Disusun oleh :
Kelompok VII
o Kerabat Oloan Simamora B021211007
o Ayla Keisha Mauranda B021211014
o Hainun Awalia B021211021
o Muhammad Fawwaz Aswir B021211028
o Nahria B021211035
o Ikfini Akasyah B021211042
PAN-59 (HAN A)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedudukan sistem nilai dalam kehidupan suatu bangsa dan negara akan berfungsi
sebagai penunjuk arah yang selalu menentukan perjuangan yang ingin diwujudkan karena di
dalam sistem nilai tersebut terdapat 'paradigma' kehidupan yang digunakan sebagai pedoman
dan arah untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya Paradigma adalah suatu jalan pikiran
yang berbentuk sebagai praanggapan, konsep, dan proposisi mengenai suatu tata masalah yang
dapat mempermudah pengembangan teori mengenai tata masalah tersebut.
Dalam kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki kondisi yang sangat 'plural' maka
diperlukan pengelolaan secara arif untuk memelihara integrasi nasional. Kondisi ini jika tidak
dikelola dengan bijaksana akan mengakibatkan terganggunya nilai kehidupan nasional yang
telah dianut dan disepakati bersama, karena setiap golongan masyarakat, suku-bangsa, dan ras
dapat memberikan interpretasi yang berbeda sehingga akan muncul tindakan yang berbeda
pula, baik pada tingkat yang rendah maupun pada tingkat yang tertinggi, dan perbedaan
interpretasi tersebut akan membawa berbagai potensi yang mengandung konflik dan mengarah
pada suatu disintegrasi bangsa.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila adalah suatu nilai yang bersifat
universal dan pada hakikatnya nilai-nilai dasar ini melekat dalam kehidupan masyarakat. Salah
satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak
hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen
bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pancasila Sebagai Pembangunan Pertahanan Dan
Keamanan?
2. Bagaimana Pengaruh Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Dan
Keamanan Pada Indonesia?
1
3. Apa Saja Permasalahan Yang Terjadi Di Indonesia Khususnya Dalam Pembangunan
Pertahanan Dan Keamanan?
4. Bagaimana Penerapan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Dan
Keamanan Di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan
Dan Keamanan,
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pada
Indonesia,
3. Untuk Mengetahui Permasalahan Yang Terjadi Di Indonesia Khususnya Dalam
Pembangunan Pertahanan Dan Keamanan,
4. Untuk Mengetahui Penerapan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan
Dan Keamanan.
D. Manfaat Pembahasan
1. Agar Penulis Dan Pembaca Dapat Memahami Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Pertahanan Dan Keamanan.
2. Sebagai Bentuk Pemenuhan Tugas Yang Telah Diberikan Kepada Penulis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pengaruh Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Dan Keamanan
Di Indonesia
Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai,
dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan hankam, artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan
kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Salah satu tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah "melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia". Untuk itu, pemerintah
berkewajiban membangun sistem pertahanan dan keamanan yang mampu mewujudkan tujuan
atau cita-cita tersebut. Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional tidak terlepas dari
ketahanan nasional, yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional yang
terjabar sebagai berikut : Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga negara, yaitu
pengembangan pribadi dalam matra horizontal dan vertikal, sosial ekonomi, keanekaragaman,
dan persamaan derajat.; Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem/struktur kehidupan
masyarakat yaitu pemerataan kesejahteraan, solidaritas masyarakat, kemandirian, dan
partisipasi seluruh masyarakat.; dan Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara
warga negara dan struktur kehidupan masyarakat yaitu keadilan sosial, keamanan/stabilitas dan
keseimbangan lingkungan.
Berdasarkan perwujudan cita bangsa dalam ketahanan nasional, Pancasila sangat
berpengaruh sebagai landasan dalam pembangunan hankam di Indonesia sebagai basis
moralitas dan mengakar dan dianggap rasional dan aktual
• Masyarakat dapat dengan baik menjalani aktivitasnya tanpa melakukan hal-hal yang
dapat mengganggu stabilitas nasional seperti pertahanan dan keamanan nasional.
Pemerintah dan masyarakat perlu menanamkan bahwa Ini bukan hanya sebagai
kewajiban (obligation) tetapi merupakan sebuah kebutuhan (needs) dan kebanggaan
(pride) bagi suatu bangsa, negara, pemerintah serta masyarakatnya. Nilai Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.
• Nilai kemanusiaan (humanity) berupa penghormatan harkat, martabat dan hak asasi
manusia (human right) juga sangat penting diberikan dalam menciptakan pertahanan
dan keamanan nasional. Artinya di dalam semua tingkah laku, tindak tanduk perbuatan
manusia harus selalu berdasarkan dengan kemanusiaan. Nilai Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
4
• Kegiatan- kegiatan yang tidak sesuai dengan Pancasila termasuk didalamnya ancaman
stabilitas Nasional terhadap pertahanan dan keamanan nilai Pancasila juga dapat
diwujudkan ke dalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengenai pengaruh dan kaitannya antara pertahanan dan keamanan nasional dan
ideologi tidak terlepas dari dua topik mendasar, yaitu pengaruh ideologi terhadap pertahanan
dan keamanan serta bagaimana hukum (rule of law) sebagai alat melindungi ideologi demi
terciptanya pertahanan dan keamanan yaitu Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan
sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan pertimbangan
tersebut diharapkan akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan-perbuatan
sekelompok orang atau oknum yang merusak pertahanan dan keamanan nasional Oleh karena
itu diperlukan penanaman Pancasila Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusian yang
Adil dan Beradab, Nilai Persatuan Indonesia, Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan terakhir Nilai Keadilan Sosial sebagai
ideologi bangsa Indonesia dalam mencegah dan memberantas ancaman- ancaman terkait
dengan pertahanan dan keamanan nasional. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan tata nilai kehidupan Pancasila di dalam diri sendiri, masyarakat, bangsa dan
negara, yang secara mendasar dengan adanya unsur keyakinan bahwa Pancasila merupakan
ideologi yang tepat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan ancaman-ancaman pertahanan
dan keamanan nasional.
Pengalaman kita selama ini menunjukkan bahwa pembangunan hankamnas lebih
menekankan pada nilai persatuan, seperti dikemukakan Saafroedin Bahar: TNI dan Polri
menjabarkan nilai-nilai dasar Pancasila ke dalam doktrin-doktrinnya dengan menitikberatkan
pada sila persatuan Indonesia. Penekanan ini menjadikan pembangunan hankamnas lebih
berorientasi pada aspek keamanan dan kurang mencerminkan aspek kesejahteraan. Idealnya
pembangunan hankamnas hendaknya meletakkan aspek keamanan secara simultan dengan
aspek kesejahteraan sebagaimana paham keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam
ideologi Pancasila (Saafroedin Bahar, 1992,hal. 356).
Peranan Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan Hankamnas harus dapat
mewujudkan nilai fundamentalnya, yaitu "upaya pertahanan keamanan Indonesia yang tidak
didasarkan atas konsep perang. melainkan atas konsep damai yang lebih mencintai
kemerdekaan dan kedaulatan. Suatu daya tangkal yang sejati dalam pembangunan Hankamnas
5
akan selalu terwujud, apabila tetap terpelihara kemanunggalan TNI dan Polri dan Rakyat dalam
penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.
6
(MEF), kontribusi industri pertahanan dalam negeri, serta laju prevalensi penyalahgunaan
narkoba.
Banyak propaganda-propaganda yang bermunculan dimasyarakat, baik itu secara
langsung dan tidak langsung, dari dalam maupun luar negeri, lewat media seperti media-media
(Facebook, Twitter, Youtube, TikTok) yang mengajak untuk menurunkan pemerintahan yang
sah, adu domba yang berkaitan dengan agama, problematik permasalahan Covid-19 dan
penanganannya, propaganda berkaitan dengan Operasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), belum lagi ancaman teror yang dilakukan oeh terorisme yang justru membuat
situasi memanas dan kalau dibiarkan menjadi tidak terkendali atau tidak terkontrol.
Ancaman lain yang terkait keamanan di Indonesia antara lain intoleransi SARA,
demokrasi prosedural, ketimpangan reformasi birokrasi, masih tingginya perilaku korupsi,
belum optimalnya penegakan hukum di Indonesia. Ancaman berupa intoleransi terhadap
SARA sendiri berupa maraknya penolakan terhadap pemimpin yang berbeda, kemudian terjadi
politik identitas yang dilakukan oleh beberapa calon kepala daerah pada pelaksanaan Pemilihan
Kepala Daerah. Indeks demokrasi masih terjadi kesenjangan bersifat prosedural yang terlihat
dari kesenjangan kebebasan sipil, hak-hak politik, demonstrasi massa yang berakhir pada
kekerasan.
Analis Pertahanan Negara Madya Sekretariat Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan
Kemhan, Pudji Astuti dalam wawancaranya menyampaikan bahwa bentuk ancaman yang
terjadi di Indonesia terutama adalah ancaman di perbatasan yang mempengaruhi keutuhan
wilayah. Penanganan masalah keamanan tidak hanya ranah TNI dan Polri saja namun Intelijen
pun turut andil besar dalam informasi pendeteksian dini saat terjadi ancaman.
Permasalahan perbatasan hingga kini masih belum menemukan titik terang antara
Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Filipina, Malaysia, Singapura, Australia, Cina dan
Thailand. Dampak sengketa perbatasan yang terjadi mengakibatkan hilangnya pulau Ligitan
dan Sipadan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kurang menyadari
perkembangan lingkungan strategis yang berdampak pada ancaman illegal logging, illegal
fishing, illegal smuggling, illegal mining, dan human trafficking.
Kejadian separatisme yang terjadi di Papua tidaklah berbeda jauh dengan daerah lainnya
yang rawan konflik. Menurut Decky Wospakrik, Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak puas
dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia sepanjang Papua tetap bersama
dengan Indonesia. Tujuan perlawanan OPM terhadap pemerintah Indonesia adalah untuk
melepaskan diri dari Negara Kesatuan Indonesia (NKRI). Kelanjutan dari perlawanan dan
7
perjuangan OPM berlangsung di berbagai wilayah di Papua yang terjadi dimulai pada tahun
1967 hingga 2001. Kemudian dilanjutkan dengan serangkaian aksi penembakan di wilayah
pegunungan yang sengaja untuk mengacaukan keamanan di Papua, mereka dinamakan
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Ancaman selanjutnya adalah ancaman siber pada perkembangan teknologi digital yang
disebut sebagai the new hybrid of technology yang dapat menyebabkan gangguan, mata-mata
pemerintah, penurunan ekonomi, dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Serangan siber
yang terjadi pada periode Januari – Agustus 2018 antara lain: pencurian data (network trojan);
serangan pengambil alih sistem (Access privilege user); serangan untuk melumpuhkan sistem
dengan program denial of service (DoS attempt); serangan pencurian informasi (information
leak); dan serangan upaya pencurian informasi (information leak attempt).
8
masyarakat yang adil dan makmur, merata material dan spiritual yang berpedomankan pada
nilai-nilai intrinsik yang terkandung dalam Pancasila.
Upaya melakukan pertahanan keamanan negara adalah upaya nasional secara terpadu
yaitu sinergi kemampuan nasional yang diperlukan untuk dapat melaksanakan fungsi
pemerintahan negara dibidang pertahanan keamanan dan untuk menghadapi berbagai bentuk
ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara. Paradigma tentang fungsi
penyelenggaraan pemerintahan negara dalam pembangunan hankamnas secara jelas mengalir
dari pembukaan UUD 1945, yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian aba di dan
keadilan sosial.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan dan keamanan tertuang dalam
UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang menyatakan bahwa pertahanan negara
bertitik-tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa untuk menjamin keutuhan dan tetap
tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila sangat berpengaruh sebagai landasan dalam pembangunan hankam di
Indonesia sebagai basis moralitas dan mengakar dan dianggap rasional dan aktual karena
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara menjadi paradigma dalam pembangunan
pertahanan keamanan nasional.
Banyak propaganda-propaganda yang bermunculan dimasyarakat, baik itu secara
langsung dan tidak langsung, dari dalam maupun luar negeri, lewat media seperti media-media,
hal inilah yang menjadi ancaman lain yang terkait pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Dengan demikian pembangunan bidang pertahanan keamanan nasional harus diletakkan dalam
kerangka pencapaian tujuan nasional yaitu untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur, merata material dan spiritual yang berpedomankan pada nilai-nilai intrinsik yang
terkandung dalam Pancasila.
10
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal :
Armawi, Armaidy. 2016. “Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Hankamnas”
dalam Jurnal Ketahanan Nasional Vol. 12 No. 1. Sleman : Universitas Gajah Mada.
Fernando, Zico Junios. “Pancasila sebagai Ideologi untuk Pertahanan dan Keamanan
Nasional pada Pandemi Covid-19” dalam Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan
Nasional Republik Indonesia, Vol. 8, No. 3. Universitas Bengkulu.
Mardhani, Dewie, dkk. 2020. “Keamanan dan Pertahanan dalam Studi Ketahanan Nasional
Guna Mewujudkan Sistem Ketahanan Nasional” dalam Jurnal Pertahanan & Bela
Negara, Vol. 10, No. 3. Universitas Indonesia.
Website :
Min. 2021. Penjelasan Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Terlengkap.
Pelajaran.co. https://panjiades.blogspot.com/2017/03/pancasila-sebagai-
paradigmahttps://panjiades.blogspot.com/2017/03/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan.htmlpembangunan.html
Suhadi. 2017. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Dan Pertahanan Keamanan.
Panjiades. https://panjiades.blogspot.com/2017/03/pancasila-sebagai-
paradigmahttps://panjiades.blogspot.com/2017/03/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan.htmlpembangunan.html
iii