Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Kasus
Dosen Pengampu: Ariadi Nugraha, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 9
Ahmad Supri Nando 1600001145
Putri Pratiwi Krisna 1700001118
NadyahChusnul CH 1700001129
Purnamawati 1700001137
M. Habib Ridha 1700001149
Kelas: 5C
A. Latar belakang
Dalam kehidupan manusia tentunya tak bisa lepas dengan keperluan logistic baik
itu sandang, pangan, maupun akomodasi.Ciri khas dalam perilaku hedonisme dimana
kebahagiaan diperoleh dengan mencari perasaan-perasaan yang menyenangkan dan
sedemikian mungkin menjauhi perasaan-perasaan yang tidak enak. Sebagai contoh dalam
kasus berbelanja, manusia akan selalu membutuhkan barang-barang, sandang, pangan
dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan, tetapi belanja dengan tidak sesuai pada kebutuhan
dengan kata lain berlebihan, akan berdampak negative bagi diri seseorang, hal tersebut
bisa diartikan juga sebagai perilaku pembelian impulsive.
i
hedonisme yang tampak di kalangan mahasiswa saat ini, disamping adanya perubahan
dari kehidupan masyarakat modern, diyakini pula adanya perubahan pada proses
perkembangan individu. Hal ini ditandai dengan keinginan untuk mandiri dan mencari
konsep diri.
Banyak dari mahasiswa yang masih bergantung kepada orang tua, tentu ketika ada
keinginan yang tidak terpenuhi akan merasa terancam dengan tuntutan dan perubahan
ii
gaya hidup yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, merasa takut gagal,
gelisah, dan tertekan takut akan di cap orang yang ketinggalan zaman apabila tidak
mengikuti trend masa kini apabila terus-menerus dibiarkan dapat menyebabkan tekanan.
Dalam hal ini orang tua menjadi salah satu faktor yang paling bertanggung jawab dalam
mengontrol pola perilaku mahasiswa.Setiap orangtua tentunya menginginkan dan
mendambakan hasil yang terbaik dari seorang anak, terkadang kebebasan yang diberikan
orang tua disalahartikan oleh sebagian individu.Sikap yang terpuji dari orangtua bukanlah
dengan memanjakan dan memenuhi setiap permintaan uang tanpa melihat kepentingan
yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat.
Sebagai orang tua, sebaiknya selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa, selain itu juga perlunya kontrol terhadap mahasiswa supaya tidak
menyalahartikan kebebasan yang diberikan oleh orang tua.Meskipun kontrol orang tua
secara umum sangat menurun, namun pengaruh peranan orang tua dalam mendidik dan
membimbing sangatlah besar dalam kehidupan putra dan putri mereka, agar terhindar
dari perilaku merusak diri.Pada titik inilah orangtua yang mendukung dan mendorong
komunikasi positif, rasional, dan interaktif sebelum menerapkan disiplin moral yang
tegas dan konsisten. Berangkat dari fenomena-fenomena yang ada, mendorong peneliti
untuk mengetahui lebih mendalam berkaitan dengan penelitian “Studi Kasus Tentang
Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2017
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta” untuk mengatasi segala persoalan di kalangan
masyarakat maupun lingkup pergaulan mahasiswa khususnya mahasiswa bimbingan dan
konseling angkatan 2017. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa akan memberikan
pengaruh positif untuk melakukan suatu perubahan yang bermanfaat untuk masa depan.
Penelitian ini dispesifikkan pada tingkatan gaya hidup hedonisme dalam kehidupan
mahasiswa.
B. Identifikasi masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
iii
2. dampak negatif dari perilaku hedonisme di kalangan mahasiswa bimbingan dan
konseling universitas ahmad dahlan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan
dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu hanya dibatasi pada tingkat perilaku gaya
hidup hedonismMahasiswa Bimbingan dan Koseling Universitas Ahmad Dahlan
E. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa itu perilaku Hedonisme
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan acuan bagi para peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam
lagi atausebagai lanjutan penelitian kualitatif .
iv
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................i
A. Latar belakang....................................................................................................................i
B. Identifikasi masalah.........................................................................................................iii
C. Batasan Masalah..............................................................................................................iv
E. Tujuan masalah.................................................................................................................iv
F. Manfaat penelitian............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
A. Kajian teori........................................................................................................................1
A. Desain Penelitian...............................................................................................................6
B. Variabel Penelitian............................................................................................................6
C. Subjek Penelitian...............................................................................................................7
D. Lokasi Penelitian...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
vi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian teori
1. Pengertian
e. Saat luang hanya untuk bermain dan kebanyakan anggota kelompokadalah orang
yang berada.
Menurut Eramadina (dalam, Kosasih, & Uyun, 2018) Gaya hidup hedonis
memiliki sifat dan karakteristik perilaku atau budaya yang menginginkan keseluruhan
kehjdupan penuh dengan kesenangan-kesenangan yang bisa dirasakan dan
1
memuaskan keinginan, sehingga tujuan akhir dari kehidupan ini adalah
kesenangan.Dalam perkembangannya, gaya hidup hedonis cenderung menyerang
remaja. Karena pada masa nnaja individu sedang dalam keadaan mencari jati diri.
b. Interest (minat), yaitu tertarik pada sesuatu yang baru, dan peka akan inovasi baru
1) Sikap: Suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku.
2
tindakannya di masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar individu dapat
memperoleh pengalaman.
4) Konsep diri: Konsep diri yaitu bagaimana individu memandang dirinya akan
mempengaruhi minat terhadap suatu objek.
5) Motif: Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang
motif.
3) Kelas sosial: Sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para
anggota pada setiap jenjang memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang
sama.
3
kurang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pribadi. Dalam psikologi dikenal istilah
compulsive buying disorder (kecanduan belanja) orang yang terjebak didalamnya
tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumtif adalah
tindakan konsumen membeli produk yang kurang diperlukan untuk memuaskan
kesenangan dan keinginan dari pada fungsi atau kebutuhannya. Perilaku ini didorong
oleh dominannya features emotional lain yang dijadikan identifikasi bagi dirinya,
demi pengakuan serta dilakukan tanpa berpikir realistis. Perilaku ini dapat
menimbulkan pemborosan dan infisiensi biaya, kecemasan dan rasa tidak aman,
semangat pengabdian yang menurun pada perusahaan dan masyarakat, menimbulkan
sifat permissive, mengurangi solidaritas sosial dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Budaya konsumtif yang muncul dalam diri mahasiswa ini tentunya tidak terlepas dari
watak individu sebagai makhluk yang hedonis dimana rasa tidak puas akan sesuatu
hal akan timbul dalam diri manusia, perkembangan sosial dan teknologi juga turut
mempengaruhi di dalamnya, inilah yang akhirnya mempercepat lahirnya watak
konsumtif dan budaya (brand it) khususnya dalam diri mahasiswa sebagai salah satu
golongan menengah keatas yang ada di masyarakat. Mahasiswa sebagai agen
perubahan harus menunjukkan perubahan yang lebih baik. Untuk menghindari
perilaku hedonisme kaitannya dengan perilaku konsumtif tersebut dengan cara
bersikap lebih bijak dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam perilaku
konsumtif, dapat mengontrol keuangan dengan baik maksudnya kita lebih hemat
dalam setiap pengeluaran, serta memiliki kesadaran diri tinggi bahwa perilaku
konsumtif adalah salah satu bentuk dari gaya hidup hedonisme.
5. Cara penangan perilaku hedonism
4
hedonism maka seseorang harus mampu berupaya agar tidak terpengaruh oleh
mereka yang ada dalam kumpulan suasana orang-orang penganut hedonisme,
sebab bersikap hedonisme akan membuat hilangnya identitas diri sendiri yang
mandiri dan memiliki akal sehat untuk membedakan baik dan buruk, yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Dimana pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,
hipotesis, turun ke lapangan, analisis data sampai kesimpulan data mempergunakan
aspek-aspek kecernderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview
mendalam, analisis isi, bola salju dan story. Desain penelitian kualitatif tidak disusun
secara apriori, namun disusun secara lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi
realitas di lapangan, dengan berbagai masalahnya yang tidak diketahui sebelumnya.
Dalam menyusun desain penelitian kualitatif, perlu disadari bahwa tidak satu pun elemen
di dalam desain konvensional dengan spesifikasi sebelumnya dapat dipakai. Desain
kualitatif merupakan bentuk perencanaan bagi ketidakpastian, karena disusun tanpa
pernyataan secara pasti mengenai apa yang akan dilakukan dan hubungan
antarelemennya. Peneliti kualitatif perlu merasa tidak tahu mengenai apa yang
sebenarnya belum diketahuinya, sehingga segalanya bersifat terbuka, bahkan termasuk
juga mengenai hasil akhirnya
G. Variabel Penelitian
Sugiyono (2017:38) mengartikan variabel penelitian sebagai “segala sesuatu
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Selain itu Sugiyono
(2017) juga membagi variabel ke dalam lima jenis, yaitu variabel independen, variabel
dependen, variabel moerator, variabel intervening, dan variabel kontrol. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel, yaitu Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
sebagai variabel independen, dan Perilaku Hedonisme sebagai variabel dependen.
Variabel independen atau yang dikenal sebagai variabel bebas merupakan variabel yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada variabel dependen. Sedangkan variabel
independen atau disebut juga sebagai variabel terikat merupakan variabel yang menjadi
6
akibat adanya variabel dependen, dengan kata lain dipengaruhi oleh adanya variabel
bebas (Sugiyono, 2017).
H. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang diambil berdasarkan kriteria berikut:
1. Mahasiswa pada jenjang perguruan tinggi di Yogyakarta.
2. Mahasiswa aktif kuliah.
3. Mahasiswa yang memiliki perilaku hedonisme.
I. Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal Desember 2019. Kemudian penelitian
disesuaikan dengan waktu perkuliahan agar tidak menggangu kegiatan perkuliahan
sehingga penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien.
2. Tempat Penelitian
Penelitian di laksanakan di Universitas Ahmad Dahlan Kampus 4. Pemilihan lokasi
penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan terkait masalah yang berkenaan
dengan fokus penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang.
7
J. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Nasution (Menurut Sugiyono (2013:l)) menyatakan bahwa, Observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui Observasi. Data yang
dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-
benda yang sangat kecil (proton dan elektron)maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Sanifah Faisal (1990) mengklasifikasikan Observasi menjadi Observasi berpartisipasi
(partisipant observation), Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation dan covert observation), dan Observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation). Selanjutnya Spradley, dalam susan Stainback (1968)
membagi Observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu Pasive partication, moderate
participation, active partication, dan complete participation.
8
Table 3.1
Pedoman observasi gaya hidup hedonisme
No Bagian yang diamati Y Tidak Deskripsi
a
1 Ekspresi wajah ketika
berbelanja happy
2 Melihat banyaknya
barang yang dibeli
3 Gaya penampilan
yang fashionable
4 Cara bergaul yang
highclass
5 Melihat Bagaimana
penampilan teman-
teman disekelilingnya
6 Ketertarikan individu
terhadap barang-
barang mahal
7 Membeli barang-
barang yang bermerk
8 Menghabiskan waktu
yang cukup lama
berada dalam mall
9 Makan di tempat
mewah
10 Gaya bicara yang
meninggi
11 Menggunakan
Handphone bermerk
12 Menggunakan
perhiasan yang
mencolok
9
13 Berbelanja beberapa
barang denagn
menghabikan harga
yang cukup mahal
14 Mencari kesenangan
yang tidak penting
dengan mengeluarkan
budget yang cukup
besar
15 Membayar belanja
menggunakan kartu
kredit
16 Membeli kebutuhan
yang bermanfaat
17 Terlihat dari kalangan
yang mampu
18 Memperhatikan alat
tranformasi yang
digunakan
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013173) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
pennasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam. Berikut macam-macam wawancara menurut
Djunaidi Ghony, dkk (dalam, Sugiyono (2013273):
a. Wawancara terstruktur (Structured Interview) Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data yang telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. Dalam
melakukan wawancara harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
10
wawancara maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara lancar.
b. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) jenis wawancara ini sudah
termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara
jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara ini peneliti harus bisa mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan.
c. Wawancara Tak Berstruktur (unstructured interview) wawancara tak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan berusaha
mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalhan yang ada
pada obyek. Dalam wawancara tidak terstruktur si peneliti tidak mengetahui pasti
apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan responden, berdasarkan analisis setiap jawaban dari responden
tersebut maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang
terarah pada suatu tujuan. Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face
maupun yang menggunakan pesawat telepon akan selalu texjadi kontak pribadi,
oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat
memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
Table 3.2
Pedoman wawancara gaya hidup hedonism
No Pertanyaan jawaban
11
1 Mangapa memilih melampiaskan stress dengan
berbelanja?
2 Biasanya uang bulanan anda belikan apa saja?
3 Berapa kali anda belanja baju dalam seminggu?
4 Apakah setiap kali anda berpakaian demi
mendapat pujian dari orang lain?
5 Sebrapa tertariknya anda dengan barang branded?
6 Barang branded apa saja yang anda punya?
7 Berapa kali dalam seminggu anda makan
direstoran?
8 Berapa uang yang anda habiskan untuk sesekali
berbelanja?
9 Jika diberi pilihan lebih penting mana keperluan
sehari-hari atau shooping?
10 Jika ada barang diskon apakah anda akan
langsung membelinya atau memikirkannya
terlebih dahulu?
11 Seandainya anda meilhat teman anda membeli
barang baru, apakah anda mengikuti membelinya
juga?
12 Cukup atau tidak uang bulanan anda jelaskan?
13 Bagaimana awal mulanya anda memiliki
kebiasaan seperti ini?
14 Mengapa nada tidak ingin kalah saing dengan
teman-teman anda?
15 Bagaimana tanggapan anda terhadapperilaku
hedonism?
16 Bagaimana tanggpan anda terhadap orang yang
berpenampilan biasa saja (tidak mengikuti trend)?
17 Mengapa anda selalu mengikuti penampilan
sesuai trend jelaskan?
18 Dakah keinginan untuk menghentikan kebiasaan
belanja ini berikan lasannya?
12
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP dan profil sekolah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, J., Sulaiman, M., Zailani, S., Shaharudin, M. R., Saw, B., Wu, C. L., …
Challoumis, C. (2015). PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS TERHADAP PERILAKU
PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA JURUSAN PPB 2013 FIP UNY ARTIKEL.
Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 16(2), 39–55.
https://doi.org/10.1377/hlthaff.2013.0625
Felicia, F., Elvinawaty, R., & Hartini, S. (2014). Kecenderungan Pembelian Kompulsif: Peran
Perfeksionisme dan Gaya Hidup Hedonistik. Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Psikologi, 9(3).
Sudarsih, S. (2015). Konsep hedonisme epikuros dan situasi indonesia masa kini. Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Dipenogoro, 2.
Oktafikasari, E., & Mahmud, A. (2017).Konformitas Hedonis dan Literasi Ekonomi terhadap
Perilaku Konsumtif Melalui Gaya Hidup Konsumtif. Economic Education Analysis
Journal, 6(3), 684-697.
Zulkha, Audia Sulusy, (2014). Perilaku Konsumtif Akibat Pengaruh Hedonisme di Kalangan
Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang. Jurnal Pengaruh Hedonisme.
14