Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS


KETATANEGARAAN RI

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Asnar, M.Si

Disusun Oleh:
1. Angelica Mulya Nova Kirana (2101036148)
2. Dhimaz Pratama Putra (2101036138)
3. Helein Masseru (2101036142)
4. I Gusti Bagus Gede Dwi Sandi Renaldi (2101036153)

PANCASILA GAB F
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul "Pancasila
Dalam Konteks Ketatanegaraan RI" dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pancasila. Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Bapak Asnar,
M.Si selaku guru Pancasila kami yang membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung kami dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka ketika membaca makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
memiliki keterbatasan sehingga mohon dimaafkan dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah kami.

Samarinda, 28 Agustus 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………4
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………… 4

BAB 2 ISI
2.1 Peran dan Pengertian Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia ………………………………………… 5
2.2 Peran Lembaga Negara dalam Mengaktualisasikan Nilai
Pancasila Berdasarkan Sistem Ketatanegaran ………………6

BAB 3 PENUTUP
3.1 Penutup ……………………………………………….……. 8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam
konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Bahkan
banyak Kalangan menyataka bahwa sebagian masyarakat Indonesia hampir
melupakan jati dirinya yang esensinya adalah Pancasila. Hal tersebut menunjukkan
bahwa di era reformasi ditandai dengan dilakukanya reformasi politik dan reformasi
konstitusi, secara teoritis suatu konstitusi dapat diubah dalam rangka
penyempurnaan. Upaya penyempurnaan atas kekurangan yang terdapat dalam suatu
konstitusi, dapat dilakukan melalui formal amandement, constitutional convention
ataupun yudicial interpretation. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui
implementasi nilai pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dan peran
lembaga Negara dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila berdasarkan sistem
ketatanegaraan Indonesia. Konsep nilai Pancasila dalam system ketatanegaraan
Indonesia, yaitu (1) terjalinnya hubungan fungsional yang proporsional antara
kekuasaan-kekuasaan negara; (2) penyelesaian sengketa secara musyawarah,
sedangkan peradilan merupakan sarana terakhir; dan (3) hak-hak asasi manusia
yang tidak hanya menekankan hak atau kewajiban, tetapi terjalinnya suatu
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sedangkan peran lembaga Negara dalam
mengaktualisasikan nilai pancasila berdasarkan system ketatanegaraan Indonesia
untuk menegakkan UUD 1945 dengan melakukan judicial review atas UU yang
bertentangan terhadap UUD 1945 maupun dalam melakukan kewenangan lainnya
sebagai pengawal politik hukum nasional, pengawal konstitusi dan sebagai penafsir
tunggal pasal-pasal UUD 1945 demi tegaknya hukum dan keadilan.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
2. Apa peran lembaga negara dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila
berdasarkan sistem ketatanegaraan indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia
2. Mengetahui peran Lembaga negara dalam mengaktualisasikan nilai
Pancasila berdasarkan system ketatanegaraan Indonesia

4
BAB II
ISI

A. Peran dan Pengertian Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik


Indonesia
Perkataan Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari 2 suku
kata yaitu : Panca berarti lima, Sila berarti dasar atau azas. Jadi Pancasila berarti
lima dasar atau lima azas. Diatas kelima dasar inilah berdiri negara Republik
Indonesia. Pancasila bagi Indonesia sama halnya dengan pondasi bagi sebuah
gedung, kalau kita ingin mendirikan sebuah gedung pastilah gedung itu kita dirikan
di atas pondasi yang kuat dan kokoh. Demikian pula jika kita ingin mendirikan
sebuah negara yang kuat dan kokoh, maka harus dibangunan juga diatas dasar-dasar
yang kuat dan kokoh.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu asas kerohanian yang
dalam ilmu kenegaraan sering disebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce
gronslag). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk dalam sumber tata
tertib hukum di Indonesia. Sebagai negara demokrasi yang berlandaskan hukum,
segalah aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam sistem
peraturan perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.
Menurut Philipus M. Hadjon, konsep Pancasila dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, yaitu: (1) terjalinnya hubungan fungsional yang
proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara; (2) penyelesaian sengketa secara
musyawarah, sedangkan peradilan merupakan sarana terakhir; dan (3) hak-hak
asasi manusia yang tidak hanya menekankan hak atau kewajiban, tetapi terjalinnya
suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan adanya
pembatasan kekuasaan diantara lembaga-lembaga Negara demi terjalinnya

5
hubungan dalam mendapatkan kekuasaan yang setara namun memiliki kewenangan
masing-masing lembaga Negara.
Sistem ketatanegaraan Indonesia dalam penjelasan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pada pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum,
itu artinya Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi aturan
hukum karena hukum sebagai pengontrol social. Dalam pandangan Sakban
(2016:55) menjelaskan bahwa karena kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara,
maka Pancasila pun menjadi sumber hukum yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR
Nomor III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3) yang menyebutkan, “Sumber hukum dasar
nasional adalah Pancasilasebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-
Undang Dasar 1945”.
Hal ini tentu saja tidak lepas dari eksistensi Pembukaan UUD 1945, yang
dalam konteks ketatanegaraan Indonesia memiliki kedudukan tata tertib hukum
yang paling tinggi. Kedudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum didalam
pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Dalam beberapa tahun Indonesia mengalami perubahan yang sangat
mendasar mengenai system ketatanegaraan. Perubahan mendasar setelah empat kali
amandemen UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri
atas Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri
atas Pembukaan dan pasal-pasal.

B. Peran Lembaga Negara dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila


Berdasarkan Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Hans Kelsen menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang dijalankan oleh organ
atau lembaga Negara diantaranya berkarakter penciptaan norma (a norm creating)
dan penerapan norma (a norm-applying) yang kesemuanya itu diperuntukkan untuk
suatu pengeksekusian sanksi hukum, contohnya parlemen yang mengesahkan

6
criminal code (KUH Pidana), dan rakyat yang memilihparlemen adalah organ-
organ Negara,sebagaimana kepada setiap individu yang bersalah.Jadi, lembaga
Negara merupakan organ yang memiliki fungsi untuk dijalankan sesuaitujuan
maupun cita-cita bangsa dan Negara.Lembaga-lembaga Negara RepublikIndonesia
hasil amandemen keempat yaitu lembaga legislative yaitu MPR, DPR, DPD,DPRD;
lembaga eksekutif yaitu Presiden dan Wakil Presiden dan lembaga yudikatif
yaituMK, KY, MA, dan BPK.Namun, diantaralembaga Negara masih ada yang
tidak mampu mengaktualisasikan nilai pancasila sesuaidengan system
ketatanegaraan Indonesia.
Menurut Marjanne Termorshuizen-Art, aktualisasi nilai-nilai Pancasila
dalam struktur hukum lebih menekankan pada spirit, motivasi, ajaran bagi para
pemegang amanah dalam rangka mewujudkan negara hukum di Indonesia
yangdiabdikan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jimly Asshiddiqie
menyatakan bahwa konstitusi Indonesiayang termuat dalam UUD NRI 1945 pada
awalnya menganut sistem satu kamar (unicameral system) dengan variasi yang
dikaitkan dengan teori kedaulatan rakyat yangdiorganisasikan dalam Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Majelis inilah yang dipandangsebagai penjelmaan
seluruh rakyat, yang pada gilirannya menjadi lembaga tertingginegara. Karena
sebagain besar anggota MPR adalah anggota DPR, maka kedua Lembaga ini tidak
dapat disebut sebagai dua kamar (bikameral).

7
BAB III
PENUTUP

Membangun karakter bangsa berbasis falsafah Pancasila adalah menjadikan


nilai-nilai Pancasila tercermin dalam perilaku hidup dan kehidupan setiap orang
anggota masyarakat. Jika nilai Pancasila telah terimplementasi dalam karakter
setiap orang, secara otomatis membudaya dalam perilaku masyarakat bangsa, dan
penyelenggara negara.
Hubungan antara Proklamasi dengan Pembukaan merupakan suatu kesatuan
yang utuh, dan apa yang terkandung dalam pembukaan adalah merupakan amanat
dari seluruh Rakyat Indonesia saat mendirikan negara dan untuk mewujudkan
tujuan bersama. Oleh karena itu merupakan suatu tanggung jawab moral bagi
seluruh bangsa untuk memelihara dan merealisasikannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/ellafebyandini/pancasila-sebagai-konteks-
ketatanegaraan
https://repository.unikom.ac.id/37224/1/%28Pertemuan%20VI%29%20PANCAS
ILA%20DALAM%20KONTEKS%20KETATANEGARAAN%20INDONESIA.
pdf
https://www.academia.edu/15194632/PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KET
ATANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai