USULAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
1198010154
PENDAHULUAN
Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan dan memiliki wilayah yang sangat
luas, sehingga tidak aneh jika wilayahnya kaya akan sumber daya alam. Bisa dikatakan
potensi kekayaan alam Indonesia sangat luar biasa besar. Selain sumber daya alam,
Indonesia pun diberkahi dengan sumber daya manusia yang banyak. Tercatat hingga
Desember 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 271.349.889 jiwa dimana 70,7%
berada pada usia produktif (dukcapil.kemendagri.go.id, 2021). Berdasarkan potensi dan
kondisi yang ada pada Indonesia tentunya masyarakat berharap banyak untuk
memperoleh kesejahteraan dalam kehidupan bernegaranya. Untuk menanggapi harapan
tersebut diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyakat. Upaya
yang bisa menjadi salah satu pilihan untuk dilakukan adalah melakukan pembangunan
nasional.
Dalam urusan pekerjaan sendiri, tercatat pada tahun 2019 jumlah pengangguran
terbuka berjumlah 97.956 (Sukernas, 2019). Dimana 60.307 pengangguran laki-laki dan
37.649 orang pengangguran perempuan. Para pengangguran terbuka ini berasal dari
berbagai latar belakang Pendidikan 3.321 orang dengan latar belakang tidak atau belum
pernah sekolah atau tamat SD, 12.736 orang tamatan SD Sederajat, 18.838 orang
tamatan SMP Sederajat dan 48.722 orang tamatan SMA Sederajat. Bahkan ada yang
tamatan diploma/universitas yaitu sebanyak 14.339 orang yang menjadi pengangguran
terbuka di Kabupaten Bandung. Tentunya Jumlah itu bisa dikatakan jumlah yang besar
dimana masih tinggi untuk ukuran angka pengangguran yang lebih baik lebih untuk
mengalami penurunan dan lebih sedikit dari itu. Hal ini juga mengindikasikan adanya
pembangunan yang belum baik.
Table 1.1 ini menunjukan capaian Kabupaten Bandung dalam mencapai target
atau indicator dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Dimana ada 13 indikator yang
bernilai 4 atau A yang artinya hampir mencapai atau sudah mencapai target dari SDGs.
Terdapat 8 indikator yang memiliki skor B yang berarti telah mendekati target SDGs, 5
indikator C yang berarti baru 75% menuju tercapainnya target SDGs. Ada juga yang
indikatornya baru memiliki skor D yaitu ada 12 indikator yang artinya baru setengah
jalam menuju target SDGs bahkan ada yang E berjumlah 6 indikator yang artinya masih
sangat jauh baru 25% akan mencapai target. Namun, umumnya melihat dari rata-rata
skor yaitu 2,27 maka nilai dari capaian Kabupaten Bandung ini baru bernilai C yang
menunjukan bahwa Kabupaten bandung masih membutuhkan 25% lagi untuk mencapai
target SDGs karena baru mencapai sekitar 75 % atau baru sekitar tiga perempat langkah
menuju target.
Ayu Oktaviani Musri (2020) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
dalam penelitian yang berjudul Pelaksanaan Program Sustainable Development Goals
(SDGs) Oleh Dinas Sosial Kota Pekan Baru Dalam Mengurangi Kemiskinan. Hasil dari
penelitian ini, yaitu Dinas sosial telah melaksanakan program dengan baik meskipun
masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya baik pada program IP, bantuan tunai dan
non tunai, serta program keluarga harapan maupun program Indonesia sehat yang masih
perlu dilakukan peningkatan program.
Kebaruan penelitian ini bisa dilihat dari perbedaan objek yang dibicarakan.
Dimana pada penelitian ini, objek yang dibicarakan adalah pemerintah yang dilihat itu
perannya dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Berbeda
dengan penelitian pertama yang membahas pembangunan lingkungan saja, penelitian ini
membahas mengenai keempat pilar pembangunan berkelanjutan baik lingkungan,
ekonomi, sosial dan hukum dan tata Kelola. Berbeda juga dengan penelitian kedua yang
membahas mengenai program bukan pemerintah seperti pada penelitian ini. Sedangkan
dengan penelitian ketiga meskipun sama membahas mengenai peran pemerintah tetapi
memiliki perbedaan dari sisi masalah yang dibahas jika penelitian ketiga membahas
tentang pembangunan desa sedangkan penelitian ini tentang pembangunan
berkelanjutan.
Penelitian ini juga berbeda dari ketiga penelitian sebelumnya dari segi lokus
penelitian. Meskipun pasti banyak dilakukan penelitian di tempat penelitian ini tetapi
yang peneliti temukan tidak sama dengan tema yang sama dengan penelitian ini.
Apalagi penelitian sebelumnya dengan lokus penelitian yang sama dengan konsep yang
sama. Selain itu kebanyakan penelitian sebelumnya dengan judul peran pemerintah itu
lokusnya lingkup lebih kecil seperti desa sedangkan penelitian ini lebih besar yaitu
daerah kabupaten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk pemerintahan daerah secara umum terbagi menjadi dua bentuk. Pertama,
local self government dimana pemerintah daerah yang berpemerintahan sendiri dengan
kepemilikan hak untuk mengawasi dan mengurus pemerintahannya sendiri. Bentuk ini
merupakan hasil dari prinsip desentralisasi yang dianut dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, hal ini untuk menjawab kebutuhan pembangunan daerah sehingga
masyarakat di daerah pun bisa merasakan pembangunan, yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan oleh pemerintah pusat. Kedua, local state government yaitu bentuk
pemerintahan daerah yang sesuai dengan asas dekonsentrasi dimana pembentukan
pemerintah daerah atau administratifnya dibentuk untuk menangani pelaksanaan tugas
dari pemerintahan di suatu daerah dibawah wewenang pemerintah pusat.
Berdasarkan pengertian tersebut, pemerintah daerah memiliki beberapa dimensi.
Pertama, ada dimensi sosial, dengan dasar bahwa pemerintah daerah itu merupakan
kelompok masyarakat yang terorganisir di wilayah tertentu. Kedua, pemerintah daerah
memiliki karakteristik dimensi ekonomi khusus, yang berkaitan dengan bagaimana
kondisi dari daerah itu, apakah memiliki potensi atau tidak. Pada praktiknya
pembangunan pemerintah daerah serta kondisi ekonomi dan potensi suatu daerah
merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan segala hal terkait urusan pemerintah
daerah serta mendorong terjadinya pemekaran daerah. Ketiga, dimensi geografis,
pemerintah daerah dipahami sebagai unit organisasi dengan karakteristik lingkungan
geografis tertentu, termasuk diantaranya kondisi fisik geografis, struktur penduduk, dan
potensi ekonomi tertentu yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pemerintahan.
Keempat, pemerintah daerah dianggap sebagai dimensi hukum suatu badan hukum
publik, yaitu dalam batas tertentu pemerintah daerah dipercayakan untuk mengurus
urusan pemerintahan tertentu. Kelima, pemerintah daerah dianggap sebagai dimensi
politik yang berkaitan erat dengan sebagian atau keseluruhan aspek dalam sistem politik
negara yang bersangkutan, dimana Pemda sebagai pelaksana dari tugas yang telah
diberikan pemerintah pusat. Keenam, dimensi administrasi dimana pada tataran
pemerintahan, pemerintah daerah dipahami sebagai organisasi otonom yang memiliki
kekuasaan dalam mengurus dan mengurus berbagai urusan tertentu pemerintahan yang
sudah pemerintah pusat serahkan kepada pemerintah daerah sebagai urusan internal
daerah.
Organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan dimana organisasi itu berada, dan
sebaliknya organisasi dapat mempengaruhi lingkungan dimana organisasi itu berada.
Demikian pula pemerintah daerah akan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan
atau daerah tertentu dimana pemerintah daerah tersebut berada. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa pemerintah daerah juga dipengaruhi oleh lingkungan setempat, seperti
yang dikemukakan oleh Muthalib serta Akbar Ali Khan (1971) mengenai berbagai
faktor yang berpengaruh dalam pemerintah daerah. Menurutnya perjalanan
sejarah/historis yang mencakup norma dasar dan tradisi yang sudah lama dijalankan di
suatu tempat menjadi factor yang paling signifikan dalam mempengaruhi pemerintahan
daerah di berbagai negara. Selain itu terdapat pula kebudayaan yang memiliki pengaruh
besar terhadap struktur maupun sistem pemerintahan suatu daerah. Ada pula tradisi
keagamaan masyarakat suatu negara yang telah dipegang dalam kurun waktu yang
lama dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat menjadi bagian dari banyaknya faktor
yang mempengaruhi pemerintah daerah. Faktor lain, termasuk dantaranya geografi dan
demografi pun tak ketinggalan menjadi salah satu factor. Selain itu, kondisi politik dan
ekonomi juga merupakan bagian dari faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemerintah daerah, karena biasanya bentuk pemerintahan suatu daerah akan mengikuti
bentuk dari pemerintahan pusat dan akan berpengaruh pada pelaksanaan pembangunan.
Faktor terakhir adalah kondisi social dimana karakteristik sosial masyarakat akan sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan masyarakat dan pemerintahan daerah.
Dalam SDGs ini juga terdapat pilar utamanya yang menurut UN (2015) ada
lima. Pertama, people atau manusia yang menunjukan bahwa tujuan pembangunan
berkelanjutan ini dilakukan untuk kepentingan manusia seperti agar manusia bebas dari
kemiskinan, tidak kekurangan makanan sebagai kebutuhannya dan memperoleh hak
hidup secara bermartabat sebagai makhluk terhormat. Kedua, planet yang
mengindikasikan SDGs itu dilakukan dalam rangka upaya perlindungan atas berbagai
bentuk akibat yang disebabkan manusia yang tak bertanggung jawab maupun bencana
alam sendiri terhadap bumi baik daratan maupun lautan dengan harapannya bumi masih
bisa ditinggali manusia maupun dimanfaatkan manusia di masa depan. Ketiga,
prosperity yang menunjukan SDGs ada agar manusia bisa hidup Makmur dengan
kehidupan yang damai, sejahtera, dan berkecukupan serta manusia dan lingkungannya
bisa harmonis hidup berdampingan dengan selalu menjaga alam bukan merusak alam.
Keempat, peace yang merupakan bagian penting dan harus ada dalam pembangunan
berkelanjutan karena keduanya saling berhubungan. Kelima, partnership yaitu adanya
kolaborasi dan kerja sama yang erat dengan menekankan asas solidaritas dalam
kerjasama global karena hal itu dapat mempengaruhi dari tercapainya keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.
Menurut Merton, peran adalah pola perilaku yang diharapkan untuk dilakukan
seseorang atau timbul dari seseorang yang berada pada posisi tertentu sehingga dibebani
harapan oleh banyak orang seperti masyarakat atau rakyat yang percaya dan punya
keyakinan pada seseorang tertentu. John Wahlke mengklasifikasikan peran politik
menurut aktor yang memainkannya, yaitu oleh aktor politik dan actor institusi. Pada
saat yang sama, pemerintah adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
berdirinya lembaga yang bertujuan mewujudkan berbagai keinginan rakyat dengan
mengambil jalan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah berhak
menentukan, membuat dan memaksakan atas pelaksanaan sesuatu dan dapat melakukan
eksplorasi terhadap sumber daya alam maupun rakyatnya guna mendorong lebih
cepatnya tujuan negara tercapai
Pada laporan The World Bank, disebutkan terdapat lima tugas dasar yang
dimiliki pemerintah. Pertama, pemerintah bertugas menetapkan dan menempatkan dasar
hukum (establishing a foundation of law) artinya membuat aturan hukum untuk
melindungi masyarakat pada umumnya dari berbagai tindakan yang tidak diingkan.
Kedua, pemerintah memiliki tugas untuk mengadakan kebijakan yang tidak
menyimpang artinya kebijakan yang dibuat memang benar dibutuhkan dan dikehendaki
oleh masyarakat. Ketiga, pemerintah mengemban tanggung jawab untuk memenuhi
tugasnya dalam melaksanakan penanaman modal dibidang infrastruktur dan pelayanan
yang sifatnya umum secara sosial untuk menunjukan pemerintah sangat berperan alam
perekonomian negara. Keempat, melindungi yang lemah (protecting vulnerable) dalam
hal ini pihak-pihak yang tertekan dan kurang memiliki kemampuan untuk melindungi
diri sendiri dan kelima melindungi lingkungan hidup (protecting the environment) yang
dilakukan pada tempat dimana pemerintahan ini memerintah.
Peran pemerintah bisa diartikan juga dengan jalinan hubungan diantara pihak
yang berhak untuk memberikan perintah dalam suatu negara yaitu pemerintah dengan
pihak yang harus memenuhi perintah tersebut atau orang yang diperintah, dalam hal ini
rakyat atau masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Talidzu Ndraha (2011)
juga memiliki pandangan yang sama, bahwa pemerintah itu memiliki peran untuk
memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan kepada public terkait apa yang menjadi
kebutuhan public yang tidak diprivatisasi sebagai upaya membangun hubungan
transaksional. Sondang P. Siagian (2009:132) menulis dalam buku “Manajemen
Pembangunan” bahwa peran pemerintah diwujudkan dalam fungsi pengawasan,
perumusan berbagai kebijakan, fungsi pelayanan, fungsi penegakan hukum, dan fungsi
mengayomi masyarakat, ketertiban dan keamanan. Namun pada hakikatnya, peran
pemerintah perlu dipahami sebagai peran yang amat diperlukan dan penting yang harus
diperhatikan dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa contohnya peran
pemerintah dalam menciptakan keamanan dasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan paradigma naturalisme atau kualitatif, karena dalam
penelitian ini dibutuhkan pengembangan yang lebih lanjut dari lapangan. Dimana teori
atau konsep yang saat ini digunakan hanya hanya dimanfaatkan sebagai pedoman agar
penelitian terarah dan focus serta sebagai batasan ruang lingkup penelitian agar tidak
terlalu luas. Sehingga penelitian tidak harus terbukti atau sesuai dengan teori atau
konsep tersebut. Penulis ingin menganalisis permaslahan penelitian yang merefleksikan
sebenar-benarnya realita yang ditemukan dalam penelitian lapangan. Sehingga dari
proses analisis diharapkan dapat ditemukan hasil yang objektif tentang jawaban dari
rumusan masalah.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif agar memahami mengenai teori,
kondisi dan situasi yang terjadi dalam masalah penelitian melalui gambaran yang
diberikan, serta sebagai gambaran dalam mengungkapkan segala sesuatu atau aneka
macam berdasarkan sasaran atau objek penelitian sehingga pembaca diharapkan akan
lebih baik dalam memahami apa yang menjadi pembahasan yang peneliti jelaskan dan
memahami lebih baik terkait fakta yang ditemukan dengan sebenar-benarnya oleh
peneliti.
Fokus penelitian merupakan salah satu komponen penting dalam penelitian, guna
membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan, membuat penelitian lebih
terkonsentrasi, dan tidak menceraikan atau memperluas subjek sebagai bahan atau objek
penelitian. pada konsep tujuan pembangunan berkelanjutan dan melibatkan Pilar-pilar
tujuan pembangunan berkelanjutan terdiri dari empat pilar, yaitu pilar pembangunan
sosial. Pilar pembangunan lingkungan, pilar pembangunan ekonomi, dan pilar
pembangunan hukum dan pemerintahan (sdgs.bappenas.go.id). Dijelaskan pula peran
pemerintah sebagai salah satu pemangku kepentingan utama dalam mewujudkan
keempat pilar tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk sementara hanya satu metode
baik dalam mengumpulkan data primer maupun pada data sekunder yaitu studi
dokumentasi. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui studi dokumentasi
atas dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi terkait dengan penelitian sedangkan
untuk data sekunder diperoleh dengan studi dokumentasi terhadap skripsi-skripsi
terdahulu yang memiliki kesamaan tema dengan judul penelitian ini. Dengan teknik
yang digunakan ini, diperoleh sejumlah data dengan mencari dan menelaah beberapa
referensi atau dokumen terpilih lainnya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penulis
melakukannya dengan mengakses beberapa dokumen diantaranya buku, skripsi, jurnal
ilmiah, laporan indeks kesejahteraan masyarakat, dan lainnya yang berhubungan dengan
tema dan judul penelitian ini.
Cahyani, Ferina Ardhi. (2020). Upaya Peningkatan Daya Dukung Lingkungan Melalui
Penerapan Prinsip Sustainable Development Berdasarkan Undang-Undang
Nomer 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hdup. Indonesian State Law Review, 168-179.
Fahmadia, Eva, dkk. (2020). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2020. Jakarta:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen
PPPA).
Sutopo, Agus, dkk. (2014). Kajian Indikator Sustainable Development Goals. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Yusuf, Arief Anshory, dkk. (2018). Seri Menyongsong SDGs Kesiapan
Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Barat. Bandung: Unpad Press.
Kartika, Eva Arum. (2020). Analisis Implementasi Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) Dalam Menunjang Sustainable Development Goals (SDGs)
(Studi Kasus Pada PT. Madubaru/PG-PS Madukismo. Skripsi.