Anda di halaman 1dari 22

Ujian Akhir Semester Statistika Ekonomi II

Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan dan Pendidikan Terhadap Usia


Harapan Hidup di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

Dosen Pengampu :

Nenik Woyanti, S.E, M.Si

Dr. Hastarini Dwi Atmanti, S.E, M.Si

KELAS A

KELOMPOK 10

Muhammad Atha (12020120140153)

Anis Safitri (12020120130114)

Kristina Dwi Pratita (12020120120018)

Okky Kusuma (12020120130188)

Amelia Nurrochmah (12020120140216)

Raka Mahendra (12020120140203)

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
ABSTRAK

Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat


kesejahteraan masyarakat. Membahas kesehatan dapat dikaitkan dengan beberapa
variabel lainnya, seperti variabel tingkat kemiskinan dan variabel pendidikan. Maka
dengan penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah penduduk miskin
dengan usia harapan hidup dan pengaruh rata-rata lama sekolah dengan usia
harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020. Dengan didasarkan pada
data BPS Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020, untuk variabel rata-rata lama
sekolah meningkat sebesar 0.10 untuk penduduk laki-laki dan 0.23 untuk penduduk
perempuan jika dibandingkan tahun 2019, variabel jumlah penduduk miskin
menurun sebesar 237.67 ribu jiwa, dan untuk variabel angka harapan hidup
meningkat sebesar 0.14 tahun.

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dengan


bersumber pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2020. Analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi berganda dengan
software analisis SPSS dengan variabel dependen dalam penelitian ini adalah usia
harapan hidup sebagai proxy angka kesehatan masyarakat dan variabel independen
yaitu rata-rata lama sekolah sebagai proxy indikator pendidikan dan jumlah
penduduk miskin. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif antara
variabel jumlah penduduk miskin (X1) terhadap usia harapan hidup (Y) dengan
α=5% didapatkan t hitung (-1.268) < t tabel (1,693). Dan juga terdapat pengaruh
yang tidak signifikan antara jumlah penduduk miskin (X1) dengan usia harapan
hidup (Y) yaitu dengan hasil pengujian signifikan sebesar 0,214 > 0,05 (α). Hasil
penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh positif antara variabel rata-rata lama
sekolah (X2) terhadap usia harapan hidup (Y) dengan α=5% didapatkan t hitung
(5,991) > t tabel (1,693). Dan juga terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-
rata lama sekolah (X2) terhadap usia harapan hidup (Y) dengan hasil pengujian
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 (α). Menggunakan pengujian statistic F terhadap
variabel jumlah penduduk miskin dan variabel rata-rata lama sekolah didapatkan
nilai F hitung sebesar 18,491 dan angka signifikansi F sebesar 0,000 (0,000 < 0,05)
sehingga dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel
independennya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap usia harapan
hidup di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.

Kata kunci : Jumlah Penduduk Miskin, Rata-rata Lama Sekolah, Usia Harapan
Hidup

PENDAHULUAN

Perencanaan pembangunan merupakan amanat dari Undang-Undang No 24


Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional. Tujuan dari
perencanaan pembangunan ini adalah menciptakan hasil pembangunan yang
dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat. Pada negara berkembang
seperti Indonesia, pembiayaan dalam pembangunan berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi suatu negara (Hassan, Sanchez and Yu, 2011).
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju arah yang lebih baik dan
terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara tuanya
dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat
melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia.

Berbicara mengenai pembangunan nasional, Indonesia masih memiliki


banyak masalah yang mana berdampak pada pembangunan nasional. Masalah
tersebut ialah Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan.

Menurut data BPS, rata-rata angka harapan hidup di Indonesia pada tahun
2019 untuk pria adalah 69,44 tahun dan perempuan sebesar 73,33 tahun. Untuk
indeks Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Indonesia pada tahun 2019 berada pada
angka 8.58 tahun yang mana ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya di
2018. Kemudian jumlah penduduk miskin Indonesia mengalami penurunan dari
yang tadinya 25.674.580 jiwa di tahun 2018 menjadi 24.785.570 jiwa di tahun 2019
yang berarti mengalami penuruan sebanyak 888.710 jiwa.

Berdasarkan penelitian terdahulu dengan mengacu pada data dari BPS untuk
Provinsi Jawa Tengah, mencatatkan usia harapan hidup penduduk provinsi
mencapai 74,23 tahun. Untuk data jumlah penduduk miskin di tahun 2019 mencapai
3 743,23 ribu jiwa dan untuk Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di tahun 2019 bagi
murid laki-laki sebesar 8,06 tahun, sedangkan untuk murid perempuan sebesar 7,03
tahun.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh
tingkat kemiskinan dan pendidikan terhadap usia harapan hidup di Provinsi Jawa
Tengah.

Selanjutnya pada artikel ini, pada section 2 membahas Studi Literatur,


kemudian di section 3 berisi mengenai penjelasan Metode Penelitian, dilanjut
dengan section 4 yang berisi Hasil penelitian dan pembahasan, dan section 5 berisi
kesimpulan dari penelitian ini.

STUDI LITERATUR

Teori kemiskinan

Menurut Todaro & Smith (2015) menyatakan bahwa semakin miskin


seseorang maka akan semakin jauh jangkauannya untuk mendapat fasilitas yang
dapat mensejahterakan penduduk. Hal ini cenderung untuk tidak mampu
menyediakan pendidikan yang layak, dengan rendahnya tingkat pendidikan dan
lemahnya pengetahuan tentang hukum maka hal ini yang memiliki peluang
besar untuk melakukan kejahatan. Dimana dengan keterbatasan ekonomi dan
mereka masih harus memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup.

Kemiskinan itu sendiri dapat diartikan sebagai berikut: “tiadanya sebuah


kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk bertahan hidup”. Maksudnya
kemiskinan ini adalah adanya bentuk ketidakmampuan seseorang untuk
memperoleh kehidupan yang layak. Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu
standar tingkat hidup masyarakat yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat dari
kekurangan materi pada sejumlah masyarakat atau segolongan masyarakat
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku pada kehidupan
masyarakat yang bersangkutan

Bank Dunia (1990) dalam laporannya di hadapan anggota PBB


bertitel "Poverty and Human Development' mengatakan bahwa: "The case for
human development is not only or even primarily an economic one. Less hunger,
fewer child death, and better change of primary education are almost universally
accepted as important ends in themselves" (pembangunan manusia tidak hanya
diutamakan pada aspek ekonomi, tapi yang lebih penting ialah mengutamakan
aspek pendidikan secara universal bagi kepentingan diri orang miskin guna
meningkatkan kehidupan sosial ekonominya)

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan


memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini mengacu pada
Handbook on Poverty and Inequality yang diterbitkan oleh World Bank. Dengan
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum


yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama
sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan. GK terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran minimum


untuk kebutuhan makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per
hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi
(padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-
kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) merupakan nilai pengeluaran
minimum untuk kebutuhan non-makanan berupa perumahan, sandang, pendidikan
dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis
komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

Rumus Penghitungan :

GK = GKM + GKNM

GK = Garis Kemiskinan

GKM = Garis Kemiskinan Makanan

GKNM = Garis Kemiskinan Non Makan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran


rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk dari garis kemiskinan.

Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan


gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk
miskin.

Dalam mengukur tingkat ketimpangan di Indonesia, BPS menggunakan


data pengeluaran sebagai proksi pendapatan yang bersumber dari Susenas. Gini
ratio adalah salah satu ukuran ketimpangan pengeluaran yang digunakan. Nilai gini
ratio berkisar antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai gini ratio yang semakin mendekati 1
mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi.

Ukuran Bank Dunia adalah salah satu ukuran ketimpangan yang mengacu
pada persentase pengeluaran kelompok 40 persen penduduk terbawah. Adapun
kriteria tingkat ketimpangan berdasarkan Ukuran Bank Dunia adalah sebagai
berikut :

• Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen penduduk


terendah lebih kecil dari 12 persen, maka dikatakan terdapat
ketimpangan tinggi.
• Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen penduduk
terendah antara 12 sampai dengan 17 persen, maka dikatakan
terdapat ketimpangan moderat/sedang/menengah.
• Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen penduduk
terendah lebih besar dari 17 persen, maka dikatakan terdapat
ketimpangan rendah.

Teori Pendidikan

Suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi dan atau


digunakan dalam proses belajar mengajar. Teori pendidikan berasal dari tahap
pengamatan atau eksperimen melalui metode yang sistematis terhadap proses
pendidikan yang ada.

Dengan kata lain, teori pendidikan merupakan sebuah pandangan atau


serangkaian pendapat yang berkaitan dengan pendidikan yang disajikan dalam
sebuah sistem konsep.

Teori pendidikan berkaitan dengan bagaimana sebuah proses pendidikan


dijalankan, siapa target pendidikan, dengan cara apa proses pendidikan
berlangsung, dan bagaimana pengembangannya.

Hal ini dikarenakan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari masyarakat,


karenanya proses pendidikan perlu memperhatikan keberadaan dan perkembangan
masyarakat serta lembaga lain baik itu langsung maupun tidak, berpengaruh
terhadap kelangsungan pendidikan termasuk dengan kebijakan dan politik
pendidikan.

Ruang lingkup dari teori pendidikan pun terdiri dari dua teori yaitu umum
dan khusus.Teori umum pendidikan memperhatikan masalah sekitar membentuk
manusia ideal dan pembahasannnya tidak hanya bertumpu pada apa yang dianggap
sebagai cara terbaik mengajar tetapi meluas pada persoalan apa yang harus
diajarkan dan untuk tujuan apa. Sedangkan teori khusus pendidikan membahas
secara mendalam aspek pedagogis, seperti bagaimana cara yang paling efektif
untuk belajar dan mengajar. (Moore, 1974).

Indeks pendidikan terdiri dari angka harapan lama sekolah dan angka rata -
rata lama sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan
penduduk yang dihitung Rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun
ke atas.

Untuk menghitung rata - rata lama sekolah dengan rumus

RLS = Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas


xi = Lama sekolah penduduk ke-i yang berusia 25 tahun
N = Jumlah penduduk usia 25 tahun ke atas
RLS dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan masyarakat dalam
suatu wilayah.

Teori Kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kesehatan ialah keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Sedangkan dalam Piagam Ottawa dikatakan bahwa kesehatan merupakan sumber
daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan ialah konsep
positif yang menekankan pada sumber daya pribadi,sosial dan kemampuan fisik.

Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap


orang. Namun, kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai
permasalahan yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Padahal, kesehatan
merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup.

Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang


mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu:

1) gaya hidup (life style);


2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya);
3) pelayanan kesehatan; dan
4) faktor genetik (keturunan).

Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status


kesehatan seseorang.

Menurut (Robert.H.Brook, 2017:585), kesehatan adalah sebuah sumber


daya yang dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang
perlu dicapai. Kesehatan tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa
yang sehat di mana individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tingkat jumlah penduduk miskin diduga berpengaruh negatif terhadap


usia harapan hidup seluruh kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.

2. Variabel rata – rata lama sekolah diduga berpengaruh positif terhadap tingkat
usia harapan hidup seluruh kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.
METODE PENELITIAN

Populasi

Populasi Dalam KBBI populasi memiliki arti yaitu suatu kumpulan yang
memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk di provinsi Jawa Tengah,
berikut tabel populasi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 hasil proyeksi.

Kabupaten/Kota Jenis Kelamin (ribu) Rasio Jenis Kelamin


Regency/Municipality Sex (thousand) Sex Ratio

Laki-Laki Perempuan Jumlah


Male Female Total

Kabupaten/Regency

1. Cilacap 980 999 963 858 1 944 857 101,78

2. Banyumas 894 695 882 223 1 776 918 101,41

3. Purbalingga 505 281 493 280 998 561 102,43

4. Banjarnegara 517 056 500 711 1 017 767 103,26

5. Kebumen 684 346 666 092 1 350 438 102,74

6. Purworejo 385 266 384 614 769 880 100,17

7. Wonosobo 448 152 430 972 879 124 103,99

8. Magelang 654 989 644 870 1 299 859 101,57

9. Boyolali 534 658 528 055 1 062 713 101,25

10. Klaten 627 600 632 906 1 260 506 99,16

11. Sukoharjo 454 143 453 444 907 587 100,15

12. Wonogiri 520 916 522 261 1 043 177 99,74

13. Karanganyar 464 784 467 179 931 963 99,49

14. Sragen 486 829 490 122 976 951 99,33

15. Grobogan 729 829 723 697 1 453 526 100,85

16. Blora 442 488 441 845 884 333 100,15

17. Rembang 324 593 320 740 645 333 101,2

18. Pati 660 484 663 704 1 324 188 99,51


19. Kudus 423 777 425 407 849 184 99,62

20. Jepara 596 126 588 821 1 184 947 101,24

21. Demak 607 820 596 136 1 203 956 101,96

22. Semarang 525 064 528 030 1 053 094 99,44

23. Temanggung 397 451 392 723 790 174 101,2

24. Kendal 514 795 503 710 1 018 505 102,2

25. Batang 404 807 396 911 801 718 101,99

26. Pekalongan 491 607 477 214 968 821 103,02

27. Pemalang 746 261 725 228 1 471 489 102,9

28. Tegal 809 884 787 112 1 596 996 102,89

29. Brebes 1 003 373 975 386 1 978 759 102,87

Kota/Municipality

1. Magelang 60 234 61 292 121 526 98,27

2. Surakarta 257 043 265 321 522 364 96,88

3. Salatiga 95 025 97 297 192 322 97,66

4. Semarang 818 441 835 083 1 653 524 98,01

5. Pekalongan 155 145 152 005 307 150 102,07

6 Tegal 138 182 135 643 273 825 101,87

Jawa Tengah 18 362 143 18 153 892 36 516 035 101,15

Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 60) mengatakan bahwa “Variabel penelitian


adalah sessesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.”.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Usia
Harapan Hidup sebagai proxy angka kesehatan masyarakat dan variabel independen
yaitu rata-rata lama sekolah sebagai proxy indikator pendidikan dan jumlah
penduduk miskin.

Jenis dan Sumber data


Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dengan bersumber pada
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020.
Analisis data ini menggunakan regresi berganda dengan software analisis SPSS
versi 25.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
statistik deskriptif dan analisis inferensial yang bertjuan untuk mengkaji variabel
penelitian.

a) Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedua variabel dengan menggunakan


rumus berikut:

a. Rumus mean (rata-rata):

𝑥̅= 1 𝑛∑𝑥1 𝑛 𝑖=1


b. Selanjutnya, rumus standar deviasi:

𝑠𝑑 = √𝛴 ((𝑥1 − 𝑥̅) 2 𝑛

Selain itu, nilai maksimum dan minimum dapat dilihat dari data, nilai maksimum
merupakan nilai data yang lebih besar debandingkan dengan yang lain dan
sebaliknya untuk nilai minimum.

b) Regresi berganda (Multiple regressions)

Regresi berganda merupakan analisis hubungan antara respon (variabel


dependen) dalam hal ini Y dan prediktor dalam hal ini X, serta bertujuan untuk
membuat prediksi dan mengukur tingkat efek pengaruh melalui koefisien regresi
(Hoaglin, 2016). Dalam teori persamaan regresi berganda ditulis sebagai berikut

Y = β1.X1 + β2.X2
Y = Usia Harapan Hidup menurut Kabupaten/Kota Daerah Tempat Tinggal dan
Jenis Kelamin 2020 Provinsi Jawa Tengah / variabel dependen

α = koefisien

β1 = koefisien regresi jumlah penduduk miskin / variabel independen

β2 = koefisien regresi rata – rata lama sekolah / variabel independen

X1 = jumlah penduduk miskin / variabel independen

X2 = rata – rata lama sekolah / variabel independen

dimana Y merupakan variabel dependen, β1 dan βp merupakan variabel


independen, ε merupakan eror dan X1 dan Xp adalah konstanta.

Dalam penelitian ini, hubungan antara variabel dependen dan independen


dapat dirumuskan dengan persamaan berikut ini

Usia Harapan Hidup= kemiskinan.x1 + pendidikan.x2 + ε...............

dengan hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh dan hubungan faktor kesehatan
terhadap kemiskinan dan pendidikan.

Dalam melakukan pengujian secara regresi ada beberapa asumsi yang harus
dipenuhi yaitu asumsi klasik dan normalitas. Uji asumsi klasik ini menggunakan
asumsi multikolinearitas, eteroskedastisitas dan autokorelasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier


berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk
miskin dan rata – rata lama sekolah terhadap usia harapan hidup seluruh 35
Kab/Kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2020. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan bantuan SPSS Versi 25 didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 1

Dari tabel 1 kemudian dimasukkan dalam persamaan regresi

Y = 662.462 - 2.990 β1.X1 + 1.1733 β2.X2

Dari persamaan regresi berganda diatas dapat kita ketahui bahwa :

1. Koefisien dari variabel Jumlah Penduduk Miskin dalam persamaan regresi


berganda bernilai negatif sebesar -2,990 hal ini menunjukkan bahwa setiap
penurunan 1% untuk Jumlah Penduduk Miskin maka akan meningkatkan Usia
Harapan Hidup sebesar 2,99%.

2. Koefisien dari variabel Rata-rata Lama Sekolah dalam persamaan regsesi


berganda bernilai positif sebesar 1,173 hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan
1% untuk jumlah rata - rata lama sekolah maka akan meningkatkan jumlah usia
harapan hidup sebesar 1,17%.

Pengujian Statistik Analisis Regresi

Koefisien Determinasi (R² )

Tabel 2
Koefisien determinasi (R² ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen yang
ditunjukkan oleh koefisien determinasi R² antara 0 dan 1. Berdasarkan pada tabel
diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,536 yang berarti 53,6 persen
usia harapan hidup secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua
variabel independen yaitu rata – rata lama sekolah dan jumlah penduduk miskin.
Sedangkan sisanya 46,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang
tidak termasuk dalam penelitian.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel


independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua
variabel independen yaitu rata – rata lama sekolah (X1) dan jumlah penduduk
miskin (X2) secara bersama-sama terhadap variabel dependen usia harapan hidup
(Y

Tabel 3
Berdasarkan tabel 3, terdapat nilai F hitung = 18,491 dengan signifikansi F
sebesar 0,000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai F tabel
sebesar 3,29. Maka F hitung (18,491) > F tabel (3.29), atau signifikansi F sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel
(X1) dan rata – rata lama sekolah (X2) secara bersama-sama terhadap variabel
dependen usia harapan hidup (Y) dapat diterima.

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara


variabel independen jumlah penduduk miskin (X1) dan rata rata lama sekolah (X2)
terhadap variabel dependen usia harapan hidup (Y) secara parsial.

1. Variabel jumlah penduduk miskin (X1)

Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung = -1.268 dengan


signifikansi t sebesar 0,214. Dengan menggunakan signifikansi dan α = 0,05,
diperoleh t tabel sebesar 1,693. Maka diperoleh t hitung (-1.268) < t tabel (1,693).
Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang negatif antara jumlah penduduk miskin
(X1) terhadap usia harapan hidup (Y). Hasil signifikansi pengujian sebesar 0,214
menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 menggambarkan pengaruh
yang tidak signifikan antara jumlah penduduk miskin (X1) terhadap usia harapan
hidup (Y).

2. Variabel rata – rata lama sekolah (X2)

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel rata – rata lama sekolah
(X2), diperoleh nilai t hitung = 5,991 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Maka t
hitung (5,991) > t tabel (1,693). Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang positif
antara rata – rata lama sekolah (X2) terhadap usia harapan hidup (Y). Hasil
signifikansi pengujian sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara rata – rata lama sekolah
(X2) terhadap usia harapan hidup (Y). Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara rata – rata lama sekolah (X2) secara parsial terhadap usia harapan
hidup (Y) dapat diterima.

Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Pengaruh jumlah penduduk terhadap usia harapan hidup

Dengan menggunakan koefisien regresi didapatkan angka sebesar -2.990


pada variabel jumlah penduduk miskin. Hal ini berarti bahwa setiap penurunan 1%
penduduk miskin akan meningkatkan usia harapan hidup sebesar 2,99% dengan
diasumsikan bahwa variabel lain adalah ceteris paribus. Jadi jumlah penduduk
miskin ini berpengaruh negatif terhadap usia harapan hidup di Provinsi Jawa
Tengah. Hal ini dikarenakan ketika jumlah penduduk miskin semakin berkurang
maka tingkat kepekaan akan situasi sekitarnya menjadi meningkat, terutama pada
tingkat kesehatan. Dengan ketercukupan ekonomi menjadikan penduduk lebih
memperhatikan aspek kesehatan, seperti dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat hingga pengecekan kesehatan berkala. Sehingga dengan demikian usia
harapan hidup akan semakin meningkat dan tingkat kematian pun juga dapat
berkurang. Pada penelitian ini jumlah penduduk miskin secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap usia harapan hidup artinya usia harapan hidup
penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 tidak sensitif terhadap
perubahan jumlah penduduk miskin. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Baiw Tisniwati (2012) dimana jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif
terhadap usia harapan hidup penduduk di Negara Indonesia.

Pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap usia harapan hidup

Dengan menggunakan koefisien regresi didapatkan angka sebesar 1.173


pada variabel rata-rata lama sekolah. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1% atas
rata-rata lama sekolah akan meningkatkan 1,173% usia harapan hidup dengan
asumsi bahwa variabel lain yang ceteris paribus. Variabel rata-rata lama sekolah
berpengaruh positif terhadap usia harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2020. Hal ini dikarenakan rata-rata lama sekolah yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pendidikan yang ditempuh. Pendidikan
yang tinggi akan menambah wawasan pengetahuan yang semakin luas sehingga
dengan pengetahuan yang luas, termasuk pengetahuan akan kesehatan dan
keselamatan akan meningkatkan juga usia harapan hidup. Pada penelitian ini rata-
rata lama sekolah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap usia harapan hidup
penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020. Dari hasil regresi rata-rata
lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap usia harapan hidup
artinya usia harapan hidup penduduk di Provinsi Jawa Tengah akan semakin tinggi
jika rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Jawa Tengah juga tinggi.

KESIMPULAN

(Anis Safitri - 12020120130114)

Variabel jumlah penduduk miskin dan variabel rata-rata lama sekolah


dengan menggunakan uji statistic F menunjukan nilai F hitung sebesar 18,491 dan
angka signifikansi F sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap usia harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.

Variabel jumlah penduduk miskin dengan menggunakan uji signifikan


parameter individual (Uji Statistik t) mendapatkan hasil t hitung sebesar -1,268
dengan t tabel sebesar 1,693 (-1,268 < 1,693) dan nilai signifikansi pengujian 0,214
> α 0,05, sehingga variabel jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap usia harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020,
sedangkan variabel rata-rata lama sekolah dengan menggunakan Uji Statistik t
mendapatkan hasil t hitung sebesar 5,991 dengan t tabel sebesar 1,693 (5,991 >
1,693) dan nilai signifikansi pengujian 0,000 < α 0,05 , sehingga variabel rata-rata
lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap usia harapan hidup di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.

Nilai koefisien determinasi atau R-Square yaitu sebesar 0,536, yang artinya
53,6 persen usia harapan hidup secara Bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi
dari kedua variabel independennya. Sedangkan sisanya 46,4 persen dijelaskan oleh
variabel lain diluar model yang tidak termasuk dalam penelitian.

Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya.


Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen sedangkan masih
banyak variabel diluar dari kedua variabel tersebut yang dapat mempengaruhi usia
harapan hidup di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Tisniwati, Baiq. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di


Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 10 No. 1/ Juni 2012 hal 32-
46

Azahari, Reza. 2020. Pengaruh Kemiskinan dan Pendidikan Terhadap Kesehatan


Masyarakat. Juni 2020
Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Badan Pusat Statistik. (2021). Konsep pengertian Kemiskinan dan Ketimpangan.


Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia

Badan Pusat Statistik. (2020). Pengertin Rata - rata lama sekolah dan rumus.
Jakarta: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Badan Pusat Statistik. (2020). Rata - rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah. Jawa
Tengah: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah

Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah penduduk miskin 35 kabupaten/kota Provinsi


Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah

Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Usia Harapan Hidup 35 kabupaten/kota


Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah

Dajan, Anto. 1974. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia
PEMBAGIAN TUGAS

Muhammad Atha (12020120140153) = Studi Literatur

Anis Safitri (12020120130114) = Kesimpulan

Kristina Dwi Pratita (12020120120018) = Abstrak dan hasil dan pembahasan

Okky Kusuma (12020120130188) = Pendahuluan

Amelia Nurrochmah (12020120140216) = Hasil dan Pembahasan, Studi


Literarur

Raka Mahendra (12020120140203) = Metode Penelitian, Studi Literatur

Anda mungkin juga menyukai