Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
“Pancasila dalam IPTEK”

Disusun oleh:
Nama : 1. Arraz Meidyan
2. Januar Fuad Almachdi

JURUSAN PERPAJAKAN
D I PAJAK (2-32)

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang
dibidang teknologi. Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi adalah suatu tempat yang
menjadi sumber informasi yang tentunya dapat menambah wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan seseorang khususnya di bidang teknologi dari
waktu ke waktu. IPTEK bisa pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
berbagai informasi dan pengetahuan tentang berbagai teknologi.

Keberadaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK dimulai sejak


keberadaan manusia di bumi. Manusia purba pada jaman dahulu telah memiliki
banyak ilmu pengetahuan tentang situasi dan kondisi di alam. Mesir kuno adalah
negara yang tercatat sebagai negara paling maju yang melakukan kegiatan di
bidang ilmu pengetahuan. Pada jaman dahulu terjadinya banjir di Sungai Nil
membuat banyaknya perubahan yang terjadi seperti berkembangnya sistem
almanak, geometri, dan kegiatan penelitian yang lebih berkembang. Banyak
sekali kegiatan yang sifatnya keilmuan yang dilaksanakan secara rutin dan mulai
diikuti oleh orang-orang babilonia dan orang-orang yang beragama hindu demi
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu.

Perkembangan IPTEK bersinergi dengan kemajuan peradaban manusia. Dulunya


IPTEK adalah sebuah kebudayaan yang dilakukan secara rutin dan di jaman
sekarang ini berkembang menjadi suatu alat yang dapat membantu pekerjaan
manusia. Manusia yang memiliki jiwa untuk berkarya pastinya tidak akan
berhenti untuk terus mengembangkan IPTEK dan terkadang dengan banyak
kelebihan yang dimiliki IPTEK membuat sebuah perubahan yang terjadi di
kalangan masyarakat baik perubahan secara positif maupun negatif.

Perkembangan IPTEK yang semakin pesat memberikan berbagai dampak dalam


berbagai segi kehidupan. Banyak sekali problem yang terjadi akibat penggunaan
IPTEK yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang diterapkan di Indonesia.
Dengan adanya fenomena ini, kita sebagai pihak yang berada dalam era ini
seharusnya mampu menjadi filter antara yang baik dan yang buruk. Karena jika
tidak, besar kemungkinan ada beberapa hal negatif yang masuk dan pada
akhirnya merusak moral bangsa dan kebudayaan Indonesia. Untuk bisa
menjalankan fungsi penyaringan, diperlukan peranan Pancasila sebagai dasar
negara. Kemudian ada peran lain yang lebih khusus, yaitu peran langsung dari
mahasiswa Indonesia, sebagai Agent Of Change yang membawa pengaruh baik
bagi Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana IPTEK dapat mempengaruhi Pancasila?
b. Apa saja dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK terhadap
Pancasila?
c. Apa saja upaya yang dapat ditempuh agar Pancasila tidak hilang
eksistensinya di era sekarang?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui bagaimana IPTEK dapat mempengaruhi pancasila
b. Mengetahui dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK terhadap
Pancasila
c. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh agar Pancasila tidak hilang
eksistensinya di era sekarang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh IPTEK terhadap Pancasila


Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat berpengaruh
dengan Pancasila. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi seakan
berarti menghilangkan garis pembatas antar negara-negara di dunia, suatu informasi
akan bisa tersebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia, hal ini dapat menyebabkan
mudahnya berbagai macam pengaruh dari luar ke suatu negara karena perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika
negara Indonesia didirikan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia tetap
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara
tentulah pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi tantangan global
dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat
penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan
adanya globalisasi, batasan batasan diantara negara-negara di dunia seakan
menghilang, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke
dalam masyarakat.

Masuknya kebudayaan asing ke dalam kehidupan masyarakat menyebabkan


menurunnya bahkan terkikisnya nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila. Karena
masyarakat terutama anak-anak remaja yang lebih banyak menggunakan teknologi
informasi banyak menggunakan atau mengikuti budaya-budaya dari barat yang
bertentangan dengan nilai nilai Pancasila. Pengaruh ini yang membuat anak remaja di
Indonesia kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Dari cara
berpakaian, banyak remaja yang mengikuti selebritis barat dengan memakai pakaian
yang kurang sesuai dengan kebudayaan kita seperti memakai baju yang terlalu minim
dan memperlihatkan bagian yang seharusnya tidak perlu diperlihatkan. Serta gaya
dan warna rambut yang di cat beraneka warna.

Dari segi sikap, banyak remaja yang terpengaruh dengan teknologi informasi akan
kecanduan bermain media social, dimana nantinya akan menjadi individu yang
individualisme, cuek, tidak sopan dan tidak peduli dengan sekitar. Karena pada
dasarnya social media akan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Dimana idividualisme, cuek, tidak sopan dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar
sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yaitu, gotong royong dan
musyawarah. Semakin lama Pancasila akan terkikis dan bisa hilang eksistensinya,
hubunganya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta
terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat, dimana generasi
muda merupakan penerus masa depan bangsa.

2.2 Dampak positif dan negatif perkembangan iptek terhadap


Pancasila
Seiring dengan perkembangan IPTEK, dinamika pancasila terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terus
mengalami perubahan. Banyak kalangan berpendapat bahwa dengan berkembangnya
IPTEK maka nilai-nilai yang terkandung didalamnya perlahan akan menghilang.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa dengan semakin berkembangnya IPTEK
maka pancasila akan lebih terlihat perannya yang membuat nilai-nilai yang ada
didalamnya justru semakin kuat. Terlepas dari kedua hal tersebut ada beberapa dasar
pemahaman yang harus dipenuhi agar IPTEK dapan berjalan beriringan dengan
pancasila. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di Indonesia tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Kedua, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi harus
menyertakan nilai-nilai pancasila sebagai faktor internal pengembangan IPTEK itu
sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek di Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan IPTEK
harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih
dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu. (Dikti, 2016).

Di indonesia sendiri perkembangan IPTEK berjalan sangat cepat. Masyarakat dapat


memperoleh dan menyebarkan informasi dengan cepat melalui berbagai macam
teknologi. Tidak hanya dari dalam negeri namun juga dari luar negeri. Seiring dengan
hal tersebut, tentunya peran pancasila sangat vital sebagai penyaring pengaruh yang
baik dan yang buruk. Pancasila berfungsi sebagai ideologi yang mencerminkan nilai-
nilai kehidupan masyarakat indonesia. Nilai-nilai yang tertanam di dalam masyarakat
indonesia tentunya akan menjadi abstrak jika mendapat pengaruh buruk dari
perkembangan IPTEK ini. Namun sebenarnya perkembangan IPTEK ini seperti dua
sisi pada koin. Di satu sisi membawa pengaruh negatif, namun di sisi lain
perkembangan IPTEK ini justru menjadi panggung untuk menunjukan bahwa
pancasila itu sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia dan juga sebagai alat
untuk mempermudah mewujudkan cita cita bangsa Indonesia. Jika kita melihat
kenyataan di dalam masyarakat, pengaruh pengaruh tersebut bukan sepenuhnya akibat
perkembangan IPTEK itu sendiri namun perilaku dan sikap massyarakatlah yang
menyebabkan pancasila menjadi hilang eksistensinya. Adapun perkembangan IPTEK
ini tidak lepas dari yang namanya globalisasi yang membuat pengaruh dari luar bisa
dengan mudah masuk ke indonesia. Walaupun sebenarnya globalisasi pada hakikatnya
adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk
diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama
dan mejadi pedoman bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia, namun dalam
kenyataannya tidak ada kesepakatan yang benar benar dicapai yang membuat hal
tersebut menjadi tabu. (Jamli, 2005)

Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa perkembangan IPTEK memiliki dampak
positif dan dampak negatif terhadap pancasila. Setiap sila dalam pancasila dapat
dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK baik positif maupun negatif. Yang pertama
sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang maha esa. Dalam sila pertama tersebut
disebutkan bahwa setiap warga negara harus beragama dan memiliki tuhan artinya
pancasila tidak mengakui atheisme. Sehubungan dengan perkembangan IPTEK yang
sangat pesat, doktrin atau paham yang tidak sesuai dengan pancasila dapat dengan
mudah mempengaruhi masyarakat Indonesia apabila masyarakatnya tidak memegang
teguh nilai-nilai yang ada didalam pancasila. Namun tidak selamanya perkembangan
IPTEK menjadi menjadi konfrontatif dengan pancasila. Melalui IPTEK masyarakat
dapat menyebarkan pesan pesan kebaikan antar umat beragama. Kemudian sila kedua
yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau kita mundur ke belakang,
pada tahun 1945 sebuah peristiwa berdarah terjadi di kota Nagasaki dan Hiroshima.
Pada saat itu Amerika Serikat menyerang kota tersebut menggunakan bom atom.
Penyerangan tersebut menjadi penyerangan pertama dalam sejarah yang menggunakan
bom atom. Seperti yang kita ketahui, bom atom merupakan bom yang memiliki daya
ledak yang sangat besar yang dapat memusnahkan banyak manusia dalam waktu cepat
dan mempunyai dampak berkepanjangan bagi lingkungan hidup. Hal tersebut tentunya
sangat bertentangan dengan sila kedua pancasila dimana hak manusia harus
dilindungi. Perkembangan IPTEK yang sehrusnya mendukung hak-hak manusia tapi
justru disalahgunakan oleh sekelompok tertentu demi kepentingannya sendiri. Tidak
hanya itu, perkembangan IPTEK juga dapat memicu perpecahan antar manusia.
Melalui sosial media banyak dari penggunanya memanfaatkan media sosial sebagai
tempat untuk menyinggung, menghujat, menghina satu sama lain yang tentunya sangat
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seharusnya perkembangan IPTEK harus
dengan cara-cara yang berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia individual
maupun umat manusia yang sekarang maupun yang akan datang agar bisa
mensejahterakan manusia. (Jacob, 2000). Hal tersebut dapat diimplementasikan dalam
kehidupan di Indonesia. Seperti misalnya pengembangan teknlogi dibidang kesehatan,
lingkungan, pangan yang dapat menjamin hak hak kemanusian. Yang ketiga adalah
sila persatuan indonesia. Persatuan Indonesia terwujud melalui bhineka tunggal ika
yang artinya berbeda beda tapi tetap satu. Indonesia sendiri merupakan negara
kepulauan yang memiliki berbagai ragam suku, ras, agama, dan budaya. Dengan
keanekaragaman tersebut tentu ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam
mewujudkan persatuan bangsa Indonesia. Salah satu tantangan yang di hadapi adalah
perkembangan IPTEK. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat memicu
perpecahan bangsa. Salah satu contohnya adalah media sosial. Contohnya adalah
facebook dan twitter. Seringkali sebagai pengguna media sosial tentu pengguna ingin
berbagi informasi ataupun mengajak pengguna lain untuk saling mengirim pesan.
Namun banyak dari penggguna media sosial melakukan adu domba satu sama lain
demi kepentingan pribadi. Tidak bijaknya para pengguna dalam menggunakan media
sosial juga dapat menjadi penyebab perpecahan persatuan bangsa. Alangkah baiknya
jika sosial media dijadikan media penghubung antar masyarakat untuk menciptakan
persatuan. Selanjutnya sila ke-empat yaitu kerakyatan yang dipiimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratn perwakilan. Sila ini meminta kita membuka
kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan
mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing – masing, sehingga
tidak adanya monopoli IPTEK. (Jacob, 2000). Setiap warga negara juga berhak untuk
menyampaikan aspirasinya melalui media IPTEK. Dalam perkembangannya,
perkembangan IPTEK tidak selalu berjalan beriringan dengan sila ke-4. Seringkali
kita menemukan permasalahan yang membatasi warga negara untuk menyampaiakan
pendapatnya. Salah satu yang menghalanginya adalah UU ITE. Undang-Undang ini
dibuat untuk mengendalikan perilaku melanggar hukum terkait dengan ITE. Namun
pada kenyataannya Undang-Undang ini justru seperti terkesan membatasi
penyampaian pendapat melalui media ITE baik media sosial maupun media lainnya.
Banyak kasus di Indonesia yang dijerat UU ITE yang sebenarnya pelaku tidak
bermaksud untuk melanggar hukum tersebut. Yang terakhir adalah sila keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Terciptanya keadilan yang tidak berpihak bagi
golongan tertentu merupakan tujuan dari cita-cita bangsa Indonesia. Dalam hal ini
pengembangan IPTEK harus didasarkan pada keadilan dan kemanusian.
Pengembangan IPTEK yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan akan membuat
pemerataan diberbagai bidang seperti bidang ekonomi,sosial,pendidikan,dll. Dampak
positif dengan berkembangnya IPTEK adalah akses yang lebih mudah untuk
mendapatkan layanan sosial sehingga dapat terciptanya kesejahteraan dan keadilan
bagi masyarakat.

2.3 Upaya yang dapat ditempuh agar Pancasila tidak hilang


eksistensinya di era sekarang
Setiap permasalahan tentu harus ada upaya untuk dapat menyelesaikannya seperti
halnya permasalahan pada ancaman IPTEK terhadap eksistensi pancasila. Sebelumnya
telah dijelaskan mengenai dampak positif dan dampak negatif perkembangan IPTEK
terhadap pancasila. Baik dampak positif maupun negatif tentunya membawa pengaruh
yang cukup signifikan terhadap keeksistensian pancasila. Pengaruh inilah yang harus
dikendalikan agar nilai-nilai dalam pancasila dapat tetap bertahan dari ancaman
perkembangan IPTEK. Pengendalian tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri
atau oleh pemerintah sebagai alat negara yang mempunyai kuasa penuh terhadap
perkembangan IPTEK. Dengan membuat program-program atau kebijakan khusus
terhadap permasalahan tersebut dapat membuka pola pikir masyarakat mengenai
dampak buruk perkembangan IPTEK terhadap pancasila. Masyarakat sebagai user
dari IPTEK juga harus ikut berpartisipasi dalam program-program pemerintah.
Dengan kerjasama yang baik anatara pemerintah, bukan tidak mungkin pancasila akan
menunjukan kembali eksistensinya seperti halnya pada saat masa dimana pancasila
benar benar melekat didalam jiwa masyarakat.

Ada dua upaya yang dapat ditempuh untuk tetap menjaga eksistensi pancasila dari
serbuan dan ancaman IPTEK. Yang pertama adalah upaya represif. Makna represif
sendiri artinya adalah menahan,menekan,mengekang. Upaya represif merupakan
upaya untuk menghukum pelaku pelanggaran hukum agar si pelaku tersebut menjadi
jera. Yang pertama dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelengara dan
penegak hukum adalah membuat aturan mengenai pembatasan IPTEK agar tidak
mengancam eksistensi pancasila. Untuk saat ini pemerintah sudah mempunyai UU
ITE. UU tersebut mengatur tentang pelanggaran hukum dalam penggunaan ITE.
Namun dalam pelaksanaannya sendiri UU tersebut justru menjadi bumerang bagi
pemerintah. Banyak pro dan kontra mengenai pelaksanaan UU ITE. Untuk
alternatifnya sebenarnya pemerintah dapat membuat aturan khusus mengenai
perkembangan IPTEK terhadap pancasila. Lalu yang kedua adalah upaya preventif.
Upaya preventif adalah upaya yang untuk mencegah dan mengendalikan. Upaya
preventif dapat dilakukan jika terdapat korelasi yang baik antara pemerintah dan
masyarakat. Salah satu upaya preventif yang sudah dilakukan oleh pemerintah adalah
pelaksanaan PMP. Pada saat itu upaya tersebut dapat dikatakan cukup berhasil
mengingat masyarakat pada saat itu mulai memahami nilai-nilai pancasila dan
menerapkannya dalam kehidupan. Untuk saat ini banyak upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk tetap menjaga eksistensi pancasila. Salah satunya adalah
pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila(BPIP). Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila atau disingkat BPIP adalah lembaga yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan
arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi,
dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan,
dan melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan,
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi
berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan
Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah,
organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya. BPIP merupakan
revitalisasi dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
(Kontributor Wikipedia, 2019). Namun banyak kalangan menilai pembentukan
lembaga ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk menjaga eksistensi
pancasila. Bahkan ada beberapa kalangan menilai pembentukan lembaga ini hanya
buang duit rakyat.
Terlepas dari semua itu, apresiasi yang sebesar-besarnya kita ucapkan kepada
pemerintah karena telah berupaya untuk tetap menjaga keeksistensian pancasila dalam
era globalisasi ini. Sebenarnya banyak cara yang cukup efektif untuk mengendalikan
IPTEK agar tidak menjadi ancaman bagi pancasila. Seperti misalnya dilaksankannya
kembali PMP, Sosialiasi secara masif mengenai kontrol IPTEK agar tidak menjadi
ancaman bagi pancasila, membentuk kelompok kelompok masyarakat mengenai
pentingnya pancasila
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah perkembangan IPTEK sangat berpengaruh
terhadap Pancasila, dengan perkembangan IPTEK, informasi dan komunikasi
berjalan dengan sangat lancar dan cepat jadi sangat memudahkan budaya luar masuk
ke Indonesia. Hal ini memiliki dampak positf dan dampak negatif bagi
keeksistensian pancasila dan juga nilai-nilai yang ada didalamnya. Dampak negatif
tersebut dapat dikendalikan melalui upaya preventif dan upaya represif. Agar upaya-
upaya tersebut dapat berhasil, maka harus dibangun kerjasama yang baik antara
masyarakat dan pemerintah. Dengan keberhasilan upaya tersebut, maka pancasila
dapat mendapatkan eksistensinya kembali dan juga mendapat tempat di hati
masyarakat.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSAKA

Dikti. (2016). Pendidikan Pancasila. Jakarta: Dikti.

Jacob, T. (2000). 155.

Jamli, E. A. (2005). Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.

Kontributor Wikipedia. (2019). Kontributor Wikipedia. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.

Dion Difender Tiparo. 2018. IPTEK dan Pancasila.


https://satelitpost.com/redaksiana/iptek-dan-pancasila (diakses 7 Mei)

Anda mungkin juga menyukai