Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH TENAGA KERJA, INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA (IPM) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN


ZAKAT SEBAGAI VARIABEL MODERASI TERHADAP
KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2020

PROPOSAL SKRIPSI

Disususn oleh :

Fatkul Najib

63020170171

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan
dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan. Kemiskinan sebagai suatu
fenomena sosial tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang
berkembang tetapi juga terjadi di negara maju. Kemiskinan pasti dialami oleh
semua negara yang ada di dunia ini. Kemiskinan ini masalah yang sangat
rumit tetapi di negara berkembang telah berhasil melaksanakan pembanguna
dalam segi hal produksi dan pendapatan nasional. Sedangan tingkat
kemiskinan merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan penduduk di suatu
negara.
Indonesia adalah Negara yang tergolong negara berkembang dan
permasalahan yang di perhatikan adalah kemiskinan.(Christianto, 2013)
Permasalahan yang juga dihadapi oleh Pulau Jawa adalah masalah tingginya
angka kemiskinan. Kemiskinan dirasa masih menjadi permasalahan yang
cukup serius, hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang masih
kekurangan bahan makanan, sulit untuk memenuhi kebutuan hidup dan masih
banyak masyarakat menjadi pengangguran. Ini menandakan bahwa
kemiskinan di Indonesia masih memerlukan perhatian yang serius dari
pemerintah karena telah menjadi salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat.
(Wijayanto, 2010)
Table 1.1
Presentase penduduk miskin di Jawa Tengah tahun 2015-2020 dalam
bentuk persen

Tahun Kemiskinan
2015 13,58 %
2016 13,27 %
2017 13,01 %

2
2018 11,32 %
2019 10,02 %
2020 11,42 %
Sumber; BPS 2021

Dari tabel 1.1 dapat di lihat bahwa prosentase penduduk miskin di


Jawa Tengah sebasar 11,42% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 13,58% dari tahun 2015-2020. Sedangkan prosentase penduduk
miskin mengalami prningkatkan di tahun 2020 yaitu meningkat sebesar 1,36%
yang semula 10,8% di tahun 2019 sedagkan di tahun 2020 menjadi 11,42%.
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang sudah bekerja
atau mereka yang sudah mencari pekerjaan atau semua orang yang siap untuk
bekerja. Di dalam (UU RI No. 13, 2003) tenaga kerja adalah semua orang
yang mampu melaksanakan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa
baik untuk memeenuhi kebutuhan sendiri ataupun memenuhi kebutuhan
masyarakat. dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja ialah orang yang sudah
bekerja atau orang mencari kerja menghasilkan barang dan jasa. Semakin
banyak tenaga kerja yang di pekerjakan di suatu perusahaan akan membantu
berkurangnya angka pengangguran dan membantu dalam bidang ekonomi
masyarakat. Adapun faktor lain dalam menekan tingkat kemiskinan yaitu
indek pembangunan manusia
Tabel 1.2
Persentase tenaga kerja formal (persen)

tahun Tenaga kerja


2015 38,28
2016 37,88
2017 39,71
2018 39,33

3
2019 42,01
2020 37,25
Sumber : bps 2021
Dilihat dari tabel 1.2 di atasdapat dilihat bahwa tenaga kerja di jawa
tengah mengalami kenaikan dan turun di setiap tahunya yang awalnya tahun
2015 tenaga kerja sebesar 38,28% mengalami penurunan ke 216 menjadi
37,88% dan setelah itu mengalami kenaikan sampai tahun 2019 menjadi
42,01%, tetapi kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan yang awalnya
42,01 di tahun 2019 menjadi 37,25 di tahun 2020.
Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategi yang
banyak digunakan upaya kinerja program pembangunan secara menyeluruh
disuatu daerah. (Kotambunan, 2016) produk kerja masyarakat dapat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan manusi di suatu wilayah, jika
produktifitas masyarakat rendah maka indeks pembangunan masyarakat juga
akan rendah dan produktifitas masyarakat rendah akan menimbulkan
kemiskinan. Indeks pembangunan manusia dapat menggambarkan tentang
hasil pembangunan yang bukan sekunder pertimbangan materi (ekonomi) tapi
lebih mendasar yaitu ukur tentang kualitas untuk menentukan inti pembentuk
dimensi hidup mansia. Disini tertulis tiga aspek dalam kualitas hidup manusia,
yaitu: usia harapan, tingkat pendidikan, standar kehidupan layak. Dapat
diketahui bahwa indeks pembangunan manusia sayang penting dalam
membantu mengurangi kemiskinan.

Table 1.3
Indek pembangunan manusia dalambentuk persen

Tahun Indeks Pembangunan Manusia


2015 64,49
2016 70,05

4
2017 70,69
2018 71,3
2019 72,3
2020 72,09

Sumber :bps 2021


. Dari tabel 1.3 dapat di lihat bahwa indeks pembangunan manunis di
Jawa Tengah mengalami naik turun, pada tahun 2015- 2020. Dan dapat di
cermati pada tahun 2015 indeks pembanguna manusia sebesar 69,49 dan
mengalami kenaikan menjadi 72,3 pada tahun 2019. Pada tahun 2020
mengalami penurunan dari 72,3 menjadi 72,09.
Faktor selanjutnya dalam pengurangan kemiskinan yaitu pertumbuhan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
dalam pembangunan, dan tujuan yang utama dari pertumbuhan ekonomi yaitu
meningkatkat kapasitas produksi. Menambah peningkatan produksi
memerlukan tambahan tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran turun dan
tingkat kemiskinan akan berkurang sehingga banding terbalik antara indek
pembangunan manusia dengankemiskinan. (Sukirno,2006)
Dalam suatu proses pertumbuhan ekonomi, dapat dipengaruhi dengan
salah satu indikator yang digunkan untuk melihat gejala-gejala pertumbuhan
ekonomi dalam suatu negara yaitu menggunakan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) melalui ini dapat kita lihat kegiatan ekonomi yang telah
dilakukan dan dicapai oleh suatu negara selama setahun.
Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan perekonomian adalah dengan cara melakukan pembangunan
nasional agar Negara mampu mencipakan kinerja dan menyusun kehidupan
yang layak demi mencapai kesejahteraan penduduk Negara Indonesia.
Beberapa kegiatan pembangunan dan program telah disampaikan terutama

5
untuk pembangunan daerah. Terutama daerah yang memiliki kemiskinan
masih tinggi. Pembangunan daerah harus dilakukan secara terpadu dan ber
kesinambungan sesuai prioritas kebutuhan masing-masing daerah. Sarana
pembangunan nasional sudah ditetapkan melalui pembanguna jangka pendek
dan jangka panjang. Salah satu indikator utama dalam keberhasilan
pembangunan nasional adalah sedikitnya jumlah penduduk miskin.
(Dermoredjo,2003)
Pembangunan ekonomi merupaka suatu keharusan jika suatu Negara
ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat,(Nabhani,2000).
Penyebab kemiskinan dapat di timbulkan banyaknya sumber daya manusia
yang masih kurang dan di situlah perekonomian suatu Negara akan
mengalami kurang maksimal. Indonesia harus mengatasi masalah yang rumit
ini yaitu kemiskinan, berikut data jumlah kemiskinan dari tahun 2015-2020
Faktor lain seperti zakat disini sebagai variabel moderasi dari variabel-
variabel lain, zakat merupakan salah sati rukun islam dan merupakan
kewajiban terhadap umat muslim untuk dibebankan di bidang harta kekayaan,
tujuan dikeluarkan zakat oleh umat muslim yaitu untuk mensucikan harta
yang dimiliki dan untuk membantu saudara muslim yang masih kurang
mampu dan lebih membutuhkan, selain itu dana zakat juga dapat digunakan
untuk meningkatkan potensi-potensi ekonomi masyarakat yang bersifat
produktif, zakat di bayarkan setiap setahun sekali dan harta yang sudah kena
zakat itu harus sudah mencapai nisab dan haul.

Novelty adapun perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu


adalah penelitian ini mengambil lima variabel yaitu kemiskinan, tenaga kerja,
indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomin, dan zakat sebagai
variabel moderasi. Sedangkan penelitian terdahulu mayoritas hanya empat
variabel. Penelitian ini menggunakan sampel dari BPS Jawa Tengah,
sedangkan penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan sampel seluruh

6
pulau Jawa. Penlitian ini menggunakan periode 2015-2020, sedangkan
penelitian terdahulu hanya sampai tahun 2019.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis untuk melakukan penelitian


dengan judul “Pengaruh Tenaga Kerja, Indeks Pertumbuhan Manusia
(IPM), Dan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Zakat Sebagai Variabel
Moderasi Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2015-2020

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan permasalahaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengeruh tenaga kerja terhadap kemiskinan di provinsi
Jawa Tengah tahun 2015-2020.?
2. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap
kemiskinan di porvinsi Jawa Tengan Tahun 2015-2020.?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di
provinsi Jawa Tengan tahun 2015-2020.?
4. Bagaimana zakat memoderasi tenaga kerja terhadap kemiskinan di
provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.?
5. Bagaimana zakat memoderasi indeks pembangunan manusia (IPM)
terhadap kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.?
6. Bagaimana zakat memoderasi pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap pemiskinan di
provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.
2. Untuk menganalisis pengaruh indeks pembanguna manusia terhadap
pemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.

7
3. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
pemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.
4. Untuk menganalisis zakat memoderasi tenaga kerja terhadap
kemiskinan di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015-2020.
5. Untuk menganalisis zakat memoderasi indeks pembangunan manusia
terhadap kemiskinan di provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2020.
6. Untuk menganalisis apakah zakat memoderasi pengaruh pertumbuhan
ekonomi terhadap kemiskinan di provinsi Jawa Tengah pada tahun
2015-2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoris
Penulis menjadikan penelitian ini sebagai media untuk persyaratan
tugas akhir dan pendalaman materi yang peroleh selama proses
perkuliahan dan membandingkanya dengan realita yang ada di lapangan
untuk memecahkan masalah secara ilmiah. Selain itu penelitian ini untuk
bahan penelitian kedapan dan menambah wawasan secara umum
mengenai kemiskinan yang fokus pada suatu wilayah dengan adanya
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang studi
zakat yang mampu memoderasi tenaga kerja, Indeks Pembangunan
Manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan
b. Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapan digunakan untuk
bahan bacaan atau refrensi dan menambah wawasan serta manfaat
menambah ilmu pengetahuan

8
E. Landasan Teori
1. Tenaga Kerja
a. Pengertian tenaga kerja
Dalam UU RI No. 13, 2003 Tenaga kerja adalah penduduk
dalam usia kerja yang sudah bekerja atau mereka yang sudah mencari
pekerjaan atau semua orang yang siap untuk bekerja guna untuk
menghasilkan barag dan jasa baik memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.
b. Jenis-jenis tenaga kerja
Menurut (Nurhayati, 2018) tenaga kerja terbagi menjadi empat macam
yaitu :
1) Tenaga kerja upahan,
tenaga kerja tetap yaitu tenaga kerja yang memperoleh upah
sebagi imbalan diberikan atas pekerjaannya, mereka terikat dalam
suatu hubungan dengan pemberi kerja.
2) Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tidak tetap yaitu tenaga kerja yang secara teratur
mendapatkan hak-haknya seperti upah cuti, meskipun mereka tidak
bekerja mereka sangat kuat dalam hal hukum, sehingga pihak
pengusaha tidan dapat semena-mena memutuskan hubungan
pekerjaan dengannya.
3) Tenaga kerja tidak tetap
Tenaga kerja tidak tetap yaitu tenaga kerja yang tidak memiliki
hak dan kewajiban tidak tertentu, apabila mereka tidak bekerja
akan kehilangan hak-haknya mereka, dan pihak perusahaan dapat
mengeluarkan dengan mudah
4) Tenaga kerja borongan
Tenaga kerja borongan yaitu tenaga kerja yang menjalankan
suatu pekerjaan tertentu atas perjanjian dengan ketentuan yang jelas

9
mengenai waktu, harga pekerjaan. Hubungan pekerjaan akan putus
apabila pekerjaan sudah selesai.
2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
A. Pengertian IPM
Indeks pembangunan manusi adalah pengukuran perbandingan
dari harapan hidup, dan setandar hidup untuk semua negara seluruh
dunia. IPM berguna untuk mengklasifikasi apakan sebuah negara itu
maji atau berkembang atau juga malah negera terbelakang dan juga
untuk mengukur kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
masyarakat. indeks pembanguna ini memilki tiga dimensi yang
digunakan sebagai dasar perhitungannya yaitu :
1) Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka
harap hidup saat kelahiran. Usia harap hidup ini bisa untuk
melihat usia maksimal yang diharapkan seseorang dapat
bertahan hidup. Pembangunan manusia harus lebih
mengupayakan agar penduduk dapat mencapai usia harap
hidup yang panjang. Panjang umur tidak hanya merupakan
produk dari upaya yang bersangkutan melainkan juga beberapa
jauh masyarakat atau negara dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia berusaha untuk memperpanjang hidup atau
umur prnduduknya.
2) Pengetahuan yang dihitung dari angka harap sekolah dan angka
rata-rata lama sekolah. Prestasi pembangunan masyarakat akan
diukur dengan melihat seberapa jauh masyarakat di kawasan
tersebut memanfaatkan sumber daya untuk memberikan
fasilitas kepada warga masyarakat agar menjadi manyarakat
yang cerdas. Indikatar pendidikan meliputi:
 Angka melek huruf.

10
 Rata-rata lama sekolah.
 Angka partisipasi sekolah.
 Angka putus skolah
3) Standar hidup yang layak dihitung daru produk dommestik
bruto (PDB) unsur dasar pembanguna manusia yang ketiga
yaitu standar hidup layak indikator ini dapat dilihat dari daya
beli masyarakat meliputi:
 Jumlah yang bekerja
 Jumlah pengangguran yang terbuka
 Jumlah dan presentase penduduk miskin
 PDRB riil per kapita
Untuk mengetahui capaian IPM antar wilayah dapat di lihat
melalui pengelompokan IPM kedalam beberapa kategori, yaitu:
IPM < 60 : IPM rendah
60 > IPM < 70 : IPM sedang
70< IPM < 80 : IPM tinggi
IPM < 80 : IPM sangat tinggi
Jadi setiap tahun daftar negara menurut IPM
diumumkan berdasarkan penilaia diatas. Penelitian lainya ialah
indeks kemiskinan manusia yang lebih fokus kepada
kemiskinan.
B. Manfaat IPM
1. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kuaitas hidup manusia.
2. IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah

11
3. IPM merupakan data strategis karena selain sebagai
pengukur kinerja pemerintah juga berfungsi sebagai salah satu
alokator penentuan dana alokasi umum.

3. Petumbuhan Ekonomi

Sukirno (2011), pertumbuhan ekonomi merupakan


perkembangan kegiatan ekonomi yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi
merupakan kenaikan PDB atau PNB rill. Teori-teori pertumbuhan
ekonomi antara lain adalah :

a) Teori Klasik : Menekankan tentang pentingnya faktor-faktor


produksi dalam menaikan pendapatan nasional dan mewujudkan
pertumbuhan.
b) Teori Schumpeter : Menekan tentang peran usahawan yang akan
melakukan inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi.
c) Teori Harrod-Domar : Mewujudkan peran investasi sebagai faktor
yang menimbulkan pertambahan pengeluaran aggregat.
d) Teori Neo-Klasik : menunjukkan bahwa perkembangan tekonologi
dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor penting
untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan, menurut Silvia (2013), dalam analisa makro untuk


mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data
Produk Domestik Bruto (PDB). PDB mengukur aliran pendapatan dan
pengeluaran dalam perekonomian selama priode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk

12
mengukur pertumbuhan ekonomi. menggunakan PDB berdasarkan
atas harga konstan sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan
merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan
produksi.

4. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah yang lazim dan sangat


kompleks oleh faktor-faktor yang saling berkaitan, seperti kesehatan,
pendidikan, pengangguran dan tingkat pendapatan masyarakat.
Kemiskinan menurut Rahayu (2018) bukan hanya sebatas pada
ketidakmampuan secara ekonominya saja, akan tetapi disebabkan pula
pada ketidaksanggupan dalam mencukupi hak dasar dan adanya
perbedaan perlakuan oleh orang ataupun sekelompok orang dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan pendekatan
kebutuhan dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan yang diukur dari sisi
ekonomi dan kebutuhan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: (i) terpenuhinya
kebutuhan pangan; (ii) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan,
air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan; (iii) rasa
aman; (iv) hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Adapun Ukuran kemiskinan menurut Akbar (2019) secara
sederhana dan yang umum digunakan dapat dibedakan menjadi dua
pengertian:

13
a. Kemiskinan Absolut, dimana seseorang termasuk golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan
dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan dasar hidupnya.
b. Kemiskinan Relatif, dimana seseorang termasuk golongan miskin
relatif apabila telah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, tetapi
masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan ekonomi
masyarakat sekitarnya.
5. Zakat
a. Pengertian zakat
zakat adalah salah satu pilar penting dalam islam.zakat yaitu
mengeluarkan sebagian harta denganpersyaratan tertentu untuk
diberikan kepada kelompok tertentu dengan persyaratan tertentu pula.
Dan didalam buku tersebut juga menyatakan bahwa zakat adaah satu-
satunya ibadah yang memiliki petugas khusus untuk
mengelolanya(Hafidhuddin,2002). Dari pengertian zakat di atas
tersebut dikemukakan bahwa harta zakat pada hakikatnya adalah harta
dana yang di peroleh dari orang muslim perorangan aupun badan
usaha yang di kelola secara professional oleh perorangan mauoun
terutama oleh lembaga tentunyang memiliki kewenangan untuk hal itu.
Menurut para ulama zakat dapat di definisikan menjadi empat
yaitu :
1.Imam Maliki memberikan definisi bahwa zakat merupakan
mengeluarkan sebagian tertentu dari harta yang telah mecapai nisab
kepada orang yang berhak menerimanya.
2.Imam Hanafi memberikan definisi bahwa zakat adalah pemberian
hak kepemilikan atas sebagian harta tertentu kepada orang tertentu
yang telah di tentukan oleh syariat, semata-mata karena Allah.
3.Imam Syafi’i bahwa zakat yaitu nama untuk barang yang di
keluarkan untuk harta atau badan kepada pihak tertentu.

14
4.Imam Hambali zakat adalah hak yang wajib pada harta tertentu pada
kelompok tertentu yang dikeluarka pada waktu tertentu. (Kurnia
dkk, 2008)
b. Macam-macam zakat
Menurut Jacobus (2018) dilihat dari penyebab yerjadinya dapat
dibedakan menjadi empat antara lain :
1. Kemiskinan Individu : kemiskinan yang disebabkan oleh
kondisi alami seseorang. Misalnya : cacat mental atau fisik,
usia lanjut sehingga tidak mampu bekerja dan lain-lain.
2. Kemiskinan Alamiah : kemiskinan yang di sebabkan oleh
masalah alami yang tidak besahabat dengan para penduduk
sehingga menyebabkan masyarakat tidak bisa melakukan
aktifitasnya masing-masing.
3. Kemiskinan Kultural : kemiskinan yang di sebabkan rendahnya
kualitas SDM akibat kultur masyarakat tertentu. Seperti, rasa
malas, tidak produktif, terlalu tergantung pada harta warisan.
4. Kemiskinan Struktural : kemiskinan yang di sebabkan oleh
kesalahan sistem pemerintahan suatu negara.

F. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.4 Penelitian terdahulu dari penelitian sebelumnya dalam pengaruh
kemiskinan di wilayah jawa tengah

No penelitian Hubungan antar variabel pengaruh


Tenaga keja terhadap kemiskinan
1 Joko priyono dkk (2018) Independen : penyerapan Penyerapan kerja

15
tenaga kerja , upah minimum berpengaruh
pekerja signifikan terhadap
Dependen : jumlah kemiskinan kemiskinan
2 Fransiskus paran dkk Independen : sektor ekonomi, Penyerapan tenaga
(2017) penyerapan tenaga kerja kerja berpengaruh
Dependen : kemiskinan negatif terhadap
kemiskinan
3 Daftian tri praseryawan Independen : investasi, tenaga Tenaga kerja
(2017) kerja berpengaruh
Dependen : kemiskinan negatif terhadap
kemiskinan
Indek pembangunan manusia (IPM) terhadap pengaruh kmiskinan.
1 Wawan kurniawan Independen X : pembangunan Positif signifikan
SDM, pertumbuhan ekoomi
Dependen y : tingkat
kemiskinan

2 Saiful jalaludin, 2018 Independen X :pertumbuhan Positif signifikan


ekonomi, sumber daya
manusia, pengangguran
Dependen Y : kemiskinan
3 Frbtiangga Independen x : IPM, Indeks
sambiring(2020) pertumbuhan ekonimi, pembangunan
pengangguran manusi (IPM)
Dependen Y : kemiskinan berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
kemiskinan
Zakat Sebagai Variabel Moderasi

16
1 Joko hadi purnomo Independen : pengelolaan Pendayagunaan
(2018) zakat, pemberayaan zakat zakat mampu
Moderasi : pemberdayaan memoderasi
zakat pengelolaan zakat
Dependen : penanaggungan terhadap
kemiskinan penanggulangan
kemiskinan
2 rizki suci andani (2020) Independen : inflasi, Zakat mampu
pertumbuhan ekonomi memoderasi inflasi
Dependen : kemiskinan dan pertumbuhan
Moderasi : zakat ekonomi terhadap
kemiskinan
3 Yuli atika ningtyas(2020) Independen : upah minimum, Zakat tidak mampu
IPM, pertumbuhan ekonomi memoderasi upah
Dependen : kemiskinan minimum, IPM dan
Moderasi : zakat pertumbuhan
ekonomi terhadap
kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan
1 Ambok pangiuk (2018) Independen : pertumbuhan Negatif
ekonomi
Dependen : penurunan
kemiskinan
3 Nadia ika purnama (2016) Independen : pertumbuhan Positif signifikan
ekonomi
Dependen : tingkat kemiskinan
3 Susanti (2013) Independen : PDRB, Positif signifikan
pengangguran, indeks

17
pembangunan manusia
Dependen : kemiskinan

G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori danpenelitian sebelumnya , maka kerangka
pemikiran sebagai berikut :

(X1)
Tenaga Kerja
H1

(X1) (Y)
H2
IPM Kemiskinan

H3
(X2)
Pertumbuhan
H4 H5 H6
Ekonomi

(XM)
Zakat

H. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sehingga dapat dianggap sebagai kesimpulan yang bersifat

18
sementara. Dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik hipotesis sementara
sebagai jawaban dari rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh tenaga kerja terhadap kemiskinan
Struktur tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Bali. Dapat di artikan berpengaruh negatif
yaitu presentase jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian
naik maka menimbulkan persentase penduduk miskin berkurang
(Sudiana, 2015). Penyerapan tenaga kerja berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan artinya lebih banyak tenaga kerja yang diserap
maka akan semakin berkurang angka kemiskinan di suatu wilayah
(Priyono, 2018)
H1 = tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan.
2. pengaruh indeks pembangunan manusia (IPM) terhadap kemiskinan
meningkatnya indeks pembangunan manusia, diharapkan
pemerintah mampu meningkatkan pembangunan manusia melalui
program-program pemerintah daerah yang diukur dalam tiga
komponen seperti kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup jadi
dalam tiga komponen tersebut dapat mengurangi tingkat kemiskinan
yang ada di setiap daerahnya (Khoirudin, 2019). Indeks pembangunan
manusia mampu mempengaruhi kemiskinan secara positif (Alhudori,
2017)
H2 = indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan

3. pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan


(Sukirno, 2006) pertubuhan ekonomi didefinisikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonmian yang menyebabkan

19
barang dan jasa yang diproduksi masyarakat bertambah. Pertumbuhan
ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk
mencapai penambahan output yang diukur menggunakan produk
domestikbruti (PDB) dalam suatu wilayah masyarakat indonesia.
Nadia Ika Purnama(2016). Dengan judul analisi pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di sumatra utara
yaitu bahwa variabel pertumbuhan ekonomi mampu mempengaruhi
kemiskinan secara negatif.
H3 = pertumbuhan ekonmi berpengaruh negatif terhadap
kemiskinan.
4. pengaruh zakat memoderasi tenaga kerja terhadap kemiskinan
kinerja amil menjadi bagian yang penting bagi dalam
mereduksi tingkat kemiskinan. Efek modersi yang terjadi dalam
kelompok efek quasi moderator, predictor moderator dan pure
moderator. Kinerja amil moderator pengaruh zakat dan pendapat
terhadap kemiskinan. Purnomo (2018) pengaruh pengelolaan zakat
terhadap penanggulangan kemiskinan dengan pemberdayaan zakat
sebagai variabel moderatiing, hasil menelitian menunjukan bahwa
pegelolaan zakat perpengaruh positif terhadap penanggulanagn
kemiskinan.
H4 = zakat mampu memoderasi tenaga kerja terhadap
kemiskinan
5. pengaruh zakat memoderasi indeks pembangunan manusia (IPM)
terhadap kemiskinan
menurut (Zuardi, 2019) jika akar persoalan kesenjangan dan
kemiskina adalah pendapatan, maka zakat adalah suatu alternatif
untuk mengatasi hal tersebut. Dimana zakat merupakan sumber
pendapatan yang melalui proses perolehannya pendistribusianya jelas.
Penggolongan dana zakat kepada mustahiq zakat terutama fakir miskin

20
sebaiknya dalam bentuk zakat produktif khususnya bagi mereka yang
memiliki usaha. Penyaluran dana zakat tersebut dapat di bantu dengan
alat-alat produksi yang yang di perlukan dan modal sehingga mampu
memberikan nilai tambah bagi pengembangan usaha tersebut, namun
demikian yang diberi dana zakat bagi yang sangat membutuhkan.
H5 = zakat mampu memoderasi indeks pembangunan manusia
terhadap kemiskinan.
6. pengaruh zakat memoderasi pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan.
Sektor dalam perekonomian merupakan objek penting dalam
pembahasan zakat. Melalui sektor ini dapat dijadikan barometer
kemajuan dan peningkatan perekonomian suatu negara. Dengan kata
lain akat dapat berperan penting dalam pegurangan masyarakat miskin,
dengan dilalukan pengelolaan dan penggunaan dana zakat secara bijak
maka perekonomian akan semakin meningkat. Penelitian Joko Hadi
Pramono (2018) dengan judul “ pengelolaan zakat dengan
pemberdayaan zakat dan pendayagunaan sebagai variabel moderating
terhadap penanggulangan kemiskinan di Jawa Timur” denagn hasil
menunjukan bahwa pengelolaan zakat melalui pendayagunaan zakat
berpengaruh positif terhadap penanggulangan kemiskinan.
H6 = zakat mampu memoderasi pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
kuantitatif. penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram,
2008). Dimana yang menitik beratkan pada pengujian hipotesis dengan

21
mengukur variabel yang sedang diteliti yang akan menghasilkan
kesimpulan.
2. Populasi Dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu
(Sugiyono, 2012).
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh tenaga kerja,
dan pengelolaan dana zakat, yang dikelola lembaga zakat terhadap
pengentasan kemiskinan di jawa tengah data ini berbentuk time
series (deret waktu) dari tahun 2015-2020 dan data cross section
yang terdiri dari Seluruh Jawa Tengah
b. Sampel
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2012) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
Pertumbuhan Ekonomi, Zakat dan Kemiskinan di Pulau Jawa
2015-2020

3. Jenis Dan Sumber Data


Jenis data yang akan di gunakan dalam penelitian ini
merupakan data kuantitatif. sedangkan sumber data yang akan

22
digunakan ini merupakan kada sekunder. Megenai data sekunder ialah
daya yang diperoleh dari sumber berdasrkan informasi yeng telah
disusun dan dipublikasikan oleh instansi tersebut (Prasetyawan, 2017)
4. Devinisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memfokuskan arah dari
penelitian yang akan di teliti oleh peneliti:
a) Variabel dependen ( variabel Y) merupakan variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel dependen. Dalam penelitian
ini variabel dependen yaitu kemiskinan. Indikator dari variabel
ini adalah kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2015-2020.
b) Variabel independen ( variabel X) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah tenaga kerja, indeks pengembangan
manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi. Indikator dari variabel
independen tersebut yaitu tenaga kerja , IPM pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah pada tahun 2015-2020.
c) Variabek moderasi ( variabel Z) merupakan variabel yang
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung
antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam
penelitian ini variabel moderasi yaitu zakat. Indikator dari
variabel ini adalah zakat di Jawa Tengah tahun 2015-2020.
5. Teknis Analisis Data
A. Uji stationeritas
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, ma
ujinyang di perlukan yaitu uji stationeristas. (Rosallia, 2019)
sebuah data dikatakan stationer jika memenuhi sumsi bahwa
rata-rata dan variasinya konstan sepanjang waktu serta
konvarian antara dua data urut waktu tergantung pada
kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan

23
keputusan pada uji stationeritas ini jika nilai prrofitalitasnya
lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut stationer.
B. Uji Regresi Linier Berganda
Menurut (Rosallia, 2019) mdel regresi linier dalam data
planel pada pengamatan individu ke-I dan waktu ke-t dengan K
buah variabel independen , dipresentasikan sebagai berikut :

Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it +β4 X4it.↋it


Keterangan

Y it = variabel kemiskinan
β0 = Intersepsi/konsata
β1-β4 = koefesien regresi masing-masik variabel independen
X1 = tenaga kerja
X2 = indeks pembangunan manusia
X3 = pertumbuhan ekonomi
X4 = zakat
↋ = eror
i = data cross section
t = data periode waktu

1) Common Effect
Common effect adalah model paling sederhana yang
mengansumsikan bahwa tidak ada keheterogenan antara
individu yang ter observasi. Etimasi parameter pooled model
menggunakan model OLS (Ningrum, 2017).pendekatan ini
pendekatan yang sangat sederhana, hanya melakukan
kombinasi data tampang lintang dengan data berkala tanpa

24
memperhatikan dimensi individu dan waktu. Model etimasi
parameter ini menggunaka model kuadrat terkecil atau OLS
(Ordinary Least Square)

2) Fixed Effect
Fixed effect, intersep pada regresi dapat dibedakan
antara individu karena stetiap individu dianggap mempunyai
kararistik tersendiri. Pada model ini kenstanta di setiap masing-
masing individu akan beda (jika hal ini adalah perusahaan)
walaupun kofesien di stiap masing-masing variabel independen
akan tetap. Maka dari itu untuk membedakan objek yang datu
sama lain, digunakan variabel dumi maka model ini di sebut
LSDV (Least Square Dummy Variabeles)
3) Random Effect
Random effect merupakan model yang terhada
hubungan error term karena berbuahnya waktu karena
perbedaan(Ningrum, 2017). Pendekatan ini menggunakan
LSVD dapat menghalangi kita untuk model aslinya. Sehingga
etimasi parameter model regresi data panel perlu menggunakan
model komponen error dan sering di sebut juga model efek
acak. Regresi ini digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode efek tetap yang menggunakan variabel semu. Metode
random ini menggunakan residual yang diduga memiliki
hubungan antar waktu dan antar objek.
C. Pemilhan etimasi modal data panel
1. Uji chow
Uji ini untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, dengan menambahkan denganvariabel dummy
sehingga dapat kita ketahui bahwa intersepnya berbeda dan

25
dapat diuji dengan chow test dengan likelihood ratio.
Pengambilan keputusan yaitu jika prob crossection chi-square
lenih besar dari 0,05 maka regresi lebih tepat adalahcommon
effect dan sebaliknya.
2. Uji hausman
Uji hausman ini digunakan untuk memilih model
random effect dengan model fixed effect. Uji ini berfungsi
untuk menguji hubungan antara galat pada model dengan satu
atau lebih variabel independen dalam model. Jika apabila nilai
rrob crossetion lebih besar dari 0,05 maka model yang dipilih
adalah random effect dan jika nilai prob crossention lebih
kecil dari 0,05 maka model yang digunakan adalah ficed
effect.(Rossalia,2019)
3. Uji lagrange multiplier
uji ini biasaanya digunakan untuk membandingkan atau
memilih model yang paling cocok antara model efek tetap
maupun model koefisien tetap. Penguji ini didasarkan pada
distribusi chi square dengan deerajat kebebasan sebagai
jumlah varibel independen. Pengambilan keputusan adalah
jika nilai breusch pagan lebih besar dari 0,05 maka model
yang dipilih yaitu common, dan jika breusch pagan lebih
kecil dari 0,05 maka model yang digunakan adalah random
effech.
D. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk
menguji apakan nilai residual yang dihasilkan dari
regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual

26
yang terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji
normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada
sumbu diagonal pada grafik. Normal p-p plot of
regression standardized residual dan uga bisa
dilakukan dengan uji one sample kolmogrof (Kiha,
2018)
2) Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah munculnya relasi linier
sempurna antar variabel bebas dari sebuah model
regresi. Multikolinearitas terjadi bisa dikarenakan
diantaranya metode penghimpunan data yang dipakai
menghalangi nilai dari variabel regressor, permasalahan
model pada populasi yang diobservasi, detail model
yang dipakai, pemilihan jumlah variabel bebas yang
lebih banyak dari jumlah pemantauan, dan pengumpulan
data gugus berkala (time series). Pendekatan yang
digunakan untuk memeriksa munculnya
multikolinearitas adalah melihat nilai variance inflating
factor (VIF) nilai VIF yang semakin tinggi
membuktikan adanya masalah multikolinieritas yang
akan semakin serius jika tidak dilakukan apapun. Aturan
yang dipakai adalah jika VIF > 10 dan Rj2 > 0,90 maka
variabel itu mempunyai kolinearitas tinggi (Sembiring,
2020).
3) Uji Autokolerasi
Autokorelasi dimaksudkan sebagai
hubungan/korelasi antara anggota-anggota dalam
pengamatan dalam himpunan beberapa selang/deret
waktu (serial correlation) atau antara anggota

27
pengamatan bermacam entitas atau ruang (spatial
correlation). Autokorelasi dapat dikarenakan aspek
keterlambatan data ekonomi, bias aturan yang
mengeluarkan variabel yang cocok dari model, bias
aturan bentuk fungsional, kurun atau lag, rekayasa
data, perubahan data, dan non-stasioneritas dalam
model. Metode pendekatan yang dipakai untuk
memeriksa autokorelasi dilaksanakan dengan cara uji
LM / LM Test [19] (Sembiring, 2020).
4. Uji hetroskedastitas
Uji hetroskedastitas yaitu keadaan dimana
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual pada suatu pengamatan kepengamatan yang
lain. Model regresi yang baik yaitu tidak terjadi
hetroskedastitas atau hasilpengamatannya sama. Ada
dua (2) macam cara dalam menguji
heteroskedastisitas, yaitu ; dengan Uji Glejser dan Uji
White dimana dalam bentuk pengujian ini dengan
melihat nilai signifikansi dari nilai probabilitas lebih
kecil daro 0,05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi daro nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model tersebut
tidak mengandung heteroskedastisitas

E. Uji Hipotesis
1) Uji F Statistik
Uji F dilakukan untuk mengetahui proporsi variabel
dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara

28
bersama-sama, dilakukan pengujian hipotesis secara
serentak dengan menggunakan uji F hipotesis : (Sutikno,
2019)
a) Jika F hitung < F table, maka H0 diterima. Berarti
variabel independen tersebut secara bersama-sama
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
b) ika F hitung > F table, maka H 0 ditolak. Berarti
variabel independen tersebut secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
2) Uji T Statistik
Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara
individual dan untuk mengetahui dari masing-masing
variabel dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan
menganggap variabel lain konstan atau tetap. Langkah-
langkah pengujian sebagai berikut : Hipotesis (Sutikno,
2019)
a) Jika signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan apabila
Ha diterima berarti ada pengaruh signifikan variabel
independen secara individual terhadap variabel
dependen.
b) Jika signifikan > 0,05 maka H0 ditolak dan apabila
Ha diterima berarti ada pengaruh signifikan variabel
independen secara individual terhadap variabel
dependen.

3) Uji Koefisien Determinansi (R² ¿

29
R2 adalah suatu besaran yang lazim dipakai untuk
mengukur kebaikan kesesuaian (goodness of fit). Yaitu
bagaimana garis regresi mampu menjelaskan fenomena
yang terjadi. Didalam regresi sederhana kita juga akan
menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur
seberapa baik garis gegresi yang kita punyai. Dalam hal ini
kita mengukur seberapa besar proporsi variasi variabel
dependen dijelaskan oleh semua variabel independen
(Sutikno, 2019).

30
Daftar Pustaka
Afifudin, T., & Sari, N. (2019). Pengaruh Zakat, Infaq Terhadap Penurunan
Kemiskinan Di Aceh 2007201. J-EBIS, 4(1).
http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/ebis
Arsyianti, L. D. (2014). Zakat dan Kemiskinan Multidimensi. Republika Online.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/14/05/26/n66i6m-
zakat-dan-kemiskinan-multidimensi-1
Beik, I. (2009). Analisis Peran Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika. Pemikiran Dan Gagasan, 2(January 2009), 45–53.
Christianto, T. (2013). Determinan dan Karakteristik Kemiskinan di Provinsi Riau.
Dermoredjo, P. S. (2003). Produksi Domestik Bruto, Harga, dan Kemiskinan, Media
Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Vol. 51).
Di, K., & Indonesia, P. (2019). ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN
DISTRIBUSI DANA ZAKAT , INFAQ , SHADAQAH TERHADAP JUMLAH
JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Dina Meiliana JURUSAN ILMU EKONOMI.
Hermanto, N. (2018). Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan: Pengembangan SDM,
Penguatan Usaha, dan Inovasi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 3(2),
117–126. https://doi.org/10.21082/fae.v35n2.2017.139-150
Jalaluddin, S., Mubyarto, N., & Zahara, A. E. (2018). PENGARUH PERTUMBUHAN
EKONOMI, SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGANGGURAN
TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI TAHUN 2010-
2016 (Doctoral dissertation, UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI).

Jacobus, E.H.P, Kindangen, dan Walewangko, E.N. 2018. Analisis yang


Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga di Sulawesi Utara. Jurnal
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah Vol. 19 No. 7 2018.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Malang:
niversitas Islam Negeri (UIN) Malang Press

31
Kurnia, Hikmat dan A. Hidayat. 2008 : Panduan Pintar Zakat Harta Berkah dan
Mudah Menghitung Zakat. Jakarta : QultumMedia.

Kurniawan, W. (2017). PENGARUH PEMBANGUNAN SUMBER DAYA


MANUSIA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT
KEMISKINAN DI INDONESIA (Dengan Kewilayahan Sebagai Variabel
Moderasi). Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian Dan Pengembangan,
1(1), 22–38. https://doi.org/10.32630/sukowati.v1i1.3
Mirza, D. S. (2012). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap IPM. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 1(1), 8.
Pertiwi, R. A., Kholmi, M., & Kurniawati, E. T. (2017). Analisis Penerapan
Akuntansi Dana Zakat Dan Infak/Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Infak, Dan
Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Malang. Jurnal Reviu
Akuntansi Dan Keuangan, 5(2), 751–758.
https://doi.org/10.22219/jrak.v5i2.5151
Purnomo, J. H. (2018). Pengaruh pengelolaan zakat terhadap penanggulangan
kemiskinan dengan pemberdayaan zakat dan pendayagunaan zakat sebagai
variabel moderating (studi di yayasan sosial dana al-falah (YDSF) propinsi
Jawa Timur (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Ravi Dwi Wijayanto. 2010. Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan dan


Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kabupaten / Kota Jawa Tengah Tahun
2005-2008. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Saptarini, A. (2018). PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN
PRINGSEWU: PENGEMBANGAN SDM DAN PENGUATAN USAHA
MELALUI ANALISIS SWOT. Jurnal Kelitbangan Bappeda Pringsewu, 3(2),
117-126.

Silvia, Engla Desim dkk. 2013. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan
Inflasi di Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol 1, No. 01, Januari.

32
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung : ALFABETA

Sukirno, Sandono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada

Syarat-syarat, D. U. M., Ilmu, D., & Syariah, E. (2018). PENGARUH


PERTUMBUHAN EKONOMI, SUMBER DAYA MANUSIA, DAN
PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI TAHUN
2010-2016 Skripsi.

33

Anda mungkin juga menyukai