KATA PENGANTAR
Bismilahirohmannirrohim
Puji dan Syukur kami panjatkan ke-Khadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014, sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kewajiban dan pertanggungjawaban Pemerintah
Kabupaten Bandung atas pelaksanaan tugas, tanggungjawab, dan kewenangan yang
dimiliki, khususnya kewenangan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya dalam
proses perwujudan Visi dan Misi organisasi selama kurun waktu satu tahun anggaran.
Kewajiban penyusunan LAKIP bagi setiap instansi pemerintah ini, didasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
LAKIP menyajikan informasi tentang ukuran sejauh mana keberhasilan ataupun
kekurangan dalam pencapaian target kinerja pemerintah yang telah dilaksanakan
selama satu tahun anggaran dalam kerangka perwujudan tujuan RPJMD. LAKIP
merupakan potret nilai prestasi hasil kerja pemerintah, sehingga merupakan informasi
penting yang wajib disampaikan kepada seluruh stake holder dan masyarakat, serta
khususnya bagi segenap aparatur penyelenggara Pemerintah Kabupaten Bandung, yang
merupakan satu kesatuan penting dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal
yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada aspek penulisan, data-
data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai kendala-kendala baik internal
maupun eksternal, sehingga kami membuka diri untuk menerima informasi-infomasi
berupa saran dan masukan, koreksi bahkan kritik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan
terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 i
Pemerintah Kabupaten Bandung
Akhirul kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-
NYA, serta kekuatan kepada kita semua dalam mengemban amanah untuk
meningkatkan kualitas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam
mewujudkan Visi Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing melalui
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan,
berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan. Amiin.
BUPATI BANDUNG,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 ii
Pemerintah Kabupaten Bandung
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 iii
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dibanding
No Indikator 2011 2012 2013 2014
Tahun Lalu
Jumlah Penduduk
1. 3.299.988 3.351.048 3.415.700 3.470.393 54.693
(jiwa)
Laju
2. Pertumbuhan 2,63 % 1,55 % 1,93 % 1,60 % -0,330
Penduduk
Laju
3. Pertumbuhan 5,94 % 6,15 % 5,96 % 5,92 % -0,004
Ekonomi
4. Inflasi PDRB 5,04 % 4,82 % 6,92 % 6,50 % -0,420
PDRB atas Dasar
5. Harga Berlaku 51.291.762,65 57.071.406,68 64.660.447,43 72.945.347,59 8.284.900,16
(juta rupiah)
PDRB atas Dasar
6. Harga Konstan 22.996.750 24.253.226 25.901.171,60 27.435.715,37 1.534.543,77
(juta rupiah)
7. Angka Kemiskinan 8,32 8,30 8 7,94 -0,060
Laju
8. Pertumbuhan 7,43% 15,22 8,97 ** **
Investasi
Pendapatan per
Kapita /Tahun
9. (Rp) / PDRB per 15.852.245 17.255.692 18.930.364,91 21.019.359,36 2.088.994,45
Kapita Harga
Berlaku
10. IPM 75,01 75,24 75,40 75,69 0,290
11. Indeks Pendidikan 84,80 85,05 85,23 85,28 0,050
Rata-rata Lama
12. 8,62 8,67 8,70 8,72 0,020
Sekolah (thn)
Angka Melek
13. 98,48 98,69 98,84 98,86 0,020
Huruf
Angka Harapan
14. 70,06 70,28 70,34 70,54 0,200
Hidup (tahun)
15. Indeks Kesehatan 75,10 75,46 75,56 75,90 0,340
16. Indeks Daya Beli 65,13 65,21 65,42 65,89 0,470
Daya Beli (ribuan
17. 641.86 642.19 643.09 645.11 2,020
rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Tahun 2014, **) belum tersedia data
Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa penduduk Kabupaten
Bandung mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan
penduduk berhasil ditekan dari angka LPP Tahun 2013 sebesar 1,93% menjadi 1,60% atau
mengalami penurunan sebesar 0,33%. Dengan laju pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar
1,60% terdapat penambahan jumlah penduduk dari sebesar 3.476.420 orang menjadi
3.490.691 orang atau bertambag sebanyak 14.271 orang.
Kondisi perekonomian Kabupaten Bandung menunjukan adanya penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi perekonomian tahun yang lalu. Penurunan kondisi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 iv
Pemerintah Kabupaten Bandung
perekonomian terlihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar 0,004,
dan menurunnya laju pertumbuhan investasi dari total realisasi investasi PMA dan PMDN
berdasarkan LKPM Tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2.575.366.601.063,- nilai tersebut
mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar Rp. 2.716.672.903.833,- atau
Rp.141.306.302.770,- dari sisi lain angka inflasi di Kabupaten Bandung pada tahun 2014
berhasil ditekan dari angka tahun 2013 sebesar 6,92 menjadi 6,50 atau sebesar 0,420.
Namun kondisi makro perekonomian itu tidak berpengaruh terhadap kondisi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung yang bila dihitung berdasarkan atas
dasar harga berlaku, maupun dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan, masing-
masing menunjukan kenaikan sebesar 8.284.900,16 dan 1.534.543,77 dibandingkan dengan
kondisi tahun lalu. Kondisi daya beli masyarakat juga menunjukan perbaikan sebesar Rp.
2.020,- dari kondisi tahun yang lalu.
Kondisi perbaikan kualitas pembangunan di Kabupaten Bandung juga diperlihatkan
dengan terjadinya kenaikan kondisi kualitas pembangunan manusia, yang secara
keseluruhan menunjukan peningkatan. Dibandingkan kondisi tahun yang lalu, IPM
meningkat sebesar 0,290 point, Indeks pendidikan naik sebesar 0,050 point, Rata-rata lama
sekolah naik sebesar 0,020 point, Angka melek huruf naik sebesar 0,020 point, Angka
Harapan Hidup naik sebesar 0,200 point, dan Indeks Kesehatan naik sebesar 0,340 point,
Indeks daya beli naik sebesar 0,210 point.
Pengukuran dan analisis kinerja perwujudan Visi dan Misi Kabupaten Bandung pada
Tahun 2014, mengalami perubahan yaitu pada penggunaan pedoman indikator kinerja yang
telah mengacu pada indikator kinerja dalam RPJMD Perubahan. RPJMD Kabupaten Bandung
perubahan telah menetapkan 7 (tujuh) tujuan dan 37 (tiga puluh tujuh) sasaran dengan
128 (seratus dua puluh delapan) indikator kinerja sasaran.
Hasil pengukuran kinerja penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun
2014 diperoleh nilai rata-rata capaian kinerja sebesar 96,17%. Hasil tersebut secara tidak
langsung memberikan gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung selama Tahun
20143 telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, sehingga dapat
mendorong terjadinya perubahan pada kondisi masyarakat yang lebih baik. Dengan hasil ini,
maka penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bandung dapat diklasiifikasikan masuk pada
katagori “baik”.
Dengan hasil capaian kinerja tersebut diharapkan dapat menjadi informasi yang
berpengaruh positif pada peningkatan motivasi seluruh aparatur penyelenggara
Pemerintahan Kabupaten Bandung, untuk senantiasa memberikan kinerja terbaiknya
dengan melengkapi setiap kekurangan dan memperbaiki setiap kesalahan guna peningkatan
kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip Good
Governance dalam kerangka perwujudan Kabupaten Bandung Yang Maju Mandiri Berdaya
Saing.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 v
Pemerintah Kabupaten Bandung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... I- 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ I- 1
B. Gambaran Umum Kabupaten Bandung.................................................. I- 2
1. Kondisi Geografis I- 2
2. Gambaran Umum Demografis I- 3
3. Kondisi Makro Kabupaten Bandung I- 6
C. Maksud dan Tujuan ............................................................................... I- 7
D. Organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung ......................................... I- 8
E. Dasar Hukum .......................................................................................... I- 15
F. Sistematika Penyajian ............................................................................ I- 17
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ............................ II- 1
A. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Bandung ............................. II- 1
1. Isu Strategis .................................................................................... II- 1
2. Visi dan Misi ................................................................................... II- 5
3. Tujuan dan Sasaran ........................................................................ II- 8
B. Indikator dan Target Kinerja .................................................................. II- 10
1. Indikator dan Target Kinerja Tujuan ............................................... II- 10
2. Penetapan Kinerja Tahun 2014 ....................................................... II- 14
C. Perencanaan Anggaran .................................................................. II- 17
1. Pendapatan ..................................................................................... II- 18
2. Belanja ............................................................................................. II- 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... III- 1
A. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja ........................................... III- 2
B. Pengukuran dan Evaluasi Capaian Kinerja ............................................. III- 3
1. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-1; III- 3
Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Prima ...................................
2. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-2 : III- 23
Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan)
Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa .................................................
3. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-3 : III- 45
Meningkatkan Pembangunan Desa Menuju Desa Yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 vi
Pemerintah Kabupaten Bandung
Mandiri .........................................................................................
4. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-4 : III- 49
Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ............
5. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-5 : III- 54
Terwujudnya Keserasian Pembangunan Infrastruktur Dan
Tata Ruang Wilayah .....................................................................
6. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-6 : III- 68
Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap
Perekonomian Daerah .................................................................
7. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja Tujuan ke-7 : III- 90
Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang
Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya
Tampung Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi
Bencana ........................................................................................
C. Akuntabilitas Keuangan ......................................................................... III- 106
1. Pengelolaan Pendapatan Daerah ................................................... III- 106
2. Pengelolaan Belanja Daerah ......................................................... III- 108
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 vii
Pemerintah Kabupaten Bandung
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bandung Tahun 20134 .................... I-3
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2014 ............................................................................................ I-4
Tabel 1.3 Indikator Makro di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 ................... I-6
Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran ................................................................................. II-9
Tabel 2.2. Indikator dan Target Kinerja Tujuan ...................................................... II-10
Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2014 .............................................................. II-14
Tabel 2.4. Rencana Pendapatan Kabupaten Bandung ........................................... II-19
Tabel 2.5. Rencana Anggaran Belanja Daerah Tahun 2014 .................................... II-20
Tabel 2.6. Rencana Anggaran Pembiayaan Tahun 2014 ........................................ II-21
Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas dan
Kuantitas Pelayanan ........................................................................ III-4
Tabel 3.2. Metode Pengukuran .............................................................................. III-4
Tabel 3.3. Program dan Anggaran Pendukung ........................................................ III-6
Tabel 3.4. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2 : Tersedianya regulasi
penyelenggaraan pemerintahan Daerah ............................................... III-7
Tabel 3.5. Program dan Anggaran Pendukung ....................................................... III-8
Tabel 3.6. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3 : Meningkatnya SDM Aparatur
Yang Profesional .................................................................................... III-9
Tabel 3.7. Metode pengukuran Indikator KInerja Sasaran ...................................... III-9
Tabel 3.8. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-10
Tabel 3.9. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas
Perencanaan Pembangunan Daerah ............................................ III-12
Tabel 3.10. Pengukuran Capaian KInerja Meningkatnya Kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah ........................................................................... III-13
Tabel 3.11. Rincian Ketepatan Waktu Penetapan Dokumen Perencanaan Daerah . III-14
Tabel 3.12. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-14
Tabel 3.13. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5 : Meningkatnya Pemanfaatan
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi ................................................... III-15
Tabel 3.14. Daftar Sistem Aplikasi yang telah dibangun dan dilaksanakan di
LIngkungan Pemeirntah Kabupaten Bandung ....................................... III-15
Tabel 3.15. Program Pendukung dan Pendanaan .................................................... III-16
Tabel 3.16. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6 : Meningkatnya Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah .............................................................. III-17
Tabel 3.17. Kondisi Hasil Pemeriksaan Berkala Inspektorat Kabupaten Bandung .... III-18
Tabel 3.18. Persentase PAD dibanding total pendapatan Tahun 2011 s.d.
Tahun 2014 .................................................................................... III-19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 viii
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.19. Persentase serapan belanja daerah Tahun 2011 s.d. 2014 .................... III-20
Tabel 3.20. Pengukuran Kinerja Fasilitasi Pertemuan KDH/WKDH Dengan
Masyarakat Dan Stakeholder Lainnya .................................................... III-21
Tabel 3.21. Program Pendukung dan Pendanaan ............................................ III-22
Tabel 3.22. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Angka Melek
Huruf ....................................................................................................... III-23
Tabel 3.23. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Penduduk
Bersekolah .............................................................................................. III-25
Tabel 3.24. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Guru
Berpendidikan Minimal D.4/S.1 .............................................................. III-26
Tabel 3.25. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Meningkatnya Prestasi
Olahraga Dan Peran Pemuda Dalam Pembangunan .............................. III-28
Tabel 3.26. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Status
Kesehatan Dan Gizi Masyarakat ............................................................. III-29
Tabel 3.27. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Perilaku
Masyarakat Hidup Bersih Dan Sehat Serta Menggunakan Fasilitas
Kesehatan ............................................................................................... III-34
Tabel 3.28. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 7: Meningkatnya Keberfungsian
Sosial Bagi PMKS ..................................................................................... III-36
Tabel 3.29. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8: Pengendalian Jumlah
Penduduk ................................................................................................ III-39
Tabel 3.30. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9: Meningkatnya Kegiatan
Keagamaan ............................................................................................. III-41
Tabel 3.31. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian
Budaya Sunda ......................................................................................... III-43
Tabel 3.32. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca
Masyarakat ............................................................................................. III-44
Tabel 3.33. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Infrastruktur
Desa ........................................................................................................ III-46
Tabel 3.34. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Perkembangan
Kemandirian Desa ................................................................................... III-48
Tabel 3.35. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kuantitas, Dan
Kualitas Aparat Penegak Perda .............................................................. III-50
Tabel 3.36. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kesadaran
Wawasan Kebangsaan Bagi Masyarakat................................................. III-51
Tabel 3.37. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kewaspadaan
Dini/Deteksi Dini Masyarakat ................................................................. III-52
Tabel 3.38. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pemenuhan
Insfrastruktur Dasar Wilayah .................................................................. III-55
Tabel 3.39. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terwujudnya Kawasan
Perumahan Yang Sehat Dan Layak Huni ................................................. III-56
Tabel 3.40. Jumlah Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2013 Berdasarkan
Sumber Anggaran ................................................................................... III-59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 ix
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.41. Proyeksi Peningkatan Pelayanan Air Bersih Tahun 2011 – 2015 ............ III-61
Tabel 3.42. Analisis Capaian Indikator Kinerja Akses Aman Terhadap Air Bersih
Per Tahun ................................................................................................ III-62
Tabel 3.43. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan
Struktur Ruang Yang Sesuai Dengan Tata Ruang Wilayah ...................... III-63
Tabel 3.44. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Terwujudnya System
Transportasi Yang Tertib Dan Lancar ...................................................... III-66
Tabel 3.45. Anggaran Pendukung .............................................................................. III-68
Tabel 3.46. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pelaku
KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar................................................ III-69
Tabel 3.47. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas
Tenaga Kerja ........................................................................................... III-71
Tabel 3.48. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Berkembangnya Usaha
Agrobisnis Berbasis Ekonomi Local Dan Mampu Berdaya Saing ............ III-73
Tabel 3.49. Realisasi Rekomendasi Izin Usaha Perikanan ................................ III-77
Tabel 3.50. Jumlah kelompok/ pelaku usaha perikanan yang mendapat
SIUP-Perikanan Tahun 2011-2014 ................................................. III-77
Tabel 3.51. Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung ............................... III-82
Tabel 3.52. Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung ....................... III-83
Tabel 3.53. Pengukuran KInerja Produktivitas Padi dan Palwija Tahun 2013 ........... III-83
Tabel 3.54. Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten
Bandung Tahun 2014 .............................................................................. III-85
Tabel 3.55. Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung Tahun
2011, 2012, dan 2013 ............................................................................. III-86
Tabel 3.56. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Mengembangkan
Kawasan Wisata Terpadu Dalam Tatanan Integrasi Ekonomi
Lokal ............................................................................................... III-89
Tabel 3.57. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya
Pengawasan Dan Pengendalian Terhadap Pencemaran Dan
Kerusakan Lingkungan ................................................................... III-91
Tabel 3.58. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Terciptanya Lingkungan Yang
Bersih ...................................................................................................... III-94
Tabel 3.59. Analisis Capaian Kinerja Persentase RTH Perkotaan Per-Tahun ... III-95
Tabel 3.60. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terselenggaranya
konservasi sumber daya alam ....................................................... III-98
Tabel 3.61. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014 ...................................... III-101
Tabel 3.62. Luas Penanaman Hutan dan Lahan Kritis ...................................... III-101
Tabel 3.63. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Berkurangnya Tingkat Resiko
Akibat Bencana/Kebakaran .................................................................... III-103
Tabel 3.64. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014 ...... III-107
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 x
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.65. Anggaran dan Realisasi Penerimaan PAD Menurut Jenis Pendapatan
Tahun Anggaran 2014 ............................................................................ III-108
Tabel 3.66. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 ............. III-110
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2013 xi
Pemerintah Kabupaten Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, pada intinya mengamanatkan agar setiap instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan tugas, tanggung jawab, dan kewenangannya, wajib dilaksanakan
secara akuntabel dan salah satu bentuknya adalah kewajiban penyusunan laporan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan. Pelaporan dimaksud secara tidak langsung
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat
tentang kualitas kinerja yang dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-
sumber daya yang dimiliki termasuk sumber daya keuangan.
Pelaporan kinerja pemerintahan tersebut diantaranya adalah Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disampaikan kepada Presiden melalui
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP disusun
dalam kurun waktu satu tahun anggaran dan disampaikan setiap awal tahun
pelaksanaan anggaran selanjutnya. Pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja
tahunan perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses perwujudan kondisi
akhir rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam bentuk Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sehingga pelaporan ini pada prinsipnya
menggambarkan realisasi tahapan pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala
Daerah yang dituangkan kedalam visi, misi dan program strategis RPJMD.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun 2014 merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan
pemerintahan tahun ketiga dari lima tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Bandung.
RPJMD merupakan landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bandung, pada arah Visi dan
Misi Kabupaten Bandung. Pada tahun ini RPJMD Kabupaten Bandung mengalami
perubahan yang penting. RPJMD perubahan tersebut pada awal Tahun 2014
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2010 – 2015.
Perubahan penting atas dokumen RPJMD Kabupaten Bandung pada intinya
tidak mengubah arah visi dan misi Kabupaten Bandung, tetapi lebih kepada penguatan
konsep perencanaan dalam proses perwujudan kinerja capaian visi dan misi Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-1
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-2
Pemerintah Kabupaten Bandung
umumnya dipergunakan untuk keperluan industri, non industri dan sebagian kecil
untuk rumah tangga. Sebagian besar pemenuhan kebutuhan air rumah tangga
memanfaatkan air tanah bebas ( sumur gali ) dan air tanah dangkal (kedalaman 24
sampai 60 meter) serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM.
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung ( tanpa Kabupaten Bandung
Barat ) adalah seluas 1.762,39 Km2 yang tersebar di 31 Kecamatan, meliputi Kawasan
Lindung seluas 60.117,921 Ha, dan kawasan Budidaya seluas 115.966,400 Ha. Kawasan
Budidaya dibagi menjadi Kawasan Budidaya Pertanian seluas 96.389,041 Ha, dan Non
Pertanian seluas 19.577,359 Ha, serta kawasan lainnya seluas 708.118 Ha. Rincian
lebih lanjut atas penggunaan lahan di Lingkungan Kabupaten Bandung diuraikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1.1.
Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bandung Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-3
Pemerintah Kabupaten Bandung
Gambar 1.1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bandung Tahun 2014
1750000
1.790.645
1.685.775
1700000
Jumlah
1650000
laki-laki Perempuan
Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-4
Pemerintah Kabupaten Bandung
Gambar 1.2
Diagram Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
200000
180000
160000
140000
120000
100000
80000
60000 Laki-laki
40000 Perempuan
20000
0
Angka beban ketergantungan (dependency ratio) pada tahun 2014, turun sebesar
0,36% dari angka ketergantungan pada Tahun 2013 sebesar 51,47 menjadi sebesar
51,11%. Angka ketergantungan tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah
penduduk usia produktif kelompok umur 15-64 tahun yang berjumlah 2.296.648 atau
mencapai 66,06% dibandingkan dengan jumlah penduduk kelompok umur 0-14 tahun
yang berjumlah 1.027.590 jiwa atau 29,56% dan kelompok umur 65+ yang berjumlah
146.155 jiwa atau mencapai 4,20%. Angka ketergantungan Tahun 2014 sebesar 51,11%
mengandung pengertian bahwa pada setiap 100 orang penduduk produktif harus
menanggung 51 orang penduduk tidak produktif.
Angka beban ketergantungan tersebut diilustrasikan sebagaimana gambar berikut.
Gambar 1.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Produktif dan Tidak Produktif
Di Kabupaten Bandung Tahun 2014
146.155
1.027.590
0-14 th
15-64 th
65+ th
2.2296.648
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-5
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dibanding
No Indikator 2011 2012 2013 2014
Tahun Lalu
Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa penduduk Kabupaten
Bandung mengalami penambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan
penduduk berhasil ditekan dari angka LPP Tahun 2013 sebesar 1,93% menjadi 1,60%
atau mengalami penurunan sebesar 0,33%. Dengan laju pertumbuhan pada tahun 2014
sebesar 1,60% terdapat penambahan jumlah penduduk dari sebesar 3.476.420 orang
menjadi 3.490.691 orang atau bertambag sebanyak 14.271 orang.
Kondisi perekonomian Kabupaten Bandung menunjukan adanya penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi perekonomian tahun yang lalu. Penurunan kondisi
perekonomian terlihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar
0,004, dan menurunnya laju pertumbuhan investasi dari total realisasi investasi PMA
dan PMDN berdasarkan LKPM Tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2.575.366.601.063,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-6
Pemerintah Kabupaten Bandung
nilai tersebut mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar Rp. 2.716.672.903.833,-
atau Rp. 141.306.302.770,- dari sisi lain angka inflasi di Kabupaten Bandung pada tahun
2014 berhasil ditekan dari angka tahun 2013 sebesar 6,92 menjadi 6,50 atau sebesar
0,420. Namun kondisi makro perekonomian itu tidak berpengaruh terhadap kondisi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung yang bila dihitung
berdasarkan atas dasar harga berlaku, maupun dihitung berdasarkan atas dasar harga
konstan, masing-masing menunjukan kenaikan sebesar 8.284.900,16 dan 1.534.543,77
dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Kondisi daya beli masyarakat juga menunjukan
perbaikan sebesar Rp. 2.020,- dari kondisi tahun yang lalu.
Kondisi perbaikan kualitas pembangunan di Kabupaten Bandung juga
diperlihatkan dengan terjadinya kenaikan kondisi kualitas pembangunan manusia, yang
secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Dibandingkan kondisi tahun yang lalu,
IPM meningkat sebesar 0,290 point, Indeks pendidikan naik sebesar 0,050 point, Rata-
rata lama sekolah naik sebesar 0,020 point, Angka melek huruf naik sebesar 0,020
point, Angka Harapan Hidup naik sebesar 0,200 point, dan Indeks Kesehatan naik
sebesar 0,340 point, Indeks daya beli naik sebesar 0,210 point.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-7
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-8
Pemerintah Kabupaten Bandung
5. Peraturan Bupati Bandung Nomor 29 Tahun 2012 tentang Tugas dan Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung.
Susunan organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung, berdasarkan regulasi-regulasi
tersebut di atas terdiri dari :
1. Bupati dan Wakil Bupati Bandung;
2. Sekretaris Daerah, yang membawahkan :
Tiga Asisten Daerah dan Staf Ahli yaitu sebagai berikut :
a. Asisten Pemerintahan, yang membawahkan Bagian Hukum, Bagian Bina
Pemerintahan Umum, dan Bagian Otonomi Daerah;
b. Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, yang membawahkan Bagian
Koordinasi Sosial, Bagian Pembangunan, dan Bagian Koordinasi Perekonomian;
c. Asisten Administrasi, yang membawahkan Bagian Umum, Bagian Humas,
Bagian Organisasi dan Bagian Pengelolaan Aset;
d. Staf Ahli, yang terdiri dari Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Staf Ahli Bidang
Hukum dan Politik, Staf Ahli Bidang Perekonomian, Staf Ahli Bidang
Pembangunan, dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya
Manusia.
3. Dinas-dinas Daerah Kabupaten Bandung terdiri dari :
1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dengan tugas pokok merumuskan
kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
pelayanan pendidikan dan kebudayaan yang meliputi data dan informasi,
pengelolaan pelayanan pendidikan pada TK dan SD, SMP, SMU dan SMK,
pendidikan non formal dan pelayanan pengembangan kebudayaan serta
melaksanakan ketatausahaan Dinas.
2) Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata, dengan tugas pokok merumuskan
kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
peningkatan dan pengembangan kepemudaan dan keolahragaan serta
pelayanan kepariwisataan yang meliputi kepemudaan, keolahragaan,
penyusunan sistem informasi dan kerjasama keolahragaan dan pelayanan
kepariwisataan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
3) Dinas Kesehatan, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan
melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan penyehatan
lingkungan, fasilitasi dan pembinaan kesehatan masyarakat, pengawasan dan
pengendalian kesehatan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
4) Dinas Sosial, dengan tugas pokok merumuskan kebijaksanaan teknis dan
melaksanakan kegiatan teknis operasional dibidang pelayanan kesejahteraan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-9
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-10
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-11
Pemerintah Kabupaten Bandung
16) 3 (tiga) UPTD Pemadam Kebakaran pada Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan;
17) UPTD Pertamanan dan Pemakaman pada Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan;
18) 4 (empat) UPTD Pengangkutan Sampah pada Dinas Perumahan, Penataan
Ruang dan Kebersihan;
19) 9 (sembilan) UPTD Pasar pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan;
20) UPTD Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan Proteksi Tanaman pada Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
21) UPTD Benih Tanaman pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
22) UPTD Pengembangan Usaha Tani pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan;
23) UPTD Perbibitan Ternak pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
24) UPTD Pembenihan Ikan pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
25) UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) pada Dinas Peternakan dan Perikanan;
26) UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan Laboratorium pada Dinas
Peternakan dan Perikanan;
27) 8 (delapan) UPTD Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan;
28) UPTD Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan.
4. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan Badan/Kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan / Kepala Kantor sebagai unsur penunjang Pemerintah
Daerah yang berada di bawah dan bertanggung kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, ditetapkan bahwa
lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung terdiri dari:
1) Inspektorat, dengan tugas pokok melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan
desa serta melaksanakan ketatausahaan Inspektorat.
2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan pembangunan
kesejahteraan sosial dan pemerintahan, perencanaan pembangunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-12
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-13
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-14
Pemerintah Kabupaten Bandung
E. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Kabupaten Bandung adalah:
1. Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;
6. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Penimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementrian/Lembaga;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-15
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-16
Pemerintah Kabupaten Bandung
F. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung selama tahun 2014. Capaian
kinerja ( Performance Results ) 2014 tersebut diperoleh dari perbandingan atas hasil
capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan setiap tahun terhadap rencana kinerja
( Performance Plan ) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis
atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini menguraikan keberhasilan,
hambatan, dan permasalahan sehingga memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah
celah kinerja ( Performance Gap ) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.
Bab. I – Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, gambaran umum Kabupaten Bandung, maksud dan tujuan
penyusunan LAKIP, struktur organisasi pemerintah Kabupaten Bandung, dasar hukum
penyusunan LAKIP dan sistematika penyajian LAKIP.
Bab IV – Penutup
Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun 2014, permasalahan dan kendala secara umum yang
dihadapi, upaya-upaya penyelesaiannya dan langkah serta solusi dalam perbaikan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang
akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 I-17
Pemerintah Kabupaten Bandung
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
1. Isu Strategis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-1
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung dapat di klasifikasikan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Provinsi
Jawa Barat, yaitu Kota Bandung. Pada sisi lain Kabupaten Bandung memiliki sumber-
sumber potensial daerah yang dapat dikembangkan menjadi ikon pendorong peningkatan
kualitas kemajuan pembangunan daerah. Dengan kecukupan kuantitas sumberdaya
manusia, potensi sumber daya alam, merupakan modal dalam perencanaan
pembangunan. Namun tentunya pengaturan, penataan, dan analisis terhadap seluruh
potensi perlu di kaji secara lebih mendalam sehingga potensi positif dapat dikelola secara
benar dengan kendali arah pencapaian tujuan yang tepat, yang pada gilirannya dapat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung.
Isu strategis Kabupaten Bandung terfokus pada upaya peningkatan kualitas
kesejahteraan rakyat melalui optimalisasi dan maksimalisasi penyelenggaraan urusan-
urusan pemerintahan daerah. Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2015, dideskripsikan sebagai berikut :
1) Peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan publik
Reformasi birokrasi merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dalam
memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat umum yang sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku. Penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilaksanakan oleh institusi pemerintahan (birokrasi) meliputi pelayanan dasar
(substantif) dan pelayanan administrasi. Keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan bergantung kepada kualitas proses birokrasi penyelenggaraan
pemerintahan. Optimalisasi kualitas penyelengaraan pemerintahan akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga
upaya perbaikan dalam seluruh aspek penyelengaraan pemerintahan melalui proses
reformasi birokrasi menjadi sangat penting dan perlu secara kontinue dan
konsisten.
2) Peningkatan kualitas sektor pendidikan
Pembangunan sumber daya manusia diharapkan dapat mendorong peningkatan
kualitas SDM yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan
budi pekerti. Beberapa peningkatan dan akselerasi program diperlukan dalam
mengatasi belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi
untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas
sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah
guru yang berpendidikan keguruan, masih kurang baiknya distribusi tenaga
pengajar. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga berbicara mengenai
kesehatan yang secara kontinyu diintervensi melalui program/kegiatan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-2
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-3
Pemerintah Kabupaten Bandung
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan
yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis
meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara
moral dan etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-4
Pemerintah Kabupaten Bandung
a. Pernyataan Visi
Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya penyelesaian
isu lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang dihadapi Kabupaten
Bandung antara lain : keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan publik, lingkungan
hidup dan bencana, kualitas sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan dan
keshalehan sosial), pembangunan perdesaan dan ketahanan pangan, infrastruktur
wilayah dan tata ruang, serta kemiskinan. Dalam menangani isu tersebut diperlukan
penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen masyarakat dan
penyelenggara pemerintahan.
Dengan mempertimbangkan isu yang ada, maka visi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung, yang dituangkan dalam RPJMD tahun 2010 – 2015, yang hendak
dicapai adalah :
b. Pernyataan Misi
Dari pernyataan Visi Kabupaten Bandung tersebut, dirumuskan 7 (tujuh) Misi
Kabupaten Bandung yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal
yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut. Lebih jauh,
pernyataan misi Kabupaten Bandung memperlihatkan kebutuhan apa yang hendak
dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dan bagaimana
organisasi memenuhi kebutuhan tersebut.
Adapun tujuh misi Kabupaten Bandung yang telah di tetapkan adalah :
1) Meningkatkan profesionalisme birokrasi;
Merupakan suatu upaya dalam mewujudkan Kabupaten Bandung yang “Maju,
Mandiri dan Berdaya Saing”. Hal ini memerlukan proses dan komitmen dari
seluruh pemangku kepentingan. Penyelenggaraan pemerintahan tidak semata-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-5
Pemerintah Kabupaten Bandung
mata bergantung kepada Pemerintah saja, akan tetapi harus adanya sinergi antara
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat secara proporsional dan bertanggung
jawab. Proporsional dalam hal ini mengandung pengertian bahwa setiap domain
pemerintahan melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bertanggung
jawab mengandung pengertian bahwa pelaksanaan peran dan fungsi setiap
domain pemerintahan harus dapat dipertanggungjawabkan secara objektif
berdasarkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
2) Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan
Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda;
SDM berkualitas yang berlandaskan Iman dan takwa merupakan salah satu tolok
ukur menuju keberhasilan pembangunan Kabupaten Bandung yang ”Maju,
Mandiri dan Berdaya Saing”. Keimanan dan ketaqwaan adalah landasan moral
dan etika yang tidak hanya memiliki muatan spiritual, tetapi juga muatan sosial,
sehingga pada prakteknya tidak saja ditunjukan dengan ketaatan ritual individu,
tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta
kesalehan kolektif untuk merajut kehidupan bersama
Budaya sunda merupakan salah satu sumber nilai yang menunjukan jati diri,
identitas dan kepribadian suatu komunitas masyarakat. Hal ini menjadi benteng
pertahanan yang sangat efektif untuk menghadapi dampak negatif derasnya arus
perubahan. Pada sisi lain, budaya ini
3) Memantapkan pembangunan perdesaan
Mayoritas wilayah Kabupaten Bandung adalah perdesaan, oleh karena itu
tumpuan pembangunan, salah satunya diarahkan pada wilayah perdesaan. Upaya
dalam mewujudkan pembangunan perdesaan yang mantap, menuju Kabupaten
Bandung yang “Maju, Mandiri dan Berdaya Saing” adalah melalui peningkatan
infrastruktur perdesaan; peningkatan kapasitas dan kapabilitas pemerintahan
desa; peningkatan keswadayaan dan kegotongroyongan masyarakat desa;
peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat; perkuatan lembaga-
lembaga keuangan mikro di desa; peningkatan pendapatan asli daerah desa;
peningkatan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi,
kestabilan harga dan akses pangan; serta pengembangan teknologi pengolahan
pangan non beras
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-6
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-7
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dalam upaya pencapaian visi-misi Kebupaten Bandung, maka visi dan misi
tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan tujuan (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Formulasi tujuan strategis Pemerintah Kabupaten
Bandung ditujukan untuk dapat mengetahui susunan atau tahapan tahunan langkah
kebijakan yang harus dilaksanakan secara tepat oleh organisasi dalam proses perwujudan
visi misinya untuk lima tahun ke depan. Penyusunan formula tersebut diarahkan pada
upaya penanganan atau penyelesaian isu-isu strategis Kabupaten Bandung dengan
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu,
perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pemerintah Kabupaten Bandung
mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis
dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-8
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 2.1
Tujuan dan Sasaran
Tujuan Sasaran
Mewujudkan pelayanan publik 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan
yang prima 2. Terwujudnya regulasi penyelengaraan pemerintahan daerah
3. Meningkatnya SDM aparatur yang profesional
4. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
5. Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
6. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Meningkatnya kualitas SDM 1. Meningkatnya penduduk melek huruf
yang berbudi pekerti luhur, 2. Meningkatnya penduduk bersekolah
berbudaya sunda dan 3. Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidikan
berlandaskan iman dan taqwa. 4. Meningkatknya prestasi olahraga dan peran pemuda dalam
pembangunan.
5. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
6. Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat serta
menggunakan fasilitas kesehatan.
7. Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS
8. Terkendalinya pertumbuhan penduduk
9. Meningkatnya kegiatan keagamaan
10. Terwujudnya pelestarian budaya sunda.
11. Meningkatnya minat baca masyarakat
Meningkatkan pembangunan 1. Meningkatnya infrastruktur desa
desa menuju desa yang 2. Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
mandiri. 3. Meningkatnya kemandirian pangan.
Mewujudkan keamanan dan 1. Tersediannya produk hukum daerah yang mendukung Kamtibmas
ketertiban masyarakat 2. Menurunya tingkat pelanggaran perda
3. Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat penegak perda
4. Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di masyarakat
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam berwawasan
kebangsaan dan KAMTIBMAS
Mewujudkan keserasian 1. Meningkatnya pemenuhan infrastruktur dasar wilayah
pembangunan infrastruktur dan 2. Meningkatnya pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
tata ruang wilayah. ruang
3. Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat dan layak huni
4. Terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancer
Meningkatkan kontribusi 1. Meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku usaha modal besar.
ekonomi kerakyatan terhadap 2. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
perekonomian daerah. 3. Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis ekonomi lokal dan
berdaya saing
4. Mengembangkan kawasan wisata terpadu dalam tatanan integrasi
ekonomi lokal.
Menciptakan lingkungan yang 1. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian terhadap
serasi dan seimbang dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan
memperhatikan daya dukung 2. Terciptanya lingkungan yang bersih dan hijau
dan daya tampung lingkungan 3. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
serta melaksanakan mitigasi 4. Berkurangnya tingkat resiko bencana dan Kebakaran
bencana.
Sumber : RPJMD Kabupaten Bandung 2010-2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-9
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 2.2
Indikator dan Target Kinerja Tujuan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-10
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tujuan 2 : Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-11
Pemerintah Kabupaten Bandung
4.Budha 1,790277778
Jumlah sarana pendidikan keagamaan yang dikelola
8.420
masyarakat
Jumlah Nilai-nilai budaya yang dilestariakan 30
Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda Jumlah keragaman budaya yang dilestarikan 25
Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan 30
Jumlah pengunjung perpustakaan 15.000
Meningkatnya minat baca masyarakat
Jumlah koleksi buku perpustakaan 21.535
Tujuan 3 : Meningkatkan pembangunan desa menuju desa yang mandiri
Sasaran Indikator Kinerja Target 2015
Persentase layanan air bersih di pedesaan 27
Presentase rumah layak huni 85
Presentase rumah tangga yang mengakses MCK 70
Meningkatnya infrastruktur desa
Presentase jalan desa kondisi baik 75
Persentase desa yang mengangkut sampah dari sumber ke
65
TPS
Jumlah Desa Swasembada 2
Jumlah Desa Swakarya 12
Meningkatnya perkembangan kemandirian
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap
desa
ketersediaan pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan 94,8
harapan) dan skor PPH konsumsi pangan
Tujuan 4 : Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-12
Pemerintah Kabupaten Bandung
VCR (volume Capacity Service) dan LoS (Level of Service) VCR 0,84 LoS D
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
100
kendaraan bermotor
Persentase PJU kondisi baik 80,76
Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap Perekonomian Daerah
Tujuan 7 : Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi Bencana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-13
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tujuan 2 : Meningkatnya Kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) Yang Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya Sunda Dan
Berlandaskan Iman Dan Taqwa
Anggaran
Sasaran Indikator Kinerja Target Tahun 2014
Meningkatnya angka
Angka Melek Huruf (AMH) 98,86 14.534.096.484
melek huruf
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 31,97 9.545.272.800
Rata-rata lama sekolah (RLS) 8,71
APM SD /Sederajat 99,65 178.545.752.164
APM SMP /Sederajat 82
APM SMA /Sederajat 42 79.356.074.020
Meningkatknya kualitas
Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 73.5 9.419.885.200
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 85
olahraga dan peran
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 482
pemuda dalam
pembangunan Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 390
Meningkatnya status Angka Kematian Bayi (AKB) 33.1
2.101.845.000
kesehatan dan gizi Indeks Kesehatan 75.83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-14
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-15
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-16
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tujuan 7 : Menciptakan Lingkungan Yang Serasi Dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan Serta Melaksanakan Mitigasi Bencana
C. Perencanaan Anggaran
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah,
dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, bahwa penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilakukan
berdasarkan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggungjawab, serta azas
tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang merupakan penugasan dari Pemerintah
untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan maka setiap tahunnya disusun Anggaran Pendapatan dan Belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-17
Pemerintah Kabupaten Bandung
tanggal 23 Juli 2014 tentang Perubahan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (KUA) Tahun 2014 dan Nota Kesepakatan Nomor.903 / 11 DPPK / 2014
903 / 1214 / DPRD
tentang Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2014 tanggal 23 Juli
2014.
Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Dewan
Juli 2014 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA)
Perubahan Tahun 2014 dan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung
Nomor.903 / 14 DPPK / 2014 Tanggal 25 Juli 2014 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran
903 / 1224 / DPRD
1. Pendapatan
Rencana anggaran pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Bandung yang
ditetapkan pada Tahun 2014 berikut perubahannya serta dibandingkan dengan realisasi
pendapatan tahun anggaran 2011, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-18
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 2.4
Rencana Pendapatan Kabupaten Bandung
REK URAIAN ANGGARAN
1. PENDAPATAN 3.946.902.996.383,78
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 583.782.229.947,68
1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 274.540.000.000
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 28.996.767.434,68
1.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
56.511.171.803,00
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 223.734.290.710,00
2. Belanja
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah, dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan yang
menjadi kewenangan kabupaten terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Klasifikasi Belanja Daerah menurut jenis
belanja, terdiri dari:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-19
Pemerintah Kabupaten Bandung
a. Belanja Tidak Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan,
Belanja Tidak Terduga.
b. Belanja Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja
Modal untuk program dan kegiatan yang ada pada setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
ANGGARAN
NO URAIAN
(Rp)
1. Belanja Tidak Langsung 2.433.290.691.135,78
1.1. Belanja Pegawai 2.074.563.228.250,35
1.2. Belanja Hibah 107.530.617.500,00
1.3. Belanja Bantuan Sosial 13.850.000.000,00
1.4. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa 83.045.166.756,27
1.5. Belanja Bantuan Keuangan 144.357.939.099,00
1.6. Belanja Tidak Terduga 9.943.739.530,16
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah pada dasarnya diarahkan sebagai komponen penyeimbang
untuk menutupi defisit atau memanfaatkan surplus anggaran pendapatan dan belanja
daerah. Komponen pembiayaan daerah mencakup penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan, yang menghasilkan pembiayaan netto sebagai dasar
perkiraan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berkenaan (SILPA).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-20
Pemerintah Kabupaten Bandung
ANGGARAN
NO URAIAN
(Rp)
A Penerimaan Daerah 424.609.455.348,00
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ( SiLPA) 415.786.047.448,00
2 Pencairan Dana Cadangan 8.823.407.900,00
4 Penerimaan Pinjaman Daerah -
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
B Pengeluaran Daerah 30.552.982.930,00
1 Pembentukan Dana Cadangan 15.000.000.000,00
2 Penyertaan modal (investasi) Pemerintah daerah 10.000.000.000,00
3 Pembayaran Pokok Utang 5.552.982.930,00
4 Pemberian Pinjaman Daerah -
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 394.056.472.418,00
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 II-21
Pemerintah Kabupaten Bandung
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP merupakan salah satu bentuk pelaporan kinerja pemerintahan yang fokus
pelaporannya adalah keberhasilan atau ketidakberhasilan unit organisasi dalam proses
perwujudan visi dan misinya, sehingga pelaporan LAKIP berisi pula tentang indikator
kinerja, target kinerja dari setiap indikator kinerja, hasil pengukuran realisasi atas target
kinerja pada tahun berkenaan, dan analisis atas progres realisasi kinerja terhadap
pencapaian tujuan.
Pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan cara
membandingkan antara realisasi capaian target kinerja pada akhir tahun pelaksanaan
anggaran dengan rencana target kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun
pelaksanaan anggaran dengan bentuk Penetapan Kinerja (PK).
Pengukuran kinerja pemerintah Kabupaten Bandung, memanfaatkan data kinerja
yang diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari dua sumber, yaitu :
1). Data internal yang berasal dari sistem informasi dan pelaporan yang ada, baik
laporan kegiatan reguler yang ada seperti laporan bulanan, triwulanan,
semesteran, laporan akuntabilitas kinerja SKPD, laporan keuangan SKPD / laporan
keuangan pemerintah daerah maupun laporan kegiatan tahunan lainnya ;
2). Data eksternal, digunakan data-data skunder sepanjang relevan dengan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung, khususnya data-data yang
bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.
Perhitungan persentase pencapaian target kinerja memperhatikan karakteristik
komponen realisasi dalam kondisi :
1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja semakin baik, maka
digunakan rumus :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = × 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-2
Pemerintah Kabupaten Bandung
sasaran yang diharapkan. Evaluasi juga bertujuan agar dapat diukur dan diketahui tingkat
kemajuan pencapaian realisasi kinerja dalam upaya perwujudan visi dan misi. Lebih lanjut
hasil evaluasi merupakan bahan yang penting untuk dipelajari karena berguna untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan
program dan kegiatan di masa yang akan datang.
Tujuan Mewujudkan Pelayanan Publik yang Prima, diukur melalui 6 sasaran dengan
19 indikator kinerja sasaran. Capaian kinerja dari setiap sasaran dalam tujuan ini diuraikan
melalui table pengukuran kinerja sasaran dan dengan penjelasan tabel berikut di bawah
ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-3
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.1.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Metode Pengukuran
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Indeks kepuasan masyarakat dihitung dengan cara menghitung rata-rata hasil
Indeks Kepuasan Masyarakat survey IKM atas seluruh jenis pelayanan yang dilaksanakan oleh seluruh unit
pelayanan
Jumlah dokumen kestatistikan penunjang capaian kinerja Kabupaten Bandung
Jumlah dokumen kestatistikan penunjang
tahun berkenaan dihitung dengan cara membandingkan jumlah dokumen
capaian kinerja Kabupaten Bandung tahun
perencanaan yang wajib di susun dengan jumlah dokumen perencanaan yang
berkenaan
tersusun pada tahun berkenaan
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan kearsipan sesuai
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan peraturan dihitung dengan cara membandingkan jumlah lembaga pemerintah
penataan kearsipan sesuai peraturan yang sudah melakukan penataan arsip, dibandingkan dengan jumlah lembaga
yang menjadi target penataan arsip
Persentase cakupan penerbitan KK, dihitung dengan cara membandingkan
Persentase cakupan penerbitan KK jumlah KK yang telah diterbitkan dengan jumlah keluarga yang ada di
Kabupaten Bandung.
Persentase cakupan penerbitan KTP, dihitung dengan cara membandingkan
Persentase cakupan penerbitan KTP jumlah KTP yang telah diterbitkan dibandingkan dengan jumlah penduduk
wajib KTP di Kabupaten Bandung
Persentase cakupan penerbitan akta kelahiran, dihitung dengan
Persentase cakupan penerbitan akta
membandingkan jumlah akta kelahiran yang telah diterbitkan dengan jumlah
kelahiran
penduduk Kabupaten Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-4
Pemerintah Kabupaten Bandung
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di Kabupaten Bandung pada Tahun 2014
dapat tercapai dengan baik. Terdapat 1 (satu) indicator kinerja sasaran yang tidak
mencapai target kinerja, yaitu pada indicator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat,
sedangkan capaian kinerja 5 (lima) indicator kinerja lainnya mencapai di atas 90%.
Rata-rata capaian kinerja setiap indicator kinerja sampai dengan tahun 2014
adalah sebesar 91,37%, sehingga untuk mencapai target akhir RPJMD Tahun 2015, rata-
rata sisa target yang harus dicapai pada setiap indicator kinerja adalah sebesar 8,63%.
Tidak tersedianya Nilai hasil survey IKM, karena adanya perubahan kebijakan
penyelenggaraan IKM yang diberlakukan oleh Pemerintah pusat, dan perubahan kebijakan
teknis penyusunan nilai IKM di Kabupaten Bandung. Pemberlakuan Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat
Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang mengganti Keputusan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah.
Perubahan kebijakan mekanisme teknis penyusunan nilai survey IKM di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung, pada tahun sebelumnya dilaksanakan melalui BPS,
namun pada tahun 2014 mulai digeser untuk dilaksanakan langsung oleh SKPD/unit kerja
yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Pergeseran ini bertujuan untuk lebih
memperbesar cakupan pelaksanaan survey IKM kepada masyarakat, sehingga pendapat
masyarakat terhadap kualitas penyelenggaraan layanan pemerintah dapat terekam secara
lebih luas. Namun perubahan mekanisme teknis penyelenggaraan IKM ini belum dapat
terlaksana dengan baik, disebabkan karena pemahaman SKPD pelaksana pelayanan
masyarakat terhadap pelaksanaan survey IKM secara mandiri masih belum maksimal.
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran ini didorong oleh tercapainya target
kinerja sasaran dari ketersediaan dokumen perencanaan, dan cakupan dokumentasi
administrasi kependudukan yang mencapai target kinerja 92% sampai dengan 105%.
Keberhasilan ini didukung dengan :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-5
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.3.
Program dan Anggaran Pendukung
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
1 Indeks Kepuasan Masyarakat -- -- --
Jumlah dokumen kestatistikan
penunjang capaian kinerja Program pengembangan
2 727,613,100 724,972,385 99,82%
Kabupaten Bandung tahun data/informasi/statistic daerah
berkenaan
Jumlah lembaga yang sudah
Program Penyelamatan dan Pelestarian
3 melaksanakan penataan kearsipan 230,017,000 177,517,000 77,18%
Dokumen/Arsip Daerah
sesuai peraturan
4 Persentase cakupan penerbitan KK
Persentase cakupan penerbitan Program Penataan Administrasi
5 14.527.460.115 13.293.069.550 91,50%
KTP Kependudukan
Persentase cakupan penerbitan
6
akta kelahiran
Rata-Rata 15,485,090,215 14,195,558,935 89,5%
Sumber : berbagai laporan tahunan SKPD Tahun 2014
Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran yang diperoleh dari perbandingan
antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 89,5% dibandingkan dengan rata-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-6
Pemerintah Kabupaten Bandung
rata capaian kinerja sasaran sebesar 82,37%, maka diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja
sasaran sebesar 92,46%. Dengan nilai efisiensi tersebut, capaian kinerja pada sasaran ini
tercapai dengan proses yang efisien.
Tabel 3.4.
Pengukuran Capaian Kinerja Tersedianya Regulasi Penyelengaraan Pemerintahan Daerah
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Target
N Target
Indikator Kinerja % RPJMD
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi Nasional
capaian 2015
Jumlah fasilitasi regulasi
1 penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang ditetapkan :
20
1. Peraturan Daerah 100% 100% 23 22 95.65% 100%
(87%)
59
2. Peraturan Bupati 100% 100% 25 60 240.00% 100%
(236%)
527
3. Keputusan Bupati 100% 100% 400 600 150.00% 100%
(132%)
606
Rata-Rata 682 161,88% 100%
(152%)
Sumber : Data Bagian Hukum Setda dan Sekretariat DPRD Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-7
Pemerintah Kabupaten Bandung
pelaksanaan kegiatan fasilitasi proses penetapan regulasi daerah yang dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
Teknis penghitungan indicator kinerja sasaran ini, yaitu dengan membandingkan
realisasi target kinerja penetapan produk hokum menurut jenis produk hokum yang terdiri
dari Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati.
Realisasi hasil penghitungan dalam table diatas, capaian kinerja jumlah penetapan
perda tercapai 95,65%, terdapat satu rancangan perda yang tidak ditetapkan pada Tahun
2015 yaitu Peraturan Daerah tentang Perubahan Kelembagaan Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik, dikarenakan harus melalui tahapan evaluasi dan sinkronisasi terlebih dahulu
dengan implementasi regulasi pemerintahan daerah yang baru, sebelum kemudian
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Realisasi kinerja penetapan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati cenderung
melebihi target yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat dari angka realisasi penetapan kedua
regulasi tersebut setiap tahun yang cenderung menunjukan peningkatan. Hal ini dapat
menunjukan kondisi yang positif, bahwa meningkatnya penetapan regulasi daerah, maka
proses penyelenggaraan pemerintahan semakin baik karena telah dilandasi dengan
ketentuan-ketentuan. Kondisi ini juga merupakan indikasi peningkatan kepastian, jaminan,
kejelasan dalam proses pengaturan dan pemberian layanan pada masyarakat.
Upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini didukung oleh 2 (dua) program, dengan
jumlah dana penunjang sebesar Rp. 1.772.386.700,-, yang dikelola oleh Bagian Hukum Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan, sebagaimana diuraikan dalam table berikut.
Tabel 3.5.
Program dan Anggaran Pendukung
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Jumlah fasilitasi regulasi
Penyusunan rencana kerja rancangan
1 penyelenggaraan pemerintahan 1,961,750,000 1,772,386,700 90.4%
peraturan perundang-undangan
daerah yang ditetapkan
Program peningkatan kapasitas lembaga
16,652,446,865 13,849,004,732 88.56%
perwakilan rakyat daerah
Rata-Rata 18,782,206,315 15,735,128,552 83.78%
Sumber Data : Lakip Setda dan LAKIP Set DPRD Tahun 2014
Hasil analisis terhadap efisiensi kinerja sasaran yang diperoleh dari perbandingan
antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar 83,78% dibandingkan dengan rata-
rata capaian kinerja sasaran sebesar 161,88%, maka diperoleh nilai efisiensi atas proses
capaian kinerja sasaran sebesar 193,22%. Yang artinya sasaran ini tercapai dengan sangat
efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-8
Pemerintah Kabupaten Bandung
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.7.
Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran
Jumlah PNS dalam jabatan yang mengikuti pendidikan jabatan dibandingkan dengan
Persentase Peningkatan Kapasitas Aparatur
jumlah PNS dalam jabatan yang ditargetkan mengikuti pendidikan jabatan.
Persentase penyelesaian administrasi Persentase jumlah administrasi kepegawaian yang telah dimiliki/diterbitkan
kepegawaian dibandingkan dengan jumlah PNS yang masih aktif
Prosentase Penyelesaian Kasus-Kasus Persentase jumlah kasus yang diselesaikan dibandingkan dengan jumlah laporan
Pelanggaran Disiplin pelanggaran disiplin PNS yang masuk
Prosentase Pegawai yang memenuhi nilai Persentase jumlah PNS dalam jabatan structural yang memenuhi nilai SKP minimal >50
minimal sasaran penilaian prestasi kerja dibandingkan dengan jumlah total PNS dalam jabatan struktural
minimal >50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-9
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dari hasil penghitungan atas setiap indicator kinerja sasaran diatas, diperoleh hasil
persentase rata-rata capaian kinerja sasaran Tahun 2014 sebesar 108,34%. Dengan hasil
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pada sasaran peningkatan SDM Aparatur yang
professional telah berhasil mencapai target kinerjanya dengan baik. Bila dibandingkan
dengan capaian kinerja sasaran pada Tahun 2013 sebesar 108%, maka capaian kinerja
pada sasaran ini, menunjukan konsistensi peningkatan hasil kinerja yang meningkat pada
setiap tahunnya.
Apabila dibandingkan dengan target 2015, tiga indicator kinerja sasaran telah
mencapai target kinerja sasaran dalam RPJMD, hanya pada indicator kinerja sasaran
prosentase pegawai yang memenuhi nilai minimal sasaran penilaian prestasi kerja minimal
>50 yang masih menyisakan target sebanyak 1,34% dari target RPJMD. Sisa target tersebut
merupakan rencana yang akan diselesaikan pada tahun pelaksanaan 2015.
Upaya pencapaian target kinerja pada sasaran ini, didukung oleh 2 (dua) program,
dengan jumlah anggaran pendukung sebesar Rp. 8.252.166.520, dengan realisasi sebesar
Rp.6.465.715.922,- atau 8,41%, dengan rincian biaya berdasarkan program pendukung
sasaran yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.8.
Program Pendukung dan Pendanaan
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Persentase Peningkatan Kapasitas
1
Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber
5.687.303.020 4.170.045.500 73,32%
Prosentase Penyelesaian Kasus- Daya Aparatur
2
Kasus Pelanggaran Disiplin
Persentase penyelesaian
3
administrasi kepegawaian
Prosentase Pegawai yang Program Pembinaan Pengembangan
2.564.863.500 2.295.670.422 89,50%
memenuhi nilai minimal sasaran Aparatur
4
penilaian prestasi kerja minimal
>50
Rata-Rata 8.252.166.520 6.465.715.922 81,41%
Sumber Data : Lakip BKPP Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-10
Pemerintah Kabupaten Bandung
Capaian Kinerja
100.00
80.00 77.29
60.00 57.84
40.00 38.81
20.00 20.70
0.00
2011 2012 2013 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-11
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.9.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan
Daerah
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Prosentase kesesuaian program yang direncanakan Membandingkan jumlah program yang dianggarkan dibandingkan dengan
terhadap program yang dianggarkan tahn berkenaan jumlah program yang tercantum dalam dokumen perencanaan
Prosentase dokumen perencanaan yang tepat waktu Ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanan sesuai dengan waktu
tahun berkenaan penyusunan yang ditentukan.
Dari hasil perhitungan sebagaimana table di atas, diperoleh nilai rata-rata capaian
kinerja sasaran pada Tahun 2014 sebesar 99,72%. Bila dibandingkan realisasi kinerja pada
Tahun 2013 sebesar 99,06%, terlihat perbaikan dalam proses perencanaan menjadi
semakin baik. Gambaran lebih rinci tentang prosentase kesesuaian program yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-12
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2014
No Indikator Sasaran Capaian (%)
Target Realisasi
1 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan 100 100 100
2 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup kota-kota menengah dan 100 100 100
besar
3 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan ekonomi 100 102 102
4 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan sosial budaya 100 98,90 98,90
5 Prosentase kesesuaian program yang direncanakan terhadap
program yang dianggarkan lingkup pembangunan parasarana
100 100 100
6 Prosentase
dan SDA dokumen perencanaan yang tepat waktu 100 100 100
Rata-Rata 99,45%
Waktu
No. Jenis dokumen perencanaan Ketentuan Waktu Keterangan
penetapan
Akhir Bulan Mei/setelah RKPD
1 RKPD tahun 2015 28 Mei 2014 tercapai
Provinsi Ditetapkan
6 (enam) bulan setelah Kepala
2 RPJMD tahun 2010-2015 -- --
Daerah dilantik
6 (enam) Bulan sebelum
3 RPJPD tahun 2005-2025 -- --
berakhirnya RPJPD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-13
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dalam rangka pencapaian kinerja sasaran ini, pada pelaksanaannya didukung oleh
5 (lima) program dengan jumlah biaya penunjang sebesar Rp.
Tabel 3.12.
Program Pendukung dan Pendanaan
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
1. Program Perencanaan
Pengembangan Kota-Kota
Prosentase kesesuaian program Menengah dan Besar;
yang direncanakan terhadap 2. Program Perencanaan
1 2,056,612,500,- 2,034,733,845,- 98.94%
program yang dianggarkan tahun Pembangunan Ekonomi;
berkenaan 3. Program perencanaan social budaya;
4. Program perencanaan prasarana
wilayah dan sumber daya alam
Prosentase dokumen perencanaan Program Perencanaan Pembangunan
3 1.529.120.300,- 1.456.266.694,- 95,24%
yang tepat waktu tahun berkenaan Daerah
Rata-Rata 3,585,732,800 3,491,000,539 97,09%
Sumber Data : Lakip Bappeda Tahun 2014
Dengan capaian kinerja sebesar 99,45% bila dibandingkan dengan realiasi anggaran
sebesar 97,09%, maka diperoleh nilai efisiensi atas pencapaian sasaran ini sebesar
102,43%, dengan pengertian bahwa hasil pencapaian kinerja program kegiatan telah
dilaksanakan secara efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-14
Pemerintah Kabupaten Bandung
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh Jumlah aplikasi terbangung yang dapat diakses oleh seluruh SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
seluruh SKPD
Jumlah SKPD yang terhubung dengan Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data Kabupaten
Bandung secara on line
jaringan komunikasi data pemerintah
Kabupaten Bandung
Berdasarkan data table diatas, dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian target
indicator kinerja jumlah aplikasi yang bias diakses oleh seluruh SKPD dan target indicator
kinerja jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan data Pemerintah Kabupaten
Bandung pada Tahun 2014 tercapai 100% atau seluruh realisasi target kinerja tercapai
sesuai dengan rencana.
Target capaian kinerja indikator kinerja jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh
seluruh SKPD dan Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi data
pemerintah Kabupaten Bandung selama 3 tahun mulai dari tahun 2011 s.d. tahun 2014
seluruhnya tercapai sesuai dengan rencana. Adapun 5 jenis aplikasi yang sudah dapat
diakses oleh seluruh SKPD sampai dengan tahun 2014, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.14.
Daftar Sistem Aplikasi yang telah dibangun dan dilaksanakan di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bandung
Realisasi capaian kinerja jumlah aplikasi yang bias diakses oleh seluruh SKPD
sampai dengan Tahun 2014 dalam rangka mewujudkan target capaian kinerja tujuan
tahun 2015 telah tercapai 75%, dengan telah terbangunnya 6 aplikasi dari total 8 aplikasi
yang ditargetkan terbangun sampai dengan Tahun 2015.
Realisasi capaian kinerja jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan komunikasi
data Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun 2014 telah mencapai 62 SKPD atau
sebesar 86,11% dari jumlah total target sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 72 SKPD.
Adapun daftar SKPD yang sudah terhubung dengan jaringan komunikasi data di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung dapat dilihat dalam lampiran dokumen LAKIP ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-15
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran ini
diantaranya dilakukan dengan penambahan landing point FO untuk menambah jaringan
FO ke titik-titik yang belum terhubung ke jaringan komunikasi data Pemerintah Kabupaten
Bandung dan membenahi jaringan data internal SKPD yang belum tertata dengan baik.
Capaian kinerja sasaran ini, didukung oleh 1 (satu) program dengan jumlah alokasi
anggaran pelaksanaan kinerja sebesar Rp.1.422.756.000, dan terealisasi sebesar
Rp.1.322.243.346,- atau sebesar 92,94%
Tabel 3.15.
Program Pendukung dan Pendanaan
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Jumlah aplikasi yang bisa
1
diakses oleh seluruh SKPD
Jumlah SKPD yang terhubung Program pengembangan
komunikasi, informasi dan media 1.422.756.000 1,322,243,346 92.94
dengan jaringan komunikasi
3 massa
data pemerintah Kabupaten
Bandung
Rata-Rata 92,94%
Sumber Data : Lakip Bapapsi Tahun 2014
Berdasarkan realisasi capaian kinerja dalam sasaran ini sebesar 100% dan realisasi
angaran yang digunakan dalam sasaran sebesar 92,94%, apabila diperbandingkan
diperoleh nilai efisiensi dalam proses capaian kinerja sasaran ini sebesar 107,60%. Dengan
nilai tersebut, dapat dinyatakan bahwa realisasi target kinerja sasaran telah dicapai dengan
efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-16
Pemerintah Kabupaten Bandung
dapat ditampilkan. Capaian kinerja target dan realisasi kinerja atas indicator kinerja
sasaran tersebut pada tahun 2014 adalah sebagaimana diuraikan berikut di bawah ini.
Tabel 3.16.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6: Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di Persentase dari perbandingan antara jumlah temuan yang telah
tindaklanjuti. ditindaklanjuti dengan jumlah total hasil temuan
Persentase dari perbandingan jumlah kontribusi PAD terhadap total jumlah
Persentase kontribusi PAD terhadap Pendapatan
pendapatan
Persentase dari perbandingan jumlah anggaran terserap terhadap jumlah
Persentase serapan belanja daerah
anggaran belanja
Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) Jumlah berita daerah yang diterbitkan setiap tahun
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan Jumlah kegiatan pertemuan anara KDH/WKDH dengan masyarakat atau stake
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali) holder lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-17
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kendala lain dalam penyelesaian temuan, yaitu karena tingkat pemahaman dalam
tindak lanjut hasil temuan masih rendah, keterbatasan personil pada hampir seluruh SKPD
dibandingkan dengan peningkatan beban kerja SKPD, menyebabkan pengaturan dan
pelaksanaan tugas-tugas dan pekerjaan menjadi terkendala.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-18
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.18.
Persentase PAD dibanding total pendapatan Tahun 2011 s.d. Tahun 2014
701,916,756,419
291,062,396,559 366,316,690,578 507,243,684,130
1 2 3 4
Capaian kinerja serapan belanja daerah pada tahun ini dari target serapan sebesar
95,4% terealisasi sebesar 88,07% atau kinerja indicator 92,32%. Realisasi anggaran ini,
tentunya masih belum mencapai target yang ditetapkan pada tahun ini. Terdapat selisih
sebesar 7,33% dari target tahun tahun ini, dan selisih sebesar 7,97% untuk mencapai
target RPJMD sebesar 96,04%. Apabila dibandingkan dengan realisasi serapan belanja
pada tahun-tahun sebelumnya. Terlihat adanya penurunan dalam penyerapan belanja.
Penurunan serapan belanja ini disebabkan karena penerapan SIMDA Keuangan yang
masih belum maksimal, karena kemampuan pengelola keuangan pada SKPD dalam
mengimplementasikan SIMDA Keuangan belum maksimal, sehingga terjadi kendala-
kendala teknis dalam pelaksanaan SIMDA keuangan tersebut. Hal lain yang mempengaruhi
besaran penyerapan anggaran daerah ini adalah pelaksanaan SE Menteri PAN dan RB
Nomor 10 dan Nomor 11 Tahun 2014 telah berhasil menyederhanakan pelaksanaan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan menghemat anggaran-anggaran
pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
Gambaran realisasi penyerapan belanja dari Tahun 2011 s.d. Tahun 2014, dapat
dilihat dalam table berikut di bawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-19
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.19.
Persentase serapan belanja daerah Tahun 2011 s.d. 2014
Belanja
No Tahun %
Target Realisasi
Capaian kinerja berita daerah yang diterbitkan secara umum merupakan pemberian
informasi kepada masyarakat tentang penggunaan anggaran pemerintahan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan. Semakin banyak informasi kegiatan
pemerintahan yang dapat diinformasikan, maka masyakat akan semakin mengetahui
setiap alokasi pemanfaatan biaya pemerintahan dan merupakan bukti transparansi dan
akuntabilitas system penyelenggaraan pemerintahan. Penyebarluasan dalam indicator ini
diukur melalui jumlah pemberitaan melalui media massa (press realease) yang
dilaksanakan oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah, dengan metode penghitungan yaitu
membandingkan antara jumlah press release yang diterbitkan dengan target jumlah press
release tahun berkenaan.
Jumlah press release yang dipublikasikan melalui media massa cetak tentang
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2014, dari
target pemberitaan sejumlah 240 buah pemberitaan tercapai 190 buah atau tercapai
79,2%. Jumlah berita daerah yang diterbitkan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
pemberitaan pada Tahun 2012 sebanyak 223 berita, namun naik dari jumlah pemberitaan
pada Tahun 2013 sebanyak 159. Berita daerah yang diterbitkan dalam hal ini difokuskan
pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang dilaksanakan terkait dengan penyelenggaraan
kebijakan-kebijakan daerah yang dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati Bandung atau
kepala SKPD lainnya dan penting untuk dipublikasikan kepada masyarakat.
Jumlah realisasi pemberitaan pada tahun 2014 ini, juga masih dibawah target jumlah
angka pemberitaan rata-rata pertahun dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Bandung,
yang telah ditetapkan sebanyak 250 press realease. Jumlah publikasi atau pemberitaan
penyelenggaraan pemerintahan tentunya dipengaruhi oleh jumlah kegiatan pemerintahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-20
Pemerintah Kabupaten Bandung
yang dilaksanakan, kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja tahun
2014 ini diantaranya adalah banyaknya kegiatan yang tidak terekam dan dipublikasikan
secara umum.
Indikator jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan masyarakat dan stake holder lainnya
Tabel 3.20.
Pengukuran Kinerja Fasilitasi Pertemuan KDH/WKDH Dengan Masyarakat Dan
Stakeholder Lainnya
Realisasi
Kegiatan Target Realisasi % Capaian
2013 2012
Jumlah Fasilitasi kegiatan Penerimaan
kunjungan Kerja Pejabat Negara /Departemen
250 270 107 % 107 % 215
/ Lembaga Pemerintah Non Departemen /Luar
Negeri
Jumlah koordinasi dengan Pemerintah Pusat
4 keg 4 keg 100% 75% 5
dan Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah kunjungan kerja/ Inspeksi KDH/WKDH 31 keg 31 keg 100% 100 % 4
Jumlah pelaksanaan rapat koordinasi pejabat
4 keg 2 keg 50% 50 % 26
Pemerintah Daerah
100%
Jumlah pertemuan ulama umaro setiap tahun 18 keg 18 keg 100% 100%
(18 keg)
98,53%
Jumlah 307 325 91,40% 95,27 %
(268 keg)
Jumlah kegiatan pertemuan KDH dan WKDH dalam berbagai jenis kegiatan, dapat
diindikasikan sebagai bentuk untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan. Pertemuan KDH dan WKDH dengan masyarakat atau stake holder lainnya
merupakan media komunikasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan. Semakin tinggi intensitas kegiatan pertemuan dilaksanakan,
diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan pemeirntahan dan
pembangunan.
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan angka rata-rata realisasi capaian kinerja Tahun
2014 adalah sebesar 91,40% dibandingkan dengan Tahun 2013, sebesar 95,27%, dan pada
Tahun 2012 sebesar 98,53%, menunjukan adanya penurunan fasilitasi kegiatan pertemuan
KDH/WKDH.
Fluktuasi banyaknya jumlah pertemuan yang dilaksanakan oleh KDH dan WKDH
pada tiga tahun pelaksanaan yang terjadi, hal ini disebabkan karena kegiatan pertemuan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-21
Pemerintah Kabupaten Bandung
KDH dan WKDH selain merupakan pertemuan yang sudah dijadwalkan dalam agenda
kegiatan tahunan, juga merupakan pertemuan-pertemuan KDH/WKDH dalam upaya
pembahasan langkah-langkah kebijakan penanganan permasalahan-permasalahan yang
muncul pada tahun berkenaan dan perlu segera diselesaikan. Target realisasi pelaksanaan
pertemuan tersebut juga dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan KDH/WKDH lainnya
berkenaan dengan kegiatan Nasional (kementerian), Propinsi, maupun antar Kabupaten,
sehingga jumlah realisasi pelaksanaan pertemuan cenderung tidak konstan.
Capaian kinerja sasaran ini, didukung oleh 5 (lima) program dengan jumlah alokasi
anggaran penunjang sebesar Rp. 16.108.520.596,- dan terealisasi sebesar 80,20% atau
Rp.13.451.352.863,- Rincian program dan anggaran penunjang pada sasaran ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.21.
Program Pendukung dan Pendanaan
N Anggaran
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
o Target Realisasi %
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian 2.451.642.000 2.306.543.000 94,08%
Prosentase temuan pemeriksaan Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
1
yang telah di tindaklanjuti. Program Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur 95.205.000 84.001.100 88,23%
Pengawasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-22
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tingkat Angka Melek Huruf (AMH) diukur melalui besaran proporsi penduduk usia
15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya).
Semakin tingginya AMH, maka semakin banyak masyarakat yang mampu membaca dan
menulis dan merupakan indikasi dari semakin meningkatnya kualitas sumber daya
pendidikan masyarakat.
Tabel 3.22.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Angka Melek Huruf
1 Angka Melek Huruf (AMH) 98,48 98,48 98,76 98,86 98,86 100% 98,86 99
Rata-Rata 100%
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Th. 2015
Dari hasil pengukuran atas sasaran ini, pada Tahun 2014 diperoleh persentase
realisasi sebesar 100%, yang artinya target AMH pada Tahun 2014 tercapai dengan baik.
Apabila dibandingkan dengan realisasi capaian pada tahun-tahun sebelumnya, terlihat
adanya peningkatan AMH pada setiap tahunnya, hal ini mengindikasikan bahwa upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan angka AMH telah terlaksana dengan baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-23
Pemerintah Kabupaten Bandung
Untuk memenuhi target RPJMD sebesar 99%, masih terdapat selisih sebesar 0,14%
yang harus terpenuhi. Upaya pencapaian target dimaksud, akan didorong melalui
optimalisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan non formal bagi penduduk yang
belum bisa membaca dan menulis. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya dilakukan
dalam bentuk kelompok-kelompok belajar pemberantasan buta huruf, diantaranya yang
terdiri kelompok belajar Keaksaraan Fungsional, Kelompok Belajar Paket A, B, dan C, yang
sampai dengan Tahun 2014, jumlah anggota terdata yaitu :
1. Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (KF) berjumlah 13.110anggota;
2. Kelompok Belajar Paket A berjumlah 400 anggota;
3. Kelompok Belajar Paket B berjumlah 4.175 anggota;
4. Kelompok Belajar Paket C berumlah 2.980 anggota.
1 Rata-rata lama sekolah (RLS) 8,62 8,67 8,72 8,71 8,72 100,11 8,72 8.82
Angka Partisipasi Kasar (APK)
2 30,16 39,59 33,12 31,97 40,98 128,18 40,98 32,61
pendidikan usia dini
3 APM SD /Sederajat 99,57 99,59 99,59 99,65 95,13 95,46 95,13 99.67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-24
Pemerintah Kabupaten Bandung
4 APM SMP /Sederajat 81,22 81,44 81,6 82 82,83 101,01 82,83 82.25
5 APM SMA /Sederajat 41,5 41,84 42,94 42 37,96 88,10 37,96 42.25
Rata-Rata Kinerja Capaian 52.21 54.23 53.19 53.12 102.57 53.12 58.25
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Th. 2015
Dari table pengukuran terhadap 5 (lima) indicator kinerja di atas, diketahui bahwa
realisasi kinerja rata-rata sasaran ini adalah sebesar 102,57%. Nilai ini menunjukan bahwa
besaran capaian kinerja sasaran pada tahun ini berhasil dicapai dengan lebih baik, dengan
melebihi target kinerja yang telah ditetapkan. Kondisi realisasi kinerja sasaran komulatif
rata-rata pada tahun ini adalah sebesar 53,12%. Untuk memenuhi target kinerja RPJMD
sebesar 58,25%, masih terdapat selisih sebesar 5,13% yang menjadi target penyelesaian
pada tahun 2015.
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Rata-rata lama sekolah (RLS) Lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas.
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini Proporsi penduduk usia dini yang bersekolah di PAUD
APM SD /Sederajat Proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD.
APM SMP /Sederajat Proporsi penduduk usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP
APM SMA /Sederajat Proporsi penduduk usia 16-18 tahun yang sedang bersekolah di SLTA
Apabila dilihat dari realisasi kinerja atas setiap indicator kinerja, terdapat 3 (tiga)
indicator kinerja yaitu RLS, APK PAUD, dan APM SMP sederajat yang terealisasi melebihi
100%, namun masih terdapat 2 (dua) indicator kinerja yaitu APM SD/sederajat dan APM
SMA/sederajat yang tidak mencapai target. Pada tahun ini realisasi kinerja APM
SD/Sederajat dari target 99,65% tercapai 95,13% atau realisasi kinerja sebesar 95,46%.
Pada APM SMA/sederajat dari target 42% tercapai 37,96% atau realisasi kinerja sebesar
88,10%. Sehingga kedua indicator kinerja sasaran tersebut masih harus mengejar selisih
pencapaian target kinerja RPJMD masing-masing sebesar ± 4% pada Tahun 2015.
b. Analisis Program-Kegiatan dan Kerangka Pendanaan
Pelaksanaan upaya pencapaian kinerja sasaran ini didukung oleh 3 (tiga) program.
Adapun program kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah
sebagai berikut.
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 131,318,206,851 73.55
1 178,545,752,164
Tahun
2 Program Pendidikan Menengah 79,356,074,020 58,328,964,096 73.50
3 Program Pendidikan Non Formal 14,534,096,484 13,552,483,784 93.25
Rata-Rata 272,435,922,668 203,199,654,731 80.1%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-25
Pemerintah Kabupaten Bandung
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-26
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan 9,419,885,200 8,210,353,650 87.16
1
Tenaga Kependidikan
2 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 6,091,598,750 4,452,226,125 73,09
Rata-Rata 15,511,483,950 12,662,579,775 80.16
Nilai efisiensi atas penggunaan anggaran pada sasaran ini, apabila membandingkan
antara persentase capaian kinerja sasaran sebesar 109,77% dengan realisasi anggaran
rata-rata sebesar 80,16%, maka diperoleh nilai efisiensi pencapaian sasaran sebesar 137%.
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata. Capaian
kinerja dinilai melalui tiga indikator yaitu jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional,
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk serta jumlah gedung olah raga per 10.000
penduduk. Semua indikator Kinerja tersebut pada tahun 2013 telah mencapai target yang
telah ditetapkan, capaian kinerja tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-27
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.25.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Meningkatnya Prestasi Olahraga Dan Peran Pemuda
Dalam Pembangunan
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Proporsi jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk
Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk Proporsi jumlah gedung olah raga per 10.000 penduduk
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, dalam upaya pencapaian kinerja di atas,
didukung oleh 7 (tujuh) program dan 35 kegiatan, yaitu :
1. Program Kebijakan Pemuda : Meliputi Jumlah data potensi KUPP (Kelompok Usaha
Pemuda Produktif) dan Jumlah data potensi Pemuda bekerja.
2. Program peningkatan peran serta kepemudaan
3. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup
pemuda
4. Program peningkatan peran serta kepemudaan
5. Program pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga
6. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
7. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga
Pendanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target
kinerja pada sasaran peningkatan kualitas prestasi olahraga dan peran pemuda dalam
pembangunan ini, adalah sebesar Rp. 66.163.460.800,- dengan realisasi Rp. 34.577.057.000,- atau
sebesar 52,26%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-28
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.26.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5: Meningkatnya Status Kesehatan Dan Gizi Masyarakat
2 Angka Kematian Bayi (AKB) 34,11 34,05 34,01 33,1 33,9 97,6% 33,9% 32,5%
Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran sebagaimana table di atas,
diperoleh persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 80,34%. Bila dibandingkan
dengan capaian rata-rata capaian kinerja dari setiap dindikator kinerja pada tahun-tahun
sebelumnya
Dari hasil penghitungan setiap indicator kinerja sasaran diatas, dalam Cara
penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah sebagai
berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-29
Pemerintah Kabupaten Bandung
Adalah Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi dibawah
Angka Kematian Bayi (AKB)
usia satu tahun pada setiap 1000 kelahiran hidup
Dihitung dari salah satu indikator yaitu Angka Harapan Hidup tentang
Indeks Kesehatan Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh
sekelompok penduduk
Persentase jumlah kasus balita gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di
Cakupan balita gizi buruk mendapat
fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat dibagi jumlah kasus balita gizi buruk
perawatan/penanganan yang ditemukan di suatu di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di kali 100%.
Proporsi rumah tangga dengan akses Angka proporsi didapat dari hasil survey terhadap akses air minum rumah
berkelanjutan terhadap air minum layak tangga,berdasarkan hasil inspeksi sanitasi sarana air minum (faktor risiko
(perkotaan dan pedesaan) pencemaran dan fisik air minum) yang layak memenuhi syarat kesehatan
Persentase Puskesmas, Puskesmas pembantu Perhitungan jumlah puskesmas yang sudah dibangun yang sesuai standar tata
dan jaringannya yang dibangun sesuai standar ruang dengan jumlah seluruh puskesmas
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Perhitungan didapatkan dari suatu keadaan dimana Desa/Kelurahan dengan
Imunisasi) cakupan imunisasi BCG, DPTHB-Hib, Polio4 dan Campak mencapai 80%.
Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat Jumlah alokasi perkapita kebutuhan obat yang dialokasikan dibagi jumlah
yang bermutu perkapita penduduk
Jumlah tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi
Persentase tempat-tempat umum sehat syarat dibagi dengan jumlah tempat–tempat umum dan tempat pengelolaan
makanan yang disurvey.
Indeks Kesehatan
Pada tahun 2014 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebesar 70,54
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 70,49. Keberhasilan program kesehatan
terutama dalam pencapaian indeks kesehatan dan usia harapan hidup bukan hanya
tanggung jawab Dinas Kesehatan namun merupakan tanggung jawab bersama antara
unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat sehingga untuk dapat mencapai
targetnya harus ada kerjasama yang baik antara unsur pemerintah, swasta, akademisi,
serta masyarakat.
Jika dibandingkan Tahun 2014 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung
mengalami peningkatan yaitu dari 70,34 menjadi 70.54, hal ini disebabkan karena adanya
program dan kegiatan yang yang menunjang peningkatan capaian Indek Kesehatan.
Perkembangan Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung dari tahun 2010 –2014
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-31
Pemerintah Kabupaten Bandung
70.8
70.6 70.49
70.4 70.34
70.28
70.2 70.06
70
69.8 Target
69.6 Capaian UHH
69.4
69.4
69.2 70.06 70.34 70.54
69.4 70.28
69
68.8
2010 2011 2012 2013 2014
Hal tersebut diatas dilakukan melalui meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat serta meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang didalamnya terdapat sasaran dan indikator kinerja
yang menunjang Angka Kematian Bayi.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung merupakan salah satu indikator
yang belum mencapai target namun tetap mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2013 realisasi yang tercapai yaitu sebesar 34,01 % untuk AKB di
Kabupaten Bandung, pada tahun 2014 mengalami peningkatan dalam menurunkan angka
kematian bayi di Kabupaten Bandung sebesar 0,11% meskipun tidak mencapai target yang
diberikan yaitu 33,.1%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-32
Pemerintah Kabupaten Bandung
34.17
34.2 34.05 34.01
33.9
34
34.17 34.05
33.8
33.6 34.01
33.4 Target
33.1
33.2 Capaian
33
32.8
32.6
32.4
2011 2012 2013 2014
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
Anggaran
No Program
Target Realisasi %
1 Program upaya kesehatan masyarakat 101,957,132,552 58,861,915,083 57,73%
2 Program Obat dan Perbekalan 13,915,277,593 13,551,559,904 97,39%
3 Program pengawasan obat dan makanan 135,000,000 135,000,000 100%
4 Program Perbaikan gizi masyarakat 1,171,943,500 1,127,290,850 96,19%
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
5 2,101,845,000 1,832,760,400 87,20%
anak
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
6 2,042,876,300 1,616,055,820 79,11%
menular
7 Program standarisasi pelayanan kesehatan 880,400,500 810,841,950 92,10%
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan
8 sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas 13,620,661,375 12,537,507,275 92,05%
pembantu dan jaringannya
9 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 5,442,000,000 4,531,905,176 83,28%
10 Program peningkatan pelayanan kesehatan 50,810,000 49,935,000 98,28%
11 Program pengembangan lingkungan sehat 1,499,147,000 1,479,552,100 96,19%
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
12 970,383,500 956,823,500 98,60%
masyarakat
Rata-Rata 143,787,477,320 97,491,147,058 90.05%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-34
Pemerintah Kabupaten Bandung
dapat dilihat pada tabel berikut. Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja
dalam table di atas adalah sebagai berikut :
Disadari bahwa masih ada banyak target yang belum tercapai. Hal ini dikarenakan
masih adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di Kabupaten Bandung terkait
dengan permasalahan kesehatan, diantaranya adalah :
1. Masih kurangnya sarana, prasarana dan tenaga kesehatan terutama daerah terpencil.
2. Masih mahal dan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3. Masih kurang lengkapnya peralatan kesehatan terutama untuk penyakit rujukan.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan guna mencapai tujuan yang ditetapkan
sampai akhir tahun 2013 belum maksimal mendorong realisasi capaian beberapa indikator
kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sektor kesehatan tetap akan menjadi
isu utama penentu keberhasilan pembangunan. Distribusi sarana dan prasana maupun
tenaga kesehatan harus terus ditingkatkan terutama dalam rangka menghadapi
munculnya penyakit baru sebagai akibat mutasi dan perubahan iklim yang tidak menentu.
Hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan profesionalisme serta
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sektor kesehatan tetap akan menjadi
isu utama penentu keberhasilan pembangunan. Distribusi sarana dan prasana maupun
tenaga kesehatan harus terus ditingkatkan terutama dalam rangka menghadapi
munculnya penyakit baru sebagai akibat mutasi dan perubahan iklim yang tidak menentu.
Hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan profesionalisme serta
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Maka dari itu Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung tetap optimis bahwa indikator yang belum mencapai target kinerja
pada tahun 2013 dapat terpenuhi pada Tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-35
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program pelayanan kesehatan penduduk 39,921,806,924 24,393,630,211 61,10%
1
miskin
Rata-Rata 61,10%
PMKS yang ditangani mampu berintegrasi social masing-masing tercapai 100%. Namun
demikian realisasi capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 ini belum memenuhi target
RPJMD.
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Meskipun rata-rata dari indikator kinerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dan mencapai target di tahun 2013 namun masih ada beberapa permasalahan-
permasalahan yang muncul, diantaranya adalah:
1. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlahnya Meningkat setiap tahun
sehingga sasaran selalu lebih banyak dari capaian ;
2. Sarana dan prasarana serta SDM masih belum mencukupi baik secara kuantitatif
maupun kualitatif Adanya kecenderungan peningkatan kasus korban tindak kekerasan
dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan dan anak ;
3. Masih belum optimalnya koordinasi dengan SKPD terkait sehingga penanganan
penangulangan kemiskinan msihbersifat sektorat dan dilakukan oleh masing-masing
SKPD;
4. Pembinaan dan pengawasan program/kegiatan dilapangan yang belum intensif dan
berkesinambungan.
Namun Pemerintah Kabupaten Bandung tetap optimis dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalah sosial yang terjadi di Kabupaten Bandung dengan memberikan
solusi dari permasalahan yang ada diantaranya adalah pengajuan anggaran disesuaikan
dengan populasi PMKS yang hendak dicapai dengan memperhatikan prioritas program dan
sasaran, melaksanakan bintek bagi pegawai serta mengikutsertakan dalam pelatihan
pekerja sosial profesional Melaksakan pendekatan yang akurat terhadap korban tindak
kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan dan anak, Peningkatan
koordinasi dengan SKPD terkait sehingga penanganan penanggulangan PMKS dan
Kemiskinan dapat dilaksanakan secara integral, terpadu dan menyeluruh serta
mengoptimalkan pengawasan program/kegiatan dilapangan secara intensif dan
berkesinambungan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-37
Pemerintah Kabupaten Bandung
Upaya pencapaian target kinerja sasaran ini, di dukung oleh 27 (dua puluh tujuh) program
dan/atau kegiatan dengan jumlah total alokasi anggaran sebesar Rp.19,762,809,730,- dan
terealisasi sebesar Rp.17,289,155,628,- atau sebesar 87,48% dari jumlah anggaran yang
dialokasikan. Bila dibandingkan antara persentase capaian kinerja sasaran sebesar 100% dengan
persentase realisasi anggaran sebesar 87,48%, diperoleh nilai efisiensi terhadap proses pencapaian
target kinerja sasaran sebesar 114,31%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program
dan kegiatan dalam upaya pencapaian target kinerja sasaran ini, dilaksanakan dengan sangat
efisien.
Adapun rincian alokasi anggaran program pendukung dalam upaya pencapaian kinerja
sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program/Kegiatan
o Target Realisasi %
Pemberdayaan faskir miskin, komunitas adat 2.829.100.000 2.612.869.000 92,36
1 terpencil (KAT) dan penyandang maslah
kesejahteraan social PMKS lainnya
Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif
2 70.000.000 70.000.000 100
melayani PMKS
Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi
3 267.000.000 266.004.600 99,63
sosial.
Rata-Rata 97,33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-38
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.29.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8: Pengendalian Jumlah Penduduk
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-39
Pemerintah Kabupaten Bandung
(BKL), Poktan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Poktan
Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR), yang pro aktif melaksanakan penyuluhan
tentang Program KB mulai dari tingkat RT sampai ke tingkat Desa di 31 Kecamatan.
Prosentase capaian peningkatan peran serta masyarakat dalam Program KB di
setiap Desa juga terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi kinerja pada tahun
2011 sebesar 82%, tahun 2012 85%, tahun 2013 87% dan tahun 2014 sebesar 99%, hal ini
ditandai dengan peran serta Kelompok KB yang berjuang ditingkat RT, Sub PPKBD/Sub Pos
KB Desa yang bergerak ditingkat RW dan PPKBD/Pos KB Desa yang bekerjasama dengan
Penyuluh KB bergerak ditingkat Desa, peranannya semakin signifikan dari tahun ke tahun.
Peserta KB aktif yang lestari dan peserta KB baru merupakan salah satu unsur yang
utama menekan Laju Pertumbuhan Penduduk, terutama dalam proses pengaturan
kehamilan atau penjarangan kehamilan atau untuk berhenti hamil bagi Pasangan Usia
Subur, sehingga pertambahan penduduk alami (bayi lahir) dapat ditekan secara optimal.
Pada tahun 2014 jumlah peserta KB aktif (PA) sampai dengan bulan Desember tercatat
sebanyak 550.768 atau 81,62% dari PUS sebanyak 674.789. Rincian jumlah peserta KB
aktif menurut jenis kontrasepsinya, diuraikan sebabagaimana table berikut ini.
Tabel : Rekapitulasi Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Mix Kontrasepsi Tahun 2014
REALISASI PA s/d
NO. MIX KONTRASEPSI Bln DESEMBER % DARI TOTAL PA
2014
1 2 3 4
1 IUD 92.568 16,81 %
2 MOW 14.750 2,68 %
3 MOP 5.537 1,01 %
4 IMPLANT 23.222 4,22 %
CU MKJP 136.077 24,71 %
5 KONDOM 6.180 1,12 %
6 SUNTIKAN 303.749 55,15 %
7 PIL 104.762 19,02 %
CU NON MKJP 414.691 75,29 %
JML TOTAL PA 550 .768
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-40
Pemerintah Kabupaten Bandung
Rp.4.070.582.500,- atau sebesar 99,22%. Rincian alokasi dan realiasi anggaran pada setiap
program dimaksud adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Pembinaan kelompok kegiatan pusat informasi 150,000,000 150,000,000 100%
1 dan konsultasi remaja (PIKR) dan PUS Muda
<20 thn
2 Pembentukan masyarakat peduli KB 3,223,300,000 3,223,300,000 100%
3 Pelayanan KB bagi keluarga miskin 740,000,000 697,282,500 97,66%
Rata-Rata 4,113,300,000 4,070,582,500 99.22%
Perbandingan atas persentase realisasi capaian kinerja sasaran sebesar 116% dan
persentase atas realisasi anggaran pendukung dalam pelaksanaan pencapaian target
kinerja pada sasaran ini sebesar 99,22%, dapat dilakukan analisis terhadap efisiensi atas
realisasi capaian kinerja sasaran, sebesar 116,91%. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-41
Pemerintah Kabupaten Bandung
disebabkan karena urusan keagamaan tidak termasuk jenis kewenangan yang dilimpahkan
pada Pemerintah Daerah, sehingga pencapaian kinerja program-kegiatan keagamaan
belum dapat terukur secara akurat.
Namun demikian kualitas hidup beragama tetap merupakan fokus perhatian
pemerintahan daerah, karena agama merupakan dasar yang sangat fundamental dalam
proses pembangunan karakteristik dan budi pekerti luhur. Sehingga pendekatan-
pendekatan ukuran kualitas kehidupan beragama masyarakat tetap disusun, dan
ditetapkan kedalam 3 (tiga) indikator kinerja, sebagaimana tercantum dalam tabel di atas.
Jumlah pertemuan ulama-umaro masih dibatasi oleh pertemuan yang difasilitasi
pemerintah daerah setiap tahun dengan target yang cenderung tetap, yaitu sebanyak 18
kali pertemuan. Pertemuan ulama umaro yang dilaksanakan pada Tahun 2013,
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan :
1. Peringatan hari-hari besar Agama Islam, yaitu :
a. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW;
b. Peringatan Isra Mi’raj;
c. Peringatan Iedul Fitri;
d. Peringatan Iedul Adha;
e. Peringatan Nuzulul Qur’an;
f. Peringatan Tahun Baru Islam.
2. Pelaksanaan kegiatan Forum Komunikasi Ulama-Umaro sebanyak 11 kali kegiatan.
3. Pelaksanaan kegiatan pertemuan yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
taraweh keliling dilaksanakan sebanyak 7 kali kegiatan di tujuh wilayah Kabupaten
Bandung.
Dalam indikator rasio jumlah sarana ibadah menurut pemeluknya, juga merupakan
indikator yang cenderung berubah setiap tahun. Perubahan rasio cenderung dipengaruhi
oleh pertumbuhan jumlah penduduk menurut agama, karena sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Bandung.
Sehubungan dengan indicator kinerja pada sasaran ini, masih belum sepenuhnya
merupakan urusan kewenangan pemerintahan daerah, dan hanya menjadi informasi
daerah, maka analisis program dan pendanaannya pun, tidak dilakukan secara mendalam.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-42
Pemerintah Kabupaten Bandung
10. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda
Tabel 3.31.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10: Terwujudnya Pelestarian Budaya Sunda
Rata-rata indikator kinerja sudah terealisasi dengan baik dengan sudah tercapainya
target pada tahun 2013, selain itu dari tahun 2011 hingga tahun 2013 pelestarian Budaya
sunda terus mengalami peningkatan.
Jumlah nilai-nilai budaya yang dilestarikan meningkat dari 10% di tahun 2011
menjadi 15% ditahun 2012, dan hal tersebut terus meningkat sehingga realisasi kinerja
ditahun 2013 mencapai 20% dan 25% pada Tahun 2014 sesuai dengan target capaian yang
diberikan. Jumlah benda cagar budaya yang dilestarikan juga mengalami peningkatan
serupa dengan kedua indikator kinerja sebelumnya, yaitu 10% di tahun 2011, meningkat
menjadi 15% di tahun 2012 dan 20% realisasi pada tahun 2013 serta terealisasi 25% pada
tahun 2014. Keragaman budaya pada tahun 2014 mencapai 50% sesuai dengan target
yang ditetapkan.
Pemerintah Kabupaten Bandung optimis bahwa dapat memenuhi target dan
capaian di tahun 2014 dan 2015 yang sebesar 24%, meskipun belum dapat mengakomodir
100% namun pemerintah Kabupaten Bandung yakin bahwa peningkatan yang perlahan
tapi pasti ini dapat terus meningkat.
Tercapainya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-43
Pemerintah Kabupaten Bandung
N Anggaran
Indikator KInerja
o Target Realisasi %
11. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Tabel 3.32.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Cara penghitungan dari masing-masing indicator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Jumlah pemustaka (pengunjung, pengguna, Jumlah pengunjung perpustakaan pada perpustakaan binaan Pemerintah
anggota, non anggota) yang terlayani oleh Kabupaten Bandung
perpustakaan di Kabupaten Bandung
Jumlah koleksi buku pada seluruh perpustakaan yang ada pada perpustakaan
Jumlah koleksi buku perpustakaan
binaan Pemerintah Kabupaten Bandung
Jumlah kunjungan pemustaka pada tahun 2014 tidak tercapai sesuai dengan target
yang direncanakan, dari rencana target peningkatan jumlah kunjungan pemustaka
sebanyak 294.800 orang, tercatat sebanyak 280.125 orang pemustaka yang mengunjungi
fasilitas perpustakaan atau tercapai sebanyak 95,02%, namun demikian berdasarkan data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-44
Pemerintah Kabupaten Bandung
jumlah kunjungan pemustaka dari tahun 2011, 2012, dan 2013 terlihat adanya
peningkatan angka kunjungan yang signifikan dari angka awal pada tahun 2011. Bila
dibandingkan dengan jumlah perpustakaan yang ada di Kabupaten Bandung sebanyak 126
perpustakaan, maka diperoleh angka kunjungan rata-rata sebesar 2.223 orang pada setiap
perpustakaan dalam satu tahun.
Indikator lainnya untuk mengukur kinerja meningkatnya minat baca masyarakat,
yang digunakan adalah jumlah koleksi buku perpustakaan. Dari target pertambahan
jumlah koleksi buku perpustakaan sebanyak 21.535 buku terealisasi sebanyak 22.066
buku, atau terealisasi sebesar 102,47.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-45
Pemerintah Kabupaten Bandung
sasaran. Untuk realisasi kinerja di tahun 2014 secara keseluruhan dapat dilihat dalam
tabel indikator kinerja berikut ini :
Tabel 3.33.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Infrastruktur Desa
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Presentase rumah tangga yang mengakses Persentase dari perbandingan jumlah rumah yang memiliki akses MCK
MCK dibandingkan dengan jumlah total bangunan rumah pada setiap desa
Persentase desa yang mengangkut sampah dari Persentase dari perbandingan jumlah desa yang memiliki akses ke TPS
sumber ke TPS dibandingkan dengan jumlah desa di Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-46
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Rata-Rata 92,73%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-47
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.34.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Perkembangan Kemandirian Desa
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-48
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Indikator Kinerja Program
o Target Realisasi %
1 Jumlah Desa Swasembada 1. Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintahan
Desa 975.022.000 782.235.650 80,23
2 Jumlah Desa Swakarya 2. Pengembangan Lembaga
Ekonomi Pedesaan
Skor PPH berdasarkan konsumsi
3
pangan utama Program peningkatan
5.086.163.005 4.896.669.500 96,27
skor PPH berdasarkan ketahanan pangan
4
ketersediaan pangan pertanian/perkebunan
Rata-Rata 88,25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-49
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.35.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Kuantitas, Dan Kualitas Aparat
Penegak Perda
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Perbandingan antara jumlah patrol Satpol PP dalam satu minggu dibanding
(kali/minggu) jumlah kegiatan patrol yang dibutuhkan
Jumlah Anggota Linmas (Aktif) Jumlah anggota linmas yang aktif
Persentase penegakan perda yang dilaksankan disbanding dengan laporan
Cakupan Penegakan Perda
yang diterima
Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja pada sasaran ini, sebagaimana table di
atas, memperlihatkan capaian kinerja sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas aparat
penegak perda pada Tahun 2014 tercapai sebesar 86,14%. Keberhasilan angka persentase capaian
tersebut, dikontribusikan oleh meningkatnya jumlah anggota linmas yang aktif sebanyak 5.600
orang. Selain itu, keberhasilan lainnya pada indikator kinerja sasaran penegakan Perda, yang
berhasil mencapai 65%, yang mengandung pengertian bahwa Satpol PP telah berhasil menangani
65% dari jumlah kasus pelanggaran ketertiban di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung,
berhasil dapat ditangani dan diselesaikan.
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Indikator KInerja Program / Kegiatan
o Target Realisasi %
Penyiapan tenaga pengendali keamanan
dan kenyamanan lingkungan
Cakupan Patroli Petugas
1 Peningkatan kerjasama dengan aparat 11,459,530,376 11,459,530,376 100%
Satpol PP (kali/Minggu)
keamanan dalam teknik pencegahan
kejahatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-50
Pemerintah Kabupaten Bandung
Hasil analisis efisiensi atas proses pencapaian kinerja sasaran, yang dilakukan
dengan membandingkan antara persentase realisasi kinerja sebesar 86,14% dengan
persentase realisasi anggaran sebesar 100%, maka diperoleh nilai efisiensi atas capaian
kinerja pada sasaran ini dengan nilai sebesar 86,14%. Dengan besaran hasil pengukuran
tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-51
Pemerintah Kabupaten Bandung
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
mengikuti sosialisasi tentang wawasan kebangsaan sosialisasi
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
mengikuti pendidikan politik sosialisasi
Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti Persentase jumlah peserta sosialisasi dibanding dengan target jumlah peserta
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini sosialisasi
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-52
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.37.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Meningkatnya Kewaspadaan Dini/Deteksi Dini
Masyarakat
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti Persentase jumlah masayarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan dini
sosialisasi kewaspadaan dini/deteksi dini disbanding dengan jumlah peserta target masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-53
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan
1 3.220.141.476 2.680.118.100 83,23
Tindak Kriminal
Rata-Rata 83,23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-54
Pemerintah Kabupaten Bandung
798.72 km 850.74
Presentase kondisi jalan 642.37 km 694,74 km 746,73 km 932.16 km 932.16 km
4 116,71% km
Kabupaten sedang dan baik (55.57%) (60,14%) (64,64%) (83.50%) (80.69%) (80.69%)
(73.64%)
Presentase kondisi jembatan 323 bh 468 bh 511 bh 641 bh 641 bh 641 bh
5 100% 858 bh
baik (37,65%) (54,55%) (59,56%) (74,71%) (74,71%) (74,71%)
Presentase ketersediaan air
irigasi untuk pertanian rakyat 66,67 %
6 60,00 63,33 70% 70% 100% 70% 73,33% 70%
pada sistem irigasi kewenangan
kabupaten yang sudah ada
Presentase penanganan
7 drainase skala kawasan dan 0,12 0,61 1.42 % 2,18% 5,075% 232,8% 5,01% 9,36% 40%
skala kota
Rata-Rata 75,20% 107,07%
Sumber data : LAKIP Dinas Bina Marga Th 2014 dan LAKIP SDAPE Th 2014
Berdasarkan data perhitungan table diatas, diketahui bahwa pada capaian realisasi
indikator kinerja pada tahun 2014 dari 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran 6 (enam)
indikator kinerja sasaran berhasil memenuhi atau melebihi target kinerja sasaran yang
ditetapkan danhanya 1 (satu) indikator kinerja yang tidak mencapai target. Dibandingkan
dengan target RPJMD Tahun 2015, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang sudah
memenuhi target yang di tetapkan, yaitu pada indikator kinerja persentase jalan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-55
Pemerintah Kabupaten Bandung
menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman dari banjir dan
persentase kondisi jalan Kabupaten yang sedang dan baik. Cara penghitungan dari masing-
masing indikator kinerja dalam table di atas adalah sebagai berikut :
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
7 Penanganan drainase skala kawasan dan skala kota 32.345.493.804 24.962.926.348 77,18
Rata-Rata 83,4%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-56
Pemerintah Kabupaten Bandung
5.2. Sasaran 2: Terwujudnya Kawasan Perumahan Yang Sehat Dan Layak Huni
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-57
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-58
Pemerintah Kabupaten Bandung
3. Melaksanakan evaluasi data produksi seluruh potensi dan pengelolaan panas bumi
oleh 5 pengembang panas bumi yang berlokasi di Kabupaten Bandung, antara lain :
Pertamina Geothermal Energi, Wayang Windu Geothermal Energi, Chevron
Geothermal Indonesia, Geo Dipa Energi dan Yalateknosa. Yang bertujuan untuk
akurasi data parameter penentu Dana Bagi Hasil (DBH) panas bumi, rekonsiliasi DBH
panas bumi bagi aparat Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten
Bandung.
4. Melaksanakan fasilitasi kemandirian energi di Desa Mandiri Energi (DME) berupa
pemberian bantuan 3 unit biodigester kapasitas 12 m3 di kampung CiaulDesa
Cisondari kecamatan Pasirjambu dan Kampung Sukamenak / Cibeureum Desa
Pangalengan Kec. Pangalengan bertujuan agar dapat meningkatkan taraf kehidupan
dan memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya kemampuan serta
kemandirian secara sosial dan ekonomi dengan adanya kemandirian dalam
pemanfaatan energi alternatif.
Adapun kendala yang dihadapi dalam hal pencapaian sasaran diantaranya :
Adanya keterbatasan jumlah alat ukur listrik (kWh) di PLN, dan pemesanannya
membutuhkan waktu cukup lama sehingga proses “penyalaan” listrik mengalami
keterlambatan,
Terbatasnya fasilitas mobilitas untuk kegiatan listrik pedesaan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas,
diantaranya melalui kegiatan-kegiatan :
Meningkatkan koordinasi dengan pihak PLN terutama dalam pengadaan alat ukur
listrik (kWh),
Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan listrik
pedesaan,
Pengembangan mikro hidro ditawarkan kepada investor untuk dijual kepada PLN.
Pengembangan energi biogas ditawarkan kepada investor sebagai pembangkit tenaga
listrik untuk dijual kepada PLN.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-59
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-60
Pemerintah Kabupaten Bandung
3 twin blok di Desa Baleendah Kec. Baleendah, dan Tahun 2009 Kemenpera membangun
rusunawa sebanyak 1 twin blok di Desa Baleendah Kec. Baleendah.
Pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung dilakukan oleh PDAM, Dinas Perumahan,
Penataan Ruang dan Kebersihan serta swadaya masyarakat. PDAM melayani penyediaan
air bersih perkotaan sedangkan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
melayani pembangunan sistem penyediaan air bersih perdesaan. Untuk melayani
penyediaan air bersih perdesaan tersebut, sumber air baku yang digunakan berasal dari
air permukaan, mata air dan sumur dalam, sistem pengaliran yang digunakan adalah
secara gravitasi maupun bertekanan.
Bentuk penyediaan air bersih perdesaan selain melalui pemasangan pipa secara
gravitasi juga dilakukan melalui : pembangunan sumur dalam, sumur dangkal serta
pembangunan terminal air. Pengelolaan dan pemeliharaan air bersih perdesaan
selanjutnya diserahkan pada desa masing-masing yang dikoordinir oleh Bumdes atau
BPABD.
Pelayanan penyediaan air bersih oleh PDAM dan Dinas Perumahan, Penataan Ruang
dan Kebersihan belum menjangkau seluruh kota/desa/kelurahan/kecamatan di Kab.
Bandung. Oleh karenanya pemerintah mengharapkan agar penyediaan air bersih ini
menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-61
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.40.
Proyeksi Peningkatan Pelayanan Air Bersih Tahun 2011 – 2015
Perkotaan Perdesaan
Tahun
% Pddk % Layanan % Pddk % Layanan
2010 8,28 16,59 9,96 13,38
2011 8,90 18,70 10,40 15,98
2012 9,56 20,09 11,14 18,08
2013 12,64 26,58 11,88 20,18
2014 16,16 34,00 12,62 22,28
2015 19,41 40,85 13,36 24,38
Sumber : Evaluasi Kinerja SPAM di Kab. Bandung, Bidang Permukiman Dispertasih
Tahun 2014 pembangunan sistem penyediaan air bersih perpipaan berlokasi Ds.
Cikalong Kec. Cimaung, Ds. panenjoan Kec. Cicalengka, Ds. Tanjungwangi Kec. Cicalengka,
Ds. Cibodas Kec. Pasirjambu, Ds. Sukamulya Kec. Kutawaringin, Ds. Padasuka Kec.
Kutawaringin, Ds. Sukaresmi Kec. Rancabali, Ds. Ciwidey Kec. Ciwidey, Ds. Cikadut Kec.
Cimenyan, Ds. Karyalaksana Kec. Ibun, Ds. Sudi Kec. Ibun, Ds. Mekarjaya Kec. Arjasari, Ds.
Banjaran Wetan Kec. Banjaran, Ds. Sindangsari Kec. Pacet, Ds. Cipelah Kec. Rancabali, Ds.
Girimekar dan Ds. Jatiendah Kec. Cilengkrang, Ds. Mekarpawitan dan Ds. Sukamantri Kec.
Paseh, Ds. Margamukti dan Lamajang Kec. Pangalengan, Ds. Pingirsari Kec. Arjasari, Ds.
Cihanyir Kec. Cikancung, Ds. Mandalawangi Kec. Nagreg, Ds. Mekarlaksana Kec. Ciparay.
Pendampingan DAK : Ds. Dukuh Kec. Ibun, Ds. Maruyung Kec. Pacet, Ds. Banjarsari Kec.
Pangalengan, Ds. Tribaktimulya Kec. Pangalengan, Ds. Mandalahaji Kec. Pacet. Sumur
dangkal : Ds. Cibeet Kec. Ibun, Ds. Cipeujeuh Kec. Pacet, Ds. Banjaran Kec. Banjaran, Ds.
Bojongsoang Kec. Bojongsoang, Ds. Margamekar Kec. Pangalengan, Ds. Padaulun Kec.
Majalaya, Ds. Tanjungsari Kec. Cangkuang. Sumur dalam : Ds. Nagrag Kec. Pacet, Ds.
Sindangpanon Kec. Banjaran. Pembangunan SPAL : Ds. Pameuntasan Kec. Kutawaringin,
Ds. Margaasih Kec. Margaasih, Ds. Cimaung Kec. Cimaung, Ds. Cikasungka dan
Hegarmanah Kec. Cikancung, Ds. Sindanglaya Kec. Cimenyan, Ds. Margamulya Kec.
Pasirjambu, Ds. Citeureup Kec. Dayeuhkolot, Ds. Cingcin Kec. Soreang, kelurahan Andir
Kec. Baleendah. Stimulan Bantuan Pipa : Ds. Mekarwangi Kec. Ibun, Ds. Cipaku Kec.
Paseh, Ds. Babakan Kec. Ciparay, Ds. Pasirmulya Kec. Banjaran, Ds. Margaluyu Kec.
Pangalengan, Ds. Cibodas Kec. Pasirjambu. Konstruksi Fisik (Hibah dari Korea) :
Pembangunan Landasan IPA Container Ds. Kopo Kec. Kutawaringin.
Pangalengan, Desa Jagabaya dan Campakamulya Kec. Cimaung, Desa Neglasari Kec.
Banjaran, Desa Banjarsari Kec. Pangalengan, Desa Manggahang Kec. Baleendah, Desa
Cilengkrang, Cipanjalu dan Ciporeat Kec. Cilengkrang, Desa Pangalengan Kec. Pangalengan,
Desa Ibun Kec. Ibun, Desa Cigentur Kec. Paseh. Pengadaan bak penampung 10 m3 dan
water meter induk 2” Kel. Sukamenak Kec. Margahayu.
Tahun 2012pembangunan sistem penyediaan air bersih berlokasi di DesaCibeureum
Kec. Kertasari, DesaAlamendah Kec. Rancabali, DesaCikitu Kec. Pacet, DesaSukawening
Kec. Ciwidey dan DesaPanyirapan Kec. Soreangserta IKK Kutawaringindan bantuan
stimulan pipa yang diberikan ke desa (Desa Cipaku, DesaKarang Tunggal, DesaTangsimekar
Kec. Paseh, Desa Ciluluk Kec. Cikancung, Desa Loa Kec. Pacet, Desa Babakan Kec. Ciparay,
Desa Sukapura, Desa Tarumajaya Kec. Kertasari, Desa Sukamaju, Warjabakti, Cipinang,
Mekarsari Kec. Cimaung, Desa Lamajang Kec. Pangalengan, Desa Bandasari Kec.
Cangkuang, Desa Panundaan dan Panyocokan Kec. Ciwidey) dari Program Lingkungan
Sehat Perumahan pada Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
Terutama Bagi Masyarakat Miskin.
Tahun 2011 berlokasi di 5 kecamatan/5 desa yang meliputi Kec. Pangalengan Desa
Margamulya, Kec. Cimaung Desa Mekarsari, Kec. Banjaran Desa Banjaran, Kec. Arjasari
Desa Mekarjaya dan Kec. Cipinang Desa Babakan serta adanya kegiatan IKK Ciwidey
meliputi Kec. Ciwidey Desa Ciwidey, Kec. Pasirjambu Desa Mekarmaju dan Desa
Pasirjambu dari Dinas Permukiman dan Perumahan Propinsi Jawa Barat dan luncuran
program P2TPD 2 di Kec. Cimaung Desa Campaka Mulya dan Desa Pasirhuni yang
merupakan Bantuan dari Bank Dunia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.41.
Analisis Capaian Indikator Kinerja Akses Aman Terhadap Air Bersih Per Tahun
2013 Realisasi
No Indikator Kinerja
Target Realisasi % 2011 2012
1. Akses aman terhadap air bersih di 14 % 11,84 % 84,57 % 10,13 % 10,55 %
kawasan pedesaan
2. Akses aman terhadap air bersih di 11,47 % 10,55 % 91,98 % 8,71 % 9,41 %
kawasan perkotaan (PDAM)
Jumlah Rata-Rata 88,28% 9,42% 9,98%
Sumber : PDAM dan Bidang Permukiman Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
Cakupan pelayanan air bersih perpipaan adalah 23,55 % terdiri untuk penduduk yang tinggal
di kawasan perdesaan adalah 12,58 % dan tingkat pelayanan air bersih perpipaan di kawasan
perkotaan adalah 10,97 % terhadap total jumlah penduduk Kab. Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-63
Pemerintah Kabupaten Bandung
5.3. Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan Struktur Ruang Yang Sesuai Dengan Tata Ruang
Wilayah
Peningkatan pola dan struktur ruang yang sesuai dengan tata ruang wilayah
dimaksudkan untuk mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan struktur bangunan
pada wilayah pembangunan sesuai dengan tata ruang wilayah. Pengendalian
perkembangan dan pertumbuhan ini penting, untuk menjaga keseimbangan antara
pertumbuhan bangunan dan daya dukung lingkungan, sehingga pertumbuhan struktur
bangunan tidak berdampak negative bagi lingkungannya.
Sasaran ini diukur dengan 3 (tiga) indikator keberhasilan yaitu;ketersediaan daya
tamping tempat pemakaman bagi penduduk Kabupaten Bandung, Ketersediaan informasi
rencana tata ruang wilayah melalui peta analog dan peta digital dan persentase bangunan
ber-IMB. Dari hasil pengukuran terhadap indikator sasaran tersebut, diperoleh hasil
pengukuran sebagai berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-64
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.42.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3: Terwujudnya Pola Dan Struktur Ruang Yang Sesuai
Dengan Tata Ruang Wilayah
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja Th Th Th % RPJMD Nasion
o Target Realisasi s.d. Th
2011 2012 2013 capaian 2015 al
2014
Rasio daya tampung tempat
1 pemakaman per satuan jumlah 1 : 18 1 : 19 1 : 25 1:27 1:26 98,85% 1:26 1:29
penduduk
Persentase ketersediaan informasi
mengenai Rencana Tata Ruang
2 (RTR) wilayah Kabupaten/ Kota 15,88% 15,88% 19,41% 38,71% 19,77% 51,07% 19,77% 41,94%
beserta rencana rincinya melalui
peta analog dan peta digital
3 Persentase bangunan ber IMB 0,58 % 2,43 % 7,35 % 6% 7,38% 123% 7,38% 8%
Rata-Rata 116% 90,13%
Sumber data : LAKIP DispertasihTh 2014
Dari table di atas, dapat diketahui bahwa dari 3 (tiga) indikator kinerja sasaran
yang ditetapkan, hanya pada indikator kinerja persentase bangunan ber-IMB dari target
6% terealisasi 7,38% dengan capaian kinerja 123%, sedangkan 2 indikator kinerja lainnya
hanya mencapai target kinerja masing-masing sebesar 96,30% dan 51,10%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Rasio daya tampung tempat pemakaman per Perbandingan antara ketersediaan areal pemakaman dengan jumlah satuan
satuan jumlah penduduk penduduk
Persentase ketersediaan informasi mengenai Persentase dari ketersediaan peta analog dan peta digital menurut wilayah
Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/ kecamatan
Kota beserta rencana rincinya melalui peta
analog dan peta digital
Persentase dari perbandingan jumlah bangunan ber-IMB disbanding dengan
Persentase bangunan ber IMB
jumlah bangunan total
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
92,21%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses pencapain kinerja sasaran ini
dilaksanakan dengan cukup efisien.
5.3.2. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/
Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
Informasi berupa peta analog adalah bentuk informasi tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan rencana rincinya dalam bentuk cetakan yang dapat
digandakan, mudah diakses pada jam kerja, dan tanpa dipungut biaya. Informasi
mengenai peta analog disebarluaskan melalui berita di media massa.
Peta analog dapat terdiri dari peta RTRW Kabupaten/Kota dan peta Rencana Rinci
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Peta Analog harus memuat informasi rencana
struktur dan pola ruang dengan skala minimal 1 : 50.000 (RTRW Kabupaten), 1 : 25.000
(RTRW Kota) dan 1 : 5.000 (Rencana rinci) yang dilengkapi dengan legenda peta.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan sampai dengan tahun 2014 disusun sebanyak 9
buah RDTR, tahun 2013 disusun sebanyak 8 buah RDTR, tahun 2012 disusun sebanyak 8
buah RDTR dan tahun 2011 sebanyak 8 buah RDTR.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-66
Pemerintah Kabupaten Bandung
Mekanisme Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan salah satu alat dalam
kegiatan pengaturan bangunan, IMB merupakan salah satu instrumen dalam
melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembangunan. Hal ini karena IMB
memiliki fungsi mengatur inflementasi peruntukan lahan yang ditetapkan dalam rencana
tata ruang. IMB juga dibutuhkan untuk mewujudkan keteraturan dalam pembangunan
fisik, sehingga bangunan secara fisik dapat dijamin dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat
dihindari melalui standar-standar yang ditetapkan dalam IMB sehingga terselenggaranya
tertib bangunan di 31 kecamatan dalam bentuk pemberian data rekomendasi penertiban
IMB sehingga pelaksanaan pembangunan bangunan sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu Peraturan Daerah Nomer 16 tahun 2009 tentang Tata Bangunan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-67
Pemerintah Kabupaten Bandung
Capaian kinerja sasaran terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancar,
dikoordinasikan secara teknis pengelolaannya dibawah Dinas Perhubungan. Untuk
mengukur capaian kinerja sasaran ini digunakan 6 (enam) indikator kinerja sasaran,
sebagaimana diuraikan dalam table dibawah ini.
Tabel 3.43.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Terwujudnya System Transportasi Yang Tertib Dan
Lancar
Dari hasil pengukuran terhadap ke-6 indikator kinerja sasaran diatas, diperoleh
nilai rata-rata persentase kinerja sasaran sebesar 109,08%. Dengan hasil tersebut, dapat
dinyatakan bahwa kinerja sasaran terwujudnya sistem transportasi yang tertib dan lancar
di Kabupaten Bandung pada Tahun 2014 dapat tercapai dengan baik.
Lebih lanjut apabila dibandingkan dengan target RPJMD pada setiap indikator
kinerja, hanya satu indikator kinerja yaitu rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
penumpang yang telah mencapai target 2015. Sementara indikator lainnya masih terdapat
selisih kinerja yang menjadi target pemenuhan pada Tahun 2015. Adapun cara
penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah sebagai
berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-68
Pemerintah Kabupaten Bandung
Untuk mewujudkan target kinerja pada sasaran ini, pelaksanaannya didukung oleh
beberapa program dengan target dan realisasi pembiayaannya sebagaimana berikut :
Tabel 3.44.
Anggaran Pendukung
N Anggaran
Program /Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
Rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap
1 808.719.000 796.767.917 98.52%
penumpang
Persentase rata-rata fasilitas perlengkapan jalan a.
2 954.465.845 929.413.700 97,38%
Rambu b. Marka c. guardril
VCR (volume Capacity Service) dan LoS (Level of
3 508.661.000 481.677.000 94,70%
Service)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-69
Pemerintah Kabupaten Bandung
Hasil analisis terhadap efisiensi proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
diperoleh dari perbandingan antara persentase rata-rata realisasi anggaran sebesar
97,75% dengan persentase realisasi kinerja rata-rata sebesar 109,08%, maka diperoleh
nilai persentase sebesar 111,59%. dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa proses
pencapain kinerja sasaran ini dilaksanakan dengan sangat efisien.
6.1 Sasaran 6.1: Meningkatnya Pelaku KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar
Sasaran 6.1 dinilai oleh 7 indikator kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh 2 SKPD,
yaitu Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP), dan Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan (Diskoperindag). Untuk lebih jelasnya, capaian kinerja pada tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.45.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: Meningkatnya Pelaku KUMKM Dan Pelaku Usaha Modal Besar
1 Jumlah pelaku UMKM 7.218 7.894 8,432 8.672 9.003 103,82% 9.003 9.236
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-70
Pemerintah Kabupaten Bandung
Rata-rata capaian kinerja pada sasaran meningkatnya pelaku KUMKM dan pelaku
usaha modal besar adalah sebesar 94,68%, lebih rendah 5,32% dari capaian kinerja
sasaran tahun yang lalu. Dari 6 (enam) indikator kinerja sasaran 3 indikator kinerja
terealisasi lebih dari 100%, dan 3 indikator kinerja lainnya di bawah 100%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata Jumlah pasar tradisional yang ditata
Realisasi indikator kinerja jumlah pelaku UMKM pada Tahun 2014 tercapai sebesar
103%. Angka realisasi tersebut dicapai dari realisasi sebanyak 9.003 orang pelaku UMKM,
lebih banyak 331 pelaku UMKM dari target jumlah UMKM Tahun 2014 yang ditetapkan
sebanyak 8.672 pelaku UMKM. Jumlah pertumbuhan UMKM di Kabupaten Bandung,
berdasarkan data table di atas, memperlihatkan peningkatan setiap tahunnya. Dengan
hasil ini masih terdapat sisa target pertambahan pelaku UMKM sebanyak 233 orang
pelaku UMKM untuk mencapai target RPJMD.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-71
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
1 Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif 200.000.000 194.141.000 97,07
2 Nilai Investasi 2.588.600.000 2.539.816.650 98,12
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
3 320.000.000 299.380.000 93,56
Mikro Kecil Menengah
4 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 875.000.000 833.261.400 95,23
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 5.000.000.000 4.961.290.000 99,23
6 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor ($*) 135.000.000 123.771.000 91,68
Rata-Rata 95,35%
Tingkat kualitas tenaga kerja diukur melalui prosentase kasus yang diselesaikan
dengan perjanjian bersama, persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kewirausahaan, persentase pencari kerja terdaftar yang ditempatkan, dan persentase
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat. Hasil pengukuran atas
Keempat indikator kinerja sasaran tersebut pada Tahun 2014, dapat dilihat sebagaimana
diuraikan dalam table dibawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-72
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.46.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja
Dari hasil pengukuran pada table di atas, dapat terlihat bahwa seluruh target pada
setiap indikator kinerja adalah 100% atau seluruh target indikator kinerja terealisasi sesuai
dengan rencana. Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di
atas adalah sebagai berikut :
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan Persentase jumlah kasus yang diselesaikan dibanding dengan jumlah kasus
perjanjian bersama (PB) yang ada
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan Persentase tenaga kerja yang emndapatkan pelatihan dibandingkan dengan
pelatihan berbasis kewirausahaan tenaga kerja terdaftar
Prosentase pencari kerja terdaftar yang di Persentase tenaga kerja yang ditempatkan dibanding dengan tenaga kerja
tempatkan terdaftar
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan Persentase tenaga kerja yang dilatih dibanding dengan tenaga kerja yang
pelatihan berbasis masyarakat terdaftar
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program perlindungan pengembangan
1 2,068,603,000 2,061,760,500 99,67
lembaga ketenagakerjaan
2 Program peningkatan kesempatan kerja 6,342,397,500 6,287,542,430 99,13
Program peningkatan kualitas dan
3 10,101,602,304 10,014,285,320 99
produktivitas tenaga kerja
Rata-Rata 18,512,602,804 18,363,588,250 99,27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-73
Pemerintah Kabupaten Bandung
Berdasarkan data persentase realiasi kinerja sasaran sebesar 100%, dan persentase
realisasi anggaran sebesar 99,27%, dapat dianalisis efisiensi atas capaian kinerja sasaran
dengan cara membandingkan antara capaian realisasi kinerja dan capaian realisasi
anggaran. Dengan analisis tersebut diperoleh nilai efisisiensi capaian kinerja sasaran
sebesar 100,74%.
3.3 Sasaran 3: Berkembangnya Usaha Agrobisnis Berbasis Ekonomi Local Dan Mampu
Berdaya Saing
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-74
Pemerintah Kabupaten Bandung
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-75
Pemerintah Kabupaten Bandung
Berdasarkan tabel diatas realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun 2014 adalah
sebanyak 12.123 ton atau terjadi peningkatan produksi ikan sebesar 8.92% dari produksi
ikan pada Tahun 2013. Angka capaian ini berada diatas target yang sudah di tetapkan,
yaitu target target kenaikan sebesar 7% atau produksi ikan sebanyak 11.910 ton. Dengan
realisasi tersebut maka capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 127,43%, dengan
peningkatan 1,92% atau 213 ton dari jumlah target kinerja yang ditetapkan. Lebih lanjut
berdasarkan data table di atas, dapat dilihat bahwa jumlah produksi ikan sejak tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 menunjukan adanya kenaikan setiap tahunnya. Uraian
produksi ikan konsumsi berdasarkan jenis usaha perikanan seperti tersaji pada tabel
dibawah ini :
Tabel : Target dan realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun 2014.
Berdasarkan table diatas dapat terlihat bahwa capaian produksi ikan tertinggi
sebesar 8.592,086 Ton (102,01% dari target) dari berasal dari KAT (kolam air tenang)
sedangkan yang paling kecil produksi ikan konsumsi berasal dari Kolam Air Deras sebesar
500,218 ton (98,14% dari target). Namun jika dibandingkan dengan tahun antara realisasi
produksi tahun 2014 dengan tahun 2013 maka semua jenis budidaya menunjukan
peningkatan.
Pencapaian peningkatan ikan konsumsi yang melebihi target ini didorong oleh
beberapa faktor diantaranya :
- Peningkatan kapasitas usaha pembudidaya ikan melalui stimulan bantuan sarana
budidaya dan benih ikan, serta peningkatan pengetahuan pembudidaya ikan mengenai
cara budidaya ikan yang baik dan teknik budidaya ikan melalui pelatihan/ Bimtek oleh
dinas dan sertifikasi CBIB
- Pengembangan usaha budidaya ikan intensif yaitu pembesaran ikan lele di kolam
terpal dan pengembangan usaha minapadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-76
Pemerintah Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-77
Pemerintah Kabupaten Bandung
14000
12000
10000
Produksi (Ton)
8000
6000
4000
2000
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Ikan konsumsi 7718 8112 8695 10398 11131 12123
Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2009-2014.
Adapun nilai efektivitas dari indikator ini ialah sebesar 1.33. Nilai tersebut diperoleh
dengan membandingkan persentase anggaran yang dihabiskan, dibandingkan dengan
persentase capaian kinerja.
Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam memfasilitasi pelaku
perikanan jika ingin mendirikan perusahaan/ usaha kecil pada bidang perikanan. Adapun
indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut:
Tabel 3.48.
Realisasi Rekomendasi Izin Usaha Perikanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-78
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun
No Jenis Usaha
2011 2012 2013
1 Budidaya ikan (orang) 10 27 21
2 Pembenihan (orang) 0 1 2
3 Pembesaran ikan (orang) 0 1 5
4 Pemancingan ikan (orang) 0 3 3
Jumlah 10 32 31
Sumber: Laporan Kegiatan Binus tahun 2011-2013
Table : Perbandingan target dan realisasi jumlah kelompok ternak pembudidaya tahun 2014
Target pada dokumen perubahan rencana strategis dinas peternakan dan perikanan
201-2015 pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 45 kelompok peternak mendapat
stimulant kegiatan. Namun setelah ada peningkatan anggaran terutama ajuan
musrenbang maka target kelompok meningkat jadi 116 kelompok. Adapun realisasi
fasilitisasi stimulant pada tahun 2014 kepeda kelompok pembudidaya ternak mencapai
128 kelompok (110,34%). Realisasi capain kinerja yang cukup tinggi mencapai 110,34%
lebih didorong oleh adanya peningkatan kelompok penerima karena adanya perubahan
anggaran yang dijadikan moment untuk mengakselerasi kinerja yang sudah ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-79
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel : Realisasi fasilitasi stimulant ternak untuk pembudidaya ternak tahun 2014
Jumlah Kelompok
No Kecamatan Jenis Ternak Jumlah Kelompok Jumlah Total
Perubahan
1 Arjasari Domba 1 kelompok 1 kelompok
Kambing PE 1 kelompok 1 kelompok
Sapi potong 2 kelompok 2 kelompok
betina
Sapi Perah FH 2 kelompok 2 kelompok
Jantan
2 Baleendah Domba 2 kelompok 2 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
3 Banjaran kelinci 5 kelompok 5 kelompok
Domba 2 kelompok 2 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 3 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
4 Bojongsoang Domba 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
5 Cangkuang Kelinci 4 kelompok 4 kelompok
Domba 3 kelompok 3 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 2 kelompok 1 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
6 Cikancung kelinci 3 kelompok 3 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
7 Cilengkrang Kambing PE 1 kelompok 1 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Sapi perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Betina
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
8 Cimaung Domba 5 kelompok 5 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 3 kelompok 3 kelompok
Itik Petelur 3 kelompok 3 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
9 Cimenyan Kelinci 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
10 Ciwidey kelinci 2 kelompok 2 kelompok
Domba 3 kelompok 3 kelompok
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-80
Pemerintah Kabupaten Bandung
Jumlah Kelompok
No Kecamatan Jenis Ternak Jumlah Kelompok Jumlah Total
Perubahan
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
11 Ibun Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
12 Katapang Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
13 Kertasari Kelinci 3 kelompok 3 kelompok
14 Kutawaringin domba 2 kelompok 2 kelompok
Ayam buras 2 kelompok 2 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
15 Majalaya Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
16 Nagreg Domba 1 kelompok 1 kelompok
17 Pacet Domba 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Itik pedaging 1 kelompok 1 kelompok
18 Pameungpeuk Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
19 Pangalengan Kelinci 5 kelompok 5 kelompok
Domba 1 kelompok 1 kelompok
Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Jantan
Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Betina
20 Paseh Domba 2 kelompok 2 kelompok
Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
21 Pasirjambu Sapi Perah FH 1 kelompok 1 kelompok
Jantan
Itik pedaging 2 kelompok 2 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
22 Rancabali Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
23 Rancaekek Sapi potong 1 kelompok 1 kelompok
betina
Ayam buras 2 kelompok 1 kelompok 3 kelompok
Itik pedaging 4 kelompok 1 kelompok 5 kelompok
Itik Petelur 2 kelompok 2 kelompok
24 Soreang Kelinci 1 kelompok 1 kelompok
Itik Petelur 1 kelompok 1 kelompok
Ayam buras 1 kelompok 1 kelompok
Jumlah 116 Kelompok 12 kelompok 128 kelompok
Sumber laporan akhir bidang peternakan 2014
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka terjadi peningkatan yang signifikan
terutama dalam jumlah kelompok yang diberikan stimulan, dimana terjadi kenaikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-81
Pemerintah Kabupaten Bandung
sekitar 68 kelompok (213 %). Kenaikan ini berbanding lurus dengan semakin tingginya
anggaran dan semakin banyaknya kegiatan kelompok yang diakomodir pada tahun 2014.
Adapun perkembangan kelompok yang menerima bantuan ini dapat terlihat pada
grafik dibawah ini:
250
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
Target Kelompok 20 65 115 175 291
Realisasi Kelompok 21 72 122 182 310
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak
mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi paling banyak dimana sampai 2014
mencapai sebanyak 13.890 ekor hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan populasi unggas dikarenakan oleh masih terjadinya beberapa kasus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-82
Pemerintah Kabupaten Bandung
penyakit flu burung dan ND yang cukup tinggi terutama untuk wilayah Bandung timur
seperti di Cikancung, Paseh, Rancaekek, dan Solokanjeruk.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-83
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tujuan Pasar/
No Unit Rumah Kemasan Lokasi Komoditi
Kemitraan
11. Bongkor Cimenyan Sayuran
12. Patarema Pangalengan Kentang PT. MOU
13. Putra Sari Bumi Kertasari Sayuran
14. Mekartani Cikancung Sayuran MTJ
15. Mandalawangi Cikancung Sayuran
16. Muttaqin Cileunyi Sayuran
Keterangan: profil kelompok rumah kemasan bidang hortikultura, 2013
Tabel 3.51.
Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung
Tujuan Pasar/
No UPH Lokasi Produksi
Kemitraan
1. Rahayu Pangalengan 612 Ton Luar Negeri
2. Trikarya Mandiri Ciwidey 360 Ton Luar negeri
3. Pancawargi Ibun 100 Ton Lokal
4. Mekar Saluyu Ciparay 612 Ton Lokal
5. Mekar Tani Kertasari 200 Ton Regional
6. Giri Senang Cilengkrang 84 Ton Regional
7. Margamulya Pangalengan 300 Ton Luar Negeri
Keterangan: profil unit pengolahan hasil kopi bidang perkebunan, 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-84
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.52.
Pengukuran KInerja Produktivitas Padi dan Palawija Tahun 2013
SASARAN TARGET
INDIKATOR KINERJA REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
Meningkatkan 1. Jumlah produksi komoditas
swasembada tanaman pangan unggulan:
pangan lokal - Padi (ton) 517.939 592.647 114,42
melalui - Jagung (Ton) 77.515 86.256 111,28
peningkatan - Ubi Kayu (Ton) 121.578 124.960 120,92
produktivitas lahan
dan komoditas 2. Jumlah produktivitas
pangan unggulan komoditas tanaman pangan:
lokal - Padi (kui/ha) 63,75 64,34 100,93
- Jagung (kui/ha) 65,54 65,94 100,61
- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 192,07 97,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-85
Pemerintah Kabupaten Bandung
jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi melalui
peningkatan IP dan peningkatan produktivitas komoditas, disamping pengendalian OPT
secara bersama-sama/sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).
Tabel 3.53.
Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Target % Realisasi
Realisasi Realisasi % thdp
No Uraian Komoditi 2013 Thd Target
2012 (Ha) 2013 (Ha) 2012
(Ha) 2013
A PADI
1 Padi Sawah
Luas Tanam (ha) 78,969 76,604 89,069 116.27 112.79
Luas panen (ha) 78,029 73,656 86,499 117.44 110.85
Produksi (ton) 518,032 484,816 570,703 117.72 110.17
Produktivitas (kwt/ha) 66.39 67.23 65.98 98.14 99.38
2 Padi Gogo
Luas Tanam (ha) 7,950 6,077 5,093 83.81 64.06
Luas panen (ha) 7,885 5,808 5,646 97.21 71.60
Produksi (ton) 33,997 23,540 22,079 93.79 64.94
Produktivitas (kwt/ha) 43.12 40.53 39.11 96.49 90.69
JUMLAH PADI
Luas Tanam (ha) 86,919 82,681 94,162 113.89 108.33
Luas panen (ha) 85,914 79,464 92,145 115.96 107.25
Produksi (ton) 552,029 508,356 592,782 116.61 107.38
Produktivitas (kwt/ha) 63.66 64.14 64.33 100.30 101.05
B PALAWIJA
1 Jagung
Luas Tanam (ha) 13,101 13,143 13,589 103.39 103.72
Luas panen (ha) 8,587 11,828 13,076 110.55 152.28
Produksi (ton) 50,687 77,515 86,256 111.28 170.17
Produktivitas (kwt/ha) 59.03 65.54 65.97 100.65 111.75
2 Kedelai
Luas Tanam (ha) 48 750 364 48.53 758.33
Luas panen (ha) 44 713 159 22.30 361.36
Produksi (ton) 67 1,008 246 24.38 366.87
Produktivitas (kwt/ha) 15.34 14.14 15.46 109.33 100.78
3 Kacang Tanah
Luas Tanam (ha) 1,673 2,145 1,722 80.28 102.93
Luas panen (ha) 1,655 2,038 1,691 82.97 102.18
Produksi (ton) 2,853 3,018 2,437 80.76 85.43
Produktivitas (kwt/ha) 17.24 15.31 14.41 94.14 83.60
5 Ubi Kayu
Luas Tanam (ha) 6,540 6,483 6,886 106.22 105.29
Luas panen (ha) 6,588 6,159 6,506 105.63 98.76
Produksi (ton) 120,923 121,579 124,960 102.78 103.34
Produktivitas (kwt/ha) 183.55 197.40 192.07 97.30 104.64
6 Ubi Jalar
Luas Tanam (ha) 1,737 2,140 1,777 83.04 102.30
Luas panen (ha) 1,820 2,033 1,686 82.93 92.64
Produksi (ton) 26,503 27,527 22,267 80.89 84.02
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-86
Pemerintah Kabupaten Bandung
Target % Realisasi
Realisasi Realisasi % thdp
No Uraian Komoditi 2013 Thd Target
2012 (Ha) 2013 (Ha) 2012
(Ha) 2013
Produktivitas (kwt/ha) 145.62 135.40 132.07 97.54 90.70
JUMLAH PALAWIJA
Luas Tanam (ha) 23,099 24,661 24,338 98.69 105.36
Luas panen (ha) 18,694 22,771 23,118 101.52 123.67
Produksi (ton) 201,032 230,647 236,166 102.39 117.48
Produktivitas (kwt/ha) 107.54 101.29 102.16 100.86 94.99
Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk
komoditas padi dan jagung memperlihatkan perkembangan yang cukup menggembirakan,
hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat penurunan angka kehilangan hasil dalam
hal pemanenan serta pengolahan pasca panennya. Berdasarkan data yang ada, tingkat
kehilangan hasil komoditas padi pada tahun 2011 dalam penanganan pasca panen
mencapai 11,15% dan pada tahun 2012 ini menurun 0,75% menjadi 10,75% dan menjadi
10,47% pada tahun 2013. Sedangkan pada komoditas jagung angka kehilangan hasil tahun
2010 sebesar 4,20% menurun menjadi 4,17% pada tahun 2012 (turun 0,03%), ditunjukkan
pada Tabel 3.11. Nilai-nilai penurunan kehilangan hasil tersebut diukur pada kelompok
tani yang mendapatkan intervensi bantuan.
Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya penggunaan alat
mesin pertanian yang semakin modern, tingkat kesadaran petani dan ketrampilan petani
yang semakin meningkat sejalan dengan upaya pembinaan yang cukup intensif dari Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
Tabel 3.54.
Realisasi Tingkat Kehilangan Hasil Komoditas Padi dan Jagung Tahun 2011, 2012, dan 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-87
Pemerintah Kabupaten Bandung
Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bandung yang didukung oleh anggaran
yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD Provinsi Jawa Barat telah
memberikan stimulan barang dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan teknologi
pasca panen dan pengolahan hasil sebagai upaya dalam pengembangan dan
pemberdayaan kelompok-kelompok pengolahan hasil berbasis komoditas tanaman
pangan, berupa:
Penggilingan padi/power thresher/peda thresher sebanyak 11 unit di Kecamatan
Kutawaringin, Cangkuang, Banjaran, Solokanjeruk, dan Soreang;
Mesin Parut ubi kayu sebanyak 2 unit di Kecamatan Cicalengka dan Pacet;
Mesin pemipil jagung sebanyak 1 unit di Kecamatan Soreang dan chipper sebanyak
1 unit di Kecamatan Cimenyan;
Combine harvester sebanyak 1 unit di Kecamatan Solokanjeruk;
Mesin pengolahan hasil 1 paket di Kecamatan Kertasari dan sarana pengemasan
sebanyak 1 paket di Kecamatan Ciparay.
Stimulan unit pasca panen dan pengolahan hasil sebanyak 1 paket di Kecamatan
Solokanjeruk yang terdiri dari bangunan, sepaket alat pasca panen dan pengolahan
hasil padi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-88
Pemerintah Kabupaten Bandung
2.3
2.27
Indeks Pertanaman (IP) 2.2
2.1
1.98
2 1.97
2.01
1.9
1.92
1.8
1.7
2009 2010 2011 2012 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-89
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.55.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4: Mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu
Dalam Tatanan Integrasi Ekonomi Lokal
Realisasi Kinerja sd Uraian Kinerja Tahun 2014 Realisasi
Target Target
N Kinerja
Indikator Kinerja % RPJMD Nasion
o Th 2011 Th 2012 Th 2013 Target Realisasi s.d. Th
capaian 2015 al
2014
1 Jumlah kunjungan wisata 5,124,142 5,645,569 6,234,555 6900220 6608628 95,77% 6608628 *
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Target kinerja sasaran kinerja ini di dukung oleh program-kegiatan yang dilaksanakan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan pendanaannya
dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-90
Pemerintah Kabupaten Bandung
duta wisata untuk menarik minat wisatawan mengunjungi objek-objek wisata yang
ada di Kabupaten Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-91
Pemerintah Kabupaten Bandung
Hasil evaluasi kinerja tujuan ini digambarkan dengan capaian kinerja 4 buah sasaran yang
telah ditetapkan, sebagaimana berikut.
Upaya menjaga dan meningkatkan daya dukung lingkungan merupakan hal penting
dalam proses pembangunan berkelanjutan. Lingkungan yang buruk akan mengakibatkan
konsistensi pembangunan akan terhambat dan cost pembiayaan untuk menutupi dampak
negative kerusakan lingkungan dan perbaikannya akan semakin besar. Sehingga langkah
pengawasan dan pengedalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan menjadi
langkah penting untuk menjaga kondisi lingkungan.
Untuk mengukur capaian sasaran dilakukan pengukuran melalui 5 (lima) indikator
kinerja sasaran yang dilaksanakan oleh 2 (dua) SKPD, yaitu Dinas Sumbar Daya Air,
Pertambangan dan Energi, dan Dinas Pertamanan, Tata Kota, dan Kebersihan. Adapun hasil
pengukuran atas ke lima indikator kinerja tersebut, adalah sebagaimanadiuraikan dalam
table berikut di bawah ini:
Tabel 3.56.
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1:Meningkatnya Pengawasan Dan Pengendalian
Terhadap Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
Berdasarkan hasil perhitungan dalam table di atas, realiasi capaian kinerja pada
sasaran ini adalah sebesar 93,96%. Besaran nilai rata-rata kinerja ini dikontribusikan oleh
realisasi target indikator kinerja persentase luasan pertambangan berijin sebesar 91,56%,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-92
Pemerintah Kabupaten Bandung
cakupan pelayanan sampah sebesar 16,66%, rata-rata pemakaian air bawah tanah sebesar
98,76%, ketersediaan peta zonasi kerentanan sebesar 114,29%, dan rasio TPST persatuan
penduduk sebesar 69,32%.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Cara Penghitungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-93
Pemerintah Kabupaten Bandung
pengelolaan air bawah tanah dengan Provinsi Jawa Barat, melakukan kegiatan-kegiatan
sosialisasi pembinaan dan pengendalian pengunaan air bawah tanah.
Pemerintah Kabupaten Bandung hanya memiliki 1 (satu) buah TPAS yang terletak
di Desa Babakan Kecamatan Ciparay untuk menampung sampah yang mencakup 24
kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung. Pada Tahun 2014 volume sampah
yang tertangani adalah 986,16m³ dari volume sampah yang dihasilkan sebanyak 5.918,05
m³/hr atau sekitar 16,66%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah produksi
sampah yang ditangani sebesar 1.056m³/hr dari 6.936m³/hr atau sebesar 15,22%. Dilihat
dari jumlah volume produksi sampah terlihat adanya penurunan pada tahun 2014 ini,
dikarenakan langkah-langkah penanganan sampah pada titik awal sumber produksi
sampah telah upayakan untuk dapat dilaksanakan secara maksimal, yaitu melalui
pengelolaan sampah dengan konsep 3R dan pembangunan TPST.
Daya tampung TPAS yang terbatas dan tidak seimbang dengan pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya, sehingga optimalisasi pengelolaan sampah melalui metode 3R
dan TPST menjadi penting dilakukan. Pemerintah Kabupaten Bandung mengambil
kebijakan untuk membangun TPST pada wilayah-wilayah, sehingga dapat mengurangi
distribusi beban sampah pada TPAS secara terdesentraliasi. Jumlah TPST di Kabupaten
Bandung pada Tahun 2014 telah berjumlah 71 buah dengan saya tamping sebanyak
284m³. Jumlah ini bertambah dari jumlah pada tahun 2013 sebanyak 45 buah.
beban sampah yang Capaian kinerja terendah berada pada indikator cakupan
pelayanan sampah dan rasio TPST persatuan penduduk. Kendala yang dihadapi pada
kedua indikator kinerja ini, yaitu wilayah Kabupaten Bandung yang luas dan menyebar,
sehingga sulit dan jauh dari jangkauan pelayanan, pertambahan jumlah penduduk
Kabupaten Bandung, belum tersedianya tempat pembuangan/pengolahan sampah akhir
yang mencukupi untuk dapat menampung jumlah sampah penduduk Kabupaten Bandung
serta jumlah ketersediaan dukungan sarana prasarana pengelolaan sampah yang belum
sesuai kebutuhan.
Dalam upaya pencapaian kinerja pada sasaran ini di dukung oleh 1 (satu) program dan 5
(lima) kegiatan. Program dan kegiatan pendukung pencapaian kinerja sasaran beserta
pendanaannya adalah sebagaimana dirinci dalam table berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan 100.000.000 91.898.500 91,90%
1 dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan
pertambangan rakyat
Program pengembangan kinerja pengelolaan 19.023.534.142 18.207.840.875 95,71%
2
persampahan
Kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan 521.005.000 80,15%
3 650.000.000
kegiatan penambangan galian C
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-94
Pemerintah Kabupaten Bandung
1 Presentase luas RTH perkotaan 0,137 0,119 0,15 0,12 0,17 141,67 0,17 0,12
Dari hasil penghitungan capaian realisais kinerja dalam table diatas, pada Tahun
2014 diperoleh persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 114,59%. Dengan
hasil tersebut, dapat dinayatakan bahwa kinerja sasaran ini tercapai dengan cukup baik.
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-95
Pemerintah Kabupaten Bandung
Realisasi RTH pada tahun 2014 tercapai 141,67%, dengan meningkatnya capaian
luasan lahan terbuka hijau dari target 2014 sebesar 0,12% terealisasi sebesar 0,17%.
Dengan hasil ini realisasi capaian melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2014, dan
telah melampaui target capaian kinerja RPJMD pada Tahun 2015 yang ditetapkan
sebanyak 0,12%.
7.2.1. Presentase Luas RTH Perkotaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka (Open
Spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi
(endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang
dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, social, ekonomi
dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya
dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi
juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota. Agar kegiatan budidaya tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang
terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30 % dimana 10 % diantaranya
adalah RTH private (RTH yang berada di lahan milik pribadi, seperti rumah atau pabrik)
dan 20 % adalah RTH publik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.58.
Analisis Capaian Kinerja Persentase RTH Perkotaan Per-Tahun
No Indikator Kinerja 2013 Realisasi
Target Realisasi Capaian 2011 2012
1. Persentase RTH Perkotaan 0,12 % 19,17 % 100 % 0,119 % 0,137 %
Sumber : UPTD Pemakaman dan Pertamanan, Dinas Perumahan, Penataan Ruang danKebersihan
Ruang Terbuka Hijau merupakan bagian dari ruang-ruang suatu wilayah yang diisi
oleh tumbuhan guna mendukung manfaat langsung maupun tidak langsung dari ruang
tersebut. Ruang Terbuka Hijau yang dikelola oleh UPTD Pemakaman dan Pertamanan
Tahun 2014 luas RTH yang dikelola sebesar 33,00 Ha terdiri dari Taman Kota 3,9 Ha, Hutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-96
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan Kota Komplek Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha,
TPU Perkotaan 16,5 Ha, RTH Jalan Raya 3,7 Ha dan Taman Cingcin 0,5 Ha dan pengadaan
tanah untuk RTH. Tahun 2013 luas RTH yang dikelola sebesar 33 Ha (sama dengan tahun
2012) sedangkan data lapangan pihak ke tiga sebesar 4.629,18 Ha terdiri dari RTH Taman
235,66 Ha, RTH Lapangan Olah Raga 64,78 Ha, RTH TPU 1.119,96 Ha, Hutan Kota 6,48 Ha,
Hutan Lindung 2.637,44 Ha, Taman Hutan Raya 0,5 Ha, Hutan Rekreasi 15,00 Ha dan Jalur
Hijau 549,38 Ha (Data hasil kegiatan Penyusunan Data/Informasi Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan Kabupaten Bandung 2013). Tahun 2012 luas RTH yang dikelola
sebesar 33,00 Ha terdiri dari Taman Kota 3,9 Ha, Hutan Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan
Kota Komplek Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha, RTH Jalan Raya 3,7 Ha dan
Taman Cingcin 0,5 Ha. Tahun 2011 luas RTH yang dikelola sebesar 28,827 Ha terdiri dari
Taman Kota 3,9 Ha, Hutan Kota Kutawaringin 2 Ha, Hutan Hutan Kota Komplek Pemda
Pemda 6,4 Ha dan TPU Perkotaan 16,527 Ha.
Melonjaknya capaian luasan Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2014 dikarenakan
telah dilaksanakannya pengadaan tanah untuk RTH di 6 lokasi dari sumber dana APBD
Propinsi. Data realisasi tahun 2013 realisasi sebesar 19,16 % dikoreksi dikarenakan adanya
ketidaksinkronan data dan sedang disusun masterplan RTH di tahun 2015.
Presentase lokasi pengujjian kualitas air sungai yang berstatus selain “cemar berat”,
terealisasi dibawah target tahun sebelumya. Apabila dilakukan evaluasi terhadap
pencapaian indikator kinerja untuk yang tercapai lebih dari 100%, khususnya dalam
kepemilikan TPS limbah B3, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya industri memenuhi
penaatan teknis, namun belum sepenuhnya menaati ketentuan administrasi berupa
perizinan dan pelaporan. Sementara itu, penurunan kualitas air yang ditandai dengan 75
(100%) lokasi sungai yang dipantauberstatus “cemar berat” menunjukkan bahwa
pembinaan dan pengawasan usaha/kegiatan hanya merupakan salah satu alat
pengendalian pencemaran air, selain pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah,
penyusunan produk hukum, sosialisasi yang intensif, dan koordinasi serta pembagian
peran yang jelas antara berbagai pemangku kepentingan.
0.8
0.6
0.4
0.2
0 0 0 0
Perolehan nilai Adipura Kota Soreang periode tahun 2012-2013 adalah 73,07, masih
di bawah target yang ditetapkan yakni 74,00, dengan rincian penilaian ke-1=71,52,
penilaian ke-2=73,02 dan nilai non fisik=80,25.Nilai ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yaitu 72,00 atau 0,77 poin. Namun penghargaan Adipura belum dapat
diperoleh karena passing grade nilai untuk memperoleh penghargaan terebut adalah 74.
Kelemahan dari kecilnya nilai fisik adalah belum memadainya kriteria fisik seperti kondisi
drainase, sarana kebersihan, trotoar, pengolahan sampah 3R, keberadaan Bank Sampah,
dan kebersihan di beberapa titik pantau. Sedangkan untuk nilai non fisik, nilai yang masih
rendah adalah nilai institusi karena dukungan dana APBD untuk program Adipura dan
lingkungan hidup dinilai masih rendah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-98
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat, berkontribusi pada pencapaian misi ke-3
sekira 30%.
Capian target kinerja sasaran ini, didukung oleh program-program yang dilaksanakan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan pendanaannya
dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program/Indikator Kinerja
o Target Realisasi %
1 Program Pengelolaan RTH 13.444.097.500 10.932.501.052 81,32
2 Peningkatan Pengendalian Polusi 500.000.000 493.018.370 99
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
3 325.000.000 292.327.250 89,95
Lingkungan Hidup
4 Perolehan Nilai Adipura 285.000.000 280.452.500 98,40
5 Jumlah kebijakan pengelolaan lingkungan hidup 712.000.000 675.537.770 94,88
Rata-Rata 92,71
Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja dalam table di atas adalah
sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-99
Pemerintah Kabupaten Bandung
Persentase luas lahan kritis yang telah dtangani disbanding dengan luas lahan
Prosentase luas lahan kritis yang ditanami
kritis yang ada
Luas hutan rakyat/agroforesty Luas hutan rakyat disbanding hutan yang ada
Terlampuinya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Lahan kritis merupakan salah satu fenomena yang banyak ditemui di wilayah-wilayah
yang sedang berkembang. Lahan kritis ini banyak disebabkan oleh erosi, tanah longsor,
perusakan hutan, dan pertanian sistem ladang berpindah. Fenomena seperti ini saat ini
sudah terjadi di Kabupaten Bandung. Mengingat Kabupaten Bandung sebagai lumbung
padi Provinsi Jawa Barat, masalah ini harus segera mendapat penanganan.
Melalui Program rehabilitasi hutan dan lahan, Kabupaten Bandung berusaha untuk
memperkecil luas lahan kritis. Pada tahun 2013 prosentase lahan kritis yang sudah
ditanami adalah 43.58 % dari luas kritis. Artinya sudah melebihi target sebesar 3.36%
dengan capaian 108.35%. Sedangkan jika dilihat kecenderungan dari tahun 2011-2013,
prosentase lahan kritis yang ditanami selalu menunjukkan kenaikan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-100
Pemerintah Kabupaten Bandung
32.86
30
20
10 10.28
0
2011 2012 2013
3000
2500
2,335
2000
1500
1000
715
500
0
2011 2012 2013
Tabel 3.60.
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi %
Mengembangkan usaha 1. Prosentase luas lahan kritis 40,22% 43,58% 108,35
ekonomi produktif dalam yang tertanami
upaya stabilitas kualitas 2. Luas hutan rakyat 4.745 ha 4.659 ha 98,19
lingkungan hutan dan
3. Jumlah kelompok 87 kel 92 105,75
lahan
agroforestry
4. Jumlah komoditi AUK yang 4 4 100
diusahakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-102
Pemerintah Kabupaten Bandung
12 Katapang - 38.35 -
13 Majalaya - 2.27 0.90
14 Ciparay 55.00 256.82 177.91
15 Pacet 445.00 716.77 287.04
16 Kertasari 25.00 212.50 154.76
17 Cicalengka 200.00 203.41 470.67
18 Cikancung 100.00 305.19 333.40
19 Rancaekek 1.00 - -
20 Paseh 125.00 160.23 414.32
21 Ibun 135.00 2.27 237.04
22 Cileunyi 225.00 484.30 115.45
23 Cimenyan 185.00 297.05 21.60
24 Cilengkrang 235.00 169.32 239.32
25 Margahayu 1.00 - -
26 Baleendah 70.00 198.56 82.49
27 Arjasari 470.00 446.89 276.14
28 Cimaung 285.00 207.73 174.78
29 Solokan Jeruk - - 48.87
30 Cangkuang 131.00 422.50 76.36
31 Kutawaringin 81.00 108.64 35.91
32 Tersebar di Kab. Bandung** - 147.73 11,098.22
JUMLAH 4,167.00 6,208.56 15,757.73
*Sumber; Bidang Kehutanan Distanbunhut Kab. Bandung 2013.
Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat diakui cukup berat
dan masih mengalami banyak kendala. Hasil kajian LPM ITB (2001) menunjukkan
gambaran kondisi kerusakan lahan yang diakibatkan oleh penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta terjadinya penggunaan lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya di Kabupaten Bandung cukup memprihatinkan
sehingga menyebabkan tingkat erosi yang terjadi di Kabupaten Bandung berkisar mulai
dari kategori sedang sampai dengan berat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-103
Pemerintah Kabupaten Bandung
1 Cakupan pelayanan bencana 47,88 % 30 % 49,52 % 60% 49,52% 82,53% 49,52% 65%
kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu
tanggap (respon time) daerah
2 27,27 % 25 % 37,33 % 40% 56,52% 58,70% 56,52% 50%
layanan wilayah manajemen
kebakaran (WMK)
Persentase wilayah tanggap
3 darurat dan pasca bencana yang 80 100 100 100 100 100% 100% 100%
bisa di tanggulangi
Jumlah kecamatan siaga bencana
4 di Kabupaten Bandung
-- 28 31 31 31 100% 31 31
Berdasarkan data table diatas, pada tahun 2014 capaian kinerja sasaran tercapai
sebesar 85,31. Hasil ini dikontribusikan dengan hasil capaian indikator kinerja cakupan
pelayanan bencana kebakaran sebesar 82,53%, Respon time sebesar 58,70%, persentase
wilayah tanggap bencana yang bisa ditanggulangi sebesar 100%, dan jumlah kecamatan
siaga bencana sebesar 100%. Cara penghitungan dari masing-masing indikator kinerja
dalam table di atas adalah sebagai berikut :
Cakupan pelayanan bencana kebakaran Persentase cakupan wilayah terjangkau pelayanan kebakaran
Peningkatan capaian tingkat waktu tanggap (respon
time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menjangkau lokasi kejadian bencana
(WMK)
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca Persentase jumlah jumlah wilayah bencana dibandingkan dengan jumlah
bencana yang bisa di tanggulangi wilayah bencana yang ditanggulangi
Jumlah kecamatan siaga bencana di Kabupaten
Jumlah wilayah kecamatan yang telah siaga bencana
Bandung
Berdasarkan hasil ukur atas capaian kinerja dalam table di atas, dapat dilihat
bahwa cakupan pelayanan bencana kebakaran dari target 60% hanya tercapai 49,52%,
atau terealisasi sebesar 82,53%. Bila dibandingkan target RPJMD pada Tahun 2015 sebesar
65%, terdapat kekurangan sebesar 15,48%. Kondisi ini masih sulit untuk dapat di penuhi.
Keterbatasan armada mobil pemadam kebakaran yang dimiliki sebanyak 8 (delapan) unit
dengan 3 (tiga) pos pemadam kebakaran yaitu Wilayah I Soreang, Wilayah II Ciparay, dan
Wilayah III Cicalengka, belum mampu mencakup wilayah manajemen kebakaran seluas
176.238,67 Ha. Sehingga penanganan terhadap kejadian kebakaran yang meningkat setiap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-104
Pemerintah Kabupaten Bandung
tahunnya yaitu Tahun 2011 sebanyak 192 kejadian, Tahun 2012 sebanyak 220 kejadian,
Tahun 2013 sebanyak 252 kejadian, dan tahun 2014 sebanyak 256 kejadian, dibantu
bersama-sama dengan unit pemadam kebakaran dari Kota Bandung ataupun dari unit
milik swasta.
Keterbatasan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran tersebut
juga mempengaruhi respon time penanganan bencana kebakaran, yang pada tahun ini
mengalami penurunan dan tidak mencapai target dari target ditetapkan sebesar 40%
terealisasi sebesar 56,52%. Capaian waktu tempuh tercepat adalah … dan terlama adalah
… yang dihitung sejak diterimanya laporan/informasi kejadian kebakaran sampai dengan
petugas tiba dilokasi kebakaran dari pos pemadam kebakaran terdekat. Dengan catatan
hasil waktu tersebut, realisasi indikator kinerja pada Tahun ini hanya tercapai 58,70%.
Berdasarkan RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran), untuk
pengembangan dan peningkatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
di Kabupaten Bandung, dibutuhkan pengembangan 12 pos damkar yang disertai dengan
pemenuhan sarana prasarana kebakaran termasuk penempatan mobil damkar dalam
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Kabupaten Bandung yang dituangkan dalam
kebijakan pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, untuk mengoptimalisasi capaian
kinerja sasaran ini, maka pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan mendorong
terbentuknya dan dan tersedianya satuan relawan kebakaran yang terlatih pada pos
satlakar di setiap desa/kelurahan yang rawan kebakaran/jauh dan jauh dari posisi pos
damkar.
Capaian kinerja pada dua indikator kinerja lainnya, yaitu persentase wilayah
tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi dan jumlah kecamatan siaga
bencana di Kabupaten Bandung, dapat terealisasi sebesar 100%. Setiap tahunnya seluruh
wilayah terjadi bencana dapat ditanggulangi, dan sejak tahun 2012 seluruh kecamatan
telah memiliki kesiagaan bencana, sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan. Dengan
realisasi kinerja tersebut, target kinerja RPJMD telah tercapai.
Indikator kinerja persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa
ditanggulangi mengukur jumlah wilayah bencana yang dapat ditangani berdasarkan
jumlah kejadian bencana yang terjadi. Jumlah kejadian bencana pada Tahun 2014
sebanyak 3 kejadian bencana, yang berupa bencana banjir, bencana tanah longsor dan
bencana putting beliung.Kejaidan bencana tersebut mencakup wilayah bencana
berdasarkan kecamatan terdampak sebanyak 20 Kecamatan. Secara keseluruhan seluruh
kejadian bencana dan wilayah bencana dapat ditanggulangi melalui ditetapkannya 1
Keputusan Bupati Bandung Nomor 360/Kep.622-BPBD/2014 tentang Penetapan Status
Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di 20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-105
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tercapainya target kinerja sasaran ini tidak lepas dari dukungan program yang
dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Program-program pendukung dan
pendanaannya dalam upaya pencapaian target sasaran ini adalah sebagai berikut :
N Anggaran
Program
o Target Realisasi %
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya
1 5,299,892,725 5,164,824,128 97.45%
kebakaran
Program pencegahan dini dan penanggulangan bencana
2 4,439,918,750 3,837,286,640 86.43%
alam
3 Program pengembangan data dan informasi 1,000,000,000 895,949,200 89.59%
4 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan 115,250,000 115,250,000 100.00%
Program perencanaan pengembangan kota-kota
5 520,750,000 506,130,000 97.19%
menengah dan besar
Rata-Rata 11,375,811,475 10,519,439,968 94.13%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-106
Pemerintah Kabupaten Bandung
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Tabel 3.63.
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2014
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 144.116.257.120,00 136.250.840.529,00 94,54 7,88
1.3.1. Pendapatan Hibah 2.368.480.000,00 1.490.141.040,00 62,92 3,01
1.3.3. Pendapatan Lainnya 141.747.777.120,00 134.760.699.489,00 95,07 70,45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-108
Pemerintah Kabupaten Bandung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total Anggaran PAD Tahun 2013sebesar Rp.
430.127.599.111,12,- dan terealisasi sebesar Rp. 507.243.684.130,50,- atau 117,93 %.Dari
empat komponen PAD tersebut di atas, PajakDaerah merupakan komponen penyumbang
terbesar dengan kontribusi sebesar 8,54 %, sedangkan yang paling kecil adalah
Pendapatan Retribusi Daerah, yang memberikan kontribusi sebesar 1,47 %.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-109
Pemerintah Kabupaten Bandung
3) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan daya beli masyarakat melalui
berbagai program/ kegiatan yang ada pada sektor pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan, kehutanan, koperasi dan UMKM yang disesuaikan dengan
perkembangan sumber pembiayaannya baik pusat provinsi maupun kabupaten.
4) Belanja yang diarahkan untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana dasar
wilayah dapat berupa peningkatan jalan mantap, penambahan elektrifikasi rumah
tangga sasaran, peningkatan penyediaan air baku, dan penambahan rumah layak
huni dengan memperhatikan ketersediaan waktu serta mekanisme pelaksanaannya.
5) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan pemberdayaan masyarakat
beserta pemerintahannya seperti Raksa Desa sabilulungan.
6) Belanja yang diarahkan untuk mendukung peningkatan pengawasan, pembinaan,
dan penilaian kinerja badan usaha milik Negara.
7) Belanja yang diarahkan untuk mendukung pada perbaikan kualitas lingkungan,
pengendalian alih fungsi lahan, penanganan dan pencegahan resiko akibat bencana
alam serta dampak resiko social lainya.
8) Penggunaan dana perimbangan agar diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai
berikut:
a. Penerimaan dana bagi hasil pajak agar diprioritaskan untuk mendanai perbaikan
lingkungan pemukiman di perkotaan dan di pedesaan, pembangunan irigasi,
jaringan dan jembatan.
b. Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam agar diutamakan
pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan,
perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan.
c. Dana Alokasi Umum agar diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji
dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan
pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka
peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan
masyarakat.
d. Dana Alokasi Khusus digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-110
Pemerintah Kabupaten Bandung
Tabel 3.65.
Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 III-111
Pemerintah Kabupaten Bandung
BAB IV
P E N U T U P
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-1
Pemerintah Kabupaten Bandung
Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 0,290 point. Kenaikan IPM ini juga
menunjukan kestabilan kondisi perkembangan masyarakat, yang dapat dilihat dari
adanya peningkatan atas setiap indikator makro yang menjadi penunjang dalam
proses penghitungan IPM di Kabupaten Bandung.
2. Tingkat capaian kinerja atas seluruh indikator sasaran menurut klasifikasi tujuan yang
telah ditetapkan, menunjukan hasil rata-rata sebesar 96,17%. Dari hal tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara umum seluruh program dan kegiatan telah
dilaksanakan dengan baik dan berhasil mencapai target kinerja sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2014, merupakan proses penting bagi
Pemerintah Kabupaten Bandung, karena pada Tahun ini dilaksanakan perubahan atas RPJMD
Kabupaten Bandung, yang merupakan landasan gerak bagi seluruh proses penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan. Pada Tahun ini pembangunan sinergitas perencanaan antara
perencanaan Kabupaten Bandung yang tertuang dalam RPJMD dan RKPD Kabupaten Bandung
dengan perencanaan yang dibangun oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam bentuk dokumen RENSTRA dan RENJA SKPD. Sinergitas ini dilakukan melalui
penajaman indikator-indikator kinerja mulai indikator kinerja out put, out come, sampai
dengan indikator dampak dari setiap dokumen perencanaan, sehingga terjalin kesatuan arah
gerak perencanaan antara Visi dan Misi Kabupaten Bandung dengan Visi dan Misi yang
dibangun oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Beberapa kendala yang ditemukan dalam proses penyusunan LAKIP Kabupaten
Bandung yang menyebabkan belum tersusunnya dokumen LAKIP Kabupaten Bandung Tahun
2014 secara maksimal sesuai dengan tata cara dan mekanisme penyusunan LAKIP antara lain
adalah :
1. Adanya beberapa jenis pelaporan penyelenggaraan pemerintahan yang wajib dipenuhi
oleh pemerintah daerah yaitu antara lain Laporan Tahunan, LAKIP, LKPJ, LPPD, IPPD dan
laporan keuangan daerah, dengan mekanisme penyajian yang berbeda-beda, namun
dengan tengat waktu penyelesaian laporan yang bersamaan. Kondisi tersebut tentunya
menyebabkan tidak terkonsentrasinya penyusunan laporan dengan baik dan terjadinya
in-efisiensi pengalokasian sumber daya yang cukup besar hanya untuk sekedar memenuhi
penyusunan laporan. Bila dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas,
maka kondisi banyaknya jenis laporan yang harus tersusun dengan tengat waktu
bersamaan tersebut, tentunya menjadi beban kerja yang tidak efektif bagi seluruh unit
pelaksana penyusun pelaporan.
2. Penyesuaian indikator-indikator kinerja sasaran sebagaimana RPJMD perubahan yang
telah ditetapkan, masih belum secara keseluruhan dapat dipahami dan terakselerasi
dengan perencanaan SKPD. Kondisi ini menyebabkan pada beberapa indikator kinerja
sasaran yang dipaparkan belum memiliki data dan informasi pendukung yang mencukupi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-2
Pemerintah Kabupaten Bandung
3. Masih ada beberapa indikator kinerja yang belum tepat, sesuai dan relevan dengan
sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan, hal ini menyebabkan penjelasan atas
analisis kinerja belum dapat dideskripsikan secara akurat.
Berkenaan dengan kendala-kendala tersebut di atas, saran, usulan, langkah tindak
lanjut yang dapat disampaikan dan dilaksanakan yaitu :
1. Pemerintah pusat perlu mengkaji kembali tentang efektivitas dan efisiensi sistem
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan dengan menyusun konsep penyederhanaan
dan pengintegrasian ketentuan tentang sistem pelaporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, baik tata cara maupun mekanisme pelaporan secara efektif dan
efisien, sehingga memberikan kemudahan pemerintah daerah dalam memenuhi
kewajiban pelaporan.
2. Perlu adanya penelaahan lebih lanjut dan perumusan kembali atas beberapa indikator
kinerja daerah dan indikator kinerja sasaran sehingga dapat memilah indikator kinerja
utama (prioritas) dari indikator-indikator kinerja sasaran yang ditetapkan.
3. Perlu dilaksanakannya pembinaan penyusunan Indikator Kinerja Utama pada setiap
SKPD, dalam proses perbaikan dan perubahan RENSTRA SKPD yang merupakan landasan
perencanaan program dan kegiatan SKPD.
4. Perlu dilaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan secara intensif dan menyeluruh pada
segenap aparatur pemerintah, agar setiap individu memahami target kinerja yang harus
diwujudkan secara bersama-sama.
5. Perlu peningkatan kualitas pengendalian, koordinasi, dan sistem informasi kinerja
sehingga dapat memantau dan mengintegrasikan informasi kinerja secara menyeluruh
dalam satu bentuk kegiatan.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum mampu secara sempurna menyajikan data
dan informasi dalam memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan
ketentuan. Namun demikian dengan segala keterbatasan dalam penyusunan dan pelaporan
kinerja ini, kami berharap bahwa LAKIP tahun 2014 ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat
untuk mengevaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2014, dan
khususnya dapat menjadi bahan evaluasi pada proses perbaikan kinerja Pemerintah
Kabupaten Bandung di masa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2014 IV-3
Penetapan Kinerja dan Realisasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2014
Meningkatnya pemanfaatan 14 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 6.00 6.00 100.00%
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 15 62.00 62.00 100.00%
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
16 1218.00 624.00 51.23%
tindaklanjuti.
17 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 13.75 17.37 126.33%
Meningkatnya akuntabilitas
6 18 Persentase serapan belanja daerah 95.40 88.07 92.32%
pengelolaan keuangan daerah
19 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 240.00 190.00 79.17%
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
20 289.00 283.00 97.92%
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini poin 29.63 32,61
4 Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidik 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 persen 69,70 75
17 Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu perkapita Rp/kapita 4197 6000
19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin persen 100 100
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih
7 dan Sehat serta menggunakan fasilitas Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang harus
20 persen 20 100
kesehatan. diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat
21 persen 100 100
miskin
22 Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki kemandirian persen 4 5.5
8 Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS 23 Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif melayani PMKS persen 24 76
24 Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. persen 74.5 70.71
1 Meningkatnya infrastruktur desa 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK persen 85
4 Presentase jalan desa kondisi baik persen 80
7
Jumlah Desa Swakarya desa 0
2 Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap ketersediaan
8 pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan harapan) dan skor PPH Persen poin 89.6 89.6
konsumsi pangan
MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat 1 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk. poin 1:3351 rasio
1
penegak perda 2 Jumlah Anggota Linmas orang 5,520 anggota 5,560 anggota
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi
3 poin 20: 500/tahun 600:1600/tahun
Meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan tentang wawasan kebangsaan
2
bagi masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan 1320:4000/tahu
4 poin 960:2000/tahun
politik n
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana dengan 60 orang
5 persen 50
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di linmas
3
masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan 1200:3420/tahu
6 poin 100:3240/tahun
dini/deteksi dini n
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten km 0,550 km 2
7 Presentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota persen 0.1 9.36
85 85,89
Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat 9 cakupan ketersediaan rumah layak huni persen/unit
2 (707600 unit) (714626 unit)
dan layak huni
10 persentase luas permukiman yang tertata persen 81.84 90.22
11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan persen 9.96 27
12 Akses aman terhadap sanitasi persen 51 60
13 Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan jumlah penduduk poin 1:25 1:29
15 Persentase bangunan ber IMB persen/unit 0,30 (3514 unit) 8 (25297 unit)
Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
16 rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang poin 1:12 1:15
Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan a.
17 persen 0.35 7.7
Rambu b. Marka c. guardril VCR 0,84 VCR 0,84
Terwujudnya system transportasi yang tertib
4 18 VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of Service) poin LoS D LoS D
dan lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
19 persen 99.83 100
kendaraan bermotor
20 Persentase PJU kondisi baik persen 78.29 80.76
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana.
16 Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi bencana persen 0 100
70741 14288 20.20%
13842 96.88%
1145
909
400
2454 214.32%
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2010 - 2015
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini poin 29.63 32,61
4 Meningkatknya kualitas Tenaga Pendidik 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 persen 69,70 75
17 Cakupan Ketersediaan dan pemerataan obat yang bermutu perkapita Rp/kapita 4197 6000
19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin persen 100 100
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih
7 dan Sehat serta menggunakan fasilitas Cakupan pelayanan kesehatan gawat darurat level 1 yang harus
20 persen 20 100
kesehatan. diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatan dasar rujukan pasien masyarakat
21 persen 100 100
miskin
22 Rata-rata Prosentase PMKS yang mampu memiliki kemandirian persen 4 5.5
8 Meningkatnya keberfungsian sosial bagi PMKS 23 Persentase Lembaga kesejahteraan sosial yang aktif melayani PMKS persen 24 76
24 Rata Rata PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial. persen 74.5 70.71
1 Meningkatnya infrastruktur desa 3 Presentase rumah tangga yang mengakses MCK persen 85
4 Presentase jalan desa kondisi baik persen 80
7
Jumlah Desa Swakarya desa 0
2 Meningkatnya perkembangan kemandirian desa
Persentase jumlah konsumsi pangan utama terhadap ketersediaan
8 pangan utama (ton)- skor PPH (pola pangan harapan) dan skor PPH Persen poin 73.9 94.8
konsumsi pangan
MISI KEEMPAT : Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
Tujuan : Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
Meningkatnya kuantitas, dan kualitas aparat 1 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk. poin 1:3351 rasio
1
penegak perda 2 Jumlah Anggota Linmas orang 5,520 anggota 5,560 anggota
Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti sosialisasi
3 poin 20: 500/tahun 600:1600/tahun
Meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan tentang wawasan kebangsaan
2
bagi masyarakat. Rasio peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan 1320:4000/tahu
4 poin 960:2000/tahun
politik n
Persentase terbinanya anggota linmas siaga bencana dengan 60 orang
5 persen 50
Meningkatnya kewaspadaan dini/deteksi dini di linmas
3
masyarakat Rasio peningkatan masyarakat yang mengikuti sosialisasi kewaspadaan 1200:3420/tahu
6 poin 100:3240/tahun
dini/deteksi dini n
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
1 Persentase penambahan panjang jalan kabupaten km 0,550 km 2
7 Presentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota persen 0.1 9.36
85 85,89
Terwujudnya kawasan perumahan yang sehat 9 cakupan ketersediaan rumah layak huni persen/unit
2 (707600 unit) (714626 unit)
dan layak huni
10 persentase luas permukiman yang tertata persen 81.84 90.22
11 Akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan persen 9.96 27
12 Akses aman terhadap sanitasi persen 51 60
13 Rasio daya tampung tempat pemakaman per satuan jumlah penduduk poin 1:25 1:29
15 Persentase bangunan ber IMB persen/unit 0,30 (3514 unit) 8 (25297 unit)
Capaian Kondisi Capaian
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2010 2015
16 rasio jumlah pelayanan angkutan terhadap penumpang poin 1:12 1:15
Persentase rata-rata ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan a.
17 persen 0.35 7.7
Rambu b. Marka c. guardril VCR 0,84 VCR 0,84
Terwujudnya system transportasi yang tertib
4 18 VCR (Volume Capacitu Service) dan LoS (Level of Service) poin LoS D LoS D
dan lancar
persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian
19 persen 99.83 100
kendaraan bermotor
20 Persentase PJU kondisi baik persen 78.29 80.76
MISI KEENAM : Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing
Tujuan : Meningkatkan kontribusi ekonomi kerakyatan terhadap perekonomian daerah.
Tujuan : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta melaksanakan mitigasi bencana.
16 Prosentase fasilitas publik yang memiliki jalur evakuasi bencana persen 0 100
Penetapan Kinerja dan Realisasi KInerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Meningkatnya pemanfaatan 12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 2.00 2.00
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 14 51.00 51.00
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
15 100.00 9.65
tindaklanjuti.
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 13.70 15.06
Meningkatnya akuntabilitas
6 17 Persentase serapan belanja daerah 94.04 91.16
pengelolaan keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 180.00 159.00
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
19 272.00 260.00
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
MISI KELIMA : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah
Tujuan : Mewujudkan keserasian pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah.
2013
Persentase
100.76%
100.00%
100.00%
106.38%
105.38%
93.55%
86.96%
101.75%
115.06%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
9.65%
109.93%
96.94%
88.33%
95.59%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
99.98%
100.00%
102.38%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
99.88%
100.95%
100.00%
100.00%
#VALUE!
110.44%
2013
Persentase
68.20%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
83.75%
202.20%
n
mandiri.
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
0.00%
100.00%
100.00%
Wilayah
akat
152.56%
100.00%
0.96%
77.78%
0.00%
91.00%
2013
Persentase
0.00%
100.00%
100.00%
98.83%
100.00%
90.92%
65.45%
56.03%
100.27%
103.14%
84.57%
93.98%
100.00%
#VALUE!
147.00%
172.16%
100.00%
100.00%
100.00%
91.00%
88.22%
100.00%
100.00%
aya saing
konomian daerah.
103.98%
126.90%
134.00%
100.00%
100.00%
10577%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
114.42%
106.09%
100.00%
99.39%
2013
Persentase
108.10%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
mbangunan Berkelanjutan
n daya tampung lingkungan serta melaksanakan
#VALUE!
100.40%
98.67%
100.00%
#VALUE!
16385%
100.00%
101.64%
98.74%
0.00%
108.35%
98.19%
100.00%
99.04%
124.43%
100.00%
102.41%
Penetapan Kinerja dan Realisasi KInerja Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Meningkatnya pemanfaatan 12 Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh SKPD 2 2
5 teknologi, informasi, dan
Jumlah SKPD yang terhubung dengan jaringan
komunikasi 14 51 51
komunikasi data pemerintah Kabupaten Bandung
Prosentase temuan pemeriksaan yang telah di
15 100 10
tindaklanjuti.
16 Persentase kontribui PAD terhadap Pendapatan 14 15
Meningkatnya akuntabilitas
6 17 Persentase serapan belanja daerah 94 91
pengelolaan keuangan daerah
18 Jumlah berita daerah yang diterbitkan (release) 180 159
Jumlah fasilitasi pertemuan KDH/WKDH dengan
19 272 260
masyarakat dan stakeholder lainnya (kali)
MISI KEDUA :Meningkatkan kualitas SDM (Pendidikan dan Kesehatan) yang berlandaskan Iman dan Taqwa serta melestarikan budaya sunda
Tujuan : Meningkatnya kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa.
2013
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi
Meningkatnya IPM Pendidikan Nilai IPM Bidang Pendidikan 85
Meningkatnya penduduk
1 1 Angka Melek Huruf (AMH) 99 99
melek huruf
2 Rata-rata lama sekolah (RLS) 9 9
3 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia dini 33 33
Meningkatnya penduduk
2
bersekolah 4 APM SD /Sederajat 100 100
5 APM SMP /Sederajat 82 82
6 APM SMA /Sederajat 42 43
Meningkatknya kualitas
3 7 Presentase guru berpendidikan min. S1/D4 78 78
Tenaga Pendidik
Meningkatnya prestasi 8 Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat nasional 80 80
4 olahraga dan peran pemuda
9 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 420 420
dalam pembangunan
10 Jumlah Gedung olah raga per 10.000 penduduk 1,640 1,640
Meningkatnya IPM Kesehatan Nilai IPM Bidang Kesehatan/AHH 75
1
Jumlah pelaku UMKM 8,109 8,432
2
Nilai Investasi 6,500,000,000,000 8,248,373,475,002
jumlah sertifikasi produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
3 100 134
Meningkatnya pelaku KUMKM dan sertifikasi halal
1
dan pelaku usaha modal besar 4 Jumlah Koperasi 1,613 1,613
5 Jumlah Pasar tradisional yang sudah ditata 3 3
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di
6 776,236,731 82,101,961,892
bidang usaha perdagangan
Prosentase kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
7 28 28
bersama (PB)
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
8 88 88
Meningkatnya kualitas tenaga berbasis kewirausahaan
2
kerja Prosentase pencari kerja yang terdaftar yang di
9 55 55
tempatkan
Prosentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
10 93 93
berbasis masyarakat
11 Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) 7 7
12 jumlah kelompok usaha yang bermitra 2 2
13 produktivitas komoditas Padi 517,939 592,647
Berkembangnya usaha
14 produktivitas komoditas Palawija 199,093 211,216
agrobisnis berbasis ekonomi
3 15 Jumlah peternak pembudidaya (Klp) 60 60
local dan mampu berdaya
Prosentase kehilangan/kerusakan hasil tanaman
saing 16 15 15
pangan
17 Jumlah pencapaian indeks pertanaman (IP) 2 2
Berkembangnya usaha
agrobisnis berbasis ekonomi
3
local dan mampu berdaya
saing
2013
Persentase
100.76%
100.00%
100.00%
106.38%
105.38%
93.55%
86.96%
101.75%
115.06%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
9.65%
109.93%
96.94%
88.33%
95.59%
Persentase
100.00%
100.00%
100.00%
99.98%
100.00%
102.38%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.95%
100.00%
100.00%
100.00%
#VALUE!
110.44%
68.20%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
83.75%
202.20%
Persentase
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
0.00%
100.00%
100.00%
Persentase
152.56%
0.00%
0.96%
77.78%
0.00%
91.00%
Persentase
0.00%
100.00%
100.00%
98.83%
100.00%
90.92%
65.45%
56.03%
0.00%
103.14%
84.57%
93.98%
100.00%
#VALUE!
147.00%
172.16%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
Persentase
103.98%
126.90%
134.00%
100.00%
100.00%
10576.92%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
114.42%
106.09%
100.00%
99.39%
108.10%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
#VALUE!
100.40%
98.67%
0.00%
#VALUE!
16384.62%
100.00%
101.64%
98.74%
#VALUE!
108.35%
98.19%
0.00%
99.04%
124.43%
100.00%
Daftar Penghargaan atas Prestasi Kerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung
Tingkat Regional Dan Nasional s.d. Tahun 2013