PROPOSAL SKRIPSI
ANNISA KRISDAYANTI
1702030074
BAB 1
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara dikatakan maju dan berkembang apabila di berhasil menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas melalui proses pembangunan. Pembangunan manusia yang di
negara Indonesia merupakan hal yang penting untuk mewujudkan kualitas hidup manusia
yang tinggi dan mendorong sistem pembangunan suatu negara maupun daerah (Adelfina
dan I Made Jember, 2016). Menurut Yakunina dan Bychkov (2015) teori pembangunan
“klasik” yang didasarkan pada produk nasional bruto, beranggapan bahwa manusia hanya
penggerak pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka tujuan utama
kemajuan sosial. Meningkatkan kemampuan segala aspek suatu daerah maka harus
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Menurut BPS (2016) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperkenalkan oleh United
Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara
berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan
Yakunina dan Bychkow (2015) Mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia
yang tercermin dengan penduduk yang berpendidikan dengan dilihat dari usia dewasa
yang dapat membaca dan anak yang bersekolah, jumlah angka harapan hidup dan usia
yang dilihat dari jumlah penduduk, berketerampilan serta mempunyai penghasilan yang
diukur dari pendapatan perkapita suatu negara untuk layak hidup.
Indeks Pembangunan Manusia bukan hanya sebuah tujuan untuk dicapai namun sebuah
proses yang harus dilaksanakan dengan pemerintah agar memperoleh sumber daya yang
berkulitas tinggi dan pembangunan manusia yang terlaksana dengan indikator yang dapat
dipenuhi, untuk memenuhi semuanya tidak dapat dilakukan sendiri harus saling
mempengaruhi satu dengan yang lain (Adel Riviando, dkk 2019).
Pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 71,92. Angka ini meningkat sebesar
0,53 poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018 berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2019). Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang ada nantinya
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang unggul. Sejalan dengan
adanya perkembangan teknologi informasi yang mudah untuk di akses oleh masyarakat.
2
Untuk melihat tingkat kesejahteraan kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah
dari tahun 2015 - 2019, Berikut di sajikan tabel data persentase indeks pembagunan
manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.
Tabel 1.1
Perkembangan Nilai IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
3
Berdasarkan data di atas jawa tengah sebagai salah satu Provinsi yang ada di Indonesia
terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota mengalami peningkatan Indeks pembangunan
manusia dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019, IPM Jawa Tengah ada pada 71,73
mengalami peningkatan sebesar 0,61 poin berbeda dengan tahun 2018 yang besarnya
71,12. Dari tahun 2017 status pembangunan manusia di Jawa Tengah sudah mencapai
Kategori Tinggi (IPM di atas 7), sementara kurun waktu 2010-2016 masuk kedalam
kategori sedang (60 ≤ IPM < 70). Kabupaten/Kota di jawa tengah yang memiliki
pertumbuhan IPM dengan indikator sangat tinggi (≥ 80) kurun waktu 2015-2019 yaitu
Kota Surakarta, Kota Salatiga dan Kota Pati. Sedangkan kabupaten brebes memiliki IPM
yang paling rendah pada tahun 2019 yaitu 66,12 namun sedimikian mengalami
peningkatan sejak tahun 2015.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kesejahteraan dari sisi kesehatan
dilihat pada angka harapan hidup. Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada
waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini
bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang
sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80
2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80
3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70
4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
Nilai IPM suatu wilayah yang masuk dalam kelompok rendah, menengah maupun
dalam kelompok tinggi, hal ini masih perlu untuk di perhatikan oleh pemerintahannya.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memerhatikan secara teratur dan
bersamaan dengan perhatian khusus harus dilakukan pada Kabupaten/Kota yang
memiliki Nilai IPM kelompok rendah. Nilai IPM kelompok menengah dalam hal ini
masih perlu adanya optimalisasi. Hasil yang diharapkan adalah semakin tinggi IPM maka
semakin tinggi pula kesejahteraan penduduknya.
Menurut UU 23 Tahun 2014 Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepetingan masyarakat setempat sesuai dengan perundang-undangan. Dana
Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi berdasarkan Peraturan UU No. 33 Tahun 2004 (www.dpr.go.id). Tujuan
4
Anggaran Berimbang adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah serta antar Daerah Pemerintah. Anggaran Perimbangan
digunakan oleh pemerintah daerah secara efektif dan efisien untuk kesejahteraan sosial
dan pemerataan pembangunan
Pendapatan asli daerah diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah dan hasil
kekayaan daerah yang dipisahkan serta pendapatan asli daerah yang sah, tujuan dari PAD
sendiri adalah pemerintah daerah diharapkan dapat mengalokasikan penerimaannya
dengan baik dan melakukan efisiensi terhadap belanja daerah dalam hal pembangunan,
baik dalam hal infrastruktur, prasarana dan sarana di bidang sosial ekonomi, kesehatan
dan pendidikan sehingga secara langsung dapat berdampak bagi kesejahteraan
masyarakat (Ni Kadek dan Ida Bagus, 2015). Menurut Erika Apulina (2019) Kemampuan
daerah dalam mengolah sumber daya yang dimiliki dapat dijadikan sebagai sumber
kekayaan bagi daerah. Pengelolaan daerah dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
dapat merangsang perkembangan kegiatan ekonomi, dan dapat menambah pendapatan
bagi daerah. Daerah otonom dapat memiliki pendapatan yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangganya secara efektif dan efisien dengan
memberikan pelayanan dan pembangunan.
Pendapatan Asli Daerah, atau disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh
Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan data yang tersaji dalam badan pusat statistik menunjukkan angka
PAD pada tahun 2019 Jawa Tengah memperoleh 14.112.159(dalam juta) kurun waktu
tahun 2015 mengalami peningkatan. Di Jawa Tengah masih terdapat kota/kabupaten
yang memiliki pendapatan rendah maupun berdasarkan pengolahan pendapatan didaerah
yang belum baik. Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Erika Apulina (2019)
membuktikan bahwa Pendapatan aset daerah berpengaruh terhadap IPM karena
Penerimaan daerah yang bersumber dari penerimaan asli daerah ini dapat digunakan
secara bebas oleh daerah tersebut untuk pembagunan daerahnya. Oleh sebab itu semakin
tinggi besaran PAD daerah yang didukung maka semakin mandiri daerah tersebut jika
dilihat dari sisi keuangannya. Hasil tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Teja dan Subambang (2020) , Diah Febrianti dan Jhon Andra (2019), Adelfina dan I
Made Jember (2016), Adel Riviando dkk (2019). Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gede Ferdi dan I Gusti Ayu (2016) yang membuktikan bahwa pendapatan
asli daerah tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia.
Pelaksanaan desentralisasi dalam rangka untuk mendanai kebutuhan daerah
5
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang bersumber dari
APBN yang kita ketahui sebagai Dana Alokasi Umum berdasarkan UU Nomor 33 Tahun
2004.
Dalam peneilitian terdahulu oleh Gede Ferdi dan I Gusti Ayu (2016) suatu daerah
dalam rangka mengurangi adanya kesejangan fiskal salah satunya dengan cara
pengalokasian dana yang sesuai dan bersumber dari APBN guna membiayai keperluan
daerah serta menunjang pembangunan daerah. Tentunya setiap daerah memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda dah hal tersebut menyebabkan kesenjanga fiskal satu
daerah dengan daerah yang lain. Dana Alokasi Umum merupakan salah satu dari dana
perimbangan yang dialokasikan oleh pemerintah, yaitu dana yang berasal dari APBN
yang bertujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhannya
dalam rangka desentralisasi. Penggunaan DAU diharapkan untuk keperluan yang
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Hasil Penelitian terdahulu menurut Teja dan Subambang (2020) membuktikan
bahawa Dana Alokasi Umum (DAU) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia. Hal ini berarti setiap peningkatan Dana Alokasi Umum
(DAU) tidak akan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia, didukung oleh
penelitian Erika Apulina (2019), Gede Ferdi dan I gusti Ayu (2016), Putu Gde dan I gusti
(2015). Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan terdahulu oleh Adel Riviando
(2019) menunjukan bukti bahwa dana alokasi umum terbukti berpengaruh signifikan
positif terhadap indeks pembangunan manusia. Membuktikan bahwa peningkatan dana
alokasi umum yang terjadi berperan terhadap peningkatan kualitas pembangunan
manusia daerah.
Dana transfer dari pemerintah pusat ke Pemerintah Daerah selain Dana Alokasi
Umum (DAU) adalah Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi
Khusus (DAK) ini digunakan untuk kegiatan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana,
infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur irigasi, infrastruktur air minum dan
sanitasi, prasarana pemerintah daerah, lingkungan hidup, kehutanan, sarana prasarana
pedesaan, perdagangan, pertanian serta perikanan dan kelautan yang semuanya itu
termasuk dalam komponen belanja modal dan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk
mengalokasikan dana pendamping sebesar 10% dari nilai DAK yang diterimanya untuk
mendanai kegiatan fisik menurut Teja dan Subambang (2020). Menurut Diah Febriani
6
dan Jhon Andra (2018) pengunaan DAK pemerintah daerah sesuai dengan kepentingan
nasional dengan melalui pemerintah pusat. DAK akan menambah aset tetap pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan publik melalui kegiatan investasi pembangunan,
pengadaan, perbaikan infrastruktur fisik dengan umur ekonomis yang panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh Adel Riviando dkk (2016) menunjukan bahwa
variabel dana alokasi khusus terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia. Maknanya, peningkatan dana alokasi khusus (DAK) yang terjadi
berperan terhadap peningkatan kualitas pembangunan manusia daerah tersebut.
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Erika Apulina (2019) yang berjudul Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap
Inpres Desa Tertinggal Manusia Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara
membuktikan bahwa Adanya pengaruh negatif antara DAK dengan IDT disebabkan
karena DAK adalah dana yang berasal dari APBN. Yang didukung oleh penelitian Teja
dan Subambang (2020), Herry Aroza (2017).
Untuk meningkatkan pembangunan manusia didukung pula dalem aspek ekonomi
dan aspek yang lain. Tingkat pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan
pembangunan yang merata. Pemerataan yang dilaksanakan akan terciptanya
pembangunan manusia yang berkualitas dan memperoleh hasil yang diharapkan (Putu
Gde dan I Gusti Ketut, 2015). Menurut Kuncoro (2015) Pengeloaan sumber daya yang
dikembangkan dengan membuka suatu lapangan pekerjaan akan menjadikan sebuah
kerjasama antara pemerintah, pihak investasi dan masyarakat yang menimbulkan
pertambahan ekonomi dalam lingkup suatu daerah dan meningkatkan indeks
pembangunan manusia
Menurut Putu Ayu dan Kresna (2014) Dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi
maka dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi supaya lebih
meningkat serta mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di era otonomi daerah.
PDRB tinggi tidak memberikan acuan bahwa belum tentu memilki IPM yang tinggi pula
sebaliknya wilayah dengan tingkat IPM rendahhbelum tentu tingkat PDRB daerah
tersebut juga rendah.
Penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Adelfina dan I made Jember (2016)
memberikan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Asymopa Hygi
(2018) Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui penyebaran pendapatan
7
atau perbedaan pendapatan yang dihasilkan masyarakat, sehingga tujuan dari organisasi
publik sebagai penyedia layanan masyarakat yang baik dapat tercapai. Hasil berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ervin dan Nora (2019) membuktikan bahwa
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Erika Apulina
Sembiring (2019) yang menguji tentang Pengaruh Pendapatan Aset Daerah, Dana
disusun pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian Erika Sembiring (2019) pada
variabel PAD masih rendahnya pendapatan yang dihasilkan dari daerah itu sendiri
yaitu Sumatera Utara yang dilakukan penelitian pada tahun 2014-2017. Pada
pendapatan sendiri tidak hanya diukur dari penerimaan daerah namun dinilai juga
dari peningkatan kualitas hidup daerah, anggaran daerah lebih diupayakan untuk
8
Provinsi Jawa Tengah didasari karena IPM Indonesia dan Jawa Tengah dari tahun
ke tahun terus meningkat. Tapi sebagai data agregat, tentunya ada data mikro dan
dan simpangan yang mungkin tidak terpotret. IPM meningkat tapi masalah
daya masyarakat, sehingga tujuan dari organisasi publik sebagai penyedia layanan
9
B. RUMUSAN MASALAH
C. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dilakukan untuk menyajikan fakta dan pengelolaan data sehingga
meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta informasi yang dihasilkan berkualitas disisi
lain penelitian menyajikkan hasil yang terarah, fokus dan tidak menyimpang maka peneliti
membatasi pada variabel Dana alokasi umum, Dana alokasi khusus, Pendapatan asli
daerah, dan pertumbuhan ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa
Tengah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak antara lain:
a. Untuk memberikan bukti empris bahwa Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
b. Untuk memberikan bukti empris bahwa Dana Alokasi Umum memiliki pengaruh
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
c. Untuk memberikan bukti empris bahwa Dana Alokasi Khusus memiliki pengaruh
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
10
d. Untuk memberikan bukti empris bahwa Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
11
2. Manfaat Penelitian
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan
d. Bagi calon peneliti, penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
penelitian yang akan datang dan diharapkan bagi calon peneliti bisa
pemikirannya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
13
B. KAJIAN PUSTAKA
2) Retribusi Daerah
3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004). DAU
diberikan pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam
memanfaatkan PAD-nya. DAU bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaannya
diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah pemerintah daerah
dapat menggunakan dana ini untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum, dengan
mengalokasikan DAU untuk alokasi belanja modal.
Tidak terkecuali untuk belanja modal fungsi pendidikan. Pengeluaran pemerintah daerah
untuk sektor pendidikan adalah bagian anggaran dari pemerintah daerah yang dapat
14
diartikan sebagai rencana keuangan yang mencerminkan pilihan bijaksana untuk suatu
periode pengeluaran yang dikategorikan sebagai pengeluaran untuk investasi/belanja
pemerintah dalam investasi pembangunan pada sektor pendidikan (Asri, 2013).
Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Pemanfaatan DAK diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan,
peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang
panjang, dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mempengaruhi belanja
modal, karena DAK cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna
meningkatkan pelayanan publik. DAK sangat penting bagi pembangunan pendidikan
karena dengan adanya DAK pendidikan akan menambah nilai dan porsi anggaran
pendidikan terhadap semua pengeluaran pemerintah.
DAK untuk belanja modal fungsi pendidikan sangat memengaruhi naiknya anggaran
belanja modal fungsi pendidikan di daerah
4.Pertumbuhan Ekonomi
Proses peningkatan total output secara terus menerus dalam jangka panjang adalah
pertumbuhan ekonomi. Penjelasanan pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah
terlepas dari kenaikan yang lebih besar atau lebih kecil dari laju pertumbuhan penduduk,
atau apakah perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak menurut Sukirno
(1981). Menurut Arsyad (1999) Teori pertumbuhan ekonomi mendefinsikan faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan proses dalam jangka panjang, penjelasan tentang
bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi satu dengan yang lainnnya, menyebabkan proses
pertumbuhan.
standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk
15
mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
(penduduk) sebagai fokus utama, dan bukan hanya sebagai sasaran akhir, dari
mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan
16
C. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
penelitian ini dan menjadi bahan masukan atau bahan rujukan bagi
Penulis
No dan Variabel yang Digunakan Hasil
Tahun
1 Erika Variabel Independen : 1. Pendapatan Asli
Apulin 1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
a Daerah positif terhadap
(2019) 2. Dana Alokasi Umum IPM
2. Dana Alokasi
3. Dana Alokasi Khusus
Umum berpengaruh
Variabel Dependen : terhadap IPM
1. Indeks Pembangunan 3. Dana Alokasi
Manusia Khusus
berpengaruh negatif
terhadap IPM
2 Adelfina & I Variabel Independen : 1. Pertumbuhan
Made 1.Pertumbuhan ekonomi
Jember Ekonomi berpengaruh
(2016) Variabel Dependen : signifiksn terhadap
1. Indeks Pembangunan IPM
Manusia
17
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
18
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
3. dana alokasi
khusus
berpengaruh
signifikan
19
positif
terhadap IPM
9 Tia Variable Independen: Pendapatan asli daerah
1. Pendapatan asli daerah
Eizna Variabel Dependen : berpengaruh positif
Pratiwi 1. Peningkatan Indeks signifikan terhadap
pembangunan manusia
dan peningkatan indeks
Nurdiaw pembangunan manusia
ansyah
(2019)
20
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Gede Ferdi dan I Gusti Ayu (2016) menjelaskan bahwa suatu daerah dalam rangka
dana yang sesuai dan bersumber dari APBN guna membiayai keperluan daerah
Putu Gde dan I Gusti Ketut (2015) menjelaskan Tingkat pertumbuhan ekonomi
yang diharapkan. Putu Ayu dan Kresna (2014) menjelaskan dengan adanya laju
21
PENDAPATAN ASLI
DAERAH (X1)
(+)
PERTUMBUHAN
EKONOMI (X4)
22
E. HIPOTESIS
24
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
dan data BPS maupun Bank Indonesia. Data yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah data dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
2017).
2015-2019.
27
C. JENIS, SUMBER DATA, DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
yaitu data IPM dan Pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari Badan
Jawa Tengah.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
meliputi:
28
E. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
1. Variabel Dependen
dimiliki oleh manusia. Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting
adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk
mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup
komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun
panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi
tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor (BPS,
2019).
Penelitian ini menggunakan data IPM yag sudah tersedia dalam Badan
2. Variabel Independen
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Melalui
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pegelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
lain-lain pedapatan asli daerah yang disahkan berdasarkan UU No 23 tahun 2014.
Dalam penelitian ini menggunakan rasio efektivitas dari Pendapatan asli daerah o
digunakan untuk mengukur hubungan antara besarnya hasil pemungutan pendapatan asli
daerah dengan besarnya pendapatan daerah.
29
Pengukuran dalam pendapatan asli daerah mengunakan data yang tersedia dalam
laporan keuangan APBD/LKPD yang terdapat dalam BPK Jawa Tengah.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi juga bisa diartikan sebagai sebuah proses kenaikan kapasitas
Pengukuran dalam petumbuhan ekonomi menggunakan data yang tersedia dalam badan
30
F. METODE ANALISIS DATA
1. Statistik Deskriptif
2013).
31
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
lebih besar dari nilai 0,05 ( = 0,05) berarti data berdistribusi normal, sebaliknya
jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai 0,05 ( = 0,05) berarti data
Uji ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi antar masing-
yang kuat antar variable independent dengan model regresi. Gejala adanya
adalah 0.10 dan batas VIF adalah di bawah 10, maka dapat di pastikan tidak
32
Adapun dasar pengambilan keputusan, yaitu:
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak ada
regresi.
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka ada
regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode
Heteroskedastisitas.
Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi vaariabel
terikatn (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada
33
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam periode t dan dengan kesalahan
sepanjang waktu berkatian satu sama lainnya. Pengujian asumsi ketiga ini
untuk menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai
autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Durbin Watson (DW test). Jika
nilai Durbin Watson berada diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi
(Nugroho,2005).
terikat dengan satu atau lebih variabel bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi
34
atau nilai rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai
variabel bebas yang diketahui (Ghozali, 2013). Regresi adalah berupa koefisien
Keterangan :
α = Konstanta
e = Error
a. Uji Determinan R²
35
variabel-variabel independen hampir memberikan informasi yang
36
bahwa model regresi tidak dapat memprediksi hubungan
dependen.
4. Pengujian Hipotesis
37
1) Rumus Hipotesis
terhadap IPM
terhadap IPM.
2) Kriteria signifikan
1) Rumus Hipotesis
terhadap IPM.
38
Ha : 2 > 0 Dana alokasi umum berpengaruh positif
terhadap IPM.
2) Kriteria Pengujian
(Ghozali, 2011).
1) Rumus Hipotesis
terhadap IPM.
terhadap IPM.
2) Kriteria signifikan
(Ghozali, 2011)
39
d. Pengujian Hipotesis Keempat
1) Rumus Hipotesis
terhadap IPM.
2) Kriteria signifikan
(Ghozali, 2011)
40
DAFTAR PUSTAKA
Jember, I. M. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Dan Belanja Daerah
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kota Provinsi Bali Periode 2005–
2013.
Riviando, A., Agustin, H., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan
Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening. JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI, 1(1), 1-
17.
Maharditya, N., & Atwal Arifin, D. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana
Alokasi Khusus (Dak), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Dengan Pengalokasian Belanja Modal Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun
2011-2014) (Doctoral dissertation, Universitas muhammadiyah Surakarta).
Putra, P. G. M., & Ulupui, I. G. K. A. (2015). Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,
Dana Alokasi Khusus, Untuk Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. E-Jurnal
Akuntansi, 11(3), 863-877.
Yakunina, R. P., & Bychkov, G. A. (2015). Correlation analysis of the components of the
human development index across countries. Procedia Economics and Finance, 24, 766-771.
41
Riviando, A., Agustin, H., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan
Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening. JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI, 1(1), 1-
17.
42