Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)


Mata Kuliah Perilaku Organisasi Kesehatan
Dosen : Dr. Taufiq Arbain, MS

ANTONIO PERDIAS
NIM 2220930310060

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM MAGISTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Perilaku
Organisasi” ini dengan tepat waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku Organisasi Kesehatan dosen pengampu Dr. Taufiq
Arbain, MS. Pada kesempatan ini penulis berterimakasih atas bimbingan dan masukan dari pihak
yang memberi penulis bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari isi makalah ini masih jauh kata sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata
kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Organisasi..................................................................................... 3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi.............................................. 4
C. Pendekatan Studi Perilaku Organisasi.......................................................................... 5
D. Lingkup Perilaku Organisasi........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah
menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan
konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada
konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam
satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu
tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa,
ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang
ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi,
antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini
kita juga akan menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat
Informasi.

1
B. Rumusan masalah
          Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari perilaku organisasi?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi?
3. Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku organisasi?

C. Tujuan dan manfaat


Tujuan
 a. Untuk mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
 b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi
 c. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perilaku organisasi
Manfaat
1. Bagi penulis manfaatnya yakni menambah wawasan serta dapat memahami tentang
Perilaku organisasi.
2. Bagi mahasiswa, manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Perilaku Organisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku organisasi


Pengertian perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan
maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Dari pengertian tersebut diatas berdasarkan thesis bahwa pengertian manajemen ialah
pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan pada
hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human relation”,
“leadership” atau “behavioral sciences approach”. Pada perilaku keorganisasian
dikembangkan teori-teori baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam peristiwa-
peristiwa antara perorangan dan dalam hubungan perorangan sampai pada hubungan
kebudayaan. Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada aspek kemanusiaan didalam
manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu, maka sudah seharusnya apabila orang sudah mengerti orang lain yang menjadi
teman/kelompok kerjanya.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini eratkaitannya
dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan
manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/tenaga
kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses, konflik, desain
pekerjaan, dan stres.
Dari keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan dengan manfaat
perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat kegembiraan/keserasian karyawan
menjadikan karyawan tersebut menjadi produktif.Semua individu karyawan produktif, bila
pimpinan bersahabat, menaruh kepercayaan dan mengadakan pendekatan.
1. Efektifitas interview dalam seleksi.
2. Setiap orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
4. Setiap termotivasi oleh uang.

3
5. Sebagian besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji kemudian yang
lainnya.
6. Sebagaian besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.

Kebenaran dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah teruji


oleh kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku keorganisasian
dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan prediksi
kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan sifat yang
dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyesaikan pekerjaan,
sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan menyelesaikan pekerjaan tugas
yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut
dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan
keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang
tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan
banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan
puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak


perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang
dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.

4
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :
1) Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan
seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling
berkaitan.
2) Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-
pendekatan matematis atau logika.
3) Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu
psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen)
sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam
tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat
perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut.
sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi

C. Pendekatan Studi Perilaku Organisasi


Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan
pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
1. Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W.Taylor dan Max Weber.
Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara
lain :Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan
perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas Menyediakan mekanisme
administratif yang sesuai bagi organisasi,
2. Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,mengembangkan
prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak

5
ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian
tanggung jawab yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting
personal dan kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.
3. Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotes baru, antara lain:
a) Secara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan
interpersonal dalam perilaku kelompok.
b) Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi, mempertanyakan
anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk
memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana
sistem teknis dan sistem sosial saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara
kepuasan kerja dan produktifitas.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
a) Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
b) Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan
lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
c) Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
d) Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
dan kesadaran sendiri berkaitan dengan segala  sesuatu yang berhubungan dengan
pekerjaan,
e) Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh
struktur sosial yang lebih luas.

4. Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)


Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan
bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian,
ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan
bagaimana sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan
organisasi.

6
Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :
1. Way of thinking
2. Tingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
3. Interdisciplinary field
4. Memanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
5. Humanistic orientation
6. Manusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan
merupakan nilai utama.
7. Performance oriented
8. Selalu mengarah pada performance.
9. External environment
10. Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
11. Metode ilmiah (scientific method)
12. Application orientation
13. Memusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul
dalam konteks manajemen organisasi.Perenan
D. Lingkup Perilaku Organisasi
1. Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
2. Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
3. Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
4. Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

        Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change (1985 :8)
mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
1. Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective
benefits of stability)
Dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola prilaku
yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai kehidupan
organisasi yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan silahturahmi yang
baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan

7
menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan
organisasi.
2. Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan
(calculated opposition to change).
Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar organisasi,
baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat
berdasarkan pada berbagai alasan antara lain :
a. Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati
(prevailing advantage).
b. Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini
dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap
kualitas produk yang sudah dicapai.
c. Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan
organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan
biaya yang harus digunakan.
3. Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)
Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat Herbert Kaufmant (1985:15) adalah
karena beberapa alasan antara lain :
a. Pembuatan mental (mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram
melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga
tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi didalam organisasi
didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas keahlian.
b. Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam
organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut,
yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1). Keterbatasan sumber daya (resource limition)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai

8
perubahan yang diharapkan.
2). Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat
karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk
kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada
kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3). Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of
official constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum,
hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin
berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan
resmi yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.
4). Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
     Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal,
berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5). Kesepakatan antar organisasi
      Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan
organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan
pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS),
kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan
tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam
organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika
masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan
atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang berasal
dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam hubungannya dengan
kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya di organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan bentuk performansi yang identik dengan perilaku
karyawan di perusahaan. Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat dipengaruhi oleh
iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika karyawan mempersepsi
positif suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di tempat kerjanya. Hasilnya yaitu
sikap dan perilaku karyawan yang timbul pun positif dan mendukung ke arah pemberian
pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi memiliki
sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebesar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam analisis ini.  
     

B. SARAN
1.   Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas, sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan disiplin lagi
dalam menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk perbaikan iklim organisasi, sebaiknya untuk Direktur sebisa mungkin
mewujudkan iklim oragnisasi yang positif atau menyenangkan karyawannya.
2. Bagi Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan praktek-
praktek kerja dan situasi kerja yang kondusif dan menyenangkan karyawannya. Usaha-
usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan iklim organisasi tersebut yaitu
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk lebih maju, naik jabatan, dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Perusahaan sebaiknya
meninjau dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.  Pelaksanaan usaha-usaha tersebut

10
akan membuat karyawan merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan
baik dan memenuhi kebutuhan mereka sehingga tercipta iklim organisasi yang positif.
Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim manajemen dapat menyelenggarakan
kompetisi pelayanan, yaitu karyawan yang memberikan pelayanan terbaik dan konsisten
menjalankan Six Steps Service akan diberikan reward. Kompetisi tersebut dapat
membuat karyawan termotivasi untuk terus-menerus memberikan pelayanan yang
berkualitas tinggi kepada pelanggan dan pada akhirnya akan terbiasa untuk konsisten
menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan perusahaan.

                           

11
DAFTAR PUSTAKA

Muchlas, M. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press


Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai