Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI MIKRO

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ilmu Ekonomi Mikro

Dosen Pengampu:

M. Sholeh Mauludin, SE, MSI.

Disusun Oleh:

1. Faridah Avberta Aprilina 21403156


2. Iftitania Yunizar El Yusa 21403158
3. Milatuz Zuhriya 21403161
4. Dea Nur Fitriani 21403162
5. Diara Nensi Anisa Savabila 21403189

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah begitu banyak
memberikan kepada kita limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Tidak lupa pula sholawat dan
salam kita haturkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat,
dan pengikut setia beliau hingga akhir zaman. Sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ekonomi Mikro yang berjudul
“Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Mikro”. Dan juga dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan bagi pembaca sekalian.

Harapan kami semoga makalah kegiatan ini menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah kegiatan
ini agar kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca sekalian untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 07 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan Ekonomi Mikro .................................................................................. 2


B. Campur Tangan Pemerintah Secara langsung ...................................................... 4
C. Campur Tangan Pemerintah Secara Tidak Langsung .......................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi adalah studi tentang individu dan masyarakat dalam membuat
pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam cara yang berbeda untuk memproduksi
berbagai jenis barang dan jasa juga didistribusikan untuk kebutuhan konsumen,
sekarang dan di masa depan, kepada berbagai individu dan kelompok
masyarakat.sedangkan ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian (dalam
lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku konsumen,
permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.
Pembanguanan Ekonomi di suatu daerah tidak terlepas dari upaya dalam
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumberdaya ini mencakup faktor alam dan manusia. Sebagai salah satu negara yang
memiliki kepadatan penduduk atau jumlah penduduk yang tinggi, maka wajar
perekonomian Indonesia lebih condong pada ekonomi kerakyatan, dalam hal ini sistem
perekonomiannya menggunakan sumber daya manusia sebagai konsumen, tenaga kerja
dan pengusaha. Sistem ekonomi ini diharapkan dapat menjadi tatanan ekonomi yang
menberikan kesempatan kerja kepada masyarakat seluas-luasnya, agar tercapai
kesejahtraan secara merata dan berkeadilan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kebijakan ekonomi mikro?
2. Bagaimana campur tangan pemerintah secara langsung?
3. Bagaimana campur tangan pemerintah secara tidak langsung?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui kebijakan ekonomi mikro.
2. Mengetahui campur tangan pemerintah secara langsung.
3. Mengetahui campur tangan pemerintah secara tidak langsung.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN EKONOMI MIKRO


Menurut definisi, pemerintah merupakan badan-badan untuk menyelesaikan
masalah pada arena politik melalui sebuah keputusan. Setelah pemerintah membuat
sebuah keputusan, maka harus diberlakukan. Di sini ada konsep otoritas publik yang
mengacu pada sebuah “kekuatan” yang digunakan untuk melaksanakan sebuah
keputusan. Selanjutnya pemerintah mempunyai kewenangan untuk meminta setiap
individu untuk mematuhi hukum, seperti membayar pajak.
Pemerintah terdiri dari lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk
membuat keputusan kolektif bagi masyarakat. Lebih sempit lagi pengertian pemerintah
mengacu pada tingkatan atas dalam lembaga-lembaga tersebut. Dalam penggunaan
populer, 'pemerintah' mengacu hanya untuk tingkat tertinggi janji politik seperti untuk
presiden, perdana menteri dan anggota cabinet. Tetapi dalam pemerintahan arti luas,
pemerintah terdiri dari semua organisasi yang dibebankan untuk mencapai dan
melaksanakan keputusan untuk masyarakat atau melayani kepentingan publik. Jadi
dengan definisi pemerintah sebagai pelayan publik, bisa dikatakan bahwa hakim dan
polisi merupakan bagian dari pemerintah, bahkan meskipun orang-orang tersebut
biasanya tidak ditunjuk oleh metode politik seperti pemilu.
Dari definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian pemerintah
adalah lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan kolektif
bagi masyarakat. Lebih sempit, pemerintah mengacu ke atas politik tingkat tertinggi
dalam lembaga-lembaga tersebut.
Kebijakan adalah Tindakan-tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau
tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang didalamnya
terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada
guna mencapai maksud dan tujuan tertentu. Dalam hal ini pengertian kebijakan
pemerintah adalah suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah
dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari
bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah
tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal
yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga tentu saja yang

2
dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar
merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya, melainkan
juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia. 1
Teori ekonomi mikro (yang sering juga ditulis sebagai mikroekonomi)
merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu baik
konsumen dan perusahaan serta bagaimana penentuan harga-harga pasar dan kuantitas
input, barang maupun jasa yang diperjualbelikan di pasar. Ekonomi mikro ini meneliti
bagaimana keputusan dan perilaku tersebut dapat mempengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, akan menentukan harga dan bagaimana harga, pada
gilirannya dapat menentukan penawaran dan permintaan atas barang dan jasa
selanjutnya. Individu Bersama individu yang lain melakukan kombinasi kegiatan
konsumsi atau produksi secara optimal di pasar, selanjutnya akan membentuk suatu
keseimbangan (equilibrium) dalam skala makro dengan asumsi bahwa semua hal lain
dianggap tidak berubah (ceteris paribus).
Semua kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam bidang ekonomi pasti
memiliki tujuanya masing-masing, diantaranya:
1. Untuk mengotrol lajunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah
akan membuat sebuah kebijakan untuk menekan perrtumbuhan ekonomi yang
dalam hal ini memiliki dampak buruk bagi perkembangan ekonomi. Seperti halnya
dalam bidang industri, apabila perkembangan wilayah industri tidak diawasi dan
dikontrol oleh pemerintah, maka perusahaan-perusahaan atau industri-industri baik
industri kecil maupun industri besar akan dibangun atau didirikan di wilayah yang
memiliki akibat buruk atau berdampak buruk bagi manusia. Untuk itu diperlukan
peran pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mengontrol pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan agar tidak berdampak buruk pada banyak aspek.
2. Untuk meningkatkan standart hidup dan kesejahteraan masyarakat baik dari segi
peningkatan, pendapatan, penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan
kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai cultural dan
kemanusian, sehingga selain secara materiil dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, juga mampu menumbuhkan jati diri sebagai pribadi yang berkualitas
bagi bangsa dan negara.

1
Iskandar Putong, Economics Pengantar mikro dan Makro, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), 1.

3
3. Untuk mengontrol terjadinya inflasi. Tujuan menstabilkan ekonomi berarti
keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari
satu waktu ke waktu yang lainya. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dapat
menimbulkan terjadinya inflasi. Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan, maka
akan terjadi kemerosotan ekonomi yang serius pada masa berikutnya. Oleh sebab
itu, pemerintah perlu membuat kebijakan guna tetap menstabilakan harga agar
masyarakat tidak menjerit dengan keadaan harga yang tidak stabil, mengingat
bahwa di Indonesia masih banyak terdapat masyarakat dengan galongan ekonomi
kelas menengah ke bawah.

B. CAMPUR TANGAN PEMERINTAH SECARA LANGSUNG

Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) yang merugikan, maka peran
pemerintah sangat diperlukan. Peranan ini dapat dilakukan dalam bentuk intervensi, baik
intervensi secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk intervensi pemerintah secara
langsung dalam ekonomi mikro adalah control harga. Tujuan dari control harga adalah
untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk control harga yang paling umum
digunakan adalah penetapan harga minimum (floor price) dan harga maksimum (ceiling
price).2
1. Penetapan Harga Minimum (Floor Price)
Harga minimum atau harga dasar merupakan batas seberapa rendah harga dapat
dikenakan pada suatu produk melalui kesepakatan bersama atau ketentuan pemerintah.
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan
untuk melindungi produsen, karena dirasa harga pasar produk yang dihasilkan dianggap
terlalu rendah, sehingga pendapatan produsen terancam. Untuk melindungi para
produsen, maka pemerintah dapat campur tangan secara langsung dengan menetapkan
harga minimum atau harga eceran terendah.
Kebijakan harga dasar dapat digunakan pada saat ditemukan kapasitas produksi di
pasar yang terlalu sedikit sehingga kuantitas barang yang beredar di pasar lebih rendah
dari permintaan pasar. Hal ini dikarenakan terlalu rendahnya harga jual yang ada di pasar,
sehingga selisih harga memperbanyak kapasitas produksi dikarenakan harga jual yang

2
Sumarni, “Intervensi Pemerintah Antara Kebutuhan dan Penolakan di Bidang Ekonomi”, Journal of Economic
and Economic Education Vol.1 No.2, 2013, 185. http://dx.doi.org/10.22202/economica.2013.v1.i2.118 diakses
pada hari minggu, 9 oktober 2022 pukul 08.45 WIB.

4
rendah dan supplier cenderung menyimpan barang mereka menunggu harga pasar pulih
Kembali. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini pemerintah biasanya menetapkan
harga dasar. Harga dasar yang ditetapkan berada di atas equilibrium pasar. 3 Sehingga
dorongan penawaran dan permintaan yang bergerak kea rah keseimbangan menjadi
terhambat dan harga berhenti sampai dengan harga dasar. Kondisi ini berakibat pada
surplus penawaran, atau kelebihan penawaran.

2. Penetapan Harga Maksimum (Ceiling Price)


Harga maksimum merupakan perubahan tertinggi yang diperbolehkan terhadap
suatu harga barang yang telah ditetapkan dalam suatu kontrak dalam suatu masa
perdagangan sesuai dengan aturan perdagangan yang ada. Penetapan harga maksimum
merupakan batas tertinggi harga penjualan yang harus dipatuhi oleh produsen. Kebijakan
penetapan harga maksimum ini bertujuan untuk melindungi konsumen, agar konsumen
dapat menikmati harga yang tidak terlalu tinggi. 4
Batas harga tertinggi yang mengikat (binding constraint) kondisi ini terjadi Ketika
pemerintah menetapkan harga tertinggi di bawah harga equilibrium. Kekuatan
permintaan dan penawaran cenderung mendorong terjadinya equilibrium, tetapi sampai
batas harga harga tertinggi harga tidak dapat naik lagi atau harga pasar sama dengan
harga tertinggi. Pada harga ini kuantitas yang diminta tidak sama dengan kuantitas yang
ditawarkan atau terjadi kelebihan permintaan. Keadaan dimana terjadi kelebihan
permintaan biasanya mendorong penjual untuk melakukan mekanisme penjatahan, dan
secara alamiah akan menimbulkan antrian-antrian.
Dampak lanjut dari kondisi ini, walaupun maksud pemerintah adalah memudahkan
konsumen untuk memperoleh produk dengan harga terjangkau pada kenyataanya tidak

3
Diakses melalui https://www.academia.edu/35300416/Modul, pada hari sabtu, 8 oktober 2022, pukul 10.00
WIB.
4
Diakses melalui https://kumparan.com/kabar-harian/peran-pemerintah-dalam-menentukan-harga-pasar-
1x24dtbSX0p/full, pada hari sabtu, 8 oktober 2022 pukul 09.53 WIB.

5
semua konsumen dapat merasakan. Sebagai konsumen mendapatkan bagian produk
dengan harga murah dan pengorbanan mengantri lama, Sebagian lagi tidak dapat
memperolehnya akibat keengganan untuk mengantri.

B. CAMPUR TANGAN PEMERINTAH SECARA TIDAK LANGSUNG


Campur tangan pemerintah secara tidak langsung dilakukan dengan mengeluarkan
atau membuat beberapa kebijakan yang dapat mempengaruhi tingkat harga barang yang
berlaku. Kebijakan yang berdampak pada pebentukan harga diantaranya adalah:
1. Penetapan Pajak Penjualan
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan
pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi
produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi
untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam
negeri yang harganya relatif lebih murah. 5
Pengaruh pajak terhadap pembentukan harga adalah sebagai berikut:
a. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik.
b. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan sebagian
beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual
yang lebih tinggi, artinya harga penawaran bertambah.
c. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih tinggi dan
jumlah keseimbangan lebih rendah.
2. Pemberian Subsidi Penjualan

5
Sumarni, Op. Cit., 49.

6
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Menurut Dani Iskandar
dkk, subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen sehingga
harga yang ditawarkan sesuai dengan keinginan pemerintah dengan harga lebih
murah daripada harga semula.6
Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan
penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang
baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap
produkproduk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya
pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk
menekan laju inflasi.
Pengaruh subsidi terhadap harga pasar adalah sebagai berikut:
a. Subsidi yang diberikan atas produksi suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut turun, karena biaya produksi menjadi lebih rendah.
b. Subsidi dapat dinikmati oleh produsen dan konsumen, sebab dengan biaya
produksi lebih rendah maka harga beli konsumen juga lebih murah, artinya
harga penawaran berkurang.
c. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih rendah dan
jumlah keseimbangan lebih tinggi.

6
Nadia Ika Purnama, “Pengaruh Pajak dan Subsidi Pada Keseimbangan Pasar”, Jurnal Ekonomikawan, 2016,
34. https://dx.doi.org/10.30596/ekonomikawan.v16i1.1016, diakses pada hari minggu, 9 oktober 2022, pukul
08.04 WIB.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kebijakan pemerintah adalah suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh
pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan
umum. Teori ekonomi mikro merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku individu baik konsumen dan perusahaan serta bagaimana
penentuan harga-harga pasar dan kuantitas input, barang maupun jasa yang
diperjualbelikan di pasar.
Kebijakan pemerintah atau juga dapat disebut sebagai Intervensi
pemerintah (government intervention) merujuk pada tindakan disengaja oleh
pemerintah untuk mempengaruhi alokasi sumber daya dan mekanisme pasar. Itu
dapat mengambil beragam bentuk, mulai dari peraturan, pajak, subsidi.
Bentuk intervensi pemerintah secara langsung dalam ekonomi mikro adalah
control harga. Bentuk control harga yang paling umum digunakan adalah penetapan
harga minimum (floor price) dan harga maksimum (ceiling price).
Sedangkan bentuk campur tangan pemerintah secara tidak langsung dapat
berupa penetapan pajak penjualan dan juga pemberian subsidi penjualan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Nadia Ika. “Pengaruh Pajak dan Subsidi Pada Keseimbangan Pasar”. Jurnal
Ekonomikawan. 2016. https://dx.doi.org/10.30596/ekonomikawan.v16i1.1016, diakses
pada hari Minggu, 9 Oktober 2022, pukul 08.04 WIB.
Putong, Iskandar. Economics Pengantar mikro dan Makro. (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2010).
Sumarni. “Intervensi Pemerintah Antara Kebutuhan dan Penolakan di Bidang Ekonomi”.
Journal of Economic and Economic Education Vol.1 No.2. 2013.
http://dx.doi.org/10.22202/economica.2013.v1.i2.118 diakses pada hari Minggu, 9
Oktober 2022 pukul 08.45 WIB.
https://kumparan.com/kabar-harian/peran-pemerintah-dalam-menentukan-harga-pasar-
1x24dtbSX0p/full, pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022 pukul 09.53 WIB.
https://www.academia.edu/35300416/Modul, pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022, pukul 10.00
WIB.
Trunajaya, I Gede. “Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Produksi
Industri Mikro dan Kecil (IMK) di Provinsi Bali”. Universitas Udayana. 2017.
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/12449/1/371e9e70b8294e595beca0e7a7f5f4ef.pdf
diakses pada hari Jumat, 7 Oktober 2022, pukul 08.40 WIB.
Putong, Iskandar. Economics Pengantar Mikro dan Makro, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2010), 1.
Hidayati, Syafaatul. Teori Ekonomi Mikro, (Tangerang Selatan: Unpam Press, 2019).

Anda mungkin juga menyukai