Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Organisasi Terhadap Manajemen Waktu Mahasiswa

Fitri Nur Saadah


Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Saadahfitrinur1@gmail.com

Abstak

Studi ini mengkaji tentang manajemen waktu untuk mahasiswa yang


mengikuti kegiatan organisasi di kampus maupun luar kampus. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar
di perguruan tinggi, secara administrasi mereka terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi. Mahasiswa dengan organisasi merupakan sesuatu yang tidak
bisa dipisahkan, dengan berorganisasi mahasiswa mampu menemukan jati diri
sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Dalam berorganisasi kita dapat mengenal
dunia kampus lebih luas. Tidak hanya sekedar mendengarkan dosen sambil duduk
selama pekuliahan berlangsung. Mahasiswa yang mengikuti sebuah organisasi
tentu memiliki segudang kegiatan, untuk melakukan kegiatan tersebut, alangkah
baiknya jika mengatur jadwal untuk setiap kegiatan agar berlangsung secara
efektif dan efisien.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai


mahasiswa yang mengikuti organisasi diluar maupun di dalam kampus. Materi
hasil wawancara ditranskip dan dianalisis. Hasil analisis memunculkan 3 kata
kunci yang akan di bahas ; Mahasiswa, organisasi, dan manajemen waktu. Kajian
ketiga kata kunci tersebut sangat berguna untuk memahami bagaimana cara
optimal untuk manajemen watu untuk mahasiswa yang mengikuti organisasi.

Kata kunci : Mahasiswa, Organisasi, Manajemen waktu


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perguruan tinggi sebagai institusi Pendidikan memiliki peran yang
besar dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan
peningkatan daya saing seorang mahasiswa. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan meningkatkan keaktifan berorganisasi, yang di
nilai penting untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa yang menjadi
salah satu faktor utama diterima dilapangan kerja (Anonim, 2010, h.1).
Banyak mahasiswa yang mementingkan kuliah dan kurang
berminat bergabung dengan organasi (study oriented). Tidak sedikit pula
mahasiswa yang lebih mementingkan kenikmatan dan kesenangan seperti
bergaul, bergadang di malam hari serta bermain game. Dan ada pula
mahasiswa tipe aktivis, yakni orang-orang yang memiliki idealisme akan
sebuah perubahan dan biasanya tergabung dalam suatu organisasi.
Selama ini berkembang stereotip dan stigma negatif yang melekat
pada diri mahasiswa aktivis terkait dengan prestasi akademik dan masa
studinya. Mahasiswa aktivis hampir selalu diasosiasikan dengan prestasi
akademik yang rendah dan lulus telat waktu, atau bahkan drop out.
Prestasi akademik yang tinggi dan lulus studi tepat waktu bagi sebagian
besar mahasiswa mungkin juga bagi para pendidik dan pakar pendidik
menjadi dua standar utama kesuksesan studi, tetapi bagi para mahasiswa
aktivis, makna prestasi ternyata bukan sekedar IPK tinggi atau cepat lulus
studi (Khoirul Anwar,2012).
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
155/U1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan
dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa kea rah perluasan wawawsan dan
peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai
tujuan Pendidikan tinggi. Universitas Negeri Malang merupakan salah satu
Universitas Negeri yang peduli akan pentingnya sebuah organisasi
kemahasiswaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan Pendidikan tinggi.
Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control
sebenarnya adalah penyambung lidah rakyat. Konsekuensinya, tugas
mahasiswa tidak hanya belajar dan sibuk dengan tugas-tugas, melainkan
juga membumi ke masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang menyiratkan aspek Pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Namun, terkadang aktivis mahasiswa
menemui kendala dalam membagi waktu antara akademis dan organisasi.
Manajer waktu yang baik adalah perencanaan dan oraganisasi (DiPipi-Hoy
2009)

B. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas kedalam
permasalahan lainnya maka diberikan Batasan permasalahan sebagai
berikut :
1. Penelitian hanya terbatas pada organisasi kampus
2. Penelitian dibatasi dalam permasalahan manajemen waktu
3. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh organisasi terhadap
manajemen waktu mahasiswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, adapun
rumusan masalah dalam penelitian eksperimen ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
2. Bagaimana pengaruh organisasi terhadap manajemen waktu
mahasiswa?
3. Apakah organisasi berpengaruh dalam manajemen waktu mahasiswa ?

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organisasi
2. Mengetahui bagaimana pengaruh organisasi terhadap manajemen
waktu mahasiswa
3. Mengetahui apakah organisasi berpengaruh dalam manajemen waktu
mahasiswa
E. Hipotesis
1. Manajemen waktu seorang aktivis organisasi yang lebih
memprioritaskan organisasinya ketika ada program kerja maka
waktunya tersita lebih banyak untuk oeganisasi daripada kuliah. Waktu
luang digunakan kepentingan organisasi
2. Manajemen waktu seorang aktivis oraganisasi yang mementingkn
akademiknya mengikuti rapat untuk organisasi saat mempunyai waktu
luang. Ketika terdapat program kerja dan mempunyai tugas serta
tanggungjawab maka akan hadir.
F. Metode
Instrument data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
jurusan teknologi Pendidikan offering B8 berjumlah 34. Sampel dari
penelitian ini adalah sebanyak 9 mahasiswa atau 25% dari populasi dengan
teknik Propotional random sampling.
G. Pembahasan
Individu yang berada di fase transisis remaja akhir menuju dewasa
awal diharapkan sudah dapat melepaskan diri dari ketergantungan
orangtua. Pada fase transisi dari remaja menuju dewasa muda, individuliki
memiliki tuntuntan-tuntutan yang harus terpenuhi hingga ia bisa dikatakan
sebagai manusia dewawa yaitu mulai mandiri untuk mencapai tujuan
dalam dirinya (Santrock, 2002 : 72-74). Mahasiswa diharapkan mampu
mengendalikan dirinya mulai belajar mandiri dalam menjalankan kegiatan
sehari -hari, sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang tidak hanya
untuk memenuhi keinginan mereka semata.
Aktivis mahasiswa mempunyai kewajiban tidak hanya belajar dan
sibuk dengan tugas kuliah, melainkan juga turun ke masyarakat. Hal ini
sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyiratkan aspek
Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari konsep ini
dapat terlihat jelas bahwa ruang lingkup mahasiswa adalah studi dan
masyarakat.
Manusia sebagai mahluk sosial pastinya membutuhkan bantuan
dari orang lain supaya tercapainya tujuan tertentu yaitu melangsungkan
kehidupan sehari hari. Organisasi juga dalam mencapai tujuannya
membutuhkan bantuan dan kerjasama oranglain, sehinggga organiisasi
membutuhkan suatu kerjasama dan kelompok orang agar mencapai tujuan.

Menurut Sutarto (2006: 40) “Organisasi adalah sistem saling


pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu”. Arni Muhammad (2007: 24) juga mengemukakan bahwa
“Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas, dan
mencapai tujuan bersama atau tujuan umum”. Siswanto (2007: 73)
menyatakan bahwa “Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok
orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan
tujuan bersama”. Pendapat Siswanto tersebut mengandung makna yang
saling berhubungan yaitu sekelompok orang, kerjasama dan tujuan
bersama.
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (2014: 1 )
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama
yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang
untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Manullang (2008: 60)
“Organisasi adalah kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu”.
Pfeffer (1982) menyatakan bahwa organisasi dapat dipandang
sebagai rasional, bertindak ke tinjauan masa depan dan dengan penuh
harapan untuk mendapatkan beberapa hasil. Organisasi dapat dipandang
sebagai sesuatu yang secara eksternal dikontrol atau dibatasi, dipengaruhi
oleh lingkungan mereka dan tanpa banyak pertimbangan dalam perilaku
mereka. Pfeffer memberikan tiga macam pendekatan, yaitu: 1. Market
failures/Transaction Cost Approach/Market and Hierarchies Perspective,
yang menekankan pada efisiensi. 2. Structural Contingency Theory, yang
secara implisit diajukan suatu dasar pemikiran efisiensi untuk perilaku
organisasi. 3. Marxist/Class-Based Approach, yang menekankan pada
akumulasi kekayaan dan kekuasaan politik dan ekonomi.
Sejalan dengan pendapat Betie (2013) bahwa organisasi merupakan
wadah yang tepat untuk mengembangkan softskill yang nantinya akan
berguna dalam dunia kerja maupun masyarakat. Mahasiswa aktivis
diharapkan dapat mengatur waktu dengan baik antara akademik dan
organisasi sehingga keduanya berjalan dengan baik.

Organisasi kemahasiswaan pada dasarnya merupakan sebuah


wadah yang berkumpulnya dan beranggotakan mahasiswa- mahasiswa
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Faris Choirudin (2013: 3)
mengemukakan bahwa: Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi
diselenggarakan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa itu
sendiri. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan
mahasiswa kearah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan
serta integritas kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah
pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahahasiswa di perguruan tinggi
tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan
kegemaran mahasiswa itu sendiri.
Organisasi mahasiswa adalah subsistem kelembagaan non
struktural universitas yang merupakan sebuah wadah dan sarana
pemberdayaan diri mahasiswa yang diharapkan dapat menampung dan
menyalurkan minat, bakat dan kegemaran s ekaligus menjadi wadah
kegiatan peningkatan

Dalam organisasi dapat menjadi bekal untuk investasi masa depan,


membentuk karakter dan kepribadian, kedewasaan dan cara berpikir.
Manfaatnya memiliki kepekaan sosial, intelektual dan muatan spiritual
yang baik sehinga lebih siap untuk kehidupan dimasa yang akan datang.

Keaktifan mahasiswa dalam mengikuti organisasi menurut Ahmad


Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa: Keaktifan terbagi atas dua macam
yaitu aktivitas fisik dan dan aktivitas psikis”. Aktivitas fisik adalah jika
seseorang giat dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau
bekerja, tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau pasif. Sedangkan
aktivitas pasif adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi (kegiatan yang tampak bila sedang mengamati,
memcahkan persoalan, mengambil keputusan.
Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau pilihan yang penting
untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya sehingga melengkapai hasil
belajar secara utuh. Menurut Silvia Sukirman (2004: 69) dengan mengikuti
kegiatan organisasi bisa memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Melatih bekerjasama dalam bentuk tim kerja multi disiplin.
2. Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan bertanggungjawab.
3. Melatih berorganisasi.
4. Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di muka umum.
5. Membina dan mengembangkan minat bakat.
6. Menambah wawasan.
7. Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan
lingkungan mahasiswa.
8. Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif.
Sedangkan Rudi Hartoyo (2013) yang di akses melalui
http://www.rudihartoyo.com menyatakan beberapa manfaat dalam
mengikuti organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Melatih diri untuk menjadi seorang pemimpin (leaderdship)
2. Menambah wawasan
3. Belajar mengatur waktu
4. Mengasah kemampuas social
5. Problem solving dan manajemen konflik
6. Memperluas jaringan atau networking
7. Membentuk pola pikir yang baik
8. Meningkatkan kemampuas berkomunikasi
Kesulitan yang dihadapi aktivis mahasiswa adalah dalam kontrol
waktunya. Beberapa aktivis merasa seakan-akan kehabisan waktu sebelum
semua kegiatannya selesai. Masalah yang timbul disebabkan oleh kegiatan
yang mendadak, tidak terorganisasi, kurang efektif dan tidak ada tujuan
yang jelas. Salah satu cara untuk mengatur waktu adalah dengan membuat
jadwal kegiatan sehari-hari. Dengan jadwal tersebut aktivis mahasiswa
akan belajar hidup disiplin. Seperti yang dikemukakan oleh Forsyth (2009)
bahwa manajemen waktu adalah membuat waktu jadi terkendali sehingga
menjamin terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktivitas.

Covey (1994) mengatakan bahwa manajemen waktu tidak dapat


dilepaskan dengan manajemen diri. Manajemen diri dapat diartikan
sebagai cara individu mengoraganisasikan kehidupannya dengan prinsip
mendahulukan apa -apa yang harus dilakukan skala prioritas. Sama dengan
hal diatas, menurut Macan (1990) mendeskripsikan manajemen waktu
sebagai pengelolaan waktu dimana individu menetapkan terlebih dahulu
kebutuhan dan keinginan kemudian menyusunya berdasarkan segi urutan
kepentingan.

Cristantie (1997) berpendapat bahwa di dalam proses belajar perlu


adanya manajemen waktu yang tepat, yaitu meliputi adanya manajemen
waktu belajar yang efektif, dimana prinsip utama dari manajemen waktu
secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan seperti
: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja, waktu kegiatan sosial dan
waktu bagi diri sendiri untuk bersantai atau bermain.

Dalam manajemen waktu, ada beberapa aspek dalam


pengembangan pengukuran tuga. Menurut Macan (1990) menemukan tiga
aspek manajemen waktu yang dipakai dalam pengembangan pengukuran
tugas atas manajemen waktu yaitu :

a. Menetapkan tujuan dan prioritas, yaitu apa yang menjadi


kebutuhan dan keinginan seseorang untuk diselesaikan dan
bagaimana individu dapat menempatkan kebutuhan sesuai prioritas
tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
b. Teknik atau mekanika manajemen waktu, yaitu cara-cara yang
digunakan dalam mengelola waktu seperti mebuat daftar, jadwak
dan rencana kerja.
c. Kontrol terhadap waktu, yaitu berhubungan dengan perasaan dapat
mengatur waktu dan pengkontrolan terhadap hal-hal yang dapat
mempengaruhi penggunaan waktu.
H. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut:

Kuesioner Manajemen Waktu

Nama :

Jurusan :

Pada pernyataan-pernyataan berikut beri tanda checklist pada keadaan yang


menggambarkan diri Anda.

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya tidak mengalami kesulitan untuk


mengatur jadwal saya

2. Saya lebih fokus ke Organisasi daripada


perkuliahan

3. Saya lebih fokus ke perkuliahan daripada


organisasi

4. Saya suka lupa dan ceroboh untuk me-list apa


saja yang harus dilakukan

5. Saya sering membuat list, pekerjaan apa sajsa


yang harus dilakukan

6. Saya kurang fokus dalam mengikuti kegiatan


belajar ketika ada permasalahan di sebuah
organisasi .

7. Dalam mengisi waktu luang, saya lebih


mengarah ke organisasi daripada
mengerjakan tugas kuliah.

8. Mengikuti suatu organisasi melatih saya


untuk lebih terampil dan pandai dalam me
manajemen waktu.

9. Saya selalu sigap ketika ada suatu


permasalahan yang muncul secara tiba-tiba
menyangkut perkuliahan maupun organisasi.

10. Saya kurang memahami S apa sebenarnya


yang menjadi prioritas kegiatan saya dan
nantinya hendak saya dahulukan.
Daftar Pustaka
Christantie, J.I & Hartanti. 1997. Hubungan antara Prestasi Belajar Terhadap
Jurusan A-1, A-2, A-3 dan motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar. Anima, Vol
XII. No 47, AprilJuli 1997.
Covey, S.R. 1994. Tujuh Kebiasaan Manusia yang sangat efektif (terjemahan).
Jakarta: Binarupa Aksara
Macan, 1990. Time Manajemen: Test of proses Model. American Journal of
Health Studies; 2000; 16, 1; ProQuest Research Librarypg. 4
Rahardi.N 2009. Manajemen Waktu untuk Mahasiswa. http://www.topcities.com
Diakses pada tanggal 28 mei 2012.
Akmal, Vika Elvira. 2013. “Perbedaan Proktinasi Akademik Berdasarkan Jenis
Kelamin dengan Mengontrol Manajemen Waktu pada Mahasiswa yang Kuliah
sambil Bekerja di Yogyakarta”. Empathy Jurnal Fakultas Psikologi 2 (1): 101-105
Febriana, Betie., dkk. 2013. “Hubungan Antara Keaktifan Organisasi dengan
Prestasi Belajar (Indeks Prestasi) Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia”. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah: 154 –
157
Hamim, Udin. 2008. “Peran organisasi HIPMI-MALUT dalam Meningkatkan
Aktivitas Belajar Mahasiswa Maluku Utara di Universitas Negeri Gorontalo”.
Jurnal Penelitian dan Pendidikan. Vol.5 No.2, (109-120)
Pehlivan, Abdulkadir. 2013. “The Effect of Time Management Skills of Students
Taking a Financial Accounting Course on their Course Grades and Grade Point
Averages”. International Journal of Business and Social Science 4 (5) : 196 – 203
Kouzes, James & Posner. 2004. The Leadership Challenge. San Francisco:
Jossey-Bass

Anda mungkin juga menyukai