Anda di halaman 1dari 12

e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.

1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Analisis determinasi tingkat kemiskinan di kabupaten/kota


Provinsi Jambi

*Rekha Alfionika; Yulmardi; Hardiani

Prodi Ekonomi Pembangunan Fak.Ekonomi dan Binsis Universitas Jambi

*E-mail korespondensi : rekhaalfionika002@gmail.com

Abstract
This study aims to: 1) To analyze economic growth, unemployment rates, education
levels, labor force participation rates (TPAK) and poverty rates in Jambi Province
districts / cities in 2013-2018. 2) To analyze the effect of economic growth, unemployment
rate, education level and labor force participation rate (TPAK) on poverty levels in Jambi
Province in 2013-2018. Based on the results of panel data regression, it can be concluded
that economic growth, unemployment rate, education level and TPAK together have a
significant effect on poverty levels in districts / cities in Jambi Province. Partially, the
variable of economic growth and the level of education have a significant and negative
effect on the level of poverty, while the variable unemployment rate and the level of labor
force participation do not significantly influence the level of poverty in the districts / cities
in Jambi Province.
Keywords: Poverty rate, Economic growth, Unemployment rate, Education level and
labor force participation rate

Abstrak
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, tingkat pendidikan, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan tingkat
kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi tahun 2013-2018. 2) Untuk menganalisis
pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi tahun
2013-2018. Berdasarkan hasil regresi data panel dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan TPAK secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi. Secara parsial, variabel pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendidikan
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat kemiskinan, sementara variabel
tingkat pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan pada kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Kata kunci: Tingkat kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi, Tingkat pengangguran,
Tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja

PENDAHULUAN
Kemiskinan menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia. Kemiskinan telah
menjadikan jutaan anak-anak Indonesia tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas dan kesulitan membiayai kesehatan. Selain itu, kemiskinan juga
menyebabkan kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke

47
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

pelayanan publik, disertai kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan
terbatasnya perlindungan terhadap keluarga. Lebih jauh kemiskinan meningkatkan arus
urbanisasi ke kota, dan lebih parah lagi kemiskinan menyebabkan jutaan penduduk
tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan (Bappenas).
Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan terbesar ke
7 di Indonesia. Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi pada tahun 2013 adalah 6,68 persen,
kemudian pada tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 10,67, dan pada tahun 2015
tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 12,11 persen, pada tahun 2016 tingkat
kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 10,73 persen, ditahun 2017 tingkat kemiskinan di
Provinsi Jambi kembali menurun menjadi 10,53 persen dan tahun 2018 menurun lagi
menjadi sebesar 10,08 persen dengan rata-rata tingkat kemiskinan selama enam tahun
terakhir sebesar 10,76 persen.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jambi (2019) bahwa tingkat kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2018
cenderung menurun, namun dapat dilihat tingkat kemiskinan tertinggi tercatat pada
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat yaitu sebesar 12,99 persen
dan 11,57 persen. Selain 2 kabupaten tersebut, seluruh wilayah Provinsi Jambi tingkat
kemiskinannya masih tinggi. Tingginya tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi diduga
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS (2019) bahwa pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi cenderung berfluktuasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 5,78 persen,
begitu juga dengan tingkat pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja juga
mengalami fluktuasi dengan rata-rata tingkat pengangguran Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 4,16 persen dan rata-rata tingkat
partisipasi angkatan kerja sebesar 66,91 persen. Berbeda dengan tingkat pendidikan
cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata tingkat pendidikan
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 7,92 tahun.
Fenomena yang terjadi adalah selama periode tahun 2013-2018, terdapat beberapa
tahun ditemukan saat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi
angkatan kerja mengalami peningkatan sementara kemiskinan juga mengalami
peningkatan, seharusnya jika pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat
partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan maka kemiskinan mengalami
penurunan. Begitu juga dengan penurunan pengangguran seharusnya dapat menurunkan
kemikinan malah sebaliknya kemiskinan mengalami peningkatan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam
bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Determinasi Tingkat Kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi”.

METODE
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai sehingga dapat
membantu peneliti dalam mengungkapkan permasalahan yang akan dikaji kebenarannya.
Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik
atau angka (Amir, dkk 2019).

48
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Jenis dan Sumber Data


Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Amir, dkk 2019)
dan merupakan data deret waktu (time series data) selama kurun waktu tahun 2013-2018
dan data deret lintang (cross section data) yang meliputi 11 kabupaten/kota di Provinsi
Jambi.

Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari publikasi dan
informasi data serta laporan-laporan yang dilakukan oleh dinas dan instansi terkait. Untuk
memperoleh landasan teori, studi sebelumnya dan kerangka pemikiran dilakukan studi
kepustakaan berupa buku-buku literatur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi dan instansi lainnya yang terkait.

Metode Analisis Data


Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan dan
menguraikan keadaan persoalan yang didukung oleh fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang dianalisis, sementara analisis kuantitatif digunakan untuk
mengolah data menggunakan regresi data panel.
Alat analisis yang digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas
pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan partisipasi
angkatan kerja (TPAK) terhadap variabel terikat tingkat kemiskinan Kabupaten/kota di
Provinsi Jambi tahun 2013-2018. Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai
berikut (Gujarati, 2012):
Yit = α + α1 X1it + α2 X2it + α3 X3it + α4 X4it + eit
Selanjutnya diubah menjadi persamaan berikut :
TKit = α + α1PEit + α2TPGit + α3TPit + α4TPAKit + eit
Dimana:
TKit = Tingkat Kemiskinan
PEit = Pertumbuhan Ekonomi
TPGit = Tingkat Pengangguran
TP = Tingkat Pendidikan
TPAKit = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
α1,α2, α3, α4 = Koefisien masing-masing variabel
α0 = Konstanta
e = Kesalahan pengganggu (stokastik)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menganalisis pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan,
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan tingkat kemiskinan
Perkembangan Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah
masyarakat, kemiskinan merupakan konsep dan fenomena yang berwayuh wajah,
bermatra multidimensional. Berikut ini dapat dilihat perkembangan tingkat kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi pada Tabel 1:
49
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Tabel 1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun


2013-2018 (Persen)
Tingkat Kemiskinan (%) Rata- Rata
Wilayah 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kerinci 7,71 7,43 8,16 7,48 7,45 7,07 7,55


Merangin 8,09 9,37 9,80 9,95 9,43 8,88 9,25
Sarolangun 9,46 10,17 10,29 9,33 8,87 8,73 9,48
Batanghari 10,13 10,50 10,69 10,79 10,33 10,23 10,45
Muaro Jambi 5,08 4,45 4,63 4,30 4,37 4,05 4,48
Tanjung Jabung Timur 12,50 13,55 14,17 12,76 12,58 12,38 12,99
Tanjung Jabung Barat 10,92 11,64 12,63 11,81 11,32 11,10 11,57
Tebo 6,35 6,89 7,12 6,87 6,79 6,58 6,77
Bungo 5,55 5,12 5,70 5,99 5,82 5,78 5,66
Kota Jambi 9,80 8,94 9,67 8,87 8,84 8,49 9,10
Kota Sungai Penuh 3,66 3,33 3,43 3,13 2,78 2,76 3,18
Provinsi Jambi 8,11 8,31 8,75 8,30 8,05 7,82 8,23
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Dapat dilihat pada tabel 1. mengenai tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai tahun 2018 dimana setiap tahunnya tingkat
kemiskinan cenderung mengalami fluktuasi. Rata-rata perkembangan tingkat kemiskinan
di Provinsi Jambi sebesar 8,23 persen. Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi terjadi
dikarenakan faktor lapangan kerja yang sempit dan pertumbuhan pengangguran
meningkat. Untuk rata-rata tingkat kemiskinan terbesar terjadi pada Tanjung Jabung
Timur dengan rata-rata tingkat kemiskinan sebesar 12,99 persen. Tingginya tingkat
kemiskinan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur disebabkan lambatnya pergerakan
perekonomian dan ketimpangan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak
memiliki lahan perkebunan akan terjebak dalam kemiskinan.
Sedangkan rata-rata tingkat kemiskinan terendah terjadi di Kota Sungai Penuh
yaitu sebesar 3,18 persen, rendahnya tingkat kemiskinan di Kota Sungai Penuh
disebabkan jumlah penduduk yang paling kecil dibanding kabupaten/kota lainnya dan
Kota Sungai Penuh merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kerinci sehingga
banyaknya penduduk miskin tetap berada di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh
yang awalnya sebelum pisah dari Kabupaten Kerinci merupakan suatu wilayah pusat
perkonomian Kabupaten Kerinci. Seharusnya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi harus bisa mengurangi kemiskinan dengan program-program penanggulangan
kemiskinan seperti subsidi bahan pangan, jaminan kesehatan, dan sekolah gratis untuk
masyarakat miskin.

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi adalah suatu proses dimana terjadi kenaikan produk
nasional bruto riil suatu perekonomian riil atau pendapatan riil. Jadi suatu perekonomian
dapat dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi output riil. Pertumbuhan ekonomi
juga didefinisikan sebagai peningkatan dalam kapasitas suatu bangsa dalam jangka
panjang untuk memproduksi aneka barang dan jasa bagi masyarakat, kapasitas ini

50
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

bertumpu pada kemajuan teknologi produksi (Gerardo, P, dkk, 1991). Pertumbuhan


ekonomi dihitung dengan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010
menurut lapangan usaha. Selanjutnya untuk kondisi pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2013-2018 (Persen)
Tingkat Kemiskinan (%) Rata-
Wilayah Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kerinci 7,71 7,43 8,16 7,48 7,45 7,07 7,55
Merangin 8,09 9,37 9,80 9,95 9,43 8,88 9,25
Sarolangun 9,46 10,17 10,29 9,33 8,87 8,73 9,48
Batanghari 10,13 10,50 10,69 10,79 10,33 10,23 10,45
Muaro Jambi 5,08 4,45 4,63 4,30 4,37 4,05 4,48
Tanjung Jabung Timur 12,50 13,55 14,17 12,76 12,58 12,38 12,99
Tanjung Jabung Barat 10,92 11,64 12,63 11,81 11,32 11,10 11,57
Tebo 6,35 6,89 7,12 6,87 6,79 6,58 6,77
Bungo 5,55 5,12 5,70 5,99 5,82 5,78 5,66
Kota Jambi 9,80 8,94 9,67 8,87 8,84 8,49 9,10
Kota Sungai Penuh 3,66 3,33 3,43 3,13 2,78 2,76 3,18
Provinsi Jambi 8,11 8,31 8,75 8,30 8,05 7,82 8,23
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi selama periode tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami
pertumbuhan yang berfluktuatif. Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi
hanya 5,78 persen. Rendahnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi dikarenakan
ketidakmerataan dan ketimpangan pembangunan ekonomi di dalam wilayah Provinsi
Jambi, salah satunya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang lebih rendah dibandingkan daerah lainnya di
Provinsi Jambi. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat pada Kota Sungai Penuh
dengan rata-rata pertumbuhan ekonominya sebesar 6,96 persen setiap tahunnya,
tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota Sungai Penuh dikarenakan sektor pertanian
merupakan sektor yang mendominasi dan berperan dalam roda perekonomian di Kota
Sungai Penuh, pertumbuhan ekonomi yang paling tertinggi tercatat pada tahun 2013
yaitu sebesar 8,45 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah tercatat pada
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu hanya sebesar 3,61 persen. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikarenakan potensi
sumber daya alam diwilayah ini tidak bisa diandalkan sebab wilayah di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur masih termasuk wilayah gambut sehingga tidak mendukung
produksi di sektor pertanian dan perkebunan, begitu juga dengan sektor sekunder yang
mana perusahaan tidak tertarik untuk melakukan investasi di wilayah ini.

Perkembangan Tingkat Pengangguran


Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

51
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong
sebagai penganggur. Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh tidak seimbangan
pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan
melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka
semakin tinggi angka kemiskinan, karena pengangguran merupakan faktor penyebab
kemiskinan. Adapun besaran tingkat pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
periode tahun 2013 – 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2013-2018 (persen)
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Rata-
Wilayah Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kerinci 6,16 9,06 6,45 6,7 6,03 5,36 6,63
Merangin 6,45 7,13 5,48 6,21 5,55 4,89 5,95
Sarolangun 7,61 5,2 3,09 4,26 4,69 5,12 5,00
Batanghari 6,48 7,56 4,36 4,55 4,82 5,09 5,48
Muaro Jambi 7,15 8,03 5,24 5,43 5,06 4,69 5,93
Tanjung Jabung Timur 4,57 5,81 1,87 2,7 3,13 3,56 3,61
Tanjung Jabung Barat 5,73 5,85 3,98 3,14 4,25 5,36 4,72
Tebo 7,63 8,83 5,28 5,38 5,6 5,82 6,42
Bungo 9,02 6,74 5,13 5,2 5,67 6,14 6,32
Kota Jambi 8,5 8,17 5,56 6,81 4,68 5,55 6,55
Kota Sungai Penuh 8,45 7,54 7,06 6,51 6,24 5,97 6,96
Provinsi Jambi 7,07 7,27 4,86 5,17 5,07 5,23 5,78
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Dapat dilihat pada tabel 3. mengenai tingkat pengangguran di Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai tahun 2018 dimana setiap tahunnya tingkat
pengangguran cenderung mengalami fluktuasi. Rata-rata tingkat pengangguran di
Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai tahun 2018 sebesar 4,17 persen. Pengangguran
di Provinsi Jambi meningkat dikarenakan tenaga kerja terdidik yang terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya namun tidak diiringi dengan lapangan kerja yang tersedia.
Untuk rata-rata tingkat pengangguran tertinggi terjadi pada Kota Jambi dengan rata-rata
tingkat pengangguran sebesar 6,91 persen. Tingginya tingkat pengangguran di Kota
Jambi karena banyaknya penduduk dari daerah lain untuk mencari kerja di Kota Jambi
sementara peluang kerja tidak mampu menyanggupi sehingga menumpuk jumlah
pengangguran di Kota Jambi.
Sedangkan rata-rata tingkat pengangguran terendah terjadi di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yaitu sebesar 2,11 persen, rendahnya tingkat pengangguran di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur disebabkan banyaknya penduduk bekerja di perusahaan asing
seperti Petrocina dan perusahaan lainnya yang berada dalam wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Seharusnya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
harus bisa mengurangi pengangguran dengan program-program pengentasan
pengangguran seperti membuka kesempatan kerja yang besar bagi tenaga kerja.

Perkembangan Tingkat Pendidikan


Analisis capaian pendidikan dapat dilihat dari Rata-rata lama Sekolah - RLS
(Mean Years of Schooling - MYS). Rata-rata lama sekolah didefenisikan sebagai jumlah

52
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

tahun yang digunakan penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk
yang dihitung dalam perhitungan rata-rata lama sekolah adalah pendidikan usia 15 tahun
keatas. Semakin tinggi tingkat pendidikan cenderung semakin besar peluang masyarakat
atau penduduk dalam mencari pekerjaan dan menciptakan lapangan pekerjaan, karena
semakin tinggi ilmu dan pengalaman selama menempuh pendidikan. Adapun besaran
tingkat pendidikan kabupaten/kota di Provinsi Jambi periode tahun 2013 – 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Perkembangan Tingkat Pendidikan Provinsi Jambi Periode 2013-2018 (Tahun)
Tingkat Pendidikan (Tahun)
Wilayah Rata-Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kerinci 7,71 7,77 7,78 8,06 8,19 8,28 7,97
Merangin 7 7,04 7,08 7,44 7,62 7,73 7,32
Sarolangun 7,12 7,23 7,24 7,34 7,47 7,52 7,32
Batanghari 7,41 7,43 7,44 7,69 7,77 7,84 7,60
Muaro Jambi 7,56 7,68 8,01 8,02 8,08 8,28 7,94
Tanjung Jabung Timur 5,9 5,93 6,26 6,32 6,33 6,52 6,21
Tanjung Jabung Barat 7,24 7,28 7,37 7,43 7,44 7,52 7,38
Tebo 7,27 7,48 7,53 7,54 7,55 7,66 7,51
Bungo 7,85 7,86 7,87 7,99 8,08 8,11 7,96
Kota Jambi 10,55 10,62 10,63 10,65 10,66 10,7 10,64
Kota Sungai Penuh 8,97 9,05 9,17 9,33 9,55 9,65 9,29
Provinsi Jambi 7,69 7,76 7,85 7,98 8,07 8,16 7,92
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang diukur dengan
rata-rata lama sekolah pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi selama tahun
2013-2018 mengalami perkembangan yang terus meningkat. Rata-rata tingkat
pendidikan di Provinsi Jambi hanya 7,92 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan di
Provinsi Jambi dikarenakan peningkatan kualitas pendidikan yang tidak tersebar secara
merata. Rata-rata tingkat pendidikan tertinggi tercatat di Kota Jambi dengan tingkat
pendidikan sebesar 10,64, artinya penduduk di Kota Jambi rata-rata pendidikannya
adalah 10,64 tahun atau mencapai pendidikan kelas 2 SMA. Sedangkan Rata-rata
tingkat pendidikan terendah tercatat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
tingkat pendidikan sebesar 6,21, artinya penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
rata-rata pendidikannya adalah 6,21 tahun atau mencapai pendidikan kelas 6 SD.
Selanjutnya rata-rata perkembangan tingkat pendidikan tertinggi tercatat di
Kabupaten Merangin dengan rata-rata perkembangan sebesar 2,61 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa perbaikan tingkat pendidikan di Kabupaten Merangin lebih cepat
dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Jambi. Sedangkan rata-rata
perkembangan tingkat pendidikan terendah tercatat di Kota Jambi dengan rata-rata
perkembangan hanya sebesar 0,26 persen. Ini menunjukkan bahwa perbaikan tingkat
pendidikan di Kota Jambi masih belum optimal dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya
di Provinsi Jambi.

53
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Perkembangan Tingkat Partispasi Angkatan Kerja


Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menunjukkan semakin banyak
masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi pula yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Adapun besaran tingkat pendidikan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi periode tahun 2013 – 2018 dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Tabel 5. Perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja Provinsi Jambi Periode 2013-
2018 (Tahun)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persen)
Wilayah 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-Rata
Kerinci 69,32 67,6 71,39 70,26 69,46 70,49 69,75
Merangin 60,9 63,6 64,63 67,44 69,82 71,78 66,36
Sarolangun 66,05 66,76 70,5 70,31 70,08 72,22 69,32
Batanghari 65,25 64,22 63,82 64,18 64,39 63,84 64,28
Muaro Jambi 58,09 61,19 61,13 61,98 62,3 63,7 61,40
Tanjung Jabung Timur 64,75 70,3 68,18 72,63 75,97 77,8 71,61
Tanjung Jabung Barat 59,43 66,83 67,12 69,14 70,24 73,73 67,75
Tebo 63,23 72,75 71,97 72,79 70,61 74,71 71,01
Bungo 64,89 66,09 63,8 64,11 65,89 64,96 64,96
Kota Jambi 60,8 62,39 64,04 65,23 64,06 66,11 63,77
Kota Sungai Penuh 61,37 65,41 67,03 66,49 66,05 68,4 65,79
Provinsi Jambi 63,10 66,10 66,69 67,69 68,08 69,79 66,91
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa TPAK pada setiap Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi selama tahun 2013-2018 mengalami perkembangan berfluktuasi. Rata-
rata TPAK Provinsi Jambi sebesar 66,91 persen. Besarnya TPAK Provinsi Jambi
dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja yang terus meningkat setiap
tahunnya. Rata-rata TPAK tertinggi tercatat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
TPAK sebesar 71,61 persen, artinya penduduk yang produktif dalam mencari pekerjaan
sebesar 71,61 persen. Sedangkan rata-rata TPAK terendah tercatat di Kabupaten Muaro
Jambi dengan TPAK sebesar 61,40 persen, artinya penduduk yang produktif dalam
mencari pekerjaan hanya sebesar 61,40 persen.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran, Tingkat Pendidikan


dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Tingkat Kemiskinan
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi, upah minimum,
tingkat pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi yang
menggunakan perhitungan regresi data panel yaitu menggunakan data time series adalah
data tahunan t yaitu tahun 2013-2018 dan cross section adalah Objek data yaitu meliputi
11 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Variabel bebas yang digunakan yaitu
pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan partispasi angkatan
kerja dan variabel terikatnya adalah tingkat kemiskinan.

54
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Hasil pengujian estimasi model FEM


Hasil estimasi persamaan data panel tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi,
tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan partisipasi angkatan kerja terhadap tingkat
kemiskinan adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil estimasi fixed effects model (FEM)
Dependent Variable: TK? Method: Pooled Least Squares Date: 11/10/19 Time: 16:38 Sample: 2013 2018
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17.59853 3.269122 5.383260 0.0000
PE? -0.111586 0.059417 -1.878016 0.0661
TPG? -0.023040 0.047231 -0.487815 0.6278
TP? -1.193425 0.475657 -2.509005 0.0153
TPAK? 0.012231 0.028395 0.430746 0.6685
Fixed Effects (Cross)
_KERINCI—C -0.561145
_MERANGIN—C 0.344244
_SAROLANGUN--C 0.399891
_BATANGHARI--C 1.829246
_MUAROJAMBI--C -3.621443
_TANJABTIM—C 2.377832
_TANJABBAR--C 2.541984
_TEBO—C -1.975750
_BUNGO—C -2.429311
_KOTAJAMBI—C 4.304643
_SUNGAIPENUH--C -3.210192
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.979592 Mean dependent var 8.224848
Adjusted R-squared 0.973990 S.D. dependent var 2.930615
S.E. of regression 0.472643 Akaike info criterion 1.535763
Sum squared resid 11.39295 Schwarz criterion 2.033411
Log likelihood -35.68017 Hannan-Quinn criter. 1.732407
F-statistic 174.8565 Durbin-Watson stat 1.381388
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah, Eviews 9 (2019)

Estimasi Model FEM


Estimasi Koefisien Variabel Model FEM
Berdasarkan hasil estimasi tingkat pendidikan pada tabel 7. tersebut dapat
diketahui penjelasan masing–masing variabel dalam penelitian, yaitu pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan tingkat partisapasi angkatan
kerja terhadap tingkat kemiskinan dapat dijelaskan persamaan model sebagai berikut:
TKit = 17,598 – 0,1116PEit – 0,0230TPGit – 1,1934TPit + 0,0122TPAKit + eit
Prob = (0,0661) (0,6278) (0,0153) (0,6685)

Berdasarkan Persamaan Model diatas dapat dijelaskan hasil estimasi terhadap fixed
effect adalah jika terjadi perubahan antara pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja baik antar wilayah maupun
antar waktu, maka nilai konstanta sebesar 17,598. Hal ini berarti apabila pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan
kerja tetap maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi sebesar 17,598
persen.
55
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

Nilai koefisien pertumbuhan ekonomi sebesar -0,1116. Hal ini diartikan jika
pertumbuhan ekonomi meningkat satu persen maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi menurun sebesar -0,1116 persen. Nilai koefisien tingkat pengangguran
sebesar -0,0230. Hal ini diartikan jika tingkat pengangguran meningkat satu persen maka
tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi menurun sebesar -0,0230 persen.
Nilai koefisien tingkat pendidikan sebesar -1,1934. Hal ini diartikan jika tingkat
pendidikan meningkat satu tahun maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi menurun sebesar -1,1934. Nilai koefisien tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar
0,0122. Hal ini diartikan jika tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat satu persen
maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi meningkat sebesar 0,0122
persen

Uji hipotesis Uji F statistik


Dapat dilihat tingkat pendidikan pada tabel 6 diatas diketahui juga bahwa nilai
Prob (f Statistik) 0,0000 < 0,1, maka berarti Ho ditolak dan menerima Ha, yang artinya
uji secara bersama sama menunjukkan pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Jambi.

Uji R2
Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa nilai R-Squared adalah sebesar 0,9795 artinya
bahwa variabel tingkat kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel bebas pada tingkat
korelasinya sebesar 97,95 persen.

Uji t statistik
Untuk menguji signifikasi pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap tingkat kemiskinan
pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi secara parsial maka digunakan uji t statistik. Uji
t Statistik berguna untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat kepercayaan 90 persen
dengan uji dua arah dan dapat diterangkan hasil uji t statistik sebagai berikut: Jika dilihat
dari Prob pertumbuhan ekonomi sebesar 0,0661 karena Prob < 0,1 persen, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika
dilihat dari Prob tingkat pengangguran sebesar 0,6278 karena Prob > 0,1 persen, maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tidak
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika
dilihat dari Prob tingkat pendidikan sebesar 0,0153 karena Prob < 0,1, maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika dilihat dari Prob
tingkat partispasi angkatan kerja sebesar 0,6685 karena Prob > 0,1 persen, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tingkat partispasi angkatan kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi.

Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil regresi pada model FEM disebutkan nilai koefisien
pertumbuhan ekonomi sebesar -0,1116. Hal ini diartikan jika pertumbuhan ekonomi
meningkat satu persen maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
56
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

menurun sebesar -0,1116 persen. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap


tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Hasil ini sependapat
dengan penelitian yang dilakukan Wongdesmiwati (2009), menemukan bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat
kemiskinan. Hubungan ini menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan
ekonomi untuk menurunkan kemiskinan. Berpengaruhnya pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi dikarenakan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja termasuk dalam
penyerapan tenaga kerja penduduk miskin.
Berdasarkan hasil regresi pada model FEM disebutkan nilai koefisien tingkat
pendidikan sebesar -1,1934. Hal ini diartikan jika tingkat pendidikan meningkat satu
tahun maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi menurun sebesar
-1,1934 persen. Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan
pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Hasil ini sependapat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan. Berpengaruhnya tingkat pendidikan
terhadap tingkat kemiskinan disebabkan seseorang yang berpendidikan yang tinggi akan
mempermudah seseorang tersebut dalam mendapatkan pekerjaan sehingga disaat
seseorang tersebut telah mendapatkan penghasilan maka seseorang tersebut akan cukup
memenuhi kebutuhan hidupnya dan terhindar dari kemiskinan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rata- rata perkembangan tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai
tahun 2018 sebesar 8,23 persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi 5,78
persen. Rata-rata tingkat pengangguran di Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai
tahun 2018 sebesar 4,17 persen. Rata-rata tingkat pendidikan di Provinsi Jambi 7,92
persen. Rata-rata TPAK Provinsi Jambi sebesar 66,91 persen. Pertumbuhan ekonomi,
tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan TPAK secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Secara
parsial, variabel pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap tingkat kemiskinan, sementara variabel tingkat pengangguran dan
tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tingkat
kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi selama tahun 2013-2018 harus
dapat dikurangi setiap tahunnya, yaitu dengan membuat kebijakan-kebijakan
pengurangan tingkat kemiskinan dengan dikaitkan dengan variabel pertumbuhan
ekonomi dan tingkat pendidikan. Pemerintah harus dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang melibatkan penduduk miskin didalamnya dan Pemerintah harus
meningkatkan tingkat pendidikan pada indikator rata-rata lama sekolah dengan cara
meningkatkan anggaran pemerintah untuk beasiswa bagi siswa yang tidak mampu,
menetapkan standar minimal sekolah minimal sekolah 12 tahun dan membuat peraturan
tentang kewajiban kepada perusahaan-perusahaan besar agar memberikan bantuan
berupa beasiswa hingga jenjang perkulihan bagi siswa yang tidak mampu. Untuk
57
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)

penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengganti variabel bebas yang tidak
berpengaruh dengan variabel bebas lainnya agar hasil penelitia lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Junaidi dan Yulmardi. (2019). Metodologi Penelitian Ekonomi dan
Penerapannya. IPB Press: Bogor.
Bank Dunia. (2006). Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia diakses
melalui http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Ikhtisar-Laporan-BD-ttg Kemiski
nan-di-Indonesia. Diakes Tanggal 21 Oktober 2018, Pukul 20.00 WIB
BPS. (2019). Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran, Rata-
Rata Lama Sekolah dan Tingkat Partispasio Angkatan Kerja 2013-2018. Jambi
dalam Angka 2018: Jambi.
Gujarati, Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga: Jakarta.
Halim. (2004). Manajemen Keuangan Daerah. Salemba Empat: Jakarta.
Lanjouw, P. (2005). Poverty Education and Health in Indonesia : Who Benefits From
Public Spending. Word Bank Working Paper No. 2739; Washington DC
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=634451 Diakses tanggal 2
Maret 2014 , Pukul 20.00 WIB.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Universitas
Indonesia: Jakarta.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi
kesembilan, jilid I). Erlangga: Jakarta.
Wongdesmiwati.(2009). Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan
Kemiskinan di Indonesia, diakses melalui http://wongdesmiwati.word
press.com/2018/10/24/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-
indonesia-analisis-ekonometri.

58

Anda mungkin juga menyukai