net/publication/320149415
CITATIONS READS
3 2,826
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tri Samnuzulsari on 01 October 2017.
Kinerja organisasi yang kuat adalah organisasi yang di-suport oleh sumberdaya
manusia yang memiliki komiten organisasi yang kuat. Hasil penelitian Herayni Darosa (dkk)
menganalisa bahwa organisasi harus mampu mengantisipasi agar pegawainya tidak
mengalami stress kerja agar komitmen tersebut terwujud sengga kinerja organisasipun
meingkat. Dengan komitmen tinggi dan stress kerja yang rendah organisasi dapat
menyelenggarakan servive delivery dengan baik pada organisasi privat ataupun publik
sebagaimana yang dilihat oleh Fitri Kurnianingsih dan Edison melalui kajian survai nya
tentang persepesi masyarakat pengguna layanan PT. KAI. Demikian juga hal nya tulisan Dwi
Kristanti yang memotret kualitas pelayanan perijinan di Badan Penanaman Modal.
Organisasi publik dalam hal ini pemerintah memiliki keharusan untuk mampu
mengembangan potensi menjadi resources bagi organisasi. Seperti kajian I Putu Dharmanu
Yudharta dalam risetnya melihat bagaimana upaya pemerintah dalam mengimplementasikan
pengembangan ekowisata sebagai sebuah potensi yang bisa menjadi sumberdaya baru bagi
kabupaten Banyuwangi. Pemerintah perlu meningkatkan kapasistas dalam semua dimensi
dan semua lini baik itu dari level Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota samapi ke
Pemerintahan Desa. Tri Samnuzulsari dan Wayu Eko Yudiatmaja dalam artikelnya
memberikan penekanan tentang pentingnya memberikan perhatian besar pada pemerintahan
desa terutama dalam hal reformasi administrasi karena pemerintahan desa merupakan garda
terdepan dalam merespon keinginan masyarakat. Bagaimanapun masyarakat adalah pila
utama Negara dan ayang akan menjadi motor penggerak dalam berbagai kompetisi. Free
trade zone (FTZ) adalah salah satu tantangan bagi masyarakat saat ini. Kustiawan dan Imam
Yudhi Prastya melihat ini sebagai sebuah tantangan besar terutama dalam investasi ekonomi.
Keran otonomi yang semakin luas dan mutakhir saat ini setidaknya bisa menjadi salah
satu kekuatan untuk menanklukkan berbagai tantangan yang ada. Penguatan sistem
pemerintahan daerah, terlebih setelah diperkuat dengan sistem pemilihan langsung
seharusnya bisa membantu menciptakan masyarakat yang lebih kompetitif dan cerdas. Suci
Emilia Fitri mencoba merefleksi pemisahan tahapan pemilihan kepala daerah untuk meihat
bentuk sajian demokrasi lokal yang produktif untuk tujuan tersebut.
Redaksi
Pengantar Redaksi................................................................................................................................... i
Persepsi Masyarakat Pengguna Pelayanan PT. Kereta Api Indonesia Unit Stasiun
Lempuyangan Kota Yogyakarta
(Studi Terhadap Pelayanan Stasiun dan Kereta Progo Kelas Ekonomi)
Fitri Kurnianingsih, Edison.....................................................................................................................15
Biografi Penulis......................................................................................................................................73
Herayni Darosa
Agus Hendrayady
Wahjoe Pangestoeti
(agushendrayady05081973@gmail.com)
(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH)
Abstract:
The purpose of this study was to analyze either simultaneously and partially influence organizational
commitment and job stress on the tenured lecturer’s performance in Faculty of Social and Political
University Maritim Raja Ali Haji. And this study is a survey to address the three main hypotheses,
which alleged that: (1) suggested that organizational commitment and job stress together have a
significant impact on the performance of tenured lecturers; (2) suggested that organizational
commitment has a significant influence performance of tenured lecturers; (3)suggested that job stress
has a significant effect on the performance of tenured lecturers. The subjects on this study is lectures in
Faculty of Social and Political University Maritim Raja Ali Haji. The tenured lecturers in question is
the duty as lecturing and have a minimum term of one point five year. The method of analysis used in
this study is a multiple linear regression. The data used in this study are primary and secondary data
obtained through literature studies, and distributing questionnaires to 26 respondents. The results of
this study state that organizational commitment and job stress also simultaneously have a significant
impact on lecturer’s performance by 50,7 %. And organizational commitment is partially significant
influence on lecturer’s performance by 39,6 % and partially job stress had no significant effect on
lecturer’s performance by 11,1 %. In conclusion, this study proves that organizational commitment and
job stress jointly affect the performance of lecturers in Faculty of Social and Political University
Maritim Raja Ali Haji.
1 Wakil Dekan I 15
2 Wakil Dekan II 15
3 Kajur IAN 21
4 Sekjur IAN 21
5 Dosen Tetap IAN 22
6 Dosen Tetap IAN 21
7 Dosen Tetap IAN 21
8 Dosen Tetap IAN 12
9 Dosen Tetap IAN 21
10 Dosen Tetap IAN 15
11 Dosen Tetap IAN 21
12 Dosen Tetap IAN 24
13 Dosen Tetap IAN 19
Tabel 4.
Tabel Anova Uji Serempak ( Uji F )
a
Fitri Kurnianingsih
Edison
(fitriacy@gmail.com)
(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH)
Abstract:
Public services in the form of mass transport is an instrument of public mobility support and
acceleration of the development. The train is one of the modes of transportation that are still popular and
in the future will be increasingly popular to meet the public transport needs. This study aims to present
a portrait of public transporation, especially the railway with objects and setting studies on service of
Lempuyangan Train Station Yogyakarta and Train Progo economy class in 2010. The economy-class
trains are a mainstay of mobility of the lower class and synonymous with low fares. But as a public
service -which in delivery by PT. KAI-state-owned enterprises- the community remains entitled to the
quality of service is good and decent. In fact, the principle has not been fully realized. This study
presents the results of the quality of service PT. KAI is still low shown by the results of the analysis of
user community services percetion captured in this survey.
Jaminan (Assurance)
Jaminan (Assurance) STS TS RR S SS
Petugas stasiun dan kereta melayani anda 0% 0% 0% 60% 40%
1
dengan sikap yang sopan.
Jika ada keterlambatan, petugas 0% 17% 0% 50% 33%
2
memberitahukan.
Anda merasa keamanan anda terjamin di 0% 47% 10% 20% 23%
3
stasiun dan di dalam kereta.
Petugas memahami setiap informasi yang 0% 7% 3% 70% 20%
4
ingin anda peroleh
Sikap ramah petugas stasiun menjadi masalah yang dikeluhkan oleh para
dipersepsikan positif oleh pelanggan. Dari pelanggan. penjaringan keluhan pelanggan
observasi yang penulis lakukan, tampak tidak dilakukan dengan serius. Di ruang
sikap ramah petugas, terutama bagian tunggu tampak disediakan kotak saran yang
pemesanan tiket. Namun, sensitifitas tidak terperhatikan dan dibiarkan berisi
petugas dalam memahami kebutuhan dan sampah.
mengutamakan kebutuhan pelanggan masih
Ketepatan (Reliability)
Ketepatan/keandalan pelayanan (Reliability) STS TS RR S SS
Stasiun membuka layanan tepat waktu sesuai 0% 23% 10% 50% 17%
8
jadwal yang ada
Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta 10% 64% 0% 23% 3%
9
api tepat waktu sesuai jadwal
Masalah yang anda hadapi di stasiun dan 7% 30% 13% 33% 17%
10 kereta mampu ditangani dengan baik oleh
petugas
Anda merasakan pelayanan terbaik semenjak 3% 50% 3% 44% 0%
11
pertamakali jasa pelayana Kereta Api disini
Dari segi ketepatan pelayanan, dari Fakta yang penulis temukan ketika
persepsi yang ditunjukkan pengguna melakukan perjalanan observasi dengan
layanan adalah bahwa ketepatan jadwal kereta ekonomi adalah bahwa banyak
kereta api menjadi masih menjadi keluhan penumpang yang memboikot tempat
dominan. Kereta masih sering datang duduk. Mereka tidak memberi tempat
terlambat dan tertunda jam kepada penumpang lain meskipun tempat
keberangkatannya. Konsistensi jadwal ini duduk yang dia jaga belum berpenghuni
dikeluhkan oleh pengguna kereta ekonomi dengan alasan sudah ada yang akan
tujuan jakarta yang dalam wawancara mengisi. Meskipun dilaporkan, petugas
(tanggal 8 Juni 2011) menyatakan bahwa: tidak bisa berbuat apa-apa untuk menangani
“Kereta masih sering terlambat masalah tersebut. Secara umum, dari
berangkat. Padahal semakin lama pengalaman menggunakan jasa kereta api,
berangkat semakin banyak masih banyak diantara responden mengaku
penumpang dan semakin padat. tidak merasakan pelayanan terbaik sejak
Belum lagi nanti di stasiun-stasiun awal.
kecil yang dilewati banyak yang
naik”
Dari segi daya tanggap petugas, menunggu petugas lama karna tidak ada
data dan informasi yang diperoleh petugas. Dari wawancara dengan yang
mengindikasikan bahwa sikap petugas bersangkutan diperoleh keterangan:
terhadap pengguna dirasakan baik oleh “...saya merasa tidak sehat dan
para pengguna. Hanya saja, pada unit-unit pusing, karnan memang sudah sakit
tertentu ada petugas yang tidak berada sejak kemarin. Tapi sejak tadi saya
ditempat saat dibutuhkan. Fakta yang disini tetap tidak ada dokternya,
penulis temukan dari hasil observasi adalah tidak ada petugasnya,,ada tadi yang
pada unit pelayanan kesehatan stasiun tidak katanya memanggil,tapi sampai
ada petugas kesehatan yang stand by. sekarang belum juga datang”.
Seorang pelanggan yang sakit harus
Aspek-aspek fisik dari pelayanan dalam kereta. Fakta yang penulis temukan
stasiun, terutama terkait dengan kebersihan dalam perjalan observasi dengan kereta
stasiun dan kereta. Ruang tunggu kereta api progo kelas ekonomi tujuan Jakarta, hanya
relatif bersih. Namun meskipun tersedia beberapa gerbong yang toiletnya ada air.
tempat-tempat sampah, pelanggan yang Jika ada yang ingin menggunakan toilet
tidak disiplin tetap membuang sampah untuk buang air kecil harus bawa air
sembarangan. Namun tidak ada petugas mineral. Kondisi seperti ini sangat ironis
yang secara khusus stand by meng-Up date untuk sebuah perjalanan jarak jauh.
kebersihan tersebut. Demikian pula hal nya
Dari aspek hubungan, posisi stasiun ada (kepadatan penumpang yang luarbiasa),
sangat mudah dijangkau, baik untuk datang tidak ada upaya yang dilakukan oleh pihak
ke stasiun maupun meninggalkan stasiun. stasiun untuk melakukan penambahan
Bisa diakses dengan kendaraan apa pun, jadwal keberangkatan. Dari wawancara
baik umum maupun pribadi. Untuk keluar penulis dengan seorang penumpang yang
dari stasiun juga gampang menemukan rutin melakukan perjalanan dengan kereta
taksi, becak ataupun jasa motor ojek. ekonomi setiap minggunya, menuturkan:
Disamping itu, meski tersedia lapangan “saya setiap minggu pasti ke Jakarta
parkir resmi yang bekerjasama dengan naik kereta ekonomi ini, karena saya
perusahaan jasa parkir, PT. Reska Multi kerja di jakarta dan setiap minggu
Usaha, namun masih ada parkir dibibir pulang kerumah orang tua. Ya,
jalan, bahkan sampai badan jalan umum. kondisinya yang seperti ini lah
Kondisi ini mempersempit dan selalu. Kayaknya yang begini juga
mengganngu kelancaran lalulintas. udah dianggap biasa dan lumrah.
Sedangkan untuk jumlah Namanya juga kereta murah. Kalo
keberangkatan kereta dirasakan sangat bagi yang banyak uangnya kan bisa
tidak memadai. Untuk kereta Progo tujuan milih naik bisnis atau eksekutif kalo
Jakarta hanya ada satu keberangkatan setiap mau nyaman”.
harinya. Dengan gambaran kondisi yang
Dari dimensi keteraturan pelayanan, 25.000 per orang. Bahkan salah seorang
fakta yang ditangkap dalam observasi petugas senior yang bertugas mengecek
dilakukan adalah bahwa untuk tiket, mengatakan:
mendapatkan tiket relatif mudah dihari-hari “kalau nanti mau naik ekonomi lagi,
biasa, namun agak sulit di hari-hari ramai beli gak usah beli tiket di loket, nanti
pengunjung seperti saat liburan. Dari bayarnya diatas kereta aja, kalo nanti
seorang calon pembeli tiket yang sedang gak ada saya bialng saja ke petugas
mengantri, dalam wawancara penulis yang lain itu nama saya, mereka tau
dengan yang bersangkutan menuturkan: kok, nanti juga dikasih tiket. Bayar
“saya mau membeli tiket ekonomi Rp. 50.000, nanti dicarikan tempat
untuk keberangkatan dua hari lagi. duduk.”
Biasanya petugas tidak mau menjual Dalam mengantri tiket, tidak
karna dipikir untuk dijual lagi terdapat jalur antrian yang diberi pembatas,
seperti calo-calo. Nanti saya akan sehingga masih sering ada yang menyerobot
coba ngomong dengan petugasnya” antrian.
Dari kegitan observasi dan 2. Penyebab Symptom
pengalaman penulis saat berada di stasiun, Berdasarkan berbagai paparan dari
di halaman depan saat mau menuju loket identifikasi simptom-simptom diatas, dapat
pembelian tiket, banyak calo yang menanyai di rangkumkan, untuk kemudian dianalisa
mau kemana dan menawarkan tiket. faktor-faktor penyebab simptom-simptom
Sedangkan dari wawancara dengan calon yang cenderung muncul dalam pelayanan
penumpang, menuturkan: PT. KAI unit Stasiun Lempuyangan dan
“Calo masih tetap banyak disini Kereta Progo kelas Ekonomi, sebagai
berkeliaran. Petugas mengetahui hal berikut:
itu, tapi mereka juga ndak melarang, 1. Jaminan (Assurance)
mungkin karena sudah terbiasa juga Pelanggan tidak optimis dengan jaminan
dan pasti ada kerjasamannya kan akan rasa aman berada di stasiun dan
dengan petugas.” kereta.
Penyebab: pihak stasiun tidak memiliki
Fakta menarik yang penulis
sistem kontrol yang dapat menjamin
temukan dalam perjalanan yang dilakukan,
seleksi orang-orang yang keluar masuk
diatas kereta para petugas melakukan bisnis
stasiun. Karena, dengan hanya membeli
dengan penumpang. Kamar masinis, ruang
peron seharga Rp. 2500 setiap orang bisa
penyimpanan peralatan disewakan kepada
keluar masuk tanpa jelas
penumpang. Bagi penumpang yang ingin
kepentingannya.
duduk menempati kamar masinis,
dikenakan tambahan biaya sebesar Rp.
Abstract:
As a region that has enormous potential and opportunities in the tourism sector are diverse,
Banyuwangi district will be able to develop into an added value in the future. One of the objects/tourist
attraction (ODTW) that Ijen crater area, the selection Ijen crater is quite realistic for a tourism icon of
Banyuwangi seen more than its natural potential to sell to tourists. The concept of ecotourism is the
basis of tourism development in the crater of Ijen. Ecotourism policy in line with central government
policy that seeks to preserve the nature in any conservation area in each region. Minister Regulation
number 33 of 2009 on guidelines for the development of Ecotourism in the area, requiring the area
under the constitution for the regional tourism planning guided by the ecotourism planning. The
development of ecotourism is a revolutionary and visionary step, because the development of sustainable
tourism which combines nature, culture and local community participation. Ecotourism aims to reduce
the impact of tourism development on existing ecosystems such as forests, fauna and flora. And it
involves the people around tourism in the process of tourism development that will be able to increase
the income of the surrounding community. This is a concept initiated by the government of
Banyuwangi Distric to developed as a tourism attraction majority are natural attractions that are
vulnerable to damage if any management. This study was conducted to explore the dynamics of the
implementation of the development of ecotourism as a form of sustainable economic development.
Tri Samnuzulsari
(3nuzulsari@gmail.com)
(Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH)
Wayu Eko Yudiatmaja
(wayuguci@gmail.com)
(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH)
Abstract:
This paper discuss about the reformation of village administration. Stressing of this paper are;
conteptual foundation (what and how the reformation of village administration), rationale, function, the
role of the reformation of village administration, and strategy for implementing the reformation of
village administration on the village governance in Indonesia.
Kustiawan
(Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH)
Imam Yudhi Prastya
(yudhiimam@yahoo.co.id)
(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UMRAH)
Abstract
From the results of the study concluded that the implementation of FTZ in Tanjungpinang have not
great results, there is no business or industry in those areas that have been set (Dompak-Senggarang
areas). It is caused by; Legal assurance land ownership, infrastructure ; roads, ports, limited supply of
electricity , synergy between the board of zone, local government and principals of some program
activity is inhibited and can not be done, especially in matters relating to budget authority and the
licensing process, the board of zone of Tanjungpinang unclear.
Tabel. 1
Perusahaan yang sudah terdaftar setelah FTZ
Tabel 2.
Nilai Investasi di Domapak dan Senggarang
Jika melihat daftar tabel diatas, Indonesia terkhusus diwilayah FTZ juga
sebenarnya minat investor untuk diakui oleh anggota DPRS Provinsi yang
menanamkan modalnya dikawasan FTZ juga sebagai pelaku usaha, Rudy Chua juga
Dompak atau Senggarang relatif tinggi, mengatakan hal senada.
akan tetapi minat yang tinggi belum diikuti Dia menyatakan, pertumbuhan
oleh perbaikan kelembagaan khususnya ekonomi Batam Bintan Karimun (BBK)
berkaitan dengan masalah pelayanan pasca berlakunya undang-undang 44, justru
perizinan. Dari kegiatan yang telah terkesan mundur. “Kita jauh ketinggalan
dilakukan sampai saat ini belum ada dibandingkan negara lainnya, seperti
investor yang memulai usahanya, hal Iskandar Muda Malaysia, Vietnam. Apalagi
tersebut dapat dilihat dari belum adanya jika dibandingkan dengan pertumbuhan
investor yang melakukan kegiatan industri ekonomi di RRC. Masih jauh ketinggalan,”
dikawasan FTZ tersebut. Persoalan ujar Rudy. (http://batampos.co.id/05-06-
pemberian izin salah satu yang menjadi 2014/ketua-kadin-kota-tanjungpinang-8-
penghambat hal tersebut belum terealisasi. tahun-ftz-pinang-mati-suri/)”
Persoalan perizinan merupakan hal Berdasarkan wawancara dengan
yang sangat menjadi perhatian dari para perwakilan Kadin Kota Tanjungpinang dan
investor dalam penanaman modal. salah satu anggota Badan Kawasan,
Lambatnya pertumbuhan industri di simpulkan bahwa masih adanya persoalan
Website:
http://batampos.co.id/05-06-2014/ketua-
kadin-kota-tanjungpinang-8-tahun-ftz-
pinang-mati-suri/).
Abstract:
New local elections system (Pilkada Langsung) is basically a part of efforts to further the process
towards a democratic institution, especially for improving the quality of democracy in the region to
meet regional autonomy effective and efficient. Election driven by the emergence of the phenomenon of
piracy authority of the people, followed by the emergence of abuse of power by legislators sebahagian the
period 1999 - 2004, direct elections under the auspices of Law No. 32 of 2004 and Government
Regulation 6 Year 2005 is the door to enter the era of true democracy in Indonesia. This study is
oriented to analyze the substance of the regulations.
Dwi Kristanti
Purwaningdyah Murti
(UPBJJ-UT Padang)
Abstract:
This studyexamines thequality ofpublic servicesin theBoard of InvestmentandLicensing
Services(BPMP2T) Padang Town. The theoryis usedasa knifeanalysis in this studyisthe conceptofpublic
service, excellent serviceandquality of service. The approach
usedinthisresearchisquantitativedescriptiveapproach. The research data
wasobtainedthroughquestionnairesandobservationtechniques. The respondentsof this studyof 100
people. Descriptively, the qualityof serviceinBPMP2TPadang Town is good. Somevariableshave astrong
influenceinthe quality of services, such asphysicalVisibilityvariable, reliability, responsiveness.
Meanwhile, the variableability, decency, security, access, the quality of service,
communicationandunderstandingisveryweak.
Tabel 2.
Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 8.
Korelasi Kredibilitas dan Kualitas Pelayanan
Tabel 12.
Korelasi Pengertian dan Kualitas Pelayanan