Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH

POLITIK EKONOMI KERAKYATAN

OLEH:

AHMAD KAMAL (18. 20. 06481)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (S T I A)


AMUNTAI
2022
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alah SWT. Shalawat dan

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabat beliau serta pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur Alhamdulilah,

atas rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga kami bisa

menyelesaikan makalah yang berjudul “POLITIK EKONOMI KERAKYATAN”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak sekali sumbangan pikiran dan

pemberian data yang kami dapatkan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun

kami berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.

Kritik dan saran serta tanggapan yang sifatnya membangun akan kami terima

demi kesempurnaan makalah ini.

Amuntai,....... Januari 2022

Penulis

ii
3

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR iii
ISI...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Definisi Politik Ekonomi Kerakyatan ........................................ 3
B. C. Tujuan Politik Ekonomi ............................................................. 4
D. E. Ekonomi Kerakyatan Dalam Negara Pancasila & Contohnya... 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis

pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah

sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat

kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya

ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang

selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM). Dalam

Pasal 33 UUD 1945, sistem perekonomian yang ditujukan untuk

mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi.

Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk

siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi

informasi dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana

dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan

dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan

sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi

masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis

ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor

pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala

ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut

keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra

kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat,

1
2

skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus

terpendek dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli.

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada

kekuatan ekonomi rakyat.Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai

kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan

(popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi

apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut

sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor

pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus

mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut kami tertarik mengkaji lebih

dalam tentang “POLITIK EKONOMI KERAKYATAN”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari

makalah ini adalah “Bagaimana makna dan imelementasi politik

kerakyatan di Indonesia ?”

C. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah: Untuk mengetahui

tentang makna dan imelementasi politik kerakyatan di Indonesia


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Politik Ekonomi Kerakyatan

Konvensi ILO (International Labour Organization) yang ke-169

pada tahun 1989 lalu mendefinisikan Ekonomi Kerakyatan sebagai

sistem ekonomi tradisional yang menjadi fondasi bagi kehidupan

masyarakat lokal dalam mempertahankan kehidupannya. Pengertian

tersebut dikembangkan berdasarkan pada keterampilan dan pengetahuan

masyarakat lokal dalam mengelola penghidupan serta lingkungannya.

Sementara jika merujuk pada Pasal 33 UUD 1945, Ekonomi

Kerakyatan dimaknai sebagai sebuah sistem perekonomian yang

bertujuan untuk merealisasikan kedaulatan rakyat dalam bidang

ekonomi. Dari kedua definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa

inti dari Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah terletak pada tujuan

kedaulatan rakyat.

Singkatnya, Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah suatu sistem

perekonomian yang berlandaskan pada ekonomi rakyat sebagai

kekuatannya. Ekonomi rakyat sendiri merupakan kegiatan ekonomi

yang dikerjakan oleh rakyat dengan pengelolaan berbagai sumber daya

ekonomi secara swadaya, tergantung pada apa saja yang dapat mereka

usahakan dan kuasai.

Aktivitas ekonomi tersebut kemudian diwujudkan dengan munculnya

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tiga sektor, yaitu,

3
4

primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer yang digarap UMKM

meliputi pertanian, perikanan, dan peternakan.

Sementara sektor sekunder meliputi pengolahan pascapanen,

industri makanan, juga usaha kerajinan tangan. Terakhir, pada sektor

tersier, UMKM dapat menggarap beragam kegiatan perdagangan dan

jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar.

B. Tujuan Politik Ekonomi

Pada awalnya ekonomi politik dimaksudkan untuk memberi saran

pada penguasa dalam mengelola masalah masalah ekonomi. Selanjutnya

lebih diartikan sebagai analisis ekonomi terhadap masalah-masalah politik.

Kajian ini juga mempelajari institusi politik sebagai entitas yang

bersinggungan dengan pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi

pengambilan keputusan dan pilihan.

Pembangunan politik di negara berkembang bertolak belakang

dengan pembangunan ekonomi, misalnya ketika kita hendak

meningkatkan pembangunan politik dimana sebagai wakil rakyat yang

mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan masyarakat legislatif

harus menyuarakan kebutuhan masyarakat. Akibatnya mereka sering

mengkritik pemerintah dalam sebuah mosi tidak percaya karena yakin

bahwa pihak eksekutif yang bertanggung jawab terhadap kesalahan dalam

melaksanakan penyelenggaraan pemerintah. Hubungan ekonomi dengan

politik adalah jika pembangunan politik semakin meningkat akan

berbanding terbalik dengan pembangunan ekonomi yang semakin merosot.


5

Jika pembangunan politiknya menurun maka pembangunan ekonominya

meningkat

Tujuan Politik Ekonomi Pada garis besarnya dapat dikatakan

bahwa pemerintah berusaha untuk mencegah berbagai perkembangan-

perkembangan yang tidak seimbang dan diusahakan untuk mencegah atau

memperbaiki gangguan-gangguan keseimbangan yang terpenting.

Beberapa tujuannya yaitu : mengatasi pengangguran, menyetarakan

pendapatan secara adil, meningkatkan produktivitas dan hal lainnya. Alat-

alat Politik Ekonomi Tujuan yang ingin dilaksanakan pemerintah

mengharuskan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan tersebut dapat kita

namakan “alat-alat “ daripada politik ekonomi. Contoh alat-alat tersebut

misalnya peraturan-peraturan dan larangan-larangan dan subsidi-subsidi

pajak. Disamping itu pemerintah dalm keadaan tertentu, dapat juga

mempengaruhi proses ekonomi, disebabkan oleh karena sebagian produksi

dipegang oleh pemerintah sendiri.

Ekonomi Politik Pemerataan Pendapatan Dalam konsep ini tujuan

pembangunan mencakup peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan pendapatan. Oleh karena itu, pembangunan difokuskan pada

aspek-aspek kualitatif dari pembangunan, yaitu mencakup masalah

kemiskinan, kesenjangan, dan human resource development.

C. Ekonomi Kerakyatan Dalam Negara Pancasila & Contohnya

Setiap hukum yang dibentuk harus berlandaskan Pancasila. Sistem

politik dan sistem ekonomi-pun harus merefleksikan nilai-nilai Pancasila


6

sebagai staats fundamental norm, Pancasila adalah ideologi dan cita

hukum yang dipilih dan disepakati oleh bangsa Indonesia sehingga nilai

dan paradigma yang terkandung didalamnya harus terefleksikan dalam

regulasi dibawahnya, hal ini adalah keniscayaan sehingga sistem hukum,

sistem politik maupun sistem ekonomi di Indonesia memiliki arah,

pedoman dan panduan yang jelas. Sekulerisme sistem ekonomi dengan

mengabaikan Pancasila membuat sistem ekonomi di Indonesia liar tak

terarah, kehilaingan nilai, identitas dan semangat berbangsa yang akhirnya

harus jatuh pada dominasi positivisme dan kembali pada pengaruh hukum

Eropa Kontinental sebagaimana jaman penjajahan dahulu.

Ini adalah bukti nyata betapa kemerdekaan belum sepenuhnya

dimaknai dengan kemerdekaan menentukan ideologi bernegara, akhirnya

upaya founding fathers dalam menyusun konsep Pancasila sebagai

ideologi bangsa hanya menjadi retorika tertulis belaka yang tak

implementatif. Nilai-nilai dan paradigma Pancasila belum terefleksikan

dalam sistem ekonomi, politik maupun sistem hukum nasional.

Kapitalisme sistem ekonomi mengedepankan kepentingan pasar dan hanya

berorientasi pada paradigma material sebagai rangkai bagan dari aliran

positivisme dengan segenap persoalan dan ketidaksesuainnya dengan

Pancasila. Dimensi transendental dalam Pancasila perlu digali,

direfleksikan dalam sistem ekonomi nasional, sehingga kedaulatan rakyat

sebagai mahluk dan Khalifah Allah SWT di muka bumi yang kelak akan

mempertanggung jawabkan segala perbuatnnya (transendental) untuk

kesimbangan (liberasi) dan kemanusiaan (humanisasi) sebagai salah nilai


7

dan semangat yang dikembangkan oleh Pancasila dapat

diimpelmentasikan.

Sistem Ekonomi Pancasila mengatur hubungan koordinatif antara

manusia satu dengan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat dalam

usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini ada tiga, yakni

kebutuhan material, sosial, dan moral. Agar manusia hidup sejahtera dan

bahagia, maka ketiga kebutuhan tersebut diusahakan dalam keadaan

seimbang dan serasi.

Untuk membangun ekonomi yang sesuai dengan jati diri

masyarakat Indonesia, sudah sepatutnya digunakan ekonomi yang

berlandaskan budaya bangsa Indonesia. Menurut beliau, pancasila

merupakan “hasil galian” dari gagasan dan pandangan hidup asli

masyarakat Indonesia sehingga layak menjadi landasan sistem ekonomi

Indonesia. Jika dalam sistem Ekonomi Neoklasik, tujuan berekonomi

hanya mencapai efisiensi dalam produksi dan konsumsi barang-barang

material, maka tujuan berekonomi versi Ekonomi Pancasila memenuhi

tujuan efisiensi sekaligus keadilan.

Adapun contohnya adalah UKM dan Koperasi

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis

pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah

sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat

kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya

ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang

selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM). Dalam


8

Pasal 33 UUD 1945, sistem perekonomian yang ditujukan untuk

mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Selanjutnya oleh

Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi

kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut: (1)

mengembangkan koperasi (2) mengembangkan BUMN; (3) memastikan

pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (4) memenuhi hak setiap

warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak;

(5) memelihara fakir miskin dan anak terlantar. UKM dan Koperasi yang

memiliki daya saing yang tinggi, yakni : (a) mempunyai keluwesan

(fleksibilitas); (b) memiliki produktivitas tinggi; dan (c) dikelola dengan

menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan kaidah ekonomi modern, akan

mampu melaksanakan Sistem ekonomi kerakyatan, fungsi dan perannya

secara optimal dalam perekonomian nasional, sesuai dengan amanat UUD

1945 Pasal 33

UKM dan Koperasi mampu menjadi tulang punggung

perekonomian yang makin handal; mampu berkembang sebagai badan

usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat

dan mandiri; serta menjadi wadah yang efektif untuk menggalang

kekuatan ekonomi rakyat di semua kegiatan/sektor perekonomian. Setelah

secara bertahap keluar dari krisis ekonomi, Indonesia diharapkan mampu

membangun ketahanan ekonomi yang semakin kuat yang dilandasi oleh:

(a) basis kegiatan ekonomi yang semakin luas bersamaan dengan

berkembangnya produk-produk andalan yang bernilai tambah tinggi; (b)


9

neraca pembayaran yang semakin mantap; (c) lembaga-lembaga ekonomi

yang makin berfungsi dengan mantap dan bekerja dengan efisien; dan (d)

produktivitas SDM meningkat, angkatan kerja makin terdidik dan

terampil, serta peran tenaga profesional,teknisi dan manajemen meningkat

seiring berkembangnya spesialisasi. Selanjutnya pada sepuluh atau

duapuluh tahun yang akan datang diharapkan telah dicapai kemandirian

dalam pembiayaan pembangunan Indonesia. Artinya, pada saat itu sumber

utama investasi ekonomi telah bertumpu pada pemupukan, akumulasi serta

mobilisasi aliran modal (dana) dari dalam negeri. Ini tidak berarti bahwa

tidak ada aliran modal dari luar negeri, termasuk yang berupa pinjaman

dalam dunia usaha. Namun pinjaman luar negeri tidak menjadi faktor yang

terlalu menentukan kesehatan perekonomian nasional. Dengan demikian

pengembangan investasi akan berlangsung secara berkelanjutan dan

berakar dari kemampuan sumberdaya nasional dengan partisipasi luas

masyarakat dan dunia usaha, terutama UKM dan Koperasi, sehingga

terbentuk ketahanan ekonomi dan keandalan daya saing nasional.


10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Singkatnya, Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah suatu sistem

perekonomian yang berlandaskan pada ekonomi rakyat sebagai kekuatannya.

Ekonomi rakyat sendiri merupakan kegiatan ekonomi yang dikerjakan oleh

rakyat dengan pengelolaan berbagai sumber daya ekonomi secara swadaya,

tergantung pada apa saja yang dapat mereka usahakan dan kuasai

Tujuan Politik Ekonomi Pada garis besarnya dapat dikatakan bahwa

pemerintah berusaha untuk mencegah berbagai perkembangan-perkembangan

yang tidak seimbang dan diusahakan untuk mencegah atau memperbaiki

gangguan-gangguan keseimbangan yang terpenting. Beberapa tujuannya

yaitu : mengatasi pengangguran, menyetarakan pendapatan secara adil,

meningkatkan produktivitas dan hal lainnya. Alat-alat Politik Ekonomi

Tujuan yang ingin dilaksanakan pemerintah mengharuskan tindakan-tindakan

tertentu. Tindakan tersebut dapat kita namakan “alat-alat “ daripada politik

ekonomi. Contoh alat-alat tersebut misalnya peraturan-peraturan dan

larangan-larangan dan subsidi-subsidi pajak. Disamping itu pemerintah dalm

keadaan tertentu, dapat juga mempengaruhi proses ekonomi, disebabkan oleh

karena sebagian produksi dipegang oleh pemerintah sendiri.

Sistem Ekonomi Pancasila mengatur hubungan koordinatif antara

manusia satu dengan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat dalam usaha

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini ada tiga, yakni kebutuhan


11

material, sosial, dan moral. Agar manusia hidup sejahtera dan bahagia, maka

ketiga kebutuhan tersebut diusahakan dalam keadaan seimbang dan serasi.

Adapun contohnya adalah UKM dan Koperasi. UKM dan Koperasi

mampu menjadi tulang punggung perekonomian yang makin handal; mampu

berkembang sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri; serta menjadi wadah yang efektif

untuk menggalang kekuatan ekonomi rakyat di semua kegiatan/sektor

perekonomian

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai masukan :

1. Kepada pemerintah hendaknya memperhatikan dan mendukung UKM

dan Koperasi dengan menciptakan regulasi yang lebih baik lagi

2. Kepada masyarakat hendaknya mendukung UKM dan Koperasi dengan

membeli produk dalam negeri


12

DAFTAR PUSTAKA

Absori, d., 2016. Cita Hukum Pancasila, Ragam Paradigma Hukum Berkepribadian
Indonesia. Surakarta: Pustaka Iltizam

Hangabei, Sinung. M., 2017. Akar Transendensi Pancasila Dalam Hukum. Transendensi
Hukum Prospek dan implementasi.

MahfudMD, M., 2016. BUMN Sebagai Tangan Demokrasi Ekonomi untuk Kesejahteraan
Rakyat. Seminar Nasional dan Rakernas Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN,

MahfudMD, M., 2017. Politik Hukum di Indonesia. Edisi Revisi, Cet.7 ed. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta.
Penerbit Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai