Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat


2.3.1 Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila dalam perjalanannya sebagai sistem filsafat tentu telah
mengalami berbagai dinamika yang harus dihadapi. Pada masa Orde Lama
atau masa pemerintahan Presiden Soekarno, Philosofische Grondslag
merupakan istilah Pancasila sebagai sistem filsafat yang diperkenalkan oleh
Soekarno. Istilah Philosofische Grondslag (fundamen filsafat) ialah hasil
pemikiran filosofis Soekarno atas perencanaan didirikannya negara Indonesia
merdeka. Hasil pemikiran Soekarno tersebut ditujukan sebagai dasar
kerohanian dalam menyelenggaran kehidupan berbangsa dan bernegara.
Gagasan tersebut disambut sangat baik oleh berbagai tokoh, kalangan, dan
golongan di Indonesia terutama yang hadir dalam sidang pertama BPUPKI
yang berlangsung pada tanggal 1 Juni 1945. Akan tetapi, Soekarno belum
menguraikan gagasan tersebut secara detail sehingga gagasan tersebut hanya
menjadi adagium atau peribahasa politik yang digunakan demi menarik
perhatian kalangan yang hadir dalam sidang pertama BPUPKI. Pada era
tersebut, Pancasila lebih ditekankan oleh Soekarno sebagai filsafat asli
Indonesia yang diambil dari akulturasi budaya yang ada di Indonesia.
Pada masa Orde Baru atau masa pemerintahan Presiden Soeharto,
kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami perkembangan menuju
arah yang semakin praktis. Pada masa tersebut, Pancasila sebagai sistem
filsafat dikenal dengan istilah Weltanschauung yang memiliki arti bahwa
semua nilai dalam Pancasila ialah sesuatu yang sudah ada sebelumnya yang
kemudian mengalami perkembangan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selain itu, Weltanschauung juga memiliki arti bahwa filsafat Pancasila bukan
hanya memiliki tujuan untuk mencari kebijaksanaan dan kebenarannya saja,
melainkan juga merupakan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebutlah Soeharto
melakukan pengembangan sistem filsafat Pancasila menjadi penataran P-4
(Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila yang bertujuan
melaraskan pemahaman mengenai Demokrasi Pancasila serta membentuk
manusia Pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada masa Reformasi kurang
terdengar jelas resonansinya. Pada masa tersebut, Pancasila sebagai sistem
filsafat bergema dalam wacana akademik, termasuk renungan serta kritik yang
diucapkan oleh Habibie dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 2011 yang
intinya menyatakan bahwa Pancasila pada masa Reformasi sudah sangat
jarang dibahas atau digunakan dalam kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan
serta kemasyarakatan. Contohnya adalah pada masa orde baru, sekolah-
sekolah selalu memberikan pemahaman mengenai Pancasila. Akan tetapi,
ketika masa reformasi dimulai, ajaran mengenai Pancasila tersebut sudah tidak
lagi diberikan di sekolah-sekolah. Hal ini tentunya akan menyebabkan para
generasi muda tidak memahami nilai-nilai Pancasila sehingga tidak dapat
mengimplementasikannya dengan baik.
Masa reformasi merupakan masa kebebasan setelah adanya
pengekangan dan pembatasan pada masa sebelumnya yang melarang
masuarakat untuk menyuarakan pendapat. Dengan adanya kebebasan tersebut
tentunya membuat masyarakat ingin meluapkan pendapat-pendapatnya pada
pemerintah. Namun, penyampaian pendapat oleh masyarakat tersebut tidak
melalui cara yang baik seperti melakukan demontrasi yang disertai kerusuhan.
Sehingga kebebasan pada masa reformasi tersebut menyingkirkan keberadaan
Pancasila yang seharusnya menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

2.3.2 Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Selain dinamika, Pancasila dalam perjalanannya sebagai sistem filsfat juga
harus menghadapi beberapa bentuk tantangan yang tentunya tidak mudah.
Beberapa bentuk tantangan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu aliran yang memiliki keyakinan bahwa
kebebasan individu seorang pemilik modal dalam mengembangkan
usahanya untuk mendapat keuntungan dalam jumlah besar ialah bentuk
usaha demi menyejahterakan masyarakat. Kapitalisme terhadap
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan salah satu bentuk tantangan
apabila kebebasan individu terlalu berlebihan sehingga menyebabkan
beberapa dampak buruk yakni monopoli, gaya hidup konsumtif, dan lain
sebagainya yang bertentangan dengan Pancasila. Monopoli merupakan
bentuk pertentangan terhadap Pancasila terutama pada sila ke lima
karena keadilan rakyat tidak terpenuhi akibat adanya monopoli yang
dilakukan suatu kelompok atau golongan.
2. Komunisme
Komunisme merupakan suatu aliran yang memiliki keyakinan bahwa
agar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat merata maka kepemilikan
modal harus ada di tangan negara. Komunisme terhadap Pancasila
sebagai sistem filsafat merupakan salah satu bentuk tantangan apabila
negara terlalu mendominasi sehingga berakibat rakyat kehilangan
perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dimana itu
sangat bertentangan dengan Pancasila.

POIN PPT
Dinamika Pancasila sebagai sistem filsafat
 Pada masa Orde Lama -> Philosofische Grondslag -> Hasil pemikiran filosofis
Soekarno atas perencanaan didirikannya negara Indonesia Merdeka
 Pada masa Orde Baru -> Weltanschauung -> Filsafat Pancasila merupakan
pedoman hidup bagi bangsa Indonesia -> penataran P-4
 Pada masa reformasi kurang terdengar jelas resonansinya -> Pidato Habibie pada
1 Juni 2011 -> Pancasila pada masa Reformasi semakin jarang diucapkan, dikutip,
dibahas dan digunakan dalam kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun
kemasyarakatan.

Tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat

1. Kapitalisme
2. Komunisme

DAPUS
Kristianus J. P. 2018. Dinamika, Tantangan, Esensi, dan Urgensi Pancasila sebagai
Sistem Filsafat. 1-16.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
2016.

Anda mungkin juga menyukai