Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan ....................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2

Bab 2 Pembahasan ....................................................................................................................... 5

2.1 Dampak Positif Dari Kebijakan Pemerintah Pada Masa Orde Baru .......................... 5
a. Kebijakan Bidang Politik Dalam Negeri ............................................................... 5
b. Kebijakan Bidang Politik Luar Negeri .................................................................. 5
c. Kebijakan Di Bidang Ekonomi ............................................................................. 5
d. Kebijakan Bidang Pertanian .................................................................................. 6
e. Kebijakan Bidang Pendidikan ............................................................................... 6
f. Kebijakan Bidang Kesehatan ................................................................................. 7
g. Kebijakan Bidang Industri .................................................................................... 7
h. Kebijakan Bidang Sosial Budaya Dan Kemasyarakatan ....................................... 7

2.2 Penyimpangan Kebijakan Pada Masa Orde Baru ......................................................


10
a. Dalam Hal Konstitusi ............................................................................................
10
b. Di Bidang Politik ...................................................................................................
10
c. Di Bidang Hukum .................................................................................................
10
d. Di Bidang Ekonomi ..............................................................................................
11

Bab 3 Penutup ..............................................................................................................................


12

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................


12

3.2 Saran ...........................................................................................................................


12

Daftar Pustaka ..............................................................................................................................


14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh
Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.

Orde baru merupakan masa pemerintahan Soeharto yaitu berlangsung dari tahun 1966
sampai tahun 1998. Pada masa orde baru ini presiden Soeharto mengalami keruntuhan
yaitu seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama
32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan legitimasi pemerintahan
Orde Baru.

Permasalahan-permasalahan banyak terjadi pada masa orde baru ini seperti kolusi,
korupsi, nepotisme, krisis ekonomi. Itu semua tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan presiden Soeharto. Maka selama 32 tahun yang dijalankan oleh Soeharto
memberikan dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dampak positifnya.

Masa pemerintahan yang begitu panjang menjadi arena membungkam demokrasi dan
menenggelamkan partisipasi masyarakat luas dalam hampir semua sektor kehidupan,
sampai untuk membangun gedung-gedung SD di seluruh Indonesia harus lewat Inpres
(instruksi presiden). Maka dapat disaksikan menjelang akhir kekuasaan Orde Baru, ketika
terjadi krisis moneter, ekonomi yang dibangun dengan stabilitas politik dan keamanan itu
rontok seperti bangunan tanpa pondasi yang dilanda gempa bumi, rata dengan tanah.

Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini
terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Orde baru yang
dijalankan oleh Presiden Soeharto yang berakhir dengan krisis moneter memberikan
perubahan dalam pembangunan politik dan perekonomian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja dampak positif diberbagai bidang dari kebijakan politik ekonomi pemerintahan
orde baru yang hingga masa sekarang masih bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia?
2. Apa saja kasus penyimpangan dari kebijakan politik ekonomi pemerintahan orde baru
yang hingga kini belum juga ada penyelesainnya?
1.1. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak positif diberbagai bidang dari kebijakan politik ekonomi
pemerintahan orde baru yang hingga masa sekarang masih bisa dinikmati oleh
masyarakat Indonesia.
2. Untuk mengetahui kasus penyimpangan dari kebijakan politik ekonomi pemerintahan
orde baru yang hingga kini belum juga ada penyelesainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Dampak Positif Dari Kebijakan Pemerintah Pada Masa Orde Baru


Dampak positif dari kebijakan pemerintah pada masa Orde Baru yang masih dirasakan
hingga sekarang antara lain sebagai berikut :
a. Kebijakan Bidang Politik Dalam Negeri
1. Membuat konsensus nasional untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.
2. Penyederhanaan partai politik.
3. Pemasyarakatan pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4) presiden
Soeharto mengemukakan gagasan ekaprasetia pancakarsa pada tanggal 12 april 1976
dan gagasan tersebut ditetapkan sebagai ketetapan MPR dalam sidang umum tahun
1978 dan dalam sidang umum tahun 1978 dan sejak itu secara menyeluruh pada semua
lapisan masyarakat melaksanakan penataran P4.

b. Kebijakan Bidang Politik Luar Negeri


1. Secara resmi indonesia kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28 Desember
1966.
2. Pemerintah Indonesia menyampaikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura
pada tanggal 2 juni 966 kepada perdana menteri Lee Kuan Yew.
3. Menjalin kembali hubungan baik dengan negara–negara tetangga seperti pemulihan
hubungan Indonesia-Malayasia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak di Jakarta
pada tanggal 11 Agustus 1966.
4. Indonesia menjadi pemprakarsa organisasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.

c. Kebijakan Di Bidang Ekonomi


Presiden Soeharto menangani masalah ekonomi dengan mencanangkan program
pembangunan yang dilakukan secara bertahap yaitu jangka panjang 25-30 tahun dan
jangka pendek 5 tahun atau disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun). Pedoman
pembangunan adalah Trilogi pembangunan.
a. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
b. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
c. Menerapkan anggaran belanja berimbang (balanced budget). Fungsinya adalah untuk
mengurangi salah satu penyebab terjadinya inflasi.
d. Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha
sektor produktif, seperti sector pangan, ekspor, prasarana dan industri.
e. Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri (re-scheduling), serta
berusaha untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar negeri baru.
f. Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan bagi
investor luar negeri untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian Indonesia.
g. Penerbitan anggaran pendapatan belanja Negara (APBN) yang dinilai sebagai salah
satu sumber utama terjadinya hiperinflasi.
h. Penjadwalan kembali kewajiban membayar hutang-hutang luar negeri (debt
rescheduling) yang lewat batas waktunya dan mengusahakan penundaan
pembayarannya ,diikuti dengan pencarian kredit baru dengan syarat-syarat lebih lunak
untuk pembiayaan pembangunan.
i. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.

d.   Kebijakan Bidang Pertanian


Modernisasi pada masa orde baru dikenal dengan nama Revolusi Hijau. Dan revolusi ini
mengubah cara bercocok tanam dari tradisional ke modern. Pemerintah menggalakan
revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul
baru dari berbagai varitas, gandum, padi, dan jagung yang mengakibatkan tingginya hasil
panen komoditas tersebut. Upaya yang dilakukan pemerintah dibidang pertanian adalah :
1. Intensifikasi yang dikenal dengan pancausaha tani, meliputi pemilihan bibit unggul,
pengolahan tanah yang baik, pemupukan, irigasi dan pemberantasan hama.
2. Ekstensifikasi yaitu memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan pembukaan
lahan-lahan baru. Mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat ditanami dan
membuka hutan.
3. Diversifikasi yaitu usaha penganekaragamaan jenis tanaman pada suatu lahan
pertanian melalui system tumpang sari, usaha ini menguntungkan untuk mencegah
kegagalan panen pokok.
4. Membentuk BUUD(Badan Usaha Unit Desa) untuk pengadaan pangan dan
menyalurkan sarana produksi pertanian (Pupuk, benih, dan obat-obatan). Yang kini
menjadi KUD (Koperasi Unit Desa). Teknologi pertanian serta koperasi tersebut dapat
mensejahterakan rakyat yang manfaatnya terasa sampai jaman sekarang.

e. Kebijakan Bidang Pendidikan


1. Pembangunan Sekolah Dasar (SD Inpres)
Pembangunan SD sejak jaman Soeharto hingga kini masih terasa manfaatnya dan
diikuti pula oleh peningkatan jumlah guru SD.
2. Program Wajib Belajar
Soeharto menyatakan bahwa seluruh anak Indonesia berusia 7-12 tahun wajib untuk
mendapatkan pendidikan dasar 6 tahun (SD). Sehingga sampai sekarang kita telah
merasakan wajib belajar 12 tahun (Sampai SLTA), kemudian kita juga mendapatkan
manfaat dari program wajib belajar tersebut.

3. Pembentukan Kelompok Belajar (Kejar)


Program Kejar merupakan program pengenalan huruf dan angka bagi kelompok
masyarakat buta huruf yang berusia 10-45 tahun. Tutor atau pembimbing setiap
kelompok adalah masyarakat yang telah dapat membaca, menulis dan berhitung
dengan pendidikan minimal Sekolah Dasar.

f. Kebijakan Bidang Kesehatan


Kebijakan bidang kesehatan yang masih terasa manfaatnya antara lain :
1. Program Keluarga Berencana (KB)
Pada masa orde baru dilaksanakan program untuk pengendalian pertumbuhan
penduduk yang dikenal dengan Keluarga Berencana(KB).
Pada tahun 1967 pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun
1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%. Sampai sekarang program KB di Indonesia
sebagai salah satu program yang paling sukses di dunia, sehingga menarik perhatian
dunia untuk mengikuti kesuksesan Indonesia.

2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)


Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare dan
Imunisasi. Posyandu bukan saja untuk pelayanan balita tetapi juga untuk pelayanan
ibu hamil. Bahkan pada waktu waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit. A, FE,
Garam Yodium, dan suplemen gizi lainnya dan mobilisasi sosial seperti PIN, campak
dan Vit. A.

3. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

g. Kebijakan Bidang Industri


1. Mengembangkan jaringan informasi, komunikasi, dan transportasi untuk
memperlancar arus komunikasi antarwilayah di nusantara, misalnya program satelit
palapa.
2. Mengembangkan industri pertanian.
3. Mengembangkan industri minyak dan gas bumi.
4. Perkembangan industri galangan kapal di surabaya yang dikelola oleh oleh PT PAL
Indonesia.
5. Pengembangan industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kemudian berubah
menjadi PT Dirgantara Indonesia.
6. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan dan
Batam.
7. Sejak tahun 1985 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di bidang industri
dan investasi.

h. Kebijakan Bidang Sosial Budaya Dan Kemasyarakatan


1. Pemerintah mengontrol pelajaran sejarah untuk anak sekolah melalui buku dan film G
30 S/PKI diputar TVRI setiap tahun pada tanggal 30 September. Pemerintah
menginginkan sebagai pengingat terhadap bahaya laten PKI dan memuja
kepahlawanan Jenderal Soeharto dan film lain adalah Janur Kuning.
2. Pemerintah mendukung kirap remaja indonesia yaitu : parade keliling pemuda
indonesia yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh Yayasan Tiara Indonesia
pimpinan Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) sejak tahun 1989. Mereka menjelajah
desa-desa di Indonesia dengan kegiatan seperti menyalurkan air bersih, memperbaiki
rumah desa, membersihkan rumah ibadah, menanam pohon serta membersihkan
makam serta mengadakan diskusi dan pertunjukan seni.
3. Pemerintah menempatkan Departemen Penerangan dalam posisi yang sangat penting.
Departemen Penerangan mengharuskan setiap media massa memiliki SIUPP dan
mengendalikannya secara ketat melalui Undang-undang pokok pers no 12 tahun 1982
dan media yang melanggar akan dibatalkan SIUPP-nya.
4. Untuk mengendalikan mahasiswa gerakan mahasiswa maka diberlakukan Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) pada tahun
1978.
5. Memperoleh pinjaman dari negara-negara barat dan lembaga keuangan seperti IGGI
IMF dan Bank Dunia .
6. Liberalisasi perdagangan dan investasi dibuka selebar-lebarnya. Inilah yang membuat
indonesia terikat pada kekuatan modal asing.

Sehingga jika disimpulkan memang banyak dampak positif yang dirasakan semasa
pemerintahan orde baru diantaranya :
1) Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekusaan lembaga
kepresidenan yang membuat semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat.
2) Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan serta kesempatan kerja
3) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi
muda dan kaum wanita
4) Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan
5) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit.
6) Situasi keamanan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu mengatasi semua
tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.
7) Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
8) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
9) Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
10) Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
11) Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
12) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada
1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
13) Sukses transmigrasi
14) Sukses KB
15) Sukses memerangi buta huruf
16) Sukses swasembada pangan
17) Pengangguran minimum
18) Sukses Gerakan Wajib Belajar
19) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
20) Sukses keamanan dalam negeri
21) Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
22) Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
23) Revolusi hijau dan industrialisasi
24) Revolusi Hijau merupakan revolusi biji-bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih
unggul dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen
komoditas tersebut meningkat di begara-negara berkembang. Revolusi hijau lahir
karena masalah pertambahan penduduk yang pesat. Pertambahan penduduk harus
diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian.

Upaya peningkatan produksi pertanian digalakkan melalui :


a. Pembukaan lahan pertanian baru
b. Mekanisasi pertanian
c. Penggunaan pupuk baru
d. Mencari metode yang tepat untuk pemberantasan hama

25) Perkembangan Industrialisasi


a. Industri Pertanian
 Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura
 Industri pengolahan hasil perkebunan
 Industri pengolahan hasil perikanan
 Industri pengolahan hasil hutan
 Industri pupuk
 Industri Pestisida
 Industri Mesin dan peralatan pertanian

b. Industri Non Pertanian


 Industri Semen
 Industri Besi baja
 Industri Perakitan kendaraan bermotor
 Industri elektronik
 Industri kapal laut
 Industri Kapal terbang

26) Bidang Politik


1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Organisasi masanya.
2. Membubarkan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat
dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966
3. Menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang di Indonesia
4. Penyederhanaan Partai Politik
5. Pemilihan Umum
6. Penataan Politik Luar Negeri

2.2.Penyimpangan Kebijakan Pada Masa Orde Baru


a.    Dalam Hal Konstitusi 
a) Perubahan kekuasaan yang statis
b) Perekrutan politik yang tertutup
c) Pemilihan umum yang kurang demokratis
d) Kurangnya jaminan hak asasi manusia

b.  Di Bidang Politik


1) Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial, karena
didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya
korupsi kolusi dan nepotisme.
2) Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden atau yang
terlibat dengan bisnis keluarga presiden, dan calon anggota DPR/MPR yang
monoloyalitas terhadap presiden (lahirnya budaya paternalisti /kebapakan dan feodal
gaya baru).
3) Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial, karena
didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya
korupsi kolusi dan nepotisme.
4) Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa, sedangkan
parpol hanya sampai kabupaten.
5) Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.
6) Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional

c.  Di Bidang Hukum


a) Tidak tegaknya supremasi hukum karena penegak hukum tidak konsisten, adanya
mafia peradilan, dan banyaknya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini tidak
menjamin rasa adil, pengayoman dan kepastian hukum bagi masyarakat.
b) Ada penyimpangan sekurang-kurangnya 79 Kepres (1993-1998) yang dijadikan alat
kekuasaan sehingga penyelewengan terlindungi secara legal dan berlangsung lama
(hasil kajian hukum masyarakat transparansi Indonesia).

d. Di Bidang Ekonomi
a. Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan antara
yang kaya dan miskin.
b. Bercampurnya institusi negara dan swasta.
c. Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
d. Terjadi pemusatan kekuasaan di tangan presiden, sehingga pemerintahan dijalankan
secara otoriter.
e. Terjadi monopol penafsiran Pancasila. Pancasila ditafsirkan sesuai keinginan
pemerintah untuk membenarkan tindakan – tindakannya.
f. Pemerintah campur tangan terhadap kekuasaan kehakiman, sehingga kekuasaan
kehakiman tidak merdeka.
g. Terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang luar biasa parahnya sehingga merusak
segala aspek kehidupan, dan berakibat pada terjadinya krisis multidimensi.
h. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua.
i. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya.
j. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang
dibreidel.
k. Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
“Penembakan Misterius” (petrus).
l. Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi besar-besaran
dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat. Korporatisme ialah sistem kenegaraan
dimana pemerintah dan swasta saling berhubungan secara tertutup satu sama lain,
yang ciri-cirinya antara lain keuntungan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir
pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, dan adanya kolusi antara kelompok
kepentingan ekonomi serta kelompok kepentingan politik.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya
perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya
pada era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan
PKI. Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam
militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya
ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari separuh
suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang Orde Lama dan Orde Baru,
tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu. Yang kemudian pada
orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto atas desakan para
mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi
lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan
pada saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.

3.2. Saran
Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya.
Budaya birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga
reformasi saat ini. Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih cenderung
untuk kepentingan kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi birokrasi yang demikian
diwarnai dengan orientasi pemenuhan kepentingan penguasa daripada pemenuhan hak sipil
warga negara. Budaya birokrasi yang korup semakin menjadi sorotan publik saat ini.
Banyaknya kasus KKN menjadi cermin buruknya mentalitas birokrasi secara institusional
maupun individu.

Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam
melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara
terang-terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial. Hal
serupa juga masih terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa daerah. Beberapa
kasus dalam Pilkada yang sempat terekam oleh media menjadi salah satu bukti nyata masih
adanya penggunaan birokrasi untuk suksesi. Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan”
birokrasi bisa saja dilakukan dengan catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas
itikad baik untuk merealisasikan program-program yang telah ditetapkan pemerintah.
Namun sayangnya, penaklukan ini hanya dipahami para pelaku politik adalah untuk
memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing
dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa
Indonesia adalah mencintai dan menjaga aset negara untuk dijadikan simpanan buat anak
cucu kelak. Dalam proses pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi
kesejahteraan masyarakat umumnya.

Anda mungkin juga menyukai