Anda di halaman 1dari 16

Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14 No. 1 Juni 2019 | 77-92

JURNAL KEPENDUDUKAN INDONESIA


p-ISSN : 1907-2902 (Print)
e-ISSN : 2502-8537 (Online)

GERAKAN AYO SEKOLAH DI KABUPATEN BOJONEGORO: PENINGKATAN


SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN UNTUK MENYONGSONG
BONUS DEMOGRAFI

(THE “AYO SEKOLAH” MOVEMENT IN BOJONEGORO REGENCY: IMPROVING


HUMAN RESOURCES THROUGH EDUCATION TO SUPPORT DEMOGRAPHIC
BONUS)

Sonyaruri Satiti
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Korespondensi penulis: kitna_onya@yahoo.com

Abstract Abstrak

Improving the quality of human resources through Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
education is one of the ways to benefit from the window melalui pendidikan merupakan salah satu upaya untuk
of opportunity. The Government of Indonesia and many dapat memanfaatkan jendela kesempatan. Pemerintah
local governments have been conducting programs to pusat maupun daerah menggulirkan program agar
provide easier access to education to prevent dropouts. masyarakat semakin mudah mengakses dan
The Local Government of Bojonegoro has been memperoleh layanan pendidikan, sehingga tidak ada
implementing a program called "Ayo Sekolah" to curb anak putus sekolah. Untuk menekan angka putus
dropouts. This paper aims to describe the conditions of sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro
education in Bojonegoro District and the melaksanakan program “Gerakan Ayo Sekolah”
implementation of the “Ayo Sekolah” Program in (GAS). Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Bojonegoro District. The analysis is based on the result kondisi pendidikan dan pelaksanaan program GAS di
of research on the program. The research used a Kabupaten Bojonegoro. Data yang digunakan adalah
quantitative and qualitative approach. Qualitative data hasil penelitian lapangan yang dikumpulkan
is collected through in-depth interviews, while menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan
secondary data are used for quantitative analysis. The kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data
result of the study shows that the “Ayo Sekolah” sekunder, sedangkan data kualitatif dikumpulkan
Program in Bojonegoro District that has been running melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian
since 2015 has significantly reduced dropout rates. The menunjukkan bahwa GAS di Kabupaten Bojonegoro
percentage of the drop-off rates for Bojonegoro yang dilaksanakan sejak tahun 2015 cukup signifikan
Regency high school/vocational/MA in 2013-2017 dalam menurunkan angka putus sekolah. Persentase
decreased even though only 0.20 percent. angka putus sekolah SMA/sederajat di Kabupaten
Bojonegoro tahun 2013-2017 mengalami penurunan
Keywords: Demographic Dividend, Education, Ayo meskipun hanya sebesar 0,20 persen.
Sekolah Movement
Kata Kunci: Bonus Demografi, Pendidikan, Gerakan
Ayo Sekolah

77
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
PENDAHULUAN Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Bojonegoro, Tahun 2010-2016
Indonesia menempati urutan keempat negara dengan Tahun IPM AHH EYS MYS Pengeluaran
jumlah penduduk terbesar di dunia, setelah Republik 2010 62,19 69,8 11,14 5,51 8.086,59
Rakyat Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Pada
tahun 2019 jumlahnya diproyeksikan mencapai sekitar 2011 63,22 69,89 11,43 5,7 8.413,29
267 juta jiwa. Dilihat dari komposisi menurut kelompok 2012 64,2 69,98 11,74 5,8 8.809,44
umur, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
2013 64,85 70,07 12,04 5,9 8.934,19
mencapai 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7 persen dari
total populasi (Bappenas, 2018). Perbandingan 2014 65,27 70,11 12,08 6,14 8.963,65
penduduk usia produktif lebih besar dari penduduk 2015 66,17 70,51 12,09 6,64 8.993,21
nonproduktif menyebabkan rasio ketergantungan
2016 66,73 70,67 12,11 6,65 9420
menurun dan memberikan peluang yang disebut bonus
demografi. Bonus demografi membuka peluang untuk Sumber: BPS Kabupaten Bojonegoro 2010, 2011,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.
demikian, bonus demografi akan berdampak sebaliknya
jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya Pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam
manusia (SDM) yang memadai (Rosadi, 2017). Kondisi meningkatkan kualitas SDM suatu negara. Namun
SDM yang berkualitas rendah akan menghambat demikian, di Indonesia berbagai upaya pembangunan
pembangunan yang pada akhirnya berdampak pada pendidikan yang dijalankan dirasakan belum optimal
masyarakatnya sendiri dengan tidak tercapainya tujuan hasilnya. Dalam rencana strategis (Renstra)
pembangunan, yaitu meningkatkan kesejahteraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
masyarakat. (Kemendikbud) dinyatakan bahwa target angka putus
sekolah hanya sebesar satu persen pada masing-masing
Salah satu acuan yang digunakan untuk melihat kualitas jenjang pendidikan (SD/SMP/SMA). Jenjang
SDM adalah Human Development Index (HDI) atau pendidikan sekolah dasar (SD) sudah mencapai target
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan tersebut (0,51 persen), sementara angka putus sekolah
indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam SMP maupun SMA masih belum dapat mencapai target
upaya membangun kualitas hidup manusia (masing-masing sebanyak 1,67 persen dan 2,94 persen
(masyarakat/penduduk). Berdasarkan laporan United berturut-turut). Pada tahun 2018, lima dari 1.000 anak
Nations Development Program (UNDP) tahun 2018 SD putus sekolah. Angka tersebut semakin besar pada
IPM Indonesia menempati urutan ke-113 dari 188 jenjang pendidikan sekolah menengah (SM)/sederajat.
negara dengan IPM sebesar 71,39. IPM Indonesia Tercatat 29 dari 1.000 anak SM/sederajat putus sekolah.
masih di bawah negara Asia Tenggara lainnya seperti Angka putus sekolah di perdesaan lebih besar
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan dibandingkan dengan di perkotaan. Selisih angka
Thailand. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas perkotaan dan perdesaan semakin besar seiring
sumber daya manusia di Indonesia masih perlu meningkatnya jenjang pendidikan. Selanjutnya, angka
ditingkatkan. putus sekolah laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan pada seluruh jenjang pendidikan. Persentase
IPM Indonesia tahun 2018 tersebut tidak mencapai anak yang tidak bersekolah semakin meningkat sejalan
target APBN 2018. Kondisi ini sama dengan satu tahun dengan bertambahnya usia. Dibandingkan dengan
sebelumnya. Pada tahun 2017, IPM lebih rendah dari daerah perkotaan, persentase anak yang tidak
target 71,50. Belum tercapainya target IPM ini antara bersekolah lebih besar daripada di wilayah perdesaan
lain disebabkan oleh masih rendahnya pembangunan (BPS, 2018).
pendidikan. Kondisi tersebut menunjukkan adanya
masalah di sektor pendidikan di Indonesia. Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang
pendidikan masih belum mencapai 100 persen. Hal ini
IPM Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 masih rendah menunjukkan bahwa belum seluruh penduduk
jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di bersekolah di jenjang pendidikan yang sesuai dengan
Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Bojonegoro berada usia mereka. Namun, jika disandingkan dengan target
pada peringkat ke 26 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi capaian APM SD/MI yang dicantumkan dalam
Jawa Timur dan berada di bawah rata-rata IPM provinsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
tersebut. Data pada tabel 1 menunjukkan IPM (RPJMN) tahun 2015-2019 (91,3 persen), APM
Kabupaten Bojonegoro tahun 2010 – 2016. SD/sederajat pada tahun 2018 telah melampaui target
RPJMN tahun 2019, yaitu sebesar 97,58 persen.

78
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

Banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah saat ini, (2) implementasi GAS di Kabupaten
dan tidak bersekolah lagi. Data yang dikeluarkan oleh Bojonegoro, dan (3) efektivitas GAS dalam
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa di tingkat menurunkan angka putus sekolah.
provinsi dan kabupaten terdapat kelompok anak-anak
tertentu yang paling rentan dan sebagian besar berasal Tulisan ini merupakan hasil penelitian deskriptif untuk
dari keluarga miskin, sehingga tidak mampu menyajikan gambaran yang spesifik mengenai situasi
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Hasil atau kondisi sosial (Neuman, 1997: 19-20). Penelitian
penelitian Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan deskriptif banyak digunakan dalam penelitian yang
Universitas Gadjah Mada (PSKK-UGM) tentang Hasil terkait dengan suatu kebijakan atau program,
Bantuan Siswa Miskin Endline di Sumatera Utara, Jawa sebagaimana fokus penelitian ini. Penelitian ini
Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan mengambil strategi studi kasus di Kabupaten
memperlihatkan sebanyak 47,3 persen responden tidak Bojonegoro. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian
bersekolah lagi karena masalah biaya, 31 persen karena ini diharapkan dapat mengetahui kebijakan pemerintah
ingin bekerja membantu orang tua, serta 9,4 persen secara komprehensif dalam rangka meningkatkan
karena ingin melanjutkan pendidikan nonformal seperti kualitas SDM melalui pendidikan dengan GAS.
pesantren atau mengambil kursus keterampilan. Mereka
yang tidak melanjutkan sekolah ini sebagian besar Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) dan tidak Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten
memiliki ijazah (30,7 persen) (PSKK UGM, 2013). Bojonegoro, khususnya Kantor Bupati Bojonegoro,
Dengan pendidikan yang rendah, mereka akan kesulitan Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, serta guru atau
bersaing dalam memperoleh pekerjaan karena kepala sekolah dan siswa beserta orang tua siswa
kurangnya keterampilan dan tidak memenuhi penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
persyaratan minimal yang dibutuhkan. Hal yang sama Pendidikan dari GAS. Pengumpulan data dilakukan
juga terjadi di Kabupaten Bojonegoro. Dalam tiga tahun melalui wawancara mendalam dan observasi.
terakhir tercatat sekitar 5.000 siswa SD, sekolah Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mengetahui
lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan sekolah lanjutan pendapat informan terkait dengan pelaksanaan GAS
tingkat atas (SLTA) yang tidak melanjutkan sekolah selama ini serta faktor-faktor yang berpengaruh
karena kesulitan ekonomi dan masuk ke pasar kerja. terhadap angka putus sekolah di Kabupaten
Bojonegoro. Wawancara dilakukan dengan siswa dan
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyadari orang tua siswa penerima DAK Bidang Pendidikan dari
pentingnya peningkatan kualitas SDM melalui GAS, guru atau kepala sekolah yang terlibat dalam
pendidikan dalam rangka menyongsong bonus pelaksanaan GAS, kepala desa, Dinas Pendidikan, dan
demografi. Bonus demografi pada usia produktif harus Kantor Kementerian Agama.
dimaksimalkan dan dipersiapkan sebaik mungkin. Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus Analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif
melakukan upaya peningkatan kualitas SDM di (Miles & Huberman, 1992: 20-23, Creswell, 2010:
daerahnya. Untuk menekan angka putus sekolah sejak 276). Informasi diolah dan direduksi untuk memperoleh
tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tema-tema umum dalam rangka memahami konsep dan
melaksanakan program “Gerakan Ayo Sekolah” topik yang ditemukan di lapangan. Langkah selanjutnya
(GAS). Program ini dirancang sebagai bentuk adalah menginterpretasikan topik yang muncul. Tahap
keprihatinan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terakhir adalah menarik kesimpulan sekaligus
terhadap masih adanya anak-anak usia sekolah yang memberikan rekomendasi.
tidak bisa sekolah dan banyak pula diantara mereka
yang sudah sekolah terpaksa putus di tengah jalan. GAS PELUANG BONUS DEMOGRAFI DI
merupakan program kerja nyata yang dilaksanakan oleh KABUPATEN BOJONEGORO
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan
memberikan bantuan dana kepada anak-anak usia Dinamika penduduk terjadi akibat kelahiran, kematian,
sekolah, khususnya yang duduk di bangku dan migrasi masuk serta keluar dari suatu daerah.
SMA/sederajat. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Ringkasnya, dinamika penduduk disebabkan karena
meyakini bahwa meningkatkan pendidikan akan pertumbuhan alamiah dan migrasi neto. Dinamika
meningkatkan kualitas dan daya saing masyarakat. penduduk inilah yang menyebabkan transisi demografi,
yaitu perubahan kondisi penduduk dari pertumbuhan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penduduk yang rendah dengan tingkat fertilitas dan
tulisan ini akan mendeskripsikan: (1) kondisi dan mortalitas yang tinggi menuju pertumbuhan penduduk
permasalahan pendidikan di Kabupaten Bojonegoro

79
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
yang rendah dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yaitu sebanyak 1.212.301 jiwa pada tahun 2010. Angka
yang rendah. ini ternyata lebih tinggi (over estimated) dibandingkan
dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 (SP 2010),
Dalam transisi demografi ini, ada masa terjadinya yaitu sebanyak 1.209.073 jiwa. Namun, perbedaan
penurunan fertilitas dalam jangka panjang yang perkiraan jumlah ini tidak mengubah struktur penduduk
menyebabkan perubahan struktur penduduk, terutama menurut kelompok usia dan indeks ketergantungan
penduduk usia produktif dan nonproduktif. sehingga analisis demografi ini masih dapat digunakan
Perbandingan antara kelompok penduduk usia sebagai bahan untuk analisis pendidikan.
produktif dan nonproduktif ini dinyatakan sebagai rasio
ketergantungan, yaitu rasio antara penduduk Pola pertumbuhan penduduk Kabupaten Bojonegoro di
nonproduktif terhadap penduduk usia produktif. Jika masa depan diperkirakan akan berbeda dengan pola
pertumbuhan penduduk usia kerja lebih pesat dibanding pertumbuhan yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir.
pertumbuhan penduduk di luar usia kerja, maka rasio Semakin sempurnanya pelayanan kesehatan,
ketergantungan secara dinamis akan menurun. pendidikan, dan peningkatan daya beli telah dan akan
Keuntungan ekonomis akibat penurunan rasio menurunkan tingkat kematian dan kelahiran sehingga
ketergantungan inilah yang disebut dengan bonus terjadilah sebuah transisi demografi. Gejala transisi
demografi (Adioetomo, 2005). demografi ini memperlihatkan susunan penduduk yang
makin sempurna yang dapat ditunjukkan dengan
Turunnya rasio ketergantungan pada suatu saat akan pergeseran struktur penduduk dari tingkat fertilitas dan
mencapai titik terendah dan berbalik meningkat mortalitas tinggi ke pola perkembangan penduduk yang
kembali. Saat rasio ketergantungan menunjukkan angka memiliki tingkat fertilitas dan mortalitas rendah.
yang paling rendah, yang biasanya berada di bawah 50 Transisi demografi ini merupakan implikasi dari
persen (jumlah penduduk usia kerja sekitar dua kali terjadinya perubahan sikap, perilaku, dan cara hidup
lebih besar dibandingkan dengan penduduk bukan usia sebagian besar penduduk Indonesia yang semakin
kerja) disebut jendela kesempatan (the window of efisien dan produktif serta perubahan cara hidup yang
opportunity). Kesempatan tersebut hanya terjadi satu semakin modern.
kali dalam seluruh perjalanan kehidupan penduduk.
Oleh karena itu, kualitas penduduk usia produktif perlu Gambar 1 Dependency Ratio Kabupaten
ditingkatkan agar mampu menanggung beban Bojonegoro, Tahun 2010-2020
penduduk usia nonproduktif.
46
Untuk memanfaatkan bonus demografi dan jendela 45.31
kesempatan, penting dipahami kapan bonus demografi 45 44.91
44.5
tersebut terjadi. Tidak seperti bonus yang lain, bonus 44 44.11
43.7843.53
demografi bukanlah suatu yang perlu ditunggu namun 43
43.3343.1943.1543.18
43.26
yang lebih penting lagi adalah persiapan pembangunan
SDM sebelum terjadinya jendela kesempatan. Dalam 42
konteks ini, persiapannya adalah meningkatkan kualitas
SDM penduduk yang akan memasuki usia produktif.
Penduduk usia produktif ini harus berpendidikan, sehat,
dan mempunyai ketrampilan kerja yang baik. Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Timur 2010-2020, BPS-UNFPA
Menurut hasil Sensus Penduduk 1995, penduduk
Kabupaten Bojonegoro berjumlah 1,1 juta jiwa. Laju Bertolak dari pola pertumbuhan penduduk seperti itu,
pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 1980-1990 susunan umur penduduk Kabupaten Bojonegoro pada
tercatat sebesar satu persen per tahun dan pertumbuhan awal abad ke-21 mulai bergeser dari dominasi umur
selama tahun 1990-1995 adalah 0,83 persen per tahun. penduduk muda menuju penduduk dewasa dan tua.
Diperkirakan laju pertumbuhan penduduk terus Struktur penduduk akan berubah dari bentuk piramida
menurun sampai sekitar 0,10 persen dalam kurun 2015- (dominasi usia muda) ke bentuk stupa (dominasi usia
2020. Meskipun angka pertumbuhan penduduk dewasa). Perubahan susunan penduduk ini
menurun, penduduk Kabupaten Bojonegoro akan terus menunjukkan bahwa susunan penduduk Kabupaten
meningkat jumlahnya dari 1,0 juta pada tahun 1985 Bojonegoro pada tahun 2020 ke depan akan mulai
menjadi 1,2 juta pada tahun 2020 (BPS, 2010). bergeser dari dominasi penduduk muda ke penduduk
usia produktif. Struktur penduduk inilah yang disebut
Jumlah penduduk Kabupaten Bojonegoro berdasarkan bonus demografi karena proporsi penduduk usia
proyeksi yang dilakukan oleh BPS-UNFPA (2015) produktif (usia 15-65) meningkat, dan proporsi

80
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

penduduk usia tidak produktif (usia 0-14 tahun dan > 65 Tabel 2. Komposisi Penduduk (%) dan Angka
tahun) menurun. Gejala ini memperlihatkan Beban Ketergantungan Kabupaten
menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) Bojonegoro, Tahun 2013-2017
seperti dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahun 0-14 15-64 65 Angka Beban
Salah satu indikator perubahan itu adalah menurunnya Tahun Tahun Tahun+ Ketergantungan
angka ketergantungan (dependency ratio) selama 10 (jiwa)
tahun terakhir. Perubahan tersebut terlihat pada pola 2013 22,47 69,39 8,14 44,11
ketergantungan penduduk umur muda (0-14) atau tua 2014 22,18 69,55 8,27 43,78
(65 tahun ke atas) terhadap kelompok usia produktif 2015 21,90 69,67 8,43 43,53
2016 21,62 69,77 8,61 43,33
(usia antara 15-64 tahun). Susunan umur penduduk di 2017 21,34 69,84 8,82 43,19
Kabupaten Bojonegoro pada awal abad ke-21 akan Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur
bergeser ke dominasi umur penduduk tua. Transisi 2010-2020
demografi tersebut menimbulkan apa yang disebut
“bonus demografi” yang akan terjadi tahun 2010-2025. Angka ketergantungan yang rendah dapat mendorong
perekonomian tumbuh lebih baik, karena berpeluang
Kabupaten Bojonegoro tengah berada dalam periode lebih besar untuk melakukan investasi manusia dan
transisi struktur penduduk usia produktif. Pada kurun meningkatkan produksi. Rasio ketergantungan yang
waktu 2020-2030, penurunan rasio ketergantungan cenderung terus menurun belakangan ini diperkirakan
Kabupaten Bojonegoro akan mencapai angka terendah. akan mencapai titik terendah pada periode 2020-2030.
Penurunan rasio ketergantungan yang dipengaruhi oleh Pada periode itu akan terdapat peluang ekonomi terbaik
penurunan proporsi penduduk muda memberi dampak bila penduduk usia produktifnya berkualitas. Namun
positif bagi pembangunan karena mengurangi besarnya sebaliknya, perlu diwaspadai jika sebagian besar dari
investasi untuk pemenuhan kebutuhan penduduk muda. mereka tidak bekerja disebabkan gagal terserap pasar
Dengan demikian, penggunaan sumber daya dapat kerja. Kondisi ini dapat menjadi persoalan tersendiri
dialihkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan dan pada gilirannya akan menimbulkan instabilitas
peningkatan kesejahteraan keluarga (Adioetomo, sosial maupun politik.
2005). Implikasi penting dari kondisi ini adalah
semakin pentingnya penyediaan lapangan kerja agar Menurunnya angka beban ketergantungan diikuti pula
perekonomian dapat memanfaatkan secara maksimal dengan menurunnya proporsi penduduk usia muda (0-
besarnya proporsi penduduk usia produktif. Lebih 14 tahun) sebagai dampak dari menurunnya laju
penting lagi, bila tingkat pendidikan secara umum pertumbuhan penduduk. Data pada tabel 2
diasumsikan terus membaik, produktivitas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada sebanyak
perekonomian negara ini sesungguhnya dalam kondisi 22,47 persen penduduk yang berusia muda (0-14 tahun)
premium. Hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk dan turun menjadi 21,62 persen pada tahun 2016.
tujuan percepatan maupun perluasan pembangunan Hingga tahun 2017 proporsi penduduk usia 0-14 tahun
ekonomi. turun menjadi 21,34 persen.

Perubahan susunan penduduk Kabupaten Bojonegoro Pada tabel 2 juga dapat dilihat bahwa struktur umur
mulai bergeser dari dominasi penduduk muda ke penduduk Bojonegoro masih didominasi oleh
penduduk usia produktif. Angka beban ketergantungan penduduk usia produktif yang berdasarkan Proyeksi
setiap tahun cenderung mengalami penurunan. Pada Penduduk 2010-2020 mencapai 69,39 persen pada
tahun 2013 angka beban tanggungan sebesar 44,11 tahun 2013. Proporsi ini meningkat menjadi 69,67
persen. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk usia persen pada tahun 2015 dan 69,84 persen pada tahun
produktif menanggung sekitar 45 penduduk usia tidak 2017. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk usia
produktif. Pada tahun 2014 angka beban tanggungan produktif di Bojonegoro menjadi sangat potensial
penduduk menurun menjadi 43,78 persen, pada tahun sebagai modal dasar yang besar untuk pembangunan.
2015 turun menjadi 43,53 persen, dan tahun 2016 Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun
menjadi 43,33 persen. Pada tahun 2017 angka beban ke atas) semakin bertambah dari 8,14 persen pada tahun
tanggungan penduduk berada pada posisi 43,11 persen. 2013, menjadi 8,43 persen pada tahun 2015 dan 8,82
Artinya, setiap 100 penduduk produktif masih persen pada tahun 2017.
menanggung beban 44 penduduk tidak produktif.
Bonus demografi memberikan beberapa keuntungan
bagi Kabupaten Bojonegoro, yaitu adanya peluang
untuk mendapatkan keuntungan ekonomis karena
penurunan rasio ketergantungan dan/atau penurunan

81
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
proporsi penduduk muda dapat mengurangi besarnya MODAL MANUSIA
biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhan layanan
umum. Agar bonus demografi ini benar-benar dapat Investasi di bidang SDM atau human capital
memberikan keuntungan, diperlukan penyiapan supaya dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas kerja
penduduk usia produktif di Kabupaten Bojonegoro yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan.
pada masa-masa terjadinya bonus demografi benar- Investasi di bidang SDM dapat dilakukan dalam bentuk:
benar memiliki kualitas dan produktivitas yang (1) pendidikan dan latihan, (2) migrasi dan urbanisasi,
diinginkan. Penyiapan tersebut antara lain dilakukan serta (3) perbaikan gizi dan kesehatan. Dalam teori
melalui program pendidikan. Dengan demikian, SDM di bidang pendidikan disebutkan bahwa
pembangunan sektor pendidikan menjadi penting dan seseorang dapat meningkatkan pendapatan melalui
perlu mendapat prioritas (Suryadi, 1999). peningkatan pendidikan dan latihan. Setiap tambahan
satu tahun sekolah akan meningkatkan kemampuan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kerja dan tingkat pendapatan. Akan tetapi, mengikuti
pembangunan manusia. Potensi yang dimiliki manusia sekolah berarti menunda penerimaan pendapatan
dapat dikembangkan secara optimal melalui selama beberapa tahun. Selain itu, mereka yang
pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai sarana meneruskan pendidikan harus membayar biaya sekolah
investasi yang mampu meningkatkan pengetahuan, seperti membeli buku-buku dan peralatan sekolah,
keterampilan, dan keahlian tenaga kerja sebagai modal transportasi dan berbagai kebutuhan lainnya. Teori
agar bisa bekerja lebih produktif, sehingga dapat SDM mengemukakan bahwa seseorang akan
meningkatkan penghasilan di masa datang. meneruskan sekolah, misalnya dari SMA ke Sarjana
Strata I dengan berbagai pertimbangan. Bila sampai
Pentingnya pendidikan sudah sejak lama disadari tingkat tertentu, penghasilan yang diperoleh lulusan
seluruh bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pendidikan Sarjana Strata I lebih besar daripada SMA,
pembukaan Undang-Undang dasar 1945 yang seseorang rela menerima penghasilan yang tertunda,
menyatakan bahwa salah satu tujuan dibentuknya bahkan bersedia mengeluarkan biaya sebagai bentuk
NKRI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. investasi di masa mendatang (Simanjuntak, 1985).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk Ogawa, Jones dan Williamson (1993) mengatakan
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem bahwa di negara-negara di wilayah Pacific Rim,
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan termasuk Indonesia telah terjadi human capital
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak deepening. Artinya, telah ada upaya untuk
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. meningkatkan kualitas SDM melalui investasi dan
Pemerintah mengimplementasikan amanat tersebut ke perluasan pendidikan. Upaya tersebut melibatkan
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang komitmen yang cukup panjang dari negara-negara di
Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa wilayah Pasific Rim, termasuk Indonesia yang telah
pendidikan adalah usaha untuk menyelenggarakan dimulai bahkan jauh sebelum adanya pertumbuhan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta ekonomi tinggi tahun 1970-1990-an. Ogawa, Jones dan
didik terlibat secara aktif mengembangkan potensi Williamson (1993) mengadakan studi perbandingan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, tentang perluasan pendidikan di Indonesia, Malaysia,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak Thailand dan Filipina, yang meskipun negara-negara
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, tersebut digolongkan mempunyai pertumbuhan
masyarakat, bangsa, dan negara. Hingga saat ini, ekonomi lambat dibanding dengan Asia Timur lainnya,
meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan namun telah terjadi perkembangan di bidang
menjadi salah satu agenda dalam menentukan arah Pendidikan. Pemerintah Indonesia bahkan sejak awal
kebijakan pembangunan yang disusun dalam Rencana telah memberikan komitmen untuk investasi
Strategis (Renstra), Rencana Pembangunan Jangka pendidikan. Namun, sejak tahun 1980an hasil
Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka peningkatan pendidikan tersebut tidak dapat diimbangi
Panjang (RPJP), serta dokumen lain yang memuat dengan peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja
berbagai hal berkaitan dengan kebijakan pembangunan Ogawa, Jones dan Williamson (1993). Ogakawa, Jones
pendidikan yang mengacu pada RPJM dan RPJP dan Wiliamson mengasumsikan bahwa di tahun 1980an
Nasional. Sasaran RPJM bidang pendidikan antara lain setiap pekerja yang akan memasuki masa pensiun
meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan adalah mereka yang buta huruf, dan akan digantikan
dan meningkatkan mutu pendidikan. oleh tiga orang calon pekerja dengan pendidikan yang
lebih tinggi. Ini disebut sebagai push down effect dari
pertumbuhan penduduk usia kerja muda dan
peningkatan pendidikan yang pesat. Keadaan seperti ini

82
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

juga dialami oleh negara tetangga lain dengan per kapita yang tinggi tidak secara otomatis akan
pertumbuhan penduduk tinggi. membuat kehidupan manusia semakin baik. Pernyataan
bahwa “pendapatan yang rendah sebagai penyebab
Investasi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kemiskinan” dianggap terlalu menyederhanakan
kualitas SDM melalui perluasan jangkauan pendidikan masalah. Bagi Sen, ada penyebab yang lebih mendasar
dasar telah membuahkan hasil. Komitmen mengejar hingga terjadi keterbelakangan, yakni kualitas SDM.
ketertinggalan di bidang pendidikan memperlihatkan Menurut Sen, “pembangunan manusia (human
hasil yang signifikan. APM SD telah meningkat dengan development) adalah sekutu bagi masyarakat miskin.”
pesat dan bahkan mencapai tingkat ‘universal’.
Perluasan jangkauan pendidikan dinikmati oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia (Adioetomo KONDISI PENDIDIKAN SAAT INI DI
dalam Hull, 2005). Sebanyak 90 persen generasi KABUPATEN BOJONEGORO: ANALISIS
kelahiran tahun 1980-1985 telah menamatkan SITUASI DAN ISU STRATEGIS
pendidikan dasar. Sebesar 90 persen yang telah tamat
SD telah melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya, Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten di
dan 60 persen generasi 1980-1985 telah menamatkan Provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan lumbung
SLTP. Selanjutnya, sebesar 30-40 persen mencapai pangan negeri dan potensi alamnya, terutama penghasil
tamat SLTA. minyak dan gas bumi. Minyak bumi menjadi
penyumbang terbesar dalam perekonomian di
Usaha mencerdaskan kehidupan bangsa lewat proses Bojonegoro. Namun pada kenyataannya di Kabupaten
pendidikan dan pembudayaan tidak saja penting Bojonegoro masih banyak ditemui anak putus sekolah.
sebagai cara memanusiakan manusia, tetapi juga Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
memiliki nilai pragmatik dalam mengembangkan Bojonegoro Tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah
kesejahteraan rakyat. Ki Hadjar Dewantara pernah anak putus sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD)
berkata “Kemajuan sebuah bangsa terletak pada sebanyak 667 anak, 1.103 di tingkat Sekolah Menengah
pendidikan dan pada generasi bangsa itu sendiri”. Pertama (SMP), dan 2.221 anak pada jenjang Sekolah
Baginya, pendidikan merupakan wahana untuk Menengah Atas (SMA). Pada tingkat kecamatan,
membuat bangsa ini menjadi bangsa yang maju, jumlah anak putus sekolah tertinggi adalah di
bermartabat, sejahtera, dan merdeka lahir-batin. Untuk Kecamatan Ngraho (439 anak), Kecamatan Ngasem
itu, Ki Hajar Dewantara punya semboyan yang indah, (353 anak), Kecamatan Dander (383 anak), dan
“Belajar seumur hidup, belajar dari kehidupan.” Kecamatan Sukosewu (215 anak). Selanjutnya data
Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018
Peraih Hadiah Nobel di bidang ekonomi, Amartya Sen menunjukkan secara umum jumlah anak putus sekolah
mengategorikan pendidikan sebagai “peluang-peluang usia 13-18 tahun sebanyak 2.020 orang.
sosial” (social opportunities) yang sangat fundamental
dalam menciptakan kemerdekaan hakiki semua orang Tabel 3. Jumlah Anak Putus Sekolah Menurut
untuk hidup lebih baik dan layak. Menurut Sen (1999), Jenjang Pendidikan di Kabupaten
akses terhadap pendidikan sebagai salah satu social Bojonegoro, Tahun 2015
opportunities ini penting, bukan hanya dalam rangka Jenjang Pendidikan Jumlah Anak Putus
mencapai taraf hidup yang menyenangkan, melainkan Sekolah
juga penting bagi warga sebagai modal awal untuk Sekolah Dasar/SD 667
berperan serta secara lebih efektif dalam aktivitas
ekonomi-politik-kultural secara lebih baik. Sekolah Menengah 1103
Pertama/SMP
Sen mencontohkan bahwa kebutaaksaraan akan Sekolah Menengah 2221
menjadi penghambat utama seseorang untuk berperan Atas/SMA
serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang Sumber: BPS Kabupaten Bojonegoro, 2015
mempersyaratkan adanya kemampuan baca-tulis atau
pengendalian mutu secara ketat. Hal yang sama juga Jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Bojonegoro
akan terjadi dalam peran serta politik warga, dengan ini lebih rendah dibandingkan dengan jumlah anak
minimnya tingkat pendidikan yang juga akan putus sekolah di tingkat provinsi. Data Kementerian
menghambat partisipasi politik seseorang dalam Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tahun
beragam aktivitasnya (Sen, 1999). Singkat kata, 2018 menunjukkan jumlah anak putus sekolah pada
pendidikan menjadi hal paling vital, merupakan kunci tingkat SD di Provinsi Jawa Timur sebanyak 1.980
utama bagi kemajuan dan kesejahteraan sebuah bangsa anak, pada tingkat SMP sebanyak 7.532 anak dan 3.850
dan umat manusia. Dalam penelitian Sen, pendapatan anak pada jenjang pendidikan SMA.

83
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
Angka putus sekolah digunakan sebagai ukuran yang
dapat menunjukkan kondisi pendidikan di suatu Gambar 2. APS 7-12 Tahun, APS 13-15 Tahun,
wilayah. Tingginya angka putus sekolah menunjukkan APS 16-18 Tahun di Provinsi Jawa
kondisi pendidikan yang belum cukup baik, dan Timur, Tahun 2013-2017 (%)
sebaliknya. Selain angka putus sekolah, Angka
Partisipasi Sekolah (APS) juga dapat menunjukkan 120
kondisi pendidikan di suatu wilayah. APS 99.05 99.38
96.36 99.45
96.53 99.46
96.69 99.57
96.77
100 92.38
menunjukkan siswa berumur 7-24 tahun yang sekolah.
80 70.25 70.44 70.54 71.51
APS dapat digunakan untuk menunjukkan kemajuan 62.32
pembangunan pendidikan. Semakin tinggi APS, 60

menunjukkan kondisi pendidikan yang semakin baik. 40


Sebaliknya, semakin rendah APS menunjukkan kondisi 20
pendidikan yang tidak cukup baik. Indikator lain adalah
0
APM yang mengukur ketepatan usia penduduk untuk 2013 2014 2015 2016 2017
mengenyam suatu jenjang pendidikan tertentu. Secara 7-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun
umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK
karena APK memperhitungkan jumlah penduduk di Sumber: Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
luar usia sekolah pada suatu jenjang pendidikan 2018.
tertentu, sedangkan APM hanya sebatas usia pada
jenjang tersebut. APS kabupaten/kota di Jawa Timur cukup beragam.
Secara umum APS kelompok usia 7-12 tahun dan
Selain memperlihatkan capaian di bidang pendidikan, kelompok usia 13-15 tahun sudah di atas 90 persen. Hal
APS merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan tersebut menandakan bahwa program wajib belajar 9
terhadap penduduk usia sekolah. APS digunakan tahun telah dinikmati oleh hampir seluruh penduduk di
sebagai indikator dasar untuk melihat akses penduduk Jawa Timur. Namun demikian, kondisi tersebut tidak
pada fasilitas pendidikan bagi penduduk usia sekolah. berlaku pada kelompok usia 16-18 tahun. APS
APS menyatakan persentase penduduk yang bersekolah kelompok usia 16-18 tahun di berbagai wilayah masih
menurut kelompok usia sekolah, yaitu 7-12 tahun (SD), belum merata. Sebagai contoh, daerah dengan APS
13-15 tahun (SLTP) dan 16-18 tahun (SLTA). Semakin kelompok usia 16-18 tahun tertinggi adalah Kota Kediri
tinggi APS menunjukkan semakin banyak anak usia (90,01 persen), sedangkan yang terendah dimiliki oleh
sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Ini berarti Kabupaten Bangkalan (49,42 persen) (BPS, 2018).
semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan
mengenyam pendidikan. APS yang tinggi juga APS 7‐12 tahun Jawa Timur dalam lima tahun terakhir
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar berada pada kisaran 99 persen. Artinya, hampir seluruh
dalam mengakses pendidikan secara umum. penduduk Jawa Timur kelompok usia sekolah 7‐12
tahun terdaftar dan masih aktif mengikuti pendidikan.
Secara umum APS di Provinsi Jawa Timur pada Meskipun peningkatan persentasenya tidak terlalu
masing-masing kelompok usia sekolah mengalami besar, hal ini menunjukkan bahwa penduduk pada
peningkatan dalam lima tahun terakhir. Artinya, dari kelompok usia 7‐12 tahun yang mengenyam pendidikan
tahun ke tahun jumlah penduduk yang bersekolah di dasar terus bertambah. Dengan demikian program wajib
setiap kelompok usia tertentu semakin bertambah. belajar 6 tahun yang dicanangkan pemerintah Jawa
Bersekolah bukan saja merupakan kebutuhan agar Timur telah berhasil membawa penduduknya
dapat membaca dan menulis, akan tetapi lebih sebagai mengenyam pendidikan dasar. Kendati demikian, di
sarana untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, tahun 2017 masih ada 0,43 persen penduduk pada
bersosialisasi, dan memperoleh berbagai keterampilan. kelompok usia 7‐12 tahun yang belum/tidak
bersekolah. Hal ini yang perlu mendapat perhatian,
Semakin meningkatnya APS di setiap kelompok usia dengan fokus pada penyebab terjadinya kondisi tersebut
penduduk Jawa Timur dapat memberikan gambaran dan upaya yang akan dilakukan untuk mengatasinya.
bahwa ketersediaan sekolah pada setiap jenjang di Tersedianya sekolah‐sekolah dasar di berbagai wilayah
provinsi ini semakin besar. Selain itu, sekolah-sekolah hingga pelosok dan dukungan sarana prasarana lainnya
yang ada semakin mudah untuk diakses. Gambar 2 diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut.
menunjukkan peningkatan APS penduduk Jawa Timur Selanjutnya, APS usia 13‐15 tahun Jawa Timur
di setiap kelompok usia sekolah dalam lima tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu
terakhir. sebesar 3,94 persen dari 92,83 persen di tahun 2013
menjadi 96,77 persen di tahun 2017. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk kelompok usia

84
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

13‐15 tahun yang masih bersekolah terus meningkat capaian APS penduduk usia 7‐12 tahun di bawah angka
dalam 5 tahun terakhir. Keberhasilan program wajib provinsi. APS Kabupaten Bojonegoro pada masing-
belajar 6 tahun yang digulirkan pemerintah Jawa Timur masing kelompok usia sekolah selama tahun 2016-2018
dan dilanjutkan dengan program wajib belajar 9 tahun ditunjukkan pada tabel 4. APS laki-laki kelompok usia
dapat dilihat melalui APS pada kelompok usia ini. 7-12 tahun adalah 98,96 persen pada tahun 2016 dan
meningkat menjadi 100 persen di tahun 2017. Namun
APS pada kelompok usia 16‐18 tahun yang demikian, pada tahun 2018 APS kelompok usia ini
merepresentasikan usia sekolah tingkat lanjutan atas mengalami penurunan menjadi 98,86 persen.
juga mengalami peningkatan yang sangat baik dalam Selanjutnya, APS perempuan kelompok usia 7-12 tahun
periode tahun 2013-2017. Program wajib belajar 12 pada tahun 2016 sudah mencapai 100 persen. Akan
tahun yang mulai dicanangkan pemerintah Provinsi tetapi, angka ini turun menjadi 98,31 pada tahun 2018.
Jawa Timur sejak tahun 2012, sebagai lanjutan program APS laki-laki kelompok usia 13-15 tahun pada tahun
pendidikan dasar sebelumnya menunjukkan 2017 sebesar 97,19 persen, lebih tinggi dibandingkan
pengaruhnya pada peningkatan APS kelompok usia ini. APS pada tahun 2018 dan lebih rendah dari APS
Terjadi peningkatan sebesar 9,19 persen yaitu dari kelompok usia 7-12 tahun. Selanjutya, APS perempuan
63,32 persen pada tahun 2013 menjadi 71,51 persen kelompok 13-15 tahun sebesar 92,05 tahun. Artinya,
pada tahun 2017. Artinya, akses dan kesadaran sebanyak 97,19 persen penduduk laki-laki usia 13-15
penduduk Jawa Timur pada kelompok usia ini untuk tahun dan 92,05 persen perempuan memiliki akses
bersekolah terus meningkat. terhadap fasilitas pendidikan. Lebih lanjut, APS laki-
laki dan perempuan kelompok usia 16-18 tahun sebesar
Semangat untuk terus berada di bangku sekolah hingga 77,39 persen dan 83,23 persen secara berturut-turut
pendidikan yang lebih tinggi harus diimbangi dengan pada tahun 2017. Angka ini lebih tinggi dibanding
ketersediaan sekolah tingkat lanjutan dan sumber daya tahun 2016, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
lainnya. Sebagian di antara penduduk Jawa Timur pada Namun angka ini lebih kecil dibandingkan APS laki-
kelompok usia ini memiliki banyak keterbatasan dalam laki maupun perempuan kelompok usia 13-15 tahun.
mengakses pendidikan. Akibatnya, APS untuk tingkat Hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 19 persen
sekolah menengah atas lebih kecil dibandingkan penduduk laki-laki dan sekitar 8 persen penduduk
dengan sekolah untuk kelompok usia di bawahnya. Hal perempuan usia 16-18 tahun tidak lagi melanjutkan
ini ditunjukkan dengan masih adanya 28,49 persen Pendidikan ke jenjang SMA (BPS, 2018).
penduduk Jawa Timur di kelompok usia 16‐18 tahun
yang belum/tidak bersekolah pada tahun 2017. Banyaknya permasalahan kompleks dalam bidang
pendidikan masih menjadi kendala bagi beberapa
Upaya peningkatan pendidikan dasar dan menengah kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Bojonegoro
bagi penduduk Jawa Timur melalui program wajib untuk dapat mencapai APS 100 persen pada kelompok
belajar mendorong peningkatan APS pada setiap usia 13‐15 tahun. Faktor sosial budaya masyarakat yang
jenjang usia. Upaya tersebut diperkuat dengan program membatasi anak‐anaknya untuk bersekolah pada
prioritas pemerintah Jawa Timur di bidang pendidikan jenjang lebih tinggi menjadi salah satu penyebab belum
lainnya seperti program pendidikan anak usia dini, tercapainya APS 100 persen pada kelompok usia ini.
peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidik, Alasan ekonomi, kasus kawin muda, harus membantu
serta program rencana jangka panjang dengan merintis orang tua mencari nafkah, dan masih adanya
wajib belajar 15 tahun. pemahaman bahwa pendidikan bukan prioritas utama
dalam hidupnya, merupakan permasalahan‐
Provinsi Jawa Timur memiliki 38 kabupaten/kota permasalahan yang masih sering ditemui di beberapa
dengan karakteristik penduduknya yang beraneka kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur.
ragam. Kendati demikian, capaian APS di masing‐
masing kabupaten/kota pada setiap kelompok usia
relatif sama antarwilayah yang berdekatan dan Tabel 4. Angka Partisipasi Sekolah Menurut
memiliki karakterteristik yang sejenis. khususnya untuk Kelompok Usia Sekolah Kabupaten
kelompok usia 7‐12 tahun. Bojonegoro, Tahun 2016-2018
Kelomp 2016 2017 2018
APS usia 7‐12 tahun di sebagian besar kabupaten/kota ok Usia Laki Perempu Laki- Perempu Laki Perempu
di Jawa Timur hampir mencapai 100 persen. Artinya, Sekolah -laki an laki an -laki an
peluang untuk mengakses sekolah bagi penduduk 7 – 12 98,9 100,00 100,0 100,00 98,8 98,31
kelompok usia 7‐12 tahun di sebagian besar 6 0 6
kabupaten/kota di Jawa Timur terbuka lebar. Namun
demikian, masih terdapat 15 kabupaten/kota dengan

85
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
13 – 15 95,6 93,51 97,19 92,05 78,5 88,76 APS dengan APM merupakan persentase mereka yang
3 9 duduk di bangku sekolah tetapi tidak sesuai antara usia
16 – 18 67,9 79,73 77,39 83,23 58,9 72,53 dan tingkatan sekolahnya. Tabel 5 memperlihatkan
4 0 APM jenjang pendidikan SD sampai dengan SMA. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa APM pada setiap jenjang
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
pendidikan masih belum mencapai angka 100 persen.
Bojonegoro, 2018.
Hal ini menunjukkan bahwa belum seluruh penduduk
yang bersekolah menduduki jenjang pendidikan yang
Kemajuan pembangunan pendidikan bukanlah hal
sesuai dengan usianya. Namun, jika disandingkan
mudah untuk dicapai. Salah satu kendala yang dihadapi
dengan target capaian APM SD/MI nasional yang
dalam pembangunan pendidikan antara lain rendahnya
disebutkan dalam RPJMN tahun 2015-2019, nilai
jangkauan (coverage) dan akses pada pelayanan
capaian APM SD/sederajat pada tahun 2018 telah
pendidikan terutama bagi penduduk kurang mampu dan
melampaui target RPJMN tahun 2019 yaitu sebesar
penduduk yang tinggal di perdesaan atau di daerah
98,58 persen. Target APM SD/sederajat pada tahun
terpencil. Hal ini menyebabkan rendahnya partisipasi
berakhirnya RPJMN 2015-2019 adalah 91,3 persen.
sekolah terutama pada jenjang pendidikan menengah
Dari semua tingkat pendidikan, APM SD/sederajat
dan tinggi. Rendahnya partisipasi sekolah di tingkat
memiliki nilai paling tinggi, kemudian semakin
SMA Kabupaten Bojonegoro yang antara lain
menurun seiring meningkatnya jenjang pendidikan.
disebabkan oleh masih rendahnya jangkauan dan akses
Berdasarkan jenis kelamin, tidak terlihat perbedaan
pada pendidikan bukan satu-satunya penghambat
yang berarti antara APM laki-laki dan perempuan pada
kemajuan pendidikan. Kemiskinan dan biaya sekolah
setiap jenjang pendidikan.
yang tinggi turut menjadi penyebab rendahnya
partisipasi sekolah dan pemicu banyaknya siswa yang
Banyaknya jumlah anak putus sekolah pada jenjang
putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu sebanyak 2.221
pendidikan lebih tinggi. Rendahnya partisipasi sekolah
orang, seperti yang telah disebutkan di atas
dan relatif tingginya angka putus sekolah di tingkat
mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten
SMA/sederajat mengindikasikan perlunya perhatian
Bojonegoro. Hal ini sejalan dengan Peraturan
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada pendidikan
Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib
menengah terutama keberlanjutan siswa sekolah
Belajar yang mengharuskan setiap daerah
sampai tingkat Pendidikan tersebut.
meningkatkan program wajib belajar 9 tahun menjadi
12 tahun, yaitu sampai ke jenjang pendidikan menengah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, APS dapat
atas. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
digunakan untuk melihat partisipasi penduduk
mencanangkan GAS untuk menggugah semangat
kelompok usia tertentu dalam pendidikan formal.
pelajar dalam menempuh pendidikan dengan diimbangi
Namun dalam analisis lebih lanjut, APS tidak dapat
pemberian dana pendidikan bagi siswa-siswi
mengukur kesesuaian jenjang pendidikan yang sedang
SMA/sederajat yang didapat dari pengelolaan DAK
dijalani dengan kelompok usia tertentu. Untuk melihat
Bidang Pendidikan.
partisipasi penduduk kelompok usia tertentu yang
mengenyam pendidikan formal sesuai dengan
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berharap adanya
kelompok usianya digunakan indikator APM.
pengelolaan DAK Bidang Pendidikan yang diwujudkan
dalam pemberian bantuan dana pendidikan. Program
Tabel 5. Angka Partisipasi Murni (APM) Formal
yang sudah berjalan sejak tahun 2015 itu dapat
dan Nonformal Penduduk Kabupaten
membantu orang tua untuk membiayai pendidikan
Bojonegoro Menurut Karakteristik dan
anaknya, sehingga tidak ada lagi keluhan masyarakat
Jenjang Pendidikan, Tahun 2018
mengenai persoalan biaya pendidikan anak. Bantuan
Jenis Kelamin SD SMP SMA
dana Pendidikan diharapkan dapat mengurangi jumlah
Laki-laki 98,86 78,59 58,90 anak putus sekolah pada jenjang SMA/sederajat.
Perempuan 98,31 88,76 72,53
IMPLEMENTASI GERAKAN AYO SEKOLAH
Bojonegoro 98,58 83,52 64,48 (GAS)
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pada masa sekarang, pendidikan merupakan suatu
Bojonegoro, 2018 kebutuhan primer. oleh karenanya, masyarakat mulai
berlomba untuk mencapai pendidikan setinggi
Jika dibandingkan dengan APS, besaran APM lebih mungkin. Pemerintah pusat maupun daerah pun banyak
rendah untuk setiap kelompok usia. Selisih antara nilai yang menggulirkan program agar masyarakat semakin

86
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

mudah mengakses dan memperoleh layanan warga Bojonegoro dan tidak diberikan pada warga
pendidikan, sehingga tidak ada anak putus sekolah selain Bojonegoro, walaupun siswa tersebut menempuh
karena orang tua yang tidak bisa menyekolahkan pendidikan di Kabupaten Bojonegoro. Persyaratan yang
anaknya. dibutuhkan untuk pencairan bantuan DAK Pendidikan
adalah foto kopi Kartu Keluarga (KK) sebagai bukti
Dalam menyukseskan program wajib belajar 9 tahun, bahwa siswa yang dapat bantuan adalah warga
Pemerintah Pusat mengeluarkan Inpres No. 5 Tahun Kabupaten Bojonegoro. Selain itu, siswa juga harus
2006 tentang Gerakan Percepatan Penuntasan Wajib menyerahkan surat keterangan aktif sekolah disertai
Belajar 9 tahun. Kebijakan tersebut menuntut agar kelas yang diduduki dari lembaga/sekolah asal. Ini
wajib belajar 9 tahun dapat tuntas pada akhir tahun diperlukan untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut
2008. Dalam Inpres tersebut dijelaskan peningkatan benar-benar masih aktif sekolah dan kelas yang
persentase peserta didik sekolah usia 7-15 tahun didudukinya. Mereka juga menandatangani kwitansi
sekurang-kurangnya sebesar 95 persen di akhir 2008. keuangan bermatrai 3.000 rupiah.
Dalam hal ini Provinsi Jawa Timur telah mencapai APK
99,74 persen. Pada tahun 2008 Jawa Timur telah
merintis wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun. Untuk “...Bantuan ini diberikan kepada pelajar tingkat
melaksanakan program ini di tingkat propinsi SMA asli Bojonegoro. Artinya, meskipun
dianggarkan dana APBN sebesar Rp. 100 miliar, pelajar tersebut belajar di luar Bojonegoro tetap
sedangkan kabupaten/kota menyiapkan dana sebesar memperoleh bantuan ini. Baik itu siswa dari
Rp. 80 miliar. Jumlah anggaran sebesar itu keluarga miskin maupun kaya...” (Puji
membuktikan bahwa pemerintah memandang program Widodo, Kabid Sekolah SMP/SMA/SMK
ini penting dan perlu dilaksanakan. Dinas Pendidikan Bojonegoro).

Setelah program wajib belajar 9 tahun tuntas, Penggunaan DAK di Kabupaten Bojonegoro diatur oleh
Kabupaten Bojonegoro selanjutnya memulai Peraturan Bupati Bojonegoro (Perbup) No. 20 Tahun
penyelenggaraan program wajib belajar 12 tahun. 2017 yang mengatur bahwa pengadaan DAK ditujukan
Kebijakan tersebut dituangkan dalam Peraturan Daerah pada sektor pendidikan dengan harapan agar program
(Perda) Kabupaten Bojonegoro Nomor 4 Tahun 2014 wajib belajar di Bojonegoro dapat berjalan lebih
tentang APBD Tahun 2015. Pada Rekening Belanja optimal. Seluruh warga Bojonegoro yang menduduki
Bantuan Keuangan Pemerintahan Desa tertera dana pendidikan tingkat SMA/sederajat memperoleh dana
sebesar Rp. 20.105.500.000,- untuk DAK Pendidikan yang disediakan pemerintah kabupaten tanpa
bagi siswa SMA/SMK/MA negeri/swasta sekabupaten terkecuali. Pemerintah Bojonegoro sangat berharap
Bojonegoro. dengan pemberian DAK yang dikhususkan pada
pendidikan SMA/sederajat ini dapat mengurangi angka
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas putus sekolah, sehingga putra/putri Bojonegoro tetap
Pendidikan mencanangkan GAS bagi anak-anak dapat bersekolah dan berkontribusi dalam
Bojonegoro pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015, pukul pembangunan daerah.
09.00 WIB di pendopo Kecamatan Dander. Meskipun
pemerintah pusat sudah memberikan bantuan Pemberian DAK Bidang Pendidikan dilaksanakan
pendidikan melalui Bantuan Operasional Sekolah setiap tahun. Kegunaan DAK Pendidikan ini semata-
(BOS), Program Indonesia Pintar (PIP), Program mata untuk memenuhi kebutuhan sekolah, misalnya
Keluarga Harapan (PKH), dan jenis-jenis bantuan membayar SPP serta membeli buku dan seragam
lainnya, semua program masih belum mampu sekolah. Adapun besaran dana yang diperuntukkan bagi
sepenuhnya menyentuh program wajib belajar 12 tahun. siswa-siswi tingkat SMA/SMK/MA sederajat pada
tahun 2015 sebagai berikut.
GAS merupakan kebijakan lokal Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro untuk memperkuat Program “Pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK)
Wajib Belajar Sembilan Tahun dengan memberikan Pendidikan tahun 2015, yang baru saja
bantuan berupa dana kepada anak-anak usia sekolah, diberikan bagi anak sekolah di tingkat
khususnya di tingkat SMA/sederajat. DAK Pendidikan SMA/SMK/MA sederajat sebesar Rp 500.000,-
dari pemerintah kabupaten dapat membantu sebagian bagi anak kelas X dan XI serta Rp 250.000,-
anak yang putus sekolah untuk kembali ke bangku bagi anak kelas XII di seluruh Kabupaten
sekolah. Jumlah dana bantuan yang diberikan adalah Rp Bojonegoro tanpa melihat status orang tua,
500.000,- per siswa per tahun pada tahun 2015 dan telah meyakinkan masyarakat bahwa
meningkat menjadi Rp 2.000.000,- di tahun 2016. pemerintah tidak main-main tentang
Bantuan DAK Pendidikan ini diperuntukkan bagi

87
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
keberlanjutan generasi penerus bangsa ini.” Pengelolaan DAK Bidang Pendidikan Kabupaten
(Kang Yoto, Mantan Bupati Bojonegoro) Bojonegoro (Pasal 6) besaran DAK Bidang Pendidikan
adalah sebesar Rp 2.100.000,- untuk setiap siswa kelas
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 X dan kelas XI yang orang tuanya termasuk dalam
mengalokasikan DAK Pendidikan dalam APBD kategori miskin/penerima Program Keluarga Harapan
sebesar Rp 98,6 miliar yang diperuntukkan bagi 49.445 (PKH). Sedangkan siswa kelas XII yang orang tuanya
siswa. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2015, termasuk dalam kategori yang sama menerima
yakni Rp. 7,216 miliar. Pada tahun 2016 besaran dana sejumlah Rp 1.050.000,- setiap siswa. Selanjutnya,
DAK Bidang Pendidikan yang diberikan kepada siswa- dana bantuan berjumlah Rp 2.000.000,- untuk setiap
siswi SMA/SMK/MA sederajat tersebut berubah siswa kelas X dan kelas XI yang orang tuanya termasuk
sebagaimana Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 8 kategori non miskin/mampu. Dana sebesar Rp
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan DAK 1.000.000,- diberikan untuk setiap siswa kelas X dan
Bidang Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro yaitu Rp kelas XII yang orang tuanya adalah Pegawai Negeri
2.000.000,- bagi setiap siswa/siswi kelas X dan XI serta Sipil (PNS) golongan I dan II. Jumlah dana sebesar Rp
Rp 1.000.000,- bagi kelas XII. Siswa kelas XII 500.000,- diberikan untuk siswa kelas XII yang orang
memperoleh dana lebih sedikit karena mereka akan tuanya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Golongan I
segera lulus sekolah. Namun untuk kelas X dan XI, dan II. Selanjutnya, sebanyak Rp 500.000,- diberikan
uang tidak diterimakan semuanya. Jumlah yang kepada setiap siswa kelas X dan kelas XI yang orang
diberikan kepada siswa sebesar Rp 1.000.000,-, tuanya adalah PNS Golongan III serta IV dan Rp
sedangkan Rp 1.000.000,- ditabung atas nama siswa 250.000,- bagi setiap siswa kelas XII dengan orang tua
untuk kebutuhan sekolah. dalam kategori yang sama.

Meskipun pada tahun 2017 pengelolaan pendidikan Pengelolaan DAK Bidang Pendidikan ini juga
tingkat SMA telah diambilalih oleh Provinsi Jawa melibatkan pemerintah desa dan LKM di kelurahan
Timur, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tetap masing-masing. Di Desa Banjarsari, Kecamatan
mengucurkan bantuan tersebut. Besaran bantuan DAK Trucuk, Kabupaten Bojonegoro yang merupakan lokasi
Pendidikan dievaluasi menyusul adanya efisiensi penelitian pengelolaan DAK Bidang Pendidikan
anggaran 40 persen akibat penurunan dana bagi hasil dilakukan pemerintah desa mulai dari tahap pengajuan
minyak dan gas bumi (DBH Migas) dan hasil usulan penerima bantuan, pengajuan pencairan dana
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setelah ditetapkannya pagu anggaran oleh Bupati,
tentang pembeda antara siswa miskin dan kaya. penyaluran dana kepada penerima bantuan, serta
pertanggungjawaban yang harus dilakukan pemerintah
desa terhadap penggunaan anggaran DAK Bidang
“Tahun ini ada klasifikasi anak dari keluarga Pendidikan yang diperoleh melalui transfer dana dari
mampu dan tidak mampu. Sebelumnya kami Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke Rekening
memberikan beasiswa kepada semua siswa Kas Desa. Mekanisme pengelolaan DAK Bidang
baik miskin maupun kaya.” (Puji Widodo, Pendidikan di Desa Banjarsari sesuai dengan Peraturan
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Bupati Bojonegoro Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Bojonegoro) Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pengelolaan DAK Bidang
Alokasi DAK Pendidikan pada tahun 2017 adalah Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro. Namun dalam
sebesar Rp 48 miliar. Pada tahun 2017 besaran dana pelaksanaannya masih ditemui permasalahan, dimulai
tersebut telah mengalami peningkatan sebagaimana dari adanya kekeliruan saat pendataan penerima DAK
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 20 Tahun 2017 Bidang Pendidikan.
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 8
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan DAK GAS yang diresmikan Pemerintah Kabupaten
Bidang Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro dan Bojonegoro pada tahun 2015 tersebut memberikan
dibedakan berdasarkan kondisi ekonomi orang tua atau dampak yang positif bagi dunia pendidikan di
golongan profesi dan jenjang kelas anak. Peningkatan Kabupaten Bojonegoro. Dengan adanya dana bantuan
besaran ini terlihat pada setiap siswa/siswi kelas X dan pelajar dapat mewujudkan mimpinya untuk menggapai
XI dari orang tua yang tergolong miskin yang cita-cita. Menurut Puji Widodo, Kabid Sekolah
mendapatkan dana sebesar Rp 2.100.000,-. SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Bojonegoro,
gerakan ini terbukti telah merubah pemikiran
Sesuai dengan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 20 masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk masa
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati depan.
Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pedoman

88
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

“Selain itu, jumlah siswa-siswi yang sekolah “..Bantuan ini sangat membantu meraih cita-
formal juga terus menunjukkan kenaikan. Dari cita saya melanjutkan kuliah di jurusan
data dinas pendidikan jumlah siswa kelas X bisnis,” (AzhariAnhar, Siswa MA Islahiyah
SMA/SMK/MA tahun 2014/2015 sekitar 16.923 Kalitidu, Bojonegoro).
naik menjadi 17.462 siswa pada tahun
2015/2016. Kenaikan jumlah siswa yang Tujuan pengelolaan DAK Bidang Pendidikan adalah
melanjutkan ke tingkat SMA sederajat tersebut meminimalisir jumlah anak putus sekolah,
juga merupakan wujud dari keberhasilan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK), dan
Pemkab Bojonegoro dalam melaksanakan membiayai kebutuhan sekolah. Ketiga tujuan tersebut
Gerakan Ayo Sekolah. Dengan adanya bantuan belum tercapai secara maksimal karena masih terdapat
DAK juga merupakan salah satu upaya berbagai permasalahan yang menghambat. Tujuan
Pemkab untuk menyukseskan Gerakan Ayo mengurangi jumlah anak putus sekolah belum berjalan
Sekolah. Sehingga diharapkan ke depannya maksimal karena kebanyakan dari mereka masih lebih
tidak ada lagi siswa/siswi yang putus sekolah memilih untuk bekerja dan tergiur dengan
atau tidak melanjutkan.” (Kabid Sekolah gaji/penghasilan yang mereka dapatkan bila
SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan dibandingkan dengan jumlah dana DAK Bidang
Bojonegoro). Pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya rangkaian
kegiatan seperti sosialisasi atau penyuluhan kepada
“...Dengan adanya beasiswa ini, tidak ada lagi masyarakat mengenai pentingnya pendidikan,
siswa di Bojonegoro yang putus sekolah alias terutama wajib belajar 12 tahun. Kegiatan tersebut
drop out. Sebab selama ini masih ada siswa dilaksanakan oleh pemerintah desa bersama dengan
SMA sederajat yang drop out dari sekolah. Karang Taruna, Lembaga Kemasyarakatan, PKK, dan
Sehingga membuat angka partisipasi kasar kelompok lainnya.
atau APK pendidikan masih membutuhkan
perhatian khusus...” (Kabid Sekolah Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase APK pada
SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan jenjang SMA/sederajat di Kabupaten Bojonegoro tahun
Bojonegoro). 2018 adalah sebesar 79,64 persen. Keadaan ini sama
dengan satu tahun sebelumnya (2017), yaitu APK pada
Laurencia Estela R, Siswi SMA Katolik IGN Slamet jenjang SMA/SMK/MA sederajat terbilang masih
Riyadi Kabupaten Bojonegoro memperoleh bantuan rendah (23,94%). Oleh karenanya, pemerintah desa
langsung DAK Pendidikan sebesar Rp 2.000.000,- pada perlu bekerja sama dengan Dinas Pendidikan maupun
tahun 2016. Bantuan yang diterima sangat bermanfaat instansi terkait lainnya untuk memecahkan
bagi siswa/siswi Bojonegoro maupun orang tua karena permasalahan ini.
dapat meringankan beban biaya sekolah. Bantuan
tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan Tabel 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) Formal
pendidikan, baik untuk membeli buku, sepatu, tas dan Nonformal Penduduk Menurut Jenis
maupun keperluan lainnya. Bantuan tidak digunakan Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2018
untuk bersenang-senang seperti membeli telepon Jenis Kelamin SD SMP SMA
genggam ataupun kebutuhan konsumtif lainnya.
Laki-laki 105,59 96,52 72,97
“…Hidup di Bojonegoro itu enak. Perempuan 101,50 97,14 89,24
Pendidikannya terjamin,” (Laurencia Estela R,
Siswi SMA Katolik IGN SlametRiyadi, Bojonegoro 103,53 96,82 79,64
Bojonegoro). Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Bojonegoro, 2018
“…Mimpi-mimpi saya yang dulunya seperti
tidak tercapai sekarang bisa tercapai dengan Efektivitas pelaksanaan GAS di Kabupaten Bojonegoro
bantuan ini,”(Laurencia Estela R, Siswi SMA dapat dilihat dari data persentase angka putus sekolah
Katolik IGN SlametRiyadi, Bojonegoro). SMA/SMK/MA yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013-2017.
Hal senada juga disampaikan Azhari Anhar, siswa MA Data tersebut menunjukkan penurunan angka putus
Islahiyah Kalitidu yang mengaku bantuan DAK sekolah di Kabupaten Bojonegoro pada jenjang
pendidikan dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya. pendidikan SMA/SMK/MA setelah adanya Program
Bantuan DAK tersebut digunakan untuk membeli buku, GAS (gambar 3). Pada tahun 2013 sebelum adanya
sepatu, tas maupun keperluan lainnya. Program GAS persentase angka putus sekolah pada

89
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
jenjang pendidikan SMA/SMK/MA adalah 0,70 persen Perimbangan Keuangan Nomor PER-1/PK/2017
dan mengalami penurunan menjadi 0,64 persen pada tentang Tata Cara Pemotongan Atas Lebih Bayar
tahun 2014. Selanjutnya persentase angka putus Dana Bagi Hasil Triwulan Satu pada tahun anggaran
sekolah terus mengalami penurunan, yaitu menjadi 0,59 2017. Ini berdampak pada pemotongan setiap anggaran
persen pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 kembali dalam APBD, termasuk juga pagu anggaran DAK
menurun menjadi 0,50 persen. Bidang Pendidikan yang diperoleh Pemerintah Desa
Banjarsari dan pengurangan dana yang disalurkan
Gambar 3. Persentase Putus Sekolah SD/MI, kepada penerima DAK Bidang Pendidikan.
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Kabupaten Bojonegoro, Tahun 2013- Terkait pengajuan usulan penerima DAK Bidang
2017 Pendidikan, masih terdapat beberapa desa di Kabupaten
Bojonegoro yang terlambat dalam mengajukan
proposal pencairan dana. Keterlambatan pengajuan
0.80
pencairan dana yang dilakukan oleh beberapa desa
0.70 tersebut berimbas pada terhambatnya pencairan dana
0.60 0.64
0.59 dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
0.50 (BPKAD) Kabupaten Bojonegoro. Akibatnya,
0.40 penyaluran dana kepada penerima DAK Bidang
Pendidikan juga ikut mengalami keterlambatan.
0.20
Untuk menyukseskan GAS Bupati Bojonegoro
0.00 membuka lomba dengan cara pertama, peserta harus
2013 2014 2015 2017 mendapatkan 5 kawan berusia 13-18 tahun yang
belum/putus sekolah, memfoto dan men-tag ke akun
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, 2013, Instagram: _*@kangyotobgoro*_. Kedua adalah
2014, 2015, 2016 dan 2017
meyakinkan mereka agar mau sekolah. Peserta harus
berhasil membuat minimal tiga orang dari mereka
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kegunaan
menyatakan siap dan mau sekolah. Peserta membuat
DAK pendidikan adalah untuk pembiayaan sekolah
video berdurasi kurang dari satu menit dan meng-
seperti membayar SPP dan membeli buku sekolah.
upload di instagramanda, tentang usaha yang dilakukan
Namun demikian, beberapa penerima dana DAK telah
untuk meyakinkan teman agar mau sekolah dan
menyalahgunakan dana tersebut untuk membeli telepon
pernyataan kesediaan teman itu untuk sekolah lagi.
genggam dan kebutuhan lainnya. Penyebab adanya
Pesrta kemudian mengirimkan/tag ke akun Instagram
penyalahgunaan ini karena mereka baru mendapatkan
Kang Yoto. Ketiga, peserta menuliskan nama, alamat
dana secara langsung setelah lulus sekolah.
dan nomor telepon genggam, beserta rencana pilihan
sekolah (paket B, C atau sekolah formal) yang akan
Permasalahan lain yang dihadapi terkait ketepatan
diambil teman yang diajak. Keempat, peserta menjadi
sasaran penerima dana. Penetapan sasaran penerima
perantara teman yang diajak dengan pihak Pemerintah
DAK Bidang Pendidikan di Desa Banjarsari dilakukan
Desa untuk dimasukkan dalam daftar calon penerima
melalui pendataan dari tingkat RT di setiap dusun. Dari
DAK Bidang Pendidikan dari pemerintah kabupaten.
pendataan tersebut ditemui permasalahan kekeliruan
Bagi 25 orang pertama yang memenuhi point 1, 2 dan 3
data yang di antaranya adalah salah kelas yang
diberikan pulsa senilai Rp 100.000,-. Ada juga hadiah
diduduki, belum terdata dan ada anak yang putus
tambahan berupa tiket gratis masuk GoFun bagi 500
sekolah tetapi masih terdata sebagai penerima DAK
orang pengirim pertama.
Bidang Pendidikan. Permasalahan ini dapat diatasi
melalui pengajuan revisi nama-nama siswa yang belum
terdata serta kelas yang diduduki siswa dengan
“DAK Pendidikan ini adalah bentuk apresiasi
mencantumkannya dalam laporan pertanggungjawaban
kepada anak-anak di Bojonegoro yang masih
(LPJ) penggunaan dana atas pencairan tahap pertama.
ingin melanjutkan ke jenjang sekolah tapi
Dengan demikian, program ini tepat sasaran sesuai
terbentur ekonomi. Ayo semangat bersekolah
dengan persyaratan dalam pedoman pengelolaan DAK
Tidak ada alasan lagi untuk tidak melanjutkan
Bidang Pendidikan. Selanjutnya, ada ketidaksesuaian
pendidikan. Mari kita jadikan Bojonegoro
besaran dana yang disalurkan oleh Pemerintah Desa
menjadi daerah yang kaya dengan sumber
Banjarsari kepada penerima DAK Bidang Pendidikan
daya manusia berkualitas. Mari wujudkan
dengan aturan karena adanya penurunan DBH Migas di
Wong Jonegoro lebih sehat, lebih cerdas, lebih
pertengahan tahun 2017 serta pemotongan atas lebih
bayar DBH berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal

90
Gerakan Ayo Sekolah di…| Sonyaruri Satiti

produktif dan lebih bahagia,” (Kang Yoto, tumpang tindih yang tak perlu antar program
Mantan Bupati Bojonegoro) pembangunan pendidikan antar tingkat pemerintahan
sebagai suatu bentuk pemborosan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan adalah investasi SDM di masa depan.
Menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di era Ace, S. (1999). Pendidikan, Investasi SDM dan
globalisasi dengan persaingan yang semakin tinggi Pembangunan: Isu, Teori, dan Aplikasi. Jakarta:
dibutuhkan SDM yang handal dengan bekal pendidikan Pusat Informatika, Badan Penelitian Pendidikan
yang semakin tinggi. Pembangunan SDM melalui dan Kebudayaan.
pendidikan diharapkan dapat mewujudkan sumber daya
Adioetomo, S. M. (2005). “Bonus Demografi
yang lebih berkualitas dengan pendidikan yang semakin
Menjelaskan Hubungan antara Pertumbuhan
tinggi. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan berbagai
Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi”.
sektor terkait.
Disampaikan pada Upacara Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang
Program wajib belajar 9-12 tahun yang bertujuan agar
Ekonomi Kependudukan pada Fakultas Ekonomi
penduduk dapat mengenyam pendidikan setara Sekolah
Universitas Indonesia, Jakarta 30 April 2005.
Menengah Pertama (SMP) hingga sekolah tingkat
lanjutan atas mampu mendorong peningkatan APS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
kelompok usia ini, dan dapat mengurangi jumlah [Bappenas]. (2018). Demografi Pembangunan.
penduduk kelompok usia ini yang belum/tidak berada Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan
di bangku pendidikan (baik formal maupun nonformal) Nasional.
meskipun belum optimal. Artinya akses dan kesadaran
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2018). Indikator
penduduk Kabupaten Bojonegoro pada kelompok usia
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bojonegoro
ini untuk bersekolah terus meningkat.
2018. Bojonegoro: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bojonegoro.
Bantuan langsung DAK Bidang Pendidikan yang
diberikan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sejak Badan Pusat Statistik [BPS]. (2018). Statistik
tahun 2015 telah mengurangi angka putus sekolah atau Pendidikan Jawa Timur 2018. Surabaya: Badan
siswa SMA/sederajat. Persentase angka putus sekolah Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
SMA/SMK/MA Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013-
Badan Pusat Statistik [BPS], & United Nations
2017 mengalami penurunan meskipun belum signifikan
Population Fund (UNFPA). (2015). Proyeksi
(0,20 persen). Program belum sepenuhnya efektif
Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur
karena adanya permasalahan yang terjadi selama
2010-2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
pelaksanaan pengelolaan DAK Bidang Pendidikan di
beberapa desa di Kabupaten Bojonegoro. Pemerintah Creswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan
desa di Kabupaten Bojonegoro seharusnya melakukan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
pemantauan Bagi penerima DAK Bidang Pendidikan Pustaka Pelajar.
terhadap penggunaan dana agar terhindar dari Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data
pemanfaatan dana yang tidak sesuai dengan Kualitatif. Terjemahan Tjetjep R.R. Jakarta: UI
kegunaannya. Press.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi pendidikan Neuman, W. L. (1997). Social Research Methods:
berdasarkan legislasi nasional yang berlaku hingga Qualitative and Quantitative Approaches.
sekarang belum mampu mengurangi, tetapi justru London: Allyn and Bacon.
cenderung menambah, ketergantungan pemerintah Ogawa, N., Jones, G. W., & Williamson, J. G. (Ed.)
provinsi dan kabupaten/kota terhadap pemerintah pusat. (1993). Human Resources in Development Along
Ketergantungan itu bukan hanya dalam pendanaan, the Asia-Pacific Rim. Singapore: Oxford
tetapi juga dalam perumusan kebijakan dan program
University Press.
(pembangunan) pendidikan bagi daerah masing-
masing. Oleh karena kapasitasnya yang belum Okezone, “5.000 Anak di Bojonegoro Putus Sekolah”,
berkembang, sebagian besar kebijakan dan program 17 Juni 2015, (online),
pendidikan daerah “meniru” apa yang dilakukan oleh http://news.okezone.com/read/2015/07/340/118
pusat sehingga tidak dapat dibedakan antara kebijakan 2901/5-000-anak-di-bojonegoro-putus-sekolah,
dan program pemerintah pusat dan kebijakan serta diakses pada 30 Juli 2015.
program asli daerah otonom. Akibatnya, terjadilah

91
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019 | 77-92
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. (2016). Peraturan
Bupati Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro.
Bojonegoro: Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. (2016). Peraturan
Bupati Bojonegoro Nomor 20 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro.
Bojonegoro: Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Rosadi, F. (2017). Ketimpangan Dalam Kacamatan
Demografi. Media Keuangan, 12(119), 15-17.
Diakses dari
http://103.93.189.54/Home/Detail/62/ketimpang
an-dalam-kacamata-demografi
Sen, A.(1999). Development as Freedom. New York:
Oxford University Press.
Simanjuntak, P. J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

92

Anda mungkin juga menyukai