HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Definisi Integral Tentu
2.2 Teorema Dasar Kalkulus Pertama
2.3 Teorema Dasar Kalkulus Kedua
2.4 Aplikasi Integral
2.4.1 Luas Daerah
2.4.2 Volume
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [α, b]. Jika
n
lim ∑ f ( x́ 1) ∆ x 1
→
||P||❑ 0 i=1
b
ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [α,b]. lebih lanjut ∫ f ( x ) dx ,
a
b n
∫ f ( x ) dx=¿ lim →
∑ f ( x́ 1 ) ∆ x1 ¿
a ||P||❑ 0 i =1
antara kurva y = f(x) dan sumbu-x dalam interval [α,b], yang berarti tanda positif
dikaitkan untuk luas bagian-bagian yang berada di atas sumbu-x dan tanda negatif
dikaitkan untuk luas bagian-bagian yang berada di bawah sumbu-x. Dalam
lambang,1
Kalkulus adalah studi tentang limit, dan dua limit terpenting di antaranya
adalah turunan dan integral tentu. Turunan fungsi f adalah
f ( x +h )−f ( x)
f ' ( x )=lim
h→ 0 h
1
Purcell,dkk., Kalkulus edisi kesembilan jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2010) h. 224
Dan integral tentu adalah
b n
∫ f ( x ) dx=¿ lim ∑ f ( x́ 1 ) ∆ x1 ¿
→
a ||P||❑ 0 i =1
Misalkan f kontinu pada interval tertutup [α,b] dan misalkan x sebarang titik
(variabel) dalam (a,b). Maka
x
d
∫ f ( t ) dt=f (x )
dx 0
Jika f dan g terintegrasikan pada [a,b] dan jika f(x) ≤ g(x) untuk semua x
dalam [a,b], maka
b b
∫ f ( x ) dx ≤∫ g ( x ) dx
a a
Dalam bahasa takresmi tetapi deskriptif, kita katakana bahwa integral tentu
mempertahankan pertidaksamaan.2
Jika f terintegrasikan pada [a,b] dan jika m ≤ f(x) ≤ M untuk semua x dalam [a,b],
maka
b
m(b−a) ≤∫ f ( x ) dx ≤ M ( b−a ) .
a
2
Purcell,dkk., Kalkulus edisi kesembilan jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2010) h. 232
2.2.4 Teorema D (Kelinearan Integral Tentu)
Misal bahwa f dan g terintegrasikan pada [a,b] dan k adalah konstanta, maka
kf dan f + g adalah terintegrasikan dan
b b
(i) ∫ kf ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx ;
a a
b b b
(ii) ∫ [ f ( x ) + g ( x ) ] dx =∫ f ( x ) dx +∫ g ( x ) dx ; dan
a a a
b b b
Misalkan g mempunyai turunan kontinu pada [a,b], dan misalkan f kontinu pada
daerah nilai g, maka
b g( b)
'
∫ f ( g ( x ) ) g ( x ) dx= ∫ f ( u ) du
a g( a)
Di mana u = g(x)3
3
Purcell,dkk., Kalkulus edisi kesembilan jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2010) h. 243
2.4.1 Luas Daerah
Perhitungan luas suatu daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f (x), garis
x = a, garis x = b dan sumbu-x yang telah dibahas pada integral tentu. Namun
untuk daerah yang lebih kompleks akan dibahas secara detil pada perhitungan luas
daerah dengan menggunakan integral tentu. Selain dari itu, integral tentu akan
digunakan juga untuk mmenghitung volume benda pejal yaitu benda yang
dihasilkan bila suatu daerah diputar dengan menggunakan sumbu putar.
Diketahui daerah di bidang seperti pada gambar di bawah ini, bagaimana kita
dapat menghitung luas daerah tersebut?
Misal suatu daerah dibatasi oleh y = f (x) ≥ 0, x = a, x = b dari sumbu-x, maka luas
daerah dihitung dengan integral tentu sebagai berikut :
b
L=∫ f ( x ) dx
a
Bila f (x) ≤ 0 maka integral dari f (x) pada selang [a,b] akan bernilai negatif atau
nol. Oleh karena itu luas daerah yang dibatasi oleh y = f (x) ≤ 0, garis x = a, x = b
dan sumbu-x, dituliskan sebagai berikut :
b
L=−∫ f ( x ) dx
a
Untuk daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi yang dinyatakan secara eksplisit
dalam peubah y, yakni x = v(y), garis y = c, y = d dan sumbu Y, maka luas daerah:
b
L=∫ v ( y ) dy
a
Grafik y = x2 -4x -5
Y = x2 -4x -5 ; Y = 02 -4(0) -5 = -5
X simetri
−b −(−4)
x2 -4x -5 = 0 Xs = maka Xs = =2
2a 2(1)
Y (xs) = x2 -4x -5 = (2)2 -4(2) -5 = -9
4 4
−1 −1
−1 3
= x + 2 x 2 +5 x |4-1
3
−1 3 −1
= [ 3 ][
( 4 ) +2 ( 4 )2 +5 ( 4 ) −
3
(−1 )3 +2 (−1 )2 +5 (−1 ) ]
−64 1
=[ +32+20 ¿−[ +2−5 ]
3 3
−64 1 −65 1
= − +52+ 3 = + 55=33 satuan luas
3 3 3 3
2. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = x²- 4x + 3 dan y = 3 – x adalah ...
Pembahasan:
Titik potong kedua kurva : Titik potong kurva pada sumbu x (ketika y
= 0)
x²- 4x + 3 = 3 – x
x² -4x + 3 = 0
x²- 4x + x + 3 – 3 = 0
(x – 1)(x – 3) = 0
x² - 3x = 0
X = 1 atau x = 3
x(x – 3) = 0
Didapat titik potong x = 0 dan x = 3
3
2
L =∫ [ (3−x ) – ( x −4 x+3 ) ] dx
0
= ∫ ¿ ¿]
0
3 2
x³ + x ¿ 3
−1
=[
3 2 0
−1 3 −1 3 2
=[ (3)³ + (3)2] – [ (0)³ + (0) ]
3 2 3 2
27
= [ -9 + ]–[0]
2
9
= satuan luas
2
Pembahasan
2x² = 12 - x²
= x² - 4 = 0
= (x + 2)(x – 2)
x = -2 atau x = 2
2 2
∫ [ ( 12−x ) – 2 x ] dx=12 x − 13 x3 − 23 x3
2 2
]
1 1
1 2 1 2
( 3 3 )(
¿ 12 ( 2 )− ( 2 )3 − ( 2 )3 − 12 ( 1 )− ( 1 )3− ( 1 )3
3 3 )
8 16 1 2
(
¿ 24− −
3 3 )( )
− 12− − =16−11=5satuan luas
3 3
Benda putar yang sederhana dapat kita ambil contoh adalah tabung dengan
besar volume adalah hasil kali luas alas (luas lingkaran) dan tinggi tabung. Volume
dari benda putar secara umum dapat dihitung dari hasil kali antara luas alas dan
tinggi. Bila luas alas kita nyatakan dengan A(x) dan tinggi benda putar adalah
panjang selang [a,b] maka volume benda putar dapat dihitung menggunakan
integral tentu sebagai berikut :
b
V =∫ A ( x ) dx
a
Untuk mendapatkan volume benda putar yang terjadi karena suatu daerah
diputar terhadap suatu sumbu, dilakukan dengan menggunakan dua buah metode
yaitu metode cakram dan kulit tabung.
Metode Cakram
b
V =∫ π [f ( x ) ]2 dx
a
b
V =∫ π [w ( y )] 2 dy
a
Bila daerah yang dibatasi oleh y = f (x) ≥ 0, y = g (x) ≥ 0 {f (x) ≥ g (x) untuk setiap
x € [a,b]}, x = a dan x = b diputar dengan sumbu putar sumbu-x maka volume :
d
2 2
V =∫ π {[ w ( y ) ] −[v ( y ) ] }dy
c
Bila daerah yang dibatasi oleh x = w (y) ≥ 0 {w (y) ≥ v (y) untuk setiap y € [c,d]},
y = c dan y = d diputar dengan sumbu putar sumbu-y maka volume :
b
2 2
V =∫ π {[ f ( x ) ] −[g ( x ) ] }dx
a
b
V =∫ 2 πx f (x)dx
a
Misal daerah dibatasi oleh kurva y = f (x), y = g(x) {f(x) ≥ g(x), x € [a,b]}, x =
a dan x = b diputar mengelilingi sumbu-y. Maka volume benda putar adalah:
b
V =∫ 2 πx [ f ( x )−g ( x ) ] dx
a
b
V =∫ 2 πx w( y )dy
a
d
V =∫ 2 πy w( y ) dy
c
Sedang untuk daerah yang dibatasi oleh x = w(y), x v(y) {w(y) – v(y), y €
[c,d]}, y = c dan y = d diputar mengelilingi sumbu-x. Maka volume benda
putar:
d
V =∫ 2 πy [w ( y )−v ( y ) ]dy
c
3 3
1
π ∫ (3 x) −(x ¿¿ 2) dx= x − x 5 ¿
0
2 2
5 0
3
]
1 1
¿((3) ¿ ¿ 3− ( 3 )5 )−( ( 0 )3− ( 0 )5) ¿ π
5 5
243 −108
(
¿ 27−
5 )
−0=
5
=−21,6 π
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA