Anda di halaman 1dari 50

1

PENGARUH KEMISKINAN, KESEHATAN, PENDIDIKAN


TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2013-2021

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi merupakan

suatu proses yang ditunjukkan dengan kebijakan pemerintah dan swasta

dalam mengelola semberdaya yang ada. Dalam menciptakan lapangan

pekerjaan dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi pemerintah dan

pihak swasta membentuk pola kemitraan. Tingkat pertumbuhan ekonomi,

pengurangan kesenjangan pendapatan dan pemberantasan kemiskinan dapat

disebabkan oleh pembangunan. Untuk mencapai tujuan pembangunan suatu

negara maka diarahkan pada tiga hal utama yaitu: meningkatkan standar

hidup, dan kemampuan masyarakat dalam memperoleh kegiatan ekonomi dan

sosial dalam kehidupannya. Permasalahan yang ada saat ini yaitu

pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia yang

dilihat dengan tingkat kualitas hidup, dan menggunakan tolak ukur kualitas

tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli1.

Dalam ekonomi islam pembangunan bukan hanya membangun

perekonomian masyarakat tetapi membangun manusia secara utuh dengan

membangunan sikap mental, yang bukan hanya sisi jasmani tetapi kebutuhan

spriritual perlu diperhatikan. Dalam konsep pembangunan islam menjelaskan

1
Alison Jeackline, dkk, “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan Dan
Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017, hlm. 207.
2

dimana konsep tersebut merupakan konsep yang mempelajari dan menelaah

proses pembangunan dan faktor apa yang mempengaruhinya serta

mengidentifikasikan dan menyerankan kebijakan pembangunan berdasarkan

alquran dan hadist2. Pendekatan konsep ekonomi pembangunan islam sangat

bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Manusia merupakan

kekayaan sesungguhnya yang dimilki oleh negara oleh sebab itu tujuan akhir

pembangunan harus difokuskan pada manusia. Tujuan dari pembangunan

haruslah menciptakan lingkungan yang sehat, berumur panjang dan produktif

dan mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat3.

Pada tahun 1990, UNDP (United Nations Development Programme )

memperkenalkan sebuah gagasan baru dalam pengukuran pembangunan

manusia yang disebut sebagai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sejak

saat itu IPM dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human

Development Report (HDR). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat

mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,

pendidikan dan sebagainya.

Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah

mengukur Capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar

kualitas hidup. Penyusunan ipm menggunakan tiga dimensi dasar yaitu dasar

yaitu kesehatan yang mencakup umur panjang dan hidup sehat (a long and

2
Anisa Syahrani, “Analisis Pengaruh Kemiskinan, Kesehatan, dan Pendidikan Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia dalam Persfektif Ekonomi Islam”, (skripsi Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 5.
3
Ibid., hlm. 6.
3

health life),pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak ( decent

standard of living)4

Untuk dapat mengetahui perkembangan indeks pembangunan manusia

di Sumatera Utara dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013-2021

Indeks Pembangunan Manusia % (Metode Baru)


Tahun
Medan Padangsidimpuan Tapanuli Selatan Mandailing Natal

2013 78,00 71,68 66,75 62,91

2014 72,13 72,55 67,22 63,42

2015 78,87 72,80 67,63 63,99

2016 79,34 73,42 68,04 64,55

2017 79,98 73,81 68,69 65,13

2018 80,65 74,38 69,10 65,83

2019 80,97 75,06 69,75 66,52

2020 80,98 75,22 70,12 66,79

2021 81,21 75,48 70,33 67,19

Sumber: BPS Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2013-2021 perkembangan di

Sumatera Utara yang terdiri dari empat kota selalu mengalami peningkatan.

Perubahan Indeks pembangunan manusia paling tinggi pada tahun 2021 di

4
BPS Kabupaten Humbang Hasundutan. “Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Humbang Hasundutan 2018”(kabupaten Humbang hasundutan:Purnama jaya, 2018). Hal 9
4

Kota Medan sebesar 81,21 persen dari sebelumnya di tahun 2020 indeks

pembangunan manusia sebesar 80,98 persen dan mengalami penurunan yang

cukup drastis di tahun 2014 sebesar 72,13 persen. Kemudian

padangsidimpuan indeks pembangunan manusia sebesar 75,48 persen dari

sebelumnya di tahun 2020 sebesar 75,22 persen. Selanjutnya Tapanuli

selatan sebesar 70,33 persen dari sebelumnya di tahun 2020 sebesar 70,12

persen dan Mandailing Natal sebesar 67,19 persen dari sebelumnya di tahun

2020 sebesar 66,79.

Menurut Yacoub kemiskinan merupakan salah satu persoalan

mendasar, karena kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan yang paling

mendasar dalam kehidupan dan kemiskinan merupakan masalah global

karena kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi banyak negara. Secara

umum IPM berhubungan negatif dengan tingkat kemiskinan. Artinya semakin

tinggi IPM penduduk maka semakin rendah tingkat kemiskinan.5

Kemiskinan akan menyebabkan tingkat kemakmuran masyarakat

tidak maksimal sedangkan tujuan akhir dari pembangunan yaitu untuk

menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jika angka

kemiskinan di suatu daerah tinggi maka akan menghambat pencapaian tujuan

pembangunan ekonomi. Pendapatan masyarakat berkurang sehingga daya beli

masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan yang merupakan kebutuhan

dasar untuk meningkatkan kualitas manusia juga tidak dapat tercukupi.

5
Rivo Maulana dkk,”Analisis Pengaruh Kemiskinan dan Kondisi Ekonomi Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017”, Media Komunikasi
Geografi,(Juni 2022), hal 4
5

Mereka jugatidak dapat menikmati kehidupan yang layak pula, sehingga

kesejahteraan mereka tidak terpenuhi.6 Untuk melihat perkembangan

kemiskinan Di Medan, Padangsidimpuan, Tapanauli Selatan, dan Mandailing

Natal Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021 dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 1.2
Kemiskinan kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2013-2021

Kemiskinan (rupiah/kapita/bulan)
Tahun Medan Padangsidimpuan Tapanuli Selatan Mandailing
Natal
2013 209,70 18,40 30,80 40,70
2014 200,30 17,70 29,40 39,70
2015 207,50 17,36 29,20 37,79
2016 206,87 17,65 29,01 37,67
2017 204,22 17,70 28,48 48,30
2018 186,45 16,79 25,73 42,39
2019 183,79 16,06 24,22 40,64
2020 183,54 16,56 23,96 41,31
2021 182,74 16,03 23,05 40,98
Sumber: BPS Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan angka kemiskinan di Medan,

Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal pada tahun 2013-

2021 mengalami penurunan. Sementara itu angka kemiskinan di masing

masing kabupaten/kota mengalami fluktuatif yaitu di kota Mandaiing Natal.

Dengan menurunnya kemiskinan maka indeks pembangunan manusia akan

6
Tahan Upoyo Trisno dkk, Pengaruh Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan
manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Selatan tahun” Jurnal ilmiah Akuntansi dan keuangan,
(Maret 2022), hal 2
6

naik karena kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan dari sisi ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan.

Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi indeks pembangunan

manusia oleh United National Development Programe (UNDP) yaitu tingkat

kesehatan masyarakat. kesehatan adalahsumber kesejahteraan manusia dan

juga sebagai instrumen dalam meningkatkan pendapatan. 7 Adapun tingkat

kesehatan dalam penelitian ini di lihat dari indeks pembangunan kesehatan

yang mencakup indikator kesehatan di Sumatera utara. Berikut merupakan

tabel Kesehatan Masyarakat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera utara tahun

2013-2021

Tabel 1.3
Kesehatan kapupaten/ kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-
2021

kesehatan (Tahun)

Tahun Medan Padangsidimpuan Tapanuli Selatan Mandailing


Natal

2013 72,13 68,22 63,04 61,08

2014 72,18 68,27 63,14 61,18

2015 72,28 68,32 63,74 61,58

2016 72,34 68,37 64,01 61,77

2017 72,40 68,41 64,28 61,97

2018 72,64 68,73 64,55 62,24

2019 72,98 69,15 64,82 62,51


7
Dwi Putri dkk, “Pengaruh Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan Dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 –
2019”, Jurnal Salingka Nagari,vol 01 No 2, 2022, hlm. 4
7

2020 73,14 69,41 64,91 62,60

2021 73,23 69,50 64,97 62,65

Sumber: BPS Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan Kesehatan yang terus

meningkat dan relative kecil. Kenaikan Kesehatan Pada tahun 2021

kesehatandi Medan sebesar 73,23. angka ini naik 0,09 dari tahun sebelumnya.

Hal itu juga terjadi di Padangdidimpuan pada tahun 2021 kesehatansebesar

69,50 angka ini naik 0,09 dari tahun sebelumnya. Kemudian Tapanuli Selatan

pada tahun 2021 kesehatansebesar 64,97 angka ini naik 0,06 dari tahun

sebelumnya. Kemudian Mandailing Natal pada tahun 2021 kesehatansebesar

62,65 angka ini naik 0,05 dari tahun sebelumnya.

Namun peningkatan tersebut tidak terlepas dari faktor- faktor yg

mempengaruhi kesehatan itu sendiri, berupa faktor sosial maupun ekonomi.

kesehatan dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, ketersediaan pangan,

pendidikan, kebijakan pemerintah maupun perekonomian masyarakat dan

sebagainya

Pendidikan merupakan tujuan pembangunan.Pendidikan memainkan

peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang

untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar

tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. Peran gandanya

sebagai input maupun output menyebabkan pendidikan sangat penting dalam

pembangunan ekonomi. Perspektif ekonomi, pendidikan merupakan bentuk


8

investasi sumber daya manusia yang akan memberi keuntungan dimasa

mendatang, baik kepada masyarakat atau negara, maupun orang-orang yang

mengikuti pendidikan itu sendiri8. Berikut merupakan tabel Kesehatan

Masyarakat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera utara tahun 2013-2021

Tabel 1.4
Pendidikan kapupaten/ kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2021

Pendidikan (%)

Tahun Medan Padangsidimpuan Tapanuli Selatan Mandailing Natal

2013 13,65 13,93 12,93 12,21

2014 13,69 13,95 13,04 12,57

2015 13,97 14,48 13,06 12,77

2016 14,06 14,49 13,07 12,78

2017 14,45 14,50 13,08 12,99

2018 14,72 14,51 13,10 13,15

2019 14,73 14,53 13,12 13,17

2020 14,74 14,54 13,24 13,32

2021 14,75 14,56 13,35 13,61

Sumber: BPS Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan pendidikan di Medan,

Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal mengalami kenaikan.

Perubahan yang paling tinggi pada tahun 2021 di kota Medan sebesar 14,75

8
Astri Winarti ,”Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang
Pendidikan,Kemiskinan Dan PDB Terhadap IndeksPembangunan Manusia Di Indonesia Periode
1992-2012)”, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang, 2014, hal 18
9

dan di kota padangsidimpuan sebesar 14,56 dan di kabupaten Tapanuli

Selatan sebesar 13,35 dan di kabupaten Mandailing Natal Sebesar 13,61.

Untuk mengetahui pengaruh kemiskinan, kesehatan dan pendidikan

terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di sumatera utara di temukan

bahwa variabel kemiskinan memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap variabel IPM sedangkan pendidikan dan kesehatan berpengaruh

positif pada variabel IPM dan signifikan

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini akan dilihat

seberapa jauh pengaruh faktor kemiskinan, kesehatan dan pendidikan dapat

mempengaruhi indeks pembangunan manusia di Medan, Padangsidimpuan,

Tapanuli Selatan, Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Oleh sebab itu

penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemiskinan, Kesehatan dan Pendidikan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2013-2021”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Tingkat kemiskinan di provinsi sumatera utara pada tahun 2013-2021

keseluruhan mengalami penurunan,. Hal ini tidak sebanding dengan

angka Indeks Pembangunan Manusia yang selalu bertambah setiap tahun

pada seluruh wilayah di provinsi sumatera utara pada Tahun 2013 -2021

C. Batasan Masalah
10

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

telah dipaparkan di atas maka peneliti membatasi penelitiannya hanya

berkaitan dengan Pengaruh Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan Terhadap

Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2021.

D. Defenisi Operasional Variabel

Judul proposal ini adalah Pengaruh Kemiskinan, Kesehatan,

Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2013-2021.

Tabel 1.6
Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala


Pengukuran

Kemiskinan Kemiskinan adalah 1.Sandang, Rasio


(X1) ketidakmampuan pangan dan
seseorang atau papan yang
keluarga untuk tidak layak
memenuhi
kebutuhan dasarnya
seperti sandang, 2.Sumber daya
pangan dan papan. manusia
Taraf kemiskinan
bervariasi seiring
dengan perjalanan
waktu dan beragam
sesuai denga gaya
hidup komunitas
pada wilayah
tertentu .
9

Kesehatan Kesehatan adalah 1.rata-rata Rasio

9
Eriyatno dan Moh. Nadjikh, Solusi Bisnis Untuk Kemiskinan: Model dan Pormula
Bisnis Konkret dan Sustainable, (Jakarta: PT Eka Media Komputindo, 2012), hlm. 8.
11

(X2) keadaan sejahtera lama sakit


dari badan, jiwa dan
sosial sehingga
seseorang mampu 2.balita
hidup menghasilkan kekurangan
atau produktif baik gizi
secara ekonomi
maupun sosial10.

3.angka
meninggal
dunia dibawah
40 tahun

Pendidikan Pendidikan adalah 1.rata-rata Rasio


(X3) usaha yang lama sekolah
dilakukan pengajar
secara sadar atau
terencana untuk 2.angka
menciptakan suasana partisipasi
dan proses sekolah
pembelajaran agar
peserta didik secara
aktif
3.angka putus
mengembangkan
sekolah
potensi dirinya untuk
pengendalian diri,
akhlak mulia,
kecerdasan, dan
keterampilan yang
berguna bagi
masyarakat, Bangsa,
dan negara11.

Indeks Indeks 1.Angka Rasio


Pembangunan Pembangunan Harapan Hidup
Manuasia (Y) Manusia adalah
pengukuran

10
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 45.
11
Kadek Hengki Primayana, “Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan Di Perguruan Tinggi”, Jurnal Penjamin Mutu (Desember 2016), hlm 11.
12

perbandingan dari 2.Angka


harapan hidup, Melek Huruf
melek huruf,
pendidikan dan
standar hidup yang 3.Standar
digunakan oleh Hidup Layak
semua negara
diseluruh dunia12.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

secara khusus mengulas secara jelas mengenai hal sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kemiskinan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021?

2. Apakah terdapat pengaruh kesehatan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021?

3. Apakah terdapat pengaruh pendidikan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021?

4. Apakah terdapat pengaruh yang simultan antara kemiskinan, kesehatan

dan pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi

Sumatera Utara tahun 2013-2021?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penelitian ini bertujuan:

12
Yusniah Anggraini, Kebijakan Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Indonesia, (Jakarta: Indocamp, 2018), hlm. 8.
13

1. Untuk mengetahui pengaruh kemiskinan terhadap indeks

pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021

2. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap indeks

pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021

4. Untuk mengetahui pengaruh yang simultan antara kemiskinan,

kesehatan, dan pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia di

Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-2021

G. Kegunaan Penelitian

Apadun yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman peneliti

dalam bidang pengaruh kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan terhadap

indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013-

2021.

2. Bagi dunia akademik

Penelitian ini dapat menambah sumber referensi pada Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan dapat memberikan kontribusi

pada pengembangan penelitian berikutnya mengenai kemiskinan,

kesehatan, pendidikan dan indeks pembangunan manusia.

3. Bagi pemerintah
14

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

dalam memahami pengaruh kemiskinan, kesehatan dan pendidikan

terhadap indeks pembangunan manusia.

H. Landasan Teori

1. Kerangka teori

a. Indeks Pembangunan Manusia

1) Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia adalah suatu proses yang dilakukan

untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang nantinya akan dimiliki

oleh umat manusia dimuka bumi ini. Pilihan yang paling utama

diantara banyak pilihan yaitu berumur panjang dan sehat, memiliki

ilmu pengetahuan, dan memiliki hak untuk menggunakan sumber

daya agar dapat hidup secara layak13.

Pembangunan manusia merupakan pertumbuhan dan

perubahan yang positif dalam semua aspek kehidupan baik

budaya, lingkungan, sosial, ekonomi dan politik. Hal ini juga

terjadi dalam bidang tingkat kesejahteraan, budaya lingkungan,

ekonomi, sosial dan politik14.

13
Badan Pusat Statistik, Analisis Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatera
Utara 2018, (Sumut: Badan Pusat Statistik, 2018), hlm. 3.
14
Ibid., hlm. 6.
15

Indeks Pembangunan Manusia (Human Development

Indeks) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,

melek huruf, pendidikan standar hidup yang digunakan oleh

semua negara diseluruh dunia. IPM juga digunakan untuk

mengukur pengaruh dari kebujakan ekonomi yang telah ditetapkan

terhadap kualitas hidup dan tidak hanya fokus pada pendapatan

perkapita yang selama dini digunakan tetapi fokus terhadap hal-

hal yang sensitive dan berguna seperti laporan pembangunan

manusia. Indeks pembangunan Manusia memiliki 3 dimensi yaitu

kesehatan, pengetahuan, standar hidup layak15.

The United Development Program (UNDP) menyatakan

bahwa komponen-komponen yang dilihat dalam mengukur Indeks

Pembangunan Manusia pada dasarnya merupakan komponen

angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah,

dan standar hidup layak16.

2) Komponen-Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Lembaga The United Development Program (UNDP)

menyatakan bahwa Human Development Indeks (HDI) merupakan

ukuran kuantitatif laporan pembangunan sumber daya manusia.

Walaupun begitu tetap saja HDI tidak akan pernah bekerja secara

15
Yusniah Anggraini, Loc., cit.
16
Siti Nur Fatimah, “Analisis Pengaruh Kemiskinan, Pengangguran, Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Banten Tahun 2010-2015”,
(skripsi Universitas Islam Indonesia, 2018), hlm. 30.
16

sempurna dalam menangkap gambaran pembangunan sumber

daya manusia17.

a) Indeks Harapan Hidup

Untuk mencapai usia harapan hidup yang panjang

masyarakat perlu upaya pembangunan manusia. Usia harapan

hidup menggambarkan usia maksimun yang diharapkan untuk

bertahan hidup. Untuk mengukur panjang umur atau

(longevity) maka menggunakan angka harapan hidup sebagai

indicator. Panjang umur bukanlah hal yang paling utama

melainkan untuk mengetahui seberapa jauh atau seberapa

berhasil usaha suatu negara untuk memperpanjang hidup atau

usia masyarakatnya18. Secara teori ketika sehat seseorang akan

bertahan hidup lebih lama, dan ketika sakit untuk bertahan

hidup lebih lama perlu datang ke fasilitas kesehatan.

Pembangunan masyarakat dikatakan berhasil apabila

pemanfaatan masyarakat diarahkan pada pembinaan kesehatan

sehingga dapat mencegah masyarakat meninggal sebelum

waktunya19. Ada beberapa indicator yang mempengaruhi

angka harapan hidup yaitu:

i) Rata-rata lama sakit

17
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 21.

18
Novia Hera Pratami, “Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Karanganyar Periode Tahun 1996-2019”, (skripsi IAIN
Purwokerto, 2020), hlm. 23.
19
Ibid., hlm. 23.
17

ii) Presentase balita kekurangan gizi

iii) Rata-rata lama balita menyusui

iv) Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40

tahun

v) Presentase penduduk yang melakukan pengobatan

sendiri

b) Indeks pendidikan

Dalam pengukuran indeks pendidikan masyarakat

digunakan dua indicator yaitu rata-rata lama sekolah dan

angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menjelaskan 1

mesyakarat berumur 15 tahun ke atas yang mengenyam

pendidikan formal dalam jumlah tahun, dan diberi bobot

sepertiga. Sementara, angka melek huruf adalah presentase

masyarakat berumur 15 tahun keatas yang memiliki

kemampuan membaca dan menulis, dan diberi bobot dua

pertiga20.

Dalam perhitungan indeks pendidikan ini memiliki dua

batasan yang telah mendapat kesepakatan dari beberapa

negara. Untuk angka melek huruf batas minimum yaitu 0 (nol)

dan batas maksimum yaitu 100. Hal ini menggambarkan nol

persen atau semua penduduk yang tidak mampu membaca dan


20
Mochammad Yili Arifin, Op., Cit., hlm. 8.
18

menulis, dan nilai seratus menggambarkan kondisi sebaliknya.

Sementara untuk rata-rata lama sekolah batas maksimum yaitu

15 tahun dan batas minimum yaitu 0 (nol). Batas maksimum

15 tahun menggambarkan tingkat pendidikan setara dengan

lulus sekolah menengah atas21.

c) Indeks Hidup Layak

Menurut Christina Usmaliadanti “untuk mengukur dimensi

standar hidup layak (daya beli), UNDP menggunakan indicator

yang dikenal dengan real per kapita GDP adjusted. Untuk

perhitungan IPM sub nasional (provinsi atau kabupaten/kota)

tidak memakai PDRB per kapita hanya mengukur produksi

suatu wilayah dan mencerminkan daya beli riil masyarakat

yang merupakan concern IPM. Untuk mengukur daya beli

penduduk antar provinsi di Indonesia, BPS menggunakan data

rata-rata konsumsi 27 komoditi dari SUSENAS yang dianggap

paling dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan

telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan

antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP dengan

tahapan sebagai berikut berdasarkan ketentuan UNDP”22:

21
Ibid., hlm. 9.
22
Christina Usmaliadanti, “Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Pengeluaran
Pemerintah Sekor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009”, (skripsi Universitas Diponegoro Semarang), hlm. 41.
19

i) Menghitung rata-rata pengeluaran konsumsi per

tahun dari data SUSENAS.

ii) Menghitung nilai pengeluaran riil.

iii) Menghitung paritas daya beli (PPP).

iv) Menghitung pengeluaran per kapita setahun

disesuaikan dengan membagi rata-rata perkapita per

tahun23.

3) Pembangunan Manusia Dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif islam pembangunan manusia tidak hanya

mengukur pencapaian tingkat kesejahteraan manusia dengan

terpenuhinya kebutuhan dasar atau kebutuhan dunia. Akan tetapi

kebutuhan dasar dunia akhirat yang tidak dipisahkan dan dibangun

secara bersamaan. Kebutuhan dasar akhirat yaitu agama, jiwa,

akal, keturunan dan harta. Jika salah satu kebutuhan dasar tersebut

tidak terpenuhi secara seimbang maka hidup seorang muslimin

tidak akan sempurna. Karena merupakan indikator dalam

pembangunan umat islam. Nabi Muhammad SAW menganjurkan

umatnya untuk terus meningkatkan pembangunan diri manusia

dengan cara menuntut ilmu, karena oranng berilmu lebih tinggi

derajatnya dihadapan Allah SWT. Dan menuntut ilmu merupakan

jihad dalam islam24.

23
Ibid., hlm. 42.
24
K. Umam, “Pengaruh Tingkat Pengangguran, Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan
Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan Dalam Perspektif Islam Di Privinsi Jawa Timur”,
(skripsi, IAIN Tulungagung 2019), hlm. 37-38.
20

Pembangunan dalam perspektif islam bertujuan untuk

mencapai keberhasilan di akhirat. Jika pribadi memilki rancangan

yang tidak sesuai, maka tidak sesuai jugalah hasil yang

didapatkan. Hal ini berarti jika umat manusia sebagai agen

pembangunan tidak menanamkan dan menjalankan nilai moral dan

etika universal maka tidak ada jaminan akan sukses 25. Allah SWT

berfirman dalam QS. Al-Mu’minun ayat 1-11 yang berbunyi:

.
‫ع ُْو َن َوالَّ ِذي َْن هُ ْم‬Z‫صاَل تِ ِه ْم ٰخ ِش‬ َ ‫قَ ْد اَ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُ ْو َن ۙ الَّ ِذي َْن هُ ْم فِ ْي‬
‫و َن ۙ َوالَّ ِذي َْن هُ ْم‬Zْ Zُ‫ و ِة ٰف ِعل‬Z‫ ْو َن ۙ َوالَّ ِذي َْن هُ ْم لِل َّز ٰك‬Z‫ض‬ ُ ‫ْر‬ِ ‫َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬
‫انُهُ ْم‬ZZ‫ت اَ ْي َم‬ْ ‫ا َملَ َك‬ZZ‫و َن ۙ اِاَّل َع ٰلٓى اَ ْز َوا ِج ِه ْم اَ ْو َم‬Z ْ Zُ‫ر ُْو ِج ِه ْم ٰحفِظ‬Z ُ‫لِف‬
ۤ
ۚ ‫ك هُ ُم ْال َعا ُد ْو َن‬ َ ‫ول ِٕى‬ َ ِ‫فَاِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُ ْو ِمي ۚ َْن فَ َم ِن ا ْبتَ ٰغى َو َر ۤا َء ٰذل‬
ٰ ُ ‫ك فَا‬
‫و َن ۙ َوالَّ ِذي َْن هُ ْم َع ٰلى‬ZZZZZZZ ْ ‫ ِد ِه ْم َرا ُع‬ZZZZZZZْ‫َوالَّ ِذي َْن هُ ْم اِل َمٰ ٰنتِ ِه ْم َو َعه‬
ٰۤ ُ
ْ ُ‫و َن ۙ الَّ ِذي َْن يَ ِرث‬ZZZ
‫و َن‬ZZZ ْ ُ‫ك هُ ُم ْال ٰو ِرث‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫افِظُ ْو َن ۘ ا‬ZZZ‫لَ ٰوتِ ِه ْم ي َُح‬ZZZ‫ص‬ َ
‫س هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُد ْو َن‬ َ ۗ ‫ْالفِرْ َد ْو‬

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman


(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang
yang menunaikan zakat, Dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka
dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di
balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang
melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan
25
Mukhsin Fauzi, Op., Cit., hlm. 44.
21

orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka


Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang
akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di
dalamnya. (QS. Al- Mu’minun: 1-11).

Ayat diatas menjelaskan bahwa pembangunan dalam

perspektif islam adalah tercapainya kesuksesan di akhirat kelak.

Menurut Allah SWT sukses adalah ketika kita selamat dari neraka

dan masuk ke dalam surga. Inilah yang disebut sebagai

kebahagiaan yang sesungguhnya. Dalam Al-quran disebutkan

bahwa orang yang sukses adalah orang yang akan masuk surga

Firdaus26.

b. Kemiskinan

1) Pengertian Kemiskinan

Secara harfiah kemiskinan berasal dari kata miskin yang

artinya tidak berharta-benda, sementara dalam pengertian yang

lebih luas lagi, kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi yang

dapat menimbulkan permasalahan sosial yanh disebabkan oleh

suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, kelompok

maupun keluarga27.

26
Ibid., hlm. 45
27
Bambang Rustanto, Menangani Kemiskinan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),
hlm. 1.
22

Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan untuk

memenuhi standar minimum penduduk di suatu daerah secara

ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan dalam

memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan

disebabkan oleh pendapatan yang rendah yang juga berdampak

pada ketidakmampuan dalam memenuhi standar pendidikan dan

kesehatan. Kemampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan

hidup dapat dijadikan acuan dalam penentuan kemiskinan

penduduk28.

Kemiskinan mencakup hal pemenuhan kebutuhan seperti

kebutuhan sandang, pangan, pendapatan, tingkat kesehatan dan

pendidikan dan merupakan masalah yang mendasar yang dialami

setiap negara. Sedangkan tolak ukur kemiskinan bukan hanya

sekedar hidup susah dan kekurangan dalam sandang pangan dan

pendapatan saja, tetapi juga menyangkut hal kesehatan,

pendidikan, dan perlakuan adil dalam hukun negara yang

berlaku29.

2) Penyebab Kemiskinan

Penyebab ekonomi ditinjau dari sisi ekonomi yaitu:

28
Winsy A. Tarumingkeng, dkk, “Pengaruh Belanja Modal dan Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Derah, Vol. 19 No. 2 Tahun 2018, hlm. 85.
29
Novita Dewi, “Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau”, JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 Februari 2017, hlm. 874.
23

a) Secara mikro, Munculnya kemiskinan disebabkan oleh adanya

ketidakmerataan bentuk hak milik sumber daya yang dapat

menimbulkan penimpangan distribusi pendapatan. Masyarakat

miskin mempunyai sumber daya yang kuantitas dan

kualitasnya rendah dan terbatas.

b) Kemunculam kemiskinan disebabkan oleh kemampuan

sumber daya manusia yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh

rendahnya pendidikan, keturunan, adanya deskriminasi dan

nasib yang kurang beruntung. Itu artinya kerika kualitas

sumberdaya manusia rendah maka produktivitasnya pun

rendah dan akan menyebabkan seseorang menerima gaji atau

upah dari tempat bekerja rendah.

c) Perbedaan akses modal menjadi salah satu penyebab

kemunculan kemiskian30.

3) Macam-Macam Kemiskinan

a) Kemiskinan relative

Kemiskinan relative merupakan ketimpangan distribusi

pendapatan yang disebabkan oleh pembangunan y2wang

belum mampu menjangkau lapisan masyarakat. Ukuran yang

dipakai bank dunia, ketimpangan buruk yaitu apabila

masyarakat termiskin mendapat kurang dari 12% PDB.

Ketimpangan sedang yaitu antara 12 hingga 17% PDB.

Ketimpangan relative merata yaitu anara 17 sampai 22% PDB.


30
Astir Winarti, Op., Cit., hlm. 36.
24

Dan untuk yang merata diatas 22%. Sementara jika

menggunakan rasio gini pendapatan yang nilainya 0 sampai 1.

Jika merata maka nilainya sama atau dibawah 0,3. jika

kemerataan sedang antara 0,3 hingga 0,4. Jika relative timpang

maka antara 0,4 sampai 0,5. Sementara diatas 0,5 artinya

ketimpangan sangat buruk31.

b) Kemiskinan absolute

Kemiskinan absolute adalah ketidakmampuan individu,

keluarga atau kelompok untuk mencukupi kebutuhan pokok

seperti sandang, pangan, papas, kesehatan, dan pendidikan

untuk bisa bekarja. Menghitung jumlah kemiskinan yang

berada dibawah garis kemiskinan merupakan ukurannya.

Ukuran yang dipakai BPS Indonesia adalah sama atau dibawah

2400 kalori. Garis kemiskinan absolute yang dimilki negara

maju lebih tinggi dibandingkan dengan negara miskin. Artinya

bahwa banyak dari masyarakat miskin dinegara maju belum

tentu miskin menurut standar Indonesia32.

c) Kemiskinan Struktural merupakan kemiskinan yang

penyebabnya adalah keadaan struktur, atau tatanan kehidupan

yang yang tidak beruntung. Contohnya kemiskinan yang

disebabkan oleh tempat tinggal atau wilayah terpencil, yang

menyebabkan para pelaku usaha menengah sulit dalam


31
Didin S. Damanhuri, Ekonomi Politik Dan Pembangunan: Teori, Kritik, Dan Solusi
Bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang, (Bogor: IPB Press, 2010). Hlm. 97.
32
Ibid., hlm. 98.
25

mengakses permodalan dari perbankan. Dan APBN, APBD,

perbankan yang lebih tertarik menyalurkan alokasinya kepada

pembangunan industry manufaktur dibandingkan dengan

pertain atau pertanian33.

d) Kemiskinan Kultural merupakan keadaan kemiskinan yang

disebabkan oleh faktor adat dan budaya suatu wilayah tertentu

yang membelenggu individu atau kelompok. Contohnya

malas, memakai cara gampang atau illegal, tidak siap

berkompetensi, dan etos kerja rendah34.

4) Kemiskinan dalam Perspektif islam

Islam menganjurkan pengikutnya untuk saling membantu

dalam kehidupan dan menginfakkan sebagian hartanya untuk

orang-orang yang membutuhkan terutama kepada orang miskin35

sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 215

sebagai berikut:

‫ َدي ِْن‬Z ِ‫ر فَلِ ْل َوال‬Z


ٍ Z‫ٓا اَ ْنفَ ْقتُ ْم ِّم ْن َخ ْي‬ZZ‫لْ َم‬ZZُ‫و َن ۗ ق‬Zْ Zُ‫ا َذا يُ ْنفِق‬ZZ‫ك َم‬ َ َ‫يَسَْٔـلُ ْون‬
‫وا ِم ْن‬Zْ Zُ‫ا تَ ْف َعل‬ZZ‫َوااْل َ ْق َربِي َْن َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َواب ِْن ال َّسبِي ِْل ۗ َو َم‬
‫َخي ٍْر فَاِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم‬
Artinya: Mereka bertanya tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-
bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu

33
Didin S. Damanhuri, Loc., Cit.,
34
Ibid., hlm. 99.
35
Anjas Pasaribu, “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan Tingkat Kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2017”, (skripsi IAIN
Padangsidimpuan 2020), hlm. 29.
26

buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha


mengetahuinya.

Sebab diturunkan ayat diatas adalah Ibnu Jarir

meriwayatkan dari Ibnu Juraij dia berkata “orang-orang mukmin

kepada rasulullah SAW tentang kepada siapa mereka memberikan

sedekah mereka maka turunlah firman Allah: Mereka bertanya

kepada Muhammad tentang apa yang harus mereka infakkan.

Katakanlah ‘Harta apa saja yang kamu infakkan…’. Ibnu

Mundzir meriwayatkan dari Abu Hayyan bahwa Amr Bin Jamuh

bertanya kepada nabi Muhammad SAW, “apa yang kami

sedekahkan dari harta dan kepada siapa kami memberikannya?”.

Maka turunlah ayat diatas36.

5) Hubungan kemiskinan dengan indeks pembangunan manusia

Kapasitas pendapatan produktif memiliki hubungan yang

sangat penting dengan indeks pembangunan manusia. Penentu

utama dan hasil dari pembangunan manusia adalah pendapatan.

Dalam menjalankan tujuan pertumbuhan penduduk masyarakat

miskin menggunakan kekuatan fisik mereka. Akan tetapi masalah

kemiskinan yang menyebabkan minimnya fasilitas pendidikan,

kekurangan gizi, dan kesehatan yang buruk dapat mempengaruhi

usaha dalam bekerja. Indeks pembangunan manusia yang rendah

akan berdampak kepada hilangnya kesempatan masyarakat miskin

untuk mendapatkan peluang pendapatan profitable dikarekan

36
Ibid., hlm. 30.
27

terjadinya pertumbuhan ekonomi. Dalam penanganan kemiskinan

penyedia layanan sosial merupakan unsure yang paling penting37.

c. Kesehatan

1) Pengertian Kesehatan

Kesehatan adalah hak dan kebutuhan dasar penduduk yang

dilindungi oleh undang-undang. Untuk mencapai kesejahteraan

dibutuhkan modal yang cukup besar yaitu kesehatan. Dan untuk

mencapai penduduk yang sejahtera diperlukan perbaikan dalam

pelayanan kesehatan yang merupakan investasi sumber daya

manusia38.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sehat baik secara

fisik, mental spriritual maupun sosial yang yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomi,

sedangkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat”39.

Kesehatan adalah kondisi seseorang yang mengalami

gangguan kesehatan dan kematian yang disebabkan oleh

kekurangan gizi. Tidak memenuhi kebutuhan kalori yang

dibutuhkan badan secara minimal. Dengan meningkatkan investasi

37
Siti Nur Fatimah, Op., Cit., hlm. 22.
38
Ika Widiastuti, “Pelayanan Badan Peneyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Di Jawa Barat”, Jurnal Administrasi Publik, 2017. Hlm. 92.
39
Ibid., hlm. 93.
28

bidang kesehatan diharapkan mampu memenuhi target

pembangunan dimasa depan. Untuk melakukan hal itu setidaknya

harus mampu memperbaiki gizi, meningkatkan kualitas

pendidikan serta menyediakan sarana dan prasarana40.

Kesehatan adalah ilmu atau seni yang yang digunakan

untuk menghindari penyakit. Ketika masyarakat dalam keadaan

sehat maka hal tersebut menyebabkan mampu dalam berproduksi,

memili kualitas dan mencapai kesejahteraan. Sakit bukan

merupkan indicator penting dalam kesehatan, tetapi ketika

masyarakat tersebut sakit-sakitan mereka tidak bisa dikatakan

sehat. Hal utama pembentuk derajat kesehatan ialah lingkungan.

Lingkungan yang bersih akan menciptakan masyarakat sehat dan

sejahtera, begitu pula sebaliknya jika lingkungan kotor maka

masyarakat rentan terkena penyakit41.

2) Kesehatan dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif islam kesehatan merupakan salah satu

tujuan dalam islam. Kesehatan dalam islam tidak hanya sehat

badan atau bebas dari penyakit, tetapi sehat jiwa, akal dan jasmani.

Hal ini berarti sehat dan kuat serta mampu menjaga dirinya dari

hal-hal yang merusak dan yang dilarang oleh agamanya. Dengan

menjaga kesehatan maka maka akan tercipta tubuh yang sehat,

40
Ratonggi Siregar, “Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional”, (Seminar
Universitas Sumatera Utara, 2017), hlm 378.
41
Syaiful Bahri, “Hukum Kesehatan: Pertautan Norma Hukum Dan Etika”, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, hlm. 1-2.
29

sedangkan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa jiwa yang

sehat pula dan jasmani yang kuat akan menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas42.

Dalam islam manusia dituntut untuk memakan makanan

yang baik dan juga halal secara dzatnya dan cara mendaaptkannya.

Seperti yang diterangkan dalam QS. Thaha ayat 81 yang berbunyi:

‫بِ ۚ ْي َو َم ْن‬Z‫َض‬ ْ ‫ ْم َواَل ت‬Zۙ‫ت َما َرزَ ْق ٰن ُك‬


َ ‫ َّل َعلَ ْي ُك ْم غ‬Z‫ ِه فَيَ ِح‬Z‫ فِ ْي‬Z‫َط َغوْ ا‬ ِ ‫ُكلُوْ ا ِم ْن طَيِّ ٰب‬
‫َضبِ ْي فَقَ ْد ه َٰوى‬ َ ‫يَّحْ لِلْ َعلَ ْي ِه غ‬

Artinya: Makanlah di antara rezki yang baik yang Telah


kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui
batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. dan barangsiapa ditimpa oleh
kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia.

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa manusia haruslah

menjaga kesehatan berupa menjaga kebersihan, memakan

makanan yang baik dan halal, olahraga, memperbanyak ibadah

kepada Allah SWT, berbaik seangka kepada sesama manusia dan

memperbanyak dzikir kepada Allah. Dengan begitu kesehatan

jasmani dan rohani seseorang akan terjaga43.

3) Hubungan Kesehatan dengan Indeks Pembangunan Manusia

Kesehatan adalah mutu manusia dari sisi kesehatan dan

salah satu faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia.

42
Andi Muflih, “Pengobatan Dalam Islam”, (Tesis UIN Alauddin Makassar 2013), hlm.
43-44.
43
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 48.
30

Kualitas manusia dapat disebabkan oleh aspek kesehatan yaitu

kekurangan kalori, gizi, atau rendahnya derajat kesehatan

masyarakat akan menghasilkan kualitas manusia rendah dengan

tingkat mental terbelakang. Peningkatan mutu kesehatan akan

berdampak pada peningkatan produktivitas masyarakat44.

Menurut teori human capital menyatakan bahwa dalam

upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi faktor utamanya ialah

manusia. Untuk meningkatkan produktivitas seseorang maka hal

yang dilakukan ialah memperhatikan penyakit, kesehatan dan gizi

sehingga merasa bahagia. Sementara itu untuk menurunkan

kemiskinan masyarakat harus memiliki keshatan yang baik,

dengan begitu maka pada saat bekerja pun akan meningkatkan

kreativitas45.

Oleh sebab itu, kesehatan ikut serta dalam mendorong

peningkatan pembangunan manusia. Hal ini dikarenakan

masyarakat yang sehat akan lebih baik dari masyakat yang tidak

sehat. Dampak dari kesehatan akan berpengaruh baik atau tidak

sesuai dengan baik atau tidaknya kesehatan itu sendiri. Karena jika

penduduk tidak sehat maka akan berdampak pada profuktifitasnya

dan hilangnya semangat46.

d. Pendidikan

1) Pengertian Pendidikan
44
Alison Jeackline, dkk, Op., Cit., hlm. 209.
45
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 55.
46
Mochammad Yili Arifin, Op., Cit., hlm. 17.
31

Pendidikan adalah proses pengembangan kualitas diri

seseorang. Pendidikan dilaksanakan melalui lembaga pendidikan

formal maupun nonformal dengan tujuan untuk membentuk sikap,

pengetahuan, dan keterampilan seseorang. Lembaga pendidikan

dapat dilihat dari segi jenjang tingkat pendidikan yang merupakan

suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan

dalam bahan pengajaran47.

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya

manusia yang mampu meningkatkan kemampuan dimasa yang

akan datang dan individu mengenyam pendidikan untuk

kebahagiaan dan pengalaman hidup48. Dan mampu menyediakan

tenaga kerja yang ahli dan berkualitas. Semakin berkualitas

pendidikannya maka akan menghasilkan kemampuan yang luar

biasa pula.

Pendidikan adalah arahan atau pembelajaran yang diberikan

orang yang telah memliki pengetahuan dan pengalaman kepada

setiap individu yang ingin mengetahui sesuatu sehingga dia

mampu menjalankan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan

siapapun. Yang berfungsi sebagai cara untuk mampu beradabtasi

47
Amiruddin Idris, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Yoyakarta: Deepublish,
2018), hlm. 27.
48
Astir Winarti, Op., Cit., hlm. 18.
32

sesuai lingkungan yang ingin ditempati dan mampu mengerjakan

peranan sosial49.

Pendidika merupakan kunci utama dalam pembangunan

ekonomi dan sosial. Dan tujuan pembangunan tersebut adalah

untuk memberikan hak pendidikan kepada setiap masyarakat.

Pendidikan dapat juga dikatakan sebagai cara untuk mengejar

ketertinggalan dengan negara yang memiliki kualitas pendidikan

tinggi. Karena semakin baik pendidikannya maka kualitas

sumberdaya manusia yang dimiliki pun semakin baik, dan mampu

menciptakan manusia yang unggul. Sebaliknya jika kualitas

rendah maka tidak dapat menciptakan sumberdaya manusia yang

berkualitas50.

2) Pendidikan dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif islam pendidikan bertujuan untuk

membentuk akhlak mulia pada manusia seperti tolong menolong,

mengasihi sesama manusia, dan dan mensucikan diri dari akhlak

tercela yaitu kikir, pelit, sombong dan mementingkan diri sendiri.

Manusia yang berilmu akan jauh berbeda dengan yang tidak

berilmu, hal ini merupakan alat untuk mencapai keselamatan

spiritual secara bersama-sama. Oleh sebab itu islam membedakan

dengan sangat jelas antara yang bodoh dengan yang memiliki

49
Durrotul Mahsunah, Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tumur, (Universitas Negeri Surabaya, 2010), hlm.
6.
50
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 51.
33

pengetahuan51, seperti dalam QS. Al-An’am ayat 37 yang

berbunyi:

ِّ Zَ‫ا ِد ٌر ع َٰلٓى اَ ْن يُّن‬ZZَ‫لْ اِ َّن هّٰللا َ ق‬ZZُ‫ةٌ ِّم ْن َّرب ٖ ِّۗه ق‬Zَ‫ لَوْ اَل نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ٰاي‬Z‫َوقَالُوْ ا‬
‫ةً َّو ٰل ِك َّن‬Zَ‫ز َل ٰاي‬Z
َ‫اَ ْكثَ َرهُ ْم اَل يَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya: Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata:
"Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad)
suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya Allah Kuasa menurunkan suatu
mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

Ayat ini menjelaskan bahwa perihal kaum musrikin.

Mengapa tidak menurunkan tidak menurunkan kepadanya suatu

mukjizat dari Tuhan yakni keluarbiasaan menurut persoalan yang

mereka kehendak untuk mereka ketahui. Ayat ini memberikan kita

semangat dalam menuntut ilmu. Selain itu dalam alquran surah An-

Nahl ayat 78 juga menjelaskan tentang mencari ilmu52:


‫وهّٰللا‬
‫ار‬ َ ‫ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْيـ ًۙٔا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َب‬
Zَ ‫ْص‬ َ
َ‫َ ْفـِٕ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬ ‫َوااْل‬
Artinya:Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah memberikan kita

nikmat yaitu berupa bekal yang berguna untuk melaksanakan

amanah yang akan di emban dan bekal tersebut adalah

pendengaran, penglihatan dan hati nurani53.

51
Siti Fatimah Tanjung, “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan Dan
Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di
Provinsi Sumatera Utara”, (skripsi IAIN Padangsidimpuan 2018), hlm. 42.
52
Ibid., hlm. 43.
53
Ibid., hlm. 44.
34

3) Pengaruh Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Pelayanan pendidikan yang diberikan kepada seluruh

masyarakat secara merata akan mampu meningkatkan

produktivitas. Hal itu disebabkan karena pendidikan merupakan

investasi yang apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan

yang baik pula. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang dapat

menyelesaikan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi akan

meningkatkan produktivitas serta keterampilan yang dimiliki. Hal

ini berdampak pada semakin membuka jalan bagi masyarakat

yang bekerja untuk berkarya sesuai kemampuannya dan mendapat

hasil yang dapat meningkatkan pendapatan dan mampu mengubah

kehidupan. Ketika investasi bidang kesehatan dan pendidikan

ditingkatkan maka pembangunan akan tercapai54.

Salah satu tujuan pembangunan adalah pendidikan, untuk

menyerap teknologi modern yang diperlukan oleh negara modern

yang bertujuan guna mengembangkan kapasitas agar pertumbuhan

serta pembangunan yang berkelanjutan dapat tercipta. Pendidikan

dapat menjadi bagian dari pertumbuhan dan pembangunan yang

paling utama sebagai pemasukan fungsi produksi masa.

Pendidikan adalah bentuk investasi sumber daya manusia yang

mampu memberikan keuntungan bagi orang yang melakukan

54
Merang Kahang, dkk, “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kutai Timur”, Jurnal
Ekonomi, Manajeman dan Akuntansi, Vol. 18 No. 2 Tahun 2016, hlm. 133.
35

pendidikan, bagi bangsa atau negara, dan bagi penduduk dimasa

depan55.

Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan

angkatan kerja Indonesia memiliki peluang yang sedikit dalam

bekerja. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan atau kurangnya

pengetahuan. Ketika mutu pendidikan diperbaiki maka masyarakat

yang dalam pendidikan akan lebih produktif. Hal ini harus

dilakukan untuk mengurangi angka buta huruf yang ada di

Indonesia. Semakin berkurang angka buta huruf maka

pertumbuhan akan meningkat, dikarenakan masyarakat yang

tingkat pendidikannya tinggi akan lebih mudah dalam

meningkatkan standar ekonomi dan hidup bangsa dengan bekerja

dan memiliki keahlian56.

2. Penelitian terdahulu

Berdasarkan penelitian yang didapatkan oleh peneliti, peneliti

menyajikan penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 1.8
Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Riana Puji Analisis Pengaruh


IPM, Pengangguran , PDRB
Lestari, skripsi, Indeks Pembangunan berpengaruh negative dan
2017, Manusia, tidak signifikan secara
Universitas Pengangguran, dan persial terhadap tingkat
Islam Negeri Produk Domestik kemiskinan di Provinsi
55
Anisa Syahrani, Op., Cit., hlm. 57.
56
Mochammad Yili Arifin, Op., Cit., hlm. 21.
36

Raden Intan Regional Bruto Lampung. Sedangkan secara


Lampung, Terhadap Tingkat simultan IPM,
Fakultas Kemiskinan Provinsi Pengangguran, PDRB
Ekonomi dan Lampung Dalam berpengaruh positif dan
Bisnis Islam Perspektif Ekonomi signifikan terhadap tingkat
Islam Tahun 2011- kemiskinan di Provinsi
2015 Lampung.

Anisa Syahrani, Analisis Pengaruh Kemiskinan, kesehatan,


Skripsi, 2018, Kemiskinan, pendidikan berpengaruh
Universitas Kesehatan, dan positif dan signifikan
Islam Negeri Pendidikan Terhadap terhadap indeks
Raden Intan Indeks Pembangunan pembangunan manusia di
Lampung, Manusia Dalam Kebupaten Pesawaran
Fakultas Perspektif Ekonomi Tahun 2014-2016.
Ekonomi dan Islam (Studi Kasus di
Bisnis Islam Kebupaten Pesawaran
Tahun 2014-2016)

Pengaruh Pengeluaran Pengeluarah pemerintah


Merang Pemerintah Sektor sektor pendidikan
Kahang, Pendidikan Dan berpengaruh positif dan
Muhammad Kesehatan Terhadap signifikan terhadap indeks
Saleh, Rachmad Indeks Pembangunan pembangunan manusia
Budi Suharto Manusia Di sedangkan indeks
2016 (Jurnal Kabupaten Kutai pebangunan manusia tidak
Ekonomi, Timur dipengaruhi oleh
Manajemen dan pengeluaran pemerintah
Akuntansi, Vol. sektor kesehatan.
18 No. 2)

Analisis Pengaruh Kemiskinan dan


Siti Nur Fatimah, Kemiskinan, pertumbuhan ekonomi
skripsi, 2018 Pengangguran, berpengaruh tetapi tidak
Universitas Pertumbuhan signifikan terhadap IPM,
Islam Negeri, Ekonomi Terhadap sementara pengangguran
Fakultas Indeks Pembangunan berpengaruh negative dan
Ekonomi Manusia Di Provinsi siginifikan terhadap IPM.
Yogyakarta Banten Tahun 2010-
2015
37

Berdasarkan tabel diatas terdapat persamaan dan perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Riana Puji yakni sama-sama menggunakan variabel terikat

yaitu kemiskinan, dan perbedaan yang paling mendasar dalam penelitian

ini ialah waktu dan tempat penelitian serta perbedaan dalam variabel bebas

yang diteliti oleh Riana Puji Yaitu indeks pembangunan manusia dan

PDRB.

b. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Annisa Syahrani yaitu sama-sama menggunakan penelitian

kuantitatif dan data sekunder, sedangkan perbedaan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Annisa Syahrani ialah dalam variabelnya, variabel bebas

yang ditelitinya ialah kemiskinan, kesehatan dan pendidikan sedangkan

variabel terikatnya ialah indeks pembangunan manusia.

c. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Merang Kahang, Muhammad Saleh, Rachmad Budi

Suharto yaitu sama-sama memiliki variabel independen pendidikan dan

kesehatan dan variabel dependennya IPM, sedangkan perbedaan yang

paling mendasar yaitu lokasi dan waktu peneliiannya.

d. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan Siti Nur Fatimah yaitu sama-sama memilki variabel dependen

IPM dan salah satu variabel independen sama yaitu kemiskinan, sementara

variabel independen lainnya yang digunakan oleh Siti Nur Fatimah yaitu
38

pengangguran dan pertumbuhan ekonomi sementara dalam penelitian ini

kesehatan dan pendidikan.

3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat

digambarkan kerangka pikir sebagai berikut:

Kerangka pikir

Kemiskinan (X1)

Kesehatan (X2) IPM (Y)

Pendidikan (X3)

4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-

pertanyaan atau masalah dalam penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti.57 Hipotesis juga dapat menentukan variabel mana yang akan di

uji secara emprik dan menentukan alat statistic yang harus digunakan

untuk menguji masalah dalam penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh kemiskinan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2021


57
Ismail,Isna Farahsanti, Dasar-dasar penelitian Pendidikan,(Jawa Tengah: Penerbit
Lakeisha, 2019),hlm 55
39

H2: Terdapat pengaruh kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia

di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2021

H3: Terdapat pengaruh Pendidikan terhadap indeks pembangunan

manusia di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2021

H4: Terdapat pengaruh yang simultan antara kemiskinan, kesehatan, dan

pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2013-2021

5. Metodologi Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

lokasi penelitian ini ialah Medan, Padangsidimpuan, Tapanuli

Selatan, dan Mandailing Natal, sementara data dalam penelitian ini ialah

diambil dari data BPS Sumatera Utara. Dan waktu penelitian ini akan

dilakukan pada tahun 2022.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif, yaitu melakukan pengujian teori yang menggunakan

pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistic yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan58.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

58
Ananta Wikrama Tungga, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014), hlm. 11.
40

Populasi adalah seluruh karakteristik obyek atau subjek yang

telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi bukan hanya

sekedar jumlah obyek atau subjeknya saja tetapi keseluruhan sifat dari

objek atau subyek tersebut59. Sementara populasi dalam penelitian ini

adalah data kemiskinan, data kesehatan, data pendidikan dan data

indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-

2021 yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara.

b. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota dari

populasi. Dengan demikian himpunan dari suatu populasi merupakan

sampel60. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

dimana dalam pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau tujuan

yang ingin dicapai61.

kriteria sampel dalam penelitian ini adalah kemiskinan, kesehatan,

pendidikan dan indeks pembangunan manusia yang berada di kota

Medan, Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara yang diperoleh dari

tahun 2010 sampai 2018 setiap tahunnya. Adapun sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 36 sampel.

4. Instrument Pengumpulan Data


59
Lijan Poltak Sinambela, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014), hlm. 94.
60
Ibid., hlm. 95.
61
Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Teori dan Praktek,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 28.
41

Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Studi Kepustakaan

Studi pustaka membahas relevansi antara teori dan praktek

mungkin ada beberapa pendapat yang berbeda, studi pustaka ini berisi

penjelasan mengenai teori dan praktik yang relevan dengan masalah

yang diteliti62. Dalam penelitian ini studi pustaka yang digunakan yaitu

yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan ekonomi

syariah atau akuntansi, jurnal, skripsi dan buku-buku yang berkaitan

dengan variabel penelitian yang tercantum dalam landasan teori.

b. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi memperoleh data yang akna diteliti melalui

dokumen-dokumen yang berkaitan secara keseluruhan dengan data

yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik dokumentasi juga tidak

secara langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan jenis penelitian data sekunder63.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan pengujian kuantitatif.

Model analisis ini harus relevan dengan dengan jenis data yang akan

dianalisis, tujuan penelitian, hipotesis yang akan di uji dan desain

penelitian yang ditetapkan. Sebelum data diolah maka data tersebut belum

bisa dikategorikan informasi. Oleh karena itu, data harus dikelompokkan

62
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm, 57
63
Ibid., hlm, 60.
42

sesuai kebutuhan analisis64. Dalam penelitian ini analisis data yang

digunakaan ialah menggunakan metode analisis sebagai berikut:

a. Uji Asumsi Klasik

1) Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan bentuk analisis data yang

memberikan gambaran secara ringkas, teratur, dan jelas mengenai

suatu gejala, peristiwa atau keadaan sehingga dapat ditarik

pengertian atau makna tertentu dari suatu analisis data angka yang

digunakan untuk memberikan gambaran tentang ringkasan data

seperti mean, standar deviasi, minimum, dan maximum65.

2) Uji Normalitas

Uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal.

Mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi

data distribusi normal atau tidak yaitu melalui sebuah grafik. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 5%

atau 0,05%66.

3) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas berguna untuk melihat tingkat

korelasi di antara variabel-variabel bebas. Jika ada korelasi yang

64
Lijan Poltak Sinambela, Op., Cit., hlm 188.
65
Neni Hasnunidah, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Media Akademi,
2017), hlm. 108.
66
Ananta Wikrama Tungga, dkk, Op., Cit., hlm 90.
43

tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikatnya menjadi terganggu. Oleh

karena itu, perubahan-perubahan misalnya dengan menghapus

salah satu variabel, menggabungkan variabel-variabel tersebut, dan

menambah data pengamatan67.

4) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residul satu

ke pengamatan yang lain lain tetap maka disebut homoskedatisitas.

Dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk mendeteksi

heterokedastisitas digunakan metode scatter plot yaitu jika terdapat

titik yang membuat dua buah garis lurus dalam gambar68.

5) Autokorelasi

Menurut Tedi Rusman ”Uji Autokorelasi digunakan untuk

mengetahui apakah terjadi korelasi antara data pengamatan atau

tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan peneliti

mempunyai varians minimum. Apabila nilai statistic Durbin-

Waston berada diantara angka dua atau mendekati angka dua maka

dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki

67
Dwi Priyanto, Op., Cit., hlm. 99.
68
Husein Umar, Statistik Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis (Jakarta: Rajawali Press,
2013), hlm 42.
44

autokorelasi dalam hal sebaliknya maka dinyatakan terdapat

autokorelasi”69.

a) Jika du < dw < 4- du maka H0 diterima, yang artinya tidak

terjadi autokolerasi.

b) Jika dw < dL atau dw > 4- du maka ditolak, yang artinya terjadi

autokolerasi.

c) Jika dL < dw < du atau 4- dw < dw < 4- d L, maka tidak dapat

diambil kesimpulan maka disarankan untuk memperbesar

sampel.

b. Uji Hipotesis

1) Uji- t

Uji statistik ini digunakan untuk membuktikan apakah variable

independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh

secara signifikan atau tidak terdapat variabel dependen. Dengan

kriteria pengujiannya adalah thitung‹ ttabel maka Ha ditolak dan jika

thitung› ttabel maka Ha diterima70.

2) Uji- F

Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki

pengaruh secara simultan tarhadap variabel independen. Dengan

69
Tedi Rusman, Statistika Penelitian: Aplikasinya Dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2015), hlm. 62.
70
Dwi Priyanto, Op., Cit., hlm. 161
45

Kriteria pengujiannya adalah fhitung‹ ftabel maka Ha ditolak dan jika

fhitung› ftabel maka Ha diterima71.

3) Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi merupakan nilai statistic yang

digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel

dependen dalam menjelaskan variasi variabel independen.

Koefisien determinasi memiliki tujuan untuk mengetahui kekuatan

variabel-variabel dependen dalam menerangkan variabel

independen dalam persamaan regresi yang dihasilkan. Jika nilai

koefisien determinasi sama dengan nol maka kemampuan variabel

independen dalam menerangkan variasi variabel independen sangat

terbatas. Sedangakn nilai koefisien determinasi mendekati maka

kemampuan variabel independen memberikan hampir sama

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

independen72.

c. Regresi Linear Berganda

Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua, tiga variabel atau lebih, atau menunjukkan

signifikan atau tidaknya antara variabel dependen dan indpenden.

Dalam pengambilan sampel berulang variabel bebas memiliki nilai

tetap, sedangkan variabel terikat mempunyai nilai yang berbeda-beda

dalam pengambilan sampel acak. Artinya terdapat beberapa variabel


71
Ibid., hlm, 157
72
Dani Iskandar dan Rosnita Hafni, Statistik Ekonomi dan Bisnis di Perguruan Tinggi
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), hlm. 172.
46

independen yang mempengaruhi suatu variabel depende73. Adapun

model persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

IPM= a+ b1Km + b2Ks+ b3Pd + e

Dimana:

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

a : Konstan

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

km : Kemiskinan

ks : Kesehatan

Pd : Pendidikan

e = Error

6. Sistematika Pembahasan

Adapaun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I yang terdiri atas latar belakang masalah yang memuat beberapa

masalah atau fenomena yang tersususn secara sistematis oleh peneliti.

Identifikasi masalah yang memaparkan aspek-aspek masalah dalam objek

penelitian. Batasan masalah yang membatasi permasalahan agar masalah

yang diteliti terarah. Defenisi operasional variabel yaitu defenisi dari setiap

variabel yang digunakan dalam penelitian. Rumusan masalah, perumusan

73
Moh. Sidik Priadana, Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, cetakan pertama 2010), hlm. 185.
47

masalah yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, manfaat yang dapat diperoleh oleh setiap orang dari

hasil penelitian.

BAB II terdiri dari landasan teori, teori yang digunakan peneliti

sebagai landasan penelitian yang dapat mendukung masalah yang dikaji.

Peenlitian terdahulu, kerangka pikir, dan hipotesis yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang dikemukakan oleh peneliti.

BAB III terdiri atas metodologi penelitian yang terdiri atas lokasi

penelitian dan waktu penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel

penelitian, jenis dan sumber data.

DAFTAR PUSTAKA

Alison Jeackline, dkk. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang


Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi
Sulawesi Utara”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 17 No. 1 Tahun 2017.
Ananta Wikrama Tungga, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014.

Anisa Syahrani. “Analisis Pengaruh Kemiskinan, Kesehatan, dan


Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dalam Persfektif Ekonomi
Islam”. skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.

Andi Muflih. “Pengobatan Dalam Islam”. Tesis UIN Alauddin Makassar


2013.
Anjas Pasaribu. “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran
Terhadap Kemiskinan Tingkat Kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-
2017”. skripsi IAIN Padangsidumpuan 2020.
48

Amiruddin Idris. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yoyakarta:


Deepublish, 2018.
Astir Winarti. “Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang
Pendidikan, Kemiskinan, dan PDB Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Indonesia Periode 1992-2012”. skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2014.
Badan Pusat Statistik. Analisis Indeks Pembangunan Manusia Provinsi
Sumatera Utara 2018. Sumut: Badan Pusat Statistik, 2018.
BPS Kabupaten Humbang Hasundutan. “Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Humbang Hasundutan 2018”(kabupaten Humbang
hasundutan:Purnama Jaya, 2018,.
Bambang Rustanto. Menangani Kemiskinan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Christina Usmaliadanti. “Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan,
Pengeluaran Pemerintah Sekor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009”. skripsi
Universitas Diponegoro Semarang.
Dani Iskandar dan Rosnita Hafni. Statistik Ekonomi dan Bisnis di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015.

Didin S. Damanhuri. Ekonomi Politik Dan Pembangunan: Teori, Kritik,


Dan Solusi Bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang. Bogor: IPB Press,
2010.
Durrotul Mahsunah. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan
Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tumur. Universitas Negeri
Surabaya, 2010.
Eriyatno dan Moh. Nadjikh. Solusi Bisnis Untuk Kemiskinan: Model dan
Pormula Bisnis Konkret dan Sustainable. Jakarta: PT Eka Media Komputindo,
2012.
Husein Umar. Statistik Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Rajawali Press, 2013.
49

Ika Widiastuti. “Pelayanan Badan Peneyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


Kesehatan Di Jawa Barat”. Jurnal Administrasi Publik, 2017.
Ismail,Isna Farahsanti, “Dasar-dasar penelitian Pendidikan”,(Jawa
Tengah: Penerbit Lakeisha, 2019)
Kadek Hengki Primayana, “Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Di Perguruan Tinggi” Jurnal Penjamin Mutu,
Desember 2016.

K. Umam. “Pengaruh Tingkat Pengangguran, Jumlah Penduduk, Indeks


Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan Dalam Perspektif Islam Di
Privinsi Jawa Timur”. skripsi, IAIN Tulungagung 2019.
Lijan Poltak Sinambela. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014.
Merang Kahang, dkk. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor
Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Kabupaten Kutai Timur”. Jurnal Ekonomi, Manajeman dan Akuntansi, Vol. 18
No. 2 Tahun 2016.

Moh. Sidik Priadana. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis.


Yogyakarta: Graha Ilmu, cetakan pertama 2010.
Mukhsin Fauzi. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2015”. Skripsi IAIN
Padangsidimpuan, 2019.
Neni Hasnunidah. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Media
Akademi, 2017.
Novia Hera Pratami. “Hubungan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Karanganyar Periode Tahun 1996-2019”.
skripsi IAIN Purwokerto, 2020.
Novita Dewi. “Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau”. JOM Fekon, Vol. 4
No. 1 Februari 2017.
50

Ratonggi Siregar. “Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan


Nasional”. Seminar Universitas Sumatera Utara, 2017.
Siti Fatimah Tanjung. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang
Kesehatan Dan Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Sumatera Utara”. skripsi IAIN
Padangsidimpuan 2018.
Siti Nur Fatimah. “Analisis Pengaruh Kemiskinan, Pengangguran,
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi
Banten Tahun 2010- 2015” Skripsi Universitas Islam Indonesia, 2018
Sugiono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2012.
Syaiful Bahri. “Hukum Kesehatan: Pertautan Norma Hukum Dan Etika”.
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Tedi Rusman. Statistika Penelitian: Aplikasinya Dengan SPSS
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
Tony Wijaya. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Teori dan
Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Winsy A. Tarumingkeng, dkk. “Pengaruh Belanja Modal dan Tingkat
Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Sulawesi
Utara”. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Derah. Vol. 19 No. 2
Tahun 2018.
Yusniah Anggraini. Kebijakan Peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Indonesia. Jakarta: Indocamp, 2018.

Anda mungkin juga menyukai