-
sumber daya yang dimiliki termasuk sumber daya keuangan.
Pelaporan kinerja pemerintahan tersebut diantaranya adalah Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disampaikan kepada Presiden melalui
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP disusun
dalam kurun waktu satu tahun anggaran dan disampaikan setiap awal tahun
pelaksanaan anggaran selanjutnya. Pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja
tahunan perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses perwujudan kondisi
akhir rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam bentuk Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sehingga pelaporan ini pada prinsipnya
menggambarkan realisasi tahapan pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala
Daerah yang dituangkan kedalam visi, misi dan program strategis RPJMD.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan
pemerintahan tahun ketiga dari lima tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Bandung.
RPJMD merupakan landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bandung, pada arah Visi dan
Misi Kabupaten Bandung. Pada tahun ini RPJMD Kabupaten Bandung mengalami
perubahan yang penting. RPJMD perubahan tersebut pada awal Tahun 2014
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2010 – 2015.
Perubahan penting atas dokumen RPJMD Kabupaten Bandung pada intinya
tidak mengubah arah visi dan misi Kabupaten Bandung, tetapi lebih kepada penguatan
konsep perencanaan dalam proses perwujudan kinerja capaian visi dan misi Kabupaten

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-1
Pemerintah Kabupaten Bandung

Bandung. Penetapan indikator-indikator sebagai alat ukur keberhasilan keberhasilan


proses perwujudan visi dan misi Kabupaten Bandung, disesuaikan dan disusun ulang
kembali. Sehingga dengan perubahan RPJMD, maka pengukuran akuntabilitas kinerja
pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
dapat digambarkan dan pertanggungjawabkan secara lebih tepat.
Pemerintah Kabupaten Bandung menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, sebagai bentuk pemenuhan
kewajiban dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pemenuhan prinsip
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. LAKIP Kabupaten Bandung Tahun 2014
ini juga merupakan bahan penting dalam proses evaluasi dan kajian internal
organisasi, selain itu merupakan informasi penting untuk masyarakat tentang hasil-
hasil kinerja pemerintahan pada Tahun 2014.

B. Gambaran Umum Kabupaten Bandung


1. Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Bandung secara geografis terletak pada koordinat 107o 22’ -
108o 50 Bujur Timur dan 60 41’ – 7o 19’ Lintang Selatan dengan ketinggian 500 meter
sampai 1.800 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah 176.238,67 Ha.
Batas wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Bandung adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota
Cimahi dan Kabupaten Sumedang;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan
Kota Cimahi.
Morfologi Kabupaten Bandung terdiri atas : wilayah datar/landai, perbukitan,
dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga di
atas 45 %. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson
dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun.
Suhu udara berkisar antara 12oC sampai 24oC dengan kelembaban udara beragam
antara 78 % pada musim hujan dan 70 % pada musim kemarau. Kondisi alam tersebut
membuat Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam, baik itu bencana banjir,
bencana longsor, erosi dan sebagainya.
Kabupaten Bandung memiliki banyak potensi sumber daya air, baik air bawah
tanah maupun air permukaan. Air permukaan terdiri dari : 4 danau alam, 3 danau
buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak sungai. Sumber air permukaan pada
umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik pertanian, industri dan
sosial lainnya, sedangkan air tanah dalam ( kedalaman dari 60 sampai 200 meter ) pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-2
Pemerintah Kabupaten Bandung

umumnya dipergunakan untuk keperluan industri, non industri dan sebagian kecil
untuk rumah tangga. Sebagian besar pemenuhan kebutuhan air rumah tangga
memanfaatkan air tanah bebas ( sumur gali ) dan air tanah dangkal (kedalaman 24
sampai 60 meter) serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM.
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung ( tanpa Kabupaten Bandung
Barat ) adalah seluas 1.762,39 Km2 yang tersebar di 31 Kecamatan, meliputi Kawasan
Lindung seluas 60.117,921 Ha, dan kawasan Budidaya seluas 115.966,400 Ha. Kawasan
Budidaya dibagi menjadi Kawasan Budidaya Pertanian seluas 96.389,041 Ha, dan Non
Pertanian seluas 19.577,359 Ha, serta kawasan lainnya seluas 708.118 Ha. Rincian
lebih lanjut atas penggunaan lahan di Lingkungan Kabupaten Bandung diuraikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1.1.
Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Pemanfaatan Ruang Luas Area Persentase


1. Tegal/Kebun 20.901 Ha 11,859%
2. Ladang/Huma 12.650 Ha 7,178%
3. Perkebunan PBS/PTP 27.350 Ha 15,519%
4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 6.132 Ha 3,479%
5. Tambak - Ha 0%
6. Kolam/Empang 980 Ha 0,556%
7. Pengembalaan/Padang rumput 376 Ha 0,213%
8. Sementara tidak diusahakan 8 Ha 0,005 %
9. Pekarangan yang ditanami pertanian 6.381 Ha 3,621%
10. Rumah/Bangunan/Halaman 18.090 Ha 10,264%
11. Hutan Negara 37.733 Ha 21,410%
12. Rawa-rawa - Ha 0%
13. Lainnya/jalan/sungai/tandus 9.426 Ha 5,348%
14. Sawah 36.212 Ha 20,547%
Jumlah 176.238,67 Ha 100%
Sumber : BPS Kabupaten Bandung (2014)

2. Gambaran Umum Demografis


Jumlah penduduk Kabupaten Bandung tahun 2014 sebanyak + 3.476.420 jiwa,
yang terdiri atas : laki-laki berjumlah 1.790.645 jiwa (51,5%) dan perempuan
berjumlah 1.685.775 jiwa (48,5%) dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,60
persen. Peningkatan jumlah penduduk pada Tahun 2014 sebanyak 14.271 jiwa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-3
Pemerintah Kabupaten Bandung

Gambar 1.1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bandung Tahun 2014

1750000

1.790.645
1.685.775
1700000
Jumlah

1650000
laki-laki Perempuan

Sumber : Data Agregat Kependudukan Kabupaten Bandung Th 2014

Secara lebih rinci komposisi penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan


kelompok umur, diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


0-4 157.874 155.300 313.174
5-9 174.226 170.027 344.253
10-14 172.348 170.297 342.645
15-19 156.806 154.944 311.750
20-24 140.418 141.094 281.512
25-29 136.381 137.072 273.453
30-34 154.035 155.696 309.731
35-39 137.555 139.266 276.821
40-44 125.935 121.046 246.981
45-49 97.320 96.082 193.402
50-54 80.715 77.139 157.854
55-59 60.291 57.306 117.597
60-64 44.407 41.596 86.003
65+ 74.528 85.996 160.524
Jumlah Penduduk 1.790.645 1.685.775 3.476.420
Sumber : Data Pokok Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-4
Pemerintah Kabupaten Bandung

Gambar 1.2
Diagram Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

200000
180000
160000
140000
120000
100000
80000
60000 Laki-laki
40000 Perempuan
20000
0

Sumber : Data Pokok Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

Angka beban ketergantungan (dependency ratio) pada tahun 2014, turun sebesar
0,36% dari angka ketergantungan pada Tahun 2013 sebesar 51,47 menjadi sebesar
51,11%. Angka ketergantungan tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah
penduduk usia produktif kelompok umur 15-64 tahun yang berjumlah 2.296.648 atau
mencapai 66,06% dibandingkan dengan jumlah penduduk kelompok umur 0-14 tahun
yang berjumlah 1.027.590 jiwa atau 29,56% dan kelompok umur 65+ yang berjumlah
146.155 jiwa atau mencapai 4,20%. Angka ketergantungan Tahun 2014 sebesar 51,11%
mengandung pengertian bahwa pada setiap 100 orang penduduk produktif harus
menanggung 51 orang penduduk tidak produktif.
Angka beban ketergantungan tersebut diilustrasikan sebagaimana gambar berikut.
Gambar 1.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Produktif dan Tidak Produktif
Di Kabupaten Bandung Tahun 2014

146.155
1.027.590

0-14 th
15-64 th
65+ th

2.2296.648

Sumber : BPS Kabupaten Bandung Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-5
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Kondisi Makro Kabupaten Bandung


Gambaran kondisi Kabupaten Bandung secara umum dapat dilihat dari
perubahan angka atau nilai-nilai indikator-indikator makro Kabupaten Bandung yang
terdiri dari kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas pembangunan manusia. Kondisi
indikator makro Kabupaten Bandung tahun 2011-2014 dapat di lihat dari uraian
dalam tabel berikut.
Tabel 1.3.
Indikator Makro di Kabupaten Bandung 2010 – 2014

Dibanding
No Indikator 2011 2012 2013 2014
Tahun Lalu

1. Jumlah Penduduk (jiwa) 3.299.988 3.351.048 3.415.700 3.470.393 54.693


Laju Pertumbuhan
2. 2,63 % 1,55 % 1,93 % 1,60 % -0,330
Penduduk
Laju Pertumbuhan
3. 5,94 % 6,15 % 5,96 % 5,92 % -0,004
Ekonomi
4. Inflasi PDRB 5,04 % 4,82 % 6,92 % 6,50 % -0,420
PDRB atas Dasar Harga 8.284.900,16
5. 51.291.762,65 57.071.406,68 64.660.447,43 72.945.347,59
Berlaku (juta rupiah)
PDRB atas Dasar Harga
6. 22.996.750 24.253.226 25.901.171,60 27.435.715,37 1.534.543,77
Konstan (juta rupiah)
7. Angka Kemiskinan 8,32 8,30 8 7,94 -0,060
Laju Pertumbuhan
8. 7,43% 15,22 8,97 ** **
Investasi
Pendapatan per Kapita
9. /Tahun (Rp) / PDRB per 15.852.245 17.255.692 18.930.364,91 21.019.359,36 2.088.994,45
Kapita Harga Berlaku
10. IPM 75,01 75,24 75,40 75,69 0,290
11. Indeks Pendidikan 84,80 85,05 85,23 85,28 0,050
Rata-rata Lama Sekolah
12. 8,62 8,67 8,70 8,72 0,020
(thn)
13. Angka Melek Huruf 98,48 98,69 98,84 98,86 0,020
Angka Harapan Hidup
14. 70,06 70,28 70,34 70,54 0,200
(tahun)
15. Indeks Kesehatan 75,10 75,46 75,56 75,90 0,340
16. Indeks Daya Beli 65,13 65,21 65,42 65,89 0,470
17. Daya Beli (ribuan rupiah) 641.86 642.19 643.09 645.11 2,020
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Tahun 2014, **) belum tersedia data

Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa penduduk Kabupaten
Bandung mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan
penduduk berhasil ditekan dari angka LPP Tahun 2013 sebesar 1,93% menjadi 1,60%
atau mengalami penurunan sebesar 0,33%. Dengan laju pertumbuhan pada tahun 2014
sebesar 1,60% terdapat penambahan jumlah penduduk dari sebesar 3.476.420 orang
menjadi 3.490.691 orang atau bertambag sebanyak 14.271 orang.
Kondisi perekonomian Kabupaten Bandung menunjukan adanya penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi perekonomian tahun yang lalu. Penurunan kondisi
perekonomian terlihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar
0,004, dan menurunnya laju pertumbuhan investasi dari total realisasi investasi PMA
dan PMDN berdasarkan LKPM Tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2.575.366.601.063,-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-6
Pemerintah Kabupaten Bandung

nilai tersebut mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar Rp. 2.716.672.903.833,-
atau Rp. 141.306.302.770,- dari sisi lain angka inflasi di Kabupaten Bandung pada tahun
2014 berhasil ditekan dari angka tahun 2013 sebesar 6,92 menjadi 6,50 atau sebesar
0,420. Namun kondisi makro perekonomian itu tidak berpengaruh terhadap kondisi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung yang bila dihitung
berdasarkan atas dasar harga berlaku, maupun dihitung berdasarkan atas dasar harga
konstan, masing-masing menunjukan kenaikan sebesar 8.284.900,16 dan 1.534.543,77
dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Kondisi daya beli masyarakat juga menunjukan
perbaikan sebesar Rp. 2.020,- dari kondisi tahun yang lalu.
Kondisi perbaikan kualitas pembangunan di Kabupaten Bandung juga
diperlihatkan dengan terjadinya kenaikan kondisi kualitas pembangunan manusia, yang
secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Dibandingkan kondisi tahun yang lalu,
IPM meningkat sebesar 0,290 point, Indeks pendidikan naik sebesar 0,050 point, Rata-
rata lama sekolah naik sebesar 0,020 point, Angka melek huruf naik sebesar 0,020
point, Angka Harapan Hidup naik sebesar 0,200 point, dan Indeks Kesehatan naik
sebesar 0,340 point, Indeks daya beli naik sebesar 0,210 point.

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan LAKIP Pemerintah Kabupaten


Bandung Tahun 2014 mencakup hal-hal berikut ini :
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan
LAKIP 2014 sebagai sarana pertanggung jawaban pemerintah Kabupaten Bandung
atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2014. Esensi capaian
kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan
sasaran strategis yang telah dicapai selama tahun 2014.
2. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP
2014 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah
Kabupaten Bandung bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk
setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah Kabupaten Bandung
dapat merumuskan strategi pemecahan masalah sehingga capaian kinerja
pemerintah Kabupaten Bandung dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

D. Organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung


Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bandung sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan ditetapkan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-7
Pemerintah Kabupaten Bandung

penerapannya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Peraturan


Daerah sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten
Bandung;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Bandung;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor
25 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Bandung ;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten
Bandung;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung.
Sedangkan tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dil ingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung diatur berdasarkan regulai sebagai berikut :
1. Peraturan Bupati Bandung Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Bandung;
2. Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung;
3. Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 30 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung;
4. Peraturan Bupati Bandung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Bandung;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-8
Pemerintah Kabupaten Bandung

5. Peraturan Bupati Bandung Nomor 29 Tahun 2012 tentang Tugas dan Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung.
Susunan organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung, berdasarkan regulasi-regulasi
tersebut di atas terdiri dari :
1. Bupati dan Wakil Bupati Bandung;
2. Sekretaris Daerah, yang membawahkan :
Tiga Asisten Daerah dan Staf Ahli yaitu sebagai berikut :
a. Asisten Pemerintahan, yang membawahkan Bagian Hukum, Bagian Bina
Pemerintahan Umum, dan Bagian Otonomi Daerah;
b. Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, yang membawahkan Bagian
Koordinasi Sosial, Bagian Pembangunan, dan Bagian Koordinasi Perekonomian;
c. Asisten Administrasi, yang membawahkan Bagian Umum, Bagian Humas,
Bagian Organisasi dan Bagian Pengelolaan Aset;
d. Staf Ahli, yang terdiri dari Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Staf Ahli Bidang
Hukum dan Politik, Staf Ahli Bidang Perekonomian, Staf Ahli Bidang
Pembangunan, dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya
Manusia.
3. Dinas-dinas Daerah Kabupaten Bandung terdiri dari :
1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dengan tugas pokok merumuskan
kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
pelayanan pendidikan dan kebudayaan yang meliputi data dan informasi,
pengelolaan pelayanan pendidikan pada TK dan SD, SMP, SMU dan SMK,
pendidikan non formal dan pelayanan pengembangan kebudayaan serta
melaksanakan ketatausahaan Dinas.
2) Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata, dengan tugas pokok merumuskan
kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
peningkatan dan pengembangan kepemudaan dan keolahragaan serta
pelayanan kepariwisataan yang meliputi kepemudaan, keolahragaan,
penyusunan sistem informasi dan kerjasama keolahragaan dan pelayanan
kepariwisataan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
3) Dinas Kesehatan, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan
melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan penyehatan
lingkungan, fasilitasi dan pembinaan kesehatan masyarakat, pengawasan dan
pengendalian kesehatan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
4) Dinas Sosial, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan
melaksanakan kegiatan teknis operasional dibidang pelayanan kesejahteraan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-9
Pemerintah Kabupaten Bandung

sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan


sosial serta melaksanakan ketatausahaan dinas.
5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan tugas pokok merumuskan
kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang meliputi
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, pendayagunaan data dan informasi serta melaksanakan
ketatusahaan dinas.
6) Dinas Tenaga Kerja, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis
dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan
ketenagakerjaan yang meliputi penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja,
hubungan industrial dan syarat kerja, pengawasan ketenagakerjaan, latihan
dan produktivitas serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
7) Dinas Perhubungan, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis
dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang perhubungan yang
meliputi pelayanan lalu lintas, angkutan, teknik prasarana dan keselamatan,
pos dan telekomunikasi serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
8) Dinas Bina Marga, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan
melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pengelolaan
kebinamargaan yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan jalan dan
jembatan, peralatan dan perbekalan, pengendalian dan pemanfaatan serta
melaksanakan ketatausahaan Dinas.
9) Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi, dengan tugas pokok
merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang pengelolaan sumber daya air, pertambangan dan energi
yang meliputi pengelolaan irigasi dan drainase, energi dan sumber daya
mineral, pengelolaan pertambangan dan panas bumi serta melaksanakan
ketatausahaan Dinas.
10) Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan, dengan tugas pokok
merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang perumahan, penataan ruang dan kebersihan yang
meliputi pengembangan kawasan, pengembangan perumahan, penataan
ruang, penataan dan pengendalian bangunan, permukiman dan pelayanan
kebersihan dan pengelolaan sampah serta melaksanakan ketatausahaan
Dinas.
11) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, dengan tugas pokok
merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang koperasi, UKM, perindustrian dan perdagangan yang
meliputi pelayanan dan pengembangan usaha koperasi, pembinaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-10
Pemerintah Kabupaten Bandung

kelembagaan koperasi, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah,


pengembangan industri hasil pertanian dan kehutanan dan industri logam,
mesin dan kimia, industri aneka, sarana dan pengembangan perdagangan,
perdagangan dalam dan luar negeri serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
12) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, dengan tugas pokok
merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan yang meliputi
pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan serta
melaksanakan ketatausahaan Dinas.
13) Dinas Peternakan dan Perikanan, tugas pokok merumuskan kebijaksanaan
teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan dan
pengembangan peternakan dan perikanan yang meliputi peternakan,
perikanan, kesehatan hewan dan pembinaan usaha peternakan dan perikanan
serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
14) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan, dengan tugas pokok
merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang pengelolaan pendapatan dan keuangan yang meliputi
perencanaan pengendalian operasional, pendapatan, anggaran,
perbendaharaan dan akuntansi serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
Untuk mempermudah pelaksanaan tugas pokok, pada beberapa Dinas
Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), yang terdiri dari :
1) 31 (tiga puluh satu) UPTD TK dan SD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
2) 3 (tiga) UPTD SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
3) 3 (tiga) UPTD SMU dan SMK pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
4) UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
5) UPTD Obat dan Perbekalan Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
6) UPTD Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
7) 31 (tiga puluh satu) UPTD Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan;
8) UPTD Loka Bina Karya Penyandang Cacat pada Dinas Sosial;
9) UPTD Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada Dinas Sosial;
10) UPTD Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) pada Dinas Sosial;
11) UPTD Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja;
12) 7 (tujuh) UPTD Pengelolaan Sarana dan Prasarana Bina Marga pada Dinas Bina
Marga;
13) UPTD Pengelolaan Alat Berat dan UPCA, pada Dinas Bina Marga;
14) UPTD Laboratorium, pada Dinas Bina Marga;
15) 4 (empat) UPTD Pengelolaan Sarana Prasarana Sumber Daya Air pada Dinas
Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-11
Pemerintah Kabupaten Bandung

16) 3 (tiga) UPTD Pemadam Kebakaran pada Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan;
17) UPTD Pertamanan dan Pemakaman pada Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan;
18) 4 (empat) UPTD Pengangkutan Sampah pada Dinas Perumahan, Penataan
Ruang dan Kebersihan;
19) 9 (sembilan) UPTD Pasar pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan;
20) UPTD Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan Proteksi Tanaman pada Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
21) UPTD Benih Tanaman pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
22) UPTD Pengembangan Usaha Tani pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan;
23) UPTD Perbibitan Ternak pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
24) UPTD Pembenihan Ikan pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
25) UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
26) UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan Laboratorium pada Dinas
Peternakan dan Perikanan;
27) 8 (delapan) UPTD Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan;
28) UPTD Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan.
4. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan Badan/Kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan / Kepala Kantor sebagai unsur penunjang Pemerintah
Daerah yang berada di bawah dan bertanggung kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, ditetapkan bahwa
lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung terdiri dari:
1) Inspektorat, dengan tugas pokok melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan
desa serta melaksanakan ketatausahaan Inspektorat.
2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan pembangunan
kesejahteraan sosial dan pemerintahan, perencanaan pembangunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-12
Pemerintah Kabupaten Bandung

perekonomian, perencanaan pembangunan fisik, statistik dan evaluasi,


penelitian dan pengembangan serta melaksanakan ketatausahaan Badan.
3) Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan, terdiri dari :
a. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang pelayanan kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan yang meliputi umum kepegawaian, mutasi, pengembangan
pegawai, pendidikan dan pelatihan serta melaksanakan ketatausahaan
Badan.
b. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan
desa yang meliputi penguatan kelembagaan dan pengembangan
partisipasi masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan sosial
budaya masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat,
pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, fasilitasi
pemerintahan desa serta melaksanakan ketatausahaan Badan.
c. Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang KB dan pemberdayaan perempuan yang
meliputi informasi dan data keluarga, keluarga berencana, keluarga
sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta
melaksanakan ketatausahaan Badan.
d. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang pengendalian lingkungan hidup yang meliputi
tata lingkungan, pengendalian pencemaran lingkungan, konservasi dan
pengendalian kerusakan lingkungan, penegakan dan kemitraan hukum
lingkungan serta melaksanakan ketatausahaan Badan.
e. Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi, dengan
tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik di bidang pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan, kearsipan dan pengembangan sistem informasi yang
meliputi perpustakaan, kearsipan, pengelolaan dan pengembangan
informasi, pemberdayaan informasi serta melaksanakan ketatausahaan
Badan.
f. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-13
Pemerintah Kabupaten Bandung

bersifat spesifik di bidang peningkatan ketahanan pangan dan koordinasi


pelaksanaan penyuluhan yang meliputi ketahanan pangan, programa
penyuluhan, ketenagaan, sarana dan prasarana penyuluhan serta
melaksanakan ketatausahaan Badan.
g. Badan Penanaman Modal dan Perijinan, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik di bidang penanaman modal dan administrasi perijinan
yang meliputi promosi dan penggalian potensi penanaman modal,
pengendalian dan kerjasama penanaman modal, perijinan serta
melaksanakan ketatausahaan Badan.
(4) Lembaga Teknis Daerah yangberbentuk Kantor, yaitu ; Kantor terdiri dari Kantor
Kesatuan Bangsa dan Politik dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kesatuan
bangsa dan politik yang meliputi kesatuan dan ketahanan bangsa, dan politik
dalam negeri serta melaksanakan ketatausahaan Kantor.
(5) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bandung , terdiri dari:
a. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya;
b. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas C Soreang;
c. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas C Cicalengka.

5. Kecamatan dan Kelurahan


Kecamatan merupakan Perangkat Daerah yang dipimpin oleh seorang Camat
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Tugas Camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah,
selain tugas tersebut, Camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan
lainnya, yang meliputi :
1. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
3. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
4. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas sarana umum;
5. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan;
6. membina penyelenggaraan pemerintahan Desa dan / atau Kelurahan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-14
Pemerintah Kabupaten Bandung

7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya


dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan Desa atau
Kelurahan.
Sedangkan tugas pokok Lurah adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati.
Terdapat 31 Kecamatan dan 10 Kelurahan di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan / Kelurahan, struktur organisasi
Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretariat Kecamatan, Tiga Sub Bagian dan Lima
Seksi, sedangkan struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Sekretariat
Kelurahan, dan empat Kepala Seksi.

E. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Kabupaten Bandung adalah:
1. Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;
6. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Penimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementrian/Lembaga;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-15
Pemerintah Kabupaten Bandung

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
16. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2009;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi
dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Bandung;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2005-2010.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-16
Pemerintah Kabupaten Bandung

F. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung selama tahun 2014. Capaian
kinerja ( Performance Results ) 2014 tersebut diperoleh dari perbandingan atas hasil
capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan setiap tahun terhadap rencana kinerja
( Performance Plan ) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis
atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini menguraikan keberhasilan,
hambatan, dan permasalahan sehingga memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah
celah kinerja ( Performance Gap ) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

Berdasarkan pola pikir tersebut, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2014, adalah sebagai berikut :

Bab. I – Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang, gambaran umum Kabupaten Bandung, maksud dan tujuan
penyusunan LAKIP, struktur organisasi pemerintah Kabupaten Bandung, dasar hukum
penyusunan LAKIP dan sistematika penyajian LAKIP.

Bab. II – Rencana Strategis


Menjelaskan muatan RPJMD untuk periode Tahun 2010 – 2015, visi dan misi, tujuan
dan sasaran strategis, program prioritas pembangunan daerah dan indikator target
sasaran prioritas pembangunan Tahun 2014.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja


Menjelaskan kerangka pengukuran dan evaluasi kinerja, pengukuran capaian hasil
kinerja pemerintah tahun 2014, evaluasi dan analisis capaian kinerja Kabupaten
Bandung, serta penjabaran akuntabilitas keuangan.

Bab IV – Penutup
Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun 2014, permasalahan dan kendala secara umum yang
dihadapi, upaya-upaya penyelesaiannya dan langkah serta solusi dalam perbaikan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang
akan datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-17
Pemerintah Kabupaten Bandung

BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Bandung

Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten


Bandung Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015, yang pada awal Tahun 2014 perencanaan jangka
menengah daerah tersebut diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung
Tahun 2010-2015. Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung tersebut dilakukan diantaranya
dengan pertimbangan bahwa perlu adanya penyesuaian atas indikator-indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih relevan dan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik pemerintah Kabupaten Bandung. Pemerintah daerah diwajibkan menyusun
dan menetapkan perencanaan jangka menengah daerah karena merupakan amanat
pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 merupakan dokumen perencanaan
strategis yang menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun 2010-
2015, sebagai tolok ukur pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dokumen ini berfungsi sebagai penuntun
segenap penyelenggara unit organisasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang
diemban, dalam arah perwujudan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan
dicapai dalam lima tahun periode kepemimpinan Kepala Daerah.
Tahun 2014 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015. Tahun kedua
dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dengan alur yang berkelanjutan dan tidak
terpisahkan mulai dari fase perencanaan, fase pengukuran kinerja, dan fase pelaporan
atas penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung selama lima tahun.

1. Isu Strategis

Kabupaten Bandung merupakan daerah dengan perubahan yang cepat dan


dinamis, dengan tingkat keterpengaruhan perkembangan wilayah regional yang tinggi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-1
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung dapat di klasifikasikan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Provinsi
Jawa Barat, yaitu Kota Bandung. Pada sisi lain Kabupaten Bandung memiliki sumber-
sumber potensial daerah yang dapat dikembangkan menjadi ikon pendorong peningkatan
kualitas kemajuan pembangunan daerah. Dengan kecukupan kuantitas sumberdaya
manusia, potensi sumber daya alam, merupakan modal dalam perencanaan
pembangunan. Namun tentunya pengaturan, penataan, dan analisis terhadap seluruh
potensi perlu di kaji secara lebih mendalam sehingga potensi positif dapat dikelola secara
benar dengan kendali arah pencapaian tujuan yang tepat, yang pada gilirannya dapat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung.
Isu strategis Kabupaten Bandung terfokus pada upaya peningkatan kualitas
kesejahteraan rakyat melalui optimalisasi dan maksimalisasi penyelenggaraan urusan-
urusan pemerintahan daerah. Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2015, dideskripsikan sebagai berikut :
1) Peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan publik
Reformasi birokrasi merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dalam
memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat umum yang sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilaksanakan oleh institusi pemerintahan (birokrasi) meliputi pelayanan dasar
(substantif) dan pelayanan administrasi. Keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan bergantung kepada kualitas proses birokrasi penyelenggaraan
pemerintahan. Optimalisasi kualitas penyelengaraan pemerintahan akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga
upaya perbaikan dalam seluruh aspek penyelengaraan pemerintahan melalui proses
reformasi birokrasi menjadi sangat penting dan perlu secara kontinue dan
konsisten.
2) Peningkatan kualitas sektor pendidikan
Pembangunan sumber daya manusia diharapkan dapat mendorong peningkatan
kualitas SDM yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan
budi pekerti. Beberapa peningkatan dan akselerasi program diperlukan dalam
mengatasi belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi
untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas
sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah
guru yang berpendidikan keguruan, masih kurang baiknya distribusi tenaga
pengajar. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga berbicara mengenai
kesehatan yang secara kontinyu diintervensi melalui program/kegiatan yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-2
Pemerintah Kabupaten Bandung

bersifat kuratif, preventif maupun promotif. Akselerasi dan perbaikan perlu


dilakukan dalam mengantisipasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
masih belum memadai serta kurang dan belum meratanya jumlah dan persebaran
tenaga medis.
3) Pembangunan pedesaan
Pembangunan pedesaan Kabupaten Bandung merupakan strategi yang mutlak
harus dilakukan oleh pemerintah, mengingat lebih dari 96 % dari total wilayah
merupakan wilayah pedesaan. Kesenjangan dalam segi ekonomi antara wilayah
pedesaan dan perkotaan menjadi perhatian utama. Hal ini disebabkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan merupakan aspek penting dari pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Bandung. Maka dari itu pemerintah Kabupaten Bandung
perlu menetapkan core businessnya “Sektor Pertanian”, karena potensi yang
dimiliki Kabupaten Bandung dalam memenuhi surplus pangan terutama padi, tetapi
Pemerintah Kabupaten Bandung perlu melakukan langkah-langkah yang terstruktur
dalam mempertahankan dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif dalam
meningkatkan nilai investasi serta memperkuat ekonomi lokal melalui peningkatan
peran UKM yang menunjang usaha pertanian dan peternakan. Selain itu,
perkembangan ekonomi pedesaan yang didominasi oleh aktivitas ekonomi
pertanian, sangat berhubungan dengan sektor pariwisata, produksi kewaspadaan
serta keamanan pangan dan bahan baku sektor lainya.
4) Keamanan dan ketertiban masyarakat
Adalah upaya dalam menciptakan dan menjaga iklim usaha yang kondusif serta
mendukung kinerja pembangunan secara umum. Prioritas ini selaras dengan
prioritas dalam RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005-2025 Tahap II yaitu
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam keamanan dan
ketertiban umum, juga selaras dengan RPJMN yaitu bidang polhukam.
5) Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dalam mendukung sektor
prioritas bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli. Sektor infrastruktur terdiri
atas : prasarana transportasi, sumber daya air, dan prasarana permukiman, yang
berperan sebagai pembentuk struktur ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah,
pemacu pertumbuhan wilayah, serta pengikat antar-wilayah. Peningkatan dan
pemeliharaan infrastruktur harus terus dilakukan dalam mendukung perekonomian.
Keterpaduan pembangunan dan saling keterkaitan antar wilayah yang terangkum
dalam dokumen ketataruangan masih perlu ditingkatkan efektivitas dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-3
Pemerintah Kabupaten Bandung

pelaksanaannya, begitu pun dengan pengendaliannya. Beberapa masalah yang


masih perlu langkah penangangan lanjutan, di antaranya ialah perlu adanya perda
tentang RDTR sebagai tindak lanjut penyusunan dokumen RDTR Baleendah-
Dayeuhkolot, Soreang, Kutawaringin dan Tegalluar. Hal ini menyebabkan
terhambatnya rencana dan pelaksanaan pembangunan baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun masyarakat umum, karena beberapa dokumen harus mengacu
terhadap RDTR dan Peraturan Zonasinya.
6) Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan krusial yang sangat berpengaruh terhadap
masyarakat dalam mengakses pelayanan standar terkait dengan pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan dan kemampuan daya beli. Berbagai program dari
beberapa sektor yang telah dilaksanakan belum mampu/tidak signifikan dalam
mengurangi jumlah keluarga miskin di Kabupaten Bandung. Hal tersebut, terutama
karena belum terpadunya berbagai program penanggulangan kemiskinan (ego
sektor) serta belum terukur secara jelas mengenai upaya pengurangan kemiskinan
pada setiap program, hal ini dikarenakan belum adanya keseragaman data jumlah
keluarga miskin sehingga target yang ingin dicapai setiap sektor belum jelas.
7) Lingkungan hidup dan kebencanaan
Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan bencana perlu
peningkatan efektivitas program dan partisipasi masyarakat dalam mematuhi
peraturan perundangan yang ada. Wilayah geografis Kabupaten Bandung yang
berbukit dan merupakan daerah pegunungan, memiliki kontur tanah dengan
kemiringan yang tinggi, sehingga apabila upaya-upaya peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan kebencanaan tidak maksimal dapat menimbulkan kerawanan
bencana yang tinggi. Degradasi dan longsoran-longsoran tebing dapat terjadi akibat
debit air hujan yang melebihi ambang kapasitas daya serap tanah dan tingkat
konservasi tanah yang rendah, dan secara sistemik akan mempercepat sedimentasi
dan abrasi pada daerah hilir sungai, mengubah badan sungai menjadi lebih lebar
dan dangkal, sehingga memperluas genangan air sungai di luar aliran sungai.

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan
yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis
meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara
moral dan etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-4
Pemerintah Kabupaten Bandung

2. Visi dan Misi

a. Pernyataan Visi
Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya penyelesaian
isu lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten
Bandung antara lain : keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan publik, lingkungan
hidup dan bencana, kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dan
keshalehan sosial), pembangunan perdesaan dan ketahanan pangan, infrastruktur
wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut diperlukan
penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen masyarakat dan
penyelenggara pemerintahan.
Dengan mempertimbangkan isu yang ada, maka visi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung, yang dituangkan dalam RPJMD tahun 2010 – 2015, yang hendak
dicapai adalah :

“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing,


melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan
Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

Melalui visi tersebut, diharapkan Kabupaten Bandung dapat membangun kesiapan


dan memiliki kemampuan menghadapi paradigma dan kondisi dimasa yang akan datang,
lebih dari itu Kabupaten Bandung dapat berperan dalam perubahan yang terjadi di
lingkup regional, nasional maupun global.

b. Pernyataan Misi
Dari pernyataan Visi Kabupaten Bandung tersebut, dirumuskan 7 (tujuh) Misi
Kabupaten Bandung yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal
yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut. Lebih jauh,
pernyataan misi Kabupaten Bandung memperlihatkan kebutuhan apa yang hendak
dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dan bagaimana
organisasi memenuhi kebutuhan tersebut.
Adapun tujuh misi Kabupaten Bandung yang telah di tetapkan adalah :
1) Meningkatkan profesionalisme birokrasi;
Merupakan suatu upaya dalam mewujudkan Kabupaten Bandung yang “Maju,
Mandiri dan Berdaya Saing”. Hal ini memerlukan proses dan komitmen dari
seluruh pemangku kepentingan. Penyelenggaraan pemerintahan tidak semata-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-5
Pemerintah Kabupaten Bandung

mata bergantung kepada Pemerintah saja, akan tetapi harus adanya sinergi antara
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat secara proporsional dan bertanggung
jawab. Proporsional dalam hal ini mengandung pengertian bahwa setiap domain
pemerintahan melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bertanggung
jawab mengandung pengertian bahwa pelaksanaan peran dan fungsi setiap
domain pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan secara objektif
berdasarkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
2) Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan
Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda;
SDM berkualitas yang berlandaskan Iman dan takwa merupakan salah satu tolok
ukur menuju keberhasilan pembangunan Kabupaten Bandung yang ”Maju,
Mandiri dan Berdaya Saing”. Keimanan dan ketaqwaan adalah landasan moral
dan etika yang tidak hanya memiliki muatan spiritual, tetapi juga muatan sosial,
sehingga pada prakteknya tidak saja ditunjukan dengan ketaatan ritual individu,
tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta
kesalehan kolektif untuk merajut kehidupan bersama
Budaya sunda merupakan salah satu sumber nilai yang menunjukan jati diri,
identitas dan kepribadian suatu komunitas masyarakat. Hal ini menjadi benteng
pertahanan yang sangat efektif untuk menghadapi dampak negatif derasnya arus
perubahan. Pada sisi lain, budaya ini
3) Memantapkan pembangunan perdesaan
Mayoritas wilayah Kabupaten Bandung adalah perdesaan, oleh karena itu
tumpuan pembangunan, salah satunya diarahkan pada wilayah perdesaan. Upaya
dalam mewujudkan pembangunan perdesaan yang mantap, menuju Kabupaten
Bandung yang “Maju, Mandiri dan Berdaya Saing” adalah melalui peningkatan
infrastruktur perdesaan; peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan
desa; peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa;
peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat; perkuatan lembaga-
lembaga keuangan mikro di desa; peningkatan pendapatan asli daerah desa;
peningkatan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi,
kestabilan harga dan akses pangan; serta pengembangan teknologi pengolahan
pangan non beras

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-6
Pemerintah Kabupaten Bandung

4) Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah


Kondisi aman dan tertib merupakan harapan masyarakat Kabupaten Bandung
yang ditandai oleh tidak adanya tindak kriminal/kejahatan ataupun kerusuhan,
serta adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh komponen masyarakat.
Kondisi ini menjadi landasan bagi kelangsungan kehidupan yang tenang dan
damai, serta merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan sesuai
harapan dan cita-cita bersama. Dinamika pemerintahan, pembangunan dan
kehidupan masyarakat akan bergerak selaras dengan tuntutan perubahan, serta
kehendak dan kebutuhan masyarakat berdasarkan asas demokrasi yang
bertanggung jawab, disertai dengan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan
seluruh komponen masyarakat.
5) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah merupakan unsur
penunjang utama dalam mendukung terciptanya pembangunan Kabupaten
Bandung yang “Maju, Mandiri dan Berdaya Saing”. Ketersediaan infrastruktur
akan mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator pencapaian
pembangunan pada bidang lainnya.

6) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing


Peningkatan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Kemampuan daya beli masyarakat erat
kaitannya dengan kemiskinan. Semakin besar daya beli masyarakat, maka semakin
kecil tingkat kemiskinan pada suatu daerah. Kemiskinan menyebabkan
kemampuan masyarakat berkurang secara drastis dalam mengakses pelayanan
dasar.

7) Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan


berkelanjutan
Sebagai wilayah yang rawan bencana, baik bencana banjir, longsor/gerakan tanah
dan gempa, perlu dilakukan penyusunan prosedur, tahapan mitigasi serta
penanganan bencana yang sederhana dan mudah diterapkan, sesuai dengan
pengalaman selama ini. Upaya menghindari bencana lebih mudah dilakukan dan
lebih murah dibandingkan setelah terjadi bencana. Pemulihan keseimbangan
lingkungan setelah terjadinya bencana serta penerapan pembangunan yang
berkelanjutan merupakan hal penting yang harus diperhatikan demi mewujudkan
Kabupaten Bandung yang ”Maju, Mandiri dan Berdaya Saing”.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-7
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Tujuan dan Sasaran

Dalam upaya pencapaian visi-misi Kebupaten Bandung, maka visi dan misi
tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan tujuan (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Formulasi tujuan strategis Pemerintah Kabupaten
Bandung ditujukan untuk dapat mengetahui susunan atau tahapan tahunan langkah
kebijakan yang harus dilaksanakan secara tepat oleh organisasi dalam proses perwujudan
visi misinya untuk lima tahun ke depan. Penyusunan formula tersebut diarahkan pada
upaya penanganan atau penyelesaian isu-isu strategis Kabupaten Bandung dengan
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu,
perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pemerintah Kabupaten Bandung
mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis
dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.

Adapun penjabaran visi-misi Pemerintah Kabupaten Bandung dirumuskan dalam


tujuan sebagai berikut :
1) Mewujudkan pelayanan publik yang prima.
2) Mewujudkan kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan
berlandaskan iman dan taqwa.
3) Mewujudkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
4) Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
5) Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
6) Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
7) Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana
Sebagai tindak lanjut atas isu sentral dan strategis Kabupaten Bandung serta
formulasi tujuan Kabupaten Bandung, lebih lanjut diuraikan tahapan pencapaian tujuan
melalui 37 sasaran. Klasifkasi sasaran Kabupaten Bandung berdasarkan tujuannya,
diuraikan sebagaimana dalam tabel berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-8
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 2.1
Tujuan dan Sasaran

Tujuan Sasaran
Mewujudkan pelayanan publik 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan
yang prima 2. Terwujudnya regulasi penyelengaraan pemerintahan daerah
3. Meningkatnya SDM aparatur yang profesional
4. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
5. Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
6. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Meningkatnya kualitas SDM 1. Meningkatnya penduduk melek huruf
yang berbudi pekerti luhur, 2. Meningkatnya penduduk bersekolah
berbudaya sunda dan 3. Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidikan
berlandaskan iman dan taqwa. 4. Meningkatknya prestasi olahraga dan peran pemuda dalam
pembangunan.
5. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
6. Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat serta
menggunakan fasilitas kesehatan.
7. Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS
8. Terkendalinya pertumbuhan penduduk
9. Meningkatnya kegiatan keagamaan
10. Terwujudnya pelestarian budaya sunda.
11. Meningkatnya minat baca masyarakat
Meningkatkan pembangunan 1. Meningkatnya infrastruktur desa
desa menuju desa yang 2. Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
mandiri. 3. Meningkatnya kemandirian pangan.

Mewujudkan keamanan dan 1. Tersediannya produk hukum daerah yang mendukung Kamtibmas
ketertiban masyarakat 2. Menurunya tingkat pelanggaran perda
3. Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat penegak perda
4. Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di masyarakat
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam berwawasan
kebangsaan dan KAMTIBMAS
Mewujudkan keserasian 1. Meningkatnya pemenuhan infrastruktur dasar wilayah
pembangunan infrastruktur dan 2. Meningkatnya pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
tata ruang wilayah. ruang
3. Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat dan layak huni
4. Terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancer
Meningkatkan kontribusi 1. Meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku usaha modal besar.
ekonomi kerakyatan terhadap 2. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
perekonomian daerah. 3. Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis ekonomi lokal dan
berdaya saing
4. Mengembangkan kawasan wisata terpadu dalam tatanan integrasi
ekonomi lokal.
Menciptakan lingkungan yang 1. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian terhadap
serasi dan seimbang dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan
memperhatikan daya dukung 2. Terciptanya lingkungan yang bersih dan hijau
dan daya tampung lingkungan 3. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
serta melaksanakan mitigasi 4. Berkurangnya tingkat resiko bencana dan Kebakaran
bencana.
Sumber : RPJMD Kabupaten Bandung 2010-2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-9
Pemerintah Kabupaten Bandung

Dalam konteks manajeman berbasis kinerja, pengukuran kinerja penyelenggaraan


pemerintahan merupakan alat untuk mengetahui gambaran atas tingkat pencapaian
sasaran dan tujuan organisasi pemerintah dalam upaya mewujudkan visi, misi dan
strategi instansi pemerintah. Ukuran ini harus mampu menjelaskan tentang tingkat
realisasi target kinerja sasaran ataupun tujuan yang dicapai oleh instansi pemerintah
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Dengan pengukuran tersebut pemerintah akan
terdorong untuk lebih membangun komitmen dan konsistensi pada pelaksanaan program
dan kegiatan yang lebih signifikan berorientasi pada capaian kinerja yang bersifat hasil
(out come), bukan hanya menghasilkan out put kegiatan yang tidak berujung pada
perubahan kondisi masyarakat yang lebih baik, sehingga kinerja instansi pemerintah
benar-benar akan dapat dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat (stakeholders).
Susunan sasaran strategis Kabupaten Bandung disusun sebagai pedoman untuk
memudahkan dalam menentukan langkah kebijakan yang lebih teknis. Dengan
ditetapkannya sasaran strategis, maka tahapan pencapaian tujuan dapat terukur secara
jelas, melalui pengukuran atas capaian dari setiap indikator-indikator kinerja sasarannya.

B. Indikator dan Target Kinerja

1. Indikator dan Target Kinerja Tujuan


Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya
perwujudan tujuan strategis yang telah ditetapkan, selanjutnya disusun dan ditetapkan
indikator kinerja dan target capaian kinerja tujuan berdasarkan sasaran yang ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah sampai dengan Tahun 2015, sebagaimana
diuraikan di bawah ini :

Tabel 2.2
Indikator dan Target Kinerja Tujuan

Tujuan 1 : Mewujudkan pelayanan publik yang prima


Sasaran Indikator Kinerja Target 2015
Indeks Kepuasan Masyarakat 74,5
Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian kinerja
3
Kabupaten Bandung
Meningkatnya kualitas dan kuantitas Jumlah Lembaga yang menata arsip sesuai peraturan yang
pelayanan 164
berlaku
Cakupan keluarga yang memiliki KK 100
Cakupan penduduk wajib KTP yang memiliki KTP 100
Cakupan penduduk yang memiliki akta kelahiran 67
Terwujudnya regulasi penyelengaraan
Jumlah Perda Yang Diterbitkan 25 perda
pemerintahan daerah
Meningkatnya SDM aparatur yang Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur 74,5
professional Prosentase Penyelesaian Kasus-kasus pelanggaran Disiplin 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-10
Pemerintah Kabupaten Bandung

Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu 100


Meningkatnya kualitas perencanaan
Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
pembangunan daerah 100
program yang dianggarkan
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 8 aplikasi
Meningkatnya pemanfaatan teknologi,
informasi, dan komunikasi Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi
72 SKPD
data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di tindaklanjuti. 100
Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 13,97
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan Persentase serapan belanja daerah 96,04
keuangan daerah Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 250
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat
308 (100%)
dan stakeholder lainnya (kali)

Tujuan 2 : Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa

Sasaran Indikator Kinerja Target 2015

Meningkatnya angka melek huruf Angka Melek Huruf (AMH) 99


Rata-rata lama sekolah (RLS) 8,82
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 32,61
Meningkatnya penduduk bersekolah APM SD /Sederajat 99,67
APM SMP /Sederajat 82,25
APM SMA /Sederajat 42,25
Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidik Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 80,67
Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 90
Meningkatnya prestasi olahraga dan peran
pemuda dalam pembangunan Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 445
Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 409
Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5
Indeks Kesehatan 76,02
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan trerhadap
85
air minum layak (perkotaan dan pedesaan)
Meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan
84
jaringannya yang dibangun sesuai standar
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Imunisasi) 90
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu
6000
perkapita
Persentase tempat-tempat umum sehat 82
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
100
miskin
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup
Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang
Bersih dan Sehat serta menggunakan 100
harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
fasilitas kesehatan.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien
100
masyarakat miskin
Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki
5,57
kemandirian
Meningkatnya keberfungsian sosial bagi Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif melayani
PMKS 76
PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. 70,71
laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,45
Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat
Pengendalian jumlah penduduk 95
dalam program KB disetiap desa
Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif 70
Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro 18
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
Meningkatnya kegiatan keagamaan 1. Islam 0,211805556
2. Kristen 2,465972222
3.Hindu 1,697222222

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-11
Pemerintah Kabupaten Bandung

4.Budha 1,790277778
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
8.420
masyarakat
Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 30
Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 25
Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 30
Jumlah pengunjung perpustakaan 15.000
Meningkatnya minat baca masyarakat
Jumlah koleksi buku perpustakaan 21.535
Tujuan 3 : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri
Sasaran Indikator Kinerja Target 2015
Persentase layanan air bersih di pedesaan 27
Presentase rumah layak huni 85
Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70
Meningkatnya infrastruktur desa
Presentase jalan desa kondisi baik 75
Persentase desa yang mengangkut sampah dari sumber ke
65
TPS
Jumlah Desa Swasembada 2
Jumlah Desa Swakarya 12
Meningkatnya perkembangan kemandirian
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap
desa
ketersediaan pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan 94,8
harapan) dan skor PPH konsumsi pangan
Tujuan 4 : Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Target 2015


Meningkatnya kuantitas, dan kualitas Cakupan Patroli Petugas Satpol PP (kali/minggu) 7
aparat penegak perda Jumlah Anggota Linmas 5,560 anggota
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
600:1600/tahun
Meningkatnya kesadaran wawasan sosialisasi tentang wawasan kebangsaan
kebangsaan bagi masyarakat Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
1320:4000/tahun
pendidikan politik
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana dengan
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi 60 orang linmas
dini di masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi
1200:3420/tahun
kewaspadaan dini/deteksi dini
Tujuan 5 : Terwujudnya Keserasian Pembangunan Infrastruktur Dan Tata Ruang Wilayah

Sasaran Indikator Kinerja Target 2015


Persentase penambahan panjang jalan kabupaten 60
Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 78,56
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan
64,2
dengan selamat dan nyaman
sedang : 12,86
Meningkatnya pemenuhan insfrastruktur Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik
baik: 60,78
dasar wilayah
Presentase kondisi jembatan baik 67,41
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat
73,33
pada sistem irigasi kewenangan kabupaten yang sudah ada
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan skala
9,36
kota
rasio elektrifitas rumah tangga miskin 37,84
85,89 (714626
Terwujudnya kawasan perumahan yang cakupan ketersediaan rumah layak huni
unit)
sehat dan layak huni persentase luas permukiman yang tertata 90,22
Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan 27
Akses aman terhadap sanitasi 60
Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan jumlah
1:29
penduduk
Terwujudnya Pola dan struktur ruang yang Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR)
sesuai dengan tata ruang wilayah wilayah Kabupaten/ Kota beserta rencana rincinya melalui 41,94 (13 RDTR)
peta analog dan peta digital
Persentase bangunan ber IMB 8 (25297 unit)
rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang 1:15
Terwujudnya system transportasi yang tertib
dan lancar Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan
7,70
jalan a. Rambu b. Marka c. guardril

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-12
Pemerintah Kabupaten Bandung

VCR (volume Capacity Service) dan LoS (Level of Service) VCR 0,84 LoS D
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
100
kendaraan bermotor
Persentase PJU kondisi baik 80,76
Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap Perekonomian Daerah

Sasaran Indikator Kinerja Target 2015


Jumlah pelaku UMKM 9236
Nila Investasi 6700
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan
464 sertifikasi
Meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku sertifikasi halal
usaha modal besar Jumlah Koperasi 1853
Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 5 pasar
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di bidang
3327 perusahaan
usaha perdagangan
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
42
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
Meningkatnya kualitas tenaga kerja yang 90,5
berbasis kewirausahaan
berdaya saing.
Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di tempatkan 65
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
95
berbasis masyarakat
Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7
jumlah kelompok usaha yang bermitra 5
produktivitas komoditas Padi 63,01 kuintal/Ha
177,15
produktivitas komoditas Palawija
Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis kuintal/Ha
ekonomi local dan mampu berdaya saing Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 40
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman pangan 0,2-5 %
Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2,3
Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun
55
hortikultura
Jumlah kunjungan wisata 7.629.023
Mengembangkan kawasan wisata terpadu
Jumlah daya tarik wisata 60
dalam tatanan integrasi ekonomi lokal
Jumlah mitra kerja pariwisata 1.572

Tujuan 7 : Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi Bencana

Sasaran Indikator Kinerja Target 2015


Prosentase luasan pertambangan berijin 92,48
Cakupan pelayanan sampah 22
Meningkatnya pengawasan dan Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin (16.660 m3/smr)
pengendalian terhadap pencemaran dan
Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan 100
kerusakan lingkungan
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) per
01:16,5
Satuan Penduduk
Presentase luas RTH perkotaan 0,12
Persentase peningkatan kualitas air 50
Persentase penataan usaha/kegiatan dalam pengendalian
Terciptanya lingkungan yang bersih 65
pencemaran lingkungan
Perolehan Nilai Adipura 74
Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup 7
Terselenggaranya konservasi sumber daya Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 54,94
alam Luas hutan rakyat/agroforesty 12.925
Cakupan pelayanan bencana kebakaran 65
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang
100
Berkurangnya tingkat resiko akibat bisa di tanggulangi
bencana/kebakaran Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon time)
100
daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)
Jumlah kecamatan siaga bencana di Kabupaten Bandung 31
Sumber : RPJMD Kabupaten Bandung 2010-2015

2. Penetapan Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-13
Pemerintah Kabupaten Bandung

Dalam perwujudan perencanaan visi-misi Pemerintah Kabupaten Bandung pada


tahun 2015 sebagaimana ditetapkan dalam indikator kinerja tujuan pada tabel 2.2,
setelah rencana anggaran ditetapkan menjadi dokumen pelaksanaan anggaran
selanjutnya Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan indikator dan target kinerja
sasaran untuk tahun berkenaan. Adapun indikator dan target kinerja sasaran pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun 2014, adalah sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.3
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Tujuan 1 : Mewujudkan pelayanan publik yang prima
Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran
Indeks Kepuasan Masyarakat 74,23 101.957.132.552
Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian
3 727.613.100
Meningkatnya kualitas kinerja Kabupaten Bandung
dan kuantitas Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan
110 230.017.000
pelayanan kearsipan sesuai peraturan
Persentase cakupan penerbitan KK 95,21
Persentase cakupan penerbitan KTP 97,36 14.527.460.115
Persentase cakupan penerbitan akta kelahiran 62
Terwujudnya regulasi
penyelengaraan Jumlah Perda Yang Diterbitkan 23 18.782.206.315
pemerintahan daerah
Meningkatnya SDM Jumlah Peningkatan Kapasitas Aparatur 5.038
8.252.166.520
aparatur yang
Prosentase Penyelesaian Administrasi Kepegawaian 5.900
professional
Meningkatnya kualitas Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu 100 1.529.120.300
perencanaan Prosentase kesesuaian program yang direncanakan
100
pembangunan daerah terhadap program yang dianggarkan 2.056.612.500
Meningkatnya Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 6
pemanfaatan teknologi,
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan 1.422.756.000
informasi, dan 62
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
komunikasi
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
1.218 2.546.847.000
tindaklanjuti.
Meningkatnya
Persentase kontribusi PAD terhadap Pendapatan 13.75
akuntabilitas 9.748.038.596
Persentase serapan belanja daerah 95,4
pengelolaan keuangan
Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 240 1.600.000.000
daerah
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
289 2.213.635.000
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)

Tujuan 2 : Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa

Anggaran
Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014

Meningkatnya angka
Angka Melek Huruf (AMH) 98,86 14.534.096.484
melek huruf
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 31,97 9.545.272.800
Rata-rata lama sekolah (RLS) 8,71
APM SD /Sederajat 99,65 178.545.752.164
APM SMP /Sederajat 82
APM SMA /Sederajat 42 79.356.074.020
Meningkatknya kualitas
Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 73.5 9.419.885.200
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 85
olahraga dan peran
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 482
pemuda dalam
pembangunan Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 390
Meningkatnya status Angka Kematian Bayi (AKB) 33.1
2.101.845.000
kesehatan dan gizi Indeks Kesehatan 75.83

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-14
Pemerintah Kabupaten Bandung

masyarakat Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 1.171.943.500


Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
80
trerhadap air minum layak (perkotaan dan pedesaan) 1.499.147.000
Persentase tempat-tempat umum sehat 80
Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan
71 13.620.661.375
jaringannya yang dibangun sesuai standar
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child
88 2.042.876.300
Imunisasi)
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang
5500 13.915.277.593
bermutu perkapita
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
Meningkatnya Perilaku 100
masyarakat miskin
Masyarakat Hidup
Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1
Bersih dan Sehat serta 80 39.921.806.924
yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
menggunakan fasilitas
kesehatan. Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien
100
masyarakat miskin
Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki
4,9 2.829.100.000
kemandirian
Meningkatnya
keberfungsian sosial Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
60 70.000.000
bagi PMKS melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
50,34 267.000.000
sosial.
laju pertumbuhan penduduk (LPP) 2,0 150.000.000
Pengendalian jumlah Prosentase capaian peningkatan peran serta
280 3.223.300.000
penduduk masyarakat dalam program KB disetiap desa
Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif 79 704.000.000
Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro 18 3,735,565,000
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 1:245
Meningkatnya kegiatan 2. Kristen 1:3491
keagamaan 3.Hindu 1:2384
4.Budha 1:2518
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
8.381
masyarakat
Terwujudnya Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 25 43.526.194.000
Pelestarian Budaya Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 50 2.915.600.000
Sunda Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 25 9.893.917.400
Meningkatnya minat Jumlah pengunjung perpustakaan 14.000
baca masyarakat Jumlah koleksi buku perpustakaan 21.535
Tujuan 3 : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri
Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran

Persentase layanan air bersih di pedesaan 20


Jumlah perbaikan rumah layak huni 85,77
Meningkatnya Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70
6.504.413058
infrastruktur desa Presentase jalan desa kondisi baik 72
Persentase desa yang mengangkut sampah dari
65
sumber ke TPS
Jumlah Desa Swasembada 1
975.022.000
Meningkatnya Jumlah Desa Swakarya 10
perkembangan Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap
kemandirian desa ketersediaan pangan utama (ton)- skor PPH (pola 89,6
pangan harapan) dan skor PPH konsumsi pangan
Tujuan 4 : Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran


Meningkatnya Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000
78
kuantitas, dan kualitas penduduk.
aparat penegak perda Jumlah Anggota Linmas 5560 2.092.400.000
Meningkatnya Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang
25,8 (1.610 org) 765.467.000
kesadaran wawasan mengikuti sosialisasi tentang wawasan kebangsaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-15
Pemerintah Kabupaten Bandung

kebangsaan bagi Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang


26,47 (900 org) 1.149.915.000
masyarakat mengikuti pendidikan politik
Meningkatnya Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana
kewaspadaan dengan 60 orang linmas
dini/deteksi dini di Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti
25 (17.110 org) 3.220.141.476
masyarakat sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini
Tujuan 5 : Terwujudnya Keserasian Pembangunan Infrastruktur Dan Tata Ruang Wilayah

Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran


Persentase penambahan panjang jalan kabupaten 2,44 38.402.172.050
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat
160.364 km 60.839.810.000
berjalan dengan selamat dan nyaman dari banjir
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat
11,27 km 29.465.035.000
berjalan dengan selamat dan nyaman dari longsong
Meningkatnya 798.72 km
pemenuhan Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik 326.621.250.441
(83.50%)
insfrastruktur dasar
wilayah 641 bh
Presentase kondisi jembatan baik 30.167.815.000
(74,71%)
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian
rakyat pada sistem irigasi kewenangan kabupaten 70 22.893.685.403
yang sudah ada
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan
2,18 32.345.493.804
skala kota
rasio elektrifitas rumah tangga miskin 27,84 3.948.772.915
Jumlah perbaikan rumah layak huni 85,77
Terwujudnya kawasan 22.538.278.000
persentase luas permukiman yang tertata 89,22
perumahan yang sehat
Akses aman terhadap air bersih di kawasan
dan layak huni 20 15.202.362.078
perdesaan
Akses aman terhadap sanitasi 58 4.760.072.500
Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan
1:27 238.305.000
Terwujudnya Pola dan jumlah penduduk
struktur ruang yang Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang
sesuai dengan tata (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota beserta rencana 38,71 1.573.387.806
ruang wilayah rincinya melalui peta analog dan peta digital
Persentase bangunan ber IMB 6 118.578.005
rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
1:15 (6,67%) 808.719.000
penumpang
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
5,99 954.465.845
Rambu b. Marka c. guardril
VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of VCR 0,84
Terwujudnya system 508.661.000
Service) LoS D
transportasi yang tertib
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan
dan lancar 100
pengujian kendaraan bermotor
Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per
33,33 1.190.340.000
populasi kendaraan wajib uji 4000
Persentase PJU kondisi baik 4.314 Tc 13.231.000.000

Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap Perekonomian Daerah

Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran


Jumlah pelaku UMKM 8.672 200.000.000
Nilai Investasi 6,600,000,000,000 2.588.600.000
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga
Meningkatnya pelaku 159 320.000.000
(PIRT) dan sertifikasi halal
KUMKM dan pelaku
Jumlah Koperasi 1.633 875.000.000
usaha modal besar
Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 6 5.000.000.000
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di
3.025 267,345,500
bidang usaha perdagangan
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial
89 3,358.198.550
Meningkatnya kualitas dan kesejahteraan tenaga kerja
tenaga kerja yang Jumlah tenaga kerja terlatih 94 10,101,602,304
berdaya saing. Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang di
60 6,342,397,500
tempatkan
Berkembangnya usaha Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7 1.882.095.300
agrobisnis berbasis jumlah kelompok usaha yang bermitra 3 893,820,000

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-16
Pemerintah Kabupaten Bandung

ekonomi local dan produktivitas komoditas Padi 64,14


mampu berdaya saing 940.000.000
produktivitas komoditas Palawija 108,67
Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 116 2.536.985.000
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman
10,35 150.000.000
pangan
Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2.29 10,922,342,500
Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun
30 484,000,000
hortikultura
Mengembangkan Jumlah kunjungan wisata 6.900.220 1,024,000,000
kawasan wisata terpadu Jumlah daya tarik wisata 55 1,585,000,000
dalam tatanan integrasi
ekonomi lokal Jumlah mitra kerja pariwisata 1442 735,000,000

Tujuan 7 : Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi Bencana

Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014 Anggaran

Prosentase luasan pertambangan berijin 91,56 100.000.000


Meningkatnya Cakupan pelayanan sampah 16,66
pengawasan dan Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) 19.023.534.142
pengendalian terhadap 1:17,6
per Satuan Penduduk
pencemaran dan
kerusakan lingkungan Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin 16.675
1.050.000.000
Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan 87,5 350.000.000
Presentase luas RTH perkotaan 0,12 13.444.097.500
Persentase peningkatan kualitas air 40 500.000.000
Terciptanya lingkungan Persentase penataan usaha/kegiatan dalam
66 325.000.000
yang bersih pengendalian pencemaran lingkungan
Perolehan Nilai Adipura 71,26 285.000.000
Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup 5 712.000.000
Terselenggaranya Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 54,94
konservasi sumber daya 5.107.067.897
Luas hutan rakyat/agroforesty 12.925
alam
Cakupan pelayanan bencana kebakaran 60
Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
5.299.892.725
time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran 40
Berkurangnya tingkat
(WMK)
resiko akibat
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca
bencana/kebakaran 100 115.250.000
bencana yang bisa di tanggulangi
Jumlah kecamatan siaga bencana di Kabupaten
31 520.750.000
Bandung

C. Perencanaan Anggaran
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah,
dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, bahwa penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilakukan
berdasarkan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggungjawab, serta azas
tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang merupakan penugasan dari Pemerintah
untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan maka setiap tahunnya disusun Anggaran Pendapatan dan Belanja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-17
Pemerintah Kabupaten Bandung

Daerah untuk mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat melalui


perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Bandung telah menyusun Rancangan Peraturan Daerah
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan telah
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 yang
disusun berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung Nomor.903 / 10  DPPK / 2014
903 / 1213. / DPRD

tanggal 23 Juli 2014 tentang Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (KUA) Tahun 2014 dan Nota Kesepakatan Nomor.903 / 11  DPPK / 2014
903 / 1214 / DPRD

tentang Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2014 tanggal 23 Juli
2014.
Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung Nomor.903 / 13  DPPK / 2014 Tanggal 25


903 / 1223 / DPRD

Juli 2014 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA)
Perubahan Tahun 2014 dan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung
Nomor.903 / 14  DPPK / 2014 Tanggal 25 Juli 2014 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran
903 / 1224 / DPRD

Sementara (PPAS) Perubahan Tahun 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung


Nomor 15 Tahun 2014 tentang Penetapan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2014 dan
Peraturan Bupati Bandung Nomor 51 Tahun 2014 tentang Penjabaran APBD Perubahan
Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014.

1. Pendapatan
Rencana anggaran pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Bandung yang
ditetapkan pada Tahun 2014 berikut perubahannya serta dibandingkan dengan realisasi
pendapatan tahun anggaran 2011, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-18
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 2.4
Rencana Pendapatan Kabupaten Bandung
REK URAIAN ANGGARAN
1. PENDAPATAN 3.946.902.996.383,78
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 583.782.229.947,68
1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 274.540.000.000
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 28.996.767.434,68
1.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
56.511.171.803,00
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 223.734.290.710,00

1.2. PENDAPATAN TRANSFER 3.083.155.191.716,10


1.2.1. PENDAPATAN TRANSFER / DANA PERIMBANGAN 2.259.007.598.973,00
1.2.1.1. Dana Bagi Hasil Pajak 101.363.417.264,00
1.2.1.2. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 102.500.361.709,00
1.2.1.3. Dana Alokasi Umum 1.897.769.300.000,00
1.2.1.4. Dana Alokasi Khusus 157.374.520.000,00
1.2.2. Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 523.804.154.000,00
1.2.2.1. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 523.804.154.000,00
1.2.3. Transfer Pemerintah Propinsi 300.343.438.743,10
1.2.3.1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 300.343.438.743,10

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 279.965.574.720,00


1.3.1. Pendapatan Hibah dari Pemerintah 1.524.330.000,00
1.3.3. Pendapatan Lainnya 278.441.244.720,00

2. Belanja

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah, dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan yang
menjadi kewenangan kabupaten terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Klasifikasi Belanja Daerah menurut jenis
belanja, terdiri dari:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-19
Pemerintah Kabupaten Bandung

a. Belanja Tidak Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan,
Belanja Tidak Terduga.
b. Belanja Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja
Modal untuk program dan kegiatan yang ada pada setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).

Total anggaran belanja daerah Tahun 2014 sebesar Rp. 4.340.959.468.801,78


dan terealisasi sebesar Rp. 3.823.064.504.314,00 atau 88,07%, dialokasikan untuk
belanja tidak langsung sebesar 56,05 % dan untuk belanja langsung sebesar 43,94 %,
dengan ringkasan belanja diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.5
Rencana Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

ANGGARAN
NO URAIAN
(Rp)
1. Belanja Tidak Langsung 2.433.290.691.135,78
1.1. Belanja Pegawai 2.074.563.228.250,35
1.2. Belanja Hibah 107.530.617.500,00
1.3. Belanja Bantuan Sosial 13.850.000.000,00
1.4. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa 83.045.166.756,27
1.5. Belanja Bantuan Keuangan 144.357.939.099,00
1.6. Belanja Tidak Terduga 9.943.739.530,16

2. Belanja Langsung 1.907.668.777.666,00


2.1. Belanja Pegawai 201.672.646.168,00
2.2. Belanja Barang dan Jasa 1.062.274.310.541,00
2.3. Belanja Modal 643.721.820.957,00
JUMLAH 4.340.959.468.801,78
Sumber : DPPK Kabupaten Bandung 2015

3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah pada dasarnya diarahkan sebagai komponen penyeimbang
untuk menutupi defisit atau memanfaatkan surplus anggaran pendapatan dan belanja
daerah. Komponen pembiayaan daerah mencakup penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan, yang menghasilkan pembiayaan netto sebagai dasar
perkiraan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berkenaan (SILPA).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-20
Pemerintah Kabupaten Bandung

Penerimaan pembiayaan dianggarkan sebesar Rp.394.056.472.418,00 dan


terealisasi sebesar Rp.396.241.012.456,76 atau 100,55 %, dengan perincian
sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.6
Rencana Anggaran Pembiayaan
Tahun Anggaran 2014

ANGGARAN
NO URAIAN
(Rp)
A Penerimaan Daerah 424.609.455.348,00
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ( SiLPA) 415.786.047.448,00
2 Pencairan Dana Cadangan 8.823.407.900,00
4 Penerimaan Pinjaman Daerah -
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
B Pengeluaran Daerah 30.552.982.930,00
1 Pembentukan Dana Cadangan 15.000.000.000,00
2 Penyertaan modal (investasi) Pemerintah daerah 10.000.000.000,00
3 Pembayaran Pokok Utang 5.552.982.930,00
4 Pemberian Pinjaman Daerah -
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 394.056.472.418,00
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,00

Sumber : Data DPPK Kabupaten Bandung Th 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-21
Pemerintah Kabupaten Bandung

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Penyelenggaraan pemerintah daerah yang didasarkan pada Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan pembagian
urusan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Namun demikian, mengingat Undang-Undang tersebut belum ada
penetapan peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah, maka pengaturan
tentang urusan kewenangan Pemerintah Daerah, masih mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang menetapkan 26 (dua puluh enam) urusan wajib
dan 8 (delapan) urusan pilihan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pemerintah daerah
pada setiap awal tahun, diwajibkan menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan
pemerintahan yang telah dilaksanakan satu tahun sebelumnya. Laporan-laporan
penyelenggaraan pemerintahan tersebut antara lain laporan pertanggungjawaban
keuangan daerah, laporan penyelenggaraan dan pertanggungjawaban pemerintah daerah
dalam bentuk Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD), Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Pemerintahan Daerah (EKPPD), dan
Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (IPPD) yang seluruhnya wajib disusun,
diselesaikan dan disampaikan pada triwulan I setiap tahunnya, dengan sistematika,
metode penjelasan dan format pelaporan capaian kinerja yang berbeda-beda sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari kementerian yang mengkoordinasikan
pelaporan dimaksud. Pada triwulan I juga Pemerintah Daerah, selaian harus
menyelesaikan administrasi pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan tahun
sebelumnya, juga harus melaksanakan tahap awal perencanaan pembangunan daerah.
Dalam dokumen pelaporan ini, pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, dilakukan berdasarkan kinerja 7 (tujuh)
tujuan dan 37 (tiga puluh tujuh) sasaran, melalui 128 (seratus dua puluh delapan)
indikator kinerja sasaran. Pada laporan ini belum seluruh indikator dapat kami uraikan
secara lengkap, hal ini disebabkan karena beberapa indikator kinerja sasaran dalam LAKIP
2014 ini merupakan indikator kinerja baru yang ditetapkan dalam RPJMD Perubahan,
sehingga pada beberapa indicator kinerja, belum sepenuhnya didukung oleh
kesinambungan data dan informasi yang mencukupi. Hasil pengukuran atas seluruh target
indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan menjadi tolok ukur kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung, diperoleh nilai rata-rata capaian
kinerja sebesar 96,17% dengan kesimpulan bahwa secara umum bahwa Pemerintah
Kabupaten Bandung pada Tahun 2014, telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas
pemerintahannya dengan baik dan mencapai target kinerja sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-1
Pemerintah Kabupaten Bandung

A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

LAKIP merupakan salah satu bentuk pelaporan kinerja pemerintahan yang fokus
pelaporannya adalah keberhasilan atau ketidakberhasilan unit organisasi dalam proses
perwujudan visi dan misinya, sehingga pelaporan LAKIP berisi pula tentang indikator
kinerja, target kinerja dari setiap indikator kinerja, hasil pengukuran realisasi atas target
kinerja pada tahun berkenaan, dan analisis atas progres realisasi kinerja terhadap
pencapaian tujuan.
Pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan cara
membandingkan antara realisasi capaian target kinerja pada akhir tahun pelaksanaan
anggaran dengan rencana target kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun
pelaksanaan anggaran dengan bentuk Penetapan Kinerja (PK).
Pengukuran kinerja pemerintah Kabupaten Bandung, memanfaatkan data kinerja
yang diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari dua sumber, yaitu :
1). Data internal yang berasal dari sistem informasi dan pelaporan yang ada, baik
laporan kegiatan reguler yang ada seperti laporan bulanan, triwulanan,
semesteran, laporan akuntabilitas kinerja SKPD, laporan keuangan SKPD / laporan
keuangan pemerintah daerah maupun laporan kegiatan tahunan lainnya ;
2). Data eksternal, digunakan data-data skunder sepanjang relevan dengan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung, khususnya data-data yang
bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.
Perhitungan persentase pencapaian target kinerja memperhatikan karakteristik
komponen realisasi dalam kondisi :
1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja semakin baik, maka
digunakan rumus :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka


digunakan rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − (𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 − 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡)
% 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran, dilakukan analisis dan evaluasi terhadap


capaian setiap indikator kinerja untuk memberikan penjelasan tentang keberhasilan atau
ketidak berhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan program dalam mewujudkan kondisi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-2
Pemerintah Kabupaten Bandung

sasaran yang diharapkan. Evaluasi juga bertujuan agar dapat diukur dan diketahui tingkat
kemajuan pencapaian realisasi kinerja dalam upaya perwujudan visi dan misi. Lebih lanjut
hasil evaluasi merupakan bahan yang penting untuk dipelajari karena berguna untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan
program dan kegiatan di masa yang akan datang.

B. Capaian Kinerja Organisasi


Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, dari 7 (tujuh) tujuan yang telah
ditetapkan berdasarakan misi Kabupaten Bandung, ditetapkan 34 (tiga puluh empat)
sasaran dengan 128 ) seratus dua puluh delapan Indicator sasaran, dengan didukung oleh
program dan kegiatan yang dilaksanakan melalui Dinas maupun Badan di lingkungan
Pemeirntah Kabupaten Bandung, untu mewujudkan target kinerja sasaran-sasaran
strategis di Kabupaten Bandung.
Adapun hasil pengukuran atas indikator-indikator kinerja dari setiap sasaran stragis
Pemerintah Kabupaten Bandung, diuraikan dalam penjelasan berikut dibawah ini.

1. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Organisasi : Tujuan 1 ; Mewujudkan


pelayanan publik yang prima

Tujuan Mewujudkan Pelayanan Publik yang Prima, diukur melalui 6 sasaran dengan
19 indikator kinerja sasaran. Capaian kinerja dari setiap sasaran dalam tujuan ini diuraikan
melalui table pengukuran kinerja sasaran dan dengan penjelasan tabel berikut di bawah
ini.

1.1. Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Tingkat kualitas dan kuantitas pelayanan pemerintah diukur melalui kepuasan


masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah, dan jumlah
kuantitas masyarakat yang tercakup oleh layanan pemerintah, khususnya pada layanan
dasar yang wajib diperoleh oleh setiap individu/orang warga masyarakat Kabupaten
Bandung. Secara teknis kinerja sasaran ini didukung oleh SKPD Sekretariat Daerah, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Perpustakaan, Pengelolaan Arsip
dan Sistem Informasi (Bapapsi), dan Dinas Kependudukan dan Pendatatan Sipil
(disdukcapil). Untuk pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran ini, ditetapkan 6 (enam)
indicator kinerja sasaran sebagaimana diuraikan dalam table dibawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-3
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.1.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Realisa % RPJMD Nasion
o Th 2013 Target s.d. Th
2011 2012 si capaian 2015 al
2014
74,06
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 72,06 72,87 (100,76 74,23 74,23 100 74,23 74,5 --
%)
Jumlah dokumen kestatistikan
penunjang capaian kinerja 4 dok 4 dok 4 dok 3
2 3 dok 3 dok 100% 3 dok/th --
Kabupaten Bandung tahun (100%) (100%) (100%) dok/th
berkenaan
Jumlah lembaga yang sudah
28 lbg 37 lbg 63 lbg
3 melaksanakan penataan kearsipan 110 lbg 110 lbg 100% 110 lbg 164 lbg --
(100%) (100%) (100%)
sesuai peraturan
100%
4 Persentase cakupan penerbitan KK 63% 91% 95,21% 100% 105,03% 100% 100% 100%
(106 %)
Persentase cakupan penerbitan 98%
5 100% 86% 97,36% 92% 94,49% 92% 100% 100%
KTP (105%)
Persentase cakupan penerbitan 58%
6 54% 60% 62% 60,11% 96,95% 60,11% 67 90%
akta kelahiran (94%)
Rata-Rata 82,75% 91,37% 100%
Sumber Data : Lakip Bappeda, Lakip Bapapsi, dan Lakip Disdukcapil Tahun 2014

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.2.
Metode Pengukuran
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Indeks kepuasan masyarakat dihitung dengan cara menghitung rata-rata hasil
Indeks Kepuasan Masyarakat survey IKM atas seluruh jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh seluruh unit
pelayanan
Jumlah dokumen kestatistikan penunjang capaian kinerja Kabupaten Bandung
Jumlah dokumen kestatistikan penunjang
tahun berkenaan dihitung dengan cara membandingkan jumlah dokumen
capaian kinerja Kabupaten Bandung tahun
perencanaan yang wajib di susun dengan jumlah dokumen perencanaan yang
berkenaan
tersusun pada tahun berkenaan
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan kearsipan sesuai
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan peraturan dihitung dengan cara membandingkan jumlah lembaga pemerintah
penataan kearsipan sesuai peraturan yang sudah melakukan penataan arsip, dibandingkan dengan jumlah lembaga
yang menjadi target penataan arsip
Persentase cakupan penerbitan KK, dihitung dengan cara membandingkan
Persentase cakupan penerbitan KK jumlah KK yang telah diterbitkan dengan jumlah keluarga yang ada di
Kabupaten Bandung.
Persentase cakupan penerbitan KTP, dihitung dengan cara membandingkan
Persentase cakupan penerbitan KTP jumlah KTP yang telah diterbitkan dibandingkan dengan jumlah penduduk
wajib KTP di Kabupaten Bandung
Persentase cakupan penerbitan akta kelahiran, dihitung dengan
Persentase cakupan penerbitan akta
membandingkan jumlah akta kelahiran yang telah diterbitkan dengan jumlah
kelahiran
penduduk Kabupaten Bandung.

Hasil pengukuran terhadap ke-6 indikator kinerja sasaran diatas, diperoleh


persentase rata-rata adalah sebesar 82,75%, yang menunjukan bahwa sasaran 1;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-4
Pemerintah Kabupaten Bandung

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2014
dapat tercapai dengan baik. Terdapat 1 (satu) indicator kinerja sasaran yang tidak
mencapai target kinerja, yaitu pada indicator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat,
sedangkan capaian kinerja 5 (lima) indicator kinerja lainnya mencapai di atas 90%.
Rata-rata capaian kinerja setiap indicator kinerja sampai dengan tahun 2014
adalah sebesar 91,37%, sehingga untuk mencapai target akhir RPJMD Tahun 2015, rata-
rata sisa target yang harus dicapai pada setiap indicator kinerja adalah sebesar 8,63%.
Tidak tersedianya Nilai hasil survey IKM, karena adanya perubahan kebijakan
penyelenggaraan IKM yang diberlakukan oleh Pemerintah pusat, dan perubahan kebijakan
teknis penyusunan nilai IKM di Kabupaten Bandung. Pemberlakuan Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat
Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang mengganti Keputusan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah.
Perubahan kebijakan mekanisme teknis penyusunan nilai survey IKM di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung, pada tahun sebelumnya dilaksanakan melalui BPS,
namun pada tahun 2014 mulai digeser untuk dilaksanakan langsung oleh SKPD/unit kerja
yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Pergeseran ini bertujuan untuk lebih
memperbesar cakupan pelaksanaan survey IKM kepada masyarakat, sehingga pendapat
masyarakat terhadap kualitas penyelenggaraan layanan pemerintah dapat terekam secara
lebih luas. Namun perubahan mekanisme teknis penyelenggaraan IKM ini belum dapat
terlaksana dengan baik, disebabkan karena pemahaman SKPD pelaksana pelayanan
masyarakat terhadap pelaksanaan survey IKM secara mandiri masih belum maksimal.
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran ini didorong oleh tercapainya target
kinerja sasaran dari ketersediaan dokumen perencanaan, dan cakupan dokumentasi
administrasi kependudukan yang mencapai target kinerja 92% sampai dengan 105%.
Keberhasilan ini didukung dengan :

1. Diberlakukannya kebijakan pembebasan seluruh biaya pencatatan administrasi kependudukan


dan biaya pengadilan dalam proses penerbitan akta kelahiran, mendorong peningkatan
keinginan masyarakat dalam melengkapi administrasi kependudukan.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah dalam penerbitan administrasi kependudukan.
a. Pemeliharaan perangkat jaringan SIAK secara berkala;
b. Dipasangnya perangkat load balancer untuk meningkatkan stabilitas dan performa server
SIAK;
c. Pembangunan aplikasi System Monitoring Jaringan (NMS);
d. Peningkatan operator SIAK melalui pelaksanaan bimbingan teknis operator SIAK.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-5
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Dibangun dan diterapkannya perbaikan-perbaikan dalam system layanan masyarakat, berbasis


elektronik, sampai kepada penyelenggaraan pelayanan di tingkat kecamatan, diantaranya
melalui penerapan system PATEN di kecamatan.
Kendala dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran ini, diantaranya adalah
masih ada masyarakat yang berada pada daerah jauh dari pusat pemerintahan, sehingga
sulit menjangkau/terjangkau pelayanan, karena biaya transportasi pelayanan yang besar.
Untuk mengatasi hal tersebut dilaksanakan system mobile service dalam upaya
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

b. Analisis Program dan Pendanaan


Capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan
ditunjang dengan berbagai sumber daya, yang meliputi sumber daya dana, manusia,
peralatan, mekanisme, dan waktu. Dalam dokumen ini, analisis terhadap sumber daya
yang diuraikan masih dibatasi pada sumber daya dana. Karena analisis terhadap
penggunaan sumber daya lainnya, tidak diuraikan, mengingat bahwa sasaran kinerja
Kabupaten Bandung merupakan penggabungan dari kinerja beberapa SKPD dalam rentang
waktu satu tahun yang dilaksanakan secara tidak bersamaan. Sehingga analisis secara
lebih mendalam sumber daya lainnya, belum dapat dilakukan.
Pada sasaran ini program dan anggaran serta target dan realisasi anggaran yang
mendukung pencapaian kinerja sasaran ini, diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.3.
Program dan Anggaran Pendukung

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
1 Indeks Kepuasan Masyarakat -- -- --
Jumlah dokumen kestatistikan
penunjang capaian kinerja Program pengembangan
2 727,613,100 724,972,385 99,82%
Kabupaten Bandung tahun data/informasi/statistic daerah
berkenaan
Jumlah lembaga yang sudah
Program Penyelamatan dan Pelestarian
3 melaksanakan penataan kearsipan 230,017,000 177,517,000 77,18%
Dokumen/Arsip Daerah
sesuai peraturan
4 Persentase cakupan penerbitan KK
Persentase cakupan penerbitan Program Penataan Administrasi
5 14.527.460.115 13.293.069.550 91,50%
KTP Kependudukan
Persentase cakupan penerbitan
6
akta kelahiran
Rata-Rata 15,485,090,215 14,195,558,935 89,5%
Sumber : berbagai laporan tahunan SKPD Tahun 2014

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran yang diperoleh dari perbandingan
antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 89,5% dibandingkan dengan rata-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-6
Pemerintah Kabupaten Bandung

rata capaian kinerja sasaran sebesar 82,37%, maka diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja
sasaran sebesar 92,46%. Dengan nilai efisiensi tersebut, capaian kinerja pada sasaran ini
tercapai dengan proses yang efisien.

1.2. Sasaran 2 : Tersedianya Regulasi Penyelengaraan Pemerintahan Daerah

a. Deskripsi Sasaran dan Kinerja Sasaran

Ketersediaan regulasi daerah merupakan hal penting dalam proses penyelenggaraan


pemerintahan. Regulasi daerah yang ditetapkan merupakan dasar landasan gerak
pelaksanaan proses pemerintahan. Adanya regulasi yang mencukupi dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan memberikan manfaat baik bagi pemerintah sebagai
penyelenggara pemerintahan maupun masyarakat. Regulasi berfungsi penting untuk
menjamin keseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban diantara berbagai pihak dalam
berbagai kepentingan. Regulasi juga dibangun untuk memberikan jaminan kejelasan dan
kepastian hukum dalam proses penyelenggaraan pemeringtahan juga dalam pemberian
dan penerimaan pelayanan antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya mewujudkan
pelayanan publik secara prima.
Tingkat ketersediaan regulasi penyelenggaraan pemerintahan daerah diukur
melalui jumlah regulasi yang ditetapkan. Semakin banyak proses pemerintahan yang
memiliki landasan pengaturan maka dapat diindikasikan semakin terjaminnya proses
penyelenggaraan pemerintahan dan pemberian pelayanan pada masyarakat. Capaian
kinerja sasaran, berdasarkan indicator kinerja sasaran tersebut, diuraikan sebagaimana
berikut :

Tabel 3.4.
Pengukuran Capaian Kinerja Tersedianya Regulasi Penyelengaraan Pemerintahan Daerah
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Target
N Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi Nasional
capaian 2015
Jumlah fasilitasi regulasi
1 penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang ditetapkan :
20
1. Peraturan Daerah 100% 100% 23 22 95.65% 100%
(87%)
59
2. Peraturan Bupati 100% 100% 25 60 240.00% 100%
(236%)
527
3. Keputusan Bupati 100% 100% 400 600 150.00% 100%
(132%)
606
Rata-Rata 682 161,88% 100%
(152%)
Sumber : Data Bagian Hukum Setda dan Sekretariat DPRD Tahun 2015

Upaya mewujudkan regulasi daerah yang mencukupi sebagai landasan


pelaksanaan penyelenggaraan berbagai jenis kegiatan pemerintahan, didukung melalui

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-7
Pemerintah Kabupaten Bandung

pelaksanaan kegiatan fasilitasi proses penetapan regulasi daerah yang dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
Teknis penghitungan indicator kinerja sasaran ini, yaitu dengan membandingkan
realisasi target kinerja penetapan produk hokum menurut jenis produk hokum yang terdiri
dari Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati.
Realisasi hasil penghitungan dalam table diatas, capaian kinerja jumlah penetapan
perda tercapai 95,65%, terdapat satu rancangan perda yang tidak ditetapkan pada Tahun
2015 yaitu Peraturan Daerah tentang Perubahan Kelembagaan Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik, dikarenakan harus melalui tahapan evaluasi dan sinkronisasi terlebih dahulu
dengan implementasi regulasi pemerintahan daerah yang baru, sebelum kemudian
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Realisasi kinerja penetapan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati cenderung
melebihi target yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat dari angka realisasi penetapan kedua
regulasi tersebut setiap tahun yang cenderung menunjukan peningkatan. Hal ini dapat
menunjukan kondisi yang positif, bahwa meningkatnya penetapan regulasi daerah, maka
proses penyelenggaraan pemerintahan semakin baik karena telah dilandasi dengan
ketentuan-ketentuan. Kondisi ini juga merupakan indikasi peningkatan kepastian, jaminan,
kejelasan dalam proses pengaturan dan pemberian layanan pada masyarakat.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini didukung oleh 2 (dua) program, dengan
jumlah dana penunjang sebesar Rp. 1.772.386.700,-, yang dikelola oleh Bagian Hukum Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan, sebagaimana diuraikan dalam table berikut.

Tabel 3.5.
Program dan Anggaran Pendukung

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Jumlah fasilitasi regulasi
Penyusunan rencana kerja rancangan
1 penyelenggaraan pemerintahan 1,961,750,000 1,772,386,700 90.4%
peraturan perundang-undangan
daerah yang ditetapkan
Program peningkatan kapasitas lembaga
16,652,446,865 13,849,004,732 88.56%
perwakilan rakyat daerah
Rata-Rata 18,782,206,315 15,735,128,552 83.78%
Sumber Data : Lakip Setda dan LAKIP Set DPRD Tahun 2014

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran yang diperoleh dari perbandingan
antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 83,78% dibandingkan dengan rata-
rata capaian kinerja sasaran sebesar 161,88%, maka diperoleh nilai efisiensi atas proses
capaian kinerja sasaran sebesar 193,22%. Yang artinya sasaran ini tercapai dengan sangat
efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-8
Pemerintah Kabupaten Bandung

1.3. Sasaran 3 : Meningkatnya SDM Aparatur Yang Profesional

a. Deskripsi Sasaran dan Kinerja Sasaran

Ketersediaan SDM Aparatur yang memiliki kapasitas dan kompetensi sesuai


kebutuhan organisasi merupakan syarat mutlak dan mendasar untuk dapat melaksanakan
reformasi birokrasi. Tersedianya SDM Aparatur PNS yang professional sangat dibutuhkan
untuk dapat mencapai kinerja organisasi pada seluruh level organisasi. Sehingga, adanya
peningkatan profesionalitas SDM Aparatur setiap tahun secara konsisten, dapat
mengindikasikan bahwa organisasi berjalan dan berkembang semakin baik.
Peningkatan SDM Aparatur yang professional diukur melalui 2 (dua) indicator
kinerja sasaran yaitu persentase meningkatnya kapasitas aparatur dan persentase
penyelesaian administrasi kepegawaian. Hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indicator
kinerja sasaran ini, diuraikan lebih lanjut sebagaimana table dibawah ini.
Tabel 3.6.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya SDM Aparatur Yang Profesional

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Target


N Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi Nasional
capaian 2015
Presentase Peningkatan Kapasitas
1 451 1.040 4.488 5.038 4.589 91,08% 74,5
Aparatur
Persentase penyelesaian
2 7.848 7.211 6.951 5.900 6.710 133,72% 100%
administrasi kepegawaian
Prosentase Penyelesaian Kasus-
3 13 kasus 16 kasus 20 kasus 22 kasus 110% 100%
Kasus Pelanggaran Disiplin
Prosentase Pegawai yang
memenuhi nilai minimal sasaran 100% 100%
4 0 0 0 98,56% 100
penilaian prestasi kerja minimal (1.395) (1.375)
>50
Rata-Rata 108% 108,34%
Sumber : Lakip BKPP Th 2014

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.7.
Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah PNS dalam jabatan yang mengikuti pendidikan jabatan dibandingkan dengan
Persentase Peningkatan Kapasitas Aparatur
jumlah PNS dalam jabatan yang ditargetkan mengikuti pendidikan jabatan.
Persentase penyelesaian administrasi Persentase jumlah administrasi kepegawaian yang telah dimiliki/diterbitkan
kepegawaian dibandingkan dengan jumlah PNS yang masih aktif
Prosentase Penyelesaian Kasus-Kasus Persentase jumlah kasus yang diselesaikan dibandingkan dengan jumlah laporan
Pelanggaran Disiplin pelanggaran disiplin PNS yang masuk
Prosentase Pegawai yang memenuhi nilai Persentase jumlah PNS dalam jabatan structural yang memenuhi nilai SKP minimal >50
minimal sasaran penilaian prestasi kerja dibandingkan dengan jumlah total PNS dalam jabatan struktural
minimal >50

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-9
Pemerintah Kabupaten Bandung

Dari hasil penghitungan atas setiap indicator kinerja sasaran diatas, diperoleh hasil
persentase rata-rata capaian kinerja sasaran Tahun 2014 sebesar 108,34%. Dengan hasil
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pada sasaran peningkatan SDM Aparatur yang
professional telah berhasil mencapai target kinerjanya dengan baik. Bila dibandingkan
dengan capaian kinerja sasaran pada Tahun 2013 sebesar 108%, maka capaian kinerja
pada sasaran ini, menunjukan konsistensi peningkatan hasil kinerja yang meningkat pada
setiap tahunnya.

Apabila dibandingkan dengan target 2015, tiga indicator kinerja sasaran telah
mencapai target kinerja sasaran dalam RPJMD, hanya pada indicator kinerja sasaran
prosentase pegawai yang memenuhi nilai minimal sasaran penilaian prestasi kerja minimal
>50 yang masih menyisakan target sebanyak 1,34% dari target RPJMD. Sisa target tersebut
merupakan rencana yang akan diselesaikan pada tahun pelaksanaan 2015.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini, didukung oleh 2 (dua) program,
dengan jumlah anggaran pendukung sebesar Rp. 8.252.166.520, dengan realisasi sebesar
Rp.6.465.715.922,- atau 8,41%, dengan rincian biaya berdasarkan program pendukung
sasaran yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.8.
Program Pendukung dan Pendanaan

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Persentase Peningkatan Kapasitas
1
Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber
5.687.303.020 4.170.045.500 73,32%
Prosentase Penyelesaian Kasus- Daya Aparatur
2
Kasus Pelanggaran Disiplin
Persentase penyelesaian
3
administrasi kepegawaian
Prosentase Pegawai yang Program Pembinaan Pengembangan
2.564.863.500 2.295.670.422 89,50%
memenuhi nilai minimal sasaran Aparatur
4
penilaian prestasi kerja minimal
>50
Rata-Rata 8.252.166.520 6.465.715.922 81,41%
Sumber Data : Lakip BKPP Tahun 2014

Dalam upaya pencapaian sasaran ini Pemerintah Kabupaten Bandung, melalui


Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan berbagai jenis pendidikan
dan pelatihan, yang terdiri dari Diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis
Tugas dan Fungsi, Diklat Formal dan Diklat Teknis lainnya bagi PNS di ingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung. Dari target 5.038 PNS yang melaksanakan kegiatan
peningkatan kapasitas, hanya 4.589 PNS atau 91,08% dari target yang terealisasi
(mengikuti) kegiatan dikarenakan berbagai alasan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-10
Pemerintah Kabupaten Bandung

Grafik Capaian Kinerja dengan Sasaran meningkatnya SDM Aparatur yang


profesional berdasarkan Renstra 2011-2015 BKPP Sampai dengan Tahun 2014, adalah
sebagai berikut.

Grafik Capaian Kinerja Meningkatnya Kapasitas Aparatur PNS

Capaian Kinerja
100.00
80.00 77.29
60.00 57.84
40.00 38.81
20.00 20.70
0.00
2011 2012 2013 2014

Dalam meningkatkan kapasitas aparatur PNS di Kabupaten Bandung, juga


dilaksanakan melalui pembinaan terhadap disiplin PNS dan penyelesaian kasus-kasus
pelanggaran disiplin PNS yang pada tahun ini dapat menyelesaikan 22 kasus (110%) dari
20 kasus yang ditargetkan.
Peningkatan kepemilikan administrasi kepegawaian ditetapkan sebagai indicator
kinerja sasaran, dengan tujuan mendorong terwujudnya pelayanan administrasi
kepegawaian yang professional kepada seluruh individu PNS, dengan capaian pelaksanaan
pelayanan administrasi kepegawaian pada tahun ini sebanyak 6.710 dokumen atau
sebesar 133,72% dari target sebanyak 5.900 dok.
Upaya lain dalam meningkatkan profesionalitas aparatur adalah dengan
mendorong hasil penilaian prestasi kerja PNS (SKP) melalui penyebaran informasi,
sosialisasi dan bimbingan teknis sampai dengan pembinaan secara berkesinambungan
dalam penyusunan perencanaan kinerja PNS. Dengan proses tersebut SKPD diarahkan
untuk mampu menyusun target kinerja secara tepat sesuai dengan arah target pencapaian
kinerja organisasi.
Apabila dianalisis secara keseluruhan, berdasarkan pencapaian kinerja sasaran
sebesar 108,34% dan realisasi anggaran sebesar 81,41%, dengan membandingkan
persentase realisasi anggaran dengan realisasi capaian target kinerja, maka diperoleh nilai
efisiensi atas capaian kinerja sasaran sebesar 133,08%. Dengan hasil tersebut, dapat
diasumsikan bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam mewujudkan realisasi capaian
kinerja pada tahun ini, telah dilakukan dengan sangat efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-11
Pemerintah Kabupaten Bandung

1.4. Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah diukur melalui 2


(dua) indikator kinerja sasaran, yaitu prosentase kesesuaian program yang direncanakan
terhadap program yang dianggarkan pada tahun berkenaan dan indicator kinerja
prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu. Ketepatan program kerja yang
direncanakan dengan program kerja yang dianggarkan merupakan indikasi konsistensi
mekanisme perencanaan – penganggaran, ketepatan waktu untuk mengukur tertib
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan mekanisme perencanaan penganggaran,
sehingga ketepatan waktu perencanaan merupakan barometer awal bagi terbangunnya
perencanaan yang baik.
Adapaun realisasi atas target indicator kinerja pada sasaran ini diuraikan dalam
table berikut di bawah ini.

Tabel 3.9.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan
Daerah

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
Prosentase kesesuaian program
yang direncanakan terhadap
1 100% 100% 100% 100% 99,45% 99,45% 99,45% 100%
program yang dianggarkan tahun
berkenaan
Prosentase dokumen perencanaan
2 100% 100% 98,11% 100% 100% 100% 100% 100%
yang tepat waktu tahun berkenaan
Rata-Rata 100% 100% 99,06% 100% 99,72% 100%
Sumber data : LAKIP Bappeda 2014

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Prosentase kesesuaian program yang direncanakan Membandingkan jumlah program yang dianggarkan dibandingkan dengan
terhadap program yang dianggarkan tahn berkenaan jumlah program yang tercantum dalam dokumen perencanaan
Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu Ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanan sesuai dengan waktu
tahun berkenaan penyusunan yang ditentukan.

Dari hasil perhitungan sebagaimana table di atas, diperoleh nilai rata-rata capaian
kinerja sasaran pada Tahun 2014 sebesar 99,72%. Bila dibandingkan realisasi kinerja pada
Tahun 2013 sebesar 99,06%, terlihat perbaikan dalam proses perencanaan menjadi
semakin baik. Gambaran lebih rinci tentang prosentase kesesuaian program yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-12
Pemerintah Kabupaten Bandung

direncanakan terhadap program yang dianggarkan tahun berkenaan, dihasilkan dari


perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.10.
Pengukuran Capaian Kinerja
Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah

Tahun 2014
No Indikator Sasaran Capaian (%)
Target Realisasi
1 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan 100 100 100
2 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup kota-kota menengah dan 100 100 100
besar
3 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan ekonomi 100 102 102
4 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan sosial budaya 100 98,90 98,90
5 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan parasarana
100 100 100
6 Prosentase
dan SDA dokumen perencanaan yang tepat waktu 100 100 100
Rata-Rata 99,45%

Pengukuran indikator kinerja sasaran persentase dokumen perencanaan yang


tepat waktu dilakukan dengan membandingkan antara jumlah dokumen perencanaan
Pemerintah Kabupaten Bandung yang tersusun dan ditetapkan tepat atau sesuai dengan
jadwal waktu perencanaan yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
Jumlah dokumen perencanaan daerah yang wajib disusun dan ditetapkan tahun
2013 berjumlah 1 (satu) dokumen, yakni: dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD), yang wajib ditetapkan pada tanggal 28 Mei 2014, dan telah ditetapkan. Ketentuan
Waktu penetapan dokumen perencanaan daerah yang mencakup RKPD, RPJM, dan RPJPD,
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11.
Rincian ketepatan waktu penetapan dokumen perencanaan daerah

Waktu
No. Jenis dokumen perencanaan Ketentuan Waktu Keterangan
penetapan
Akhir Bulan Mei/setelah RKPD
1 RKPD tahun 2015 28 Mei 2014 tercapai
Provinsi Ditetapkan
6 (enam) bulan setelah Kepala
2 RPJMD tahun 2010-2015 -- --
Daerah dilantik
6 (enam) Bulan sebelum
3 RPJPD tahun 2005-2025 -- --
berakhirnya RPJPD

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-13
Pemerintah Kabupaten Bandung

b. Analisis Program dan Pendanaan

Dalam rangka pencapaian kinerja sasaran ini, pada pelaksanaannya didukung oleh
5 (lima) program dengan jumlah biaya penunjang sebesar Rp.
Tabel 3.12.
Program Pendukung dan Pendanaan

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
1. Program Perencanaan
Pengembangan Kota-Kota
Prosentase kesesuaian program Menengah dan Besar;
yang direncanakan terhadap 2. Program Perencanaan
1 2,056,612,500,- 2,034,733,845,- 98.94%
program yang dianggarkan tahun Pembangunan Ekonomi;
berkenaan 3. Program perencanaan social budaya;
4. Program perencanaan prasarana
wilayah dan sumber daya alam
Prosentase dokumen perencanaan Program Perencanaan Pembangunan
3 1.529.120.300,- 1.456.266.694,- 95,24%
yang tepat waktu tahun berkenaan Daerah
Rata-Rata 3,585,732,800 3,491,000,539 97,09%
Sumber Data : Lakip Bappeda Tahun 2014

Dengan capaian kinerja sebesar 99,45% bila dibandingkan dengan realiasi anggaran
sebesar 97,09%, maka diperoleh nilai efisiensi atas pencapaian sasaran ini sebesar
102,43%, dengan pengertian bahwa hasil pencapaian kinerja program kegiatan telah
dilaksanakan secara efisien.

1.5. Sasaran 5 : Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran


Tingkat kualitas dan kuantitas pelayanan pemerintah diukur melalui kepuasan
masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah, dan jumlah
kuantitas masyarakat yang tercakup oleh layanan pemerintah, khususnya pada layanan
dasar yang wajib diperoleh oleh setiap individu/orang warga masyarakat Kabupaten
Bandung. Untuk pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran ini, ditetapkan 6 (enam)
indicator kinerja sasaran, sebagaimana diuraikan dalam table dibawah ini.
Tabel 3.13.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Jumlah aplikasi yang bisa diakses
1 2 3 5 6 6 100% 6 8
oleh seluruh SKPD
Jumlah SKPD yang terhubung
2 dengan jaringan komunikasi data 28 28 51 62 62 100% 62 72
pemerintah Kabupaten Bandung
Rata-Rata 100% 100% 80,56% 100%
Sumber : Data LAKIP Babapsi Th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-14
Pemerintah Kabupaten Bandung

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh Jumlah aplikasi terbangung yang dapat diakses oleh seluruh SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
seluruh SKPD
Jumlah SKPD yang terhubung dengan Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data Kabupaten
Bandung secara on line
jaringan komunikasi data pemerintah
Kabupaten Bandung

Berdasarkan data table diatas, dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian target
indicator kinerja jumlah aplikasi yang bias diakses oleh seluruh SKPD dan target indicator
kinerja jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan data Pemerintah Kabupaten
Bandung pada Tahun 2014 tercapai 100% atau seluruh realisasi target kinerja tercapai
sesuai dengan rencana.
Target capaian kinerja indikator kinerja jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh
seluruh SKPD dan Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data
pemerintah Kabupaten Bandung selama 3 tahun mulai dari tahun 2011 s.d. tahun 2014
seluruhnya tercapai sesuai dengan rencana. Adapun 5 jenis aplikasi yang sudah dapat
diakses oleh seluruh SKPD sampai dengan tahun 2014, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14.
Daftar Sistem Aplikasi yang telah dibangun dan dilaksanakan di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bandung

Tahun No Nama Aplikasi


2011 1. Aplikasi manajemen data
2. Web Site Kabupaten Bandung (www.bandungkab.go.id)
2012 3. Aplikasi kependudukan
2013 4. Aplikasi SIMDA Keuangan
5. Aplikasi Keterbukaan Informasi Publik
2014 6. Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Sumber : Data Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi Tahun 2014

Realisasi capaian kinerja jumlah aplikasi yang bias diakses oleh seluruh SKPD
sampai dengan Tahun 2014 dalam rangka mewujudkan target capaian kinerja tujuan
tahun 2015 telah tercapai 75%, dengan telah terbangunnya 6 aplikasi dari total 8 aplikasi
yang ditargetkan terbangun sampai dengan Tahun 2015.
Realisasi capaian kinerja jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi
data Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun 2014 telah mencapai 62 SKPD atau
sebesar 86,11% dari jumlah total target sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 72 SKPD.
Adapun daftar SKPD yang sudah terhubung dengan jaringan komunikasi data di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dilihat dalam lampiran dokumen LAKIP ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-15
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran ini
diantaranya dilakukan dengan penambahan landing point FO untuk menambah jaringan
FO ke titik-titik yang belum terhubung ke jaringan komunikasi data Pemerintah Kabupaten
Bandung dan membenahi jaringan data internal SKPD yang belum tertata dengan baik.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Capaian kinerja sasaran ini, didukung oleh 1 (satu) program dengan jumlah alokasi
anggaran pelaksanaan kinerja sebesar Rp.1.422.756.000, dan terealisasi sebesar
Rp.1.322.243.346,- atau sebesar 92,94%
Tabel 3.15.
Program Pendukung dan Pendanaan

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Jumlah aplikasi yang bisa
1
diakses oleh seluruh SKPD
Jumlah SKPD yang terhubung Program pengembangan
komunikasi, informasi dan media 1.422.756.000 1,322,243,346 92.94
dengan jaringan komunikasi
3 massa
data pemerintah Kabupaten
Bandung
Rata-Rata 92,94%
Sumber Data : Lakip Bapapsi Tahun 2014

Berdasarkan realisasi capaian kinerja dalam sasaran ini sebesar 100% dan realisasi
angaran yang digunakan dalam sasaran sebesar 92,94%, apabila diperbandingkan
diperoleh nilai efisiensi dalam proses capaian kinerja sasaran ini sebesar 107,60%. Dengan
nilai tersebut, dapat dinyatakan bahwa realisasi target kinerja sasaran telah dicapai dengan
efisien.

1.6. Sasaran 6 : Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Tingkat akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah diukur melalui 5 (lima)


indikator kinerja sasaran, yaitu persentase temuan pemeriksaan yang telah ditindaklanjuti,
persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan, persentase serapan belanja daerah,
jumlah berita daerah yang diterbitkan, dan jumlah pertemuan KDH/WKDH dengan
masyarakat/stake holder lainnya. Pada indikator ini terdapat beberapa data yang belum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-16
Pemerintah Kabupaten Bandung

dapat ditampilkan. Capaian kinerja target dan realisasi kinerja atas indicator kinerja
sasaran tersebut pada tahun 2014 adalah sebagaimana diuraikan berikut di bawah ini.

Tabel 3.16.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Realisa % RPJMD Nasion
o Th 2011 Target s.d. Th
2012 2013 si capaian 2015 al
2014
Prosentase temuan pemeriksaan
1 100% 100% 85,75% 1.218 624 51,23 51,23 100
yang telah di tindaklanjuti.
Persentase kontribusi PAD
2 11,86% 12,62% 15,06% 13,75% 17,37% 126,33% 17,37% 13,97
terhadap Pendapatan
3 Persentase serapan belanja daerah 92,25% 93,04% 91,16% 95,4% 88,07% 92,32% 88,07% 96,04
Jumlah berita daerah yang 276 88% 88%
4 240 190 79,2% 190 250/th
diterbitkan (release) (110,4%) (159) (159)
Jumlah fasilitasi pertemuan
98,53% 95,27%
5 KDH/WKDH dengan masyarakat 230 289 283 97,9% 97,9% 100%/th
(215) (254)
dan stakeholder lainnya (kali)
Rata-Rata 98% 98% 98%

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di Persentase dari perbandingan antara jumlah temuan yang telah
tindaklanjuti. ditindaklanjuti dengan jumlah total hasil temuan
Persentase dari perbandingan jumlah kontribusi PAD terhadap total jumlah
Persentase kontribusi PAD terhadap Pendapatan
pendapatan
Persentase dari perbandingan jumlah anggaran terserap terhadap jumlah
Persentase serapan belanja daerah
anggaran belanja
Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) Jumlah berita daerah yang diterbitkan setiap tahun
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan Jumlah kegiatan pertemuan anara KDH/WKDH dengan masyarakat atau stake
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali) holder lainnya.

 Indikator prosentase temuan pemeriksaan yang telah ditindaklanjuti

Indikator prosentase temuan pemeriksaan yang telah ditindaklanjuti, ditetapkan


sebagai salah satu tolok ukur sasaran kinerja meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah, karena merupakan indikasi dari kualitas penyelenggaraan
pemerintahan yang didanai oleh uang publik yang harus dilaksanakan secara akuntabel.
Makin menyeluruh temuan yang dapat ditindaklanjuti, maka semakin tertib dan akuntabel
penyelenggaraan pemerintahan.
Pemeriksaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dilakukan
oleh 3 (tiga) buah lembaga pemeriksa, yaitu :
1. Inspektorat Kabupaten Bandung (Pemeriksa Intern/APIP);
2. Inspektorat Provinsi Jawa Barat (Pemeriksa Intern/APIP);

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-17
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Badan Pemeriksa Keuangan (Pemeriksa Eksternal).


Dari hasil penghitungan sebagaimana table diatas, secara umum dapat dijelaskan
bahwa tingkat tindak lanjut hasil temuan pada Tahun 2014, sebesar 51,23% dan dapat
dikategorikan masih rendah. Demikian pula apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja
pada tahun-tahun sebelumnya. Rendahnya tindak lanjut hasil temuan pada Tahun 2014
ini, lebih terkendala karena factor-faktor teknis. Terbatasnya jumlah tenaga fungsional
pemeriksa baik auditor maupun P2UPD, menyebabkan jadwal pemeriksaan berkala diatur
sedemikian rupa, sampai dengan batas akhir tahun. Sehingga mengakibatkan pada
beberapa pelaksanaan pemeriksanaan berkala pada SKPD dilaksanakan menjelang akhir
tahun. Hal tersebut tentunya berpengaruh pula pada waktu penyelesaian hasil temuan
yang dilakukan pada tahun anggaran selanjutnya.
Gambaran atas hasil temuan inspektorat Kabupaten Bandung melalui pemeriksaan
internal atau berkala dari Tahun 2011 s.d. Tahun 2014 adalah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.17.
Rekapitulasi Jumlah Temuan Th 2011 s.d. 2014
Tahun
No Uraian
2014 2013 2012 2011
1 Temuan 1.167 962 692 553
2 Rekomendasi 1.218 962 777 553
3 Selesai 624 825 777 553
4 Dalam Proses 25 28 - --
5 Belum 569 109 -7 --
% 51,23% 85,75% 100% 100%
Sumber : Laporan Tahunan Inspektorat Th 2015

Kendala lain dalam penyelesaian temuan, yaitu karena tingkat pemahaman dalam
tindak lanjut hasil temuan masih rendah, keterbatasan personil pada hampir seluruh SKPD
dibandingkan dengan peningkatan beban kerja SKPD, menyebabkan pengaturan dan
pelaksanaan tugas-tugas dan pekerjaan menjadi terkendala.

 Indikator prosentase persentase kontribusi PAD terhadap APBD

Pada indicator kinerja sasaran persentase kontribusi PAD terhadap APBD


memperlihatkan adanya peningkatan pada setiap tahunnya. Capaian kinerja pada tahun
ini adalah sebesar 126,33%, dengan kontribusi PAD terhadap pendapatan tercapai 17,37%
dari target 13,75% yang ditetapkan. Dengan capaian kinerja Tahun 2014 ini, persentase
PAD terhadap pendapatan telah melebihi target RPJMD Tahun 2015 yang ditetapkan
sebesar 13,97%, dengan selisih lebih sebesar 3,40%. Gambaran peningkatan target dan
realisasi pendapatan Kabupaten Bandung selama 4 (empat) tahun mulai dari Tahun 2011
s.d. Tahun 2014, dapat dilihat sebagaimana tabel dan grafik berikut di bawah ini :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-18
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.18.
Persentase PAD dibanding total pendapatan Tahun 2011 s.d. Tahun 2014

Tahun PAD TOTAL PENDAPATAN %


2011 291.062.396.559,70 2.453.398.748.635,70 11,86%
2012 366.316.690.578,00 2.902.414.601.182,00 12,62%
2013 507.243.684.130,50 3.368.043.981.175,50 15,06%
2014 701.916.756.419,24 4.038.649.209.447,24 17,37%
Rata-Rata 14,23%

Grafik PAD dan Pendapatan


PAD TOTAL PENDAPATAN
4,038,649,209,447
3,368,043,981,175
2,902,414,601,182
2,453,398,748,635

701,916,756,419
291,062,396,559 366,316,690,578 507,243,684,130

1 2 3 4

 Indikator kinerja serapan belanja daerah

Capaian kinerja serapan belanja daerah pada tahun ini dari target serapan sebesar
95,4% terealisasi sebesar 88,07% atau kinerja indicator 92,32%. Realisasi anggaran ini,
tentunya masih belum mencapai target yang ditetapkan pada tahun ini. Terdapat selisih
sebesar 7,33% dari target tahun tahun ini, dan selisih sebesar 7,97% untuk mencapai
target RPJMD sebesar 96,04%. Apabila dibandingkan dengan realisasi serapan belanja
pada tahun-tahun sebelumnya. Terlihat adanya penurunan dalam penyerapan belanja.
Penurunan serapan belanja ini disebabkan karena penerapan SIMDA Keuangan yang
masih belum maksimal, karena kemampuan pengelola keuangan pada SKPD dalam
mengimplementasikan SIMDA Keuangan belum maksimal, sehingga terjadi kendala-
kendala teknis dalam pelaksanaan SIMDA keuangan tersebut. Hal lain yang mempengaruhi
besaran penyerapan anggaran daerah ini adalah pelaksanaan SE Menteri PAN dan RB
Nomor 10 dan Nomor 11 Tahun 2014 telah berhasil menyederhanakan pelaksanaan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan menghemat anggaran-anggaran
pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
Gambaran realisasi penyerapan belanja dari Tahun 2011 s.d. Tahun 2014, dapat
dilihat dalam table berikut di bawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-19
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.19.
Persentase serapan belanja daerah Tahun 2011 s.d. 2014

Belanja
No Tahun %
Target Realisasi

1 2011 2.623.700.422.408,00 2.428.383.916.449,00 92,56%

2 2012 3.001.062.364.075,05 2.788.973.075.378,00 92,93%

3 2013 3,556.435.069,635,98 3.242.165.132.570,50 91,16%

4 2014 4.340.959.468.801,78 3.823.066.834.214,00 88,07%

 Indikator jumlah berita daerah yang diterbitkan (press release)

Capaian kinerja berita daerah yang diterbitkan secara umum merupakan pemberian
informasi kepada masyarakat tentang penggunaan anggaran pemerintahan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan. Semakin banyak informasi kegiatan
pemerintahan yang dapat diinformasikan, maka masyakat akan semakin mengetahui
setiap alokasi pemanfaatan biaya pemerintahan dan merupakan bukti transparansi dan
akuntabilitas system penyelenggaraan pemerintahan. Penyebarluasan dalam indicator ini
diukur melalui jumlah pemberitaan melalui media massa (press realease) yang
dilaksanakan oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah, dengan metode penghitungan yaitu
membandingkan antara jumlah press release yang diterbitkan dengan target jumlah press
release tahun berkenaan.
Jumlah press release yang dipublikasikan melalui media massa cetak tentang
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, dari
target pemberitaan sejumlah 240 buah pemberitaan tercapai 190 buah atau tercapai
79,2%. Jumlah berita daerah yang diterbitkan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
pemberitaan pada Tahun 2012 sebanyak 223 berita, namun naik dari jumlah pemberitaan
pada Tahun 2013 sebanyak 159. Berita daerah yang diterbitkan dalam hal ini difokuskan
pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang dilaksanakan terkait dengan penyelenggaraan
kebijakan-kebijakan daerah yang dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati Bandung atau
kepala SKPD lainnya dan penting untuk dipublikasikan kepada masyarakat.
Jumlah realisasi pemberitaan pada tahun 2014 ini, juga masih dibawah target jumlah
angka pemberitaan rata-rata pertahun dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung,
yang telah ditetapkan sebanyak 250 press realease. Jumlah publikasi atau pemberitaan
penyelenggaraan pemerintahan tentunya dipengaruhi oleh jumlah kegiatan pemerintahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-20
Pemerintah Kabupaten Bandung

yang dilaksanakan, kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja tahun
2014 ini diantaranya adalah banyaknya kegiatan yang tidak terekam dan dipublikasikan
secara umum.

 Indikator jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat dan stake holder lainnya

Fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam


pengukuran ini dilakukan dengan menghitung jumlah rata-rata kegiatan pertemuan
KDH/WKDH yang difasilitasi oleh Sekretariat Daerah setiap tahunnya dibandingkan dengan
jumlah realisasi kegiatan pertemuan yang dilaksanakan. Jenis-jenis, jumlah, dan realisasi
kegiatan pertemuan KDH/WKDH pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.20.
Pengukuran Kinerja Fasilitasi Pertemuan KDH/WKDH Dengan Masyarakat Dan
Stakeholder Lainnya

Realisasi
Kegiatan Target Realisasi % Capaian
2013 2012
Jumlah Fasilitasi kegiatan Penerimaan
kunjungan Kerja Pejabat Negara /Departemen
250 270 107 % 107 % 215
/ Lembaga Pemerintah Non Departemen /Luar
Negeri
Jumlah koordinasi dengan Pemerintah Pusat
4 keg 4 keg 100% 75% 5
dan Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah kunjungan kerja/ Inspeksi KDH/WKDH 31 keg 31 keg 100% 100 % 4
Jumlah pelaksanaan rapat koordinasi pejabat
4 keg 2 keg 50% 50 % 26
Pemerintah Daerah
100%
Jumlah pertemuan ulama umaro setiap tahun 18 keg 18 keg 100% 100%
(18 keg)
98,53%
Jumlah 307 325 91,40% 95,27 %
(268 keg)

Jumlah kegiatan pertemuan KDH dan WKDH dalam berbagai jenis kegiatan, dapat
diindikasikan sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan. Pertemuan KDH dan WKDH dengan masyarakat atau stake holder lainnya
merupakan media komunikasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan. Semakin tinggi intensitas kegiatan pertemuan dilaksanakan,
diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan pemeirntahan dan
pembangunan.
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan angka rata-rata realisasi capaian kinerja Tahun
2014 adalah sebesar 91,40% dibandingkan dengan Tahun 2013, sebesar 95,27%, dan pada
Tahun 2012 sebesar 98,53%, menunjukan adanya penurunan fasilitasi kegiatan pertemuan
KDH/WKDH.
Fluktuasi banyaknya jumlah pertemuan yang dilaksanakan oleh KDH dan WKDH
pada tiga tahun pelaksanaan yang terjadi, hal ini disebabkan karena kegiatan pertemuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-21
Pemerintah Kabupaten Bandung

KDH dan WKDH selain merupakan pertemuan yang sudah dijadwalkan dalam agenda
kegiatan tahunan, juga merupakan pertemuan-pertemuan KDH/WKDH dalam upaya
pembahasan langkah-langkah kebijakan penanganan permasalahan-permasalahan yang
muncul pada tahun berkenaan dan perlu segera diselesaikan. Target realisasi pelaksanaan
pertemuan tersebut juga dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan KDH/WKDH lainnya
berkenaan dengan kegiatan Nasional (kementerian), Propinsi, maupun antar Kabupaten,
sehingga jumlah realisasi pelaksanaan pertemuan cenderung tidak konstan.

b. Analisis Program-Kegiatan dan Pendanaan

Capaian kinerja sasaran ini, didukung oleh 5 (lima) program dengan jumlah alokasi
anggaran penunjang sebesar Rp. 16.108.520.596,- dan terealisasi sebesar 80,20% atau
Rp.13.451.352.863,- Rincian program dan anggaran penunjang pada sasaran ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.21.
Program Pendukung dan Pendanaan

N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian 2.451.642.000 2.306.543.000 94,08%
Prosentase temuan pemeriksaan Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
1
yang telah di tindaklanjuti. Program Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur 95.205.000 84.001.100 88,23%
Pengawasan

Persentase kontribusi PAD Program Peningkatan dan


2
terhadap Pendapatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan 9,748,038,596.0 8,629,538,692.0 88.53%
3 Persentase serapan belanja daerah Daerah

Jumlah berita daerah yang Program kerjasama informasi dan media


4 1,600,000,000 1,174,495,871 73,41%
diterbitkan (release) massa

Jumlah fasilitasi pertemuan Program peningkatan pelayanan


5 KDH/WKDH dengan masyarakat kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala 2,213,635,000 1,256,774,200 48.46%
dan stakeholder lainnya (kali) Daerah

Rata-Rata 16,108,520,596 13,451,352,863 80.20%


Sumber Data : Lakip Inspektorat, Lakip DPPK, Lakip Setda Tahun 2014

Apabila diperbandingkan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar


80.20% dan realisasi capaian target kinerja sasaran sebesar 98%, maka dapat diperoleh
nilai efisiensi pelaksanaan pencapaian sasaran sebesar 122,19%. Dengan hasil tersebut,
maka dapat dinyatakan bahwa proses pencapaian kinerja pada sasaran ini telah
dilaksanakan dengan sangat efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-22
Pemerintah Kabupaten Bandung

2. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 2 : Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan


dan Kesehatan) Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan Berlandaskan Iman Dan
Taqwa

Pengukuran kinerja tujuan meningkatnya kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan)


yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa yang
diukur melalui 11 sasaran dengan 35 indikator kinerja sasaran. Dalam implementasi
proses perwujudan tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Bandung melaksanakan beberapa
urusan pemerintahan daerah, diantaranya yaitu : Urusan Pendidikan, Urusan
Perpustakaan, Urusan Kebudayaan, dan Urusan Kepemudaan dan Olahraga.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam tujuan
ini diuraikan dalam penjelasan dan tabel-tabel berikut.

1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Angka Melek Huruf

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Tingkat Angka Melek Huruf (AMH) diukur melalui besaran proporsi penduduk usia
15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya).
Semakin tingginya AMH, maka semakin banyak masyarakat yang mampu membaca dan
menulis dan merupakan indikasi dari semakin meningkatnya kualitas sumber daya
pendidikan masyarakat.
Tabel 3.22.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Angka Melek Huruf

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014

1 Angka Melek Huruf (AMH) 98,48 98,48 98,76 98,86 98,86 100% 98,86 99

Rata-Rata 100%
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Th. 2015

Dari hasil pengukuran atas sasaran ini, pada Tahun 2014 diperoleh persentase
realisasi sebesar 100%, yang artinya target AMH pada Tahun 2014 tercapai dengan baik.
Apabila dibandingkan dengan realisasi capaian pada tahun-tahun sebelumnya, terlihat
adanya peningkatan AMH pada setiap tahunnya, hal ini mengindikasikan bahwa upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan angka AMH telah terlaksana dengan baik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-23
Pemerintah Kabupaten Bandung

Untuk memenuhi target RPJMD sebesar 99%, masih terdapat selisih sebesar 0,14%
yang harus terpenuhi. Upaya pencapaian target dimaksud, akan didorong melalui
optimalisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan non formal bagi penduduk yang
belum bisa membaca dan menulis. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya dilakukan
dalam bentuk kelompok-kelompok belajar pemberantasan buta huruf, diantaranya yang
terdiri kelompok belajar Keaksaraan Fungsional, Kelompok Belajar Paket A, B, dan C, yang
sampai dengan Tahun 2014, jumlah anggota terdata yaitu :
1. Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (KF) berjumlah 13.110anggota;
2. Kelompok Belajar Paket A berjumlah 400 anggota;
3. Kelompok Belajar Paket B berjumlah 4.175 anggota;
4. Kelompok Belajar Paket C berumlah 2.980 anggota.

b. Analisis Program dan Pendanaan


Upaya peningkatan AMH ini didukung oleh 1 (satu) program yaitu Program
Pendidikan Non Formal dengan pagu agggaran pada tahun 2014 sebesar 14.534.096.484
dan terealisasi sebesar 13.652.483.784 atau 93,24%.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian capaian kinerja sebesar 100% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 93,24%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 107,25%. Dengan
nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini, telah
dilaksanakan dengan efisien.

2. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Penduduk Bersekolah

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran


Meningkatnya penduduk bersekolah diukur melalui Persentase Rata-Rata Lama
Sekolah (RLS) dan Angka Partisipasi Sekolah (APK) mulai dari Pendidikan Usia Dini, SD, SMP,
dan SMA, sehingga untuk pengukuran keberhasilan pencapaian pada sasaran ini,
ditetapkan 5 (lima) indicator kinerja sasaran, sebagaimana diuraikan dalam table dibawah
ini.
Tabel 3.23.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Penduduk Bersekolah
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014

1 Rata-rata lama sekolah (RLS) 8,62 8,67 8,72 8,71 8,72 100,11 8,72 8.82
Angka Partisipasi Kasar (APK)
2 30,16 39,59 33,12 31,97 40,98 128,18 40,98 32,61
pendidikan usia dini
3 APM SD /Sederajat 99,57 99,59 99,59 99,65 95,13 95,46 95,13 99.67

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-24
Pemerintah Kabupaten Bandung

4 APM SMP /Sederajat 81,22 81,44 81,6 82 82,83 101,01 82,83 82.25
5 APM SMA /Sederajat 41,5 41,84 42,94 42 37,96 88,10 37,96 42.25
Rata-Rata Kinerja Capaian 52.21 54.23 53.19 53.12 102.57 53.12 58.25
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Th. 2015

Dari table pengukuran terhadap 5 (lima) indicator kinerja di atas, diketahui bahwa
realisasi kinerja rata-rata sasaran ini adalah sebesar 102,57%. Nilai ini menunjukan bahwa
besaran capaian kinerja sasaran pada tahun ini berhasil dicapai dengan lebih baik, dengan
melebihi target kinerja yang telah ditetapkan. Kondisi realisasi kinerja sasaran komulatif
rata-rata pada tahun ini adalah sebesar 53,12%. Untuk memenuhi target kinerja RPJMD
sebesar 58,25%, masih terdapat selisih sebesar 5,13% yang menjadi target penyelesaian
pada tahun 2015.
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Rata-rata lama sekolah (RLS) Lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas.
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini Proporsi penduduk usia dini yang bersekolah di PAUD
APM SD /Sederajat Proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD.
APM SMP /Sederajat Proporsi penduduk usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP
APM SMA /Sederajat Proporsi penduduk usia 16-18 tahun yang sedang bersekolah di SLTA

Apabila dilihat dari realisasi kinerja atas setiap indicator kinerja, terdapat 3 (tiga)
indicator kinerja yaitu RLS, APK PAUD, dan APM SMP sederajat yang terealisasi melebihi
100%, namun masih terdapat 2 (dua) indicator kinerja yaitu APM SD/sederajat dan APM
SMA/sederajat yang tidak mencapai target. Pada tahun ini realisasi kinerja APM
SD/Sederajat dari target 99,65% tercapai 95,13% atau realisasi kinerja sebesar 95,46%.
Pada APM SMA/sederajat dari target 42% tercapai 37,96% atau realisasi kinerja sebesar
88,10%. Sehingga kedua indicator kinerja sasaran tersebut masih harus mengejar selisih
pencapaian target kinerja RPJMD masing-masing sebesar ± 4% pada Tahun 2015.
b. Analisis Program-Kegiatan dan Kerangka Pendanaan

Pelaksanaan upaya pencapaian kinerja sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) program.
Adapun program kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah
sebagai berikut.
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 131,318,206,851 73.55
1 178,545,752,164
Tahun
2 Program Pendidikan Menengah 79,356,074,020 58,328,964,096 73.50
3 Program Pendidikan Non Formal 14,534,096,484 13,552,483,784 93.25
Rata-Rata 272,435,922,668 203,199,654,731 80.1%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-25
Pemerintah Kabupaten Bandung

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 80,1% dengan realisasi kinerja sasaran sebesar 102,57%, maka
diperoleh nilai persentase sebesar 128,05%. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
proses pencapaian kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

3. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran


Tingkat kualitas tenaga pendidik diukur melalui rata-rata tingkat pendidikan
minimal guru. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran ini, menggunakan 1 (satu)
indicator kinerja sasaran, yaitu persentase guru berpendidikan minimal S1/D4. Penetapan
indikator ini berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional, khususnya pada pasal 29 ayat 1 – 6, dinyatakan bahwa
tenaga pendidik / guru mulai jenjang pendidikan PAUD sampai SMA/MA/SMK harus
mempunyai kualifikasi pendidikan minimal Diploma IV atau Sarjana (S.1).
Dengan standar pendidikan guru tersebut, diharapkan mutu kualitas tenaga
pendidik akan meningkat dan mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten
Bandung. Adapun hasil pengukuran atas insikator sasaran ini adalah sebagaimana table
berikut:
Tabel 3.24.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Guru Berpendidikan Minimal
D.4/S.1

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Presentase guru berpendidikan 109,77
1 71,5 72,81 78,25 78,5 86,17 86,17
min. S1/D4 %
109,77
Rata-Rata Kinerja Capaian 100%
%

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Persentase perbandingan antara jumlah guru yang berpendidikan minimal


Presentase guru berpendidikan min. S1/D4
S1/D4 dibandingkan dengan jumlah total guru

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-26
Pemerintah Kabupaten Bandung

Dari hasil pengukuran di atas, meperlihatkan realisasi capaian kinerja sasaran


sebesar 109,77%, yang artinya realisasi kinerja sasaran ini telah melampui target kinerja
yang ditetapkan. Peningkatan jumlah guru yang berpendidikan S-1/D4 dari tahun 2011 s.d.
2012, terjadi secara konsisten, dan pada Tahun 2014 terjadi kenaikan secara signifkan
sebesar 7,67%, bila dibandingkan dengan angkak kenaikan tertinggi pada tahun-tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 5,44%.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan 9,419,885,200 8,210,353,650 87.16
1
Tenaga Kependidikan
2 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 6,091,598,750 4,452,226,125 73,09
Rata-Rata 15,511,483,950 12,662,579,775 80.16

Program-program diatas dilaksanakan dalam berbagai bentuk pembinaan dan


pengembangan kapasitas tenaga pendidik, mulai dari sosialisasi, bimbingan teknis, sampai
dengan pemberian bantuan pendidikan. Sehingga member banyak kemudahan dan
keringanan bagi para guru dalam melaksanakan/menempuh peningkatan kapasitas
pendidikan formal guru.

Nilai efisiensi atas penggunaan anggaran pada sasaran ini, apabila membandingkan
antara persentase capaian kinerja sasaran sebesar 109,77% dengan realisasi anggaran
rata-rata sebesar 80,16%, maka diperoleh nilai efisiensi pencapaian sasaran sebesar 137%.

4. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : Peningkatan Prestasi Olahraga dan Peran


Pemuda dalam Pembangunan

Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata. Capaian
kinerja dinilai melalui tiga indikator yaitu jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional,
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk serta jumlah gedung olah raga per 10.000
penduduk. Semua indikator Kinerja tersebut pada tahun 2013 telah mencapai target yang
telah ditetapkan, capaian kinerja tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-27
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.25.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Meningkatnya Prestasi Olahraga Dan Peran Pemuda
Dalam Pembangunan

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Jumlah atlet yang berprestasi di
1 65 78 80 85 85 100% 100% 90
tingkat nasional
Jumlah klub olahraga per 10.000
2 408 408 420 482 482 100% 100% 445
penduduk
Jumlah Gedung olah raga per
3 1.548 1.590 1.640 390 390 100% 100% 409
10.000 penduduk
Rata-Rata 100% 100%
Sumber : Data Laporan Dispopar Tahun 2014

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional Jumlah atlet berprestasi

Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Proporsi jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk

Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk Proporsi jumlah gedung olah raga per 10.000 penduduk

Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, dalam upaya pencapaian kinerja di atas,
didukung oleh 7 (tujuh) program dan 35 kegiatan, yaitu :
1. Program Kebijakan Pemuda : Meliputi Jumlah data potensi KUPP (Kelompok Usaha
Pemuda Produktif) dan Jumlah data potensi Pemuda bekerja.
2. Program peningkatan peran serta kepemudaan
3. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup
pemuda
4. Program peningkatan peran serta kepemudaan
5. Program pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga
6. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
7. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga

c. Analisis Program dan Pendanaan

Pendanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target
kinerja pada sasaran peningkatan kualitas prestasi olahraga dan peran pemuda dalam
pembangunan ini, adalah sebesar Rp. 66.163.460.800,- dengan realisasi Rp. 34.577.057.000,- atau
sebesar 52,26%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-28
Pemerintah Kabupaten Bandung

5. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Status Kesehatan Dan Gizi


Masyarakat

Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat diukur melalui 8 (delapan)


indicator kinerja sasaran, yaitu : angka kematian bayi, indeks kesehatan, ckupan balita gizi
buruk yang mendapat perawatan/penanganan, proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak, persentase puskesmas, puskesmas pembantu dan
jaringannya yang dibangun sesuai standar, cakupan desa/kelurahan dengan UCI, cakupan
ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu perkapita, dan persentase tempat-
tempat umum sehat. Adapun hasil ukur terhadap 8 (delapan) indikator kinerja sasaran
tersebut, adalah sebagaimana, sebagaimana diuraikan dalam table dibawah ini.

Tabel 3.26.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Status Kesehatan Dan Gizi Masyarakat

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
1 Indeks Kesehatan 75,1 75,46 75,56 75,83 75,90 100,1% 75,90% 76,02%

2 Angka Kematian Bayi (AKB) 34,11 34,05 34,01 33,1 33,9 97,6% 33,9% 32,5%

Cakupan balita gizi buruk


3 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapat perawatan/penanganan
Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap air
4 72,18% 73,08% 75,45% 80% 86,50% 108,1% 86,50% 85%
minum layak (perkotaan dan
pedesaan)
Persentase Puskesmas, Puskesmas
5 pembantu dan jaringannya yang 6,45% 54% 58,07% 71% 82,25% 115,8% 82,25% 84%
dibangun sesuai standar
Cakupan desa/kelurahan UCI
6 76% 91,3% 94,98% 88% 90% 102,3% 90% 90% 100%
(Universal Child Imunisasi)
Cakupan Ketersediaan dan
7 pemerataan obat yang bermutu 4.197 4.309 3.410 5.500 4.018 73,1 4.018 6.000 9.000
perkapita
Persentase tempat-tempat umum
8 39,59% 77% 71,9% 80% 80,4% 100,5% 80,4% 82%
sehat
Rata-Rata 76,24% 80,34%
Sumber : Lakip Dinas Kesehatan 2015

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran sebagaimana table di atas,
diperoleh persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 80,34%. Bila dibandingkan
dengan capaian rata-rata capaian kinerja dari setiap dindikator kinerja pada tahun-tahun
sebelumnya
Dari hasil penghitungan setiap indicator kinerja sasaran diatas, dalam Cara
penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah sebagai
berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-29
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Adalah Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi dibawah
Angka Kematian Bayi (AKB)
usia satu tahun pada setiap 1000 kelahiran hidup
Dihitung dari salah satu indikator yaitu Angka Harapan Hidup tentang
Indeks Kesehatan Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh
sekelompok penduduk
Persentase jumlah kasus balita gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di
Cakupan balita gizi buruk mendapat
fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat dibagi jumlah kasus balita gizi buruk
perawatan/penanganan yang ditemukan di suatu di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di kali 100%.
Proporsi rumah tangga dengan akses Angka proporsi didapat dari hasil survey terhadap akses air minum rumah
berkelanjutan terhadap air minum layak tangga,berdasarkan hasil inspeksi sanitasi sarana air minum (faktor risiko
(perkotaan dan pedesaan) pencemaran dan fisik air minum) yang layak memenuhi syarat kesehatan
Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu Perhitungan jumlah puskesmas yang sudah dibangun yang sesuai standar tata
dan jaringannya yang dibangun sesuai standar ruang dengan jumlah seluruh puskesmas
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Perhitungan didapatkan dari suatu keadaan dimana Desa/Kelurahan dengan
Imunisasi) cakupan imunisasi BCG, DPTHB-Hib, Polio4 dan Campak mencapai 80%.
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat Jumlah alokasi perkapita kebutuhan obat yang dialokasikan dibagi jumlah
yang bermutu perkapita penduduk
Jumlah tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi
Persentase tempat-tempat umum sehat syarat dibagi dengan jumlah tempat–tempat umum dan tempat pengelolaan
makanan yang disurvey.

 Indeks Kesehatan

Indeks Kesehatan merupakan salah satu komponen dari Indeks Pembangunan


Manusia. Ukuran yang digunakan sebagai bahan perhitungan Indeks Kesehatan yaitu
Angka Harapan Hidup (AHH).
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada
umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya
pelayanan kesehatan, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses
terhadap pelayanan
kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai
pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang
memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya. Dengan demikian Keberhasilan program
kesehatan terutama dalam pencapaian indeks kesehatan dan usia harapan hidup bukan
hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja namun merupakan tanggung jawab bersama
antara unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat.
Capaian Indeks Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Bandung bila dilihat dari
tahun 2011 s.d. 2014, berturut-turut adalah Tahun 2011 sebesar 75,10, Tahun 2012
sebesar 75,47, Tahun 2014 sebesar 75.57 dan Tahun 2014 mencapai 75,90 point. Dari data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-30
Pemerintah Kabupaten Bandung

tersebut secara umum memperlihatkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat di


Kabupaten Bandung semakin membaik. Namun kenaikan kondisi indeks kesehatan
masyarakat tersebut juga masih harus diteliti kedalamannya, sehingga dapat diketahui
aspek-aspek kesehatan yang masih memerlukan penguatan.
Perkembangan Indeks Kesehatan Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014


Target 74 75.1 75.46 75.56 75.83
Capaian 74 77.07 75.47 75.57 75.9

Sumber data : BPS Kabupaten Bandung

Pada tahun 2014 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebesar 70,54
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 70,49. Keberhasilan program kesehatan
terutama dalam pencapaian indeks kesehatan dan usia harapan hidup bukan hanya
tanggung jawab Dinas Kesehatan namun merupakan tanggung jawab bersama antara
unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat sehingga untuk dapat mencapai
targetnya harus ada kerjasama yang baik antara unsur pemerintah, swasta, akademisi,
serta masyarakat.
Jika dibandingkan Tahun 2014 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung
mengalami peningkatan yaitu dari 70,34 menjadi 70.54, hal ini disebabkan karena adanya
program dan kegiatan yang yang menunjang peningkatan capaian Indek Kesehatan.
Perkembangan Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung dari tahun 2010 –2014
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-31
Pemerintah Kabupaten Bandung

70.8
70.6 70.49
70.4 70.34
70.28
70.2 70.06
70
69.8 Target
69.6 Capaian UHH
69.4
69.4
69.2 70.06 70.34 70.54
69.4 70.28
69
68.8
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber data : BPS Kabupaten Bandung

 Angka Kematian Bayi

Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya dapat dilihat dari


indikator : Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality
Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi dibawah usia satu tahun pada setiap 1000
kelahiran hidup.

Hal tersebut diatas dilakukan melalui meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat serta meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang didalamnya terdapat sasaran dan indikator kinerja
yang menunjang Angka Kematian Bayi.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung merupakan salah satu indikator
yang belum mencapai target namun tetap mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2013 realisasi yang tercapai yaitu sebesar 34,01 % untuk AKB di
Kabupaten Bandung, pada tahun 2014 mengalami peningkatan dalam menurunkan angka
kematian bayi di Kabupaten Bandung sebesar 0,11% meskipun tidak mencapai target yang
diberikan yaitu 33,.1%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-32
Pemerintah Kabupaten Bandung

Grafik : Angka Kematian Bayi Tahun 2011-2014

34.17
34.2 34.05 34.01
33.9
34
34.17 34.05
33.8
33.6 34.01
33.4 Target
33.1
33.2 Capaian
33
32.8
32.6
32.4
2011 2012 2013 2014

Sumber Data : BPS Kab. Bandung

c. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

Anggaran
No Program
Target Realisasi %
1 Program upaya kesehatan masyarakat 101,957,132,552 58,861,915,083 57,73%
2 Program Obat dan Perbekalan 13,915,277,593 13,551,559,904 97,39%
3 Program pengawasan obat dan makanan 135,000,000 135,000,000 100%
4 Program Perbaikan gizi masyarakat 1,171,943,500 1,127,290,850 96,19%
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
5 2,101,845,000 1,832,760,400 87,20%
anak
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
6 2,042,876,300 1,616,055,820 79,11%
menular
7 Program standarisasi pelayanan kesehatan 880,400,500 810,841,950 92,10%
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan
8 sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas 13,620,661,375 12,537,507,275 92,05%
pembantu dan jaringannya
9 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 5,442,000,000 4,531,905,176 83,28%
10 Program peningkatan pelayanan kesehatan 50,810,000 49,935,000 98,28%
11 Program pengembangan lingkungan sehat 1,499,147,000 1,479,552,100 96,19%
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
12 970,383,500 956,823,500 98,60%
masyarakat
Rata-Rata 143,787,477,320 97,491,147,058 90.05%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 90,05% dengan persentase rata-rata realisasi kinerja sebesar
80,34%, maka diperoleh nilai persentase sebesar 89,22%, dengan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup
efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-33
Pemerintah Kabupaten Bandung

6. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup


Bersih Dan Sehat Serta Menggunakan Fasilitas Kesehatan

Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih Dan Sehat Serta Menggunakan


Fasilitas Kesehatan, diukur melalui 3 (tiga) indicator kinerja sasaran, yaitu cakupan
pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin, Cakupan pelayanan kesehatan
gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota, dan Cakupan
pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat miskin. Sasaran ini ditetapkan
dengan mempertimbangkan bahwa memperoleh pelayanan kesehatan yang baik
merupakan hak dari setiap warga negara Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten
Bandung.
Tabel 3.27.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih Dan
Sehat Serta Menggunakan Fasilitas Kesehatan

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
Cakupan pelayanan kesehatan
1 dasar pasien masyarakat 100 100 100 100 100 100 100 100
miskin
Cakupan pelayanan kesehatan
gawat darurat level 1 yang
2 20 40 60 80 80 100 80 100
harus diberikan sarkes (RS) di
Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan
3 dasar rujukan pasien 100 100 100 100 100 100 100 100
masyarakat miskin
Rata-Rata 100% 100%

Pelayanan kesehatan bagi warga miskin di Kabupaten Bandung merupakan


prioritas yang dilakukan , dapat dilihat dari realisasi kinerja Cakupan pelayanan kesehatan
dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Bandung tetap bertahan pada angka 100%.
Selain itu cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat miskin pun tetap
bisa di penuhi keseluruhan, dari tahun 2011 hingga tahun 2013 realisasinya tetap 100%,
sehingga target untuk tahun 2014 diharapkan juga dapat tercapai di 100%. Cakupan
pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarkes (RS) di Kabupaten
atau kota juga mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang hanya mencover 20% lalu
tahun 2012 meningkat menjadi 40% dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 60%, angka
ini memenuhi target yang diberikan yakni sebesar 60% ditahun 2013. Untuk lebih jelasnya

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-34
Pemerintah Kabupaten Bandung

dapat dilihat pada tabel berikut. Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja
dalam table di atas adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien


masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat
level 1 yang harus diberikan sarkes (RS) di
Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan
pasien masyarakat miskin

Disadari bahwa masih ada banyak target yang belum tercapai. Hal ini dikarenakan
masih adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di Kabupaten Bandung terkait
dengan permasalahan kesehatan, diantaranya adalah :
1. Masih kurangnya sarana, prasarana dan tenaga kesehatan terutama daerah terpencil.
2. Masih mahal dan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3. Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan guna mencapai tujuan yang ditetapkan
sampai akhir tahun 2013 belum maksimal mendorong realisasi capaian beberapa indikator
kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sektor kesehatan tetap akan menjadi
isu utama penentu keberhasilan pembangunan. Distribusi sarana dan prasana maupun
tenaga kesehatan harus terus ditingkatkan terutama dalam rangka menghadapi
munculnya penyakit baru sebagai akibat mutasi dan perubahan iklim yang tidak menentu.
Hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan profesionalisme serta
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sektor kesehatan tetap akan menjadi
isu utama penentu keberhasilan pembangunan. Distribusi sarana dan prasana maupun
tenaga kesehatan harus terus ditingkatkan terutama dalam rangka menghadapi
munculnya penyakit baru sebagai akibat mutasi dan perubahan iklim yang tidak menentu.
Hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan profesionalisme serta
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Maka dari itu Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung tetap optimis bahwa indikator yang belum mencapai target kinerja
pada tahun 2013 dapat terpenuhi pada Tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-35
Pemerintah Kabupaten Bandung

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program pelayanan kesehatan penduduk 39,921,806,924 24,393,630,211 61,10%
1
miskin
Rata-Rata 61,10%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 61,10% dengan realisasi kinerja sebesar 100%, maka diperoleh
nilai persentase sebesar 160%%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses
pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan sangat efisien.

7. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 7: Peningkatan Keberfungsian sosial bagi PMKS

Pengukuran Peningkatan Keberfungsian sosial bagi PMKS dapat dilihat melalui


rata-rata prosentase PMKS yang mampu memiliki kemandirian, presentasse lembaga
kesejahteraan sosial yang aktif melayani PMKS, serta rata-rata PMKS yang ditangani
mampu berintegrasi sosial. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator
tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.28.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 7: Meningkatnya Keberfungsian Sosial Bagi PMKS

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
Rata-rata Prosentase PMKS
1 yang mampu memiliki 4,07 4,22 4,53 4,9 4,99 101,8 4,99 5,57
kemandirian ekonomi
Persentase Lembaga
2 kesejahteraan sosial yang aktif 34 44 54 60 60 100 60 76
melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani
3 10,84 21,02 34,23 50,34 50,34 100 50,34 70,71
mampu berintegrasi sosial.
Rata-Rata 100% 100%

Capaian dari masing-masing indicator kinerja sasaran sebagaimana terlihat dalam


data table diatas, bahwa indicator kinerja rata-rata persentase PMKS yang mampu
memiliki kemandirian ekonomi tercapai 101,8% sementara dua indicator kinerja lainnya,
yaitu persentase lembaga kesejhatrenaan social yang aktif melayani PMKS dan rata-rata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-36
Pemerintah Kabupaten Bandung

PMKS yang ditangani mampu berintegrasi social masing-masing tercapai 100%. Namun
demikian realisasi capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 ini belum memenuhi target
RPJMD.
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu


memiliki kemandirian ekonomi
Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang
aktif melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu
berintegrasi sosial.

Meskipun rata-rata dari indikator kinerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dan mencapai target di tahun 2013 namun masih ada beberapa permasalahan-
permasalahan yang muncul, diantaranya adalah:
1. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlahnya Meningkat setiap tahun
sehingga sasaran selalu lebih banyak dari capaian ;
2. Sarana dan prasarana serta SDM masih belum mencukupi baik secara kuantitatif
maupun kualitatif Adanya kecenderungan peningkatan kasus korban tindak kekerasan
dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan dan anak ;
3. Masih belum optimalnya koordinasi dengan SKPD terkait sehingga penanganan
penangulangan kemiskinan msihbersifat sektorat dan dilakukan oleh masing-masing
SKPD;
4. Pembinaan dan pengawasan program/kegiatan dilapangan yang belum intensif dan
berkesinambungan.
Namun Pemerintah Kabupaten Bandung tetap optimis dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalah sosial yang terjadi di Kabupaten Bandung dengan memberikan
solusi dari permasalahan yang ada diantaranya adalah pengajuan anggaran disesuaikan
dengan populasi PMKS yang hendak dicapai dengan memperhatikan prioritas program dan
sasaran, melaksanakan bintek bagi pegawai serta mengikutsertakan dalam pelatihan
pekerja sosial profesional Melaksakan pendekatan yang akurat terhadap korban tindak
kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan dan anak, Peningkatan
koordinasi dengan SKPD terkait sehingga penanganan penanggulangan PMKS dan
Kemiskinan dapat dilaksanakan secara integral, terpadu dan menyeluruh serta
mengoptimalkan pengawasan program/kegiatan dilapangan secara intensif dan
berkesinambungan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-37
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel rinci upaya peningkatan Keberfungsian Sosial Bagi PMKS, di lingkungan


Pemerintah Kabupaten Bandung, yang menjadi indikator kinerja utama Dinas Sosial
Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut.

c. Analisis Program dan Pendanaan

Upaya pencapaian target kinerja sasaran ini, di dukung oleh 27 (dua puluh tujuh) program
dan/atau kegiatan dengan jumlah total alokasi anggaran sebesar Rp.19,762,809,730,- dan
terealisasi sebesar Rp.17,289,155,628,- atau sebesar 87,48% dari jumlah anggaran yang
dialokasikan. Bila dibandingkan antara persentase capaian kinerja sasaran sebesar 100% dengan
persentase realisasi anggaran sebesar 87,48%, diperoleh nilai efisiensi terhadap proses pencapaian
target kinerja sasaran sebesar 114,31%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program
dan kegiatan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran ini, dilaksanakan dengan sangat
efisien.

Adapun rincian alokasi anggaran program pendukung dalam upaya pencapaian kinerja
sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program/Kegiatan
o Target Realisasi %
Pemberdayaan faskir miskin, komunitas adat 2.829.100.000 2.612.869.000 92,36
1 terpencil (KAT) dan penyandang maslah
kesejahteraan social PMKS lainnya
Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
2 70.000.000 70.000.000 100
melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
3 267.000.000 266.004.600 99,63
sosial.
Rata-Rata 97,33

8. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8: Pengendalian Jumlah Penduduk

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran


Pengendalian jumlah penduduk secara teknis pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). Penduduk selain
merupakan potensi dapat pula menjadi bencana apabila pertumbuhannya tidak dapat
dikendalikan. Jumlah dan kualitas penduduk terkorelasi signifikan terhadap kemampuan
dan kemajuan daerah. Sehingga menjadi penting suatu daerah dapat mengdalikan jumlah
penduduknya. Pengukuran keberhasilan pengendalian jumlah penduduk di Kabupaten
Bandung, dalam sasaran ini diindikasikan melalui tiga indikator yaitu Laju Pertumbahan
Penduduk (LPP), Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat dalam program
KB disetiap desa, serta Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-38
Pemerintah Kabupaten Bandung

Hasil pengukuran realiasi pengendalian jumlah penduduk, diuraikan dalam tabel


dibawah ini sebagai berikut.

Tabel 3.29.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8: Pengendalian Jumlah Penduduk

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
Laju pertumbuhan penduduk
1 2,63 1,55 1,93 2,0 1,6 120% 1,6 1.45
(LPP)
Prosentase capaian
peningkatan peran serta
2 82% 85% 87% 280 351 125% 351 95
masyarakat dalam program KB
disetiap desa
Cakupan pasangan usia subur
3 65% 66% 67% 79% 82% 104% 82% 70
peserta KB aktif
Rata-Rata 116%
Sumber Data : Lakip BKBPP Tahun 2015

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah persentase angka pertumbuhan penduduk tahun berkenaan


Laju pertumbuhan penduduk (LPP)
dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun sebelumnya
Prosentase capaian peningkatan peran serta Membandingkan jumlah keberadaan lembaga masyarakat dalam KB
masyarakat dalam program KB disetiap desa dibandingkan dengan ideal kecukupan jumlah lembaga KB di desa
Membandingkan jumlah peserta PUS KB aktif dibandingkan dengan jumlah
Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif
PUS total

Hasil pengukuran terhadap indicator kinerja sasaran pengendalian jumlah


penduduk, sebagaimana dalam table di atas, diperoleh persentase rata-rata realisasi
kinerja sasaran sebesar 115%. Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa capaian kinerja
sasaran pengendalian jumlah penduduk telah berhasil melampui target.
Keberhasilan pencapaian realisasi target kinerja sasaran tersebut, didukung oleh
peningkatan LPP pertahun yang naik secara konsisten mulai sejak Tahun 2011 s.d. Tahun
2014. Realisasi LPP s.d. Tahun 2012 adalah sebesar 2,56%, pada Tahun 2013 sebesar
2,5%, dan pada Tahun 2014 sebesar 1,6% dari target 2%. Dengan hasil tersebut realisasi
kinerja pada indicator kinerja Laju Pertumbuhan Penduduk adalah sebesar 110,53%.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menurunkan angka LPP ini diantaranya
dengan dilaksanakannya Program Pelayanan Kontrasepsi Jangka Panjang, yaitu IUD,
MOW, MOP dan Implan serta ditunjang pula dengan kegiatan KIE (Penyuluhan) yang
dilaksanakan oleh kelompok-kelompok kegiatan (Poktan), yang meliputi Poktan Bina
Keluarga Balita (BKB), Poktan Bina Keluarga Remaja (BKR), Poktan Bina Keluarga Lansia

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-39
Pemerintah Kabupaten Bandung

(BKL), Poktan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Poktan
Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR), yang pro aktif melaksanakan penyuluhan
tentang Program KB mulai dari tingkat RT sampai ke tingkat Desa di 31 Kecamatan.
Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat dalam Program KB di
setiap Desa juga terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi kinerja pada tahun
2011 sebesar 82%, tahun 2012 85%, tahun 2013 87% dan tahun 2014 sebesar 99%, hal ini
ditandai dengan peran serta Kelompok KB yang berjuang ditingkat RT, Sub PPKBD/Sub Pos
KB Desa yang bergerak ditingkat RW dan PPKBD/Pos KB Desa yang bekerjasama dengan
Penyuluh KB bergerak ditingkat Desa, peranannya semakin signifikan dari tahun ke tahun.
Peserta KB aktif yang lestari dan peserta KB baru merupakan salah satu unsur yang
utama menekan Laju Pertumbuhan Penduduk, terutama dalam proses pengaturan
kehamilan atau penjarangan kehamilan atau untuk berhenti hamil bagi Pasangan Usia
Subur, sehingga pertambahan penduduk alami (bayi lahir) dapat ditekan secara optimal.
Pada tahun 2014 jumlah peserta KB aktif (PA) sampai dengan bulan Desember tercatat
sebanyak 550.768 atau 81,62% dari PUS sebanyak 674.789. Rincian jumlah peserta KB
aktif menurut jenis kontrasepsinya, diuraikan sebabagaimana table berikut ini.
Tabel : Rekapitulasi Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Mix Kontrasepsi Tahun 2014

REALISASI PA s/d
NO. MIX KONTRASEPSI Bln DESEMBER % DARI TOTAL PA
2014
1 2 3 4
1 IUD 92.568 16,81 %
2 MOW 14.750 2,68 %
3 MOP 5.537 1,01 %
4 IMPLANT 23.222 4,22 %
CU MKJP 136.077 24,71 %
5 KONDOM 6.180 1,12 %
6 SUNTIKAN 303.749 55,15 %
7 PIL 104.762 19,02 %
CU NON MKJP 414.691 75,29 %
JML TOTAL PA 550 .768

Sumber data : LAKIP BKBPP Th 2014

b. Analisis program dan Pendanaan


Dalam upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Bandung
melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan didukung oleh 3 (tiga) program,
dengan alokasi anggaran total sebesar Rp.4.113.300.000,- dengan realisasi sebesar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-40
Pemerintah Kabupaten Bandung

Rp.4.070.582.500,- atau sebesar 99,22%. Rincian alokasi dan realiasi anggaran pada setiap
program dimaksud adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Pembinaan kelompok kegiatan pusat informasi 150,000,000 150,000,000 100%
1 dan konsultasi remaja (PIKR) dan PUS Muda
<20 thn
2 Pembentukan masyarakat peduli KB 3,223,300,000 3,223,300,000 100%
3 Pelayanan KB bagi keluarga miskin 740,000,000 697,282,500 97,66%
Rata-Rata 4,113,300,000 4,070,582,500 99.22%
Perbandingan atas persentase realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 116% dan
persentase atas realisasi anggaran pendukung dalam pelaksanaan pencapaian target
kinerja pada sasaran ini sebesar 99,22%, dapat dilakukan analisis terhadap efisiensi atas
realisasi capaian kinerja sasaran, sebesar 116,91%. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan efisien.

9. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9: Meningkatnya Kegiatan Keagamaan

a. Deskripsi Sasaran dan Capaiaan Kinerja Sasaran


Pengukuran capaian kinerja sasaran ini dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) buah
indikator kinerja sasaran, dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100%. Rincian
dan uraian penjelasan atas capaian indikator kinerja sasaran ini dijelaskan dalam tabel
dan penjelasan selanjutnya dibawah ini.
Tabel 3.30.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9: Meningkatnya Kegiatan Keagamaan

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014
Frekuensi Pertemuan 100% 100%
1 18 18 18 100% 18
Ulama/Umaro (18 keg) (18 keg)
Rasio jumlah sarana ibadah
2
menurut pemeluknya
1. Islam 100% 100% 1 : 245 1 : 245 1 : 245 100% 1 : 245
2. Kristen 100% 100% 1 : 3491 1 : 3491 1 : 3491 100% 1 : 3491
3.Hindu 100% 100% 1 : 2384 1 : 2384 1 : 2384 100% 1 : 2384
4.Budha 100% 100% 1 : 2518 1 : 2518 1 : 2518 100% 1 : 2518
Jumlah sarana pendidikan 100%
3 keagamaan yang dikelola 100% 100% 8.381 8.381 8.381 8.381
masyarakat
Rata-Rata 100% 100% 100% 100%

Pengukuran kinerja pada indikator kinerja sasaran meningkatnya kegiatan


keagamaan, sampai dengan saat ini masih belum dapat memberikan gambaran tentang
kualitas kehidupan beragama di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Hal ini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-41
Pemerintah Kabupaten Bandung

disebabkan karena urusan keagamaan tidak termasuk jenis kewenangan yang dilimpahkan
pada Pemerintah Daerah, sehingga pencapaian kinerja program-kegiatan keagamaan
belum dapat terukur secara akurat.
Namun demikian kualitas hidup beragama tetap merupakan fokus perhatian
pemerintahan daerah, karena agama merupakan dasar yang sangat fundamental dalam
proses pembangunan karakteristik dan budi pekerti luhur. Sehingga pendekatan-
pendekatan ukuran kualitas kehidupan beragama masyarakat tetap disusun, dan
ditetapkan kedalam 3 (tiga) indikator kinerja, sebagaimana tercantum dalam tabel di atas.
Jumlah pertemuan ulama-umaro masih dibatasi oleh pertemuan yang difasilitasi
pemerintah daerah setiap tahun dengan target yang cenderung tetap, yaitu sebanyak 18
kali pertemuan. Pertemuan ulama umaro yang dilaksanakan pada Tahun 2013,
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan :
1. Peringatan hari-hari besar Agama Islam, yaitu :
a. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW;
b. Peringatan Isra Mi’raj;
c. Peringatan Iedul Fitri;
d. Peringatan Iedul Adha;
e. Peringatan Nuzulul Qur’an;
f. Peringatan Tahun Baru Islam.
2. Pelaksanaan kegiatan Forum Komunikasi Ulama-Umaro sebanyak 11 kali kegiatan.
3. Pelaksanaan kegiatan pertemuan yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
taraweh keliling dilaksanakan sebanyak 7 kali kegiatan di tujuh wilayah Kabupaten
Bandung.
Dalam indikator rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya, juga merupakan
indikator yang cenderung berubah setiap tahun. Perubahan rasio cenderung dipengaruhi
oleh pertumbuhan jumlah penduduk menurut agama, karena sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Bandung.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Sehubungan dengan indicator kinerja pada sasaran ini, masih belum sepenuhnya
merupakan urusan kewenangan pemerintahan daerah, dan hanya menjadi informasi
daerah, maka analisis program dan pendanaannya pun, tidak dilakukan secara mendalam.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-42
Pemerintah Kabupaten Bandung

10. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda

Pengukuran terhadap ketercapaian kinerja sasaran terwujudnya pelestarian


budaya sunda, dilakukan melalui 3 (tiga) indicator kinerja sasaran sebagaimana diuraikan
dalam table dibawah ini.

Tabel 3.31.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Jumlah Nilai-nilai budaya yang
1 10 15 20 25 25 100% 25
dilestariakan
Jumlah keragaman budaya
2 10 15 20 50 50 100% 50
yang dilestarikan
Jumlah benda cagar budaya
3 10 15 20 25 25 100% 25
yang dilestarikan
Rata-Rata 100% 100%

Rata-rata indikator kinerja sudah terealisasi dengan baik dengan sudah tercapainya
target pada tahun 2013, selain itu dari tahun 2011 hingga tahun 2013 pelestarian Budaya
sunda terus mengalami peningkatan.
Jumlah nilai-nilai budaya yang dilestarikan meningkat dari 10% di tahun 2011
menjadi 15% ditahun 2012, dan hal tersebut terus meningkat sehingga realisasi kinerja
ditahun 2013 mencapai 20% dan 25% pada Tahun 2014 sesuai dengan target capaian yang
diberikan. Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan juga mengalami peningkatan
serupa dengan kedua indikator kinerja sebelumnya, yaitu 10% di tahun 2011, meningkat
menjadi 15% di tahun 2012 dan 20% realisasi pada tahun 2013 serta terealisasi 25% pada
tahun 2014. Keragaman budaya pada tahun 2014 mencapai 50% sesuai dengan target
yang ditetapkan.
Pemerintah Kabupaten Bandung optimis bahwa dapat memenuhi target dan
capaian di tahun 2014 dan 2015 yang sebesar 24%, meskipun belum dapat mengakomodir
100% namun pemerintah Kabupaten Bandung yakin bahwa peningkatan yang perlahan
tapi pasti ini dapat terus meningkat.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Tercapainya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-43
Pemerintah Kabupaten Bandung

N Anggaran
Indikator KInerja
o Target Realisasi %

1 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 43.526.194.000 38.377.167.362 88,17%


2 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 2.915.600.000 2.715.744.000 93,14%
3 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 9.893.917.400 9.823.402.490 99,28%
Rata-Rata 56,335,711,400 50,916,313,852 93.53%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
106,91%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan efisien.

11. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

Pengukuran kinerja sasaran meningkatnya minat baca masyarakat, diukur melalui 2


(dua) indiakator kinerja sasaran. Adapun rincian target dan realisasi capaian kinerja
masing-masing indikator kinerja tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut di bawah
ini.

Tabel 3.32.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Jumlah pemustaka (pengunjung,
pengguna, anggota, non anggota) 104.68
1 25.761 37.434 294.800 280.125 95,02% 280.125 459.800
yang terlayani oleh perpustakaan 3
di Kabupaten Bandung
2 Jumlah koleksi buku perpustakaan 327 6.185 7.196 21.535 22.066 102,47% 22.066 23.535
Rata-Rata 142% 98,74%

Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah pemustaka (pengunjung, pengguna, Jumlah pengunjung perpustakaan pada perpustakaan binaan Pemerintah
anggota, non anggota) yang terlayani oleh Kabupaten Bandung
perpustakaan di Kabupaten Bandung
Jumlah koleksi buku pada seluruh perpustakaan yang ada pada perpustakaan
Jumlah koleksi buku perpustakaan
binaan Pemerintah Kabupaten Bandung

Jumlah kunjungan pemustaka pada tahun 2014 tidak tercapai sesuai dengan target
yang direncanakan, dari rencana target peningkatan jumlah kunjungan pemustaka
sebanyak 294.800 orang, tercatat sebanyak 280.125 orang pemustaka yang mengunjungi
fasilitas perpustakaan atau tercapai sebanyak 95,02%, namun demikian berdasarkan data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-44
Pemerintah Kabupaten Bandung

jumlah kunjungan pemustaka dari tahun 2011, 2012, dan 2013 terlihat adanya
peningkatan angka kunjungan yang signifikan dari angka awal pada tahun 2011. Bila
dibandingkan dengan jumlah perpustakaan yang ada di Kabupaten Bandung sebanyak 126
perpustakaan, maka diperoleh angka kunjungan rata-rata sebesar 2.223 orang pada setiap
perpustakaan dalam satu tahun.
Indikator lainnya untuk mengukur kinerja meningkatnya minat baca masyarakat,
yang digunakan adalah jumlah koleksi buku perpustakaan. Dari target pertambahan
jumlah koleksi buku perpustakaan sebanyak 21.535 buku terealisasi sebanyak 22.066
buku, atau terealisasi sebesar 102,47.

3. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 3 : Meningkatkan Pembangunan Desa


Menuju Desa Yang Mandiri

Pengukuran kinerja sasaran meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang


mandiri diukur melalui 2 sasaran dengan 10 indikator kinerja sasaran. Tujuan dari
peningkatan pembangunan desa menuju desa yang mandiri ini adalah
a. Terwujudnya pengelolaan administrasi dan keuangan
b. Terwujudnya tingkat pengetahuan dan kemampuan aparatur pemerintah desa
c. Memantapkan penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat
d. Memantapkan pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya masyarakat
e. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat berbasis pedesaan dengan prioritas produk
unggulan
f. Tersedianya pos pelayanan teknologi tepat guna
g. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola SDA dan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan bagi lingkungan.
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Peningkatan Infrastruktur di pedesaan

Upaya pencapaian kinerja peningkatan infrastruktur pedesaan dikoordinasikan


oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), dengan target
dan realisasi dari sasaran ini dinilai melalui 6 Indikator kinerja. Untuk memenuhi target-
target dari setiap indikator kinerja didukung oleh program-program guna meningkatkan
infrastruktur di pedesaan. Pengukuran tingkat capaian kinerjaBadan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bandung Tahun 2014 dilakukan dengan
cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-45
Pemerintah Kabupaten Bandung

sasaran. Untuk realisasi kinerja di tahun 2014 secara keseluruhan dapat dilihat dalam
tabel indikator kinerja berikut ini :
Tabel 3.33.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Infrastruktur Desa

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th Realisa % RPJMD Nasion
o Target s.d. Th
2011 2012 2013 si capaian 2015 al
2014
Persentase layanan air bersih di
1 11 12 70 20 20 100% 20 27
pedesaan
Presentase rumah layak huni di
2 85,52 85,52 85,65 85,77 85,77 100% 85,77 85
pedesaan
Presentase rumah tangga yang
3 50 60 70 70 70 100% 70 70
mengakses MCK

4 Presentase jalan desa kondisi baik 50 60 70 72 72 100% 72 75

Persentase desa yang mengangkut


5 45 55 65 65 60 92,31% 60 65
sampah dari sumber ke TPS
Rata-Rata 99,98% 98%

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Persentase perbandingan rumah yang memiliki akses layanan air bersih


Persentase layanan air bersih di pedesaan
dibandingkan jumlah total rumah pada setiap desa

Persentase dari perbandingan jumlah rumah layak huni dibandingkan dengan


Presentase rumah layak huni di pedesaan
jumlah total bangunan rumah pada setiap desa

Presentase rumah tangga yang mengakses Persentase dari perbandingan jumlah rumah yang memiliki akses MCK
MCK dibandingkan dengan jumlah total bangunan rumah pada setiap desa

Persentase dari perbandingan jumlah total jalan desa kondisi baik


Presentase jalan desa kondisi baik
dibandingkan dengan jumlah total jalan desa di Kabupaten Bandung

Persentase desa yang mengangkut sampah dari Persentase dari perbandingan jumlah desa yang memiliki akses ke TPS
sumber ke TPS dibandingkan dengan jumlah desa di Kabupaten Bandung

Persentase dari perbnadingan jumlah kegiatan pembangunan dengan


Jumlah Kegiatan pembangunan desa yang
partisipasi masyarakat dibandingkan dengan jumlah kegiatan pembangunan
melibatkan peran serta masyarakat
yang dilaksanakan di desa

Analisis pencapaian kinerja sasaran merupakan tingkat pencapaian terget dari


masing-masing indikator yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja.
Pengukuran pencapaian tingkat sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja
kegiatan. Dari hasil perhitungan tabel diatas, diperoleh hasil pengukuran kinerja senilai
87,48 % hal ini berarti tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bandung Tahun 2013 dinilai baik. Berikut
adalah target rinci yang dicapai pada tahun 2013.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-46
Pemerintah Kabupaten Bandung

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

Peningkatan keberdayaan masyarakat


1 6,504,413,058 6,031,669,125 92,73%
pedesaan

Rata-Rata 92,73%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
105,68%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Perkembangan Kemandirian Desa

Sepanjang tahun 2014 ini, beberapa keberhasilan maupun ketidakberhasilan telah


dicapai oleh BPMPD Kabupaten Bandung. Beberapa keberhasilan yang dapat dicatat
antara lain adalah semakin meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan melalui
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan desa, peningkatan kualitas sumber daya
aparatur pemerintahan desa, peningkatan penguatan kelembagaan partisipasi
masyarakat, peningkatan pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya masyarakat,
pengembangan adat istiadat/ sosial budaya masyarakat, terbentuknya komitmen dan
kepedulian masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial budaya, mengembangnya
penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dan meningkatnya pengembangan
masyarakat dan kader pemberdayaan dalam pengelolaan SDA dan TTG. Namun demikian,
beberapa kinerja peningkatan perkembangan kemandirian desa yang dikoordinasikan oleh
BPMPD Kabupaten Bandung masih memerlukan penataan ulang pada ketersediaan data
pendukung yang lebih akurat sehingga dapat lebih mendeskripsikan kondisi desa-desa di
wilayah Kabupaten Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-47
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.34.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Perkembangan Kemandirian Desa

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014

1 Jumlah Desa Swasembada - - - 1 4 400 4 2

2 Jumlah Desa Swakarya 0 7 70 10 18 180 18 12


Skor PPH berdasarkan konsumsi 84,3 84,3 100 84,3
3 73,9 79,1 84,3
pangan utama
skor PPH berdasarkan ketersediaan
4 86,7 96,8 98,6 86,63 87,86 86,63
pangan
Rata-Rata Kinerja Capaian 95,95

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah Desa Swasembada


Jumlah Desa Swakarya
Skor PPH berdasarkan konsumsi pangan utama
skor PPH berdasarkan ketersediaan pangan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam usaha meningkatkan keberdayaan


masyarakat perdesaan, mengembangkan lembaga ekonomi desa, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam membangun desa dan meningkatkan kapasitas aparatur
pemerintahan desa antara lain sebagai berikut :
a. Masih terbatasnya SDM yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa baik jumlah personil maupun spesifikasi keahlian yang diperlukan
dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa.
a. Kurangnya sarana dan prasarana pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa serta sarana penunjang lainnya seperti Komputer, Notebook,
Lemari Arsip/Data untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan tertib administrasi.
b. Kualitas SDM aparat Pemerintahan Desa masih rendah.
Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja BPMPD Kabupaten Bandung pada tahun
mendatang, beberapa langkah strategis yang rencananya akan dilakukan antara lain :
a. Melakukan kordinasi dan pengajuan penambahan personil ke BKPP untuk penempatan
pegawai di BPMPD
b. Menyusun rencana kebutuhan barang dan mengajukan sarana dan prasarana pada
rencana kegiatan anggaran tahun 2014.
c. Melakukan upaya peningkatan kualitas SDM aparat Pemerintahan Desa melalui
pelatihan dan peningkatan keterampilan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-48
Pemerintah Kabupaten Bandung

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Indikator Kinerja Program
o Target Realisasi %
1 Jumlah Desa Swasembada 1. Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintahan
Desa 975.022.000 782.235.650 80,23
2 Jumlah Desa Swakarya 2. Pengembangan Lembaga
Ekonomi Pedesaan
Skor PPH berdasarkan konsumsi
3
pangan utama Program peningkatan
5.086.163.005 4.896.669.500 96,27
skor PPH berdasarkan ketahanan pangan
4
ketersediaan pangan pertanian/perkebunan
Rata-Rata 88,25

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
108,73%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

4. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 4 : Mewujudkan Keamanan dan


Ketertiban Masyarakat

Pengukuran kinerja tujuan mewujudkan keamanan dan ketertiban


masyarakatdiukur melalui 3 sasaran dengan 6 indikator kinerja sasaran. Hasil pengukuran
capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam tujuan ini diuraikan dalam
tabel-tabel berikut.

4.1. Sasaran 1: Meningkatnya Kuantitas, Dan Kualitas Aparat Penegak Perda

Upaya meningkatkan kualitas kemananan dan ketertiban di Kabupaten Bandung,


diupayakan dengan optimalisasi pencapaian kinerja pada fokus sasaran meningkatkan
kuantitas dan kualitas aparat penega perda. Sasaran ini secara teknis menjadi
tanggungjawab Satuan Polisi Pamong Praja, dengan pengukuran keberhasilannya
dilakukan melalui 3 (tiga) buah indikator kinerja sasaran, sebagaimana diuraikan lebih
lanjut dibawah ini :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-49
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.35.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kuantitas, Dan Kualitas Aparat
Penegak Perda

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014
Cakupan Patroli Petugas Satpol
1. 1 (15%) 1 (15%) 1 (15%) 7 4 57.14% 4 7 --
PP (kali/minggu)
2 Jumlah Anggota Linmas (Aktif) 5.200 5.560 5.600 5.560 5.600 101% 5.600 --
3. Cakupan Penegakan Perda 43% 53% 60% 65% 65% 100% 65% 70% --
Rata-Rata 86,14%
Sumber : Laporan Tahunan Satpol PP Th 2015

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Perbandingan antara jumlah patrol Satpol PP dalam satu minggu dibanding
(kali/minggu) jumlah kegiatan patrol yang dibutuhkan
Jumlah Anggota Linmas (Aktif) Jumlah anggota linmas yang aktif
Persentase penegakan perda yang dilaksankan disbanding dengan laporan
Cakupan Penegakan Perda
yang diterima

Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja pada sasaran ini, sebagaimana table di
atas, memperlihatkan capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas aparat
penegak perda pada Tahun 2014 tercapai sebesar 86,14%. Keberhasilan angka persentase capaian
tersebut, dikontribusikan oleh meningkatnya jumlah anggota linmas yang aktif sebanyak 5.600
orang. Selain itu, keberhasilan lainnya pada indikator kinerja sasaran penegakan Perda, yang
berhasil mencapai 65%, yang mengandung pengertian bahwa Satpol PP telah berhasil menangani
65% dari jumlah kasus pelanggaran ketertiban di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung,
berhasil dapat ditangani dan diselesaikan.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Indikator KInerja Program / Kegiatan
o Target Realisasi %
Penyiapan tenaga pengendali keamanan
dan kenyamanan lingkungan
Cakupan Patroli Petugas
1 Peningkatan kerjasama dengan aparat 11,459,530,376 11,459,530,376 100%
Satpol PP (kali/Minggu)
keamanan dalam teknik pencegahan
kejahatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-50
Pemerintah Kabupaten Bandung

Pelatihan pengendalian keamanan dan


kenyamanan lingkungan
Jumlah Anggota Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka 99,97
2 2,092,400.000 2,092,800,000
Linmas(Aktif) pelaksanaan siskamswakarsa %
Peningkatan kerjasama kemanan dan
ketertiban
Pengendalian keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Pengendalian kebisingan dan gangguan dari
3 Cakupan Penegakan Perda 499,026,085 499,026,085 100%
kegiatan masyarakat
Penyluhan dan pencegahan peredaran
narkoba dan miras
Rata-Rata 11,960,648,861 14,051,356,461 100%

Hasil analisis efisiensi atas proses pencapaian kinerja sasaran, yang dilakukan
dengan membandingkan antara persentase realisasi kinerja sebesar 86,14% dengan
persentase realisasi anggaran sebesar 100%, maka diperoleh nilai efisiensi atas capaian
kinerja pada sasaran ini dengan nilai sebesar 86,14%. Dengan besaran hasil pengukuran
tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

4.2. Sasaran 2: Meningkatnya Kesadaran Wawasan Kebangsaan Bagi Masyarakat

Pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan


bagi masyarakat dilakukan melalui 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun rincian target
dan realisasi kinerja hasil pengukuran kedua idikator kinerja sasaran tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut di bawah ini.
Tabel 3.36.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kesadaran Wawasan Kebangsaan Bagi
Masyarakat

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Target Realisasi s.d. Th
2013 capaian 2015 al
2014
Rasio peningkatan jumlah
masyarakat yang mengikuti 25,8
1 8.20% 16.11% 96% 1.215 75,46% 1.215
sosialisasi tentang wawasan (1.610)
kebangsaan
Rasio peningkatan jumlah
26,47
2 masyarakat yang mengikuti 2.90% 14.70% 77,77% 1.200 133% 1.200
(900)
pendidikan politik
Rata-Rata Kinerja Capaian 86,89% 102,82%

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-51
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
mengikuti sosialisasi tentang wawasan kebangsaan sosialisasi

Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
mengikuti pendidikan politik sosialisasi

Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini sosialisasi

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

1 Pengembangan Wawasan Kebangsaan 765.467.000 681.397.000 89,02


2 Pendidikan Politik Masyarakat 1.149.915.000 1.137.567.450 98,93
Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan
3 3.220.141.476 2.680.118.100 83,23
Tindak Kriminal
Rata-Rata 90,39
Sumber : LAKIP Satpol PP dan Kantor Kesbangpol Th 2014

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 90,39% dengan realisasi kinerja sebesar 102,82%, maka
diperoleh nilai persentase sebesar 113,75%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

4.3. Sasaran 3: Meningkatnya Kewaspadaan Dini/Deteksi Dini Di Masyarakat

Meningkatnya kualitas kewaspadaan dini/deteksi dini di masyarkat, diukur melalui


1 (satu) indikator kinerja yaitu rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi
kewaspadaan dini/deteksi dini. Uraian dan penjelasan sebagaimana diuraikan dalam table
dibawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-52
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.37.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kewaspadaan Dini/Deteksi Dini
Masyarakat

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja RPJMD
o Th Th Th % s.d. Th Nasional
Target Realisasi 2015
2011 2012 2013 capaian 2014

Rasio peningkatan masyarakat 25


1 yang mengikuti sosialisasi 2.50% 20% 91 17.110 100 17.110
(17.110)
kewaspadaan dini/deteksi dini
Rata-Rata Kinerja Capaian 91% 100%

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti Persentase jumlah masayarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan dini
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini disbanding dengan jumlah peserta target masyarakat.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bandung No. 300/Kep.221-Kesbangpol/2013


tentang pembentukan komunitas intelijen Daerah Kabupaten Bandung yang merupakan
implementasi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2011 Tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 11 Tahun 2006 tentang Komunitas
Intelejen Daerah.
Mengacu pada ketentuan di ata, bahwa dalam rangka menjaga keamanan dan
ketertiban di Wilayah Kabupaten Bandung perlu adanya sinergitas dan kerjasama dengan
keamanan vertical (TNI, POLRI, dan Badan Intelijen Negara) yaitu melalui kegiatan:
1. Program pemeliharaan kamtrantibmas dan pencegahan tindak criminal berupa
kegiatan peningkatan erjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan
kejahatan, pemberdayaan forum kewaspadaan dini masyarakat yang tersebar di 31
kecamatan.
2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi deteksi dini bagi aparat kecamatan, aparat
desa/kelurahan, anggota forum kewaspadaan dini masyarakat dan instansi terkait
lainnya dengan narasumber dari Unsur Kominda.
3. Melakukan penggalangan denganberbagai unsur baik aparat keamanan maupun unsur
masyarakat dalam rangka menjaga dan memelihara kondusifitas di wilayah kabupaten
Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-53
Pemerintah Kabupaten Bandung

Sesuai dengan keputusan bupati bandung No. 300/kep.417-


kesbangpolinmas/2011, tanggal 22 Desember 2011 dititikberatkan pada pemberdayaan
bahwa tugas forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM) adalah sebagai berikut.
1. Menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan
informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman, keamanan, gejala atau
peristiwa bencana alam dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan secara
dini.
2. Memberikan saran dan pertimbangan sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati
Bandung mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan
1 3.220.141.476 2.680.118.100 83,23
Tindak Kriminal
Rata-Rata 83,23

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
120,15%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan sangat efisien.

5. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 5 : Terwujudnya Keserasian


Pembangunan Infrastruktur Dan Tata Ruang Wilayah

Pengukuran kinerja tujuan terwujudnya keserasian pembangunan infrastruktur dan


tata ruang wilayah diukur melalui 4 sasaran dengan 20 indikator kinerja sasaran. Hasil
pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam tujuan ini diuraikan
dalam tabel-tabel berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-54
Pemerintah Kabupaten Bandung

1.1. Sasaran 1: Meningkatnya Pemenuhan Insfrastruktur Dasar Wilayah

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Tingkat pemenuhan infrastruktur dasar wilayah diukur melalui ketersediaan


infrastruktur dasar wilayah untuk mendukung berbagai kebutuhan umum pemerintahan
dan masyarakat, diantaranya ketersediaan sarana jalan, jembatan, saluran irigasi dan
drainase, yang menjadi dasar pelaksanaan proses pembangunan daerah. Pengukuran
capaian kinerja sasaran ini menggunakan 7 (tujuh) indikator dengan hasil pengukuran
capaian kinerja seluruh indikator kinerja sebagaimana diuraikan dalam table berikut di
bawah ini.
Tabel 3.38.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pemenuhan Insfrastruktur Dasar Wilayah

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi Targe


Target
N Kinerja t
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasio
capaian 2015
2014 nal
Persentase penambahan
1 56 Lokasi 109 Lokasi 152 Lokasi 2,44 km -- -- -- 60%
panjang jalan kabupaten
Prosentase jalan yang menjamin
kendaraan dapat berjalan 160,364 160,364
2 17,83 km 29,13 km 77,79 km 100% 160,36% 78,56%
dengan selamat dan nyaman km km
dari banjir
Prosentase jalan yang menjamin
kendaraan dapat berjalan
3 1,4 km 3,72 km 2,27 km 11,27 km 11,27 km 100% 64,20%
dengan selamat dan nyaman
dari longsor

798.72 km 850.74
Presentase kondisi jalan 642.37 km 694,74 km 746,73 km 932.16 km 932.16 km
4 116,71% km
Kabupaten sedang dan baik (55.57%) (60,14%) (64,64%) (83.50%) (80.69%) (80.69%)
(73.64%)
Presentase kondisi jembatan 323 bh 468 bh 511 bh 641 bh 641 bh 641 bh
5 100% 858 bh
baik (37,65%) (54,55%) (59,56%) (74,71%) (74,71%) (74,71%)
Presentase ketersediaan air
irigasi untuk pertanian rakyat 66,67 %
6 60,00 63,33 70% 70% 100% 70% 73,33% 70%
pada sistem irigasi kewenangan
kabupaten yang sudah ada
Presentase penanganan
7 drainase skala kawasan dan 0,12 0,61 1.42 % 2,18% 5,075% 232,8% 5,01% 9,36% 40%
skala kota
Rata-Rata 75,20% 107,07%
Sumber data : LAKIP Dinas Bina Marga Th 2014 dan LAKIP SDAPE Th 2014

Berdasarkan data perhitungan table diatas, diketahui bahwa pada capaian realisasi
indikator kinerja pada tahun 2014 dari 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran 6 (enam)
indikator kinerja sasaran berhasil memenuhi atau melebihi target kinerja sasaran yang
ditetapkan danhanya 1 (satu) indikator kinerja yang tidak mencapai target. Dibandingkan
dengan target RPJMD Tahun 2015, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang sudah
memenuhi target yang di tetapkan, yaitu pada indikator kinerja persentase jalan yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-55
Pemerintah Kabupaten Bandung

menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman dari banjir dan
persentase kondisi jalan Kabupaten yang sedang dan baik. Cara penghitungan dari masing-
masing indikator kinerja dalam table di atas adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah penambahan panjang jalan yang terealisasi disbanding dengan


Persentase penambahan panjang jalan kabupaten
target penambahan panjang jalan tahun berkenaan
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat Persentase dari perbandingan jumlah panjang jalan yang bebas banjir
berjalan dengan selamat dan nyaman dari banjir dibandingkan dengan jumlah panjang jalan total
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat Persentase dari perbandingan jumlah panjang jalan yang bebas dari
berjalan dengan selamat dan nyaman dari longsor bahaya longsor dibandingkan dengan jumlah panjang jalan total
Persentase dari perbandingan jumlah jalan dalam kondisi sedang dan
Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik baik dibandingkan dengan jumlah panjang total jalan di Kabupaten
Bandung.
Persentase dari perbandingan Jumlah jembatan dalam kondisi baik
Presentase kondisi jembatan baik
dengan jumlah total jembatan yang dimiliki Kabupaten Bandung.
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian Persentase dari perbandingan antara ketersediaan rata-rata air irigasi
rakyat pada sistem irigasi kewenangan kabupaten pada setiap musim tanam dengan kebutuhan air irigasi berdasarkan
yang sudah ada rencana tanam
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan Persentase dari perbandingan panjang drainase yang ditangani dengan
skala kota panjang drainase yang dibutuhkan

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

1 Pembangunan Jalan 38.402.172.050 8.696.998.747 22,65


2 Pembangunan Drainase dan Gorong-gorong 60.839.810.000 60.422.823.500 99,31
3 Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 29.465.035.000 29.040.063.000 98,56
4 Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan 326.621.250.441 314.845.542.175 96,39
5 Rehabilitasi Pemeliharaan Jembatan 30.167.815.000 29.419.744.700 97,52
Ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem
6 irigasi kewenangan kabupaten yang sudah ada
22.893.685.403 21.104.704.428 92,19

7 Penanganan drainase skala kawasan dan skala kota 32.345.493.804 24.962.926.348 77,18
Rata-Rata 83,4%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 83,4% dengan realisasi kinerja 107,7%, maka diperoleh nilai
persentase sebesar 128,38%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain
kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-56
Pemerintah Kabupaten Bandung

5.2. Sasaran 2: Terwujudnya Kawasan Perumahan Yang Sehat Dan Layak Huni

Pengukuran capaian kinerja sasaran ini, dilakukan melalui 5 indikator kinerja


sasaran, dengan capaian kinerja rata-rata sebesar 87,6%. Adapun rincian hasil pengukuran
kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari setiap indikator kinerja dapat dilihat dalam tabel
dan penjelasan selanjutnya di bawah ini.
Tabel 3.39.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terwujudnya Kawasan Perumahan Yang Sehat Dan Layak Huni

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
rasio elektrifitas rumah tangga 8,93% 14,15%
1 21,20 % 27,84% 32,79% 117,78% 32,79% 37,84%
miskin
cakupan ketersediaan rumah layak
2 85,74 % 85,52 % 91,76% 85,77% 91,95% 107,05% 91,95% 85,89%
huni
persentase luas permukiman yang
3 87,22% 87,22% 90,99% 89,22% 91,34% 102,38% 91,34% 90,22%
tertata
Akses aman terhadap air bersih di
4 11% 12% 22,39% 20% 12,58% 62,60% 12,86% 27%
kawasan perdesaan
5 Akses aman terhadap sanitasi 52% 54% 52,63% 58% 53,29% 91,88% 53,29% 60%
Rata-Rata 87,6% 96,34%
Sumber Data : LAKIP Dispertasih 2014 dan LAKIP SDAPE 2014

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah rumah tangga miskin yang berlistrik dibandingkan dengan jumlah


rasio elektrifitas rumah tangga miskin
total rumah tangga miskin (terdata 20.000 RTM)
Persentase dari perbandingan jumlah rumah layak huni dibandingkan dengan
cakupan ketersediaan rumah layak huni
jumah total bangunan rumah di Kabupaten Bandung
Persentase dari perbandingan luas permukiman yang tertata dibandingkan
persentase luas permukiman yang tertata
dengan jumlah luas permukiman terdata
Akses aman terhadap air bersih di kawasan Persentase kawasan perdesaan yang memiliki akses aman terhadap air bersih
perdesaan
Persentase wilayah pedesaan/kelurahan yang memiliki akses terhadap
Akses aman terhadap sanitasi
sanitasi

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %

1 Rasio elektrifitas rumah tangga miskin 3.948.772.915 3.678.602.000 93,16%


2 Program pengembangan perumahan 22.538.278.000 20.801.170.150 92,29%
3 Program lingkungan sehat perumahan 15.202.362.078 14.811.163.700 97,43%
4 Program lingkungan sehat perumahan 4.760.072.500 4.483.579.500 94,19%
Rata-Rata 94,27%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-57
Pemerintah Kabupaten Bandung

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 94,27% dengan realisasi kinerja sebesar 96,34%, maka
diperoleh nilai persentase sebesar 102,20%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

5.2.1. Rasio elektrifikasi rumah tangga miskin

Indikator Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan


Meningkatkan jangkauan pelayanan energi listrik. Capaian kinerja outcome sasaran ini
tercapai sebesar 8,93 % pada tahun 2011; 14,15 % pada tahun 2012 (meningkat sebesar
5,22 %) dan mencapai 21,20 % pada tahun 2013 (meningkat sebesar 12,27 %). Sedangkan
pada Tahun 2014 tercapai sebesar 32,79%. Dari target kinerja sebesar 27,84% maka
realisasi capaian kinerja indicator ini pada tahun 2014 adalah sebesar 117,78%.
Program dan kegiatan Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi yang
mendukung terhadap capain kinerja dimaksud selama tahun 2014 dengan capaian kinerja
output 100 % adalah adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pemasangan sambungan listrik bagi 1.390 KK masyarakat pra-KS dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan, adapun lokasinya tersebar di :
 Desa Panundaan, Desa Indragiri, DesaKaramatmulya, DesaSadu, DesaSekarwangi,
DesaSukajadi, dan Desa Pamekaran ( berada di 3 Kecamatan yaitu : Kec.Ciwidey,
Kec.Rancabali dan Kec. Soreang).
 Desa Sukamulya, DesaKatapang, DesaSukamukti, DesaBandasari, Desa Jatisari dan
Desa Pananjung (berada di 3 Kecamatan yaitu : Kec. Kutawaringin, Kec. Katapang
dan Kec. Cangkuang).
 Desa Banjaran wetan, Desa Ciapus, Desa Mekarjaya, Desa Tarajusari, Desa
Batukarut dan Desa Mangunjaya ( berada di 2 Kecamatan yaitu : Kec.Banjaran
dan Kec. Arjasari)
 Desa Andir, Desa Rancamanyar, Desa Campakamulya, Desa Malasari, Desa
Pulosari, Desa Sukamaju, Desa Sukamanah, Desa Babakan dan Desa Cikoneng
(berada di 4 kecamatan yaitu : Kec. Baleendah, Kec. Cimaung, Kec. Pangalengan
dan Kec. Ciparay).
 Desa Sukamukti, Desa Neglasari, Desa Cipeujeuh, Desa Citaman, Desa
Rancaekek, Desa Sukamanah, Desa Cibenying dan Desa Jatiendah (berada di 6
Kecamatan Yaitu : Kec. Majalaya, Kec.Pacet, Kec. Nagreg, Kec.Rancaekek, Kec.
Cimenyan dan Kec. Cilengkrang
2. Melaksanakan penyusunan studi Feaseable Study (FS)dan Detailed Engineering Design
(DED)mikrohidro di Sub. Das Ciwidey yang dianggap memiliki potensi PLTMH sehingga
dengan adanya studi tersebut dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
pemanfaatan sumber energi alternatif.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-58
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Melaksanakan evaluasi data produksi seluruh potensi dan pengelolaan panas bumi
oleh 5 pengembang panas bumi yang berlokasi di Kabupaten Bandung, antara lain :
Pertamina Geothermal Energi, Wayang Windu Geothermal Energi, Chevron
Geothermal Indonesia, Geo Dipa Energi dan Yalateknosa. Yang bertujuan untuk
akurasi data parameter penentu Dana Bagi Hasil (DBH) panas bumi, rekonsiliasi DBH
panas bumi bagi aparat Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten
Bandung.
4. Melaksanakan fasilitasi kemandirian energi di Desa Mandiri Energi (DME) berupa
pemberian bantuan 3 unit biodigester kapasitas 12 m3 di kampung CiaulDesa
Cisondari kecamatan Pasirjambu dan Kampung Sukamenak / Cibeureum Desa
Pangalengan Kec. Pangalengan bertujuan agar dapat meningkatkan taraf kehidupan
dan memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya kemampuan serta
kemandirian secara sosial dan ekonomi dengan adanya kemandirian dalam
pemanfaatan energi alternatif.
Adapun kendala yang dihadapi dalam hal pencapaian sasaran diantaranya :
 Adanya keterbatasan jumlah alat ukur listrik (kWh) di PLN, dan pemesanannya
membutuhkan waktu cukup lama sehingga proses “penyalaan” listrik mengalami
keterlambatan,
 Terbatasnya fasilitas mobilitas untuk kegiatan listrik pedesaan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas,
diantaranya melalui kegiatan-kegiatan :
 Meningkatkan koordinasi dengan pihak PLN terutama dalam pengadaan alat ukur
listrik (kWh),
 Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan listrik
pedesaan,
 Pengembangan mikro hidro ditawarkan kepada investor untuk dijual kepada PLN.
 Pengembangan energi biogas ditawarkan kepada investor sebagai pembangkit tenaga
listrik untuk dijual kepada PLN.

5.4.2. Cakupan ketersediaan rumah layak huni

Berdasarkan Peraturan Bupati No. 14 tahun 2010 tentang RP4D (Rencana


Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah), jumlah rumah di
Kabupaten Bandung sebanyak 706.651 unit terdiri dari 635.910 unit Rumah Layak Huni
dan sisanya sebanyak 70.741 merupakan unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Pemerintah
Kabupaten Bandung, menetapakan target jumlah perbaikan RTLH sampai dengan tahun
2015 sebagimana dituangkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010-
2015 adalah sebanyak 14.288, atau sebesar 20,20% dari jumlah RTLH di Kabupaten
Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-59
Pemerintah Kabupaten Bandung

Upaya Pemerintah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat melalui peningkatan cakupan ketersediaan rumah yang layak huni bagi
masyarakat, diantaranya dilaksanakan melalui kegiatan perbaikan rumah tidak layak
huni. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas kepemilikan rumah yang sehat
dan dapat mendukung aktivitas bagi seluruh anggota keluarga secara layak. Beberapa
program yang dilaksanakan dalam percepatan pemenuhan kebutuhan rumah yang layak
bagi masyarakat selain melalui Program Pengembangan Perumahan dari APBD Kabupaten
Bandung, juga terdapat beberapa program lain, diantaranya adalah melalui Program
PNPM, Program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya), Program dari Kementerian
Perumahan Rakyat, Program dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Program
Pengembangan Perumahan dari APBD Kabupaten Bandung serta Program CSR.
Pada Tahun 2014, jumlah perbaikan RTLH yang direncanakan adalah sebanyak 1.145
unit, dengan realisasi sebanyak 2.454 unit, atau terealisasi sebesar 214,32%. Jumlah
realisasi yang jauh lebih banyak dari target yang ditetapkan dikarenakan adanya dana
bantuan APBN yang memperbaiki 909 unit dan ditambah perbaikan RTLH bersumber dana
APBN melalui program PNPM sebanyak 400 unit. Sehinga total capaian perbaikan RTLH
sampai dengan Tahun 2014, telah mencapai 13.842 unit, atau 96,88% dari target RPJMD
dan 24,33% dari target perbaikan RTLH keseluruhan.
Apabila dibandingkan capaian kinerja perbaikan RTLH pada setiap tahuunnya
diperoleh gambaran bahwa kecenderungan pencapaian target kinerja pada indicator ini
meningkat secara stabil, dengan capaian pada Tahun 2013 sebesar 79,70%, dan pada
Tahun 2014 sebesar 96,88%, sehingga menyisakan target sebesar 3,12% RTLH, atau
sebanyak 446 unit RTLH yang masih harus diperbaiki, untuk memenuhi target RPJMD
Kabupaten Bandung Tahun 2015.
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dari perbaikan pada sektor
perumahan dan lingkungan perumahan selain didorong dari pelaksanaan program
perbaikan rumah tidak layak huni, juga dilaksanakan melalui Program Perbaikan
Lingkungan. Program tersebut mencakup perbaikan lingkungan permukiman ± 10 Ha
dengan dilakukan perbaikan jalan setapak dan saluran air hujan mikro.
Upaya peningkatan kepemilikan perumahan yang layak bagi masyarakat juga
dilaksanakan melalui pembangunan rumah susun. Pada Tahun 2013dengan sumber dana
APBN dari Kementerian Pekerjaan Umum membangun rusunawa sebanyak 3 twin blok di
Desa Jatisari Kec. Kutawaringin (Proses pekerjaan masih berlanjut), Tahun 2011
Kemenpera membangun rusunawa sebanyak 1 twin blok di Desa Cangkuang Kec.
Rancaekek, Tahun 2010 Kementerian Pekerjaan Umum membangun rusunawa sebanyak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-60
Pemerintah Kabupaten Bandung

3 twin blok di Desa Baleendah Kec. Baleendah, dan Tahun 2009 Kemenpera membangun
rusunawa sebanyak 1 twin blok di Desa Baleendah Kec. Baleendah.

5.4.3. Persentase luas permukiman yang tertata

Kriteria pemukiman tertata di Kabupaten Bandung, ditentukan oleh 3 (tiga)


ketersediaan fasilitas permukiman, yaitu; dimilikinya Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST), Penerangan Jalan Umum (PJU), dan tersedianya Air Bersih. Pada tahun
2014 Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Program Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat membangun berbagai kegiatan antara lain Pembangunan Kawasan Pedesaan,
Penataan dan Pemeliharaan Rusunawa. Luas area permukiman yang tertata tahun 2014
seluas 13.058,50 Ha dengan total luas areal permukiman seluas 14.297,30 Ha, tahun 2013
seluas 13.008,50 Ha, tahun 2012 seluas 12.508,50 Ha, tahun 2011 seluas 12.469,50 Ha.

Indikator ini didukung oleh Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Pengembangan


Perumahan, Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang
mampu, Pembangunan Rumah Sederhana Sehat dan Pembangunan Rumah Sederhana
Sehat (PNPM). Prosentase luas permukiman tertata tahun 2014 sebesar 91,34 % naik dari
tahun 2013 sebesar 90,99 %. Kenaikan ini disebabkan karena adanya Pembangunan PSU
Perumahan Swadaya

5.4.4. Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan

Pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung dilakukan oleh PDAM, Dinas Perumahan,
Penataan Ruang dan Kebersihan serta swadaya masyarakat. PDAM melayani penyediaan
air bersih perkotaan sedangkan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
melayani pembangunan sistem penyediaan air bersih perdesaan. Untuk melayani
penyediaan air bersih perdesaan tersebut, sumber air baku yang digunakan berasal dari
air permukaan, mata air dan sumur dalam, sistem pengaliran yang digunakan adalah
secara gravitasi maupun bertekanan.
Bentuk penyediaan air bersih perdesaan selain melalui pemasangan pipa secara
gravitasi juga dilakukan melalui : pembangunan sumur dalam, sumur dangkal serta
pembangunan terminal air. Pengelolaan dan pemeliharaan air bersih perdesaan
selanjutnya diserahkan pada desa masing-masing yang dikoordinir oleh Bumdes atau
BPABD.
Pelayanan penyediaan air bersih oleh PDAM dan Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan belum menjangkau seluruh kota/desa/kelurahan/kecamatan di Kab.
Bandung. Oleh karenanya pemerintah mengharapkan agar penyediaan air bersih ini
menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-61
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.40.
Proyeksi Peningkatan Pelayanan Air Bersih Tahun 2011 – 2015

Perkotaan Perdesaan
Tahun
% Pddk % Layanan % Pddk % Layanan
2010 8,28 16,59 9,96 13,38
2011 8,90 18,70 10,40 15,98
2012 9,56 20,09 11,14 18,08
2013 12,64 26,58 11,88 20,18
2014 16,16 34,00 12,62 22,28
2015 19,41 40,85 13,36 24,38
Sumber : Evaluasi Kinerja SPAM di Kab. Bandung, Bidang Permukiman Dispertasih

Tahun 2014 pembangunan sistem penyediaan air bersih perpipaan berlokasi Ds.
Cikalong Kec. Cimaung, Ds. panenjoan Kec. Cicalengka, Ds. Tanjungwangi Kec. Cicalengka,
Ds. Cibodas Kec. Pasirjambu, Ds. Sukamulya Kec. Kutawaringin, Ds. Padasuka Kec.
Kutawaringin, Ds. Sukaresmi Kec. Rancabali, Ds. Ciwidey Kec. Ciwidey, Ds. Cikadut Kec.
Cimenyan, Ds. Karyalaksana Kec. Ibun, Ds. Sudi Kec. Ibun, Ds. Mekarjaya Kec. Arjasari, Ds.
Banjaran Wetan Kec. Banjaran, Ds. Sindangsari Kec. Pacet, Ds. Cipelah Kec. Rancabali, Ds.
Girimekar dan Ds. Jatiendah Kec. Cilengkrang, Ds. Mekarpawitan dan Ds. Sukamantri Kec.
Paseh, Ds. Margamukti dan Lamajang Kec. Pangalengan, Ds. Pingirsari Kec. Arjasari, Ds.
Cihanyir Kec. Cikancung, Ds. Mandalawangi Kec. Nagreg, Ds. Mekarlaksana Kec. Ciparay.
Pendampingan DAK : Ds. Dukuh Kec. Ibun, Ds. Maruyung Kec. Pacet, Ds. Banjarsari Kec.
Pangalengan, Ds. Tribaktimulya Kec. Pangalengan, Ds. Mandalahaji Kec. Pacet. Sumur
dangkal : Ds. Cibeet Kec. Ibun, Ds. Cipeujeuh Kec. Pacet, Ds. Banjaran Kec. Banjaran, Ds.
Bojongsoang Kec. Bojongsoang, Ds. Margamekar Kec. Pangalengan, Ds. Padaulun Kec.
Majalaya, Ds. Tanjungsari Kec. Cangkuang. Sumur dalam : Ds. Nagrag Kec. Pacet, Ds.
Sindangpanon Kec. Banjaran. Pembangunan SPAL : Ds. Pameuntasan Kec. Kutawaringin,
Ds. Margaasih Kec. Margaasih, Ds. Cimaung Kec. Cimaung, Ds. Cikasungka dan
Hegarmanah Kec. Cikancung, Ds. Sindanglaya Kec. Cimenyan, Ds. Margamulya Kec.
Pasirjambu, Ds. Citeureup Kec. Dayeuhkolot, Ds. Cingcin Kec. Soreang, kelurahan Andir
Kec. Baleendah. Stimulan Bantuan Pipa : Ds. Mekarwangi Kec. Ibun, Ds. Cipaku Kec.
Paseh, Ds. Babakan Kec. Ciparay, Ds. Pasirmulya Kec. Banjaran, Ds. Margaluyu Kec.
Pangalengan, Ds. Cibodas Kec. Pasirjambu. Konstruksi Fisik (Hibah dari Korea) :
Pembangunan Landasan IPA Container Ds. Kopo Kec. Kutawaringin.

Tahun 2013 pembangunan sistem penyediaan air bersih perpipaan berlokasiDesa


Indragiri dan Desa Patengang Kec. Rancabali, Desa Sukanagara dan Sukajadi Kec. Soreang,
Desa Melatiwangi Kec. Cilengkrang. Sumur Dangkal Desa Parungserab Kec. Soreang, Desa
Sukanaju Kec. Majalaya, Desa Lagadar Kec. Margaasih, Desa Ciluncat Kec. Cangkuang, Desa
Wanasuka dan Desa Margaluyu Kec. Pangalengan, Desa Tarumajaya Kec. Kertasari, Desa
Laksana dan Mekarsari Kec. Ibun. Stimulan Bantuan Pipa Desa Margamulya Kec.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-62
Pemerintah Kabupaten Bandung

Pangalengan, Desa Jagabaya dan Campakamulya Kec. Cimaung, Desa Neglasari Kec.
Banjaran, Desa Banjarsari Kec. Pangalengan, Desa Manggahang Kec. Baleendah, Desa
Cilengkrang, Cipanjalu dan Ciporeat Kec. Cilengkrang, Desa Pangalengan Kec. Pangalengan,
Desa Ibun Kec. Ibun, Desa Cigentur Kec. Paseh. Pengadaan bak penampung 10 m3 dan
water meter induk 2” Kel. Sukamenak Kec. Margahayu.
Tahun 2012pembangunan sistem penyediaan air bersih berlokasi di DesaCibeureum
Kec. Kertasari, DesaAlamendah Kec. Rancabali, DesaCikitu Kec. Pacet, DesaSukawening
Kec. Ciwidey dan DesaPanyirapan Kec. Soreangserta IKK Kutawaringindan bantuan
stimulan pipa yang diberikan ke desa (Desa Cipaku, DesaKarang Tunggal, DesaTangsimekar
Kec. Paseh, Desa Ciluluk Kec. Cikancung, Desa Loa Kec. Pacet, Desa Babakan Kec. Ciparay,
Desa Sukapura, Desa Tarumajaya Kec. Kertasari, Desa Sukamaju, Warjabakti, Cipinang,
Mekarsari Kec. Cimaung, Desa Lamajang Kec. Pangalengan, Desa Bandasari Kec.
Cangkuang, Desa Panundaan dan Panyocokan Kec. Ciwidey) dari Program Lingkungan
Sehat Perumahan pada Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
Terutama Bagi Masyarakat Miskin.
Tahun 2011 berlokasi di 5 kecamatan/5 desa yang meliputi Kec. Pangalengan Desa
Margamulya, Kec. Cimaung Desa Mekarsari, Kec. Banjaran Desa Banjaran, Kec. Arjasari
Desa Mekarjaya dan Kec. Cipinang Desa Babakan serta adanya kegiatan IKK Ciwidey
meliputi Kec. Ciwidey Desa Ciwidey, Kec. Pasirjambu Desa Mekarmaju dan Desa
Pasirjambu dari Dinas Permukiman dan Perumahan Propinsi Jawa Barat dan luncuran
program P2TPD 2 di Kec. Cimaung Desa Campaka Mulya dan Desa Pasirhuni yang
merupakan Bantuan dari Bank Dunia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.41.
Analisis Capaian Indikator Kinerja Akses Aman Terhadap Air Bersih Per Tahun

2013 Realisasi
No Indikator Kinerja
Target Realisasi % 2011 2012
1. Akses aman terhadap air bersih di 14 % 11,84 % 84,57 % 10,13 % 10,55 %
kawasan pedesaan
2. Akses aman terhadap air bersih di 11,47 % 10,55 % 91,98 % 8,71 % 9,41 %
kawasan perkotaan (PDAM)
Jumlah Rata-Rata 88,28% 9,42% 9,98%

Sumber : PDAM dan Bidang Permukiman Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan

Cakupan pelayanan air bersih perpipaan adalah 23,55 % terdiri untuk penduduk yang tinggal
di kawasan perdesaan adalah 12,58 % dan tingkat pelayanan air bersih perpipaan di kawasan
perkotaan adalah 10,97 % terhadap total jumlah penduduk Kab. Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-63
Pemerintah Kabupaten Bandung

5.4.5. Akses aman terhadap sanitasi

Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bandung dilakukan


dengan system on-site. Berdasarkan hasil studi EHRA (Enviromental Health and Risk
Assessment) Kabupaten Bandung Tahun 2013, kurang lebih 60% rumah tangga di
Kabupaten Bandung mengelola air limbah domestic secara setempat. Adapun yang telah
teridentifikasi menggunakan tangki septik sebagai fasilitas pengumpul/ penampung/
pengolahan awal limbah tinja yaitu sekitar 48,2 %. Dari 48,2 % pengguna tangki septik
tersebut, hanya 29,24 % diantaranya yang dinyatakan memiliki suspek aman. Untuk
system on-site komunal septik tank komunal, dari tahun 2009 hingga akhir tahun 2013
telah terbangun 51 unit tangki septik komunal dengan total kapasitas pelayanan yang
dapat melayani sekitar 5.000 rumah tangga atau melayani 0,55 % rumah tangga di
Kabupaten Bandung.

Realisasi indikator ini dipengaruhi oleh kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten


Bandung yang terbatas untuk membangun sarana sanitasi. Permasalahan sanitasi ini
seharusnya bukan hanya tugas pemerintah tetapi masyarakat dan stakeholder lainnya
dimana masyarakat harus dipicu untuk menyadari pentingnya memiliki sarana sanitasi
yang berakses aman. Berdasarka Studi ERHA tahun 2013 Saat ini perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) secara langsung di Kabupaten Bandung mencapai 5,8 %.

5.3. Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan Struktur Ruang Yang Sesuai Dengan Tata Ruang
Wilayah

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Peningkatan pola dan struktur ruang yang sesuai dengan tata ruang wilayah
dimaksudkan untuk mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan struktur bangunan
pada wilayah pembangunan sesuai dengan tata ruang wilayah. Pengendalian
perkembangan dan pertumbuhan ini penting, untuk menjaga keseimbangan antara
pertumbuhan bangunan dan daya dukung lingkungan, sehingga pertumbuhan struktur
bangunan tidak berdampak negative bagi lingkungannya.
Sasaran ini diukur dengan 3 (tiga) indikator keberhasilan yaitu;ketersediaan daya
tamping tempat pemakaman bagi penduduk Kabupaten Bandung, Ketersediaan informasi
rencana tata ruang wilayah melalui peta analog dan peta digital dan persentase bangunan
ber-IMB. Dari hasil pengukuran terhadap indikator sasaran tersebut, diperoleh hasil
pengukuran sebagai berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-64
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.42.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan Struktur Ruang Yang Sesuai
Dengan Tata Ruang Wilayah
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Rasio daya tampung tempat
1 pemakaman per satuan jumlah 1 : 18 1 : 19 1 : 25 1:27 1:26 98,85% 1:26 1:29
penduduk
Persentase ketersediaan informasi
mengenai Rencana Tata Ruang
2 (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota 15,88% 15,88% 19,41% 38,71% 19,77% 51,07% 19,77% 41,94%
beserta rencana rincinya melalui
peta analog dan peta digital
3 Persentase bangunan ber IMB 0,58 % 2,43 % 7,35 % 6% 7,38% 123% 7,38% 8%
Rata-Rata 116% 90,13%
Sumber data : LAKIP DispertasihTh 2014

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa dari 3 (tiga) indikator kinerja sasaran
yang ditetapkan, hanya pada indikator kinerja persentase bangunan ber-IMB dari target
6% terealisasi 7,38% dengan capaian kinerja 123%, sedangkan 2 indikator kinerja lainnya
hanya mencapai target kinerja masing-masing sebesar 96,30% dan 51,10%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Rasio daya tampung tempat pemakaman per Perbandingan antara ketersediaan areal pemakaman dengan jumlah satuan
satuan jumlah penduduk penduduk
Persentase ketersediaan informasi mengenai Persentase dari ketersediaan peta analog dan peta digital menurut wilayah
Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/ kecamatan
Kota beserta rencana rincinya melalui peta
analog dan peta digital
Persentase dari perbandingan jumlah bangunan ber-IMB disbanding dengan
Persentase bangunan ber IMB
jumlah bangunan total

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

1 Program pengelolaan areal pemakaman 238.305.000 234.756.300 98,51%


2 Program perencanaan tata ruang 1.573.387.806 1.489.966.500 94,70%
3 Program pengendalian pemanfaatan ruang 118.578.005 118.577.900 100%
Rata-Rata 97,74%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-65
Pemerintah Kabupaten Bandung

92,21%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

5.3.1. Rasio daya tampung tempat pemakaman per-satuan jumlah penduduk

Sasaran ini dimaksudkan untuk melaksanakan Penataan Prasarana TPU sesuai


amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Tata Cara Serah
terima Prasarana Sarana dan Utilitas perumahan dan pemukiman dan Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2012 tentang Prosedur Penyerahan Prasarana,
Sarana dan Utilitas Perumahan Dari Pengembang Kepada Pemerintah Kabupaten Bandung
sehingga dapat meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman.
Melalui Program pengelolaan areal pemakaman di kegiatan Pemeliharaan sarana
dan prasarana pemakaman yang dilakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun
untuk areal pemakaman yang sudah diserah terimakan kepada Pemerintah Daerah dan
dikelola oleh UPTD Pemakaman dan Pertamanan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan
Kebersihan. Tahun 2013 jumlah lokasi TPU sebanyak 160 lokasi,tahun 2012 jumlah lokasi
TPU sebanyak 156 lokasi,tahun 2011 jumlah lokasi TPU sebanyak 138 lokasi. Sedangkan
sampai dengan tahun 2012 jumlah TPBU sebanyak 9 lokasi yang dikelola oleh yayasan-
yayasan.

5.3.2. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/
Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital

Informasi berupa peta analog adalah bentuk informasi tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan rencana rincinya dalam bentuk cetakan yang dapat
digandakan, mudah diakses pada jam kerja, dan tanpa dipungut biaya. Informasi
mengenai peta analog disebarluaskan melalui berita di media massa.
Peta analog dapat terdiri dari peta RTRW Kabupaten/Kota dan peta Rencana Rinci
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Peta Analog harus memuat informasi rencana
struktur dan pola ruang dengan skala minimal 1 : 50.000 (RTRW Kabupaten), 1 : 25.000
(RTRW Kota) dan 1 : 5.000 (Rencana rinci) yang dilengkapi dengan legenda peta.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan sampai dengan tahun 2014 disusun sebanyak 9
buah RDTR, tahun 2013 disusun sebanyak 8 buah RDTR, tahun 2012 disusun sebanyak 8
buah RDTR dan tahun 2011 sebanyak 8 buah RDTR.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-66
Pemerintah Kabupaten Bandung

5.3.3. Persentase bangunan ber IMB

Setiap individu/badan usaha di wilayah Kabupaten Bandung yang akan mendirikan


bangunan, mengubah fungsi banguanan dan mengubah bangunan harus sesuai dengan
persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku yaitu wajib Memiliki Iizin
yang diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati Nomer 33 tahun 2010.

Mekanisme Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan salah satu alat dalam
kegiatan pengaturan bangunan, IMB merupakan salah satu instrumen dalam
melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembangunan. Hal ini karena IMB
memiliki fungsi mengatur inflementasi peruntukan lahan yang ditetapkan dalam rencana
tata ruang. IMB juga dibutuhkan untuk mewujudkan keteraturan dalam pembangunan
fisik, sehingga bangunan secara fisik dapat dijamin dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat
dihindari melalui standar-standar yang ditetapkan dalam IMB sehingga terselenggaranya
tertib bangunan di 31 kecamatan dalam bentuk pemberian data rekomendasi penertiban
IMB sehingga pelaksanaan pembangunan bangunan sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu Peraturan Daerah Nomer 16 tahun 2009 tentang Tata Bangunan.

Sesuai dengan Rekomendasi Teknis (Rentek), dalam pengurusan Izin Mendirikan


Bangunan di wilayah Kabupaten Bandung yang meliputi penegakan ketertiban serta
pengendalian pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : tahun 2014 jumlah bangunan
ber-IMB sebanyak 74.902 unit, tahun 2013 jumlah bangunan ber-IMB sebanyak 74.588
unit, tahun 2012 jumlah bangunan ber-IMB sebanyak 21.045 unit, tahun 2011 jumlah
bangunan ber-IMB sebanyak 4754 unit. Kondisi diatas menunjukan bahwa Pemerintah
Daerah Khususnya SKPD terkait dalam hal ini Bidang P2B yang membawahi indikator dan
program/kegiatan yang menunjang pencapaian target kinerja dan target pendapatan yang
telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Bandung.

Realisasi bangunan ber-IMB sebesar 7,38 % dikarenakan adanya pengajuan Izin


Mendirikan Bangunan di perumahan formal yang pada tahun – tahun sebelumnya belum
ber-IMB sehingga pencapaian bangunan perumahan naik secara signifikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-67
Pemerintah Kabupaten Bandung

5.4. Sasaran 4: Terwujudnya System Transportasi Yang Tertib Dan Lancar

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Capaian kinerja sasaran terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancar,
dikoordinasikan secara teknis pengelolaannya dibawah Dinas Perhubungan. Untuk
mengukur capaian kinerja sasaran ini digunakan 6 (enam) indikator kinerja sasaran,
sebagaimana diuraikan dalam table dibawah ini.
Tabel 3.43.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Terwujudnya System Transportasi Yang Tertib Dan
Lancar

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th % RPJMD Nasion
o Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 capaian 2015 al
2014
Rasio jumlah pelayanan 1 : 53 1 : 15 1:56,07 173,25
1 1 : 12 1 : 19 1:56,07 1 : 15
angkutan terhadap penumpang (1,856%) (6,67%) (1,78%) %

Persentase rata-rata fasilitas


2 perlengkapan jalan a. Rambu b. 1,19% 3,04% 4,24% 5,99% 5,99% 100% 5,99% 7,70%
Marka c. guardril
VCR VCR VCR
VCR (volume Capacity Service) VCR 0,35 VCR 0,84
3 * * 0,28 LoS 94,67% 0,28 LoS 0,84 LoS
dan LoS (Level of Service) LoS D LoS D
D D D
persentase kendaraan wajib uji
4 yang melaksanakan pengujian 92,03% 95,84% 88,22% 100% 86,56% 86,56% 86,56% 100%
kendaraan bermotor

persentase unit pengujian


5 kendaraan bermotor per populasi 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 100% 33,33% 33,33%
kendaraan wajib uji 4000
2.359 3.386
6 Persentase PJU terpelihara 5.594 TC 4.314 Tc 4.314 Tc 100% 4.314
TC TC
Rata-Rata 108,56% 109,08%
Sumber data : LAKIP DInas Perhubungan 2015 dan LAKIP Dinas Bina Marga 2014
 Data belum dihitung

Dari hasil pengukuran terhadap ke-6 indikator kinerja sasaran diatas, diperoleh
nilai rata-rata persentase kinerja sasaran sebesar 109,08%. Dengan hasil tersebut, dapat
dinyatakan bahwa kinerja sasaran terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancar
di Kabupaten Bandung pada Tahun 2014 dapat tercapai dengan baik.
Lebih lanjut apabila dibandingkan dengan target RPJMD pada setiap indikator
kinerja, hanya satu indikator kinerja yaitu rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
penumpang yang telah mencapai target 2015. Sementara indikator lainnya masih terdapat
selisih kinerja yang menjadi target pemenuhan pada Tahun 2015. Adapun cara
penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah sebagai
berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-68
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Membandingkan realisasi atas target : rasio daya angkut pelayanan angkutan


Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
umum terhadap penumpang dalam rentang ideal daya pelayanan angkutan
penumpang
yaitu diantara 1 : 54 s.d. 1 : 108
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan Membandingkan antara realisasi atas target : ketersediaan perlengkapan
a. Rambu b. Marka c. guardril jalan
VCR (volume Capacity Service) dan LoS (Level of Membandingkan realisasi dan target antara daya tamping jalan terhadap
Service) kendaraan (VCR) dan kapasitas layanan jalan (LoS)
Membandingkan realisasi dan target antara kendaraan wajib uji yang
persentase kendaraan wajib uji yang
melaksanakan pengujian kendaraan bermotor dengan jumlah total
melaksanakan pengujian kendaraan bermotor
kendaraan wajib uji.
persentase unit pengujian kendaraan bermotor Membandingkan ketersediaan unit pengujian kendaraan bermotor dengan
per populasi kendaraan wajib uji 4000 populasi kendaraan wajib uji (4.000)
Persentase PJU kondisi baik Membandingkan jumlah PJU dalam kondisi baik dengan jumlah PJU yang ada.

Target indikator ‘rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang’ di Tahun


2014 adalah 1 : 15,dengan asumsi per hari tiap kendaraan rata-rata mengangkut 15
penumpang dengan realisasi indikator kinerja sebesar dan terealisasi sebesar 1:56,07.
Memperhatikan karakteristik indikator dimaksud yaitu semakin angka nisbah lebih besar
dari 6,67% atau penumpang kurang dari 15 orang per-hari, maka capaian target menjadi
lebih buruk (kurang dari 100,00%). Semakin angka nisbah lebih kecil dari 6,67% atau
penumpang melebihi dari 15 orang per hari sampai dengan maksimal 108 orang, realisasi
menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik melebihi 100,00%. Namun jika jumlah
penumpang lebih dari 108 orang atau nisbah lebih kecil dari 0,926%, maka pencapaian
kinerja semakin buruk di bawah 100,00%.
Tingkat ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah jaringan jalan
Kabupaten Bandung dari Tahun 2011 s.d. 2014 tidak terjadi penambahan kendaraan baru
yang cukup signifikan. Sehingga kenaikan rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
penumpang tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Tahun 2011 s.d.
2014. Namun pun demikian, realisasi rasio s.d. Tahun 2013 masih berada di bawah standar
optimal, yaitu antara 1:54 s.d. 1:108.

b. Analisis Program dan Pembiayaan

Untuk mewujudkan target kinerja pada sasaran ini, pelaksanaannya didukung oleh
beberapa program dengan target dan realisasi pembiayaannya sebagaimana berikut :

Tabel 3.44.
Anggaran Pendukung

N Anggaran
Program /Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
1 808.719.000 796.767.917 98.52%
penumpang
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
2 954.465.845 929.413.700 97,38%
Rambu b. Marka c. guardril
VCR (volume Capacity Service) dan LoS (Level of
3 508.661.000 481.677.000 94,70%
Service)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-69
Pemerintah Kabupaten Bandung

Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan


4 64.450.000 64.450.000 100%
bermotor
Persentase unit pengujian kendaraan bermotor per
5 1.190.340.000 1.167.295.000 98,06%
populasi kendaraan wajib uji 4000
6 Pemeliharaan dan pembangunan jalan umum 13.231.000.000 12.943.277.800 97.83%
Rata-Rata 97,75%
Sumber : berbagai laporan tahunan SKPD Tahun 2014

Hasil analisis terhadap efisiensi proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
diperoleh dari perbandingan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar
97,75% dengan persentase realisasi kinerja rata-rata sebesar 109,08%, maka diperoleh
nilai persentase sebesar 111,59%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses
pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan sangat efisien.

6. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi


Kerakyatan Terhadap Perekonomian Daerah

Pengukuran kinerja tujuan meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap


perekonomian daerah diukur melalui 4 sasaran dengan 21 indikator kinerja sasaran. Hasil
pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam tujuan ini diuraikan
sebagai berikut dibawah ini.

6.1 Sasaran 6.1: Meningkatnya Pelaku KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar

Sasaran 6.1 dinilai oleh 7 indikator kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh 2 SKPD,
yaitu Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP), dan Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan (Diskoperindag). Untuk lebih jelasnya, capaian kinerja pada tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.45.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pelaku KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi Targe


Target
N Kinerja t
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasio
capaian 2015
2014 nal

1 Jumlah pelaku UMKM 7.218 7.894 8,432 8.672 9.003 103,82% 9.003 9.236

6.600.00 6.275.12 6,275,12 6.700.00


3.692.192 6,302,943 6,500.000
2 Nilai Investasi 0.000.00 6.103.65 95,08 6,103,65 0.000.00
.487.389 ,075,739 .000.000
0 3 3 0
jumlah sertifikasi produk Industri
3 Rumah Tangga (PIRT) dan 75 60 134 159 160 101% 160 *
sertifikasi halal
4 Jumlah Koperasi 1,562 1,593 1,610 1.633 1.638 100,31% 1638 1853
Jumlah Pasar tradisional yang
5 2 3 3 6 4 66,67% 4 5
sudah ditata
511,338,0 833,686,1 82,101,96 807.286. 777.105. 777.105.
6 Nilai Ekspor ($*) 96,26% *
87,31 78.32 1,892 200 780 780
Rata-Rata 100% 94,68%
Sumber data : LAKIP Diskoperindag Tahun 2014, * tidak ada data

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-70
Pemerintah Kabupaten Bandung

Rata-rata capaian kinerja pada sasaran meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku
usaha modal besar adalah sebesar 94,68%, lebih rendah 5,32% dari capaian kinerja
sasaran tahun yang lalu. Dari 6 (enam) indikator kinerja sasaran 3 indikator kinerja
terealisasi lebih dari 100%, dan 3 indikator kinerja lainnya di bawah 100%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah pelaku UMKM Jumlah total pelaku UMKM setiap tahunnya.

Nilai Investasi Jumlah nilai investasi di Kabupaten Bandung.


jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga Jumlah sertifikasi produk industry rumah tangga dan bersertifikasi halal.
(PIRT) dan sertifikasi halal
Jumlah Koperasi Jumlah pertumbuhan koperasi di Kabupaten Bandung

Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata Jumlah pasar tradisional yang ditata

Nilai Ekspor ($*) Jumlah nilai ekspor dalam ($)

Realisasi indikator kinerja jumlah pelaku UMKM pada Tahun 2014 tercapai sebesar
103%. Angka realisasi tersebut dicapai dari realisasi sebanyak 9.003 orang pelaku UMKM,
lebih banyak 331 pelaku UMKM dari target jumlah UMKM Tahun 2014 yang ditetapkan
sebanyak 8.672 pelaku UMKM. Jumlah pertumbuhan UMKM di Kabupaten Bandung,
berdasarkan data table di atas, memperlihatkan peningkatan setiap tahunnya. Dengan
hasil ini masih terdapat sisa target pertambahan pelaku UMKM sebanyak 233 orang
pelaku UMKM untuk mencapai target RPJMD.

Realisasi indikator kinerja nilai investasi pada tahun 2014 sebesar


Rp.2,575,366,601,063,-, namun target perencanaan tidak terdata, karena masih ada
perbedaan pengukuran antara RPJMD dan target SKPD.
Realisasi indikator kinerja jumlah koperasi pada tahun 2014 adalah sebesar
100,31%. Capaian tersebut diperoleh dari realisasi capaian target kinerja jumlah koperasi
di Kabupaten Bandung yang bertambah sehingga berjumlah 1.638 koperasi dari target
1.633 koperasi. Terdapat pertumbuhan sebanyak 28 koperasi dibandingkan dengan
jumlah koperasi pada tahun sebelumnya. Namun mash terdapat selisih yang cukup besar
dibandingkan dengan target RPJMD yaitu sebesar 215 unit koperasi yang diharapkan
tumbuh sampai dengan akhir periode RPJMD.
Realisasi jumlah pasar tradisional yang sudah ditata pada tahun 2014 dari target
penatan pasar sebanyak 6 unit pasar dapat dilaksanakan sebanyak 4 unit pasar, sehingga
capaian realiasi kinerja pada indikator ini adalah sebesar 66,67%. Pertambahan jumlah
penataan pasar dari tahun 2011 s.d. 2014 telah sesuai dengan perencanaan, karena
apabila mengacu pada target RPJMD, hanya menyisakan target 1 unit pasar yang wajib
selesai proses penataannya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-71
Pemerintah Kabupaten Bandung

Realisasi nilai ekspor pada Tahun 2014 mencapai $77.105.780,12,- dengan


persentase realisasi sebesar 96,26%dari target nilai eksport sebesar $807.286.200,-. Bila
dibandingkan dengan nilai eksport pada Tahun 2013 terdapat penurunan sebesar 3%, yang
disebabkan karena terjadinya krisis global yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi
negara-negara di benua Eropa.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
1 Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif 200.000.000 194.141.000 97,07
2 Nilai Investasi 2.588.600.000 2.539.816.650 98,12
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
3 320.000.000 299.380.000 93,56
Mikro Kecil Menengah
4 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 875.000.000 833.261.400 95,23
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 5.000.000.000 4.961.290.000 99,23
6 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor ($*) 135.000.000 123.771.000 91,68
Rata-Rata 95,35%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 95,35% dengan realisasi kinerja sebesar 94,68%, maka diperoleh
nilai persentase sebesar 99,30%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses
pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

6.2 Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja

Tingkat kualitas tenaga kerja diukur melalui prosentase kasus yang diselesaikan
dengan perjanjian bersama, persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kewirausahaan, persentase pencari kerja terdaftar yang ditempatkan, dan persentase
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat. Hasil pengukuran atas
Keempat indikator kinerja sasaran tersebut pada Tahun 2014, dapat dilihat sebagaimana
diuraikan dalam table dibawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-72
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.46.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD
o Target Realisasi s.d. Th Nasional
2011 2012 2013 capaian 2015
2014
Prosentase kasus yang
1 diselesaikan dengan perjanjian 14 21 28 35 35 100% 35 42
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang
2 mendapatkan pelatihan 84.5 86 87,5 89 89 100% 89 90,5
berbasis kewirausahaan
Prosentase pencari kerja
3 45 50 55 60 60 100% 60 65
terdaftar yang di tempatkan
Prosentase tenaga kerja yang
4 mendapatkan pelatihan 91 92 93 94 94 100% 94 95
berbasis masyarakat
122,34
Rata-Rata Kinerja Capaian 100%
%
Sumber : Data LAKIP Disnaker Tahun 2014

Dari hasil pengukuran pada table di atas, dapat terlihat bahwa seluruh target pada
setiap indikator kinerja adalah 100% atau seluruh target indikator kinerja terealisasi sesuai
dengan rencana. Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di
atas adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Prosentase kasus yang diselesaikan dengan Persentase jumlah kasus yang diselesaikan dibanding dengan jumlah kasus
perjanjian bersama (PB) yang ada
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan Persentase tenaga kerja yang emndapatkan pelatihan dibandingkan dengan
pelatihan berbasis kewirausahaan tenaga kerja terdaftar
Prosentase pencari kerja terdaftar yang di Persentase tenaga kerja yang ditempatkan dibanding dengan tenaga kerja
tempatkan terdaftar
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan Persentase tenaga kerja yang dilatih dibanding dengan tenaga kerja yang
pelatihan berbasis masyarakat terdaftar

b. Analisis Program dan Pendanaan


Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini,
melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan melaksanakan 3 (tiga) program
pendukung, dengan alokasi anggaran total sebesar Rp.18,512,602,804,- dengan realisasi sebesar
Rp.18,363,588,250,- atau sebesar 99,27%. Adapun rincian alokasi dan realisasi anggaran pada
setiap program dimaksud adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program perlindungan pengembangan
1 2,068,603,000 2,061,760,500 99,67
lembaga ketenagakerjaan
2 Program peningkatan kesempatan kerja 6,342,397,500 6,287,542,430 99,13
Program peningkatan kualitas dan
3 10,101,602,304 10,014,285,320 99
produktivitas tenaga kerja
Rata-Rata 18,512,602,804 18,363,588,250 99,27

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-73
Pemerintah Kabupaten Bandung

Berdasarkan data persentase realiasi kinerja sasaran sebesar 100%, dan persentase
realisasi anggaran sebesar 99,27%, dapat dianalisis efisiensi atas capaian kinerja sasaran
dengan cara membandingkan antara capaian realisasi kinerja dan capaian realisasi
anggaran. Dengan analisis tersebut diperoleh nilai efisisiensi capaian kinerja sasaran
sebesar 100,74%.

3.3 Sasaran 3: Berkembangnya Usaha Agrobisnis Berbasis Ekonomi Local Dan Mampu
Berdaya Saing

Tingkat kualitas perkembangan usaha agrobisnis berbasis ekonomi local yang


mampu berdaya saing, diukur melalui 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran yang dilaksanakan
oleh 2 SKPD yaitu Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan.
Untuk lebih jelasnya, capaian kinerja pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.47.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Berkembangnya Usaha Agrobisnis Berbasis Ekonomi
Local Dan Mampu Berdaya Saing

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Persentase peningkatan
1 8.33 19.58 7,63 7 8,92 127,43 8,92
Produksi ikan konsumsi (%)
Jumlah Petani Ikan
2 40 54 55 55 63 114,54 63 55
Pembudidaya (klp)
jumlah kelompok usaha tani
3 0 1 2 3 3 100 3 -
yang bermitra
592.6
4 produktivitas komoditas Padi 61,2 63.66 64,14 62,68 97,72 62,68 64,56
47
produktivitas komoditas 211.2
5 108,67 122,10 112,36 122,10 10,88
Palawija 16
Jumlah peternak pembudidaya
6 51 50 60 116 128 110,34 128 40
(Klp)
Prosentase
kehilangan/kerusakan hasil
7 15,69 14,89 14,61 10,35 10,07 97,29 10,07 10,18
tanaman pangan (padi dan
Jagung)
Jumlah pencapaian indeks 0.24/1 0.4/2
8 2,27 2,29 2,51 109,61 2,51 2,30
pertanaman (IP) .98 .01
Rata-Rata 108,66

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Persentase peningkatan produksi ikan


konsumsi (%)
Jumlah Petani Ikan Pembudidaya (Klp)
jumlah kelompok usaha tani yang bermitra
produktivitas komoditas Padi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-74
Pemerintah Kabupaten Bandung

produktivitas komoditas Palawija


Jumlah peternak pembudidaya (Klp)
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil
tanaman pangan (padi dan Jagung)
Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP)

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %

1 Pengembangan Budidaya Ikan (Klp) 2.215.015.300 2.094.286.860 94,55


Peningkatan pemasaran hasil produksi
2 1.034.550.000 1.020.299.250 98,62
(pertanian/perkebunan)
Peningkatan Ketahanan Pangan
3 5.243.144.066 5.061.375.440 96,53
(pertanian/perkebunan)
4 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 2.536.985.000 2.434.596.760 95,96
Peningkatan penerapan teknologi pertanian
5 10.407.479.400 9.222.096.730 88,61
perkebunan
Rata-Rata 94,86

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
114,55% dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

6.3.1. Persentase Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi (%)

Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung


dalam upaya menjamin ketersediaan ikan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Bandung. Total kebutuhan ikan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi ikan penduduk Kabupaten Bandung, pada tahun 2014 adalah
sebanyak 12.123 ton. Produksi ikan pada Tahun 2014, terealisasi melebihi standar
kenaikan rata-rata minimal produksi ikan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, sebesar 7% dari tahun yang lalu atau total sebanyak 11.910 ton.
Realisasi capaian kinerja persentase peningkatan produksi ikan konsumsi pada
Tahun 2014, adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-75
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi Realisasi


(%) 2013 2012
Peningkatan produksi Ikan 7 8.92 127.43 7.63
konsumsi (%)/ton (11.910) (12.123) (11.131) (10.281)
Sumber: Laporan pada bidang perikanan 2014

Berdasarkan tabel diatas realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun 2014 adalah
sebanyak 12.123 ton atau terjadi peningkatan produksi ikan sebesar 8.92% dari produksi
ikan pada Tahun 2013. Angka capaian ini berada diatas target yang sudah di tetapkan,
yaitu target target kenaikan sebesar 7% atau produksi ikan sebanyak 11.910 ton. Dengan
realisasi tersebut maka capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 127,43%, dengan
peningkatan 1,92% atau 213 ton dari jumlah target kinerja yang ditetapkan. Lebih lanjut
berdasarkan data table di atas, dapat dilihat bahwa jumlah produksi ikan sejak tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 menunjukan adanya kenaikan setiap tahunnya. Uraian
produksi ikan konsumsi berdasarkan jenis usaha perikanan seperti tersaji pada tabel
dibawah ini :
Tabel : Target dan realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun 2014.

No Jenis Usaha Target (Ton) Realisasi (Ton) Persen Realisasi 2013


(Ton)
1 Kolam Air Tenang (KAT) 8.422,873 8.592,086 102,01 7.871,844
2 Mina Padi 2.862,665 2.896,839 101,19 2.675,388
3 Kolam Air Deras 490,894 500,218 98,14 458,779
4 Perairan Umum 133,892 134,800 100,68 125,133
Jumlah 11.910,324 12.123,943 101,79 11.131,144
Sumber: Laporan tahunan perikanan 2014

Berdasarkan table diatas dapat terlihat bahwa capaian produksi ikan tertinggi
sebesar 8.592,086 Ton (102,01% dari target) dari berasal dari KAT (kolam air tenang)
sedangkan yang paling kecil produksi ikan konsumsi berasal dari Kolam Air Deras sebesar
500,218 ton (98,14% dari target). Namun jika dibandingkan dengan tahun antara realisasi
produksi tahun 2014 dengan tahun 2013 maka semua jenis budidaya menunjukan
peningkatan.
Pencapaian peningkatan ikan konsumsi yang melebihi target ini didorong oleh
beberapa faktor diantaranya :
- Peningkatan kapasitas usaha pembudidaya ikan melalui stimulan bantuan sarana
budidaya dan benih ikan, serta peningkatan pengetahuan pembudidaya ikan mengenai
cara budidaya ikan yang baik dan teknik budidaya ikan melalui pelatihan/ Bimtek oleh
dinas dan sertifikasi CBIB
- Pengembangan usaha budidaya ikan intensif yaitu pembesaran ikan lele di kolam
terpal dan pengembangan usaha minapadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-76
Pemerintah Kabupaten Bandung

Adapun stimulan pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas peternakan dan


perikanan dalam mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi untuk mencapai target
yang sudah ditetapkan yaitu :
a. Memberikan stimulan bantuan kepada masyarakat berupa sarana budidaya dan benih
ikan dari sumber APBN dan APBD kabupaten yaitu dengan kegiatan Pengembangan
Usaha Mina Pedesaaan (PUMP APBN) serta bantuan sarana budidaya perikanan dari
APBD Kabupaten.
b. Meningkatkan minat pembudidaya ikan terhadap usaha perikananmemberikan
beberapa bantuan sebagai berikut:
Tabel : Stimulan bantuan perikanan kepada Masyarakat Tahun 2011-2014 :
Tahun
No Jenis Bantuan (kolam Balistik)
2011 2012 2013 2014
1. Kolam balistik 8 terpal 70 unit 118 unit 145 unit
2. Ikan lele (benih) 1 paket 48.000 ekor 132.200 ekor 114.520 ekor
3. Pakan ikan lele 100 Kg 5.600 Kg 2.730 Kg 5.670 Kg
4 Ikan Nila :
a. Ukuran 3-5 cm 200 liter 700 liter 250 liter 1.480 liter
b. Ukuran 5-8 cm 1.100 kg - 200 Kg -
5 Pakan ikan nila 2.350 kg 2.600 kg 700 Kg 2.650 Kg
6 Benih udang galah - 30.000 ekor 20.000 ekor -
7 Pakan udang galah - 500 kg 250 Kg -
8 Ikan Hias:
a. Ikan Koki - - 80 ekor 60 ekor
b. Induk Lobster - - 7 paket 30 ekor
c. Induk Koi - - 170 ekor 200 ekor
9 Benih ikan Mas - - 300 Kg 750 Kg 5-8 cm
dan 100 liter
3-5 cm
Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun 2011-2014 diolah
c. Pembinaan teknis dan administrasi ke Kelompok pembudidaya ikan dalam upaya
untuk memperoleh sertfifikasi pembudidaya ikan yang baik. Pada tahun tahun 2014 ini
terdapat 42 kelompok yang mendapatkan sertifikasi CBIB dengan rata-rata klasiifikasi
validasi lama berlaku 2 tahun.
d. Penunjang usaha budidaya ikan berwawasan lingkungan berupa fasilitasi pengendalian
penyakit ikan seperti:
 Pematauan penyakit ikan dan lingkungan di 18 lokasi
 Sosialisasi pengendalian penyakit ikan serta pemantauan obat ikan
 penyebaran obat dan bahan kimia sebanyak 5 jenis
 Restocking ikan lokalita (nila, Mas, baung, tawes dan nilem) di 12 lokasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-77
Pemerintah Kabupaten Bandung

 Fasilitasi kelompok masyarakat pengawas (pokmasawas) perairan umum dan


culture base fisheries (CBF).
Adapun data produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung untuk tahun 2010-2014
dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini:

Grafik : Data Produksi Ikan di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2014

14000
12000
10000
Produksi (Ton)

8000
6000
4000
2000
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Ikan konsumsi 7718 8112 8695 10398 11131 12123

Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2009-2014.

Adapun nilai efektivitas dari indikator ini ialah sebesar 1.33. Nilai tersebut diperoleh
dengan membandingkan persentase anggaran yang dihabiskan, dibandingkan dengan
persentase capaian kinerja.

6.3.2. Jumlah Petani Ikan Pembudidaya (Klp)

Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam memfasilitasi pelaku
perikanan jika ingin mendirikan perusahaan/ usaha kecil pada bidang perikanan. Adapun
indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut:
Tabel 3.48.
Realisasi Rekomendasi Izin Usaha Perikanan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Capaian 2011

Jumlah rekomendasi izin


usaha perikanan yang 20 55 155 32
ditebitkan (orang)

Berdasarkan pada tablediatas dapat dilihat bahwa rekomendasi untuk pembuatan


usaha perikanan dari 20 orang yang menjadi target ternyata dapat terealisasi sebanyak 31
orangatau 155%. pencapaian yang cukup ini dikarenakan oleh kesadaran masyarakat akan
pentingnya kelengkapan administrasi/SIUP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-78
Pemerintah Kabupaten Bandung

Jumlah pembudidaya ikan yang mendapatkan rekomendasi pada tahun 2011-2013


seperti terdapat pada tabel 19 dibawah ini.
Tabel 3.49.
Jumlah kelompok/ pelaku usaha perikanan yang mendapat SIUP-Perikanan Tahun 2011-2013

Tahun
No Jenis Usaha
2011 2012 2013
1 Budidaya ikan (orang) 10 27 21
2 Pembenihan (orang) 0 1 2
3 Pembesaran ikan (orang) 0 1 5
4 Pemancingan ikan (orang) 0 3 3
Jumlah 10 32 31
Sumber: Laporan Kegiatan Binus tahun 2011-2013

6.3.3. Jumlah Peternak Pembudidaya (Klp)

Indikator ini ditetapkan sebagai cara untuk mengukur peningkatan kelompok


peternakan yang mendapat stimulan atau fasilitasi ternak maupun sarana budidaya dari
dinas peternakan dan perikanan. Adapun perbandingan antara target dan realisasi jumlah
kelompok pembudidaya yang mendapat stimulant tahun 2014 ialah sebagai berikut:

Table : Perbandingan target dan realisasi jumlah kelompok ternak pembudidaya tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi


2013
Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 116 128 110,34 60

Target pada dokumen perubahan rencana strategis dinas peternakan dan perikanan
201-2015 pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 45 kelompok peternak mendapat
stimulant kegiatan. Namun setelah ada peningkatan anggaran terutama ajuan
musrenbang maka target kelompok meningkat jadi 116 kelompok. Adapun realisasi
fasilitisasi stimulant pada tahun 2014 kepeda kelompok pembudidaya ternak mencapai
128 kelompok (110,34%). Realisasi capain kinerja yang cukup tinggi mencapai 110,34%
lebih didorong oleh adanya peningkatan kelompok penerima karena adanya perubahan
anggaran yang dijadikan moment untuk mengakselerasi kinerja yang sudah ditetapkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-79
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel : Realisasi fasilitasi stimulant ternak untuk pembudidaya ternak tahun 2014
Jumlah Kelompok
No Kecamatan Jenis Ternak Jumlah Kelompok Jumlah Total
Perubahan
1 Arjasari Domba 1 kelompok 1 kelompok
Kambing PE 1 kelompok 1 kelompok
Sapi potong 2 kelompok 2 kelompok
betina
Sapi Perah FH 2 kelompok 2 kelompok
Jantan
2 Baleendah Domba 2 kelompok 2 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
3 Banjaran kelinci 5 kelompok 5 kelompok
Domba 2 kelompok 2 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 3 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
4 Bojongsoang Domba 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
5 Cangkuang Kelinci 4 kelompok 4 kelompok
Domba 3 kelompok 3 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 2 kelompok 1 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
6 Cikancung kelinci 3 kelompok 3 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
7 Cilengkrang Kambing PE 1 kelompok 1 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Sapi perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Betina
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
8 Cimaung Domba 5 kelompok 5 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 3 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 3 kelompok 3 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
9 Cimenyan Kelinci 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
10 Ciwidey kelinci 2 kelompok 2 kelompok
Domba 3 kelompok 3 kelompok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-80
Pemerintah Kabupaten Bandung

Jumlah Kelompok
No Kecamatan Jenis Ternak Jumlah Kelompok Jumlah Total
Perubahan
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
11 Ibun Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
12 Katapang Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
13 Kertasari Kelinci 3 kelompok 3 kelompok
14 Kutawaringin domba 2 kelompok 2 kelompok
Ayam buras 2 kelompok 2 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
15 Majalaya Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
16 Nagreg Domba 1 kelompok 1 kelompok
17 Pacet Domba 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
18 Pameungpeuk Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
19 Pangalengan Kelinci 5 kelompok 5 kelompok
Domba 1 kelompok 1 kelompok
Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Jantan
Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Betina
20 Paseh Domba 2 kelompok 2 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
21 Pasirjambu Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Jantan
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
22 Rancabali Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
23 Rancaekek Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Ayam buras 2 kelompok 1 kelompok 3 kelompok
Itik pedaging 4 kelompok 1 kelompok 5 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
24 Soreang Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Jumlah 116 Kelompok 12 kelompok 128 kelompok
Sumber laporan akhir bidang peternakan 2014

Jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka terjadi peningkatan yang signifikan
terutama dalam jumlah kelompok yang diberikan stimulan, dimana terjadi kenaikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-81
Pemerintah Kabupaten Bandung

sekitar 68 kelompok (213 %). Kenaikan ini berbanding lurus dengan semakin tingginya
anggaran dan semakin banyaknya kegiatan kelompok yang diakomodir pada tahun 2014.
Adapun perkembangan kelompok yang menerima bantuan ini dapat terlihat pada
grafik dibawah ini:

Grafik : Perkembangan fasilitasi kelompok pembudidaya pada dinas peternakan dan


perikanan tahun 2010-2014
350
300
Jumlah Kelompok

250
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
Target Kelompok 20 65 115 175 291
Realisasi Kelompok 21 72 122 182 310

Sumber : Laporan tahunan Bidang Perikanan diolah.


Nilai efektivitas dari pelaksanaan kegiatan untuk indikator ini ialah sebesar 1.14
yang didapat dari perbandingan capain realisasi kinerja yang mencapai 110,34% dengan
nilai capaian realisasi anggaran sebesar 95,96%
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui
Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah
memberikan beberapa stimulan diantaranya seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel : Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2014

Jenis ternak 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah


Sapi potong (ekor) 6 10 36 134 25 211
Sapi perah (ekor) 12 15 20 45 36 128
Domba (ekor) 163 125 360 415 306 1.369
Kambing (ekor) 20 36 165 53 10 284
Kelinci (ekor) 200 260 618 946 1.175 3.199
ayam buras (ekor) 100 1600 5.405 300 1.760 9.165
Itik (ekor) 0 0 1.100 3.990 8.800 13.890
ayam pelung (ekor) 147 102 285 138 135 807
Sumber: DPA bidang Peternakan TA 2010-2014 diolah.

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak
mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi paling banyak dimana sampai 2014
mencapai sebanyak 13.890 ekor hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan populasi unggas dikarenakan oleh masih terjadinya beberapa kasus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-82
Pemerintah Kabupaten Bandung

penyakit flu burung dan ND yang cukup tinggi terutama untuk wilayah Bandung timur
seperti di Cikancung, Paseh, Rancaekek, dan Solokanjeruk.

6.3.4. Jumlah Kelompok Usaha TaniYang Bermitra

Berkembangannya usaha agrobisnis berbasis ekonomi lokal dan mampu berdaya


saing, juga dapat dilihat dari perkembangan kelompok usaha tani yang telah berhasil
mengembangkan unit-unit pasca panen dan pengolahan hasil dalam bentuk rumah
kemasan (packing house) pada komoditas hortikultura dan UPH pada komoditas
perkebunan. Pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah kemasan diarahkan
untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Perkembangan kelompok tersebut terlihat dari jenis-jenis kerjasama/kemitraan
yang telah dikembangkan dalam pengembangan maupun pemasaran produk pengolahan
pasca panen diantaranya dengan perusahaan-perusahaan lokal, ekportir, dan industry
pengolahan lainnya. Salah satu kelompok yang berhasil dalam pengembangan hasil
pengolahan pasca panen adalah kelompok usaha Jaya Alam Lestari Kecamatan Pasirjambu
yang telah mendapatkan sertifikat organik untuk produk hortikultura-sayuran-organik.
Upaya pengembangan keberdayaan kelembagaan pemasaran hasil hortikultura
dan perkebunan pada Tahun 2013, difasilitasi melalui alokasi anggaran yang bersumber
dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN Kementerian Pertanian.
Berbagai fasilitasi yang telah digulirkan pada kelompok-kelompok usaha
hortikultura dan perkebunan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha, diantaranya
adalah pemberian stimulan mesin alat pasca panen dan pengolahan hasil, serta
memfasilitasi pengembangan jaringan kerjasama kemitraan. Berikut daftar unit rumah
kemasan dan Unit Pengolahan Hasil Perkebunan yang berkembang di wilayah Kabupaten
Bandung.
Tabel 3.50.
Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung
Tujuan Pasar/
No Unit Rumah Kemasan Lokasi Komoditi
Kemitraan
1. Jaya Alam Lestari Pasirjambu Sayuran Supermarket
2. Madani Pasirjambu Sayuran Lyco Farm
3. Lyco Farm Pasirjambu Sayuran Supermarket
4. Adi Farm Pangalengan Sayuran Alamandah
5. Barokah Tani Agro Pasirjambu Sayuran, Stroberi Luar Bandung
6. Hataki Pasirjambu Sayuran
7. Abo Farm Ciwidey Sayuran Lyco Farm
8. Katata Pangalengan Sayuran
9. Al-ittifaq Rancabali Sayuran
10. Taruna Mulya Pangalengan Sayuran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-83
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tujuan Pasar/
No Unit Rumah Kemasan Lokasi Komoditi
Kemitraan
11. Bongkor Cimenyan Sayuran
12. Patarema Pangalengan Kentang PT. MOU
13. Putra Sari Bumi Kertasari Sayuran
14. Mekartani Cikancung Sayuran MTJ
15. Mandalawangi Cikancung Sayuran
16. Muttaqin Cileunyi Sayuran
Keterangan: profil kelompok rumah kemasan bidang hortikultura, 2013

Tabel 3.51.
Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung
Tujuan Pasar/
No UPH Lokasi Produksi
Kemitraan
1. Rahayu Pangalengan 612 Ton Luar Negeri
2. Trikarya Mandiri Ciwidey 360 Ton Luar negeri
3. Pancawargi Ibun 100 Ton Lokal
4. Mekar Saluyu Ciparay 612 Ton Lokal
5. Mekar Tani Kertasari 200 Ton Regional
6. Giri Senang Cilengkrang 84 Ton Regional
7. Margamulya Pangalengan 300 Ton Luar Negeri
Keterangan: profil unit pengolahan hasil kopi bidang perkebunan, 2013

6.3.5. Produktivitas Komoditas Padi dan Komoditas Palawija

Sasaran strategis pembangunan pertanian adalah meningkatkan produktivitas hasil


pertanian untuk mendorong terwujudnya swasembada pangan lokal. Swasembada pangan
lokal adalah kemampuan ketahanan pangan sampai dengan tingkat rumah tangga,
terutama dalam hal keberlanjutan ketersediaan pangan. Ketahanan pangan lokal dicirikan
antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat. Selain itu terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan juga
merupakan cerminan dari ketersediaan berbagai komoditas pangan, baik produk segar
maupun produk olahan.
Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah tangga tersebut,
pemerintah menyusun strategi menumbuhkembangkan berbagai usaha peningkatan
produksi dan produktivitas lahan dan pangan. Strategi pemerintah tersebut diantaranya
adalah peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam desiminasi teknologi
mulai dari budidaya tanaman pangan pada sisi on-farm juga teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil pada sisi off-farm.
Hasil pengukuran capaian kinerja atas upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada
tahun 2013 dalam upaya peningkatan jumlah produksi dan jumlah produktivitas
tananaman pangan unggulan, dapat dilihat dari uraian tabel berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-84
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.52.
Pengukuran KInerja Produktivitas Padi dan Palawija Tahun 2013
SASARAN TARGET
INDIKATOR KINERJA REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
Meningkatkan 1. Jumlah produksi komoditas
swasembada tanaman pangan unggulan:
pangan lokal - Padi (ton) 517.939 592.647 114,42
melalui - Jagung (Ton) 77.515 86.256 111,28
peningkatan - Ubi Kayu (Ton) 121.578 124.960 120,92
produktivitas lahan
dan komoditas 2. Jumlah produktivitas
pangan unggulan komoditas tanaman pangan:
lokal - Padi (kui/ha) 63,75 64,34 100,93
- Jagung (kui/ha) 65,54 65,94 100,61
- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 192,07 97,30

Tabel diatas menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang diindikasikan oleh


jumlah produksi tanaman pangan mengalami pertumbuhan positif dan melebihi target
kinerja yang telah ditetapkan.Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai Desember
2013 ini mencapai 592.647 ton GKG atau dengan peningkatan Produksi sebesar 114,42%
dari target atau mencapai 107,36% dari tahun 2012 dengan produktivitas sebesar 64,34
kuintal/hektar. Pencapaian ini melebihi target yang telah ditetapkan yang disebabkan oleh
adanya perlakuan dan langkah strategis dalam peningkatan produktivitas lahan dan
komoditas padi serta penurunan persentase kehilangan hasil akibat proses pasca panen
dan pengolahan hasil.
Sedangkan realisasi produksi jagung mencapai 86.256 ton pipilan kering. Hasil
panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk yang jagung dipanen muda dan jagung
dalam bentuk pipilan kering. Pada tahun 2013 ini panen jagung pipilan kering ternyata
cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012, walaupun panen jagung mudanya juga
tetap besar karena budidaya jagung muda ternya dianggap petani dari segi ekonomi lebih
menguntungkan daripada pipilan kering apalagi dari segi waktu budidaya yang cukup
singkat serta sedikit/minimalnya perlakuann terhadap jagung yang dipanen muda.
Dalam Tabel diatas juga dapat dilihat bahwa peningkatan padi di Kabupaten
Bandung tahun 2013 ini terjadi dalam peningkatan produksi bila dibandingkan dengan
realisasi MT. 2011/2012 dan MT. 2012 dan target tahun 2013. Hal ini dikarenakan kondisi
iklim pada MT. 2013 lebih bersahabat untuk membudidayakan padi/ tanaman pangan
lainnya, walaupun pada beberapa titik sentra produksi mengalami puso akibat
kekeringan.Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas tanam melalui
peningkatan indeks pertanaman padi.Peningkatan IP tersebut dilaksanakan melalui
perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan/atau pembangunan jaringan irigasi baru, dinilai
efektif. Dengan demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-85
Pemerintah Kabupaten Bandung

jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui
peningkatan IP dan peningkatan produktivitas komoditas, disamping pengendalian OPT
secara bersama-sama/sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Tabel 3.53.
Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2013

Target % Realisasi
Realisasi Realisasi % thdp
No Uraian Komoditi 2013 Thd Target
2012 (Ha) 2013 (Ha) 2012
(Ha) 2013
A PADI
1 Padi Sawah
Luas Tanam (ha) 78,969 76,604 89,069 116.27 112.79
Luas panen (ha) 78,029 73,656 86,499 117.44 110.85
Produksi (ton) 518,032 484,816 570,703 117.72 110.17
Produktivitas (kwt/ha) 66.39 67.23 65.98 98.14 99.38
2 Padi Gogo
Luas Tanam (ha) 7,950 6,077 5,093 83.81 64.06
Luas panen (ha) 7,885 5,808 5,646 97.21 71.60
Produksi (ton) 33,997 23,540 22,079 93.79 64.94
Produktivitas (kwt/ha) 43.12 40.53 39.11 96.49 90.69
JUMLAH PADI
Luas Tanam (ha) 86,919 82,681 94,162 113.89 108.33
Luas panen (ha) 85,914 79,464 92,145 115.96 107.25
Produksi (ton) 552,029 508,356 592,782 116.61 107.38
Produktivitas (kwt/ha) 63.66 64.14 64.33 100.30 101.05
B PALAWIJA
1 Jagung
Luas Tanam (ha) 13,101 13,143 13,589 103.39 103.72
Luas panen (ha) 8,587 11,828 13,076 110.55 152.28
Produksi (ton) 50,687 77,515 86,256 111.28 170.17
Produktivitas (kwt/ha) 59.03 65.54 65.97 100.65 111.75
2 Kedelai
Luas Tanam (ha) 48 750 364 48.53 758.33
Luas panen (ha) 44 713 159 22.30 361.36
Produksi (ton) 67 1,008 246 24.38 366.87
Produktivitas (kwt/ha) 15.34 14.14 15.46 109.33 100.78
3 Kacang Tanah
Luas Tanam (ha) 1,673 2,145 1,722 80.28 102.93
Luas panen (ha) 1,655 2,038 1,691 82.97 102.18
Produksi (ton) 2,853 3,018 2,437 80.76 85.43
Produktivitas (kwt/ha) 17.24 15.31 14.41 94.14 83.60
5 Ubi Kayu
Luas Tanam (ha) 6,540 6,483 6,886 106.22 105.29
Luas panen (ha) 6,588 6,159 6,506 105.63 98.76
Produksi (ton) 120,923 121,579 124,960 102.78 103.34
Produktivitas (kwt/ha) 183.55 197.40 192.07 97.30 104.64
6 Ubi Jalar
Luas Tanam (ha) 1,737 2,140 1,777 83.04 102.30
Luas panen (ha) 1,820 2,033 1,686 82.93 92.64
Produksi (ton) 26,503 27,527 22,267 80.89 84.02

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-86
Pemerintah Kabupaten Bandung

Target % Realisasi
Realisasi Realisasi % thdp
No Uraian Komoditi 2013 Thd Target
2012 (Ha) 2013 (Ha) 2012
(Ha) 2013
Produktivitas (kwt/ha) 145.62 135.40 132.07 97.54 90.70
JUMLAH PALAWIJA
Luas Tanam (ha) 23,099 24,661 24,338 98.69 105.36
Luas panen (ha) 18,694 22,771 23,118 101.52 123.67
Produksi (ton) 201,032 230,647 236,166 102.39 117.48
Produktivitas (kwt/ha) 107.54 101.29 102.16 100.86 94.99

6.3.6. Prosentase Kehilangan/Kerusakan Hasil Tanaman Pangan

Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk
komoditas padi dan jagung memperlihatkan perkembangan yang cukup menggembirakan,
hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat penurunan angka kehilangan hasil dalam
hal pemanenan serta pengolahan pasca panennya. Berdasarkan data yang ada, tingkat
kehilangan hasil komoditas padi pada tahun 2011 dalam penanganan pasca panen
mencapai 11,15% dan pada tahun 2012 ini menurun 0,75% menjadi 10,75% dan menjadi
10,47% pada tahun 2013. Sedangkan pada komoditas jagung angka kehilangan hasil tahun
2010 sebesar 4,20% menurun menjadi 4,17% pada tahun 2012 (turun 0,03%), ditunjukkan
pada Tabel 3.11. Nilai-nilai penurunan kehilangan hasil tersebut diukur pada kelompok
tani yang mendapatkan intervensi bantuan.
Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya penggunaan alat
mesin pertanian yang semakin modern, tingkat kesadaran petani dan ketrampilan petani
yang semakin meningkat sejalan dengan upaya pembinaan yang cukup intensif dari Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung.

Tabel 3.54.
Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung Tahun 2011, 2012, dan 2013

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013


No Komponen
Padi Jagung Padi Jagung Padi Jagung
1 Panen 2,35 0,29 0,58 0,27 0,51 0,27
2 Perontokan 3,35 2,76 3,33 2,76 3,28 2,76
3 Pengeringan 3,03 0,71 3,83 0,70 3,82 0,70
4 Pengilingan 2,42 0,41 3,01 0,41 2,86 0,41
JUMLAH 11,52 4,17 10,75 4,14 10,47 4,14
Sumber : Bidang Tanaman Pangan DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-87
Pemerintah Kabupaten Bandung

Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bandung yang didukung oleh anggaran
yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD Provinsi Jawa Barat telah
memberikan stimulan barang dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan teknologi
pasca panen dan pengolahan hasil sebagai upaya dalam pengembangan dan
pemberdayaan kelompok-kelompok pengolahan hasil berbasis komoditas tanaman
pangan, berupa:
 Penggilingan padi/power thresher/peda thresher sebanyak 11 unit di Kecamatan
Kutawaringin, Cangkuang, Banjaran, Solokanjeruk, dan Soreang;
 Mesin Parut ubi kayu sebanyak 2 unit di Kecamatan Cicalengka dan Pacet;
 Mesin pemipil jagung sebanyak 1 unit di Kecamatan Soreang dan chipper sebanyak
1 unit di Kecamatan Cimenyan;
 Combine harvester sebanyak 1 unit di Kecamatan Solokanjeruk;
 Mesin pengolahan hasil 1 paket di Kecamatan Kertasari dan sarana pengemasan
sebanyak 1 paket di Kecamatan Ciparay.
 Stimulan unit pasca panen dan pengolahan hasil sebanyak 1 paket di Kecamatan
Solokanjeruk yang terdiri dari bangunan, sepaket alat pasca panen dan pengolahan
hasil padi.

6.3.7. Jumlah Pencapaian Indeks Pertanaman (IP)

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian sasaran


berkembangnya usaha agrobisnis berbisnis ekonomi local dan mampu berdaya saing,
adalah dengan melihat peningkatan luas pertanaman pertanian tanaman pangan menuju
5% pencapaian peningkatan produktivitas pertanaman, terutama komoditas padi di
Kabupaten Bandung. Grafik Indeks Pertanaman (IP) dibawah menunjukkan adanya
peningkatan nilai dari 1,92 di tahun 2009, kemudian 1,98 di tahun 2011 dan menjadi 2,01
pada Tahun 2012 dan meningkat 0,26 pada tahun 2013 menjadi 2,27 serta produktivitas
padi meningkat dari 55,63 kuintal/ha di tahun 2005 menjadi 61,20 kuintal/ha di tahun
2011, 63,66 kuintal/ha dan 64,34 kuintal/hektar pada Tahun 2013.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-88
Pemerintah Kabupaten Bandung

Grafik : Indeks Pertanaman Tahun 2009 - 2013

2.3
2.27
Indeks Pertanaman (IP) 2.2

2.1
1.98
2 1.97
2.01
1.9
1.92
1.8

1.7
2009 2010 2011 2012 2013

Upaya peningkatan produktivitas hasil pertanian, melalui peningkatan Indeks Pertanaman


(IP), adalah salah satu cara dalam mengatasi kendala berkurangnya lahan pertanian akibat alih
fungsi lahan. Dengan mengoptimalkan penggunaan lahan kegiatan usaha agribisnis tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan, sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan
pada akhirnya mendorong produktivitas hasil pertanian secara keseluruhan. Optimalisasi daya
guna lahan tersebut juga didukung oleh pembangunan unsur-unsur pendukung yang
mempengaruhinya termasuk pembangunan infrastruktur dasar, jalan, optimalisasi, dan konservasi.
Kegiatan-kegiatan pendukung dalam upaya peningkatan IP ini antara lain adalah
pengelolaan sumberdaya air, yang dilaksanakan melalui pengontrolan, pemeliharaan
termasuk rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yang ada melalui pengembangan
jaringan irigasi dan pembuatan cek dam/dan parit. Pengelolaan sumber daya air
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas ketersediaan suplai air, sehingga tidak terjadi
kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan. Bentuk pengelolaan
air ini seperti pembuatan sumur pantek serta embung-embung.

6.4. Sasaran 4: Mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu Dalam Tatanan Integrasi


Ekonomi Lokal

Tingkat pengembangan kawasan wisata terpadu dalam tatanan integrasi ekonomi


local, upaya pencapaian kinerja sasarannya dikoordinaskan secara teknis oleh Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata. Pengukuran terhadap keberhasilan pelaksanaannya
melalui 3 indikator kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan
Pariwisata. Untuk lebih jelasnya, capaian kinerja pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-89
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.55.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu
Dalam Tatanan Integrasi Ekonomi Lokal
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014

1 Jumlah kunjungan wisata 5,124,142 5,645,569 6,234,555 6900220 6608628 95,77% 6608628 *

2 Jumlah daya tarik wisata 40 45 50 55 45 81,82% 45 *

3 Jumlah mitra kerja pariwisata 1,124 1,224 1,312 1442 * * * *


Rata-Rata
 Belum ada data

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Jumlah kunjungan wisata Jumlah kunjungan pewisata dalam satu tahun

Jumlah daya tarik wisata Jumlah potensi wisata

Jumlah mitra kerja pariwisata Jumlah organisasi pariwisata

b. Analisis Program dan Pendanaan

Target kinerja sasaran kinerja ini di dukung oleh program-kegiatan yang dilaksanakan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan pendanaannya
dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

1 Pengembangan Pemasaran Pariwisata 1.195.000.000 1.173.741.000 98,22


2 Pengembangan Destinasi Pariwisata 2.931.500.000 2.609.067.500 89
3 Pengembangan Kemitraan 522.500.000 521.640.000 99,84
Rata-Rata 95,69

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar - %.
dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.
Capaian Kinerja sasaran 4 tersebut di atas di dukung melalui pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Pemerataan kunjungan wisatawan ke tiap-tiap objek Wisata
Kegiatanini dimaksudkan untuk membina generasi muda dalam hal ini terbentuknya
Mojang jajaka (MOKA) sebagai peran serta dalam mempromosikan kepariwisataan/

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-90
Pemerintah Kabupaten Bandung

duta wisata untuk menarik minat wisatawan mengunjungi objek-objek wisata yang
ada di Kabupaten Bandung

2. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan


Kegiatan ini di maksudkan untuk meningkatkan promosi kepariwisataan dengan cara
melakukan kegiatan yang bersifat lebih mengekspos alam/ objek pariwisata dan
kesenian tradisional khas kabupaten Bandung yang tidak terpisahkan dalam
kepariwisataan yang merupakan salah satu unsur untuk menarik para wisatawan,
dan juga dengan ditambahnya fasilitas Papan Reklame Kepariwisataan yang
bertujuan untuk penunjuk arah ke lokasi wisata agar memudahkan para wisatawan
menuju lokasi wisata sehingga di harapkan meningkatnya kunjungan wisatawan.
3. Peningkatan Penataan Objek Wisata
Kegiatan ini di maksudkan untuk meningkatkan potensi kepariwisataan dengan
menata objek-objek wisata dan juga meningkatkan promosi kepariwisataan melalui
event pameran yang menampilkan ciri khas Kabupaten bandung, sehingga dengan
penataan objek wisata yang baik maka akan terpromosikannya potensi wisata untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan manca negara.
4. Peningkatan lamanya kunjungan wisatawan
Kegiatan ini untuk meningkatkan lamanya kunjungan wisatawan maka instansi
pemerintah diharapkan mampu mengajak masyarakat khususnya pelaku jasa wisata
dalam hal ini Kompepar, Pamoja agar terbina dan meningkatkan pengetahuan serta
menambah wawasan tentang pentingnya kepariwisataan. Dengan sadarnya akan
pentingnya kepariwisataan maka para pelaku jasa wisata dapat mengajak
wisatawan untuk mengunjungi objek wisata dengan cukup lama.
5. Tersedianya Data Base yang terpadu
Kegiatan ini menggambarkan pengembangan destinasi pariwisata industri,
pemasaran kepariwisataan sebagai landasan pembangunan kepariwisataan dalam
jangka panjang yang terdapat di dalam RIPPDA Kepariwisataan, dan dengan
tersedianya Data Base Kepariwisataan akan lebih terarah untuk mencari informasi
pariwisata di kab Bandung.

7. Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tujuan 7 : Menciptakan Lingkungan Yang


Serasi Dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi Bencana

Pengukuran kinerja tujuan 7 ; menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang


dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan
mitigasibencanadiukur melalui 4 (empat) sasaran dengan 16 indikator kinerja sasaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-91
Pemerintah Kabupaten Bandung

Hasil evaluasi kinerja tujuan ini digambarkan dengan capaian kinerja 4 buah sasaran yang
telah ditetapkan, sebagaimana berikut.

7.1 Sasaran 1: Meningkatnya Pengawasan Dan Pengendalian Terhadap Pencemaran


Dan Kerusakan Lingkungan

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Upaya menjaga dan meningkatkan daya dukung lingkungan merupakan hal penting
dalam proses pembangunan berkelanjutan. Lingkungan yang buruk akan mengakibatkan
konsistensi pembangunan akan terhambat dan cost pembiayaan untuk menutupi dampak
negative kerusakan lingkungan dan perbaikannya akan semakin besar. Sehingga langkah
pengawasan dan pengedalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan menjadi
langkah penting untuk menjaga kondisi lingkungan.
Untuk mengukur capaian sasaran dilakukan pengukuran melalui 5 (lima) indikator
kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD, yaitu Dinas Sumbar Daya Air,
Pertambangan dan Energi, dan Dinas Pertamanan, Tata Kota, dan Kebersihan. Adapun hasil
pengukuran atas ke lima indikator kinerja tersebut, adalah sebagaimanadiuraikan dalam
table berikut di bawah ini:

Tabel 3.56.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1:Meningkatnya Pengawasan Dan Pengendalian
Terhadap Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi


Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014
Prosentase luasan pertambangan 88,74 89,74 90,65 %
1 91,56% 91,56% 100% 91,56% 92,48% --
berijin
2 Cakupan pelayanan sampah 11.36 13.26 15,22 % 19,06% 16,66% 87,43% 16,66% 22%
Rata-rata pemakaian air bawah 17.016,37 16.954,97 16.885,17 16.675 16.885,17 16.885,17 16.660
3 m³/smr
98,76% m³/smr
--
tanah berijin per sumur tiap tahun m3/smr m3/smr m3/smr m³/smr m³/smr
Prosentase ketersediaan peta
4 50% 62,5% 75% 87,5% 100% 114,29% 100% 100% --
zonasi kerentanaan
Rasio Tempat Pembuangan
5 Sampah Terpadu (TPST) per Satuan 1 : 27,5 1 : 27,5 1 : 25,6 1:17,6 1:12,2 69,32% 1:12,2 1:16,5 --
Penduduk
Rata-Rata 93,96%
Sumber data : LAKIP Dispertasih 2014 dan LAKIP SDAPE 2014

Berdasarkan hasil perhitungan dalam table di atas, realiasi capaian kinerja pada
sasaran ini adalah sebesar 93,96%. Besaran nilai rata-rata kinerja ini dikontribusikan oleh
realisasi target indikator kinerja persentase luasan pertambangan berijin sebesar 91,56%,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-92
Pemerintah Kabupaten Bandung

cakupan pelayanan sampah sebesar 16,66%, rata-rata pemakaian air bawah tanah sebesar
98,76%, ketersediaan peta zonasi kerentanan sebesar 114,29%, dan rasio TPST persatuan
penduduk sebesar 69,32%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Luas pertambangan berijin dibandingkan dengan total luas lahan


Prosentase luasan pertambangan berijin
pertambangan
Persentase dari perbandingan Luasan wilayah dalam cakupan pelayanan
Cakupan pelayanan sampah
sampah disbanding wilayah
Rata-rata pemakaian air bawah tanah berijin per Rata-rata hasil hasil perbandingan debit air bawah tanah yang diambil tiap
sumur tiap tahun sumur dengan jumlah sumur yang ada
Jumlah kecamatan yang sudah dipetakan kerentanan geologi dibandingkan
Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan
dengan jumlah kecamatan yang rawan bencana geologi
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Perbandingan jumlah TPST dengan jumlah volume sampah berdasarkan
per Satuan Penduduk jumlah penduduk

Realiasi target indikator kinerja persentase luasan pertambangan berijin pada


Tahun 2014 tercapai 100%. Target luasan pertambangan berijin sebesar 91,65%, secara
keseluruhan dapat terpenuhi. Apabila diperbandingkan dengan capaian kinerja pada
tahun-tahun sebelumnya, terlihat konisitensi kenaikan luasan pertambangan berijin,
sehingga dengan capaian Tahun 2014 ini menyisakan target sebesar 0,92% untuk
mewujudkan target RPJMD luasan pertambangan berijin pada Tahun 2015 sebesar
92,48%. Kendala yang dihadapi dalam optimalisasi sasaran ini adalah belum optimalnya
pelaksanaan good mining practiceoleh pengusaha pertambangan, karena pada umumnya
kegiatan penambangan dilakukan oleh pemodal kecil dengan sumber daya yang masih
rendah, sehingga proses penambangan dilakukan secara manual atau tidak dilakukan
dengan system mekanis. Untuk itu langkah-langkah pembinaan secara konsisten dan
kontinue terus dilakukan, untuk mengurangi/menghilangkan dampak negative dari pola
penambangan yang tidak seimbang dengan langkah perbaikan lingkungannya.
Keseimbangan lain yang harus terjaga adalah ketersediaan air tanah, mengingat
wilayah Bandung yang merupakan danau purba, yang pada lapisan bawah tanah terdapat
rongga air. Apabila rongga air bawah tanah berkurang, maka dapat menyebabkan
terjadinya penurunan permukaan tanah, sehingga menjaga kesimbangan antara
pemakaian air tanah (discharge) dengan pengisian kembali air tanah (recharge) menjadi
sangat penting untuk menjaga stabilitas kondisi tanah. Hasil pengukuran terhadap
pengambilan air bawah tanah, hanya tercapai 98,76%, yaitu dari target sebesar 16.675%
tercapai 16.885,17. Dengan hasil ini tersisa selisih sebesar 225m³ penggunaan volume air
yang harus ditekan untuk mewujudkan target RPJMD pada Tahun 2015 sebesar 16.660m³.
Kendala pencapaian target kinerja ini diantaranya disebabkan karena masih
rendahnya kesadaran para pelaku usaha dan lemahnya koordinasi antara pengelola pajak
air (Provinsi Jawa Barat) dengan pelaksana pengendalian pemakaian air tanah (Kabupaten
Bandung). Langkah lebih lanjut yang dilaksanakan adalah meningkatkan kerjasama

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-93
Pemerintah Kabupaten Bandung

pengelolaan air bawah tanah dengan Provinsi Jawa Barat, melakukan kegiatan-kegiatan
sosialisasi pembinaan dan pengendalian pengunaan air bawah tanah.
Pemerintah Kabupaten Bandung hanya memiliki 1 (satu) buah TPAS yang terletak
di Desa Babakan Kecamatan Ciparay untuk menampung sampah yang mencakup 24
kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung. Pada Tahun 2014 volume sampah
yang tertangani adalah 986,16m³ dari volume sampah yang dihasilkan sebanyak 5.918,05
m³/hr atau sekitar 16,66%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah produksi
sampah yang ditangani sebesar 1.056m³/hr dari 6.936m³/hr atau sebesar 15,22%. Dilihat
dari jumlah volume produksi sampah terlihat adanya penurunan pada tahun 2014 ini,
dikarenakan langkah-langkah penanganan sampah pada titik awal sumber produksi
sampah telah upayakan untuk dapat dilaksanakan secara maksimal, yaitu melalui
pengelolaan sampah dengan konsep 3R dan pembangunan TPST.
Daya tampung TPAS yang terbatas dan tidak seimbang dengan pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya, sehingga optimalisasi pengelolaan sampah melalui metode 3R
dan TPST menjadi penting dilakukan. Pemerintah Kabupaten Bandung mengambil
kebijakan untuk membangun TPST pada wilayah-wilayah, sehingga dapat mengurangi
distribusi beban sampah pada TPAS secara terdesentraliasi. Jumlah TPST di Kabupaten
Bandung pada Tahun 2014 telah berjumlah 71 buah dengan saya tamping sebanyak
284m³. Jumlah ini bertambah dari jumlah pada tahun 2013 sebanyak 45 buah.
beban sampah yang Capaian kinerja terendah berada pada indikator cakupan
pelayanan sampah dan rasio TPST persatuan penduduk. Kendala yang dihadapi pada
kedua indikator kinerja ini, yaitu wilayah Kabupaten Bandung yang luas dan menyebar,
sehingga sulit dan jauh dari jangkauan pelayanan, pertambahan jumlah penduduk
Kabupaten Bandung, belum tersedianya tempat pembuangan/pengolahan sampah akhir
yang mencukupi untuk dapat menampung jumlah sampah penduduk Kabupaten Bandung
serta jumlah ketersediaan dukungan sarana prasarana pengelolaan sampah yang belum
sesuai kebutuhan.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Dalam upaya pencapaian kinerja pada sasaran ini di dukung oleh 1 (satu) program dan 5
(lima) kegiatan. Program dan kegiatan pendukung pencapaian kinerja sasaran beserta
pendanaannya adalah sebagaimana dirinci dalam table berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan 100.000.000 91.898.500 91,90%
1 dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan
pertambangan rakyat
Program pengembangan kinerja pengelolaan 19.023.534.142 18.207.840.875 95,71%
2
persampahan
Kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan 521.005.000 80,15%
3 650.000.000
kegiatan penambangan galian C

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-94
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kegiatan pengawasan penertiban kegiatan 246.208.000 98,48%


4 250.000.000
pertambangan rakyat
Pengukuran penurunan muka tanah (land 147.232.000 98,15%
5 150.000.000
subsidence)
Kegiatan pemetaan dan analisis geologi 340.947.600 97,41%
6 350.000.000
lingkungan
Rata-Rata 93,63%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran sebesar 93,63% dengan realisasi capaian kinerja sasaran sebesar
93,96%, maka diperoleh nilai persentase sebesar 100,35%. dengan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa proses pelaksanaan program kegiatan dalam rangka pencapain kinerja
sasaran ini dilaksanakan dengan cukup efisien.

7.2 Sasaran 2: Terciptanya Lingkungan Yang Bersih

Tingkat terciptanya lingkungan yang bersih, diukur melalui5 indikator kinerja


sasaran yang dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Dinas Sumbar Daya Air, Pertambangan dan
Energi; Dinas Pertamanan, Tata Kota, dan Kebersihan; dan BPLH. Untuk lebih jelasnya,
capaian kinerja pada tahun 2014diuraikan di bawah ini.
Tabel 3.57.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terciptanya Lingkungan Yang Bersih

Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi Targe


Target
N Kinerja t
Indikator Kinerja Realisa % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target s.d. Th Nasio
si capaian 2015
2014 nal

1 Presentase luas RTH perkotaan 0,137 0,119 0,15 0,12 0,17 141,67 0,17 0,12

Jumlah kegiatan pengujian kualitas


2 80 481 490 500 658 132 658 600
air
Persentase penataan
usaha/kegiatan dalam
3 45 50 62 60 62 103,3 62 65
pengendalian pencemaran
lingkungan
4 Perolehan Nilai Adipura 74 74 73,07 74 71,26 96 71,26 74
Jumlah kebijakan pengelolaan tidak
5 3 0 1 1 100 4 7
lingkungan hidup ada
Rata-Rata 114,59
Sumber data : LAKIP Dispertasih 2014 dan LAKIP BPLH 2014

Dari hasil penghitungan capaian realisais kinerja dalam table diatas, pada Tahun
2014 diperoleh persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 114,59%. Dengan
hasil tersebut, dapat dinayatakan bahwa kinerja sasaran ini tercapai dengan cukup baik.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-95
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Persentase perbandingan antara jumlah lahan terbuka hijau dibandingkan


Presentase luas RTH perkotaan
dengan jumlah luas wilayah Kabupaten Bandung
Jumlah kegiatan pengujian kualitas air Jumlah intensitas kegiatan pengujian baku mutu kualitas air
Persentase penataan usaha/kegiatan dalam Jumlah kegiatan piñata usaha/kegiatan pengendalian pencemaran
pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan yang dilaksanakan
Perolehan Nilai Adipura NIlai perolehan Adipura
Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
hidup

Realisasi RTH pada tahun 2014 tercapai 141,67%, dengan meningkatnya capaian
luasan lahan terbuka hijau dari target 2014 sebesar 0,12% terealisasi sebesar 0,17%.
Dengan hasil ini realisasi capaian melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2014, dan
telah melampaui target capaian kinerja RPJMD pada Tahun 2015 yang ditetapkan
sebanyak 0,12%.
7.2.1. Presentase Luas RTH Perkotaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka (Open
Spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi
(endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang
dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, social, ekonomi
dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya
dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi
juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota. Agar kegiatan budidaya tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang
terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30 % dimana 10 % diantaranya
adalah RTH private (RTH yang berada di lahan milik pribadi, seperti rumah atau pabrik)
dan 20 % adalah RTH publik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.58.
Analisis Capaian Kinerja Persentase RTH Perkotaan Per-Tahun
No Indikator Kinerja 2013 Realisasi
Target Realisasi Capaian 2011 2012
1. Persentase RTH Perkotaan 0,12 % 19,17 % 100 % 0,119 % 0,137 %

Sumber : UPTD Pemakaman dan Pertamanan, Dinas Perumahan, Penataan Ruang danKebersihan

Ruang Terbuka Hijau merupakan bagian dari ruang-ruang suatu wilayah yang diisi
oleh tumbuhan guna mendukung manfaat langsung maupun tidak langsung dari ruang
tersebut. Ruang Terbuka Hijau yang dikelola oleh UPTD Pemakaman dan Pertamanan
Tahun 2014 luas RTH yang dikelola sebesar 33,00 Ha terdiri dari Taman Kota 3,9 Ha, Hutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-96
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan Kota Komplek Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha,
TPU Perkotaan 16,5 Ha, RTH Jalan Raya 3,7 Ha dan Taman Cingcin 0,5 Ha dan pengadaan
tanah untuk RTH. Tahun 2013 luas RTH yang dikelola sebesar 33 Ha (sama dengan tahun
2012) sedangkan data lapangan pihak ke tiga sebesar 4.629,18 Ha terdiri dari RTH Taman
235,66 Ha, RTH Lapangan Olah Raga 64,78 Ha, RTH TPU 1.119,96 Ha, Hutan Kota 6,48 Ha,
Hutan Lindung 2.637,44 Ha, Taman Hutan Raya 0,5 Ha, Hutan Rekreasi 15,00 Ha dan Jalur
Hijau 549,38 Ha (Data hasil kegiatan Penyusunan Data/Informasi Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan Kabupaten Bandung 2013). Tahun 2012 luas RTH yang dikelola
sebesar 33,00 Ha terdiri dari Taman Kota 3,9 Ha, Hutan Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan
Kota Komplek Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha, RTH Jalan Raya 3,7 Ha dan
Taman Cingcin 0,5 Ha. Tahun 2011 luas RTH yang dikelola sebesar 28,827 Ha terdiri dari
Taman Kota 3,9 Ha, Hutan Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan Hutan Kota Komplek Pemda
Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha.
Melonjaknya capaian luasan Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2014 dikarenakan
telah dilaksanakannya pengadaan tanah untuk RTH di 6 lokasi dari sumber dana APBD
Propinsi. Data realisasi tahun 2013 realisasi sebesar 19,16 % dikoreksi dikarenakan adanya
ketidaksinkronan data dan sedang disusun masterplan RTH di tahun 2015.

7.2.2. Persentase peningkatan kualitas air

Presentase lokasi pengujjian kualitas air sungai yang berstatus selain “cemar berat”,
terealisasi dibawah target tahun sebelumya. Apabila dilakukan evaluasi terhadap
pencapaian indikator kinerja untuk yang tercapai lebih dari 100%, khususnya dalam
kepemilikan TPS limbah B3, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya industri memenuhi
penaatan teknis, namun belum sepenuhnya menaati ketentuan administrasi berupa
perizinan dan pelaporan. Sementara itu, penurunan kualitas air yang ditandai dengan 75
(100%) lokasi sungai yang dipantauberstatus “cemar berat” menunjukkan bahwa
pembinaan dan pengawasan usaha/kegiatan hanya merupakan salah satu alat
pengendalian pencemaran air, selain pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah,
penyusunan produk hukum, sosialisasi yang intensif, dan koordinasi serta pembagian
peran yang jelas antara berbagai pemangku kepentingan.

7.2.3. Persentase penataan usaha/kegiatan dalam pengendalian pencemaran lingkungan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan


Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup (BPLH) memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik, yaitu bidang pengendalian lingkungan hidup yang meliputi
tata lingkungan, pengendalian pencemaran lingkungan, konservasi dan pengendalian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-97
Pemerintah Kabupaten Bandung

kerusakan lingkungan, penegakan hukum dan kemitraan lingkungan, serta melaksanakan


ketatausahaan badan.
Dalam menjalankan TUPOKSI tersebut, kegiatan penataan usaha menjadi sangat
penting dalam pengendalian pencemaran lingkungan. Indikator sasaran ini direalisasikan
melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan, dengan
menghitung jumlah kegiatan pengendalian lingkungan yang dilaksanakan. Berdasarkan
data dapat disimpulkan bahwa perkembangan prosentase penataan usaha/kegiatan
dalam pengendalian pencemaran lingkungan tahun 2011-2013 selalu menunjukkan
kenaikan (lihat diagram). Kenaikan terlihat sangat signifikan dari tahun 2012 ke tahun
2013. Itu artinya bahwa kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan di Kabupaten Bandung dapat dikendalikan. Pada tahun 2013 dilaksanakan 19
kegiatan pengendalian pencemaran lingkunan, yang secara keseluruhan kegiatan tersebut
dapat diselesiakan, sehingga capaian kinerja dapat diasumsikan tercapai 100% sesuai
dengan target yang ditetapkan.

Perkembangan Prosentase Penataan Usaha/Kegiatan Dalam


Pengendalian Pencemaran Lingkungan
(%)
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0 0 0 0

7.2.4. Perolehan Nilai Adipura

Perolehan nilai Adipura Kota Soreang periode tahun 2012-2013 adalah 73,07, masih
di bawah target yang ditetapkan yakni 74,00, dengan rincian penilaian ke-1=71,52,
penilaian ke-2=73,02 dan nilai non fisik=80,25.Nilai ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yaitu 72,00 atau 0,77 poin. Namun penghargaan Adipura belum dapat
diperoleh karena passing grade nilai untuk memperoleh penghargaan terebut adalah 74.
Kelemahan dari kecilnya nilai fisik adalah belum memadainya kriteria fisik seperti kondisi
drainase, sarana kebersihan, trotoar, pengolahan sampah 3R, keberadaan Bank Sampah,
dan kebersihan di beberapa titik pantau. Sedangkan untuk nilai non fisik, nilai yang masih
rendah adalah nilai institusi karena dukungan dana APBD untuk program Adipura dan
lingkungan hidup dinilai masih rendah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-98
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat, berkontribusi pada pencapaian misi ke-3
sekira 30%.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Capian target kinerja sasaran ini, didukung oleh program-program yang dilaksanakan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan pendanaannya
dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
1 Program Pengelolaan RTH 13.444.097.500 10.932.501.052 81,32
2 Peningkatan Pengendalian Polusi 500.000.000 493.018.370 99
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
3 325.000.000 292.327.250 89,95
Lingkungan Hidup
4 Perolehan Nilai Adipura 285.000.000 280.452.500 98,40
5 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup 712.000.000 675.537.770 94,88
Rata-Rata 92,71

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
123,60%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

7.3 Sasaran 3: Terselenggaranya konservasi sumber daya alam

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Tingkat kualitas penyelenggaraan konservasi sumber daya alam, diukur melalui 2


indikator kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan, dengan gambaran capaian kinerja pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut di bawah ini.
Tabel 3.59.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terselenggaranya konservasi sumber daya
alam
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Prosentase luas lahan kritis yang
1 10.28 32.86 43.58 47,58 66,37 139,49 66,37 54,94
ditanami
2 Luas hutan rakyat/agroforesty 715 2,335 4,659 7.910 6.251 79,03 6.251 12,93
Rata-Rata 109,26

Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-99
Pemerintah Kabupaten Bandung

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Persentase luas lahan kritis yang telah dtangani disbanding dengan luas lahan
Prosentase luas lahan kritis yang ditanami
kritis yang ada
Luas hutan rakyat/agroforesty Luas hutan rakyat disbanding hutan yang ada

b. Analisis Program dan Pendanaan

Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %

1 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 6.491.099.000 3.750.213.620 57,77


2 Luas hutan rakyat/agroforesty 622.791.000 554.656.160 89,06
Rata-Rata 73,42

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


realisasi anggaran dengan realisasi kinerja, maka diperoleh nilai persentase sebesar
148,82%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.

1.3.1. Prosentase luas lahan kritis yang ditanami

Lahan kritis merupakan salah satu fenomena yang banyak ditemui di wilayah-wilayah
yang sedang berkembang. Lahan kritis ini banyak disebabkan oleh erosi, tanah longsor,
perusakan hutan, dan pertanian sistem ladang berpindah. Fenomena seperti ini saat ini
sudah terjadi di Kabupaten Bandung. Mengingat Kabupaten Bandung sebagai lumbung
padi Provinsi Jawa Barat, masalah ini harus segera mendapat penanganan.
Melalui Program rehabilitasi hutan dan lahan, Kabupaten Bandung berusaha untuk
memperkecil luas lahan kritis. Pada tahun 2013 prosentase lahan kritis yang sudah
ditanami adalah 43.58 % dari luas kritis. Artinya sudah melebihi target sebesar 3.36%
dengan capaian 108.35%. Sedangkan jika dilihat kecenderungan dari tahun 2011-2013,
prosentase lahan kritis yang ditanami selalu menunjukkan kenaikan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-100
Pemerintah Kabupaten Bandung

Perkembangan Prosentase Luas Lahan Kritis Yang Ditanami


50
43.58
40
Prosentase ()%

32.86
30

20

10 10.28

0
2011 2012 2013

1.3.2. Luas hutan rakyat/agroforesty

Pengembangan hutan rakyat di Kabupaten Bandung dilakukan melalui Program


Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Pada tahun 2013, Kabupaten Bandung
memiliki 4.659 Ha hutan Rakyat. Artinya, pada tahun 2013 belum mencapai target yang
telah ditetapkan yaitu 4.745 Ha dengan prosentase capaian 98.18 %. Namun jika dillihat
dari perkembangan hutan rakyat dari tahun 2011-2013 selalu menujukkan kenaikan.
Kenaikan terlihat sangat signifikan terjadi pada periode 2012-2013 sebesar 2.324 Ha. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Perkembangan Luas Hutan Rakyat


5000
4500 4,659
4000
3500
Luas (Ha)

3000
2500
2,335
2000
1500
1000
715
500
0
2011 2012 2013

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan melalui 2


mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2) pendekatan ekonomi dengan
mengembangkan agribisnis di sekitar hutan. Kedua mekanisme tersebut saling
berkesinambungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-101
Pemerintah Kabupaten Bandung

Tabel 3.60.
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi %
Mengembangkan usaha 1. Prosentase luas lahan kritis 40,22% 43,58% 108,35
ekonomi produktif dalam yang tertanami
upaya stabilitas kualitas 2. Luas hutan rakyat 4.745 ha 4.659 ha 98,19
lingkungan hutan dan
3. Jumlah kelompok 87 kel 92 105,75
lahan
agroforestry
4. Jumlah komoditi AUK yang 4 4 100
diusahakan

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah


konservasi tanah dan air serta banyaknya penelantaran lahan-lahan kering yang berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama telah mengakibatkan terjadinya lahan-lahan kritis di
Kabupaten Bandung.
Keberadaan lahan kritis di Kabupaten Bandung ini telah menyebabkan rusaknya
keseimbangan,daya dukung serta daya tampung lingkungan terutama pada lahan-lahan yang
terdapat di daerah-daerah hulu dengan fungsi sebagai daerah resapan air. Kondisi yang
sama,dan dengan ditambah banyaknya pemukiman pendudukpun terjadi di daerah sepanjang
aliran sungai (DAS), keadaan ini pada akhirnya turut berpengaruh sebagai faktor penyebab atau
faktor yang mempercepat terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandungseperti banjir,
longsor, kekeringan serta makin tingginya kualitas pencemaran yang terjadi di beberapa badan
sungai di Kabupaten Bandung, baik pencemaran dari rumah tangga maupun industri.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Pertanian Perkebunan dan
Kehutanan pada tahun 2012 dan tahun 2013 ini telah melakukan upaya-upaya untuk
mengurangi luas lahan kritis di Kabupaten Bandung melalui penanaman komoditas
tanaman tahunan produktif seperti buah-buahan dan kayu-kayuan, baik melalui kegiatan
yang dibiayai APBD Kabupaten, Propinsi maupun APBN TA. 2013. Upaya-upaya tersebut
telah dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan dan berhasil menanami lahan
kritis serta tegalan seluas 15.757,80Ha.
Tabel 3.61.
Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis
LUAS PENANAMAN HUTAN DAN
NO 2011 (Ha) 2012 (Ha) 2013 (Ha)
LAHAN KRITIS (KECAMATAN)
1 Soreang 160.00 200.91 245.50
2 Pasirjambu 113.00 547.25 223.86
3 Ciwidey 50.00 356.82 72.50
4 Nagreg 125.00 97.15 198.86
5 Rancabali 160.00 230.00 121.61
6 Margaasih - - 115.45
7 Bojongsoang - 77.27 -
8 Dayeuhkolot - 11.81 -
9 Banjaran 285.00 - 40.45
10 Pameungpeuk - - 1.27
11 Pangalengan 505.00 306.82 493.05

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-102
Pemerintah Kabupaten Bandung

12 Katapang - 38.35 -
13 Majalaya - 2.27 0.90
14 Ciparay 55.00 256.82 177.91
15 Pacet 445.00 716.77 287.04
16 Kertasari 25.00 212.50 154.76
17 Cicalengka 200.00 203.41 470.67
18 Cikancung 100.00 305.19 333.40
19 Rancaekek 1.00 - -
20 Paseh 125.00 160.23 414.32
21 Ibun 135.00 2.27 237.04
22 Cileunyi 225.00 484.30 115.45
23 Cimenyan 185.00 297.05 21.60
24 Cilengkrang 235.00 169.32 239.32
25 Margahayu 1.00 - -
26 Baleendah 70.00 198.56 82.49
27 Arjasari 470.00 446.89 276.14
28 Cimaung 285.00 207.73 174.78
29 Solokan Jeruk - - 48.87
30 Cangkuang 131.00 422.50 76.36
31 Kutawaringin 81.00 108.64 35.91
32 Tersebar di Kab. Bandung** - 147.73 11,098.22
JUMLAH 4,167.00 6,208.56 15,757.73
*Sumber; Bidang Kehutanan Distanbunhut Kab. Bandung 2013.

Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat diakui cukup berat
dan masih mengalami banyak kendala. Hasil kajian LPM ITB (2001) menunjukkan
gambaran kondisi kerusakan lahan yang diakibatkan oleh penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta terjadinya penggunaan lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya di Kabupaten Bandung cukup memprihatinkan
sehingga menyebabkan tingkat erosi yang terjadi di Kabupaten Bandung berkisar mulai
dari kategori sedang sampai dengan berat.

7.4 Sasaran 4: Berkurangnya Tingkat Resiko Akibat Bencana/Kebakaran

a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja Sasaran

Penetapan sasaran ini, dimaksudkan untuk menekan berbagai kerugian yang


mungkin ditimbulkan akibat terjadinya kejadian bencana/kebakaran. Dalam sasaran ini,
masih difokuskan meningkatkan kondisi kesiapan daerah/wilayah dalam menghadapi
kebencanaan, atas dasar prediksi potensi kebencanaan. Sehingga sasaran ini menekankan
pada indikator yang bersifat preventif.
Sasaran ini untuk Tingkat capaian kinerja Sasaran berkurangnya tingkat resiko
akibat bencana/kebakaran diukur melalui 4 (empat) indikator kinerja sasaran, yang secara
teknis dikoordinasikan oleh 2 (dua) SKPD, yaitu Dinas Pertamanan, Tata Kota, dan
Kebersihan; dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Untuk lebih jelasnya, capaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-103
Pemerintah Kabupaten Bandung

kinerja sasaran pada tahun 2014dan perbandingan-perbandingan dengan realisasi capaian


tahun yang lalu serta target RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.62.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Berkurangnya Tingkat Resiko Akibat
Bencana/Kebakaran
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target
N Kinerja Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th Nasional
capaian 2015
2014

1 Cakupan pelayanan bencana 47,88 % 30 % 49,52 % 60% 49,52% 82,53% 49,52% 65%
kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu
tanggap (respon time) daerah
2 27,27 % 25 % 37,33 % 40% 56,52% 58,70% 56,52% 50%
layanan wilayah manajemen
kebakaran (WMK)
Persentase wilayah tanggap
3 darurat dan pasca bencana yang 80 100 100 100 100 100% 100% 100%
bisa di tanggulangi
Jumlah kecamatan siaga bencana
4 di Kabupaten Bandung
-- 28 31 31 31 100% 31 31

Rata-Rata 105,87% 85,31%


Sumber data : Lakip Disperatih dan Lakip BPBD 2014

Berdasarkan data table diatas, pada tahun 2014 capaian kinerja sasaran tercapai
sebesar 85,31. Hasil ini dikontribusikan dengan hasil capaian indikator kinerja cakupan
pelayanan bencana kebakaran sebesar 82,53%, Respon time sebesar 58,70%, persentase
wilayah tanggap bencana yang bisa ditanggulangi sebesar 100%, dan jumlah kecamatan
siaga bencana sebesar 100%. Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja
dalam table di atas adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Cara Penghitungan

Cakupan pelayanan bencana kebakaran Persentase cakupan wilayah terjangkau pelayanan kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menjangkau lokasi kejadian bencana
(WMK)
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca Persentase jumlah jumlah wilayah bencana dibandingkan dengan jumlah
bencana yang bisa di tanggulangi wilayah bencana yang ditanggulangi
Jumlah kecamatan siaga bencana di Kabupaten
Jumlah wilayah kecamatan yang telah siaga bencana
Bandung

Berdasarkan hasil ukur atas capaian kinerja dalam table di atas, dapat dilihat
bahwa cakupan pelayanan bencana kebakaran dari target 60% hanya tercapai 49,52%,
atau terealisasi sebesar 82,53%. Bila dibandingkan target RPJMD pada Tahun 2015 sebesar
65%, terdapat kekurangan sebesar 15,48%. Kondisi ini masih sulit untuk dapat di penuhi.
Keterbatasan armada mobil pemadam kebakaran yang dimiliki sebanyak 8 (delapan) unit
dengan 3 (tiga) pos pemadam kebakaran yaitu Wilayah I Soreang, Wilayah II Ciparay, dan
Wilayah III Cicalengka, belum mampu mencakup wilayah manajemen kebakaran seluas
176.238,67 Ha. Sehingga penanganan terhadap kejadian kebakaran yang meningkat setiap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-104
Pemerintah Kabupaten Bandung

tahunnya yaitu Tahun 2011 sebanyak 192 kejadian, Tahun 2012 sebanyak 220 kejadian,
Tahun 2013 sebanyak 252 kejadian, dan tahun 2014 sebanyak 256 kejadian, dibantu
bersama-sama dengan unit pemadam kebakaran dari Kota Bandung ataupun dari unit
milik swasta.
Keterbatasan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran tersebut
juga mempengaruhi respon time penanganan bencana kebakaran, yang pada tahun ini
mengalami penurunan dan tidak mencapai target dari target ditetapkan sebesar 40%
terealisasi sebesar 56,52%. Capaian waktu tempuh tercepat adalah … dan terlama adalah
… yang dihitung sejak diterimanya laporan/informasi kejadian kebakaran sampai dengan
petugas tiba dilokasi kebakaran dari pos pemadam kebakaran terdekat. Dengan catatan
hasil waktu tersebut, realisasi indikator kinerja pada Tahun ini hanya tercapai 58,70%.
Berdasarkan RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran), untuk
pengembangan dan peningkatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
di Kabupaten Bandung, dibutuhkan pengembangan 12 pos damkar yang disertai dengan
pemenuhan sarana prasarana kebakaran termasuk penempatan mobil damkar dalam
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Kabupaten Bandung yang dituangkan dalam
kebijakan pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, untuk mengoptimalisasi capaian
kinerja sasaran ini, maka pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan mendorong
terbentuknya dan dan tersedianya satuan relawan kebakaran yang terlatih pada pos
satlakar di setiap desa/kelurahan yang rawan kebakaran/jauh dan jauh dari posisi pos
damkar.
Capaian kinerja pada dua indikator kinerja lainnya, yaitu persentase wilayah
tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi dan jumlah kecamatan siaga
bencana di Kabupaten Bandung, dapat terealisasi sebesar 100%. Setiap tahunnya seluruh
wilayah terjadi bencana dapat ditanggulangi, dan sejak tahun 2012 seluruh kecamatan
telah memiliki kesiagaan bencana, sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan. Dengan
realisasi kinerja tersebut, target kinerja RPJMD telah tercapai.
Indikator kinerja persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa
ditanggulangi mengukur jumlah wilayah bencana yang dapat ditangani berdasarkan
jumlah kejadian bencana yang terjadi. Jumlah kejadian bencana pada Tahun 2014
sebanyak 3 kejadian bencana, yang berupa bencana banjir, bencana tanah longsor dan
bencana putting beliung.Kejaidan bencana tersebut mencakup wilayah bencana
berdasarkan kecamatan terdampak sebanyak 20 Kecamatan. Secara keseluruhan seluruh
kejadian bencana dan wilayah bencana dapat ditanggulangi melalui ditetapkannya 1
Keputusan Bupati Bandung Nomor 360/Kep.622-BPBD/2014 tentang Penetapan Status
Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di 20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-105
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kecamatan. Penanggulangan bencana yang dilakukan diantaranya melalui pengalokasian


tempat pengungsian sementara, pemberian bantuan logistic, mobilisasi korban bencana,
pengobatan, dan lain-lain.
Indikator kinerja sasaran jumlah kecamatan siaga bencana di Kabupaten Bandung
didasarkan atas jumlah kecamatan yang telah membangun jalur evakuasi bencana,
ketersediaan Unit Cegah Siaga di Kabupaten Bandung serta ketersediaan partisipasi
masyarakat dalam bentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) pada setiap kecamatan dan Forum
Kesiapsiagaan Dini Masyarakat (FKDM) yang terdiri dari LSM penggiat kebencanaan.
Sampai dengan tahun 2014 seluruh kecamatan telah memiliki TRC dengan jumlah personil
250 orang yang menyebar diseluruh kecamatan.
Kesiagaan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam menghadapi bencana juga dapat
dilihat adanya anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana pada setiap
tahunnya, yang pada Tahun 2012 direalisasikan sebesar Rp.560.555.900,-, Tahun 2013
sebesar Rp.1.892.443.000,- dan Tahun 2014 sebesar Rp.749.356.250,-. Jumlah alokasi
anggaran penggulangan kebencanaan berbeda pada setiap tahunnya karena disesuaikan
dengan kondisi kejadian kebencanaan yang terjadi.

b. Analisis Program dan Pendanaan

Tercapainya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :

N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya
1 5,299,892,725 5,164,824,128 97.45%
kebakaran
Program pencegahan dini dan penanggulangan bencana
2 4,439,918,750 3,837,286,640 86.43%
alam
3 Program pengembangan data dan informasi 1,000,000,000 895,949,200 89.59%
4 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan 115,250,000 115,250,000 100.00%
Program perencanaan pengembangan kota-kota
5 520,750,000 506,130,000 97.19%
menengah dan besar
Rata-Rata 11,375,811,475 10,519,439,968 94.13%

Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran, dengan membandingkan antara


persentase realisasi anggaran sebesar 94,13% dengan persentase realisasi kinerja sebesar
85,31%, maka diperoleh nilai persentase sebesar 90,63%, dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan cukup
efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-106
Pemerintah Kabupaten Bandung

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

1. Pengelolaan Pendapatan Daerah


Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di dalam pasal 128 ayat (1) pada bagian ketiga
tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah menjelaskan bahwa setiap SKPD yang
memungut pendapatan daerah wajib mengintensifkan pemungutan pendapatan yang
menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.
Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah diupayakan melalui peningkatan
Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan sesuai kewenangan dan
potensi yang ada, dengan memperhatikan aspek kepentingan umum, keadilan dan
kemampuan masyarakat serta efesiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah.
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah diarahkan kepada peningkatan
pungutan yang telah ada objek dan subjeknya dan penggalian potensi baru atau mencari
objek dan subjek pungutan baru sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta meningkatkan koordinasi dengan SKPD dan ekonsiliasi dengan Pemerintah
Pusat dan Provinsi sebagai upaya optimalisasi peningkatan pendapatan daerah.
Adapun kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan daerah meliputi:
1. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan pemungutan Pajak Daerah secara
intensif.
2. Meningkatkan koordinasi antar SKPD Pemasok Income dalam upaya meningkatkan
PAD.
3. Meningkatkan pelaksanaan penagihan aktif terhadap penunggak Pajak Daerah.
4. Memperluas basis pungutan Pajak Daerah sesuai Peraturan Perundang-undangan.
5. Meningkatkan pelayanan Pajak Daerah terutama pelayanan oleh UPTD Pajak Daerah.
6. Meningkatkan pelayanan pada tingkat pelayanan dasar seperti pelayanan
PUSKESMAS dan Pasar Tradisional.
7. Meningkatkan koordinasi dan rekonsiliasi kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa
Barat terkait dengan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak.
8. Memberikan Reward dan Punishment terhadap SKPD pemasok income dan
melaksanakan peenegakan Hukum terhadap Wajib Pajak/Retribusi yang melanggar.
9. Penerapan Aplikasi System dalam pengelolaan Pajak Daerah.

2. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah


Pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Bandung menganggarkan pendapatan
sebesar Rp. 3.259.547.477.158,22,- dan terealisasi sebesar Rp. 3.368.043.981.175.50,-
atau 103,33 %.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-107
Pemerintah Kabupaten Bandung

Kontribusi Pendapatan Daerah masih didominasi oleh pendapatan yang bersumber


dari Pendapatan Transfer yang dianggarkan sebesar Rp. 2.685.303.620.927,10,- dan
terealisasi sebesar Rp. 2.724.549.456.516,00,- atau 101,46 % memberikan kontribusi
sebesar 80,88% sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dianggarkan sebesar Rp.
430.127.599.111,12,- dan terealisasi sebesarRp. 507.243.684.130,50,- atau 117,93 % baru
dapat memberikan kontribusi sebesar 15,06%. Sedangkan dari lain-lain pendapatan yang
syah dianggarkan sebesar Rp.83.518.630.458,00,- terealisasi sebesar
Rp.119.790.629.444,50,- atau 143,43 % dengan kontribusi 3,56 %.
Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan APBD Kabupaten Bandung kepada
Pemerintah Pusat masih sangat besar walaupun kontribusi PAD tersebut telah meningkat
cukup signifikan apabila dibandingkan dengan kontribusi PAD terhadap Pendapatan
Daerah 3 (tiga) tahun terakhir. Berdasarkan data realisasi PAD Tahun 2011 sampai dengan
Tahun 2013 kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : Tahun
2011 sebesar 11,86 % dan pada Tahun 2012 sebesar 12,62 % dan pada Tahun 2013
sebesar 15,06 %.
Gambaran Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2013
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.63.
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2014

REK URAIAN ANGGARAN REALISASI (%) Kontribusi


1. PENDAPATAN 3.259.547.477.158,22 3.368.043.981.175,50 103,33 100
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 430.127.599.111,12 507.243.684.130,50 117,93 15,06
1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 243.777.364.885,12 287.766.327.300,00 118,04 8,54
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 51.214.186.650,00 49.547.220.662,00 96,75 1,47
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
51.617.417.126,00 50.139.506.724,00 97,14 1,49
1.1.3. dipisahkan
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 83.518.630.450,00 119.790.629.444,50 143,43 3,56

1.2. PENDAPATAN TRANSFER 2.685.303.620.927,10 2.724.549.456.516,00 101,46 80,89


1.2.1. PENDAPATAN TRANSFER / DANA PERIMBANGAN 2.061.368.459.952,00 2.104.760.856.008,00 102,11 62,49
1.2.1.1. Dana Bagi Hasil Pajak 99.044.928.763,00 84.447.979.092,00 85,26 2,51
1.2.1.2. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 73.165.812.189,00 131.155.157.916,00 179,26 3,89
1.2.1.3. Dana Alokasi Umum 1.730.063.709.000,00 1.730.063.709.000,00 100,00 51,37
1.2.1.4. Dana Alokasi Khusus 159.094.010.000,00 159.094.010.000,00 100,00 4,72
1.2.2. Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 428.493.318.000,00 428.493.318.000,00 100,00 12,72
1.2.2.1. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 428.493.318.000,00 428.493.318.000,00 0,00 12,72
1.2.3. Transfer Pemerintah Propinsi 195.441.842.975,10 191.295.282.508,00 97,88 5,68
1.2.3.1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 195.441.842.975,10 191.295.282.508,00 97,88 5,68

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 144.116.257.120,00 136.250.840.529,00 94,54 7,88
1.3.1. Pendapatan Hibah 2.368.480.000,00 1.490.141.040,00 62,92 3,01
1.3.3. Pendapatan Lainnya 141.747.777.120,00 134.760.699.489,00 95,07 70,45

Sumber : Laporan Keuangan SKPD dan DPPK Kabupaten Bandung 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-108
Pemerintah Kabupaten Bandung

Pendapatan Asli Daerah


Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari empat jenis, yaitu: Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Rincian Anggaran dan realisasi masing-masing
jenis sampai akhir tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.64.
Anggaran dan Realisasi Penerimaan PAD
Menurut Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2014

ANGGARAN REALISASI KONTRIBUSI


NO URAIAN
(Rp) (Rp) (%) (%)
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 243,777,364,885.12 287,766,327,300.00 118.04 56.73
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 51,214,186,650.00 49,547,220,662.00 96.75 9.77
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 51,617,417,126.00 50,139,506,724.00 97.14 9.88
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 83,518,630,450.00 119,790,629,444.50 143.43 23.62
JUMLAH 430,127,599,111.12 507,243,684,130.50 117.93 100.00

Sumber : DPPK Kabupaten Bandung 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total Anggaran PAD Tahun 2013sebesar Rp.
430.127.599.111,12,- dan terealisasi sebesar Rp. 507.243.684.130,50,- atau 117,93 %.Dari
empat komponen PAD tersebut di atas, PajakDaerah merupakan komponen penyumbang
terbesar dengan kontribusi sebesar 8,54 %, sedangkan yang paling kecil adalah
Pendapatan Retribusi Daerah, yang memberikan kontribusi sebesar 1,47 %.

2. Pengelolaan Belanja Daerah

1. Kebijakan Belanja Daerah


Kebijakan Umum Keuangan Daerah Kabupaten Bandung, yang berkaitan dengan
fungsi pemerintah yang bertugas memfasilitasi, membuat regulasi dan menyediakan
barang dan jasa yang sifatnya publik, maka kebijakan-kebijakan dibidang belanja daerah
diarahkan sebagai berikut :
1) Belanja yangdiarahkan untukmelindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat termasuk bagi warga miskin yang berupa pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, fasilitas dan kualitas lingkunga sosial, serta sarana dan prasarana
yang pendukung yang memadai.
2) Belanja yang diarahkan pada upaya percepatan pelayanan administrasi terpadu yang
dilaksanakan oleh SKPD kecamatan sebagaimana amanat peraturan perundang-
undangan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-109
Pemerintah Kabupaten Bandung

3) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan daya beli masyarakat melalui
berbagai program/ kegiatan yang ada pada sektor pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan, kehutanan, koperasi dan UMKM yang disesuaikan dengan
perkembangan sumber pembiayaannya baik pusat provinsi maupun kabupaten.
4) Belanja yang diarahkan untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana dasar
wilayah dapat berupa peningkatan jalan mantap, penambahan elektrifikasi rumah
tangga sasaran, peningkatan penyediaan air baku, dan penambahan rumah layak
huni dengan memperhatikan ketersediaan waktu serta mekanisme pelaksanaannya.
5) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan pemberdayaan masyarakat
beserta pemerintahannya seperti Raksa Desa sabilulungan.
6) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan pengawasan, pembinaan,
dan penilaian kinerja badan usaha milik Negara.
7) Belanja yang diarahkan untuk mendukung pada perbaikan kualitas lingkungan,
pengendalian alih fungsi lahan, penanganan dan pencegahan resiko akibat bencana
alam serta dampak resiko social lainya.
8) Penggunaan dana perimbangan agar diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai
berikut:
a. Penerimaan dana bagi hasil pajak agar diprioritaskan untuk mendanai perbaikan
lingkungan pemukiman di perkotaan dan di pedesaan, pembangunan irigasi,
jaringan dan jembatan.
b. Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam agar diutamakan
pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan,
perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan.
c. Dana Alokasi Umum agar diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji
dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan
pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka
peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan
masyarakat.
d. Dana Alokasi Khusus digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-110
Pemerintah Kabupaten Bandung

2. Anggaran dan Realisasi Belanja

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana


telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Klasifikasi Belanja Daerah menurut jenis belanja,
terdiri dari:
a. Belanja Tidak Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan,
Belanja Tidak Terduga.
b. Belanja Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja
Modal untuk program dan kegiatan yang ada pada setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
Total anggaran belanja daerah Tahun 2013 sebesar Rp. 3.556.435.069.635,98,- dan
terealisasi sebesar Rp. 3.242.165.132.570,50 atau 91,16%, dialokasikan untuk belanja
tidak langsung sebesar 59,80% dan untuk belanja langsung sebesar 40,20%, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.65.
Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

ANGGARAN REALISASI PROPORSI


NO URAIAN
(Rp) (Rp) (%) (%)
1. Belanja Tidak Langsung 2.167.357.178.307,26 1.938.719.940.170,00 89,45 59,80
1.1. Belanja Pegawai 1.876.339.109.506,48 1.675.145.253.728,00 89,28 51,67
1.2. Belanja Hibah 50.918.941.500,00 45.795.244.500,00 89,94 1,41
1.3. Belanja Bantuan Sosial 11.569.497.064,00 3.193.750.000,00 27,60 0,10
1.4. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa 79.858.117.825,77 79.808.834.300,00 99,94 2,46
1.5. Belanja Bantuan Keuangan 135.218.245.920,00 132.970.226.420,00 98,34 4,10
1.6. Belanja Tidak Terduga 13.453.266.491,01 1.806.631.222,00 13,43 0,06

2. Belanja Langsung 1.389.077.891.328,72 1.303.445.192.400,50 93,84 40,20


2.1. Belanja Pegawai 157.617.214.516,00 160.091.690.247,00 101,57 4,94
2.2. Belanja Barang dan Jasa 723.239.437.752,66 694.275.377.489,50 96,00 21,41
542.3. Belanja Modal 508.221.239.060,06 449.078.124.664,00 88,36 13,85
JUMLAH 3.556.435.069.635,98 3.242.165.132.570,50 91,16 100
Sumber : DPPK Kabupaten Bandung 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-111
Pemerintah Kabupaten Bandung

BAB IV
P E N U T U P

Pelaporan LAKIP 2014, secara umum merupakan gambaran atas penyelenggaraan


Pemerintahan Kabupaten Bandung yang mencakup 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan yang
dilaksanakan. Namun sesuai dengan tujuan penyusunan LAKIP yaitu pelaporan terhadap
capaian kinerja atas perwujudan Visi dan Misi Kabupaten Bandung, maka mekanisme
penyusunan LAKIP Kabupaten Bandung secara lebih spesifik disusun sesuai dengan
penjabaran Visi dan Misi Kabupaten Bandung, sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010-
2015.
Laporan ini merupakan upaya perwujudan transparansi dan akuntabilitas Pemerintah
Kabupaten Bandung atas penggunaan berbagai sumber daya khususnya keuangan dalam
proses penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga seluruh penggunaan sumber daya
dipertanggungjawabkan bukan sekadar dengan pembelanjaan yang sesuai dengan rencana
belanja, melainkan secara signifikan dan efektif memberikan kontribusi terhadap perwujudan
tujuan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Beberapa kesimpulan terkait dengan capaian kinerja dan akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, yaitu antara lain :
1. bahwa pencapaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung atas
pelaksanaan seluruh urusan yang dilimpahkan, baik urusan wajib mapun urusan pilihan,
diantaranya digambarkan melalui Indikator Makro Kabupaten Bandung. Hasil
pengukuran atas Indikator Makro Kabupaten Bandung menunjukan angka atau nilai yang
mengindikasikan adanya peningkatan kualitas kondisi makro sosial, ekonomi, dan
pembangunan manusia di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, dan menjelaskan
bahwa :
a. Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya, namun masih tetap dibawah angka proyeksi pertumbuhan,
sehingga dapat diartikan bahwa laju pertumbuhan penduduk masih terkendali.
Pertumbuhan ekonomi terlihat adanya penurunan dilihat dari aspek Laju
Pertumbuhan ekonomi yang menurun sebesar 0,004%, dan angka investasi yang
menurun sebesar Rp.141.306.302.770,-. Namun kondisi penurunan tersebut, tidak
berdampak pada angka inflasi yang berhasil ditekan sebesar 0,420, dan pada PDRB
Kabupaten Bandung yang dihitung berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan
harga konstan yangmasing-masing menunjukan kenaikan, serta tetap stabilnya daya
beli masyarakat yang menunjukan adanya perbaikan sebesar Rp.2.020,- dari kondisi
tahun yang lalu.
b. Penurunan kondisi perekonomian tersebut juga tidak berdampak signifikan terhadap
kondisi indikator makro yang lainnya, hal ini diperlihatkan dengan naiknya Indeks

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-1
Pemerintah Kabupaten Bandung

Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 0,290 point. Kenaikan IPM ini juga
menunjukan kestabilan kondisi perkembangan masyarakat, yang dapat dilihat dari
adanya peningkatan atas setiap indikator makro yang menjadi penunjang dalam
proses penghitungan IPM di Kabupaten Bandung.
2. Tingkat capaian kinerja atas seluruh indikator sasaran menurut klasifikasi tujuan yang
telah ditetapkan, menunjukan hasil rata-rata sebesar 96,17%. Dari hal tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara umum seluruh program dan kegiatan telah
dilaksanakan dengan baik dan berhasil mencapai target kinerja sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2014, merupakan proses penting bagi
Pemerintah Kabupaten Bandung, karena pada Tahun ini dilaksanakan perubahan atas RPJMD
Kabupaten Bandung, yang merupakan landasan gerak bagi seluruh proses penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan. Pada Tahun ini pembangunan sinergitas perencanaan antara
perencanaan Kabupaten Bandung yang tertuang dalam RPJMD dan RKPD Kabupaten Bandung
dengan perencanaan yang dibangun oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam bentuk dokumen RENSTRA dan RENJA SKPD. Sinergitas ini dilakukan melalui
penajaman indikator-indikator kinerja mulai indikator kinerja out put, out come, sampai
dengan indikator dampak dari setiap dokumen perencanaan, sehingga terjalin kesatuan arah
gerak perencanaan antara Visi dan Misi Kabupaten Bandung dengan Visi dan Misi yang
dibangun oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Beberapa kendala yang ditemukan dalam proses penyusunan LAKIP Kabupaten
Bandung yang menyebabkan belum tersusunnya dokumen LAKIP Kabupaten Bandung Tahun
2014 secara maksimal sesuai dengan tata cara dan mekanisme penyusunan LAKIP antara lain
adalah :
1. Adanya beberapa jenis pelaporan penyelenggaraan pemerintahan yang wajib dipenuhi
oleh pemerintah daerah yaitu antara lain Laporan Tahunan, LAKIP, LKPJ, LPPD, IPPD dan
laporan keuangan daerah, dengan mekanisme penyajian yang berbeda-beda, namun
dengan tengat waktu penyelesaian laporan yang bersamaan. Kondisi tersebut tentunya
menyebabkan tidak terkonsentrasinya penyusunan laporan dengan baik dan terjadinya
in-efisiensi pengalokasian sumber daya yang cukup besar hanya untuk sekedar memenuhi
penyusunan laporan. Bila dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas,
maka kondisi banyaknya jenis laporan yang harus tersusun dengan tengat waktu
bersamaan tersebut, tentunya menjadi beban kerja yang tidak efektif bagi seluruh unit
pelaksana penyusun pelaporan.
2. Penyesuaian indikator-indikator kinerja sasaran sebagaimana RPJMD perubahan yang
telah ditetapkan, masih belum secara keseluruhan dapat dipahami dan terakselerasi
dengan perencanaan SKPD. Kondisi ini menyebabkan pada beberapa indikator kinerja
sasaran yang dipaparkan belum memiliki data dan informasi pendukung yang mencukupi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-2
Pemerintah Kabupaten Bandung

3. Masih ada beberapa indikator kinerja yang belum tepat, sesuai dan relevan dengan
sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan, hal ini menyebabkan penjelasan atas
analisis kinerja belum dapat dideskripsikan secara akurat.
Berkenaan dengan kendala-kendala tersebut di atas, saran, usulan, langkah tindak
lanjut yang dapat disampaikan dan dilaksanakan yaitu :
1. Pemerintah pusat perlu mengkaji kembali tentang efektivitas dan efisiensi sistem
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan dengan menyusun konsep penyederhanaan
dan pengintegrasian ketentuan tentang sistem pelaporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, baik tata cara maupun mekanisme pelaporan secara efektif dan
efisien, sehingga memberikan kemudahan pemerintah daerah dalam memenuhi
kewajiban pelaporan.
2. Perlu adanya penelaahan lebih lanjut dan perumusan kembali atas beberapa indikator
kinerja daerah dan indikator kinerja sasaran sehingga dapat memilah indikator kinerja
utama (prioritas) dari indikator-indikator kinerja sasaran yang ditetapkan.
3. Perlu dilaksanakannya pembinaan penyusunan Indikator Kinerja Utama pada setiap
SKPD, dalam proses perbaikan dan perubahan RENSTRA SKPD yang merupakan landasan
perencanaan program dan kegiatan SKPD.
4. Perlu dilaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan secara intensif dan menyeluruh pada
segenap aparatur pemerintah, agar setiap individu memahami target kinerja yang harus
diwujudkan secara bersama-sama.
5. Perlu peningkatan kualitas pengendalian, koordinasi, dan sistem informasi kinerja
sehingga dapat memantau dan mengintegrasikan informasi kinerja secara menyeluruh
dalam satu bentuk kegiatan.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum mampu secara sempurna menyajikan data
dan informasi dalam memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan
ketentuan. Namun demikian dengan segala keterbatasan dalam penyusunan dan pelaporan
kinerja ini, kami berharap bahwa LAKIP tahun 2014 ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat
untuk mengevaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2014, dan
khususnya dapat menjadi bahan evaluasi pada proses perbaikan kinerja Pemerintah
Kabupaten Bandung di masa yang akan datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-3
Penetapan Kinerja dan Realisasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2014

MISI KESATU : Meningkatkan profesionalisme birokrasi.


Tujuan : Mewujudkan pelayanan publik yang prima
2014
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja Persentase

1 Indeks Kepuasan Masyarakat 74.23 74.23 100.00%


Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian
2 3.00 3.00 100.00%
kinerja Kabupaten Bandung
Meningkatnya kualitas dan Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan
1 4 110 110 100.00%
kuantitas pelayanan kearsipan sesuai peraturan yang berlaku
4 Cakupan Penertiban KK 95.21 100.00 105.03%
5 Cakupan penertiban KTP 97.36 92.00 94.49%
6 Cakupan penertiban akta kelahiran 62.00 60.11 96.95%
Terwujudnya regulasi
2 penyelengaraan pemerintahan 7 Jumlah Perda Yang Diterbitkan 23.00 22.00 95.65%
daerah
8 Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur 5038.00 4589.00 91.09%

9 Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian 5900.00 6710.00 113.73%


Meningkatnya SDM aparatur
3 Prosentase Penyelesaian Kasus-Kasus Pelanggaran
yang professional 10 20.00 22.00 110.00%
Disiplin
Prosentase Pegawai yang memenuhi nilai minimal
11 100.00 100.00 100.00%
sasaran penilaian prestasi kerja minimal >50
12 Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu 100.00 100.00 100.00%
Meningkatnya kualitas
4 perencanaan pembangunan
Prosentase kesesuaian program yang direncanakan
daerah 13 100.00 99.45 99.45%
terhadap program yang dianggarkan

Meningkatnya pemanfaatan 14 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 6.00 6.00 100.00%
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 15 62.00 62.00 100.00%
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
16 1218.00 624.00 51.23%
tindaklanjuti.
17 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 13.75 17.37 126.33%
Meningkatnya akuntabilitas
6 18 Persentase serapan belanja daerah 95.40 88.07 92.32%
pengelolaan keuangan daerah
19 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 240.00 190.00 79.17%
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
20 289.00 283.00 97.92%
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda

Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.

1 Meningkatnya IPM Pendidikan 1 Indeks Pendidikan 86.73 85.28 98.33%


Meningkatnya penduduk
2 2 Angka Melek Huruf (AMH) 98.86 98.86 100.00%
melek huruf
3 Rata-rata lama sekolah (RLS) 8.71 8.72 100.11%
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 31.97 40.98 128.18%
Meningkatnya penduduk
3
bersekolah 5 APM SD /Sederajat 96.65 95.13 98.43%
6 APM SMP /Sederajat 82.00 82.83 101.01%
7 APM SMA /Sederajat 42.00 37.96 90.38%
Meningkatknya kualitas
4 8 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 78.50 86.17 109.77%
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi 9 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 85.00 85.00 100.00%
5 olahraga dan peran pemuda
10 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 482.00 482.00 100.00%
dalam pembangunan
11 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 390.00 390.00 100.00%
12 Indeks Kesehatan 75.83 75.90 100.09%
13 Angka Kematian Bayi (AKB) 33.10 33.90 102.42%
14 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100.00 100.00 100.00%
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
15 80.00 86.50 108.13%
trerhadap air minum layak (perkotaan dan pedesaan)
Meningkatnya status
6
kesehatan dan gizi masyarakat 16 Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan 71.00 82.85 116.69%
jaringannya yang dibangun sesuai standar
2014
No Meningkatnya
Sasaran status Indikator Kinerja
6
kesehatan dan gizi masyarakat Target Realisasi Kinerja Persentase

Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child


17 88.00 90.00 102.27%
Imunisasi)
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang
18 5500.00 4018.00 73.05%
bermutu perkapita
19 Persentase tempat-tempat umum sehat 80.00 80.40 100.50%
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
20 100.00 100.00 100.00%
Meningkatnya Perilaku masyarakat miskin
Masyarakat Hidup Bersih dan Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1
7 21 80.00 80.00 100.00%
Sehat serta menggunakan yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
fasilitas kesehatan.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien
22 100.00 100.00 100.00%
masyarakat miskin
Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki
23 4.90 4.99 101.84%
kemandirian
Meningkatnya keberfungsian Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
8 24 60.00 60.00 100.00%
sosial bagi PMKS melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
25 50.34 50.34 100.00%
sosial.
26 laju pertumbuhan penduduk (LPP) 2.00 1.60 80.00%
Pengendalian jumlah Prosentase capaian peningkatan peran serta
9 27 280.00 351.00 125.36%
penduduk masyarakat dalam program KB disetiap desa
28 Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif 79.00 82.00 103.80%
29 Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro 18.00 18.00 100.00%
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 1:245 1:245 100.00%
Meningkatnya kegiatan 30 2. Kristen 1:3491 1:3491 100.00%
10
keagamaan 3.Hindu 1:2384 1:2384 100.00%
4.Budha 1:2518 1:2518 100.00%
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
31 8.38 8.38 100.00%
masyarakat
32 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 25.00 25.00 100.00%
Terwujudnya Pelestarian
11 33 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 50.00 50.00 100.00%
Budaya Sunda
34 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 25.00 25.00 100.00%
Jumlah pemustaka (pengunjung, pengguna, anggota
Meningkatnya minat baca 35 dan non anggota) yang terlayani oleh jenis 294,800 280,125 95.02%
12
masyarakat perpustakaan di Kabupaten Bandung.
36 Jumlah koleksi buku/bahan perpustakaan 21535.00 22066.00 102.47%
MISI KETIGA : Memantapkan Pembangunan Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
1 Persentase layanan air bersih di pedesaan 20.00 20.00 100.00%
2 Presentase rumah layak huni 85.77 85.77 100.00%
Meningkatnya infrastruktur 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70.00 70.00 100.00%
1
desa 4 Presentase jalan desa kondisi baik 72.00 72.00 100.00%
Persentase desa yang mengangkut sampah dari
5 65.00 60.00 92.31%
sumber ke TPS
6 Jumlah Desa Swasembada 1.00 4.00 400.00%
Meningkatnya perkembangan 7 Jumlah Desa Swakarya 10.00 18.00 180.00%
2
kemandirian desa 8 Skor PPH berdasarkan konsumsi pengan utama 84.30 84.30 100.00%
9 Skor PPH berdasarkan ketersediaan pangan 98.60 86.63 87.86%
MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
Meningkatnya kuantitas, dan 1 Cakupan Patroli Petugas Satpol PP (kali/minggu) 7.00 4.00 57.14%
1
kualitas aparat penegak perda 2 Jumlah Anggota Linmas 5560.00 5600.00 100.72%
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
Meningkatnya kesadaran 3 1610.00 1215.00 75.47%
sosialisasi tentang wawasan kebangsaan
2 wawasan kebangsaan bagi
masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
4 900.00 1200.00 133.33%
pendidikan politik
5 Cakupan Penegak Perda 65.00 65.00 100.00%
Meningkatnya kewaspadaan
3 Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti
dini/deteksi dini di masyarakat 6 17110.00 17110.00 100.00%
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini
2014
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja Persentase

MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.

1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten 2.44 0.00 0.00%


Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-
2 160.36 160.36 100.00%
gorong
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat
3 11.27 11.27 100.00%
berjalan dengan selamat dan nyaman
Meningkatnya pemenuhan
1 4 Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik 798.72 932.16 116.71%
insfrastruktur dasar wilayah
5 Presentase kondisi jembatan baik 641.00 641.00 100.00%
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian
6 rakyat pada sistem irigasi kewenangan kabupaten yang 70.00 70.00 100.00%
sudah ada
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan
7 2.18 5.07 232.57%
skala kota
8 rasio elektrifitas rumah tangga miskin 27.84 32.79 117.78%
Terwujudnya kawasan 9 Persentase perbaikan rumah layak huni 87.55 91.95 105.03%
2 perumahan yang sehat dan 10 persentase luas permukiman yang tertata 89.22 91.34 102.38%
layak huni 11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan 20.00 12.58 62.90%
12 Akses aman terhadap sanitasi 58.00 53.29 91.88%
Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan
13 1 : 27 1 : 26 98.85%
jumlah penduduk
Terwujudnya Pola dan struktur
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang
3 ruang yang sesuai dengan tata
14 (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota beserta rencana 38.71 19.77 51.07%
ruang wilayah
rincinya melalui peta analog dan peta digital
15 Persentase bangunan ber IMB 6.00 7.38 123.00%
rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
16 6.67 1.78 26.69%
penumpang
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
17 5.99 5.99 100.00%
Rambu b. Marka c. guardril
Terwujudnya system VCR 0,84
4 transportasi yang tertib dan 18 VCR (Volume Capacity Ratio) dan LoS (Level of Service) LoS D VCR 0,28 LoS D 94.67%
lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan
19 100% 86.56% 86.56%
pengujian kendaraan bermotor
persentase unit pengujian kendaraan bermotor per
20 33.33% 33.33% 100.00%
populasi kendaraan wajib uji 4000
21 Persentase PJU kondisi baik 4314.00 4314.00 100.00%
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
1
Jumlah pelaku UMKM 8,672 9,003 103.82%
2
Nilai Investasi 6,600,000,000,000 6,275,126,103,653 95.08%
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
Meningkatnya pelaku KUMKM 3 159.00 160.00 100.63%
1 dan sertifikasi halal
dan pelaku usaha modal besar
4 Jumlah Koperasi 1633.00 1638.00 100.31%
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 6.00 4.00 66.67%
6 Nilai Ekspor 807,286,200 777,105,780 96%
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
7 35.00 35.00 100.00%
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
8 89.00 89.00 100.00%
Meningkatnya kualitas tenaga berbasis kewirausahaan
2
kerja Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di
9 60.00 60.00 100.00%
tempatkan
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
10 94.00 94.00 100.00%
berbasis masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7.00 8.92 127.43%
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra 3.00 3.00 100.00%
13 produktivitas komoditas Padi 64.14 62.68 97.72%
Berkembangnya usaha
14 produktivitas komoditas Palawija 108.67 122.10 112.36%
agrobisnis berbasis ekonomi
3 15 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 116.00 128.00 110.34%
local dan mampu berdaya
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman
saing 16 10.35 10.07 97.29%
pangan
Berkembangnya usaha
agrobisnis berbasis ekonomi 2014
3
No local dan Sasaran
mampu berdaya Indikator Kinerja
saing Target Realisasi Kinerja Persentase

17 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2.29 2.51 109.61%


Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun
18 55.00 30.00 54.55%
hortikultura
19 Jumlah kunjungan wisata 6900220.00 6608628.00 95.77%
Mengembangkat kawasan
4 wisata terpadu dalam tatanan 20 Jumlah daya tarik wisata 55.00 45.00 81.82%
integrasi ekonomi lokal 21 Jumlah mitra kerja pariwisata 1442.00 * *

MISI KETUJUH : Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan Berkelanjutan


Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan
mitigasi bencana.
1 Prosentase luasan pertambangan berijin 91.56 91.56 100.00%
Meningkatnya pengawasan 2 Cakupan pelayanan sampah 19.06 16.66 87.41%
dan pengendalian terhadap 3 Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin 16675.00 16885.17 98.76%
1
pencemaran dan kerusakan 4 Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan 87.50 100.00 114.29%
lingkungan Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
5 1:17,6 1:12,2 69.32%
per Satuan Penduduk
6 Presentase luas RTH perkotaan 0.12 0.17 145%
7 Persentase peningkatan kualitas air 500.00 658.00 131.60%
Terciptanya lingkungan yang Persentase penataan usaha/kegiatan dalam
2 8 60.00 62.00 103.33%
bersih pengendalian pencemaran lingkungan
9 Perolehan Nilai Adipura 74.00 71.26 96.30%
10 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup 1.00 0.00 0.00%
Terselenggaranya konservasi 11 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 47.58 66.37 139.49%
3
sumber daya alam 12 Luas hutan rakyat/agroforesty 7910 6251 79.03%
13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 60 50 82.53%
Jumlah berkurangnya korban bencana di daerah rawan
bencana, persentase fasilitas publik yang memiliki jalur
14 100.00 100.00 100.00%
evakuasi (Persentase wilayah tanggap darurat dan
pasca bencana yang bisa ditangani)
Berkurangnya tingkat resiko
4
akibat bencana/kebakaran Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
15 time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran 40.00 56.52 141.30%
(WMK)
Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi
16 bencana (Jumlah kecamatan siaga bencana di 31 31 100.00%
Kabupaten Bandung)
Rata-Rata Capaian Kinerja 103.66%

Soreang, Maret 2015


BUPATI BANDUNG,

H. DADANG M. NASER, SH. MIP,


INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2010 - 2015

Capaian Kondisi Capaian


No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
MISI PERTAMA :Meningkatkan profesionalisme birokrasi.

Tujuan : Mewujudkan pelayanan publik yang prima

1 Indeks Kepuasan Masyarakat poin 72.38 74,5


Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian kinerja Kabupaten
2 dokumen 5 3
Bandung
1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan 3 Prosentase menata arsip sesuai peraturan yang berlaku prosen 11.7 15
4 Cakupan Penertiban KK persen 60 100
5 Cakupan penertiban KTP persen 64 100
6 Cakupan penertiban akta kelahiran persen 46 67
Terwujudnya regulasi penyelengaraan
2 7 Jumlah Perda Yang Diterbitkan buah 22 perda 25 perda
pemerintahan daerah
8 Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur persen 4.45 17.42
3 Meningkatnya SDM aparatur yang professional
9 Prosentase Penyelesaian Kasus-kasus pelanggaran Disiplin persen 95 80

10 Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu persen 0 1000


Meningkatnya kualitas perencanaan
4 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap program
pembangunan daerah 11 persen 93.1 100
yang dianggarkan
12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD program 1 aplikasi 8 aplikasi
Meningkatnya pemanfaatan teknologi,
5 13 Persentase penataan kearsipan yang baik persen 7 15
informasi, dan komunikasi
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data
14 unit kerja 28 SKPD 72 SKPD
pemerintah Kabupaten Bandung
15 Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di tindaklanjuti. persen 100 100
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan persen 9.72 13.97
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
6 17 Persentase serapan belanja daerah persen 87.25 96.04
keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) kali - 250
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat dan
19 kali - 308
stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda

Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.

Meningkatnya Indeks Pembangunan Masyarakat


1 Indeks Pendidikan poin
bidang pendidikan
2 Meningkatnya penduduk melek huruf 1 Angka Melek Huruf (AMH) poin 98.41 99

2 Rata-rata lama sekolah (RLS) tahun 9.02 8.82

3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini poin 29.63 32,61

3 Meningkatnya penduduk bersekolah 4 APM SD /Sederajat poin 98.42 99.67

5 APM SMP /Sederajat poin 70.55 82.25

6 APM SMA /Sederajat poin 37.81 42.25

4 Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidik 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 persen 69,70 75

8 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional orang 90


Meningkatnya prestasi olahraga dan peran
5 9 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk club 445
pemuda dalam pembangunan
10 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk gedung 1789

11 Indeks Kesehatan persen 74 76,02

12 Angka Kematian Bayi (AKB) persen 34.75 32.5

13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan persen 100 100


Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan trerhadap air
Meningkatnya status kesehatan dan gizi 14 persen 72 85
6 minum layak (perkotaan dan pedesaan)
masyarakat Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan jaringannya yang
15 persen 36 81
dibangun sesuai standar
16 Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Imunisasi) persen 80 90

17 Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu perkapita Rp/kapita 4197 6000

18 Persentase tempat-tempat umum sehat persen 72 82

19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin persen 100 100
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih
7 dan Sehat serta menggunakan fasilitas Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang harus
20 persen 20 100
kesehatan. diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat
21 persen 100 100
miskin
22 Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki kemandirian persen 4 5.5

8 Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS 23 Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif melayani PMKS persen 24 76

24 Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. persen 74.5 70.71

25 laju pertumbuhan penduduk (LPP) persen 2.56 2.3

9 Pengendalian jumlah penduduk


Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat dalam
9 Pengendalian jumlah penduduk 26 persen 80 95
program KB disetiap desa
27 Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif persen 64 70
28 Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro kali 12 18
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 0.201388889 0.211805556
10 Meningkatnya kegiatan keagamaan 29 2. Kristen rasio 1 : 1.475 2.465972222
3.Hindu 0.613888889 1.697222222
4.Budha 1 : 2.214 1.790277778
30 Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola masyarakat unit 8,172 8,420
31 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan jenis 10 30
11 Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda 32 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan jenis 10 25
33 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan buah 10 30
34 Jumlah pengunjung perpustakaan orang 15,000 150,000
12 Meningkatnya minat baca masyarakat
35 Jumlah koleksi buku perpustakaan buku 13,728 21,535
MISI KETIGA : Memantapkan Pembangunan Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
1 Persentase layanan air bersih di pedesaan persen 9.96 27
2 Presentase rumah layak huni persen 85 85,89

1 Meningkatnya infrastruktur desa 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK persen 85
4 Presentase jalan desa kondisi baik persen 80

5 Persentase desa yang mengangkut sampah dari sumber ke TPS persen 80

6 Jumlah Desa Swasembada desa 0

7
Jumlah Desa Swakarya desa 0
2 Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap ketersediaan
8 pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan harapan) dan skor PPH Persen poin 89.6 89.6
konsumsi pangan
MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat

Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat 1 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk. poin 1:3351 rasio
1
penegak perda 2 Jumlah Anggota Linmas orang 5,520 anggota 5,560 anggota
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi
3 poin 20: 500/tahun 600:1600/tahun
Meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan tentang wawasan kebangsaan
2
bagi masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan 1320:4000/tahu
4 poin 960:2000/tahun
politik n
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana dengan 60 orang
5 persen 50
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di linmas
3
masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan 1200:3420/tahu
6 poin 100:3240/tahun
dini/deteksi dini n
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten km 0,550 km 2

2 Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong lokasi 41 231


Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan
3 lokasi 55 600
selamat dan nyaman
sedang : 20,36 sedang : 12,86
Meningkatnya pemenuhan insfrastruktur dasar 4 Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik persen
1 baik: 35,77 baik: 60,78
wilayah
5 Presentase kondisi jembatan baik persen 21.36 67.41

Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem


6 persen 58.5 3.3
irigasi kewenangan kabupaten yang sudah ada

7 Presentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota persen 0.1 9.36

8 rasio elektrifitas rumah tangga miskin poin 3.18 10

85 85,89
Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat 9 cakupan ketersediaan rumah layak huni persen/unit
2 (707600 unit) (714626 unit)
dan layak huni
10 persentase luas permukiman yang tertata persen 81.84 90.22
11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan persen 9.96 27
12 Akses aman terhadap sanitasi persen 51 60

13 Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan jumlah penduduk poin 1:25 1:29

Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah


Terwujudnya Pola dan struktur ruang yang 29,03 41,94
3 14 Kabupaten/ Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan persen/RDTR
sesuai dengan tata ruang wilayah (9 RDTR) (13 RDTR)
peta digital

15 Persentase bangunan ber IMB persen/unit 0,30 (3514 unit) 8 (25297 unit)
Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
16 rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang poin 1:12 1:15
Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan a.
17 persen 0.35 7.7
Rambu b. Marka c. guardril VCR 0,84 VCR 0,84
Terwujudnya system transportasi yang tertib
4 18 VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of Service) poin LoS D LoS D
dan lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
19 persen 99.83 100
kendaraan bermotor
20 Persentase PJU kondisi baik persen 78.29 80.76
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.

1 Jumlah pelaku UMKM orang 6375 9236

2 Nila Investasi Rp. milyar 354.15 6700


jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi
3 produk 188 sertifikasi 100 sertifikasi
Meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku usaha halal
1
modal besar 4 Jumlah Koperasi unit kerja 1524 1853
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata unit - 5 pasar

Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di bidang usaha


6 Perusahaan 2271 3327
perdagangan

7 Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB) persen 7 42


Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
8 persen 83 90.5
kewirausahaan
2 Meningkatnya kualitas tenaga kerja
9 Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di tempatkan persen 40 65
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
10 persen 90 95
masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) persen 3.99 7
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra kelompok 0 5
13 produktivitas komoditas Padi Kuintal/Ha 61.19 64.56
produktivitas komoditas Palawija Kuintal/Ha 107.97 108.88
Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis
3 14 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) orang 21 40
ekonomi local dan mampu berdaya saing
15 Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman pangan persen 0.2 0,2-1,5

16 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) poin 1.97 2.3

17 Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun hortikultura kelompok 0 40

18 Jumlah kunjungan wisata orang 4,607,330 7,629,023


Mengembangkat kawasan wisata terpadu dalam
4
tatanan integrasi ekonomi lokal 19 Jumlah daya tarik wisata lokasi 60
20 Jumlah mitra kerja pariwisata orang 1,049 1,572
MISI KETUJUH : Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana.

1 Prosentase luasan pertambangan berijin persen 81.56 0.92

Meningkatnya pengawasan dan pengendalian 2 Cakupan pelayanan sampah persen 10.46 22


1 terhadap pencemaran dan kerusakan 3 Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin persen 43.82 57.24
lingkungan 4 Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan persen 37.5 12.5
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) per Satuan
5 Rasio 28 01:16.5
Penduduk
6 Presentase luas RTH perkotaan persen 0.1 0.2
7 Persentase peningkatan kualitas air Persen 0 50
Persentase penataan usaha/kegiatan dalam pengendalian pencemaran
2 Terciptanya lingkungan yang bersih 8 persen 42 70
lingkungan
9 Perolehan Nilai Adipura poin 71.88 74
10 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup Kebijakan 3 1

11 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami persen 2,33 54.94


3 Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
12 Luas hutan rakyat/agroforesty Ha 650 5015

13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran persen 30 65

Jumlah berkurangnya korban bencana di daerah rawan bencana,


14 unit kerja - 3 kecamatan
persentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi
Berkurangnya tingkat resiko akibat
4
bencana/kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon time) daerah
15 persen 20 50
layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)

16 Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi bencana persen 0 100
70741 14288 20.20%
13842 96.88%

1145
909
400
2454 214.32%
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2010 - 2015

Capaian Kondisi Capaian


No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
MISI PERTAMA :Meningkatkan profesionalisme birokrasi.

Tujuan : Mewujudkan pelayanan publik yang prima

1 Indeks Kepuasan Masyarakat poin 72.38 74,5


Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian kinerja Kabupaten
2 dokumen 5 3
Bandung
1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan 3 Prosentase menata arsip sesuai peraturan yang berlaku prosen 11.7 15
4 Cakupan Penertiban KK persen 60 100
5 Cakupan penertiban KTP persen 64 100
6 Cakupan penertiban akta kelahiran persen 46 67
Terwujudnya regulasi penyelengaraan
2 7 Jumlah Perda Yang Diterbitkan buah 22 perda 25 perda
pemerintahan daerah
8 Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur persen 4.45 17.42
3 Meningkatnya SDM aparatur yang professional
9 Prosentase Penyelesaian Kasus-kasus pelanggaran Disiplin persen 95 80

10 Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu persen 0 1000


Meningkatnya kualitas perencanaan
4 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap program
pembangunan daerah 11 persen 93.1 100
yang dianggarkan
12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD program 1 aplikasi 8 aplikasi
Meningkatnya pemanfaatan teknologi,
5 13 Persentase penataan kearsipan yang baik persen 7 15
informasi, dan komunikasi
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data
14 unit kerja 28 SKPD 72 SKPD
pemerintah Kabupaten Bandung
15 Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di tindaklanjuti. persen 100 100
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan persen 9.72 13.97
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
6 17 Persentase serapan belanja daerah persen 87.25 96.04
keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) kali - 250
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat dan
19 kali - 308
stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda

Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.

Meningkatnya Indeks Pembangunan Masyarakat


1 Indeks Pendidikan poin
bidang pendidikan
2 Meningkatnya penduduk melek huruf 1 Angka Melek Huruf (AMH) poin 98.41 99

2 Rata-rata lama sekolah (RLS) tahun 9.02 8.82

3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini poin 29.63 32,61

3 Meningkatnya penduduk bersekolah 4 APM SD /Sederajat poin 98.42 99.67

5 APM SMP /Sederajat poin 70.55 82.25

6 APM SMA /Sederajat poin 37.81 42.25

4 Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidik 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 persen 69,70 75

8 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional orang 90


Meningkatnya prestasi olahraga dan peran
5 9 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk club 445
pemuda dalam pembangunan
10 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk gedung 1789

11 Indeks Kesehatan persen 74 76,02

12 Angka Kematian Bayi (AKB) persen 34.75 32.5

13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan persen 100 100


Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan trerhadap air
Meningkatnya status kesehatan dan gizi 14 persen 72 85
6 minum layak (perkotaan dan pedesaan)
masyarakat Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan jaringannya yang
15 persen 36 81
dibangun sesuai standar
16 Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Imunisasi) persen 80 90

17 Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu perkapita Rp/kapita 4197 6000

18 Persentase tempat-tempat umum sehat persen 72 82

19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin persen 100 100
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih
7 dan Sehat serta menggunakan fasilitas Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang harus
20 persen 20 100
kesehatan. diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat
21 persen 100 100
miskin
22 Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki kemandirian persen 4 5.5

8 Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS 23 Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif melayani PMKS persen 24 76

24 Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. persen 74.5 70.71

25 laju pertumbuhan penduduk (LPP) persen 2.56 2.3

9 Pengendalian jumlah penduduk


Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat dalam
9 Pengendalian jumlah penduduk 26 persen 80 95
program KB disetiap desa
27 Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif persen 64 70
28 Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro kali 12 18
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 0.201388889 0.211805556
10 Meningkatnya kegiatan keagamaan 29 2. Kristen rasio 1 : 1.475 2.465972222
3.Hindu 0.613888889 1.697222222
4.Budha 1 : 2.214 1.790277778
30 Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola masyarakat unit 8,172 8,420
31 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan jenis 10 30
11 Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda 32 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan jenis 10 25
33 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan buah 10 30
34 Jumlah pengunjung perpustakaan orang 15,000 150,000
12 Meningkatnya minat baca masyarakat
35 Jumlah koleksi buku perpustakaan buku 13,728 21,535
MISI KETIGA : Memantapkan Pembangunan Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
1 Persentase layanan air bersih di pedesaan persen 9.96 27
2 Presentase rumah layak huni persen 85 85,89

1 Meningkatnya infrastruktur desa 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK persen 85
4 Presentase jalan desa kondisi baik persen 80

5 Persentase desa yang mengangkut sampah dari sumber ke TPS persen 80

6 Jumlah Desa Swasembada desa 0

7
Jumlah Desa Swakarya desa 0
2 Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap ketersediaan
8 pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan harapan) dan skor PPH Persen poin 73.9 94.8
konsumsi pangan
MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat

Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat 1 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk. poin 1:3351 rasio
1
penegak perda 2 Jumlah Anggota Linmas orang 5,520 anggota 5,560 anggota
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi
3 poin 20: 500/tahun 600:1600/tahun
Meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan tentang wawasan kebangsaan
2
bagi masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan 1320:4000/tahu
4 poin 960:2000/tahun
politik n
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana dengan 60 orang
5 persen 50
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di linmas
3
masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan 1200:3420/tahu
6 poin 100:3240/tahun
dini/deteksi dini n
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten km 0,550 km 2

2 Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong lokasi 41 231


Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan
3 lokasi 55 600
selamat dan nyaman
sedang : 20,36 sedang : 12,86
Meningkatnya pemenuhan insfrastruktur dasar 4 Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik persen
1 baik: 35,77 baik: 60,78
wilayah
5 Presentase kondisi jembatan baik persen 21.36 67.41

Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem


6 persen 58.5 3.3
irigasi kewenangan kabupaten yang sudah ada

7 Presentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota persen 0.1 9.36

8 rasio elektrifitas rumah tangga miskin poin 3.18 10

85 85,89
Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat 9 cakupan ketersediaan rumah layak huni persen/unit
2 (707600 unit) (714626 unit)
dan layak huni
10 persentase luas permukiman yang tertata persen 81.84 90.22
11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan persen 9.96 27
12 Akses aman terhadap sanitasi persen 51 60

13 Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan jumlah penduduk poin 1:25 1:29

Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah


Terwujudnya Pola dan struktur ruang yang 29,03 41,94
3 14 Kabupaten/ Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan persen/RDTR
sesuai dengan tata ruang wilayah (9 RDTR) (13 RDTR)
peta digital

15 Persentase bangunan ber IMB persen/unit 0,30 (3514 unit) 8 (25297 unit)
Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
16 rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang poin 1:12 1:15
Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan a.
17 persen 0.35 7.7
Rambu b. Marka c. guardril VCR 0,84 VCR 0,84
Terwujudnya system transportasi yang tertib
4 18 VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of Service) poin LoS D LoS D
dan lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
19 persen 99.83 100
kendaraan bermotor
20 Persentase PJU kondisi baik persen 78.29 80.76
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.

1 Jumlah pelaku UMKM orang 6375 9236

2 Nila Investasi Rp. milyar 354.15 6700


jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi
3 produk 188 sertifikasi 100 sertifikasi
Meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku usaha halal
1
modal besar 4 Jumlah Koperasi unit kerja 1524 1853
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata unit - 5 pasar

Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di bidang usaha


6 Perusahaan 2271 3327
perdagangan

7 Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB) persen 7 42


Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
8 persen 83 90.5
kewirausahaan
2 Meningkatnya kualitas tenaga kerja
9 Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di tempatkan persen 40 65
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
10 persen 90 95
masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) persen 3.99 7
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra kelompok 0 5
13 produktivitas komoditas Padi Kuintal/Ha 61.19 64.56
produktivitas komoditas Palawija Kuintal/Ha 107.97 108.88
Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis
3 14 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) orang 21 40
ekonomi local dan mampu berdaya saing
15 Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman pangan persen 0.2 0,2-1,5

16 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) poin 1.97 2.3

17 Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun hortikultura kelompok 0 40

18 Jumlah kunjungan wisata orang 4,607,330 7,629,023


Mengembangkat kawasan wisata terpadu dalam
4
tatanan integrasi ekonomi lokal 19 Jumlah daya tarik wisata lokasi 60
20 Jumlah mitra kerja pariwisata orang 1,049 1,572
MISI KETUJUH : Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana.

1 Prosentase luasan pertambangan berijin persen 81.56 0.92

Meningkatnya pengawasan dan pengendalian 2 Cakupan pelayanan sampah persen 10.46 22


1 terhadap pencemaran dan kerusakan 3 Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin persen 43.82 57.24
lingkungan 4 Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan persen 37.5 12.5
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) per Satuan
5 Rasio 28 01:16.5
Penduduk
6 Presentase luas RTH perkotaan persen 0.1 0.2
7 Persentase peningkatan kualitas air Persen 0 50
Persentase penataan usaha/kegiatan dalam pengendalian pencemaran
2 Terciptanya lingkungan yang bersih 8 persen 42 70
lingkungan
9 Perolehan Nilai Adipura poin 71.88 74
10 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup Kebijakan 3 1

11 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami persen 2,33 54.94


3 Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
12 Luas hutan rakyat/agroforesty Ha 650 5015

13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran persen 30 65

Jumlah berkurangnya korban bencana di daerah rawan bencana,


14 unit kerja - 3 kecamatan
persentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi
Berkurangnya tingkat resiko akibat
4
bencana/kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon time) daerah
15 persen 20 50
layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)

16 Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi bencana persen 0 100
Penetapan Kinerja dan Realisasi KInerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2013

MISI KESATU : Meningkatkan profesionalisme birokrasi.


Tujuan : Mewujudkan pelayanan publik yang prima
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja

1 Indeks Kepuasan Masyarakat 73.5 74.06


Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian
2 4.00 4.00
kinerja Kabupaten Bandung
Meningkatnya kualitas dan Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan
1 4 54 54
kuantitas pelayanan kearsipan sesuai peraturan yang berlaku
4 Cakupan Penertiban KK 94.00 100.00
5 Cakupan penertiban KTP 93.00 98.00
6 Cakupan penertiban akta kelahiran 62.00 58.00
Terwujudnya regulasi
2 penyelengaraan 7 Jumlah Perda Yang Diterbitkan 23.00 20.00
pemerintahan daerah
8 Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur 4411.00 4488.00
Meningkatnya SDM aparatur
3
yang professional 9 Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian 6,041 6,951

10 Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu 4.00 4.00


Meningkatnya kualitas
4 perencanaan pembangunan
Prosentase kesesuaian program yang direncanakan
daerah 11 98.11 98.11
terhadap program yang dianggarkan

Meningkatnya pemanfaatan 12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 2.00 2.00
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 14 51.00 51.00
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
15 100.00 9.65
tindaklanjuti.
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 13.70 15.06
Meningkatnya akuntabilitas
6 17 Persentase serapan belanja daerah 94.04 91.16
pengelolaan keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 180.00 159.00
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
19 272.00 260.00
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.

1 Meningkatnya IPM Pendidikan Indeks Pendidikan 85.23 85.23


Meningkatnya penduduk
2 1 Angka Melek Huruf (AMH) 98.76 98.76
melek huruf
2 Rata-rata lama sekolah (RLS) 8.72 8.72
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 33.12 33.12
Meningkatnya penduduk
3
bersekolah 4 APM SD /Sederajat 99.61 99.59
5 APM SMP /Sederajat 81.60 81.60
6 APM SMA /Sederajat 41.94 42.94
Meningkatknya kualitas
4 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 78.25 78.25
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi 8 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 80.00 80.00
5 olahraga dan peran pemuda
9 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 420.00 420.00
dalam pembangunan
10 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 1640.00 1640.00
11 Indeks Kesehatan 75.65 75.56
12 Angka Kematian Bayi (AKB) 33.70 34.02
13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100.00 100.00
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
14 77.00 77.00
trerhadap air minum layak (perkotaan dan pedesaan)
Meningkatnya status
6
kesehatan dan gizi masyarakat 15 Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan 61.00 72,58
jaringannya yang dibangun sesuai standar
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child
16 86.00 94.98
Imunisasi)
Meningkatnya status
6
kesehatan dan gizi masyarakat 2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja

Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang


17 5000.00 3410.00
bermutu perkapita
18 Persentase tempat-tempat umum sehat 78.00 78.00
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
19 100.00 100.00
masyarakat miskin
Meningkatnya Perilaku
Masyarakat Hidup Bersih dan Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1
7 20 60.00 60.00
Sehat serta menggunakan yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
fasilitas kesehatan.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien
21 100.00 100.00
masyarakat miskin
Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki
22 4.53 4.53
kemandirian
Meningkatnya keberfungsian Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
8 23 54.00 54.00
sosial bagi PMKS melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
24 34.23 34.23
sosial.
25 laju pertumbuhan penduduk (LPP) 2.50 2.50
Pengendalian jumlah Prosentase capaian peningkatan peran serta
9 26 87.00 87.00
penduduk masyarakat dalam program KB disetiap desa
27 Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif 67.00 67.00
28 Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro 18.00 18.00
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 1:245 1:245
Meningkatnya kegiatan 29 2. Kristen 1:3491 1:3491
10
keagamaan 3.Hindu 1:2384 1:2384
4.Budha 1:2518 1:2518
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
30 8.38 8.38
masyarakat
31 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 20.00 20.00
Terwujudnya Pelestarian
11 32 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 20.00 20.00
Budaya Sunda
33 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 20.00 20.00
Jumlah pemustaka (pengunjung, pengguna, anggota
Meningkatnya minat baca 35 dan non anggota) yang terlayani oleh jenis 125000.00 104683.00
12
masyarakat perpustakaan di Kabupaten Bandung.
36 Jumlah koleksi buku/bahan perpustakaan 500.00 1011.00
MISI KETIGA : Memantapkan Pembangunan Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
1 Persentase layanan air bersih di pedesaan 70.00 70.00
2 Presentase rumah layak huni 85.65 85.65
Meningkatnya infrastruktur 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70.00 70.00
1
desa 4 Presentase jalan desa kondisi baik 70.00 70.00
Persentase desa yang mengangkut sampah dari
5 65.00 65.00
sumber ke TPS
6 Jumlah Desa Swasembada 0.00 0.00
7 Jumlah Desa Swakarya 70.00 70.00
Meningkatnya perkembangan
2 Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap
kemandirian desa
8 ketersediaan pangan utama (ton)- skor PPH (pola 84.30 84.30
pangan harapan) dan skor PPH konsumsi pangan

MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah


Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000
Meningkatnya kuantitas, dan 1 78.00 119.00
1 penduduk.
kualitas aparat penegak perda
2 Jumlah Anggota Linmas 5560.00 5560.00
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
Meningkatnya kesadaran 3 500.00 4.80
sosialisasi tentang wawasan kebangsaan
2 wawasan kebangsaan bagi
masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
4 900.00 700.00
pendidikan politik
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana
5 0.00 0.00
Meningkatnya kewaspadaan dengan 60 orang linmas
3
dini/deteksi dini di masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti
6 1000.00 910
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja

MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.

1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten 0.00 0.00


Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-
2 152.00 152.00
gorong
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat
3 524.00 524.00
berjalan dengan selamat dan nyaman
Meningkatnya pemenuhan
1 4 Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik 768.00 759.00
insfrastruktur dasar wilayah
5 Presentase kondisi jembatan baik 59.00 59.00
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian
6 rakyat pada sistem irigasi kewenangan kabupaten 73.33 66.67
yang sudah ada
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan
7 3.56 2.33
skala kota
8 rasio elektrifitas rumah tangga miskin 37.84 21.20
Terwujudnya kawasan 9 Persentase perbaikan rumah layak huni 85.65 85.88
2 perumahan yang sehat dan 10 persentase luas permukiman yang tertata 88.22 90.99
layak huni Akses aman terhadap air bersih di kawasan
11 14.00 11.84
perdesaan
12 Akses aman terhadap sanitasi 56.00 52.63
Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan
13 0.06 0.06
jumlah penduduk
Terwujudnya Pola dan
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang
3 struktur ruang yang sesuai
14 (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota beserta rencana 35.48 35,48 %
dengan tata ruang wilayah
rincinya melalui peta analog dan peta digital
15 Persentase bangunan ber IMB 5.00 7.35
rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
16 1 : 15 1 : 53
penumpang
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
17 0.04 0.04
Rambu b. Marka c. guardril
Terwujudnya system VCR 0,84
VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of
4 transportasi yang tertib dan 18 LoS D VCR 0,35 LoS D
Service)
lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan
19 100% 88.22%
pengujian kendaraan bermotor
persentase unit pengujian kendaraan bermotor per
20 33.33% 33.33%
populasi kendaraan wajib uji 4000
21 Persentase PJU kondisi baik 5594.00 5594.00
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
1
Jumlah pelaku UMKM 8,109 8,432
2
Nilai Investasi 6,500,000,000,000 8,248,373,475,002
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
3 100.00 134.00
Meningkatnya pelaku KUMKM dan sertifikasi halal
1
dan pelaku usaha modal besar 4 Jumlah Koperasi 1613.00 1613.00
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 3.00 3.00
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di
6 776,236,731 82,101,961,892
bidang usaha perdagangan
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
7 28.00 28.00
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
8 87.50 87.50
Meningkatnya kualitas tenaga berbasis kewirausahaan
2
kerja Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di
9 55.00 55.00
tempatkan
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
10 93.00 93.00
berbasis masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7.00 7.00
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra 2.00 2.00
13 produktivitas komoditas Padi 517939.00 592647.00
Berkembangnya usaha
14 produktivitas komoditas Palawija 199093.00 211216.00
agrobisnis berbasis ekonomi
3 15 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 60.00 60.00
local dan mampu berdaya
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman
saing 16 14.70 14.61
pangan
Berkembangnya usaha
agrobisnis berbasis ekonomi 2013
3
No local dan Sasaran
mampu berdaya Indikator Kinerja
saing Target Realisasi Kinerja

17 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2.10 2.27


Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun
18 20.00 20.00
hortikultura
Mengembangkat kawasan 19 Jumlah kunjungan wisata 6234555.00 6234555.00
4 wisata terpadu dalam tatanan 20 Jumlah daya tarik wisata 50.00 50.00
integrasi ekonomi lokal 21 Jumlah mitra kerja pariwisata 1312.00 1312.00
MISI KETUJUH : Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan
mitigasi bencana.
1 Prosentase luasan pertambangan berijin 90,65 90.65
2 Cakupan pelayanan sampah 15.16 15.22
Meningkatnya pengawasan
3 Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin 16660.00 16885.17
dan pengendalian terhadap
1
pencemaran dan kerusakan 4 Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan 12.50 12.50
lingkungan
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
5 1:25,6 1:25,6
per Satuan Penduduk
6 Presentase luas RTH perkotaan 0.12 19.17
7 Persentase peningkatan kualitas air 75.00 75.00
Terciptanya lingkungan yang Persentase penataan usaha/kegiatan dalam
2 8 61.00 62.00
bersih pengendalian pencemaran lingkungan
9 Perolehan Nilai Adipura 74.00 73.07
10 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup tidak ada tidak ada
Terselenggaranya konservasi 11 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 40.22 43.58
3
sumber daya alam 12 Luas hutan rakyat/agroforesty 4745 4659
13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 50 50
Jumlah berkurangnya korban bencana di daerah
14 rawan bencana, persentase fasilitas publik yang 0.50 0.50
memiliki jalur evakuasi
Berkurangnya tingkat resiko
4 Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
akibat bencana/kebakaran
15 time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran 30.00 37.33
(WMK)
Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi
16 100 100
bencana
Rata-Rata Capaian KInerja
si.

2013

Persentase

100.76%

100.00%

100.00%

106.38%
105.38%
93.55%

86.96%

101.75%

115.06%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

9.65%
109.93%
96.94%
88.33%
95.59%

dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda


n berlandaskan iman dan taqwa.

100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
99.98%
100.00%
102.38%
100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
99.88%
100.95%
100.00%

100.00%

#VALUE!

110.44%
2013

Persentase

68.20%
100.00%
100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

83.75%

202.20%
n
mandiri.
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

0.00%
100.00%

100.00%

Wilayah
akat

152.56%
100.00%

0.96%

77.78%

0.00%

91.00%
2013

Persentase

n tata ruang wilayah


a ruang wilayah.

0.00%

100.00%

100.00%

98.83%
100.00%

90.92%

65.45%

56.03%
100.27%
103.14%
84.57%
93.98%
100.00%

#VALUE!

147.00%
172.16%
100.00%
100.00%
100.00%

91.00%

88.22%

100.00%
100.00%
aya saing
konomian daerah.
103.98%
126.90%
134.00%
100.00%
100.00%
10577%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%
100.00%
114.42%
106.09%
100.00%
99.39%
2013

Persentase

108.10%
100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
mbangunan Berkelanjutan
n daya tampung lingkungan serta melaksanakan

#VALUE!
100.40%
98.67%
100.00%

#VALUE!
16385%
100.00%
101.64%
98.74%
0.00%
108.35%
98.19%
100.00%

99.04%

124.43%

100.00%

102.41%
Penetapan Kinerja dan Realisasi KInerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2013

MISI KESATU : Meningkatkan profesionalisme birokrasi.


Tujuan : Mewujudkan pelayanan publik yang prima
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Kinerja

1 Indeks Kepuasan Masyarakat 74 74


Jumlah Dokumen Kestatistikan penunjang capaian
2 4 4
kinerja Kabupaten Bandung
Meningkatnya kualitas dan Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan
1 4 54 54
kuantitas pelayanan kearsipan sesuai peraturan yang berlaku
4 Cakupan Penertiban KK 94 100
5 Cakupan penertiban KTP 93 98
6 Cakupan penertiban akta kelahiran 62 58
Terwujudnya regulasi
2 penyelengaraan pemerintahan 7 Jumlah Perda Yang Diterbitkan 23 20
daerah
8 Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur 4,411 4,488
Meningkatnya SDM aparatur
3
yang professional 9 Persentase penyelesaian administrasi kepegawaian 6,041 6,951

10 Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu 4 4


Meningkatnya kualitas
4 perencanaan pembangunan
Prosentase kesesuaian program yang direncanakan
daerah 11 98 98
terhadap program yang dianggarkan

Meningkatnya pemanfaatan 12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 2 2
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 14 51 51
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
15 100 10
tindaklanjuti.
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 14 15
Meningkatnya akuntabilitas
6 17 Persentase serapan belanja daerah 94 91
pengelolaan keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 180 159
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
19 272 260
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi
Meningkatnya IPM Pendidikan Nilai IPM Bidang Pendidikan 85
Meningkatnya penduduk
1 1 Angka Melek Huruf (AMH) 99 99
melek huruf
2 Rata-rata lama sekolah (RLS) 9 9
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 33 33
Meningkatnya penduduk
2
bersekolah 4 APM SD /Sederajat 100 100
5 APM SMP /Sederajat 82 82
6 APM SMA /Sederajat 42 43
Meningkatknya kualitas
3 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 78 78
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi 8 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 80 80
4 olahraga dan peran pemuda
9 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 420 420
dalam pembangunan
10 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 1,640 1,640
Meningkatnya IPM Kesehatan Nilai IPM Bidang Kesehatan/AHH 75

11 Angka Kematian Bayi (AKB) 34 34


12 Indeks Kesehatan 76 76
13 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
14 77 77
trerhadap air minum layak (perkotaan dan pedesaan)
Meningkatnya status
5
kesehatan dan gizi masyarakat
Meningkatnya status
5
kesehatan dan gizi masyarakat 15 Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu dan 61 72,58
jaringannya yang dibangun sesuai standar
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child
16 86 95
Imunisasi)
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang
17 5,000 3,410
bermutu perkapita
18 Persentase tempat-tempat umum sehat 78 78
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
19 100 100
Meningkatnya Perilaku masyarakat miskin
Masyarakat Hidup Bersih dan Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1
6 20 60 60
Sehat serta menggunakan yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
fasilitas kesehatan.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien
21 100 100
masyarakat miskin
Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki
22 5 5
kemandirian
Meningkatnya keberfungsian Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
7 23 54 54
sosial bagi PMKS melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
24 34 34
sosial.
25 laju pertumbuhan penduduk (LPP) 3 3
Pengendalian jumlah Prosentase capaian peningkatan peran serta
8 26 87 87
penduduk masyarakat dalam program KB disetiap desa
27 Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif 67 67
28 Frekuensi Pertemuan Ulama/Umaro 18 18
Rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya
1. Islam 1:245 1:245
Meningkatnya kegiatan 29 2. Kristen 1:3491 1:3491
9
keagamaan 3.Hindu 1:2384 1:2384
4.Budha 1:2518 1:2518
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
30 8 8
masyarakat
31 Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 20 20
Terwujudnya Pelestarian
10 32 Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 20 20
Budaya Sunda
33 Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 20 20
Jumlah pemustaka (pengunjung, pengguna, anggota
Meningkatnya minat baca 35 dan non anggota) yang terlayani oleh jenis 125,000 104,683
11
masyarakat perpustakaan di Kabupaten Bandung.
36 Jumlah koleksi buku/bahan perpustakaan 500 1,011
MISI KETIGA : Memantapkan Pembangunan Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi
1 Persentase layanan air bersih di pedesaan 70 70
2 Presentase rumah layak huni 86 86
Meningkatnya infrastruktur 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70 70
1
desa 4 Presentase jalan desa kondisi baik 70 70
Persentase desa yang mengangkut sampah dari
5 65 65
sumber ke TPS
6 Jumlah Desa Swasembada - -
7 Jumlah Desa Swakarya 70 70
Meningkatnya perkembangan
2 Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap
kemandirian desa
8 ketersediaan pangan utama (ton)- skor PPH (pola 84 84
pangan harapan) dan skor PPH konsumsi pangan

MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah


Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000
Meningkatnya kuantitas, dan 1 78 119
1 penduduk.
kualitas aparat penegak perda
2 Jumlah Anggota Linmas 5,560
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
Meningkatnya kesadaran 3 500 5
sosialisasi tentang wawasan kebangsaan
2 wawasan kebangsaan bagi
masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti
4 900 700
pendidikan politik
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana
5 - -
Meningkatnya kewaspadaan dengan 60 orang linmas
3
dini/deteksi dini di masyarakat
Meningkatnya kewaspadaan
3
dini/deteksi dini di masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti
6 1,000 910
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi

1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten - -


Prosentase Pembangunan saluran drainase/gorong-
2 152 152
gorong
Prosentase jalan yang menjamin kendaraan dapat
3 524 524
berjalan dengan selamat dan nyaman
Meningkatnya pemenuhan
1 4 Presentase kondisi jalan Kabupaten sedang dan baik 768 759
insfrastruktur dasar wilayah
5 Presentase kondisi jembatan baik 59 59
Presentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian
6 rakyat pada sistem irigasi kewenangan kabupaten yang 73 67
sudah ada
Presentase penanganan drainase skala kawasan dan
7 4 2
skala kota
8 rasio elektrifitas rumah tangga miskin 38 21
Terwujudnya kawasan 9 Jumlah perbaikan rumah layak huni 1,400 -
2 perumahan yang sehat dan 10 persentase luas permukiman yang tertata 88 91
layak huni 11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan 14 12
12 Akses aman terhadap sanitasi 56 53
Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan
13 0 0
jumlah penduduk
Terwujudnya Pola dan struktur
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang
3 ruang yang sesuai dengan tata
14 (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota beserta rencana 35 35,48 %
ruang wilayah
rincinya melalui peta analog dan peta digital
15 Persentase bangunan ber IMB 5 7
rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
16 1 : 15 1 : 53
penumpang
Terwujudnya system Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
17 0 0
4 transportasi yang tertib dan Rambu b. Marka c. guardril
lancar
18 Persentase PJU kondisi baik 5,594 5,594
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan
19 0 0
pengujian kendaraan bermotor
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi

Meningkatnya IPM Daya Beli Indeks Daya Beli

1
Jumlah pelaku UMKM 8,109 8,432
2
Nilai Investasi 6,500,000,000,000 8,248,373,475,002
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
3 100 134
Meningkatnya pelaku KUMKM dan sertifikasi halal
1
dan pelaku usaha modal besar 4 Jumlah Koperasi 1,613 1,613
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 3 3
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di
6 776,236,731 82,101,961,892
bidang usaha perdagangan
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
7 28 28
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
8 88 88
Meningkatnya kualitas tenaga berbasis kewirausahaan
2
kerja Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di
9 55 55
tempatkan
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
10 93 93
berbasis masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7 7
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra 2 2
13 produktivitas komoditas Padi 517,939 592,647
Berkembangnya usaha
14 produktivitas komoditas Palawija 199,093 211,216
agrobisnis berbasis ekonomi
3 15 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 60 60
local dan mampu berdaya
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman
saing 16 15 15
pangan
17 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2 2
Berkembangnya usaha
agrobisnis berbasis ekonomi
3
local dan mampu berdaya
saing

Jumlah Kelompok tani yang memiliki registrasi kebun


18 20 20
hortikultura
Mengembangkat kawasan 19 Jumlah kunjungan wisata 6,234,555 6,234,555
4 wisata terpadu dalam tatanan 20 Jumlah daya tarik wisata 50 50
integrasi ekonomi lokal 21 Jumlah mitra kerja pariwisata 1,312 1,312
MISI KETUJUH : Memulihkan Keseimbangan Lingkungan dan Menerapkan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
melaksanakan mitigasi bencana.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi
1 Prosentase luasan pertambangan berijin 90,65 91
2 Cakupan pelayanan sampah 15 15
Meningkatnya pengawasan
3 Prosentase pengambilan air bawah tanah berijin 16,660 16,885
dan pengendalian terhadap
1
pencemaran dan kerusakan 4 Prosentase ketersediaan peta zonasi kerentanaan 13 -
lingkungan
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
5 1:25,6 1:25,6
per Satuan Penduduk
6 Presentase luas RTH perkotaan 0 19
7 Persentase peningkatan kualitas air 75 75
Terciptanya lingkungan yang Persentase penataan usaha/kegiatan dalam
2 8 61 62
bersih pengendalian pencemaran lingkungan
9 Perolehan Nilai Adipura 74 73
10 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup tidak ada tidak ada
Terselenggaranya konservasi 11 Prosentase luas lahan kritis yang ditanami 40 44
3
sumber daya alam 12 Luas hutan rakyat/agroforesty 4,745 4,659
13 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 50
Jumlah berkurangnya korban bencana di daerah rawan
14 bencana, persentase fasilitas publik yang memiliki jalur 1 0
evakuasi
Berkurangnya tingkat resiko
4 Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
akibat bencana/kebakaran
15 time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran 30 37
(WMK)
Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi
16 100 100
bencana
dung

2013

Persentase

100.76%

100.00%

100.00%

106.38%
105.38%
93.55%

86.96%

101.75%

115.06%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

9.65%
109.93%
96.94%
88.33%
95.59%

Persentase

100.00%
100.00%
100.00%
99.98%
100.00%
102.38%
100.00%

100.00%
100.00%
100.00%

100.95%
100.00%
100.00%

100.00%
#VALUE!

110.44%

68.20%
100.00%
100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

83.75%

202.20%

Persentase
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

0.00%
100.00%

100.00%

Persentase
152.56%
0.00%

0.96%

77.78%

0.00%
91.00%
Persentase

0.00%

100.00%

100.00%

98.83%
100.00%

90.92%

65.45%

56.03%
0.00%
103.14%
84.57%
93.98%
100.00%

#VALUE!

147.00%
172.16%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

Persentase

103.98%
126.90%
134.00%
100.00%
100.00%
10576.92%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%

100.00%
100.00%
114.42%
106.09%
100.00%
99.39%
108.10%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

#VALUE!
100.40%
98.67%
0.00%

#VALUE!
16384.62%
100.00%
101.64%
98.74%
#VALUE!
108.35%
98.19%
0.00%

99.04%

124.43%

100.00%
Daftar Penghargaan atas Prestasi Kerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung
Tingkat Regional Dan Nasional s.d. Tahun 2013

1. Penghargaan Dari Kementerian Sosial Republik Indonesia Sebagai Pembina Karang


Taruna Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2011.
2. Piagam Penghargaan Jamsostek Jabar Award Dari Gubernur Jawa Barat Untuk
Kontribusi Maksimal Dalam Penyelenggaraan Jamsostek Di Kabupaten Bandung Tahun
2012.
3. Penghargaan Dari Kementerian Dalam Negeri Atas Keberhasilan Melaksanakan Program
Nasional Berupa Pengelolaan KTP Elektronik Tahun 2012 Dengan Kategori Baik.
4. Penghargaan Dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Penerapan Anak Atas Pemberian Akta Kelahiran Gratis/ Bebas Bea Tahun 2012.
5. Penghargaan Dari Kementerian Dalam Negeri Sebagai Kabupaten Dengan Penerapan
Perekaman E-Ktp Tercepat Dari Target Yang Ditentukan Tahun 2012.
6. Piagam Peghargaan Dari Director Afp International Dalam Upaya Merevitalisasi
Program KB Dengan Capaian Spesifik Tahun 2013.
7. Pembina Lks Tripartit Terbaik Tingkat Jawa Barat Di Bidang Ketenagakerjaan Tahun
2013.
8. Piagam Penghargaan Dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) Dalam Rangka
Penyelenggaraan Festival Kentang/ Penggagas Sajian Terbanyak Jenis Makanan Berbasis
Kentang Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2013.
9. Peringkat 1 Penghargaan Adiupaya Puritama Dari Menteri Perumahan Rakyat Dalam
Menyediakan Sarana Perumahan Rakyat Dalam Kawasan Permukiman Tahun 2013.
10. Penghargaan Pengabdi Kursus Tingkat Nasional dari Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan 2013.
11. Penghargaan Anugerah Aksara Utama Dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2013.
12. Piagam Penghargaan Dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI Sebagai Pelopor
Pembudayaan Pendidikan Inklusif Tahun 2013.
13. Penghargaan Inovasi Dan Kreativitas Penerapan Paten Dari Dirjen Pemum Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2013.
14. Penghargaan Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Di Kecamatan Dari
Dirjen Pemum Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012.
Daftar Penghargaan atas Prestasi Kerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung
Tingkat Regional Dan Nasional s.d. Tahun 2014

No Nama/Jenis Penghargaan Pemberi Penghargaan Waktu Pemberian


Adiupaya Puritama Bidang Perumahan dan
1. Menteri Perumahan Rakyat RI 19 Agustus 2009
Permukiman
Anubhawa Sasana Desa dalam membina dan
mengembangkan Desa Katapang , Desa
2. Menteri Hukum dan HAM-RI Desember 2010
Cimenyan, dan Kelurahan Sulaeman sebagai
Desa/Kel. Sadar hukum
Penghargaan atas kemampuan meningkatkan
3. Presiden RI 1 Desember 2010
produksi beras di atas 5 %
22 September
4. Adiupaya Puritama Menteri Perumahan Rakyat RI
2011
Penghargaan dalam pembinaan Karang Taruna
5. Wakil Presiden RI 19 Desember 2011
Berprestasi Tingkat Nasional
Penghargaan atas pencapaian peserta KB baru Kepala Perwakilan BKKBN Prov
6. 22 Pebruari 2014
terbanyak dengan metode Operasi Pria (MOP) Jawa Barat
Kementerian Pemberdayaan
Penghargaan dalam rangka pemberian akta
7. Perempuan dan Perlindungan 18 Juli 2012
kelahiran bebas biaya/gratis
Anak
Penghargaan Jamsostek Jabar Award
8. Untuk Kontribusi Maksimal Dalam Gubernur Jawa Barat Tahun 2012
Penyelenggaraan Jamsostek
Penghargaan Atas Keberhasilan
Melaksanakan Program Nasional Berupa
9. Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012
Pengelolaan KTP Elektronik Dengan
Kategori Baik
Penghargaan Dari Sebagai Kabupaten
10. Dengan Penerapan Perekaman E-KTP Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012
Tercepat Dari Target Yang Ditentukan
Piagam Peghargaan Dalam Upaya
Tahun 2013
11. Merevitalisasi Program KB Dengan Director Afp International
Capaian Spesifik
Pembina Lks Tripartit Terbaik Tingkat
12. Gubernur Jawa Barat Tahun 2013
Jawa Barat Di Bidang Ketenagakerjaan
Piagam Penghargaan Dalam Rangka Museum Rekor Dunia
13. Tahun 2013
Penyelenggaraan Festival Kentang/ Indonesia (Muri)
Penggagas Sajian Terbanyak Jenis
Makanan Berbasis Kentang Bidang
Ketahanan Pangan
Peringkat 1 Penghargaan Adiupaya
Puritama Dalam Menyediakan Sarana Menteri Perumahan
14. Tahun 2013
Perumahan Rakyat Dalam Kawasan Rakyat
Permukiman
Penghargaan Pengabdi Kursus Tingkat Kementerian Pendidikan
15. Tahun 2013
Nasional Dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan
16. Penghargaan Anugerah Aksara Utama Tahun 2013
Dan Kebudayaan RI
Piagam Penghargaan Sebagai Pelopor Kementerian Pendidikan
17. Tahun 2013
Pembudayaan Pendidikan Inklusif Dan Kebudayaan RI
Penghargaan Inovasi Dan Kreativitas Dirjen Pemum
18. i Tahun 2013
Penerapan Paten Kementerian Dalam Negeri
Penghargaan Dalam Upaya Peningkatan Dirjen Pemum
19. Tahun 2012
Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Kementerian Dalam Negeri
Penghargaan dalam penyelesaian
20. Menteri Perdagangan RI 13 Juni 2012
sengketa konsumen
Penghargaan sebagai pemrakarsa dan
Museum Rekor Dunia-
21. penyelenggara memainkan alat music 20 April 2012
Indonesia (MURI)
karinding dengan peserta terbanyak
Penghargaan atas pelaksanaan
22. Menteri Dalam Negeri Tahun 2012
Bimbingan teknis pemadan kebakaran
Penghargaan Peringkat III lomba
14 September
23. penanaman satu milyar pohon kategori Gubernur Jawa Barat
2012
kinerja Bupati Tahun 2011
Penghargaan atas kontribusi maksimal
24. Gubernur Jawa Barat Desember 2012
penyelenggaraan Jamsostek
Penghargaan atas Kepedulian Kepala
Daerah terhadap penyelenggaraan
25. FKDT Provinsi Jawa Barat November 2012
Diniyah Takmiliyah bidang regulasi dan
anggaran
Penghargaan sebagai warga kehormatan Komando Pendidikan TNI-
26. 2 April 2013
pangkalan TNI-AU Sulaiman AU
27. Penghargaan atas penyelenggaraan Kementerian Dalam Negeri 24 Juni 2013
pelayanan administrasi terpadu RI
kecamatan (PATEN)
Penghargaan atas Festival
Museum Rekor Indonesia 26 September
28. Kentang/Penggagas Sajian terbanyak
(MURI) 2013
jenis makanan berbasis kentang
Penghargaan sebagai Pengabdi Kursus
Menteri Pendidikan dan 24 Oktober
29. dan Pelatihan Tingkat Nasional Tahun
Kebudayaan RI 2013
2013
Penghargaan atas kinerja dan kepedulian
Menteri Pendidikan dan 11 Oktober
30. dalam percepatan pemberantasan buta
Kebudayaan RI 2013
aksara
Penghargaan atas kesetiaan,
pengabdian, dan jasa-jasa pada
31. Pengurus besar PWRI 29 Juli 2013
kemajuan dan perkembangan organisasi
wredatama RI
Menteri Pendidikan dan 30 September
32. Anugerah Aksara tahun 2013
Kebudayaan RI 2013
Penghargaan lomba penanaman satu
33. milyar pohon tingkat Provinsi Jawa Barat Gubernur Jawa Barat November 2013
Tahun 2012 Kategori Bupati/Walikota
Penghargaan atas implementasi
34. Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Gubernur Jawa Barat November 2013
Kabupaten/Kota
Penghargaan Adiupaya Puritama atas
Kementerian Perumahan Kementerian
35. penyelenggaraan perumahan dan
Rakyat Republik Indonesia Perumahan RI
kawasan permukiman
Penghargaan Satya Lencana Kebhaktian
Sosial (SLKS) atas peran aktif dalam
bidang kemanusiaan, penyediaan 12 Desember
36. Presiden RI
lapangan kerja penyandang cacat dan 2013
penyediaan sarana prasarana bagi lansia
terlantar
Penghargaan sebagai pemerhati dan
kepedulian terhadap kepentingan 20 Desember
37. Gubernur Jawa Barat
penyandang disabilitas di Jawa Barat 2013
Tahun 2013
Penghargaan atas kontribusi terhadap
38. Gubernur Jawa Barat
penyelenggaraan program jamsostek
Penghargaan terhdap aktivitas dan
Pusat Forum Taman
39. perhatian pada kemajuan minat baca Februari 2014
Bacaan Masyarakat
melalui taman bacaan masyarakat (TBM)
Penghargaan Uswatun Hasanah atas
DPW Badan Komunikasi
turut serta memperjuangkan
40. Pemuda Remaja Masjid 7 Maret 2014
perkembangan pendidikan Al-Quran di
Indonesia Prop Jawa Barat
Jawa Barat
Penghargaan sebagai Pembina
41. pengurangan kemiskinan berbasis Gubernur Jawa Barat 15 April 2014
kelompok masyarakat Tahun 2012
Penghargaan Puncak Bkasyacaraka 2014
sebagai nominasi dalam melakukan
beragam upaya dalam mewujudkan Menteri Koorinator
42. 6 Juni 2014
aneka hasil untuk pembudayaan Kesejahteraan Rakyat
kreativitas dalam mewujudkan
kesejahteraan rakyat
Penghargaan Manggala Karya Kencana
(MKK) atas prestasi dan komitmen serta
43. kepemimpinan dalam menggerakan Kepala BKKBN 14 Juni 2014
program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga
Penghargaan atas partisipasi dan
44 kerjasama dalam upaya pelestarian dan Dirut TMII 21 Juni 2014
pengembangan seni budaya bangsa
Penghargaan atas partisipasi dan
45 kerjasama dalam Program Kuliah Kerja Ketua LPPM UPI 23 Juni 2014
Nyata (KKN) Tematik Mahasiswa UPI
Penghargaan sebagai Tokoh /Pembina
46. Presiden RI Tahun 2014
Koperasi dan UMKM
Penghargaan Anubhawa Sasana Desa
atas keberhasilan mendorong Kementerian Hukum dan
47. Agustus 2014
masyarakat kabupaten Bandung untuk HAM RI
menaati hukum
48. Penghargaan Pemrakarsa Dodol Museum Rekor Indonesia 22 Agustus
Terpanjang dalam rangka publikasi (MURI) 2014
makanan tradional daerah
Penghargaan Layang Pangajen 14 Oktober
49. Direktur H.U. Gala Media
Widyanipura 2014
Penghargaan sebagai Pembina 17 Oktober
50. Gubernur Jawa Barat
Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota 2014
RMOL Jawa Barat- Rakyat
51. Penghargaan Pejuang Gerakan Budaya November 2014
Merdeka Group

Anda mungkin juga menyukai