Anda di halaman 1dari 3

“Peran partisipatif mahasiswa dalam pembangunan SDGs di era disrupsi 2030”

Akhir-akhir ini kita sering mendengar wacana Indonesia menuju Indonesia emas 2045.
Diperkirakan pada tahun 2045, yaitu saat usia kemerdekaan indonesia genap mencapai usia satu
abad, negara indonesia akan menjadi sebuah kekuatan baru di dunia. Hal ini tidak muncul secara
spontan begitu saja, namun hal ini muncul dikarenakan adanya sebuah kabar dari hasil riset
mengenai perkiraan keadaan indonesia pada tahun 2030. Riset yang dilakukan oleh McKinsey
yang menyebutkan Indonesia pada tahun 2030 akan mengalami kenaikan ekonomi sebesar 40%,
membawa Indonesia ke dalam lima besar raksasa ekonomi Asia, dan kemudian diperkirakan akan
menjadi nomor 4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini juga tidak bisa
dipisahkan dari upaya penerapan Sustainable Development Goals atau SDGs yang dilakukan oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia sejak diluncurkannya pada tahun 2015 lalu. Pembangunan dalam
bidang infrastruktur dan teknologi digital yang merupakan salah satu dari tujuh belas tujuan yang
tercantum di dalam deklarasi SDGs, menjadikan pertumbuahan ekonomi Indonesia meningkat
sangat pesat.

SDGs merupakan sebuah pedoman konsep pembangunan yang dideklarasikan oleh PBB
menggantikan MDGs yang telah habis masa berlakunya pada tahun 2015. Kelahiran SDGs
memiliki proses sejarah yang cukup panjang. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
pembangunan manusia diberbagai negara, pada bulan September tahun 2000,189 negara anggota
PBB melalui Konferensi Tingkat Tinggi Milenium yang diadakan di New York sepakat untuk
mengeluarkan deklarasi yang dikenal sebagai The Millenium Development Goals (MDGs) atau
dalam terjemahan bahasa indonesia adalah Tujuan Pembangunan Milenium. Deklarasi ini
berisikan delapan tujuan yang harus dicapai pada tahun 2015. Selama perjalanannya hingga tahun
2015, MDGs berhasil menunjukan hasil yang positif, salah satunya adalah keberhasilan
menurunkan angka kemiskinan di berbagai negara-negara anggota PBB. Keberhasilan MDGs
dalam mengubah wajah dunia dalam lima belas tahun terakhir, meneruskan langkah PBB untuk
mengeluarkan SDGs atau Sustainable Development Goals. Diresmikan pada September 2015 oleh
sebanyak 193 negara anggota PBB, SDGs ditujukan untuk meneruskan sekaligus melengkapi
tujuan-tujuan pembangunan yang belum tercapai pada periode MDGs. SDGs berisikan tujuh belas
tujuan global yang harus dicapai dalam lima belas tahun mendatang hingga berakhir pada tahun
2030 nanti. Indonesia sebagai salah satu anggota PBB tentunya berkomitmen untuk mengatasi
persoalan seiring dengan deklarasi SDGs tersebut. Pemerintah indonesia dalam upaya mengatasi
persoalan yang ada di dalam negeri ini tentu tidak akan sepenuhnya sanggup berjalan sendiri, perlu
adanya partisipasi aktif dari seluruh rakyat indonesia terutama dari golongan mahasiswa sebagai
golongan intelektual yang akan mengemban tugas untuk memimpin indonesia di masa yang akan
datang.

Dalam tulisan ini kita akan membahas mengenai SDGs mulai dari apa itu definisi SDGs?
Bagaimana proses penerapannya di Indonesia, dan peranan yang harus dilakukan oleh masyarakat
guna suksesnya penerapan SDGs di Indonesia khususnya peranan dari golongan mahasiswa.
Secara definisi Sustainable Development Goals atau SDGs adalah dokumen kesepakatan
pembangunan global untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dalam menghadapi
tantangan pada proses pembangunan. Berbeda halnya dengan konsep MDGs yang hanya
ditujukan pada negara-negara berkembang, SDGS memiliki sasaran yang lebih universal. SDGs
memiliki tujuh belas tujuan yang harus di laksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya.
Adapun ke tujuh-belas tujuan yang tercantum di dalam SDGs antara lain yaitu menghilangkan
kemiskinan, memberantas kelaparan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mewujudkan
pendidikan yang berkualitas, mewujudkan kesetaraan gender, mewujudkan akses yang mudah
untuk air bersih dan sanitasi, mewujudkan tersedianya energi bersih dan terjangkau, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mewujudkan industry dan infrasturktur yang berkualitas, mengurangi
kesenjangan, menjaga keberlanjutan kota dan komunitas, mewujudkan dan melaksanakan aksi
terhadap iklim, menjaga kehidupan bawah laut, menjaga kehidupan di darat, mewujudkan institusi
peradilan yang kuat dan kedamaian, dan terakhir mewujudkan kemitraan untuk mencapai tujuan
bersama. Jika diambil sebuah garis besar dari tujuan-tujuan tersebut, ke tujuh-belas tujuan tersebut
bertujuan untuk menjaga tiga dimensi dari pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan, sosial
dan ekonomi.

Bagi Indonesia sendiri, salah satu tujuan utama dari penerapan SDGs ini adalah untuk
mengatasi masalah kemiskinan. Secara ekonomi, Indonesia dianggap sebagai negara yang
memiliki tingkat kemakmuran yang masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara maju.
Padahal bila kita melihat secara umum, potensi sumber alam negeri ini yang meliputi bidang
agraris dan maritim Indonesia boleh dikatakan sebagai negeri yang kaya raya. Meskipun dari sisi
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita masih jauh dibawah negara-negara maju.
Menurut laporan yang dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk indonesia
yang berada dalam zona kemiskinan saat ini yaitu tahun 2019 sebesar 9.41 persen atau sebanyak
25,14 juta orang. Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya, jumlah ini
masih terbilang masih sangat banyak.

Untuk mencapai target indonesia emas 2045. Penerapan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan secara merata haruslah dapat menjadi solusi atas permasalahan ini. Pemerintah perlu
berusaha lebih keras untuk mewujudkan cita-cita ini. Namun, seperti yang sudah dikatakan
sebelumnya, pemerintah juga tidak bisa berjalan sendiri, rakyat terutama mahasiwa perlu
berpartisipasi aktif dalam hal ini.

Perkembangan teknologi di era digital ini, membuat berbagai aktivitas menjadi lebih
mudah. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memajukan perekonomian bangsa agar
terwujudnya indonesia emas 2045. Tidak hanya menjadi manusia yang intelek tetapi mahasiswa
juga dengan ideology-ideologi nya yang masih fresh dapat menjadi pionir perubahan di
masyarakat. Jika kita melihat situasi saat ini, sudah ada berapa banyak orang yang tidak
mengenyam pendidikan tinggi karena berbagai alasan, namun dengan ideology dan usaha keras
mereka, mereka berhasil menciptakan sebuah lapangan pekerjaan yang bisa membantu masyarakat
luas. Misalnya saja Bob Sadino seorang pengusaha sukses asli Indonesia. Jika orang yang tidak
mengenyam bangku kuliah saja bisa seperti itu, apalagi seorang mahasiswa? Tentu memiliki lebih
banyak kesempatan untuk melakukan hal yang sama bahkan melakukan hal yang lebih besar.
Mahasiswa bisa memanfaatkan baik ilmu dan relasi-relasi yang dimilikinya selama berkuliah
untuk menciptakan banyak hal yang bisa membantu banyak orang. Misalnya, dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuannya, mahasiswa bisa melakukan penelitian untuk menemukan
sumber energi alternatif, atau dengan memanfaatkan kreatifitas mereka bisa membantu
memodifikasi produk-produk lokal agar bernilai jual lebih tinggi, atau bahkan mendirikan sebuah
start up yang memang sedang menjadi trend di masa kini. Masih ada banyak hal lagi yang dapat
dilakukan mahasiswa dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian bangsa indonesia.
Hal ini dalam upaya membantu pemerintah dalam usaha melakukan pembangunan berkelanjutan
atau SDGs, terutama dalam bidang perekonomian yang merata di seluruh indonesia agar
terciptanya kesejahteraan rakyat indonesia dan terwujudnya indonesia emas 2045.

Demi terwujudnya cita-cita emas indonesia emas 2045. Sudah seharusnya pemerintah
melakukan pembangunan diberbagai bidang secara serius. Khususnya dalam usaha mengatasi
masalah kemiskinan. Pembangunan perekonomian harus dilakukan secara lebih serius dan merata.
Mahasiswa sebagai salah satu elemen penting dari masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam
usaha pembangungan ini. Mahasiwa harus menjadi pionir demi bertumbuhnya perekonomian di
masyarakat. Dengan begitu usaha untuk mengatasi masalah kemiskinan yang merupakan bagian
dari salah satu tujuan SDGs dapat terwujud.

Referensi

Fardan. 2015. Mengawal Sustainable Development Goals(SDGs); Meluruskan Orientasi


Pembangunan yang Berkeadilan. Jurnal Sosioreligius. Vol 1, No. 1: 78-88

Ishartono dan Santoso Tri Raharjo. 2016. Sustainable Development Goals (Sdgs) Dan
Pengentasan Kemiskinan. Social Work Journal. Vol 6, No.2: 159-167

Ningsih, Wahyu. 2017. Millenium Develompent Goals (Mdgs) Dan Sustainable Development
Goals (Sdgs) Dalam Kesejahteraan Sosial. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 11, No.3: 390-399

http://ksp.go.id/mckinsey-luncurkan-hasil-survey-ekonomi-digital-indonesia/. di akses pada 11-


08-2019 pukul 10:25 WIB

https://news.detik.com/kolom/d-3965208/narasi-2030-disrupsi-teknologi-dan-making-indonesia-
40. Diakses pada 11-08-2019 pukul 10:25 WIB

https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/07/15/1629/persentase-penduduk-miskin-maret-2019-
sebesar-9-41-persen.html. Diakses pada 11-08-2019 pukul 10:44 WIB

Anda mungkin juga menyukai