Abstract
This study aims to: 1) To analyze economic growth, unemployment rates, education
levels, labor force participation rates (TPAK) and poverty rates in Jambi Province
districts / cities in 2013-2018. 2) To analyze the effect of economic growth, unemployment
rate, education level and labor force participation rate (TPAK) on poverty levels in Jambi
Province in 2013-2018. Based on the results of panel data regression, it can be concluded
that economic growth, unemployment rate, education level and TPAK together have a
significant effect on poverty levels in districts / cities in Jambi Province. Partially, the
variable of economic growth and the level of education have a significant and negative
effect on the level of poverty, while the variable unemployment rate and the level of labor
force participation do not significantly influence the level of poverty in the districts / cities
in Jambi Province.
Keywords: Poverty rate, Economic growth, Unemployment rate, Education level and
labor force participation rate
Abstrak
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, tingkat pendidikan, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan tingkat
kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Jambi tahun 2013-2018. 2) Untuk menganalisis
pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi tahun
2013-2018. Berdasarkan hasil regresi data panel dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan dan TPAK secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi. Secara parsial, variabel pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendidikan
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat kemiskinan, sementara variabel
tingkat pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan pada kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Kata kunci: Tingkat kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi, Tingkat pengangguran,
Tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja
PENDAHULUAN
Kemiskinan menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia. Kemiskinan telah
menjadikan jutaan anak-anak Indonesia tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas dan kesulitan membiayai kesehatan. Selain itu, kemiskinan juga
menyebabkan kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke
47
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
pelayanan publik, disertai kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan
terbatasnya perlindungan terhadap keluarga. Lebih jauh kemiskinan meningkatkan arus
urbanisasi ke kota, dan lebih parah lagi kemiskinan menyebabkan jutaan penduduk
tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan (Bappenas).
Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan terbesar ke
7 di Indonesia. Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi pada tahun 2013 adalah 6,68 persen,
kemudian pada tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 10,67, dan pada tahun 2015
tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 12,11 persen, pada tahun 2016 tingkat
kemiskinan di Provinsi Jambi sebesar 10,73 persen, ditahun 2017 tingkat kemiskinan di
Provinsi Jambi kembali menurun menjadi 10,53 persen dan tahun 2018 menurun lagi
menjadi sebesar 10,08 persen dengan rata-rata tingkat kemiskinan selama enam tahun
terakhir sebesar 10,76 persen.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jambi (2019) bahwa tingkat kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2018
cenderung menurun, namun dapat dilihat tingkat kemiskinan tertinggi tercatat pada
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat yaitu sebesar 12,99 persen
dan 11,57 persen. Selain 2 kabupaten tersebut, seluruh wilayah Provinsi Jambi tingkat
kemiskinannya masih tinggi. Tingginya tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi diduga
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS (2019) bahwa pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi cenderung berfluktuasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 5,78 persen,
begitu juga dengan tingkat pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja juga
mengalami fluktuasi dengan rata-rata tingkat pengangguran Kabupaten/Kota Provinsi
Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 4,16 persen dan rata-rata tingkat
partisipasi angkatan kerja sebesar 66,91 persen. Berbeda dengan tingkat pendidikan
cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata tingkat pendidikan
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai 2018 sebesar 7,92 tahun.
Fenomena yang terjadi adalah selama periode tahun 2013-2018, terdapat beberapa
tahun ditemukan saat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi
angkatan kerja mengalami peningkatan sementara kemiskinan juga mengalami
peningkatan, seharusnya jika pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat
partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan maka kemiskinan mengalami
penurunan. Begitu juga dengan penurunan pengangguran seharusnya dapat menurunkan
kemikinan malah sebaliknya kemiskinan mengalami peningkatan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam
bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Determinasi Tingkat Kemiskinan di
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi”.
METODE
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai sehingga dapat
membantu peneliti dalam mengungkapkan permasalahan yang akan dikaji kebenarannya.
Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik
atau angka (Amir, dkk 2019).
48
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari publikasi dan
informasi data serta laporan-laporan yang dilakukan oleh dinas dan instansi terkait. Untuk
memperoleh landasan teori, studi sebelumnya dan kerangka pemikiran dilakukan studi
kepustakaan berupa buku-buku literatur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi dan instansi lainnya yang terkait.
50
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
51
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong
sebagai penganggur. Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh tidak seimbangan
pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan
melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka
semakin tinggi angka kemiskinan, karena pengangguran merupakan faktor penyebab
kemiskinan. Adapun besaran tingkat pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
periode tahun 2013 – 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2013-2018 (persen)
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Rata-
Wilayah Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kerinci 6,16 9,06 6,45 6,7 6,03 5,36 6,63
Merangin 6,45 7,13 5,48 6,21 5,55 4,89 5,95
Sarolangun 7,61 5,2 3,09 4,26 4,69 5,12 5,00
Batanghari 6,48 7,56 4,36 4,55 4,82 5,09 5,48
Muaro Jambi 7,15 8,03 5,24 5,43 5,06 4,69 5,93
Tanjung Jabung Timur 4,57 5,81 1,87 2,7 3,13 3,56 3,61
Tanjung Jabung Barat 5,73 5,85 3,98 3,14 4,25 5,36 4,72
Tebo 7,63 8,83 5,28 5,38 5,6 5,82 6,42
Bungo 9,02 6,74 5,13 5,2 5,67 6,14 6,32
Kota Jambi 8,5 8,17 5,56 6,81 4,68 5,55 6,55
Kota Sungai Penuh 8,45 7,54 7,06 6,51 6,24 5,97 6,96
Provinsi Jambi 7,07 7,27 4,86 5,17 5,07 5,23 5,78
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Dapat dilihat pada tabel 3. mengenai tingkat pengangguran di Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai tahun 2018 dimana setiap tahunnya tingkat
pengangguran cenderung mengalami fluktuasi. Rata-rata tingkat pengangguran di
Provinsi Jambi selama tahun 2013 sampai tahun 2018 sebesar 4,17 persen. Pengangguran
di Provinsi Jambi meningkat dikarenakan tenaga kerja terdidik yang terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya namun tidak diiringi dengan lapangan kerja yang tersedia.
Untuk rata-rata tingkat pengangguran tertinggi terjadi pada Kota Jambi dengan rata-rata
tingkat pengangguran sebesar 6,91 persen. Tingginya tingkat pengangguran di Kota
Jambi karena banyaknya penduduk dari daerah lain untuk mencari kerja di Kota Jambi
sementara peluang kerja tidak mampu menyanggupi sehingga menumpuk jumlah
pengangguran di Kota Jambi.
Sedangkan rata-rata tingkat pengangguran terendah terjadi di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yaitu sebesar 2,11 persen, rendahnya tingkat pengangguran di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur disebabkan banyaknya penduduk bekerja di perusahaan asing
seperti Petrocina dan perusahaan lainnya yang berada dalam wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Seharusnya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
harus bisa mengurangi pengangguran dengan program-program pengentasan
pengangguran seperti membuka kesempatan kerja yang besar bagi tenaga kerja.
52
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
tahun yang digunakan penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk
yang dihitung dalam perhitungan rata-rata lama sekolah adalah pendidikan usia 15 tahun
keatas. Semakin tinggi tingkat pendidikan cenderung semakin besar peluang masyarakat
atau penduduk dalam mencari pekerjaan dan menciptakan lapangan pekerjaan, karena
semakin tinggi ilmu dan pengalaman selama menempuh pendidikan. Adapun besaran
tingkat pendidikan kabupaten/kota di Provinsi Jambi periode tahun 2013 – 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Perkembangan Tingkat Pendidikan Provinsi Jambi Periode 2013-2018 (Tahun)
Tingkat Pendidikan (Tahun)
Wilayah Rata-Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kerinci 7,71 7,77 7,78 8,06 8,19 8,28 7,97
Merangin 7 7,04 7,08 7,44 7,62 7,73 7,32
Sarolangun 7,12 7,23 7,24 7,34 7,47 7,52 7,32
Batanghari 7,41 7,43 7,44 7,69 7,77 7,84 7,60
Muaro Jambi 7,56 7,68 8,01 8,02 8,08 8,28 7,94
Tanjung Jabung Timur 5,9 5,93 6,26 6,32 6,33 6,52 6,21
Tanjung Jabung Barat 7,24 7,28 7,37 7,43 7,44 7,52 7,38
Tebo 7,27 7,48 7,53 7,54 7,55 7,66 7,51
Bungo 7,85 7,86 7,87 7,99 8,08 8,11 7,96
Kota Jambi 10,55 10,62 10,63 10,65 10,66 10,7 10,64
Kota Sungai Penuh 8,97 9,05 9,17 9,33 9,55 9,65 9,29
Provinsi Jambi 7,69 7,76 7,85 7,98 8,07 8,16 7,92
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang diukur dengan
rata-rata lama sekolah pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi selama tahun
2013-2018 mengalami perkembangan yang terus meningkat. Rata-rata tingkat
pendidikan di Provinsi Jambi hanya 7,92 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan di
Provinsi Jambi dikarenakan peningkatan kualitas pendidikan yang tidak tersebar secara
merata. Rata-rata tingkat pendidikan tertinggi tercatat di Kota Jambi dengan tingkat
pendidikan sebesar 10,64, artinya penduduk di Kota Jambi rata-rata pendidikannya
adalah 10,64 tahun atau mencapai pendidikan kelas 2 SMA. Sedangkan Rata-rata
tingkat pendidikan terendah tercatat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
tingkat pendidikan sebesar 6,21, artinya penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
rata-rata pendidikannya adalah 6,21 tahun atau mencapai pendidikan kelas 6 SD.
Selanjutnya rata-rata perkembangan tingkat pendidikan tertinggi tercatat di
Kabupaten Merangin dengan rata-rata perkembangan sebesar 2,61 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa perbaikan tingkat pendidikan di Kabupaten Merangin lebih cepat
dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Jambi. Sedangkan rata-rata
perkembangan tingkat pendidikan terendah tercatat di Kota Jambi dengan rata-rata
perkembangan hanya sebesar 0,26 persen. Ini menunjukkan bahwa perbaikan tingkat
pendidikan di Kota Jambi masih belum optimal dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya
di Provinsi Jambi.
53
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
54
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
Berdasarkan Persamaan Model diatas dapat dijelaskan hasil estimasi terhadap fixed
effect adalah jika terjadi perubahan antara pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja baik antar wilayah maupun
antar waktu, maka nilai konstanta sebesar 17,598. Hal ini berarti apabila pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan
kerja tetap maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi sebesar 17,598
persen.
55
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
Nilai koefisien pertumbuhan ekonomi sebesar -0,1116. Hal ini diartikan jika
pertumbuhan ekonomi meningkat satu persen maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi menurun sebesar -0,1116 persen. Nilai koefisien tingkat pengangguran
sebesar -0,0230. Hal ini diartikan jika tingkat pengangguran meningkat satu persen maka
tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi menurun sebesar -0,0230 persen.
Nilai koefisien tingkat pendidikan sebesar -1,1934. Hal ini diartikan jika tingkat
pendidikan meningkat satu tahun maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi menurun sebesar -1,1934. Nilai koefisien tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar
0,0122. Hal ini diartikan jika tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat satu persen
maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi meningkat sebesar 0,0122
persen
Uji R2
Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa nilai R-Squared adalah sebesar 0,9795 artinya
bahwa variabel tingkat kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel bebas pada tingkat
korelasinya sebesar 97,95 persen.
Uji t statistik
Untuk menguji signifikasi pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
tingkat pendidikan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap tingkat kemiskinan
pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi secara parsial maka digunakan uji t statistik. Uji
t Statistik berguna untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat kepercayaan 90 persen
dengan uji dua arah dan dapat diterangkan hasil uji t statistik sebagai berikut: Jika dilihat
dari Prob pertumbuhan ekonomi sebesar 0,0661 karena Prob < 0,1 persen, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika
dilihat dari Prob tingkat pengangguran sebesar 0,6278 karena Prob > 0,1 persen, maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tidak
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika
dilihat dari Prob tingkat pendidikan sebesar 0,0153 karena Prob < 0,1, maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jika dilihat dari Prob
tingkat partispasi angkatan kerja sebesar 0,6685 karena Prob > 0,1 persen, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tingkat partispasi angkatan kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi.
Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil regresi pada model FEM disebutkan nilai koefisien
pertumbuhan ekonomi sebesar -0,1116. Hal ini diartikan jika pertumbuhan ekonomi
meningkat satu persen maka tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
56
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 10. No.1, Januari –April 2021 ISSN: 2303-1220(online)
penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengganti variabel bebas yang tidak
berpengaruh dengan variabel bebas lainnya agar hasil penelitia lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Junaidi dan Yulmardi. (2019). Metodologi Penelitian Ekonomi dan
Penerapannya. IPB Press: Bogor.
Bank Dunia. (2006). Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia diakses
melalui http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Ikhtisar-Laporan-BD-ttg Kemiski
nan-di-Indonesia. Diakes Tanggal 21 Oktober 2018, Pukul 20.00 WIB
BPS. (2019). Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran, Rata-
Rata Lama Sekolah dan Tingkat Partispasio Angkatan Kerja 2013-2018. Jambi
dalam Angka 2018: Jambi.
Gujarati, Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga: Jakarta.
Halim. (2004). Manajemen Keuangan Daerah. Salemba Empat: Jakarta.
Lanjouw, P. (2005). Poverty Education and Health in Indonesia : Who Benefits From
Public Spending. Word Bank Working Paper No. 2739; Washington DC
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=634451 Diakses tanggal 2
Maret 2014 , Pukul 20.00 WIB.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Universitas
Indonesia: Jakarta.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi
kesembilan, jilid I). Erlangga: Jakarta.
Wongdesmiwati.(2009). Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan
Kemiskinan di Indonesia, diakses melalui http://wongdesmiwati.word
press.com/2018/10/24/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-
indonesia-analisis-ekonometri.
58